Anda di halaman 1dari 238

KEESAAN ALLAH DARI PERSPEKTIF ALKITAB

TRINITAS: Keesaan Allah dari perspektif Alkitab


Penulis: Wempie J. Lintuuran
Penerbit: STT Ekumene Jakarta
Hak Cipta @ 2018
ISBN: 978-602-51774-0-8

Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini


tanpa izin tertulis penulis atau pemilik hak cipta
Sesuai Undang-undang Hak Cipta

Cetakan Pertama
Tahun 2018
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang,
sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan
menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan
kanan-Ku yang membawa kemenangan. . . . .Sebab Aku ini,
TUHAN, Allahmu, memegang tangan kananmu dan berkata
kepadamu: "Janganlah takut, Akulah yang menolong engkau."
YESAYA 41:10, 13
Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku,
ia akan hidup walaupun ia sudah mati.
YOHANES 11:25
Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu
seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-
lamanya, yaitu Roh Kebenaran.
YOHANES 14:16-17

ISBN
STT EKUMENE
JAKARTA
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB

I. PENDAHULUAN i

II. TUHAN ITU ALLAH 5

A. KEESAAN ALLAH DI ALKITAB 6


1. Keesaan Allah di Perjanjian Lama 6
a. Teks Perjanjian Lama 6
b. Bahasa Perjanjian Lama 7
2. KeEsaan Allah di Perjanjian Baru 11
a. Teks Perjanjian Baru 11

B. KEESAAN ITU KOMPOSIT 14


1. TUHAN Itu Allah Kita 15
a. Adonai 15
b. Eloheinu 17

DAFTAR ISI |i
ii | D A F T A R I S I

2. TUHAN Itu Esa 23


a. Echad 23
b. Echad dan Yachid 23
c. Moses Maimonidus 23
d. Ilustrasi 26
e. Zohar 26
3. Echad di Perjanjian Lama 27
4. Echad di Perjanjian Baru 29

C. KEESAAN KOMPOSIT ALLAH TRINITAS 33


1. Bapa – Pribadi Pertama 34
a. Alkitab Menyebutkan Bapa itu Allah 34
b. Yesus Kristus Menyebut Bapa itu Allah 36
2. Anak – Pribadi Kedua 38
a. Alkitab Menyebut Yesus, Allah 38
b. Bapa Memanggil Kristus, Allah 41
c. Yesus Disembah Sebagai Allah 46
3. Roh Kudus – Pribadi Ketiga 46
a. Alkitab Menyatakan Roh Kudus Allah 46
b. Yesus Menyatakan Roh Kudus Allah 51

D. KEESAAN ALLAH TRINITAS DIRUMUSKAN 54


1. Paham Trinitas Dalam Dogma Kristen 55
a. Ignatius Dari Antiokia 55
D A F T A R I S I | iii

b. Yustin Martyr 55
c. Teofilus Dari Antiokia 55
d. Valentinus 55
e. Tertullianus 56
f. Bapa-bapa Kapadokia 58
g. Benediktus Dari Aniane 59
2. Paham Trinitas Dalam Formula Baptisan 59
a. Formula Baptisan 59
b. Masalah Filioque 61
3. Paham Trinitas Bukan Dari Kekafiran 62
a. Tuduhan Anti-trinitarianisme 63
b. Kesaksian Yustin Martyr 66
c. Kesaksian Augustine 66
d. Pengajaran Mirip Trinitas 67

E. KEESAAN ALLAH ITU MISTERI 68

F. RANGKUMAN 73

III. FIRMAN ITU ALLAH 83

A. KEALLAHAN YESUS
DALAM BAHASA ASLINYA 83
1. Logos 83
a. Pre-existence, Co-existence & Self-existence 85
1) Pada Mulanya Adalah Firman 86
iv | D A F T A R I S I

2) Firman Itu Bersama-sama Allah 88


3) Firman Itu Adalah Allah 89
b. Adalah Pencipta, Hidup, & Terang 90
c. Menjadi Manusia 91
2. Imanuel 91
3. Kenosis 94
4. Prototokos 96
5. Pantokrator 98
6. Egō Eimi 102

B. KEALLAHAN YESUS
DALAM PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA 104
1. Akulah Roti Hidup 104
2. Akulah Terang Dunia 104
3. Akulah Pintu ke Domba-domba itu 105
4. Akulah Gembala Yang Baik 105
5. Akulah Kebangkitan dan Hidup 105
6. Akulah Jalan, Kebenaran, dan Hidup 105
7. Akulah Pokok Anggur yang Benar 106
8. Akulah Alfa dan Omega 106

C. KEALLAHAN YESUS
DALAM TANDA-TANDA AJAIB-NYA 107
1. Merubah Air Menjadi Anggur 107
2. Penyembuhan Anak Pegawai Istana 107
3. Menyembuhkan Seorang Lumpuh 107
DAFTAR ISI |v

4. Memberi Makan 5000 Laki-laki 107


5. Membangkitkan Lazarus 107

D. KEALLAHAN YESUS
DALAM PENYEMBAHAN KEPADA-NYA 107
1. Orang-orang Majus Menyembah Yesus 107
2. Murid-murid-Nya Menyembah Yesus di Perahu 108
3. Seorang Kusta Menyembah Yesus 109
4. Kepala Rumah Ibadat Menyembah Yesus 109
5. Perempuan Kanaan Menyembah Yesus 110
6. Ayah Anak yang Sakit Ayan Menyembah Yesus 110
7. Orang Buta yang Sembuh Menyembah Yesus 111
8. Maria Magdalena Menyembah Yesus 115
9. Murid2 Menyembah Yesus Sebelum Ia ke Surga 116
10. Orang Yang Dirasuk Setan Menyembah Yesus 117
11. Yohanes Melihat Yesus Disembah Di Surga 118

E. KEALLAHAN YESUS
DALAM PRA-EKSISTENSI-NYA 119
1. Theophany 119
2. Pro Kontra 119
3. Bukti-bukti 120
4. Ayat-ayat PB 121
5. Ayat-ayat PL 123

F. KEALLAHAN YESUS
DALAM NUBUATAN TENTANG-NYA 125
vi | D A F T A R I S I

1. Mesias itu Disebut Anak Daud 125


2. Mesias itu Lahir di Betlehem 126
3. Mesias itu Lahir dari Seorang Perawan 126
4. Mesias Dipanggil Pulang Dari Mesir 126
5. Mesias Dijual Tiga Puluh Keping Perak 126
6. Mesias itu Mati dan Bangkit 127
7. Mesias itu Adalah Hamba Yang Menderita 127
8. Mesias itu Akan Disingkirkan 128

G. KEALLAHAN YESUS
DALAM DOGMA GEREJA KRISTEN 128
1. Paham-paham Anti-trinitarian Ditolak 128
a. Monarkianisme 129
1) Monarkianisme Dinamis 129
2) Monarkianisme Modalistis 129
3) Sabellianisme 130
b. Arianisme 130
c. Subordinasionisme 132
d. Doketisme 132
e. Ebionisme 133
f. Appolinarianisme 133
g. Nestorianisme 134
h. Eutychianisme 134
2. Paham-paham Trinitarian Diformulasikan 135
a. Pengakuan Iman Rasuli 136
D A F T A R I S I | vii

b. Pengakuan Iman Nicea Konstantinopel 139


c. Pengakuan Iman Athanasius 142
d. Keputusan Konsili Chalcedon 145

IV. ROH KUDUS ALLAH 155

A. Esensi dan Pribadi Roh Kudus 156


1. Dalam Kasus Ananias dan Safira 157
2. Dalam Penciptaaan Langit dan Bumi 162
3. Dalam Amanat Agung Tuhan Yesus 164
4. Dalam Pembaptisan Yesus Kristus 165
5. Dalam Doa Berkat Rasul Paulus 166
6. Dalam Janji Kedatangan Paraklētos 169
7. Dalam Nubuatan Nabi Yesaya 172
8. Dalam Pengilhaman Firman Tuhan 175

B. Sifat dan Atribut Roh Kudus 176

C. Karya dan Peranan Roh Kudus 178

D. Gelar dan Sebutan Roh Kudus 179

E. Lambang dan Representasi Roh Kudus 180


1. Merpati 180
2. Api 181
3. Air 184
4. Angin 188
viii | D A F T A R I S I

5. Minyak 189
6. Jari Allah 191

F. Karunia dan Buah Roh Kudus 193


1. Karunia Roh 187
a. Berkata-kata dengan Hikmat 189
b. Berkata-kata dengan Pengetahuan 190
c. Karunia untuk Menyembuhkan 192
d. Karunia Iman 193
e. Karunia mengadakan Mujizat 194
f. Karunia Bernubuat 195
g. Karunia untuk Membedakan Roh 196
h. Karunia Berbahasa Roh 196
i. Karunia Menafsir Bahasa Roh 198
2 Buah Roh 199

G. Baptisan dan Kepenuhan Roh Kudus 206


1. Baptisan Roh 200
2. Kepenuhan Roh 203

H. Dosa Menghujat Roh Kudus 212

I. Rangkuman 214

V. PENUTUP 215

VI. BIBLIOGRAFI 213


BAB I
PENDAHULUAN

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN itu Esa. Keesaan


Allah diajarkan Alkitab, baik di Perjanjian Lama maupun di Perjanjian
Baru. Musa mengajarkan kepada bani Israel yang telah dibebaskan
TUHAN dari perbudakan di Mesir bahwa TUHAN itu Esa. “Dengarlah,
hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6:4).
Tuhan Yesus Kristus, mengawali jawaban-Nya terhadap pertanyaan
seorang Ahli Taurat yang bertanya kepada-Nya tentang Hukum Tuhan
yang paling utama, Ia menjawab: "Hukum yang terutama ialah:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.” (Markus
12:29. Keesaan Allah juga dipercayai Rasul Paulus. Dalam suratnya
kepada Timotius, ia menyatakan, “. . .Allah itu Esa dan esa pula Dia yang
menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus
Yesus, . . .” (1 Timotius 2:5).
Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu adalah misterius (mystery),
berada diluar jangkauan kemampuan daya pikir manusia yang terbatas.
Allah itu Mahabesar dan tak terselami keesaannya. Mereka yang
mempelajari Alktiab, khususnya para pakar Alkitab hanya dapat
memahami tentang Allah dan keesaan-Nya melalui apa yang
diwahyukan-Nya dalam Alkitab, dan dengan mengamati alam ciptaan-
Nya, serta menafsirkan Sang Firman yang menjadi manusia, Tuhan
Yesus Kristus.

PENDAHULUAN |1
2|PENDAHULUAN

Keterbatasan kemampuan daya pikir manusia berdosa dalam


memahami Keesaan Allah hanya menghasilkan keberagaman penafsiran
akan keesaan Allah. Itulah sebabnya pengikut-pengikut Yesus Kristus
terkotak-kotak dalam memahami keesaan Allah. Ada kelompok
Unitarian, Binitarian, Trinitarian, dan Sabellian beserta kaum Modalisme
lainnya. Semuanya berbeda dalam memahami keesaan Allah yang
dituangkan dalam istilah Trinitas/Trinity/Tritunggal Ke-Allahan, salah
satu istilah teologi yang sebenarnya tidak ada di Alkitab, sama seperti
istilah inkarnasi.
Keberagaman pemahaman tentang keesaan TUHAN atau keesaan
Allah dalam istilah Trinitas dan Ke-Allahan (istilah-istilah ini dipakai
bergantian dengan makna yang sama dalam buku ini), sebenarnya
bukanlah isu yang baru melainkan sudah ada sejak abad-abad permulaan
sejarah gereja Kristen.
Pemahaman yang berbeda-beda tentang keesaan Allah adalah
dampak pemahaman yang berbeda-beda tentang eksistensi Yesus Kristus
dan Roh Kudus di Alkitab Perjanjian Baru. Dari abad-abad permulaan
Kekristenan sampai sekarang, ada yang mempercayai bahwa Yesus
adalah Allah (Trinitarianisme), ada pula yang mengajarkan bahwa Ia
adalah ciptaan Allah (Unitarianisme) dan utusan Allah, ada pula yang
menafsirkan bahwa Yesus Kristus hanyalah salah satu wujud yang
merepresentasikan Allah (Modalisme atau Oneness Pentecostalism/Jesus
Only).
Istilah “Ke-Allahan” yang dijumpai dalam buku ini adalah istilah
yang menggambarkan konsep Trinitas Ke-Allahan.” Istilah ini yang
Bahasa Inggrisnya adalah “Godhead,” lebih disukai oleh sebagian orang
yang enggan memakai istilah “Trinitas.” Yohanes Wycliffe adalah yang
pertama kali menggunakan istilah “godhead” dalam Kitab Suci
berbahasa Inggris menurut versinya (Wycliffe Bible), dan dilestarikan
dalam versi Bahasa Inggris moderen. Penerjemah Alkitab Terjemahan
Baru, menerjemahkankannya “sifat keilahian-Nya” (Roma 1:20), dan
“ke-Allahan” (Kolose 2:9). Lihat Tabel 1.
PENDAHULUAN |3

Tabel 1 - KE-ALLAHAN
Ayat Yunani Transliterasi Alkitab LAI KJV RSV

divine
Roma 1:20 θειότης theiotēs "sifat keilahian” Godhead
nature

Kolose 2:9 θεότης theotēs "ke-Allahan" Godhead deity

Istilah yang lain yang dijumpai dalam lembaran-lembaran berikut


ialah “Trinitas” Istilah ini yang tidak ada dalam Alkitab, berasal dari
Bahasa Latin “Trinitas” yang berarti “berjumlah tiga, triad, atau tri”,
kata ini merupakan bentukan kata sifat trinus (rangkap tiga). Padanan
kata ini dalam Bahasa Yunani ialah tριάς, yang berarti "berjumlah
tiga". Theophilus dari Antiokia adalah yang pertama kali
menggunakan kata ini dalam berteologi disekitar tahun 170 Masehi.
Namun demikian, Tertullian, teoloog Latin, adalah yang pertama
menggunakan istilah Trinitas di awal abad ketiga Masehi, untuk
menjelaskan pribadi dan substansi Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang
adalah satu dalam esensi tetapi bukan dalam pribadi.1
Buku ini ditulis dengan tujuan memperluas wawasan pembacanya
tentang keesaan Allah yang diajarkan Alkitab. Apabila ada istilah yang
berkaitan dengan keesaan Allah yang dikemukakan oleh penulis buku ini,
pastilah itu diambil dari Bahasa asli Alkitab yaitu Ibrani/Aramaik
(Perjanjian Lama), dan Yunani Koine (Perjanjian Baru). Bahasa lainnya
hanya dipakai sebagai pembanding saja seperti, Bahasa Inggris,
Sansekerta, Latin, dan sebagainnya, khususnya dalam pembahasan
etimologi istilah yang berkaitan dengan keesaan Allah. Contohnya: Kata
“Esa” yang dipakai penerjemah Alkitab. Meskipun kata ini dikaitkan
dengan Bahasa Sansekerta, tapi penulis membahas kata aslinya dalam
Bahasa Ibrani yaitu “Echad,” dan Bahasa Yunani Perjanjian Baru, “Eis”
dua kata yang diterjemahkan “Esa” dalam Alkitab.
Dalam kesempatan ini, penulis hendak memanjatkan syukur kepada
TUHAN yang Maha Kuasa dan Maha Baik, yang telah memberikan kasih
4|PENDAHULUAN

karunia-Nya, telah memampukan fisik dan daya pikir penulis sehingga


dapat merampungkan tulisan dalam buku ini.
Penulis juga menghaturkan beribu terima kasih atas kesediaan bapak
yang kekasih, Dr. Johny Petsie Ratu dan Ibu Grace Ratu Gahung yang
telah menopang penerbitan buku ini lewat persembahan kasih mereka.
Semoga pelayanan mereka di Prisma Ministry dalam mempersiapkan
Jemaat untuk menyambut kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus akan
senantiasa diberkati-Nya.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya,
khususnya para mahasiswa yamg mendalami teologi di Sekolah-sekolah
Tinggi Teologi khususnya mahasiswa-mahasiswa STT Ekumene Jakarta
dimanapun mereka berada dan melayani, dan para gembala Jemaat yang
menggembalakan Jemaat-jemaat Kristen dalam berbagai denominasi
Kristen.
Kiranya “Anugerah Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah dan
persekutuan* dari Roh Kudus menyertai kamu semua.” Amin.

WEMPIE J. LINTUURAN

1
https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity
BAB II
TUHAN ITU ALLAH

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN (YHVH- LORD)


itu Esa. Keesaan Allah (Elohim-God) diajarkan Alkitab, baik di
Perjanjian Lama maupun di Perjanjian Baru. Pengajaran Alkitab
tentang Keesaan Tuhan ini telah diajarkan Gereja Kristen sejak
mulanya sampai sekarang, meskipun ada sebagian orang-orang
Kristen yang tidak mengimaninya. Menurut Alkitab, baik Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru, TUHAN itu Esa.

Pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus memahami keesaan ini


sebagai pengajaran bahwa hanya ada satu saja Sesembahan mereka.
Sesembahan ini adalah satu-satunya Sesembahan yang sejati dan
benar. Sesembahan yang lain, termasuk berhala dan sebagainya,
hanyalah sesembahan yang palsu dan bukan Sesembahan yang benar.
Tidak ada sesembahan yang lain selain Allah. Manusia dilarang
TUHAN untuk menyembah sesembahan yang lain selain Dia, yaitu
TUHAN yang Esa, TUHAN yang sejati dan benar, TUHAN yang
hidup.

