Anda di halaman 1dari 2

SUSUNAN ACARA TEDAK SITEN (TURUN TANAH)

ASSALAMUALIKUM WR WB

YANG SAYA HORMATI SOHIBUL HAJAH BAPAK ABRORI SEKELUARGA,


YANG SAYA HORMATI SEGENAP UNDANGAN YANG TELAH HADIR DALAM
ACARA TURUN TANAH ANANDA ARFA ROYYAN ABRISHAM PADA SIANG
HARI INI, SERTA PARA ADIK-ADIK YANG SAYA CINTAI.

SAYA SELAKU PEMBAWA ACARA AKAN MEMANDU ACARA TEDAK SITEN


ATAU TURUN TANAH ANANDA ARFA ROYYAN ABRISHAM DARI AWAL
HINGGA BERAKHIRNYA ACARA.

SEBELUM KITA MULAI MARI KITA BERSAMA-SAMA MEMBACA BASMALAH


DENGAN HARAPAN AGAR ACARA BERJALAN DENGAN LANCAR DAN
BERKAH.

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM.

1. Acara dimulai dengan ibu yang menuntun anak berjalan maju dengan
menginjak jadah dari beras ketan dengan tujuh warna. Yaitu warna: merah,
putih, hijau, kuning, biru, orange dan ungu. Warna-warni pada jadah ini
merupakan gambaran warna-warni kehidupan. Sedangankan jumlah angka tujuh
dalam bahasa Jawa disebut Pitu. Mengandung makna pitulungan yang artinya
Pertolongan. Maka, prosesi ini merupakan simbol dan harapan agar si anak
mampu melewati tahapan demi tahapan dalam kehidupannya dan mendapat
Pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.
2. Selanjutnya si anak dituntun untuk naik tangga tebu. Tebu merupakan
singkatan dari antebing kalbu, artinya kemantapan hati atau keteguhan hati.
Merupakan doa untuk si anak dalam menjalani fase-fase kehidupan.
3. Lalu si anak dituntun berjalan menuju onggokan pasir yang telah
disiapkan. Disitu si anak ceker-ceker atau mengais pasir menggunakan
kakinya. Prosesi ini maknanya adalah jika telah dewasa, dia agar pandai
mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
4. Selanjutnya si anak dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang sudah
dihias. Kurungan ini simbol dunia. Di dalam kurungan ada beberapa benda.
Seperti: buku, bola, alat masak, dsb. Benda yang dipilih oleh si anak
melambangkan pilihan sang anak dalam menjalani kehidupannya.
5. Kemudian bapak atau kakek (jika masih ada) menyebar uang logam
atau udik-udik. Hal ini mengandung doa agar si anak kelak memiliki sifat
dermawan dan gemar ber-shodaqoh.
6. Tahap selanjutnya adalah si anak dibasuh atau dimandikan dengan
kembang setaman. Harapannya agar si anak memiliki nama yang harum dan
bisa mengharumkan nama keluarga, agama dan bangsa.

7. Prosesi terakhir, si anak didandani pakaian yang bagus dan bersih. Hal ini
mengandung makna agar anak ini memiliki jalan kehidupan yang baik dan
mampu membanggakan keluarga.

Ritual Tedhak Siten sarat makna, doa, dan nilai filosifis. Dengan menjalani
kehidupan yang baik dan menjaga keseimbangan alam, maka akan timbul
kehidupan yang nyaman dan damai. Karena bumi dan tanah sudah memberi banyak
hal dalam kehidupan manusia. Pada saat inilah terbuka kesempatan kita untuk
berbuat sebaik-baiknya. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga masyarakat pada
umumnya. Sehingga pada saat buku kehidupan kita selesai, kita dapat diri sebagai
pribadi yang berkenan kepada-Nya.

SEKIAN ACARA TEDAK SITEN ATAU TURUN TANAH ANANDA ARFA ROYYAN
ABRISHAM.

SAYA SELAKU PEMBAWA ACARA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH


ATAS KEHADIRAN SAUDARA-SAUDARI SEKALIAN DALAM ACARA INI DAN
MOHON MAAF APABILA ADA KESALAHAN BAIK TUTUR KATA ATAUPUN
TINGKAH LAKU.

AKHIRUL KALAM WASSALAMUALAIKUM WR WB.

Anda mungkin juga menyukai