Bab ini membahas tentang KEESAAN ALLAH YANG DIAJARKAN


DI ALKITAB, dengan menampilkan ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama
dan Perjanjian Baru yang menyebutkan tentang TUHAN yang Esa,
satu-satunya Sesembahan benar dan hidup, yang menjadi dasar
TUHAN ITU ALLAH |5
6|TUHAN ITU ALLAH

kepercayaan kepada Trinitas Ke-Allahan. Bab ini juga membahas


tentang KEESAAN ALLAH TRINITAS YANG BERSIFAT MISTERI.
Disebut “misteri” karena kebesaran TUHAN yang tak terbatas itu
memang berada diluar kemampuan berpikir manusia yang terbatas.
Eksistensi, essensi, dan pribadi TUHAN yang diajarkan Alkitab
sejatinya tidak mampu dipahami oleh manusia berdosa yang fana.

KEESAAN ALLAH DI ALKITAB


Alkitab Kristen, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru,
mengajarkan penyembahan kepada satu Allah, dan bukan kepada
banyak Allah. Allah yang Esa yang diajarkan di Alkitab adalah Allah
yang Mahabesar, satu-satunya Allah yang hidup dan kekal. Allah
yang Mahabaik, dengan atribut kasih, setia, adil, benar, berkemurahan
dan panjang sabar.

1. KEESAAN ALLAH DI PERJANJIAN LAMA


TEKS PERJANJIAN LAMA. Ayat-ayat Alkitab Perjanjian Lama
yang menyatakan dengan jelas bahwa Sesembahan yang benar itu
adalah TUHAN atau Allah yang Esa adalah:
a. Ulangan 6:4, “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu
Allah kita, TUHAN itu esa!”
b. Ulangan 32:39-40, “Sekarang lihatlah bahwa Aku, Akulah
Dia, tidak ada Allah selain Aku. Akulah yang membuat
mati dan yang memberikan hidup. Aku yang membuat luka
dan Akulah yang menyembuhkan. Tidak ada orang yang
dapat melepaskan dari tangan-Ku! Sebab, Aku mengangkat
tangan-Ku ke langit dan berkata, Aku hidup selama-
lamanya.”
c. Mazmur 86:10, “Segala bangsa yang Kau jadikan akan
datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan
TUHAN ITU ALLAH |7

memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan


keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah.”
d. Yesaya 43:10-12, “sebelum Aku tidak ada allah dibentuk dan
juga takkan ada sesudah Aku. Aku, Akulah TUHAN, dan
selain Aku, tidak ada juru selamat. Akulah yang
menyatakan, menyelamatkan, dan memaklumkan, bukan
allah asing yang ada di antaramu; dan kamulah saksi-saksi-
Ku, firman TUHAN, dan Akulah Allah. Ya, sejak sebelum
permulaan zaman, Akulah Dia, dan tidak ada satu pun yang
dapat membebaskan dari tangan-Ku. Aku bertindak dan
siapakah yang dapat mengembalikannya?”
e. Yesaya 44:6, “Beginilah firman TUHAN, Raja dan Penebus
Israel, TUHAN semesta alam: "Akulah yang terdahulu dan
Akulah yang terkemudian; tidak ada Allah selain dari
pada-Ku.”
f. Yesaya 45:22, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah
dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah
Allah dan tidak ada yang lain.”

BAHASA PERJANJIAN LAMA. Bahasa Ibrani yang menjadi


Bahasa asli Alkitab Perjanjian Lama menunjang konsep Keesaan
Allah.
Perjanjian Lama sebagian besar ditulis dalam bahasa Ibrani.
Berbeda dengan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang hanya
mengenal Tunggal dan Jamak atau Singular dan Plural, Bahasa Ibrani
mengenal bentuk Tunggal, Dual, dan Jamak (Singular, Dual, dan
Plural). Berkaitan dengan hal ini, kita mendapati bahwa ada ayat
Alkitab di Perjanjian Lama yang membicarakan tentang Sesembahan
atau TUHAN yang Esa tetapi dituliskan dalam bentuk Jamak (Plural)
– bukan Tunggal atau Dual. Ayat-ayat tersebut antara lain adalah:
8|TUHAN ITU ALLAH

1) Kejadian 1:1-2 berbunyi: “Pada mulanya Allah menciptakan


langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita
menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air. Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu
jadi.”
Allah Pencipta yang disebutkan dalam ayat ini adalah ELOHIM.
Dalam teks Ibrani dituliskan: “‫אשׁית בָּ ָ ֣רא ֱא ִ ֑הים ֵ ֥את הַ שָּׁ ַ ֖מ ִים וְ ֵ ֥את הָ אָ ֶֽרץ‬
֖ ִ ‫”בְּ ֵר‬
(BERESHIT BARA ELOHIM HASHAMAYIM WEET HAARETZ)
Pencipta langit dan bumi adalah satu-satunya Sesembahan yang benar
dan sejati. Nama panggilannya ialah ELOHIM.1
Elohim adalah bentuk jamak (bukan singular atau dual) tetapi
kata kerja “menciptakan” (BARA) yang disandingkan dengannya
adalah kata kerja tunggal. ELOHIM (jamak) dengan kata kerja
BARA (tunggal) jelas menyiratkan konsep Trinitas dan keesaan
komposit. Sekiranya Pencipta langit dan bumi itu adalah Allah yang
Esa yang keesaan-Nya adalah keesaan absolut, maka nama generik
yang dipakai bukan Elohim, melainkan El atau Eloah yang merupakan
bentuk tunggal dari Elohim.
Mengomentari Kejadian 1:1, Adam Clarke menyatakan:
“Kata asli ‫ אלהים‬Elohim, Allah, jelas merupakan bentuk
jamak ‫ אל‬El, atau ‫ אלה‬Eloah, dan telah lama diduga, oleh para
cendekiawan yang saleh, bahwa kata ini menyiratkan
pluralitas pribadi ilahi. Pluralitas ilahi yang dijumpai dalam
begitu banyak bagian Kitab-kitab Suci dibatasi tiga pribadi,
maka doktrin Trinitas, telah membentuk bagian dari kredo
orang-orang yang dianggap memiliki iman yang mendalam,
sejak abad-abad permulaan kekristenan. Bukan hanya orang-
orang Kristen yang menerima doktrin ini, yang
mendasarkannya pada kata-kata pertama dalam wahyu
Ilahi.”2
TUHAN ITU ALLAH |9

“Rabbi Yahudi terkemuka, Simeon ben Joachi, dalam


komentarnya untuk Imamat pasal 6, menuliskan ini: ‘datang
dan lihatlah misteri istilah Elohim; ada tiga bagian, dan
masing-masing berdiri sendiri, dan meskipun demikian,
mereka semua adalah satu, dan bergabung bersama dalam
kesatuan, dan tidak terpisahkan satu dari yang lain.’ Lihat
Ainsworth. Dia tidak dapat melihat doktrin Trinitas itu,
Trinitas dalam kesatuan, yang dinyatakan dalam kata-kata di
atas. Kata kerja ‫ ברא‬bara, ‘Ia menciptakan,’ yang dalam
bentuk tunggal, yang dikaitkan dengan kata benda jamak,
telah dianggap menunjukkan dengan jelas, dan tidak samar-
samar, akan keesaan pribadi-pribadi ilahi dalam karya
penciptaan. Dalam Trinitas yang senantiasa diberkati, dari
kesatuan pribadi-pribadi ilahi yang tak terbatas dan tak
terpisahkan, hanya akan ada satu kehendak, satu tujuan, dan
satu energi tak terbatas dan tak dapat dikuasai.”3
“Tuhan – (Elohim). Kata ini dalam bentuk jamak, tapi
dipadukan dengan kata kerja tunggal, kecuali jika merujuk
kepada dewa-dewa palsu bangsa-bangsa lain, maka kata
kerjanya jamak. Makna dasarnya ialah kekuatan, daya; dan
bentuk Elohim tidak harus dianggap sebagai bentuk pluralis
majestatis, tetapi sebagai wujud upaya pemikiran manusia di
masa silam dalam mengungkapkan perasaan mereka tentang
Sesembahan, dan menyimpulkan bahwa Sesmbahan itu
adalah Esa. Dengan demikian, dalam nama Elohim itu
tercakup semua kuasa, kekuatan, dan pengaruh yang oleh
mana dunia telah diciptakan dan sekarang diatur serta
dipelihara.”4
“‘Allah’ – kata aslinya ialah ‘elohim’ yaitu kata dalam
bentuk jamak untuk menunjukkan tiga atau lebih. Kata ini
adalah bentuk jamak dari El (atau lebih tepat eloah, yang
10 | T U H A N I T U A L L A H

dalam Alkitab dipakai dalam tulisan sastra), yaitu kata dalam


Bahasa Ibrani dan Kanaan untuk mahluk ilahi atau supra
alami. Kata ini juga dapat dipakai untuk mahluk ilahi lain
seperti malaikat atau mahluk-mahluk dunia lainnya
(contohnya 1 Samuel 28:13) atau dipakai untuk dewa-dewa
bangsa-bangsa lain, tetapi apabila dipakai untuk hal ini kata
elohim ini diikuti kata kerja jamak. Bentuk jamak Elohim
yang diikuti kata kerja tunggal menunjukkan bentuk intensif
yang menunjukkan bahwa Allah yaitu Elohim yang
dimaksudkannya, lebih besar daripada yang lain. Ia
kompleks/rumit dan besar melebihi apa yang dapat dijelaskan
tentang Dia. Namun demikian, penulis tidak memikirkan
tentang trinitas (seperti ditunjukkan oleh pemakaiannya
bersama kata kerja tunggal), meskipun kita boleh melihat hal
ini sebagai hal yang terkandung dalamnya.”5
Allah — nama yang Mahatinggi, dalam Bahasa Ibrani
menunjukkan, "Kuat," "Perkasa." Ini mengekspresikan daya
Mahakuasa; dan penggunaannya di sini, pada pembukaan
Alkitab dalam bentuk jamak, secara samar-sama mengajarkan
sebuah doktrin yang diungkapkan dengan terang benderang
dalam bagian-bagian lain Alkitab, yaitu, bahwa meskipun
Allah itu esa, tapi ada pluralitas pribadi dalam Ke-Allahan -
Bapa, anak, dan Roh, yang terlibat dalam pekerjaan
penciptaan (Amsal 8:27; Yohanes1:3,10; Efesus 3:9; Ibrani
1:2; Ayub 26:13).6
2) Ulangan 6:4-5 yang berbunyi: “Dengarlah, hai orang
Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah
TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.”
Ayat ini yang berisi pengakuan iman orang-orang Israel
mengindikasikan adanya TUHAN yang adalah ELOHIM tetapi
T U H A N I T U A L L A H | 11

yang Esa. Kata TUHAN yang adalah terjemahan dari nama


pribadi Sesembahan di Alkitab dituliskan dalam bentuk Tunggal
(singular), tetapi TUHAN ini adalah ELOHIM yang tentu saja
berbentuk jamak (lebih dari dua). Namun kenyataan ini tak dapat
dipahami oleh manusia berdosa yang memiliki daya nalar terbatas
karena meskipun TUHAN itu ELOHIM tetapi TUHAN itu ESA.
Penjelasan tentang hal ini, yaitu tentang keesaan TUHAN
yang bersifat komposit atau pluralis, dapat dibaca dalam alinea-
alinea yang membahas tentang Keesaan Allah yang Komposit
pada halaman-halaman sesudah ini.

2. KEESAAN ALLAH DI PERJANJIAN BARU


TEKS PERJANJIAN BARU. Ayat-ayat yang secara eksplisit
menyebutkan tentang Keesaan TUHAN di Perjanjian Baru adalah
sebagai berikut:
a. Markus 12:28-34, “Lalu seorang ahli Taurat, yang
mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan
tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-
orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum
manakah yang paling utama?"
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah,
hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah:
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak
ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."
Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali,
Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak
ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan
12 | T U H A N I T U A L L A H

segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan


segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia
seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua
korban bakaran dan korban sembelihan."
Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu,
dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan
Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan
sesuatu kepada Yesus.”
b. Yohanes 5:43-44, “Aku datang dalam nama Bapa-Ku dan
kamu tidak menerima Aku; jikalau orang lain datang atas
namanya sendiri, kamu akan menerima dia. Bagaimanakah
kamu dapat percaya, kamu yang menerima hormat seorang
dari yang lain dan yang tidak mencari hormat yang datang
dari Allah yang Esa?
c. Roma 3:29-31, “Atau adakah Allah hanya Allah orang
Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa
lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik
orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak
bersunat juga karena iman. Jika demikian, adakah kami
membatalkan hukum Taurat karena iman? Sama sekali tidak!
Sebaliknya, kami meneguhkannya.”
d. 1 Korintus 8:4-6, “Karena itu, tentang makanan daging-
daging yang dipersembahkan kepada berhala, kita tahu bahwa
tidak ada berhala di dunia ini, dan Tentang hal makan daging
persembahan berhala kita tahu: "tidak ada berhala di dunia
dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa."
Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah," baik di
sorga, maupun di bumi — dan memang benar ada banyak
"allah" dan banyak "tuhan" yang demikian — namun bagi
T U H A N I T U A L L A H | 13

kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-
Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup,
dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya
segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita
hidup.”
e. Galatia 3:20, “Seorang pengantara bukan hanya mewakili
satu orang saja, sedangkan Allah adalah satu.”
f. 1 Timotius 1:17, “Hormat dan kemuliaan sampai selama-
lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak
nampak, yang esa! Amin.”
g. 1 Timotius 2:1-6, “Pertama-tama aku menasihatkan:
Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur
untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua
pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam
segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan yang
berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, yang menghendaki
supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh
pengetahuan akan kebenaran.
Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi
pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus
Yesus, yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan
bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang
ditentukan.
h. Judas 1:24-25, “Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya
jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan
tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-
Nya, Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus,
Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan
dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai
selama-lamanya. Amin.”
14 | T U H A N I T U A L L A H

KEESAAN ALLAH ITU KOMPOSIT


Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu komposit. Keesaan ini
diungkapkan dengan jelas dalam bagian pertama SHEMA, yaitu
pengakuan iman orang-orang Israel yang dapat dibaca dalam Ulangan
6:4.
Dalam pengakuan iman orang-orang Israel tersebutkan dua fakta
penting berkaitan dengan Keesaan Ke-Allahan. Sesudah frase
“dengarlah hai orang Israel,” bagian pertama pengakuan iman itu
berbunyi, “TUHAN itu Allah kita,” kemudian diikuti frase “TUHAN
itu Esa.” Dalam teks Bahasa Ibrani dan transliterasinya pengakuan
(
iman orang-orang Israel adalah sebagai berikut:

‫חד‬
ֽ ָ ֶ‫א ֵהינוּ יְ הוָ ה ׀ א‬
ֱ ‫ְשׁ ַמע יִ ְשׂ ָר ֵאל יְ הוָ ה‬
(Shema Yisra’el, Adonai Elokhenu Adonai Echad)
Keesaan TUHAN itu direfleksikan oleh 3 (tiga) kata dalam kedua
frase Shema, yaitu: YHVH yang dilafalkan ADONAI dan
diterjemahkan
TUHAN, ELOHEINU
yang diterjemahkan
Allah kita, dan
ECHAD yang
diterjemahkan Esa.
Keesaan TUHAN
dalam Shema itu adalah
keesaan yang komposit
seperti yang dituangkan
dalam penjelasan
tentang kedua frase
dalam pengakuan iman
orang-orang Israel
tersebut.
T U H A N I T U A L L A H | 15

1. TUHAN ITU ALLAH KITA


a. ADONAI. Frase awal Shema orang-orang Israel ialah: “Tuhan
itu Allah kita (Adonai Eloheinu).” Kata TUHAN adalah

terjemahan untuk hw"hy (YHVH) dalam Alkitab LAI, nama


pribadi Sesembahan yang ada di Perjanjian Lama. Meskipun
orang-orang Yahudi mengagungkan nama Sesembahan
mereka, namun apabila
mereka menjumpai nama
ini dalam bacaan, mereka
tidak membaca atau
melafalkannya YAHWEH
melainkan mengganti
pengucapan nama-Nya
dengan ADONAI. Nama
TUHAN terlalu suci untuk
mereka lafalkan. Itulah
sebabnya mereka menyerukan frase pada bagian awal
pengakuan iman mereka bukan “YAHWEH ELOHEINU”
melainkan “ADONAI ELOHEINU.” TUHAN ITU ALLAH
KITA! Ini sangat berbeda dengan praktek penyebutan
NAMA TUHAN, YAHWEH, dewasa ini.
Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang kata
“YAHWEH”:
1) YAHWEH bukanlah kata Ibrani.
2) YAHWEH hanyalah salah satu pelafalan
(pronounciation) Nama Sesembahan Alkitab dalam

Bahasa Ibrani yaituhw"hy Pelafalan-pelafalan lainnya


untuk nama TUHAN hw"hy ialah: YEHUWA,
16 | T U H A N I T U A L L A H

JEHOVAH, JAHOWAH YAHUEH, YAHWAH,


YAHOHEWAH, YAHUAH, YEHWAH, YAHUWAH,
YAHEVAHE, YEHWEH, YAHVEH, YOHWAH,
YAHWEH, YAHOHEVAH, YOHWEH, YAHWE, YAOHU,
YAHUWEH, YAHEVEH.
3) Orang-orang Israel tidak pernah menyebut atau
melafalkan nama Sesembahan mereka karena nama itu
terlalu suci untuk disebutkan.
4) Hanya Imam Besar, sekali dalam setahun, yaitu pada Hari
Pendamaian (Day of Atonement) yang dapat
menyebutkan Nama Sesembahan itu dalam rangkaian
upacara Pendamaian.
5) Nama Sesembahan di Perjanjian Lama yaitu hw"hy
tidak dipertahankan di Perjanjian Baru. Perhatikan
contoh-contoh berikut:
T U H A N I T U A L L A H | 17

6) Nama TUHAN dapat diterjemahkan. Nama


Sesembahan dalam Bahasa Ibrani di Perjanjian Lama hw"hy
telah diterjemahkan menjadi Κύριος dalam Perjanjian
Lama berbahasa Yunani yaitu Septuaginta, dan Tuhan
Yesus Kristus tidak mempermasalahkannya.
7) Pengucapan YAHVEH dipopulerkan di tahun 1567 oleh
Genebrardus dengan penulisan IAHVE, JAHVE
(Chronographia, Paris, 1567). Berdasarkan penelitian,
Genebrardus meminjam istilah Klemens dari Alexandria,
kalangan Platois Gnostik, ejaan Yunani dari nama dewa
Zeus yaitu IAOVE, yang juga dikenal sebagai JOVE,
dewa Yupiter bangsa Romawi. Guna mendukung
penemuan ini, Genebrardus mengutip Alkitab Samaria
yaitu kata IABE, mengubahnya menjadi YABE, dan
terakhir mengubah B menjadi V sehingga tertulis YAVE.
Tinggal menyesuaikan dengan empat huruf sakral yakni
menambah dua huruf H di tengah dan di akhir kata,
jadilah YAHVEH.7
b. ELOHEINU. Dalam pengakuan iman mereka, orang-orang
Israel menyebutkan: “Tuhan itu Allah kita (Adonai
Eloheinu).” Kata Eloheinu (Allah kita) yang plural,
disandingkan dengan Nama TUHAN (yang transliterasinya
adalah YHVH dan yang dilafalkan Adonai).
Seharusnya Eloheinu diterjemahkan “allah-allah kita
(our gods)” karena plural atau jamak. Tetapi Alkitab dan
orang-orang Yahudi menerjemahkannya “Allah (God)”
(singular/tunggal) saja. Mengapa demikian? Penyebabnya
ialah, Adonai Eloheinu secara explisit menunjukkan
konsep Trinitas Ke-Allahan. Allah yang Esa dan keesaan-
Nya adalah keesaan komposit atau pluralistis.
18 | T U H A N I T U A L L A H

Eloheinu adalah Elohim kita. Elohim adalah Pencipta


langit dan bumi termasuk kita manusia. YHVH adalah
Elohim kita. YHVH adalah Allah kita, bukan YHVH adalah
allah-allah kita, karena YHVH bukan tiga allah melainkan
SATU YHVH yang adalah ELOHIM yang plural.
Perhatikan sekelumit kisah yang menggambarkan
kerancuan pemahaman seorang Yahudi tentang ELOHIM
yang dipakai untuk YHVH dengan kata-kata benda lainnya
yang berakhiran IM yang menunjukkan pluralitas dalam
Bahasa Ibrani. Seharusnya semua kata benda yang
berakhiran “IM” itu jamak (plural), tetapi ELOHIM yang
adalah nama generic TUHAN diterjemahkan sebagai kata
yang berbentuk tunggal (singular). Perhatikan dialog Dr.
David L. Cooper dengan seorang Yahudi dalam ceritera di
bawah ini:
Dr. David L. Cooper menceriterakan pengalamannya
demikian:
Pada suatu hari ketika saya sedang dalam perjalanan dari
Los Angeles ke Denver, saya terlibat dalam wawancara yang
paling menyenangkan dengan seorang tua laki-laki Yahudi.
Saya duduk di kereta sambal membaca Kitab Suci berbahasa
Ibrani saya ketika orang tua Yahudi itu muncul di sisi saya.
"Anda tidak bisa membaca itu," katanya.
Segera saya memberinya demonstrasi praktis dengan
membaca serangkaian ayat. Dengan mengangkat bahu bahu
ia bertanya, "Dari mana anda mempelajarinya?"
"Di Seminari dan Universitas." Saya menjawabnya.
"Tentu, Anda tidak tahu apa artinya."
T U H A N I T U A L L A H | 19

Sekali lagi saya membaca lagi dan meterjemahkan ayat


itu untuknya. "Hum ~ ~ dan Anda bukan seorang Yid,"
komentarnya.
Saya bergeser sedikit lalu mengundangnya untuk duduk
di samping saya, kemudian saya memperkenalkan diri.
Kenalan baru saya mengatakan bahwa namanya adalah
Baron. Kemudian kami mulai mengobrol.
"Dapatkah anda membaca ini, Mr Baron?" Saya bertanya.
"Tentu." Katanya, dan sekaligus ia membaca lancar ayat-ayat
yang saya tunjukkan. "Sekarang bolehkah anda beritahukan
kepada saya apa artinya?" Kelihatannya ia menerjemahkan
dengan kesulitan meskipun ia memahami substansi dari apa
yang ia telah baca.
"Mr Baron apakah anda mengenal buku ini?" Saya
bertanya. Ia berpaling ke Halaman judul. Dia membaca kata-
kata, "Perjanjian Baru." Belum pernah ia melihatnya.
Kemudian saya mengeluarkan Alkitab Ibrani [Perjanjian
Lama] yang saya kantongi lalu berkata, Mr Baron, saya ingin
mengajukan pertanyaan. Apakah arti dari istilah “Elohim?"
Artinya “Allah (God)"
Tetapi saya berkata, "guru saya telah mengatakan kepada
saya bahwa kata ini berarti allah-allah."
"Mereka tidak tahu apa yang mereka bicarakan,"
tukasnya tegas.
"Tetapi Elohim itu bentuknya jamak".
"Anda salah," kata teman saya. Saya telah bersekolah di
Yeshibah [Sekolah Rabbi-rabbi] dan saya tahu Elohim artinya
adalah Allah ~ ~ tunggal."
20 | T U H A N I T U A L L A H

"Apa arti dari kata Baal Mr Baron?" Saya bertanya.


"Tuan," jawabnya.
"Apa arti dari kata Baalim?" "Tuan-tuan," adalah
jawabannya. "Lebih dari satu."
"Apa Apakah arti Seraf?"
"Salah satu malaikat," katanya.
"Serafim?" Saya bertanya.
"Banyak malaikat," Jawabnya. "lebih dari satu."
Kemudian, JIKA BAALIM DAN SERAFIM BERARTI LEBIH
DARI SATU, TIDAKKAH ELOHIM JUGA BERARTI LEBIH DARI
SATU?" Dia tampak bingung.

“Marilah kita beralih melihat Sepuluh Hukum dan


memperhatikan bahwa Hukum itu menyatakan, “Jangan ada
padamu allah (gods) lain di hadapan-Ku.” “Nah, apa artinya
“allah (gods / allah-allah) dalam perintah ini?”
“Bentuknya jamak dan mengandung arti banyak—lebih
dari satu,” ia menjawab dan menambahkan, “itu
memaksudkan allah-allah yang disembah orang-orang kafir.
Membuka Kitab Kejadian lalu saya menunjukkan ayat
pertama dalam kitab itu dan berkata, “Anda mengakui bahwa
Elohim di ayat-ayat yang baru saja kita baca, berarti “allah-
allah / gods.” Ia mengangguk mengiyakan.
Saya melanjutkan, “Lalu BAGAIMANA DENGAN KATA
YANG SAMA DALAM AYAT PERTAMA KITAB KEJADIAN INI?”
Sambil memikirkan jawabannya, teman itu menaruh
tangannya ke kepalanya menunjukkan keheranannya.
“Rabbi tidak memberitahukan kepada kami.”
T U H A N I T U A L L A H | 21

“Tak usah memikirkan tentang para rabbi,” kata saya.


“Jikalau kata itu (Elohim) berbentuk jamak dan berarti
‘allah-allah (gods) di satu ayat maka itu juga harus diartikan
jamak di ayat yang lain karena pengejaannya tepat sama.”
“Itu kedengarannya benar,” ia mengakuinya, “tetapi saya
heran mengapa rabbi-rabbi itu tidak memberitahukan kepada
saya ketika belajar di Sekolah Rabbi-rabbi?”
“Tuan Baron apakah artinya Shema [Sebutan rabbi-rabbi
untuk pengakuan iman yang agung dalam Ulangan
6:4]? Saya ingin menanyai anda khususnya tentang kata
Ibrani Elohenu?
Guru-guru saya telah mengajari saya bahwa eloheinu
berarti gods (banyak allah). Demikian penjelasan saya
kepadanya.
“Mereka salah, katanya. Eloheinu berarti Allah.”
“Apa arti kata Abhothenu?”
“Bapa-bapa kita (our fathers).”
“Eholayenu?” Saya bertanya.
“kesakitan-kesakitan kita (our sickness).”
“Pesha’enu?”
“Pelanggaran-pelanggaran kita (our transgressions.”
“Dan Avonothenu?”
“Dosa-dosa kita (our sins).”
“Lalu, Tuan Baron,” Saya menyimpulkan, “JIKALAU
SEMUA KATA YANG BERAKHIRAN ENU BERARTI ‘BAPA-
BAPA’, ‘KESAKITAN-KESAKITAN’, ‘PELANGGARAN-
PELANGGARAN’, DAN ‘DOSA-DOSA’, SUDAH TENTU KATA
22 | T U H A N I T U A L L A H

ELOH-ENU BERARTI ‘GODS’ (ALLAH-ALLAH)


~JAMAK.” Sebagai jawabannya, teman Yahudi saya itu
mengangkat kedua tangannya menunjukkan gerakan tak
berdaya dan kebingungan. “Tetapi rabbi-rabbi . . .” dan iapun
menarik nafas panjang.
‘Kita sekarang tidak tertarik dengan pendapat para
Rabbi,” kata saya kepadanya. “Anda mengakui bahwa adalah
benar apabila kita menerjemahkannya dalam bentuk jamak
bukan? Ia menggangguk perlahan. Saya meneruskan, “Satu
pertanyaan lagi, “Apakah artinya Echad?”
“Satu (one),” jawabnya dengan cepat.
“Guru-guru saya telah mengajar saya bahwa kata echad
itu artinya Keesaan (Unity)!” Jawab saya.
“Nah anda telah diajar salah,” Jawabnya berapi-api.
“Sahabatku, disini di ayat-ayat permulaan Kitab
Kejadian, diberitahukan kepada kitab bahwa seorang laki-laki
akan meninggalkan ibu bapanya untuk bersatu dengan
istrinya dan keduanya menjadi satu daging. Pada waktu
keduanya kawin mereka menjadi satu. Itulah Echad. Sama
halnya dengan perkataan Allah tentang diri-Nya. Shema
secara nyata mengatakan, “TUHAN ADALAH ALLAH-
ALLAH (JAMAK) KITA. TUHAN ITU ESA (SATU) –
ECHAD –satu keesaan.”
Lalu saya mengajaknya melihat beberapa ayat di
Perjanjian Lama dan menyimpulkan begini, “Kitab Suci
mengajarkan bahwa ada Ke-Allahan yang terdiri dari pribadi
yang jamak dan bahwa pribadi yang kedua Ke-Allahan telah
datang ke dunia ini dan diam diantara kita lalu menyerahkan
hidupnya untuk kita semua.”
T U H A N I T U A L L A H | 23

Wajahnya penuh tanda tanya. Ia mengatakan, “Sekarang


saya telah tua, jika saja saya bertemu dengan anda bertahun-
than sebelumnya, hidup saya akan sungguh berbeda.
Kemudian ia berkata, “Saya pasti telah beralih agama.”
Saya mendorongnya untuk mengadakan perubahan sana
sini. Beginilah cara memperkenalkan kebenaran kepada
seorang Yahudi dalam bahawa yang ia pahami dengan
jelas. Saya, David L. Cooper, D. D.8

2. TUHAN ITU ESA


a. ECHAD. Bagian atau penggalan kedua dalam pengakuan
iman orang Israel berbunyi, “TUHAN ITU ESA” (ADONAI
ECHAD). TUHAN itu ECHAD. Kata ‫חד‬ ֽ ָ ֶ‫( א‬Echad) telah
diterjemahkan "satu" di dalam Alkitab. Meskipun kata ini
mengandung arti SATU, tapi sebenarnya dalam bahasa
Ibrani, untuk menyampaikan arti numerik "satu" tidak
memerlukan kata yang terpisah, cukup hanya menambahkan
akhiran pada akar kata. Sekali lagi, kata Ibrani tidak hanya
menunjukkan jumlah, tetapi juga gender dan arah. Oleh
karena kita sudah memiliki kata yang menunjukkan baik
kejamakan dan gendernya, maka sebenarnya tidak perlu lagi
menambahkan kata “SATU.” Dengan kata lain, menurut tata
bahasa Ibrani yang benar, pemakaian kata ECHAD untuk
menunjukkan secara khusus akan jumlah, bukan saja
merupakan pengulangan tetapi juga menunjukkan
pertentangan atau kontradiksi dengan kata yang sebelumnya
yaitu ELOHEINU.
b. ECHAD DAN YACHID. Sebenarnya ada 2 (dua) kata dalam
bahasa Ibrani yang mengandung arti “ESA,” yaitu ECHAD
dan YACHID. Kata ECHAD berarti COMPOUND UNITY
24 | T U H A N I T U A L L A H

atau KEESAAN KOMPOSIT,9 sedangkan YACHID berarti


ABSOLUTE UNITY atau KEESAAN ABSOLUT.
Contoh ECHAD antara lain: (1) SIANG DAN MALAM
yang membentuk SATU HARI. Siang itu sendiri dapat
dibedakan dari malam. Keduanya (siang dan malam)
membentuk satu hari. Contohnya, hari pertama penciptaan
(Kejadian 1:5); (2) Seorang LAKI-LAKI akan meninggalkan
ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan ISTERINYA,
sehingga keduanya menjadi SATU DAGING (Kejadian
2:24); (3) setandan buah anggur dalam Bilangan 13:23; (4)
Semua orang Israel yang berkumpul dan bersatu bagaikan
sorang manusia (gathered together as one man KJV).
Kata YACHID sendiri tidak pernah dipakai untuk
Sesembahan di Perjanjian Lama. YACHID sangat berbeda
artinya dengan ECHAD. YACHID mengartikan satu keesaan
yang tak terpisahkan, tunggal dan unik. Kata ini dipakai
untuk menerangkan keunikan seperti ISAK yang unik sebagai
ANAK TUNGGAL Abraham. (Kejadian 22:2, 12, 16).
YACHID juga dipakai dalam Hakim-hakim 11:34 untuk anak
perempuan Yefta yang adalah anak tunggalnya. Kata
YACHID yang diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia dan
dipakai dalam Alkitab juga terdapat dalam Amsal 4:3, Amos
8:10, dan Zakharia 8:10.
Sekiranya keesaan Sesembahan yang diajarkan Alkitab,
khususnya Perjanjian Lama itu adalah keesaan ablsolut
seperti yang diartikan oleh kata YACHID maka istilah inilah
yang dipakai untuk menjelaskannya. Tapi sebaliknya, kata
ECHAD yang mengandung arti keesaan komposit itulah yang
dipakai oleh Musa dan penulis-penulis Perjanjian Lama
lainnya dalam menggambarkan keesaan Allah Alkitab,
T U H A N I T U A L L A H | 25

sedangkan kata YACHID tidak pernah dipakai utuk


menjelaskan tentang keesaan Allah Alkitab.
c. MOSES MAIMONIDUS (1135-1204) seorang filsuf Yahudi
dan dokter pribadi Saladin, Sultan di Mesir dan Syria\. yang
bertugas sebagai Rabbi di Kairo Mesir dan Syria kemudian
dikenal sebagai “The Rambam” yakni julukan yang dikaitkan
dengan nama lengkapnya Rabbi Moses ben Maimon, adalah
orang yang menggantikan ECHAD menjadi YACHID dalam
menjelaskan keesaan Allah di Perjanjian Lama. Ia diberi
gelasr MUSA KEDUA karena berjasa dalam
mengembangkan Yudaisme Rabbinik. Ia menulis Mishneh
Torah, yaitu tafsiran empat belas buku yang membahas Kitab
Taurat Musa. Ia juga merumuskan tigabelas artikel
pengakuan iman Yahudi yang sampai sekarang menjadi
landasan iman agama Yahudi Ortodoks.
Berdasarkan penafsirannya atas Shema yang tercatat
dalam Ulangan 6:4, Moses Maimonidus mengajar orang-
orang Yahudi untuk mengumandangkan setiap hari “Aku
percaya dengan iman yang sempurna bahwa Sang Pencipta,
diberkatilah Nama-Nya, adalah ESA.” Juga, artikel Nomor
dua dari Tigabelas Artikelnya menyatakan: “Aku percaya
dengan iman yang sempurna bahwa Sang Pencipta,
diberkatilah nama-Nya, adalah satu Keesaan, dan bahwa
tidak ada keesaan dalam bentuk lain seperti keesaan-Nya, dan
bahwa ia satu-satunya Allah kita, yang telah ada, yang ada,
dan akan ada.”
Masalahnya ialah, ia menggantikan kata ECHAD yang
dipakai dalam teks asli Ibrani yang ditulis oleh MUSA dalam
kitab Taurat, dengan kata YACHID. Ini menunjukkan bahwa
ia memahami kesulitan apabila ia menggunakan kata
ECHAD dalam menjelaskan Sesembahannya.
26 | T U H A N I T U A L L A H

d. ILUSTRASI yang berkaitan dengan tiga Pribadi atau Oknum


yang adalah Satu, ada banyak di Alkitab, khuauanya di
Perjanjian Lama. Contohnya,
(1) Ada tradisi dikalangan orang Yahudi yang masih
dipraktekkan sampai hari ini, dimana orang Yahudi
mengumandangkan Shema dalam Ulangan .6:4 dengan
membaginya menjadi tiga penggalan, masing-masing
potongan diulang tiga kali sedangkan kata terakhir
dikatakan hanya sekali, menunjukkan adanya kesatuan.
(2) Yesaya ketika ia melihat Tuhan di Bait-Nya, ia
mendengar para Serafim berseru: "kudus, Kudus,
Kudus,". Juga dalam Wahyu 4:8 dicatatkan bahwa Rasul
Yohanes mendapat penglihatan serupa.
(3) Dalam Bilangan 6:24-26 kita menemukan tiga kali lipat
berkat TUHAN. " TUHAN memberkati engkau dan
melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan
wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia; TUHAN
menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi
engkau damai sejahtera.
(4) Sama seperti Harun ketika memberkati orang-orang
Israel, Rasul Paulus juga mengakhiri suratnya kepada
Jemaat Korintus dengan doa berkat ini: “Kasih karunia
TUHAN YESUS KRISTUS, dan kasih ALLAH, dan
persekutuan ROH KUDUS menyertai kamu sekalian.” 2
Korintus.13:14.

e. ZOHAR adalah salah satu buku yang paling suci dalam sastra
Yahudi. Itu ditulis oleh Rabbi Simon ben Jochai dan anaknya
Rabbi Eliezer di tahun-tahun setelah tentara Romawi
meluluh-lantakkan Bait Allah di Yerusalem pada A. D. 70.
Mengenai Ulangan 6:4 orang-orang Yahudi bertanya:
T U H A N I T U A L L A H | 27

"Mengapa perlu menyebutkan nama Tuhan tiga kali dalam


ayat ini?" Jawabannya adalah sebagai berikut: "Nama
pertama adalah Bapa di atas. Yang kedua adalah Sang
Keturunan Isai, yaitu Mesias yang akan datang dari keluarga
Isai melalui Daud. Dan yang ketiga adalah Jalan yang di
bawah (yang mengartikan Roh Kudus yang akan
menunjukkan kepada kita Jalan itu), dan ketiganya adalah
satu10

‫חד‬
ֽ ָ ֶ‫א ֵהינוּ יְ הוָ ה ׀ א‬
ֱ ‫`( ְשׁ ַמע יִ ְשׂ ָר ֵאל יְ הוָ ה‬
) (Shema Yisra’el, Adonai Elokhenu Adonai Echad)
ἄκουε, ᾿Ισραήλ, Κύριος ὁ Θεὸς ἡµῶν Κύριος εἷς ἐστι·
Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!
PENGAKUAN IMAN ORANG ISRAEL - ULANGAN 6:4
PERNYATAAN TUHAN YESUS KRISTUS - MARKUS 12:29

3. ECHAD DI PERJANJIAN LAMA


Keesaan Allah yang komposit diungkapkan dalam kata ECHAD
yang terdapat dalam beberapa ayat Alkitab Perjanjian Lama ini:
a. Ulangan 6:4: “Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah
kita, TUHAN itu esa (ECHAD)!
b. Kejadian 1:5: “Dan Allah menamai terang itu siang, dan
gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
pertama. (And Elohim called the light, Day. And He called
the darkness, Night. And there was evening, and there was
morning, day one HRB - YOM ECHAD = DAY ONE).”
c. Kejadian. 2:24: “Sebab itu seorang laki-laki akan
meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan
28 | T U H A N I T U A L L A H

isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (ECHAD


BASAR = ONE FLESH)”
d. Bilangan 13:23: “Ketika mereka sampai ke lembah Eskol,
dipotong merekalah di sana suatu cabang dengan setandan
buah anggurnya . . . . - ECHAD ESHKOL = ONE CLUSTER
OF GRAPES).”
e. Ezra 2:64: “Seluruh jemaah itu bersama-sama (CHAHAL
ECHAD – THE WHOLE ASSEMBLY TOGETHER) ada
empat puluh dua ribu tiga ratus enam puluh orang,”
f. Mazmur.133:1: Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah
baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama
dengan rukun! (A Song of degrees of David. Behold, how
good and how pleasant it is for brethren to dwell together in
unity! SHEVET YAHCAD) –
g. 2 Samuel. 2:25: “Berhimpunlah bani Benyamin di belakang
Abner menjadi satu gabungan (ECHAD AGUDDAH = ONE
TROOP) dan bersiap-siap di puncak sebuah bukit.”
h. 1 Raja-raja 7:42: “keempat ratus buah delima untuk kedua
jala-jala itu, dua jajar buah delima untuk satu jala-jala
(ECHAD SEVAKHAH – ONE NETWORK) guna menutupi
kedua bulatan ganja yang di atas tiang itu.”
i. 1 Raja-raja 11:13 “Namun demikian, kerajaan itu tidak
seluruhnya akan Kukoyakkan dari padanya, satu suku
(ECHAD SHEVET – ONE TRIBE) akan Kuberikan kepada
anakmu oleh karena hamba-Ku Daud dan oleh karena
Yerusalem yang telah Kupilih."
j. Yermia 32:39 “Aku akan memberi mereka satu hati (ECHAD
LEV) dan satu tingkah langkah, sehingga mereka takut
T U H A N I T U A L L A H | 29

kepada-Ku sepanjang masa untuk kebaikan mereka dan anak-


anak mereka yang datang kemudian.”
k. Yehezkiel. 37:15-17 “Kemudian datanglah firman TUHAN
kepadaku: "Hai engkau anak manusia, ambillah sepotong
papan dan tulis di atasnya: Untuk Yehuda dan orang-orang
Israel yang bersekutu dengan dia. Kemudian ambillah papan
yang lain dan tulis di atasnya: Untuk Yusuf--papan Efraim--
dan seluruh kaum Israel yang bersekutu dengan
dia. Gabungkanlah keduanya menjadi satu papan (ECHAD
ETZ), sehingga keduanya menjadi satu (ECHAD) dalam
tanganmu.”
Sebenarnya ada banyak ayat Alkitab Perjanjian Lama yang
menunjukkan konsep keesaan komposit Ke-Allahan yang ada dalam
kata Ibrani ECHAD. Ayat-ayat tersebut akan dapat dipahami lebih
jelas dengan penjelasan-penjelasan yang ada dalam ayat-ayat Alkitab
Perjanjian Baru yang mengungkapkan tentang Keesaan Allah yang
sifatnya komposit.

4. ECHAD DI PERJANJIAN BARU


Ketika menjawab pertanyaan
sekelompok orang Yahudi yang
bertanya kepada-Nya tentang
Hukum yang terutama, sebelum
memberikan jawaban yang tegas
dan tandas, Tuhan Yesus Kristus
mengucapkan dengan lantang akan
SHEMA yang mereka Imani.
Mengutip Ulangan 6:4 Tuhan Yesus
Kristus mengatakan: “Dengarlah
Hai orang Israel. TUHAN itu Allah kita. TUHAN itu Esa.” (Markus
2:29). Dalam kesempatan yang lain Tuhan Yesus Kristus
30 | T U H A N I T U A L L A H

menyatakan: “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30). Kata


“ESA: dan “SATU” dalam pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus
Kristus ini adalah kata yang sama yang dipakai dalam Ulangan 6:4.
yaitu ECHAD. Dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru padanan kata
ECHAD ialah kata HEIS.
Dalam pernyataan-pernyataan-Nya, Tuhan Yesus Kristus
menggunakan kata ECHAD sama seperti artinya di Perjanjian Lama.
Ia sedang menyamakan diri-Nya sebagai Pribadi dari Ke-Allahan.
Orang-orang Yahudi tentu saja memahami pernyataan Tuhan Yesus
Kristus sehingga mereka mau melontari Dia dengan batu. Yesus
mereka pahami sedang mengatakan kepada mereka bahwa Ia dan
Bapa memang adalah satu. Satu secara sempurna.
Interpretasi dan pemahaman Tuhan Yesus Kristus tentang kata
ECHAD dapat kita baca dalam Yohanes 14:7-11:
“’Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga
mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu
telah melihat Dia.’ Kata Filipus kepada-Nya: ‘Tuhan,
tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi
kami.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Telah sekian lama Aku
bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal
Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa;
bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada
kami. Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa
dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu,
tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam
di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-
Nya. Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan
Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena
pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.’”
T U H A N I T U A L L A H | 31

ORANG-ORANG PERCAYA HARUS MENJADI SATU (ECHAD).


Jesus juga menyatakan kepada kita bahwa kata ECHAD itu bukanlah
sesuatu yang ia punyai dan bagikan hanya dengan Bapa. Dalam doa-
Nya yang dicatatkan dalam Yohanes 17, Yesus berdoa bukan saja
untuk murid-murid-Nya, tetapi juga untuk semua orang yang akan
mempercayai-Nya. Yaitu “supaya semuanya menjadi satu seperti
Engkau, ya Bapa ada di dalam Aku, dan Aku di dalam engkau, supaya
mereka juga menjadi satu (ECHAD) di dalam kita; supaya dunia akan
mempercayai bahwa Engkau telah mengutus aku.” (Yohanes 17:21).
Tuhan Yesus Kristus kembali mendefinisikan ECHAD dan
berdoa agar kita boleh menjadi ECHAD (menjadi satu, terikat
bersama, bersaksi dan bekerja untuk mencapai sasaran yang sama) di
dalam Bapa dan di dalam Anak. Selanjutnya Tuhan Yesus Kristus
mengatakan, “dan kemuliaan yang Engkau telah berikan kepada-Ku,
telah Aku berikan kepada mereka; supaya mereka boleh menjadi satu
(ECHAD) sama seperti kita adalah satu.” (Yohanes 17:22). Lalu
Tuhan Yesus Kristus menyatakan bahwa ECHAD atau keesaan ini
bukan saja akan membawakan kesempurnaan/kematangan dalam
hidup kita bersama Allah tetapi juga dengan satu dan lainnya. “Aku
didalam mereka, dan Engkau didalam Aku, supaya mereka boleh
sempurna (matang) menjadi satu; dan supaya dunia boleh mengetahui
bahwa Engkau telah mengutus Aku, dan telah mengasihi mereka,
sama seperti Engkau telah mengasihi Aku.” (Yohanes 17:23).
Manifestasi ECHAD, yaitu ikatan bersama atau keesaan, ialah
mengasihi Tuhan dan mengasihi satu dengan yang lain. “Supaya
kasih yang Engkau berikan kepada-Ku boleh ada di dalam merek, and
Aku di dalam mereka (Yohanes 17:26). Tuhan Yesus Kristus adalah
contoh yang konkrit tentang keesaan (ECHAD) dengan Allah. Jikalau
seseorang berkata bahwa Ia SATU dengan Allah tetapi tidak
menunjukkan kasih, maka secara jelas ECHAD itu tidak eksis.
32 | T U H A N I T U A L L A H

YAHUDI DAN BUKAN YAHUDI MENJADI SATU (ECHAD).


Penjelasan Rasul Paulus tentang ECHAD dalam Efesus pasal 2,
bersifat didaktik dan profetik. Dalam ayat-ayat 11-18, Rasul Paulus
menulis:
“Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu--sebagai orang-
orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-
orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya
‘sunat’, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan
manusia, -- bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak
termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam
ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan
tanpa Allah di dalam dunia.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang
dahulu ‘jauh’, sudah menjadi ‘dekat’ oleh darah
Kristus. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah
mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan
tembok pemisah, yaitu perseteruan, sebab dengan mati-Nya
sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan
segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan
keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan
dengan itu mengadakan damai sejahtera, dan untuk
memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan
Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib
itu.
Ia datang dan memberitakan damai sejahtera kepada
kamu yang ‘jauh’ dan damai sejahtera kepada mereka yang
‘dekat’, karena oleh Dia kita kedua pihak dalam satu Roh
beroleh jalan masuk kepada Bapa.” (Efesus 2:11-18).
Tulisan Rasul Paulus dalam perikop ini menyatakan kepada kita
bahwa melalui pengurbanan Yesus, Allah telah menjadikan orang-
orang Yahudi (Jews) dan mereka yang bukan Yahudi (Gentiles)
T U H A N I T U A L L A H | 33

menjadi satu (ECHAD) manusia baru. Manusia baru ini akan


berfungsi di dalam ke-Tuhanan Yesus, dipersatukan dan terhimpun
bersama dengan-Nya dan setiap pihak mempunyai tujuan dan sasaran
yang sama dengan Tuhan- menjadi bagian dari penyelesaian maksud
Allah di dunia ini.
Surat Paulus ke Jemaat Efesus ini juga menyatakan kepada kita
bahwa karena pengurbanan Tuhan Yesus Kristus, maka bangsa
Yahudi dan bukan Yahudi (Gentiles) yang di masa silam merupakan
dua pihak atau “orang” yang berbeda, akan menjadi satu “orang” yang
baru. Rasul Paulus menyatakan bahwa-orang-orang Yahudi dan yang
bukan Yahudi akan menjadi ECHAD. Mereka akan dipersatukan,
dijadikan satu, menjadi satu, dan memiliki tujuan bersama yang
spesifik.

KEESAAN KOMPOSIT ALLAH TRINITAS


Keesaan Allah di Alkitab yang merupakan keesaan yang
komposit, diwujud-nyatakan dalam pengajaran tentang Trinitas Ke-
Allahan.
Ayat-ayat Alkitab mempresentasikan Allah sebagai Trinitas.
Tepatnya, Trinitas relasional, dimana tiga Pribadi Ke-Allahan
mengalami kasih ilahi yang kekal satu dengan yang lain sebagai Allah
yang kasih adanya.
Kasih Allah itu saling berbalasan. Yesus Kristus mengatakan,
“Bapa mengasihi Anak (Yohanes 5:20), selanjutnya Yesus berkata:
“Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk
menerimanya kembali” (Yohanes 10:17), dan dalam doa-Nya Ia
berkata kepada Bapa, “Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia
dijadikan” (Yohanes 17:24).
Tulisan Rasul Yohanes dalam 1 Yohanes 4:8-16 menunjukkan
bahwa Allah itu bukanlah pribadi yang hidup secara sendirian atau
34 | T U H A N I T U A L L A H

hidup secara soliter. Yohanes 3:16 menyebutkan bahwa Bapa dalam


kasih-Nya telah mengirimkan Anak-Nya ke dunia untuk
menyelamatkan manusia berdosa. Yesus Kristus sendiri menyatakan
bahwa Roh Tuhan ada pada-Nya dan telah mengurapi-Nya dalam
menjalankan misi penyelamatan dunia (Luka 4:16). Pada waktu
Yesus dibaptiskan, Bapa memperdengarkan suara-Nya: “Inilah Anak-
Ku yang kukasihi,” dan Roh kudus datang kepada Yesus (Matius
3:14-17). Begitulah pribadi-pribadi ke-Allahan, Bapa, Anak, dan Roh
Kudus eksis dalam keabadian atau kekekalan sebagai Allah
relasional, yang saling mengasihi.
Allah Trinitas - Bapa, Anak, dan Roh Kudus, secara bersama-
sama melibatkan diri dalam mengasihi dan menyelamatkan dunia.
Rasul Paulus menulis, “Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya
oleh Kristus” (2 Korintus 5:19), Roh Kudus menguduskan (2
Tesalonika 2:13). Ketika Yesus menunjukkan belas kasihan-Nya
kepada orang banyak (Markus 6:34; 8:2), Ia sedang menunjukkan
Bapa yang adalah “Bapa yang penuh belas kasihan” (2 Korintus 1:3).
Itulah sebabnya Yesus berkata kepada Filipus, “Siapa yang sudah
melihat Aku sudah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
Roh Kudus juga mengasihi dan berbelas kasihan kepada manusia.
Sebelum Tuhan Yesus Kristus naik ke Surga Ia menjanjikan kepada
murid-murid-Nya Penolong yang lain, yaitu Roh Kebenaran, Roh
Kudus, Paraklētos (Yohanes 14:16-18).

1. BAPA – PRIBADI PERTAMA


ALKITAB MENYEBUTKAN BAPA ITU ALLAH. “Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi” (Kejadian 1:1), dan oleh Anak-
Nya “Ia telah menjadikan alam semesta” (Ibrani 1:1-2). Nabi Yesaya
menulis:
“Jadi dengan siapa hendak kamu samakan Allah, dan apa
yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia? Patungkah?
T U H A N I T U A L L A H | 35

Tukang besi menuangnya, dan pandai emas melapisinya


dengan emas, membuat rantai-rantai perak untuknya. Orang
yang mendirikan arca, memilih kayu yang tidak lekas busuk,
mencari tukang yang ahli untuk menegakkan patung yang
tidak lekas goyang. Tidakkah kamu tahu? Tidakkah kamu
dengar? Tidakkah diberitahukan kepadamu dari mulanya?
Tidakkah kamu mengerti dari sejak dasar bumi diletakkan?
Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang
penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan
langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah
kediaman! Dia yang membuat pembesar-pembesar menjadi
tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia
saja!
Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan,
baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga
Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan
diterbangkan oleh badai seperti jerami. Dengan siapa hendak
kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman
Yang Mahakudus.
Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang
menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara
mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya?
Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan
maha kuat. Mengapakah engkau berkata demikian, hai
Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi
dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan
Allahku?" Tidakkah kautahu, dan tidakkah kaudengar?
TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung
ke ujung; Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak
terduga pengertian-Nya” (Yesaya 40:18-28).
36 | T U H A N I T U A L L A H

Bapa itu adalah Allah yang Mahabesar. Tetapi Ia juga adalah


Allah yang sangat mengasihi dunia, sangat mengasihi orang berdosa.
Rasul Yohanes menyatakannya dalam ayat emas ini:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus
Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes
3:16).
YESUS KRISTUS MENYEBUT BAPA, “ALLAH.” Ia menyebutkan
bahwa Bapa-Nya itu “Allah” (Yohanes 6:27). Ia berkata: “Inilah
pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya
kepada Dia yang telah diutus Allah" (Yohanes 6:29). Ketika orang-
orang Yahudi yang takjub akan pengajaran-Nya bertanya kepada-
Nya, Yesuspun menjawab: “Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku
sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa mau
melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal
dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri” (Yohanes
7:16-17).
Kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya, Yesus Kristus
berkata: “Jikalau Allah adalah Bapamu, kamu akan mengasihi Aku,
sebab Aku keluar dan datang dari Allah. Dan Aku datang bukan atas
kehendak-Ku sendiri, melainkan Dialah yang mengutus Aku”
(Yohanes 8:42). Selanjutnya Yesus Kristus berkata: “Aku Anak
Allah” (Yohanes 10:36). Dalam episode yang berkaitan dengan
Lazarus yang sakit lalu meninggal tetapi kemudian dibangkitkan oleh
Yesus, ketika mendengar berita tentang Lazarus yang sakit Yesus
Kristus berkata kepada murid-murid-Nya: “Penyakit itu tidak akan
membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab
oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan" (Yohanes 11:4).
T U H A N I T U A L L A H | 37

Yesus memang banyak berceritera tentang Bapa-Nya. Kepada


perempuan Samaria di Perigi Yakub, Yesus mengatakan: “Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-
penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran;
sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya
dalam roh dan kebenaran" (Yohanes 4:23-24).
Dalam doa yang diajarkan-Nya kepada murid-murid-Nya yang
dikenal sebagai “doa Bapa Kami,” Yesus Kristus sedang mengajarkan
bahwa Bapa itu adalah Allah, dan Allah itu adalah Bapa yang
mengasihi. “Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di
sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah
kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada
kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi
lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Karena Engkaulah yang
empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin” (Matius 6:9-13).
Dalam doa yang dilayangkan-Nya kepada Bapa, Yesus Kristus
mengungkapkan hubungan diri-Nya dengan Bapa. Yesus
menyapanya sebagai “satu-satunya Allah yang benar” (Yohanes
17:3), “Bapa yang kudus” (Yohanes 17:11), “Bapa yang adil”
(Yohanes 17:25), dan Bapa yang mengasihi-Nya sebelum dunia
dijadikan. Yesus berkata: “Engkau telah mengasihi Aku sebelum
dunia dijadikan” (Yohanes 17:24). Dalam doanya Yesus Kristus
mengungkapkan kerinduan hatinya seperti ini untuk murid-murid-
Nya:
“SUPAYA MEREKA SEMUA MENJADI SATU, sama seperti
Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia
38 | T U H A N I T U A L L A H

percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan


Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang
Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu,
sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan
Engkau di dalam Aku SUPAYA MEREKA SEMPURNA
MENJADI SATU, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah
mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama
seperti Engkau mengasihi Aku.” (Yohanes 17:21-23).
Sebelum Yesus Kristus naik ke Surga, Ia mengatakan kepada
murid-murid-Nya:
“Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan
tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu
kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena
kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang
dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam
dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa"
(Yohanes 16:26-28).

2. ANAK – PRIBADI KEDUA.


ALKITAB MENYEBUT YESUS, ALLAH. Yesus Kristus yang
adalah Firman atau Logos, adalah Allah. Yesus Kristus ditegaskan
sebagai Allah di Perjanjian Baru. Rasul Yohanes menyatakannya
dengan tegas dalam pembukaan Injil yang ditulisnya:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh
Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari
segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia” (Yohanes 1:1-3).
T U H A N I T U A L L A H | 39

Rasul Paulus juga menguatkan pernyatakan bahwa Tuhan Yesus


Kristus adalah Allah dalam argumentasinya ini: “Sebab dalam Dialah
berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan” (Kolose
2:9). Ke-Allahan yang tidak dapat diungkapkan dengan sempurna
dalam semua alam dan ciptaan Tuhan lainnya, telah diungkapkan
secara sempurna dalam eksistensi Tuhan Yesus Kristus.
Matius menuliskan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah Imanuel
yang diartikan “Allah menyertai kita” (Matius 1:21-23). Markus
memulaikan catatan Kitab Injil yang ditulisnya dengan menyatakan
bahwa Yesus adalah Anak Allah. “Inilah permulaan Injil tentang
Yesus Kristus, Anak Allah” (Markus 1:1). Nabi Yesaya jauh
sebelumnya telah menuliskan nubuatan ini: “Sebab seorang anak telah
lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang
pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang:
Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”
(Yesaya 9:5).
Penulis Surat Ibrani mengungkapkan Ke-Allahan Yesus Kristus
dalam tulisan ini: “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar
wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang
penuh kekuasaan” (Ibrani 1:3).
Bahkan Iblis dan setan-setanpun mengetahui akan hubungan
antara Bapa dan Anak, dan dalam kegentaran lalu menyembah-Nya.
Yesus Kristus datang di Gadara dan bertemu dengan setan-setan yang
merasuk orang disitu. Begini kisahnya:
“Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara,
datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan
menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak
seorangpun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itupun
berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak
Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami
sebelum waktunya?" (Matius 8:28-29).
40 | T U H A N I T U A L L A H

Dalam Injil Markus dicatatkan pertemuan Yesus dengan orang


yang dirasuk setan-setan dan mereka mengakui Dia sebagai Anak
Allah yang patut disembah. Inilah catatan peristiwa itu:
“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah
orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui
Dia. Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi
yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena
sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya
diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga
tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk
menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan
dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli
dirinya dengan batu. Ketika ia melihat Yesus dari jauh,
berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan
dengan keras ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai
Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan
siksa aku!" (Markus 5:1-7).
Rasul Yohanes menuliskan kesaksian Yohanes Pembaptis tentang
iman-Nya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Anak Allah dalam
kesaksiannya ini:
Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang
kepadanya dan ia berkata: "LIHATLAH ANAK DOMBA ALLAH,
YANG MENGHAPUS DOSA DUNIA. Dialah yang kumaksud
ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang
seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada
sebelum aku. Dan aku sendiripun mula-mula tidak mengenal
Dia, tetapi untuk itulah aku datang dan membaptis dengan air,
supaya Ia dinyatakan kepada Israel." Dan Yohanes memberi
kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit
seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya. Dan akupun tidak
T U H A N I T U A L L A H | 41

mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk


membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau
engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di
atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh
Kudus. Dan aku telah melihat-Nya dan memberi kesaksian:
IA INILAH ANAK ALLAH." (Yohanes 1:29-34).
Simon Petrus mengakui Ke-Allahan Yesus. Di Kaisaria Filipi,
Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya tentang siapa Dia menurut
pendapat orang. Simon Petrus langsung menjawab: “ENGKAU
ADALAH MESIAS, ANAK ALLAH YANG HIDUP!" (Matius 16:16).
Ketika banyak orang meninggalkan Yesus, Ia bertanya apakah murid-
murid-Nya juga mau meninggalkan-Nya. Mengatas-namakan murid-
murid yang lain, Simon Petrus menjawab:"Tuhan, kepada siapakah
kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal;
dan kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus
dari Allah" (Yohanes 6:68-69).
Tomas yang “lambat berpikir” akhirnya mengakui Ke-Allahan
Yesus setelah bertemu dengan Yesus sesudah Ia bangkit. Tomas
mengakuinya dengan jelas dalam pernyataannya ini: “Ya Tuhanku
dan Allahku!" (Yohanes 20:28).
Rasul Paulus dalam tulisannya kepada pengikut-pengikut Kristus
di Roma mengungkapkan bahwa Mesias yang dilahirkan dari
kalangan orang-orang Israel adalah “Allah” (Roma 9:5). Kepada
Titus, Rasul Paulus menyatakan bahwa Kedatangan kembali Yesus
Kristus dalam kemuliaan-Nya, adalah “penyataan kemuliaan Allah
yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13).

BAPA MEMANGGIL KRISTUS, ALLAH. Penulis Surat Ibrani,


Rasul Paulus (ini keyakinan penulis buku ini), menegaskan bahwa
Yesus Kristus adalah Allah Pencipta. Ini adalah pengakuan Bapa
sendiri. Menurut penulis Ibrani, setelah menyelesaikan misi-Nya di
42 | T U H A N I T U A L L A H

dunia dan naik ke Surga, Tuhan Yesus Kristus “duduk di sebelah


kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari
pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan
kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka” (Ibrani 1:3-4).
Kemudian Bapa menyapa-Nya demikian: “Takhta-Mu, ya Allah, tetap
untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah
tongkat kebenaran” (Ibrani 1:8). Bapa selanjutnya mengatakan:
“Pada mulanya, ya Tuhan, Engkau telah meletakkan dasar bumi, dan
langit adalah buatan tangan-Mu” (Ibrani 1:10). Bapa memang
mengenal Anak. Tidak mengherankan, pada waktu pembaptisan
Yesus, Bapa memperdengarkan pernyataan ini: “Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:17).

Kitab-kitab Injil memberikan kesaksian bahwa Yesus adalah


Allah. Ia sama dengan Allah. Itulah sebabnya Ia disebut: “Anak Allah
yang hidup” dalam Matius 16:16; Markus 1:1; dan Lukas 1:35, dan
disebut sebagai “Mesias (Kristus) dan Tuhan” dalam Lukas 2:11.
Kitab-kitab Injil juga memberikan kesaksian bahwa Yesus itu Allah
karena Ia “mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, sama seperti
Bapa” (Yohanes 5:26). Sebelumnya Rasul Yohanes telah menulis
tentang Yesus sebagai Anak Tunggal Allah demikian: “Tidak
seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah,
yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya” (Yohanes
1:18); “Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya” (Yohanes 3:35); “Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia
menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya
sendiri” (Yohanes 5:20).

Ke-Allahan Ysus diungkapkan-Nya dalam dialog-Nya dengan


orang-orang Yahudi yang dicatatkan dalam perikop ini:
T U H A N I T U A L L A H | 43

“Tidak lama kemudian tibalah hari raya Penahbisan Bait


Allah di Yerusalem; ketika itu musim dingin. Dan Yesus
berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata
kepada-Nya: ‘Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami
hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias,
katakanlah terus terang kepada kami.’
Yesus menjawab mereka: ‘Aku telah mengatakannya
kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan
yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku, tetapi kamu tidak
percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku
mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku
memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka
pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan
seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. Bapa-
Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari
pada siapapun, dan seorangpun tidak dapat merebut mereka
dari tangan Bapa.
Aku dan Bapa adalah satu.’ Sekali lagi orang-orang
Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
Kata Yesus kepada mereka: ‘Banyak pekerjaan baik yang
berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu;
pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu
mau melempari Aku?’
Jawab orang-orang Yahudi itu: ‘Bukan karena suatu
pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau,
melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena
Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan
diri-Mu dengan Allah.’
44 | T U H A N I T U A L L A H

Kata Yesus kepada mereka: ‘Tidakkah ada tertulis dalam


kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah
allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan,
disebut allah--sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan--,
masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh
Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau
menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak
Allah?
Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-
Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku
melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku,
percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh
mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku
di dalam Bapa’” (Yohanes 10:22-38).

Ke-Allahan Yesus Kristus, kesetaraan-Nya dengan Bapa dan Roh


Kudus sebagai Pribadi Ke-Allahan juga diungkapkan Rasul Paulus
dalam doa berkat yang ia tuliskan dalam suratnya kepada Jemaat di
Korintus: “Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Korintus 13:14).

Pernyataan-pernyataan “Aku Ada” (EGŌ EIMI) yang diucapkan


Yesus Kristus dan semua tanda-tanda ajaib atau mujizat yang
diperbuat-Nya, semuanya menunjukkan bahwa Ia adalah Allah.
Yesus Kristus mengucapkan pernyataan-pernyataan bahwa Dia adalah
ἐγώ εἰµι (EGŌ EIMI) yang dipahami orang-orang Yahudi sebagai
padanan YHVH sehingga mereka berusaha menghukum Yesus
dengan melontari Dia dengan batu sampai mati karena dianggap
menghujat Sesembahan mereka. Yesus mengatakan: “‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (EGŌ
EIMI).’ Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi
Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah” (Yohanes 8:58-59).
T U H A N I T U A L L A H | 45

Di Taman Getsemani, ketika Yesus mau ditangkap, Ia mengakui


bahwa Ia adalah “EGŌ EIMI.” Mereka yang hendak menangkapnya
jatuh terjerembab mendengar pengakuan Yesus, tapi Yesus merelakan
diri-Nya ditangkap. “Maka Yesus, yang tahu semua yang akan
menimpa diri-Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka:
‘Siapakah yang kamu cari?’ ‘Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’
Kata-Nya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang mengkhianati
Dia berdiri juga di situ bersama-sama mereka. Ketika Ia berkata
kepada mereka: ‘AKULAH DIA,’ MUNDURLAH MEREKA DAN
JATUH KE TANAH” (Yohanes 18:4-6).

Berikut didaftarkan ucapan-ucapan EGŌ EIMI Yesus yang


dituliskan dalam Injil Yohanes:

1) ἐγώ εἰµι ὁ ἄρτος τῆς ζωῆς – AKULAH ROTI HIDUP


Yohanes 6:35, 46, 51.
2) ἐγώ εἰµι το φῶς τοῦ κόσµου – AKULAH TERANG DUNIA
Yohanes 8:22; 9:5.
3) ἐγώ εἰµι ἡ θύρα – AKULAH PINTU.
Yohanes 10:7, 9
4) ἐγώ εἰµι ὁ ποιµη ν ὁ καλός – AKULAH GEMBALA YANG BAIK.
Yohanes 10:11, 14
5) ἐγώ εἰµι ἡ ἀνάστασις και ἡ ζωή – AKULAH KEBANGKITAN & HIDUP
Yohanes 11:25
6) ἐγώ εἰµι ἡ ὁδο ς και ἡ ἀλήθεια και ἡ ζωή - AKULAH JALAN, & KEBENARAN & HIDUP
Yohanes 14:6.
7) ᾿Εγώ εἰµι ἡ ἄµπελος ἡ ἀληθινή - AKULAH POKOK ANGGUR YANG BENAR
Yohanes 15:1, 5.
8) ᾿Εγώ εἰµι το Α και το Ω – AKU ADALAH ALFA DAN OMEGA
Wahyu 1 ;13-18.
46 | T U H A N I T U A L L A H

YESUS DISEMBAH SEBAGAI ALLAH. TUHAN memberikan


perintah kepada orang-orang Israel agar jangan menyembah Allah
lain. “Akulah TUHAN, Allahmu, yang
membawa engkau keluar dari tanah
Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan
ada padamu allah lain di hadapan-Ku”
(Keluaran 20:2-3). Pada waktu Yesus
digoda oleh Iblis untuk
menyembahnya, Yesus menghardik
Iblis dan menegaskan bahwa hanya
Allah yang patut disembah: “Maka
berkatalah Yesus kepadanya:
"Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis:
Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!" (Matius 4:10).
Yesus disembah dan Ia tidak menolak mereka yang
menyembah-Nya. Kalau Ia bukan Allah, pastilah mereka yang
menyembah-Nya telah menyembah allah lain, dan tentu saja telah
melanggar apa yang diperintahkan TUHAN. Beberapa peristiwa
dimana Yesus disembah dibahas di Bab berikut.

3. ROH KUDUS – PRIBADI KETIGA.


Doktrin Trinitas mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah Allah,
dan bukan sekedar pengaruh, kuasa, atau energi Allah. Ia adalah
Pribadi Ke-Allahan. Allah itu Roh menurut perkataan Tuhan Yesus
Kristus kepada perempuan Samaria di Perigi Yakub (Yohanes 4:24).
ALKITAB MENYATAKAN ROH KUDUS ADALAH ALLAH. Dalam
kisah dramatis yang menceriterakan kematian Ananias dan istrinya
yang bernama Safira yang berbohong kepada Roh Kudus, kita dapat
menyimak pengajaran bahwa Roh Kudus itu adalah Allah. Kepada
T U H A N I T U A L L A H | 47

Ananias yang menahan sebagian hasil penjualan tanahnya yang


seharusnya dibawa kepada Rasul-rasul pada waktu itu, Rasul Petrus
berkata bahwa ia sudah berbohong kepada Roh Kudus. Petrus
menjelaskan bahwa Ananias sudah berbohong kepada Allah. Roh
Kudus adalah Allah (Kisah 5:1-3). Berbohong kepada Roh Kudus
sama dengan berbohong kepada Allah. Pengalaman dramatis Ananias
dan Safira ini menunjukkannya.
Mendukakan Roh Kudus sama dengan mendukakan Allah. Nabi
Yesaya menuliskan tentang hal ini dalam Yesaya 63:10-11: “Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia
berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan
mereka. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman
Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik
dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya?
Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka”
(Yesaya 63:10-11).
Ayat-ayat berikut berisi perbandingan tulisan di Perjanjian Baru
yang mengutip tulisan di Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa
Roh Kudus disamakan dengan Tuhan. Apa yang difirmankan Tuhan
disebutkan difirmankan Roh Kudus.
a. Yesaya 6:8-10 dan Kisah 28:25-27:
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: "Siapakah
yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" Kemudian firman-
Nya: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-
sungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini
keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah
matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
48 | T U H A N I T U A L L A H

mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh"


(Yesaya 6:8-10).
“Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada
kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan
perkataan yang satu ini: "Tepatlah firman yang
disampaikan Roh Kudus kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini, dan
katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar, namun
tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan
telinganya berat mendengar, dan matanya melekat tertutup;
supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka” (Kisah
28:25-27).
Membandingkan ayat-ayat Alkitab diatas, jelas terlihat bahwa
apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Kisah 28:25-27, dikutipnya
dari Yesaya 6:8-10. Tetapi dalam Yesaya 6:8-10 dituliskan bahwa itu
adalah suara Tuhan kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kisah
28:25-27 Paulus menuliskan bahwa itu adalah firman yang
disampaikan Roh Kudus. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus
adalah Tuhan.
b. Ibrani 3:7-11, Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7:
Ibrani 3:7-11: “Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh
Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada
waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu
mencobai Aku dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun
lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu,
dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak
T U H A N I T U A L L A H | 49

mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-


Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.’"
Mazmur 95:7-11: “Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di
Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada
waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku,
padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun
Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: ‘Mereka suatu
bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-
Ku.’ Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: ‘Mereka
takkan masuk ke tempat perhentian-Ku.’"
Keluaran 17:1-7: “Kemudian berangkatlah segenap
jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat
persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah
TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana
tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata
mereka: ‘Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat
minum.’ Tetapi Musa berkata kepada mereka: ‘Mengapakah
kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu
mencobai TUHAN?’
Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah
bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami,
anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’ Lalu
berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: ‘Apakah
yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi
mereka akan melempari aku dengan batu!’
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Berjalanlah di
depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang
50 | T U H A N I T U A L L A H

dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu


tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung
batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari
dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.’
Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena
orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah
mencobai TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN
di tengah-tengah kita atau tidak?’”
Apabila kita memperhatikan kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 kita
dapati bahwa ini adalah perkataan Roh Kudus, dengan demikian, frase
'mencobai Aku' dalam perikop ini berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Mazmur 95:7b-11, hampir-hampir sama dengan Ibrani 3:7-11.
Tulisan dalam ayat ini menunjukkan peristiwa yang terjadi di Masa
dan Meriba yang dituliskan dalam Keluaran 17:1-7. Disini dituliskan
frase 'mencobai TUHAN', sedangkan dalam Ibrani 3:7-11
disebutkan bahwa orang-orang Israel 'mencobai Roh Kudus'. Secara
kasat mata ini menguatkan kesimpulan bahwa Roh Kudus itu adalah
TUHAN.
c. Ibrani 10:15-17 dan Yeremia 31:33-34.
Ibrani 10:15-17: “Dan tentang hal itu Roh Kudus juga
memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman:
‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka
sesudah waktu itu,’ Ia berfirman pula: ‘Aku akan menaruh
hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam
akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa
dan kesalahan mereka.’”
Yeremia 31:33-34: “Tetapi beginilah perjanjian yang
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,
T U H A N I T U A L L A H | 51

demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku


dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan:
Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan
mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa
mereka.”
Tulisan dalam Ibrani 10:16-17 dikutip dari Yeremia 31:33,34.
Tetapi dalam Yeremia 31 dituliskan bahwa kata-kata itu firman
TUHAN, sedangkan dalam Ibrani 10 ayat 15 dan 16 disebutkan
bahwa perkataan itu adalah “kesaksian/firman Roh Kudus.”
Yeremia 31 juga menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, dan
yang menaruh Taurat ke dalam batin umat-Nya, yang mengampuni /
tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN. Tetapi Ibrani 10:15-
17, menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, yang menaruh
hukum ke dalam hati, dan yang mengampuni / tidak mengingat dosa,
ialah Roh Kudus. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Roh
Kudus adalah TUHAN.
YESUS KRISTUS MENYATAKAN ROH KUDUS ADALAH ALLAH.
Setelah selesai memperkenalkan upacara Perjamuan Tuhan dan
sebelum ke Taman Getsemani, Tuhan Yesus Kristus memberikan
penghiburan dan nasihat kepada murid-murid-Nya agar mereka saling
mengasihi. Setelah itu Ia berjanji kepada mereka untuk meminta
kepada Bapa supaya mengirimkan Penolong yang lain untuk
menyertai mereka.
Penolong yang lain itu adalah Roh Kudus. Kodrat dan kualitas
Penolong yang lain itu sama dengan Yesus sendiri sebagai Penolong
yang pertama. Kalau Yesus adalah Allah, maka Penolong Yang lain
itu, yaitu Roh Kudus, juga adalah Allah. Kemampuan-Nya menolong
52 | T U H A N I T U A L L A H

dan mendampingi, juga sama dengan apa yang telah


didemonstrasikan Yesus pada waktu Ia melayani orang banyak.
Yesus memberi makan 5000 laki-laki, menyembuhkan orang
sakit: yang buta dapat melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang
berpenyakit kusta ditahirkan, Ia membangkitkan orang mati seperti
anak laki-laki janda di Nain (Lukas 7:11-17), membangkitan anak
perempuan Yairus (Lukas 8:41-42, 51-58), membangkitkan Lazarus
yang sudah empat hari dikuburkan (Yohanes 11: 1-44), bahkan Ia
sendiri bangkit dari antara orang mati (Matius 28:6; Markus 16:6;
Lukas 24:6; Yohanes 20:1-18).
Ke-Allahan Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang disebut
ἄλλον παράκλητον (‘PARAKLĒTOS’ YANG LAIN), yang akan akan
menjadi pendamping, penghibur, penasihat, pembela, dan fungsi
lainnya tersirat dalam pemahaman frase “allon parakleton” dalam
pernyataan Tuhan Yesus dalam Yohanes 14:16-17.
Teks asli Yohanes 14:16-17 perlu disajikan disini untuk lebih
mendalami pernyataan Yesus tentang Penolong yang lain yang akan
datang yaitu Roh Kebenaran, untuk menunjukkan bahwa Roh Kudus
itu adalah Allah, sama seperti Yesus Kristus yang juga adalah Allah;
“κἀγὼ ἐρωτήσω τὸν πατέρα καὶ ἄλλον παράκλητον
δώσει ὑμῖν ἵνα μεθ' ὑμῶν εἰς τὸν αἰῶνα ᾖ, τὸ πνεῦμα τῆς
ἀληθείας, ὃ ὁ κόσμος οὐ δύναται λαβεῖν, ὅτι οὐ θεωρεῖ αὐτὸ
οὐδὲ γινώσκει· ὑμεῖς γινώσκετε αὐτό, ὅτι παρ' ὑμῖν μένει καὶ
ἐν ὑμῖν ἔσται.”
Terjemahan Yohanes 14:16-17 dalam Alkitab Terjemahan Baru
(ITB) adalah:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak
T U H A N I T U A L L A H | 53

mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai


kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Beberapa hal penting yang diungkapkan dalam ayat-ayat ini
adalah:
1) Penolong yang lain itu secara pribadi berlainan dan dapat
dibedakan dengan penolong pertama tetapi kualitasnya sama.
Hal ini ditunjukkan dengan dipakainya kata sifat ἄλλοjj
(allos) untuk παράκλητοjj (paraklētos) dan bukan heteros.
Pribadi Yesus Kristus dapat dibedakan dari pribadi Roh
Kudus, tetapi baik Yesus maupun Roh Kudus adalah Allah.
Itulah sebabnya, Yesus memakai kata sifat “allos” yang
berarti “lain tapi dari jenis yang sama” untuk “parakletos”
bukan “heteros” yang berarti “lain tapi dari jenis berbeda.”
2) Penolong yang lain itu adalah παράκλητοjj (paraklētos) yang
diterjemahkan antara lain: “Penolong, Penghibur, Penasihat,
Pendamping, dan Pembela,” bukan παράκλuuτοjj
(paraklutos/paraklytos) yang berarti: “Yang Terpuji.”
Paraklētos yang Yesus janjikan adalah Penolong ilahi,
sedangkan paraklytos yang adalah manusia.
1) Tuduhan bahwa Gereja Kristen telah mengganti teks
παράκλητοjj (paraklētos) menjadi παράκλuuτοjj
(paraklutos/paraklytos), bohong dan tidak benar sebab semua
teks asli manuskrip Perjanjian Baru yang berkaitan dengan
ayat ini berbunyi παράκλητοjj (paraklētos) bukan
παράκλuuτοjj (paraklutos/paraklytos).
Keesaan Allah itu Alkitabiah. Keesaan Allah yang Alkitabiah
adalah keesaan Allah yang komposit. Keesaan Allah yang Alkitabiah
dan komposit adalah keesaan Allah yang telah dipercayai oleh
pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus, dan telah diformulasikan
sejak abad-abad permulaan perkembangan Gereja Kristen.
54 | T U H A N I T U A L L A H

KEESAAN ALLAH TRINITAS DIRUMUSKAN


Agama Kristen mengajarkan kepercayaan kepada Allah Trinitas,
dan bukan kepercaaan kepada Tiga Allah (Tritheisme). Agama
Kristen mengajarkan penyembahan kepada Satu Allah yang eksis
dalam tiga pribadi Bapa, Anak yaitu Yesus Kristus, dan Roh Kudus
(Trinitarianisme).
Istilah Trinitas itu sendiri tidak ada dalam Alkitab. Istilah Trinitas
ini yang secara harafiah berarti "tiga serangkai", berasal dari kata
Latin trinus, yang berarti "rangkap tiga".11 Berdasarkan pengertian ini
maka agama Kristen mengajarkan bahwa Allah yang Esa itu adlah
Allah ada dalam tiga pribadi atau hipostasis yang sehakekat
(konsubstansial), yaitu Bapa, Anak (Yesus Kristus), dan Roh Kudus.
Ketiga pribadi ke-Allahan ini memiliki satu substansi, esensi, atau
kodrat (homoousios), tetapi dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya. Istilah “substansi,” “esensi,” atau "kodrat" menunjukkan apa
Dia, sedangkan “hypostasis” atau "pribadi" menunjukkan siapa Dia.12
Penampakan tiga tamu Abraham yang dicatatkan dalam Kitab
Kejadian 18, dipahami sebagai penampakan Allah Trinitas, akan
tetapi itu dianggap hanya melengkapi penjelasan Perjanjian Baru
tentang Trinitas.
Teks Perjanjian Baru yang dianggap paling kuat menyiratkan
konsep Trinitas adalah Matius 28:19, yang berisi amanat agung yang
Tuhan Yesus berikan kepada murid-murid-Nya untuk membaptis
"dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus".
Paham TRINITARIANISME berbeda dengan BINITARIANISME
yaitu pengajaran tentang Allah yang satu substansi dalam dua pribadi,
juga berbeda dari UNITARIANISME yaitu pengajaran tentang Allah
yang satu substansi dalam satu pribadi saja. Trinitarianisme juga
berbeda dengan paham MODALISME yang mengajarkan eksistensi
Allah yang bermanifestasi dalam tiga representasi yang berbeda.
T U H A N I T U A L L A H | 55

1. PAHAM TRINITAS DALAM DOGMA KRISTEN


Doktrin Trinitas Ke-Allahan atau paham Trinitarianisme ini
sudah ada sejak abad permulaan Kekristenan, tetapi formula bakunya
baru dirumuskan pada akhir abad ke 4.
Bapa-bapa Gereja Kristen sebelum Nicea mempercayai Trinitas
namun kepercayaan mereka kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus
sebagai Allah yang Esa, diungkapkan dalam Bahasa yang sederhana
dan belum dikembangkan atau diformulasikan seperti yang
dirumuskan di Konsili Nicea tahun 325.
IGNATIUS DARI ANTIOKHIA adalah yang pertama mengajarkan
konsep Trinitas di sekitar tahun 110. Ia mendesak pengikut-pengikut
Kristus untuk taat kepada "Kristus, dan kepada Bapa, dan kepada
Roh."13
Sebelum Konsili Nicea tahun 325, YUSTIN MARTIR (100 – ±165)
sudah menuliskan konsep Trinitas dalam tulisannya ini: "dalam nama
Allah, Bapa dan Tuhan alam semesta, dan Juruselamat kita Yesus
Kristus, dan Roh Kudus".14
Namun demikian, Bapa Gereja pertama yang menggunakan
istilah "Trinitas" adalah TEOFILUS DARI ANTIOKHIA di akhir abad
ke-2. Ia mendefinisikan Trinitas sebagai Allah, Firman-Nya (Logos),
dan Kebijaksanaan-Nya (Sofia) dalam konteks diskusi mengenai tiga
hari pertama penciptaan.15
VALENTINUS (±100-±160), seorang pengajar aliran Gnostik,
meskipun tidak menggunakan istilah Trinitas, telah mengemukakan
konsep Trinitas yang lebih filosofis. Ia dianggap sebagai orang
pertama yang merenungkan gagasan tentang tiga entitas subsisten
(hipostasis), dalam sebuah karya berjudul “On the Three Natures”
yang merupakan penfasiran yang sangat alegoris menafsirkan bagian-
bagian kitab suci yang relevan sebagai penegasan Ke-Allahan yang
rangkap tiga. The Gospel of Phillip dari pengikut-pengikut
56 | T U H A N I T U A L L A H

Valentinus, yang beredar sekitar masa hidup Tertulianus, mendukung


rumusan Trinitas. Namun pengajaran Valentinus ditolak Gereja.16
Pada permulaan abad ke 3, TERTULIANUS (±155-±240) secara
eksplisit telah mendefinisikan Trinitas sebagai Bapa, Anak, dan Roh
Kudus. Dialah yang pertama kali memberikan pembelaan teologi
Trinitas dalam traktatnya yang berjudul “Adversus Praxean” (Against
Praxeas) dalam upayanya melawan paham Monarchianisme yang
diajarkan oleh Praxeas dari Asia Kecil.17
Kendati terdapat banyak perdebatan mengenai apakah keyakinan
Rasul-rasul hanya sekedar diartikulasikan dan dijelaskan dalam
Pengakuan Iman Trinitas, atau telah dirusak dan digantikan dengan
keyakinan baru, para akademisi teologi mengakui bahwa Pengakuan
Iman itu sendiri dibuat sebagai reaksi dan tanggapan terhadap
pengajaran-pengajaran yang menolak kodrat Bapa, Putra, dan Roh
Kudus. Membutuhkan waktu beberapa abad untuk menyelesaikan
kontroversi tersebut.
Perkembangan paling signifikan telah diartikulasikan selama
empat abad pertama oleh Bapa-bapa Gereja sebagai reaksi dan
tanggapan terhadap paham yang menentang Trinitas, seperti
Adopsionisme, Sabellianisme, dan Arianisme.
ADOPSIONISME merupakan keyakinan bahwa Yesus adalah
seorang manusia biasa, terlahir dari Yusuf dan Maria, yang menjadi
Kristus dan Putra Allah pada waktu Ia dibaptis. Pada tahun 269,
Sinode Antiokhia mengutuk Paulus dari Samosata karena teologi
Adopsionis yang ia ajarkan.
SABELLIANISME mengajarkan bahwa Bapa, Putra, dan Roh
Kudus dalam esensinya adalah satu dan sama, tapi muncul dalam
peran-peran berbeda. Akibat pandangannya ini, Sabellius
diekskomunikasi di Roma sekitar tahun 220 karena dianggap bidat.
T U H A N I T U A L L A H | 57

ARIANISME adalah paham yang dipopulerkan oleh Arius. Di abad


ke-4, Arius mulai mengajarkan bahwa Bapa telah ada sebelum Anak.
Menurt Arius, ada saatnya Allah sebagai Bapa seorang diri, yaitu
belum memperoleh kedudukan sebagai Bapa, Ia baru menjadi Bapa
setelah menciptakan sang Anak.
Pada tahun 325, Konsili Nicea menolak pengajaran Arius.
Konsili ini menekankan bahwa Yesus adalah Allah sepenuhnya,
sekaligus menolak paham subordinasionisme yang mengajarkan
bahwa Anak lebih rendah dari pada Bapa. Kredo Nicea menyatakan
bahwa Kristus adalah "Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah
benar dari Allah benar, diperanakkan, bukan dijadikan, sehakekat
dengan Bapa".
Kredo atau Pengakuan iman Nicea tersebut menggunakan istilah
homoousios (dari substansi yang sama) untuk mendefinisikan
hubungan antara Bapa dan Anak. Setelah perdebatan selama lebih dari
lima puluh tahun, homoousios diakui sebagai ciri khas ortodoksi, dan
dikembangkan lebih lanjut menjadi formula "tiga pribadi, satu
hakekat".
Pengajaran Athanasius (293–373), bahwa Allah itu sama dengan
Bapa, diterima di Konsili Nicea tersebut. Kredo Athanasius
menyatakan bahwa Bapa tidak diciptakan, Anak tidak diciptakan, dan
Roh Kudus juga tidak diciptakan. Ketiganya kekal dan tanpa awal.
"Bapa dan Anak dan Roh Kudus" bukan nama-nama bagian yang
berbeda dari satu Allah, tetapi adalah nama Allah, nama tiga pribadi
ke-Allahan. Ketiganya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Masing-masing pribadi dipahami memiliki kodrat atau esensi yang
identik, bukan sekadar kodrat-kodrat yang memiliki kemiripan.
BAPA-BAPA KAPADOKIA18 terdiri dari tiga orang YAITU
BASILIUS DARI KAISAREA, sahabatnya GREGORIUS DARI NAZIANZUS
dan adiknya, GREGORIUS DARI NYSSA. Ketiganya berasal dari
provinsi Romawi, Kapadokia, yang sekarang letaknya di wilayah
58 | T U H A N I T U A L L A H

Turki. Mereka menjadi terkenal setelah memberikan perlawanan


keras untuk menentang Arianisme. Mereka juga menentang
Apolinarianisme, Ketiganya bekerja sama untuk meyakinkan gereja
Orthodox di Timur untuk menerima kesetaraan Bapa, Putra dan Roh
Kudus sekaligus keberbedaan ketiganya pada saat bersamaan.
GREGORIUS DARI NAZIANZUS, salah satu dari Bapa-bapa
Kapadokia,19 menuliskan pernyataan ini tentang Trinitas:
"Ketika saya membayangkan Allah Yang Esa, saya
langsung diterangi oleh keagungan Tiga Pribadi; sejenak saya
memperlainkan Ketiganya, saya dihantar kembali ke dalam
Yang Esa. Ketika saya hendak membedakan Pribadi-pribadi
yang Tiga itu, saya langsung terbawa melihat Dia Yang Esa itu.
Ketika saya memikir-mikirkan salah satu dari yang Tiga itu,
saya terpikirkan akan Yang Esa yang adalah segalanya,
sehingga air mata saya berlinang-linang, dan sebagian besar
dari apa yang saya pikirkan luput dari ingatan saya. Saya tidak
mampu memahami keagungan Yang Esa itu dan tak dapat
menyandangkan keagungan yang lebih besar pada yang
lainnya. Ketika saya merenungkan Yang Tiga itu bersama-
sama, saya melihat hanya satu terang, dan saya tak mampu
membagi ataupun mengukur terang yang tak terbagi itu."20
Di akhir abad keempat, pengajaran tentang Trinitas telah secara
substansial mendapatkan bentuknya sebagaimana adanya saat ini.
Dalam doktrin Trinitas, Allah hadir sebagai tiga pribadi atau
hipostasis, tetapi satu hakekat, substansi, atau esensi. Pribadi-pribadi
dalam Trinitas Ke-Allahan, sama dalam kesetaraan dan kekekalan,
satu dalam esensi, kodrat, kuasa, tindakan, dan kehendak.
Pengagungan kepada Trinitas berpusat di biara-biara Perancis di
Tours dan Aniane tempat dimana BENEDIKTUS DARI ANIANE (±747-
821) mendedikasikan gereja biara tersebut kepada Trinitas pada tahun
872. Hari-hari Raya untuknya baru dilembagakan pada tahun 1091 di
T U H A N I T U A L L A H | 59

Biara Cluny dan pada tahun 1162 di Canterbury. Penolakan kepausan


berlanjut hingga tahun 1331.21

2. PAHAM TRINITAS DALAM FORMULA BAPTISAN


FORMULA BAPTISAN. Peristiwa pembaptisan Yesus yang
dicatatkan dalam Injil-injil Sinoptik ditafsirkan sebagai salah satu
manifestasi dari ketiga pribadi Trinitas.
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari
surga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan.”22
Dalam upacara pembaptisan, formula Trinitarian diucapkan.
“dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus".23 Ini berkaitan erat
dengan iman pengikut-pengikut Kristus yang mengimani Trinitas.
BASILIUS AGUNG (330–379) menyatakan:
"Kita wajib untuk dibaptis dalam kata-kata yang telah kita
terima, dan untuk mengakukan iman dalam kata-kata yang di
dalamnya kita telah dibaptis."
Konsili Konstantinopel I (381) juga menyatakan:
"Inilah Iman baptisan kita yang mengajarkan kita untuk
percaya dalam Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Menurut
Iman ini terdapat satu Ketuhanan, Kuasa, dan Hakekat dari
Bapa, dari Anak, dan dari Roh Kudus."
Kelompok-kelompok Kristen yang tidak menerima Trinitas
seperti aliran ONENESS PENTECOSTALISM menolak formula baptisan
dalam Matius 28:19. Menurut mereka rumusan baptisan yang
dituliskan dalam Kitab Kisah Para Rasul yaitu pembaptisan dalam
nama Yesus Kristus itu yang asli. Namun demikian, kebanyakan
60 | T U H A N I T U A L L A H

akademisi Perjanjian Baru yang merupakan pakar kritik teks,


menerima formula yang dicatatkan dalam Matius 28:19 sebagai
rumusan baptisan yang otentik karena tidak ditemukan varian teks ini
dalam manuskrip-manuskrip Perjanjian Baru berbahasa Yunani, dan
bentuk yang sekarang dari ayat ini juga ditegaskan dalam Didache dan
tulisan-tulisan patristik lainnya yang dituliskan pada abad pertama
dan kedua, seperti tulisan Ignatius, Tertullianus, Hippolitus,
Siprianus, dan Gregorius Thaumaturgus.24
Mengomentari formula pembaptisan dalam Matius 28:19,
Gerhard Kittel menyatakan:
“Hubungan rangkap tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus)
kemudian telah diungkapkan secara tetap dalam formula
triadik dalam 2 Korintus 13:13 dan dalam 1 Kor. 12:4–6.
Bentuk tersebut mula-mula diungkapkan dalam formula
pembaptisan yang dituliskan dalam Matius 28:19. Disini
terlihat dengan jelas bahwa Bapa, Anak, dan Roh Kudus ada
dalam suatu hubungan rangkap tiga yang tak terpisahkan”.25
Menurut pandangan pengikut-pengikut Kristus yang
mempercayai Trinitas, Bapa dan Anak dan Roh Kudus memiliki satu
esensi, substansi, atau hakekat yang sama. Hanya ada satu
juruselamat, yaitu Allah, dan ada satu keselamatan, dimanifestasikan
dalam Yesus Kristus, yang dapat diakses hanya karena Roh Kudus.
Allah Perjanjian Lama tetap sama dengan Allah Perjanjian Baru.
Allah yang Esa dalam Trinitas berbeda dengan pandangan politeistik,
yang memandang kuasa ilahi dimiliki bersama oleh beberapa dewa
yang dapat saling berselisih paham dan terlibat konflik antara satu
dengan yang lainnya.
Doktrin Trinitas atau paham Trinitarianisme mengajarkan bahwa
Anak "diperanakkan" (begotten) dari Bapa dan Roh dihembuskan
(proceeds) dari Bapa, tetapi Bapa "tidak diperanakkan ataupun
dihembuskan".
T U H A N I T U A L L A H | 61

MASALAH FILIOQUE. Perbedaan pendapat tentang apakah Roh


berasal dari Bapa saja, atau berasaal dari Bapa dan Anak, menjadi
pemicu terjadinya perpecahan atau Skisma Besar dalam Gereja
Kristen. Perpecahan terjadi karena Gereja Barat (RK) menambahkan
kata Filioque pada kata kerja procedere ke dalam Pengakuan Iman
Nicea yang pengertiannya berbeda dari kata kerja Yunani
ἐκπορεύεσθαι (yang mengartikan awal mula). Jadi, Roh "berasal" dari
Bapa dan Anak. Sebaliknya, Gereja Ortodoks Timur, mengajarkan
bahwa Roh "berasal" dari Bapa saja, dan tidak memberikan
pernyataan apa pun tentang perbedaan arti kedua kata kerja itu.
Keduanya diterjemahkan "berasal dari" (proceeds). Gereja Ortodoks
Timur berkeberatan atas ditambahkannya kata Filioque dengan alasan
eklesiologis dan teologis, karena menafsirkan bahwa "dari Bapa"
berarti "dari Bapa saja".
Sebagian besar kelompok Protestan dikemudian hari
menggunakan pengakuan iman yang menyertakan kata Filioque.26
Anak diperanakkan (begotten), dan Roh dihembuskan (proceeds),
dalam kekekalan (eternity). Mengenai pemahaman ini, Agustinus dari
Hippo memberikan penjelasan ini:
"Tahun-tahun milik-Mu adalah satu hari, dan hari milik-
Mu bukan setiap hari, tetapi hari ini; karena hari ini milik-Mu
tidak menghasilkan hari esok, juga tidak mengikuti hari
kemarin. Hari ini milik-Mu adalah kekekalan; karenanya
Engkau memperanakkan Yang Sama-kekal, kepada siapa
Engkau mengatakan, 'Engkau telah Kuperanakkan pada hari
ini.”27

3. PAHAM TRINITAS BUKAN DARI KEKAFIRAN


Doktrin Trinitas tidak berasal dari kekafiran. Doktrin ini
dipercayai pengikut-pengikut Kristus karena bersumber atau
didasarkan pada Alkitab. Namun demikan, ada upaya-upaya untuk
62 | T U H A N I T U A L L A H

menemukan asal usul doktrin Trinitas dari sumber-sumber kekafiran


atau diluar Alkitab, seperti dalam tulisan Plato, atau dalam agama
Hindu, atau dalam agama Persia.
Dalam mengembangkan pengajaran Trinitas Ke-Allahan, Gereja
menggalinya dari Alkitab dan kesaksian bapa-bapa Gereja yang hidup
sesudah masa Rasul-rasul, dan tidak dihasilkan dari penyerapan
pemahaman metafisik atau filsafat Yunani ke dalam pengajaran
Kristen,
Ada banyak ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru yang menunjukkan
konsep-konsep Trinitas Ke-Allahan, meskipun perlu didalami lebih
jauh dan memerlukan klarifikasi dalam kaitannya dengan keyakinan
bahwa Allah memiliki satu substansi, eksistensi atau esensi.
Perkembangan paling awal dari pada doktrin Trinitas Ke-Allahan
ini dapat dilihat sebagai usaha untuk melestarikan keseimbangan
antara berbagai pernyataan di Alkitab, tanpa meniru pandangan-
pandangan yang meskipun cukup masuk akal namun dapat merusak
dan mengabaikan bagian-bagian penting dalam iman kekristenan.
Pernyataan yang sederhana dan singkat tentang doktrin Keesaan
Allah Trinitas sebenarnya adalah “Tiga dalam Satu, dan Satu dalam
Tiga” tanpa menggunakan istilah-istilah tehnik seperti “substansi”
atau “oknum/pribadi.” Allah adalah Bapa, Bapa adalah Allah; Allah
adalah Anak, Anak adalah Allah; Allah adalah Roh, dan Roh adalah
Allah.
Dalam merumuskan kepercayaan kepada Trinitas ke-Allahan,
Gereja Kristen di abad-abad permulaan tidak mengadakan kompromi
dengan aliran-aliran kekafiran. Agama Kristen menjaga jarak dari
berbagai persimpangan dengannya. Faktanya, hubungan tiga
peribadi ilahi dalam keesaan telah diekspresikan dalam formula yang
tertulis dalam 2 Korintus 13:14, dan dalam I Korintus 12:4-6. Bahkan
T U H A N I T U A L L A H | 63

bentuknya yang pertama ditemukan dalam formula pembaptisan


dalam Matius 28: 19.
ANTI-TRINITARIANISME. Hanya mereka yang mengajarkan
paham anti-Trinitarian yang mengatakan bahwa Trinitas itu berasal
dari kekafiran. Kebanyakan kutipan yang dipakai kelompok anti-
trinitarian berasal dari mereka yang mengajarkan bahwa semua
pengajaran Kristen berasal dari kekafiran dan bukan hanya doktrin
Trinitas.
Kelompok ANTI-TRINITARIAN selalu mengutip sumber-sumber
atau penulis yang menuliskan bahwa Trinitas itu berasal dari
kekafiran, namun sebenarnya penulis yang sama juga menuliskan
bahwa bukan hanya Trinitas tetapi semua doktrin utama dalam
kekristenan berasal dari kekafiran. Contohnya, penulis-penulis
Unitarian mengutip Menara Pengawal (Watchtower) dan Menara
Pengawal mengutip penulis-penulis Unitarian. Beginilah logika
penolakan kelompok anti-trinitarian untuk menolak doktrin
Trinitas.28
Pengajaran penganut paham anti-trinitarian yang menyatakan
bahwa adanya persamaan-persamaan atau kemiripan doktrin Trinitas
dengan yang ada pada aliran-aliran kekafiran menunjukkan bahwa
Gereja Kristen telah
mengambil doktrin Trinitas
dari kekafiran dan bukannya
didasarkan pada Alkitab yang
diwahyukan Tuhan. Ini
merupakan suatu kepalsuan
yang besar karena kesamaan
atau kemiripan tidak
menunjukkan sumber. Contohnya, peristiwa Air Bah yang dicatatkan
di Alkitab juga ada dalam ceritera-ceritera mitos dalam kebudayaan-
64 | T U H A N I T U A L L A H

kebudayaan di luar Alkitab. Apakah ceritera Air Bah di Alkitab telah


diambil dari mitos diluar Alkitab dan pewahyuannya harus ditolak?
Adanya kesamaan atau kemiripan doktrin Trinitas dengan
pengajaran-pengajaran lainnya diluar Kekristenan tidak harus
dijadikan dasar mengajarkan bahwa doktrin Trinitas berasal dari
kekafiran. Kesamaan atau kemiripan pengajaran Alkitab dengan
pengajaran-pegajaran yang ada di dunia kekafiran bukan hanya
Trinitas.
Berikut diberikan daftar beberapa pengajaran Kristen yang ada
kesamaan atau kemiripan dengan pengajaran di dunia kekafiran:29

Plato Logos, Trinitas, Dewa Mahakuasa, Dunia


Rohani/non-fisik.

Kekafiran Dewa sebagai Bapa, Firman Ilahi, Raja Negeri


atau Penguasa Wilayah, Tuhan semua orang.
Keluarga Ilahi dengan Anak Dewa. Anak Tunggal
Dewa, inkarnasi, pendamaian, pengurbanan,
kelahiran baru, dosa, perkataan ilahi, malaikat-
malaikat, setan-setan, pembasuhan

Ceritera Air Di abad yang silam, para cendekiawan telah


Bah Nuh menemukan empat catatan kuno yang besar yang
melestarikan ceritera yang mirip dengan apa yang
dituliskan dalam Kejadian 1-11. Epic of
Gilgamesh, Daftar Raja-raja Sumeria, Epic of
Atrakhasis dari Babilonia Kuno, dan Ceritera Air
Bah orang-orang Sumeria. Semua ceritera ini telah
ditulis diantara abad ke duabelas dana bad ke tujuh
T U H A N I T U A L L A H | 65

belas Sebelum Masehi. Semuanya mirip dengan


garis besar di Kejadian 1-11.

Ceritera Seratus tahun yang lalu para pakar teologi dalam


Penciptaan lingkungan higher-criticism selalu menyatakan
bahwa Kitab Kejadian telah menyontek dari
sumber-sumber lain di Mesopotamia. Sejak waktu
itu mereka semua mencatat apa yang mereka
percayai sebagai peristiwa yang benar-benar
terjadi dalam sejarah di zaman kuno itu (kita juga
mempercayainya) (K. A. Kitchen, The Bible in Its
World, pp. 26-32)

Mereka yang tidak mempercayai doktrin Allah Trinitas,


menyatakan bahwa doktrin tentang Allah Trinitas juga didapati ada di
duia kekafiran di belahan bumi Timur dan Barat, begitu juga upacara
pembasuhan, dan ritual pengurbanan. Doktrin tentang logos sebagai
Firman itu serupa dengan apa yang dituliskan Plato; doktrin inkarnasi
itu serupa dengan pengajaran dari India; kerajaan ilahi itu dari agama
Yahudi; malaikat-malaikat dan setan-setan berasal dari negeri para
Majus; hubungan dosa dengan tubuh dari kaum Gnostik; Begitulah
mereka mengemukakan apa yang mereka anggap sebagai bukti dan
fakta. Argumentasi-argumentasi ini dikemukakan dengan sanggahan
bahwa doktrin-doktrin Kristen berasal dari kekafiran.30
YUSTINUS MARTYR. Bapa-bapa Gereja dan orang-orang Kristen
di awal Kekristenan mengetaui adanya kesamaan-kesamaan atau
kemiripan-kemiripan itu. Yustinun Martyr misalnya mengatakan:
“Dogma Plato tidak asing bagi orang-orang Kristen.
Jikalau kita orang-orang Kristen mengatakan bahwa segala
sesuatu telah diciptakan dan diatur Allah, seolah-olah kita
mengutip pengajaran Plato."31
66 | T U H A N I T U A L L A H

Justinus Martyr berusaha keras untuk membuktikan bahwa


kemiripan-kemiripan antara kekristenan dengan agama-agama lain
semuanya karena kelicikan setan. Menurut dia, setan-setan ini telah
membaca dan mengetahui isi Kitab Suci Alkitab dan telah mengetahui
walaupun tidak sempurna akan nasib mereka. Mereka gemetar
manakala mereka akan dicampakkan dan tak berdaya menolaknya.
Dalam usaha mereka meluputkan diri dan untuk menipu manusia
mereka dengan cepat mengarang upacara-upacara keagamaan semirip
mungkin dengan yang mereka lihat akan dilembagakan dan
dijalankan. Demikianlah mereka berharap bahwa ketika Kristus
datang dan melembagakan ibadah atau perbaktian kepada-Nya.
Orang-orang dapat ditipu untuk mempercayai bahwa orang-orang
Kristen itu hanya meminjam dari upacara-upacara dan kepercayaan
mereka dari kekafiran.32
Bagi pelajar Alkitab di masa kini, penjelasan Justinus Martyr ini
mungkin saja dianggap sederhana dan sangat naïf, tetapi
penjelasannya ini sangat penting karena mennjukkan adanya bukti
pemutar-balikan fakta tentang kesamaan doktrin-doktrin Kekristenan
dengan praktek dan pengajaran agama-agama kekafiran."33
AUGUSTINE mengatakan bahwa dalam kitab-kitab yang
dipercayai pengikut-pengikut Plato terdapat kalimat “pada mulanya
adalah Firman,” tetapi disitu tidak didapati kalimat yang berbunyi
“Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara kita.”34
Dalam dunia kekafiran diajarkan bahwa "semesta alam dibagi
dalam tiga bagian dan masing-masing bagian dunia dikuasai oleh satu
dewa. Dewa Anu memerintah dan menguasai langit. Bumi diberikan
kepada dewa Enlil. Ea menjadi penguasa Air. Bersama-sama mereka
membentuk tiga seerangkai Dewa Besar.’ . . .Dewa-dewa itu berhak
menikmati immortalitas namun mereka mempunyai kebutuhan dan
keinginan-keinginan yang sama sebagai mahluk-mahluk fana atau
mortal. Mereka juga dihinggapi rasa takut. . . Seperti manusia, dewa-
T U H A N I T U A L L A H | 67

dewa ini mempunyai istri-istri dan keluarga. . .Meskipun setiap dewa


memiliki ruang lingkup pengaruh, dewa-dewa ini kadang-kadang
berkumpul bersama untk memperdebatkan persoalan-persoalan yang
lazim mereka hadapi. . . Hierarki ilahi belum ditetapkan dan
seringkali dimodifikasi. Azas primitive kuno yang berkaitan dengan
kesuburan dan kekayaan pada mulanya didewakan dan disembah oleh
orang-orang Sumeria kemudian berkembang dan menyebar dengan
cepat menjadi banyak dewa yang tidak memiliki hubungan yang jelas
satu dengan yang lain. Sesudah itu, dibawah pengaruh kesombongan
wilayah kekuasaannya, dewa-dewa mulai mendapatkan tingkat
kedudukan kehormatan yang berbanding lurus dengan pentingnya
wilayah kekuasaan dikota dimana mereka dipuja dan didewakan.
Akhirnya para pakar agama di Babilonia menetapkan hierarki dewa-
dewa, mengelompokkannya dalam tiga serangkai. Anu sebagai dewa
tertinggi. Dewa-dewa lainnya memujanya sebagai ‘Bapa’ mereka
maksudnya kepala atau pemimpin mereka. Demikianlah ketika dewi
Ishtar, dicampakkan dengan kasar oleh sang pahlawan yang bernama
Gilgamesh, ia pergi kepada dewa Anu, Bapanya dan bmemanggilnya:
‘Ya Bapa.’ . . . Bel adalah dewa yang dijuluki ‘Raja Negeri’ atau
‘Tuan Penguasa Wilayah’ . . . perkataan Bel sangat berkuasa.’”35
PENGAJARAN MIRIP TRINITAS. Meskipun pengajaran tentang
Trinitas menjadi ciri khas agama Kristen, pengajaran ini tidak
merupakan pengajaran yang hanya ada dalam Kekristenan.
Pengajaran yang murip atau serupa juga dijumpai dalam dunia
kekafiran. Dalam pengajaran agama-agama dari India misalnya, kita
dapati tiga serangkai dewa yang terdiri dari BRAHMA, WISNU, DAN
SIWA; dalam agama di Mesir ada tiga serangkai OSIRIS, ISIS, DAN
HORUS yang merupakan satu keluarga, seperti Bapa, Ibu, dan Anak.
Allah sebagai Trinitas tidak hanya kita jumpai dalam agama-
agama historis, tetapi juga dalam dunia filsafat. Penganut Aliran
FILSAFAT BARU PLATO, mendewakan Realitas Tertinggi yang
68 | T U H A N I T U A L L A H

disebutkan Plato dalam Timmoeus dimana Realitas yang ada pada


mulanya itu, digambarkan sebagai Kebaikan atau ‘Yang Tunggal,
yaitu Kecerdasan atau Satu tetapi Banyak, dan juga disebut Jiwa
Dunia atau Satu dan Banyak. Trinitas dalam pengajaran agama
Kristen juga dikaitkan dengan FILSAFAT COMTE. Kultus
kemanusiaan sebagai Mahluk Besar, Ruang sebagai Media Besar, dan
bumi sebagai Jimat Besar.

KEESAAN ALLAH ITU MISTERI


Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah itu misteri. Maksudnya,
keesaan TUHAN itu berada diluar jangkauan kemampuan berpikir
manusia. Keesaan Allah yang tak terbatas (infinite), tidak dapat
dijelaskan oleh manusia yang memiliki kemampuan terbatas (finite).
Allah yang Esa yang ada di Alkitab Kristen adalah Allah yang
Mahabesar sehingga manusia fana tidak mampu menjelaskan
keesaan-Nya karena hanya memiliki kemampuan berpikir yang
terbatas. Dalam Ayub 36:26 dituliskan tentang TUHAN, demikian:
“SESUNGGUHNYA, ALLAH ITU BESAR, TIDAK TERCAPAI OLEH
PENGETAHUAN KITA, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.”
("CERTAINLY, GOD IS SO GREAT THAT HE IS BEYOND OUR
UNDERSTANDING. The number of his years cannot be counted.” – Job
36:26 GW). Itulah sebabnya eksistensi TUHAN yang Esa merupakan
misteri bagi manusia, termasuk yang paling pintar sekalipun.
Semua penjelasan manusia tentang TUHAN yang Esa itu
hanyalah sebagian kecil dari apa yang dapat diketahui manusia
tentang Tuhan yang Esa itu. Apa yang dapat dijelaskan manusia
tentang TUHAN hanyalah berdasarkan apa yang tercatat di Alkitab,
yang dapat dilihat di alam, dan dari pengalaman pribadinya. Semua
itu digabungkan, hanyalah menghasilkan penjelasan tentang Allah
yang sangat minim karena TUHAN itu Mahabesar dan kebesaran-Nya
T U H A N I T U A L L A H | 69

jauh melampaui apa yang dapat dipelajari, diamati, dan dirasakan


manusia berdosa.
Apabila ada seseorang yang mangaku bahwa ia dapat
menjelaskan sepenuhnya Keesaan TUHAN, bahwa ia dapat
memahami sepenuhnya misteri Keesaan Allah, maka sebenarnya
Tuhan yang dijelaskannya itu adalah ciptaannya sendiri dan bukan
dan bukan TUHAN yang diajarkan Alkitab.
TUHAN yang diajarkan Alkitab adalah Sang Pencipta. Dialah
yang yang menjadi sumber semua ciptaan di semesta alam. Dia bukan
sekedar kekuatan atau energi melainkan memiliki essensi pribadi
yang tidak diciptakan, yang berada diluar kemampuan manusia untuk
menjelaskannya. Manusia dapat mengenal tentang Dia melalui semua
karya ciptaan-Nya yang dapat dilihat dan dialaminya, tetapi essensi
Ke-Allahan-Nya tak mampu dipahami oleh manusia fana karena
berada diluar jangkauan kemampuan berpikirnya. Alkitab
mengajarkan bahwa Allah, Sang Pencipta, dibedakan dari semua
ciptaan-Nya yang Ia ciptakan dari kuasa atau energi kekal-Nya.
Pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus mengimani TUHAN
yang Esa yang diketahuinya lewat petunjuk Kitab Suci Alkitab yang
diimaninya, dengan menyaksikan semua demonstrasi kebesaran
TUHAN di alam ciptaan-Nya, dan dari pengalaman pribadinya. Ia
mengimani TUHAN yang Esa bukan hanya berdsasarkan
argumentasi-argumentasi untuk membuktikan Keesaan TUHAN yang
dikemukakan untuk menjadi bukti yang kuat dan masuk akal. dan
bukan sekedar mengimaninya karena ada bukti-bukti yang masuk akal
tentang eksistensi TUHAN.
Keesaan TUHAN berada jauh melampaui semua hukum buatan
manusia ataupun definisi yang dikemukakan manusia, bahkan
melampaui matematika manusia.
70 | T U H A N I T U A L L A H

TUHAN yang Esa yang diajarkan Alkitab adalah TUHAN


Trinitas. TUHAN yang tidak dapat dijelaskan dengan hukum dan
matematika manusia fana. Begitu tinggi dan dalamnya ide yang
terkandung dalam konsep Keesaan TUHAN sehingga Tuhan Trinitas
diungkapkan manusia fana sebagai tiga Oknum atau Pribadi Ilahi
yang tak mungkin terpisahkan tetapi dapat dilihat berberbedaan-Nya
satu dengan yang lain. Tiga tetapi Satu.
Keesaan inilah yang dimaksudkan melampaui perhitungan
matematika manusia fana yang tak memungkinkannya. Semua
contoh dan illustrasi yang dikemukakan manusia untuk menjelaskan
Keesaan TUHAN itu tidak dapat menggambarkan secara sempurna
akan Allah yang Esa sebab semuanya hanyalah bersifat terbatas.
TUHAN yang Esa yang diajarkan Alkitab adalah Tuhan yang
punya satu essensi atau substansi yang tak terpisahkan tetapi eksis
dalam tiga “Pribadi” yang dapat dibedakan atau “distinct” satu dengan
yang lain yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Karena memiliki satu
essensi atau substansi keTuhanan, maka ketiga “Pribadi” ini dikenal
memiliki kehendak dan kuasa yang satu, dan tidak saling
bertentangan.
Tuhan Yesus Kristus mengatakan dalam Yohanes 5:19: “Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan
sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa
mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang
dikerjakan Anak”. Selanjutnya Ia juga mengatakan kepada murid-
murid-Nya:
“Tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus
oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan
segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan
semua yang telah Kukatakan kepadamu” (Yohanes 14:26).
Tuhan Yesus Kristus menambahkan:
T U H A N I T U A L L A H | 71

“Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan


memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia tidak
akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi segala sesuatu
yang didengar-Nya itulah yang akan dikatakan-Nya dan Ia
akan memberitakan kepadamu hal-hal yang akan datang. Ia
akan memuliakan Aku, sebab Ia akan memberitakan
kepadamu apa yang diterimanya dari pada-Ku. Segala
sesuatu yang Bapa punya, adalah Aku punya; sebab itu Aku
berkata: Ia akan memberitakan kepadamu apa yang
diterimanya dari pada-Ku." (Yohanes 16:13-15).
Setiap “Pribadi” Allah Trinitas memiliki seutuhnya essensi atau
substansi Allah dan bukan hanya sepertiganya. Namun demikian
“pribadi” yang satu dapat dibedakan (distinct) dari yang lain. Allah
Trinitas adalah tiga “pribadi” dengan essensi atau substansi tunggal.
Itulah sebabnya, atribut yang sama yang berkaitan dengan kehendak,
kuasa, dan otoritasnya, diberikan kepada setiap “pribadi” Ke-Allahan
itu. Pribadi yang satu tidak lebih superior dari yang lain. Tidak ada
superioritas ataupun subordinasi dalam keesaan Tuhan. Penyebutan
Oknum atau Pribadi Pertama, Kedua, dan Ketiga tidak menunjukkan
ranking ke-Allahan. Setiap “pribadi” Allah yang Esa sama dalam
kekekalan, eksistensi, dan kesetaraan (co-eternal, co-existence, dan
co-equal).
Alkitab Perjanjian Lama tidak memberikan penjelasan panjang
lebar tentang TUHAN yang Esa. Penjelasan tentang Keesaan Allah
diberikan secara terperinci di dalam Perjanjian Baru. Ke-Allahan
Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus dikukuhkan dalam ayat-ayat
Alkitab Perjanjian Baru.
Keesaan Allah, konsep Trinitas Ke-Allahan, didemonstrasikan
secara kasat mata dalam peristiwa pembaptisan Yesus yang
dicacatkan dalam Matius 3:16-17. Tiga “Pribadi” Ke-Allahan, Bapa,
Anak, dan Roh Kudus, hadir dalam upacara tersebut. Matius menulis:
72 | T U H A N I T U A L L A H

“Sesudah dibaptis, YESUS segera keluar dari air dan pada waktu itu
juga langit terbuka dan Ia melihat ROH ALLAH seperti burung merpati
turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah SUARA DARI SORGA yang
mengatakan: ‘INILAH ANAK-KU YANG KUKASIHI, KEPADA-NYALAH
AKU BERKENAN.’"
Keesaan Allah, konsep Trinitas Ke-Allahan, juga diungkapkan
Tuhan Yesus Kristus dalam Matius 28:19. Dalam formula baptisan
yang ada dalam amanat agung yang diamanatkan Yesus kepada
murid-murid-Nya, ditunjukkan keesaan, kesetaraan, dan kehadiran
tiga “pribadi” ke-Allahan yang dapat dibedakan satu dari yang lain
(distinct).
“Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam NAMA BAPA dan ANAK dan ROH KUDUS, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’" (Matius
28:18-20).
Doa berkat (benediction) Rasul Paulus yang dicatatkan dalam 2
Korintus 13:14 juga merefleksikan konsep Trinitas Ke-Allahan. Tiga
“pribadi” yang setara dan dapat dibedakan satu dari yang lain
(distinct) diungkapkan. Rasul Paulus berdoa semoga “Kasih karunia
Tuhan YESUS KRISTUS, dan kasih ALLAH, dan persekutuan ROH
KUDUS menyertai kamu sekalian.” (2 Korintus 13:14).

RANGKUMAN
Ayat-ayat Alkitab secara eksplisit dan implisit mengungkapkan
Keesaan TUHAN. Beberapa diantaranya yang secara eksplisit
T U H A N I T U A L L A H | 73

menyatakan Keesaan Allah dalam tiga Pribadi yang dapat dibedakan


satu dengan yang lain telah dikutip dalam bab ini.
Bab ini juga telah membahas tentang konsep Keesaan Allah yang
sifatnya komposit, yang diungkapkan dalam ayat-ayat Alkitab yang
mengandung istilah-istilah echad dan Elohim maupun dalam
pernyataan yang ada dalam Shema orang-orang Israel dalam Ulangan
6:4, dan pernyataan Tuhan Yesus Kristus sendiri dalam Markus
12:29.
Harus diakui bahwa kebesaran TUHAN yang Esa, kebesaran
Allah yang Esa itu bersifat misteri atau berada diluar batas
kemampuan manusia berdosa yang fana untuk memahaminya. Itulah
sebabnya penulis menyatakan bahwa Keesaan Allah itu adalah suatu
misteri, bukan karena merupakan rahasia, tetapi karena memang
manusia tak sanggup memahaminya. Apa yang diungkapkan dalam
lembaran-lembaran Alkitab yang adalah wahyu Allah, itulah yang
menjadi dasar pemahaman Trinitas Ke-Allahan.
Perkembangan doktrin Trinitas di gereja Kristen yang jelas
menunjukkan bahwa doktrin ini tidak diambil dari kekafiran
walaupun ada kemiripan dengan pengajaran-pengajaran kekafiran itu,
dibahas juga di bab ini, dilengkapi dengan bukti-bukti Alkitabiah
tentang Bapa, Anak, dan Roh Kudus yang disembah oleh penganut
paham Trinitarian dikalangan Kekristenan.
Bagian yang membahas Yesus yang disembah dan tidak menolak
penyembahan kepada-Nya seharusnya dipahami oleh mereka yang
mengajarkan bahwa Tuhan Yesus Kristus bukan Sesembahan.
Kekerasan hati orang-orang Yahudi, teristimewa para imam, ahli
Taurat dan orang-orang Farisi yang dibutakan oleh pengajaran mereka
sehingga yang tidak mau menyembah Tuhan Yesus Kristus
seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang menolak
untuk menyembah Dia.
74 | T U H A N I T U A L L A H

Bab berikut akan membahas tentang Ke-Allahan Tuhan Yesus


Kristus, salah satu “pribadi” Trinitas Ke-Allahan, yang dicatatkan
dalam ayat-ayat Alkitab, khususnya ayat-ayat Perjanjian Baru.

1
Elohim dipakai di Perjanjian Lama sebanyak 2,570 kali.
2
Adam Clarke, Adam Clarke’s Commentary On the Bible. Dikutip dari E-
Sword 11.1.0. Teks aslinya adalah sebagai berikut: “The original word
‫ אלהים‬Elohim, God, is certainly the plural form of ‫ אל‬El, or ‫ אלה‬Eloah, and
has long been supposed, by the most eminently learned and pious men, to
imply a plurality of Persons in the Divine nature. As this plurality appears
in so many parts of the sacred writings to be confined to three Persons,
hence the doctrine of the Trinity, which has formed a part of the creed of
all those who have been deemed sound in the faith, from the earliest ages of
Christianity. Nor are the Christians singular in receiving this doctrine, and
in deriving it from the first words of Divine revelation.
3
Ibid. Teks aslinya berbunyi: An eminent Jewish rabbi, Simeon ben Joachi,
in his comment on the sixth section of Leviticus, has these remarkable
words: “Come and see the mystery of the word Elohim; there are three
degrees, and each degree by itself alone, and yet notwithstanding they are
all one, and joined together in one, and are not divided from each other.”
See Ainsworth. He must be strangely prejudiced indeed who cannot see that
the doctrine of a Trinity, and of a Trinity in unity, is expressed in the above
words. The verb ‫ ברא‬bara, he created, being joined in the singular number
with this plural noun, has been considered as pointing out, and not
obscurely, the unity of the Divine Persons in this work of creation. In the
ever-blessed Trinity, from the infinite and indivisible unity of the persons,
there can be but one will, one purpose, and one infinite and uncontrollable
energy.” Adam Clarke’s Commentary On the Bible. Dikutip dari E-Sword
11.1.0
4
Ellicott’s Commentary for English Readers – E-Sword 11.1.0
5
Dr. Peter Pett’s Commentary – E-Sword 11.1.0
6
Jamieson, Fausset and Brown Commentary – E-Sword 11.1.0; baca juga
https://www.biblestudytools.com/commentaries/jamieson-fausset-
brown/genesis/genesis-1.html.
T U H A N I T U A L L A H | 75

7
http://www.sarapanpagi.org/apakah-yahweh-nama-tuhan-yang-paling-
sahih-vt1710.html. Diakses 2 April 2018
8
Kesaksian David L. Cooper D.D. Baca juga David L. Cooper, The God of
Israel, Biblical Research Society, 1945, 30-100.
9
Menurut Gesenius Hebrew/Chaldee Lexicon To The Old Testament, echad
berarti, "menyatukan, menggabungkan bersama, berada dalam keadaan
bersatu." Echad juga mengandung arti berada dalam keadaan “terjalin
bersama-sama” seperti jalinan tali. Semakin erat jalinan tali, semakin besar
kekuatan yang dihasilkannya, Echad memang berarti “satu” tetapi ini
adalah kesatuan yang dihasilkan oleh keterikatan bersama.
10
Cohn, Leopald, The Trinity In the Old Testament, 3-4.
11
Oxford Dictionaries
12
https://id.wikipedia.org/wiki/Tritunggal. Diakses 2 Apiril 2018.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Dikutip dari https://en.wikipedia.org/wiki/Theophilus_of_Antioch. Yang
bersumber dari: Theophilus, Apologia ad Autolycum, Book II, Chapter 15
16
https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity. Dikutip 2 April 2018.
17
https://en.wikipedia.org/wiki/Tertullian; Tertullian sering dianggap
pendukung awal doktrin Nicene, mengadakan pendekatan subjek itu dari
sudut pandang doktrin Logos, meskipun ia belum membahas doktrin
Trinitas imanen. Dalam traktat terhadap Praxeas, yang mengajarkan paham
patripassianisme di Roma, Tertullian menggunakan kata-kata "Trinitas",
"ekonomi" (digunakan merujuk kepada tiga orang), "orang", dan
"substansi," mempertahankan perbedaan anak dari Bapa sebagai Allah yang
tak punya awal, dan Roh dari Bapa dan anak (Adv. Praxeam, xxv).
"Ketiganya adalah satu substansi, bukan satu Pribadi (oknum); juga
disebutkan, ' aku dan Bapa adalah satu' bukan dalam hal Satu dalam
hitungan angka, tetapi satu dalam substansi." Nama "Bapa" dan "Anak"
menunjukkan perbedaan kepribadian. Bapa itu satu, Anak juga satu, dan
Roh juga adalah pribadi yang satu lagi.
18
https://en.wikipedia.org/wiki/Cappadocian_Fathers. Dikutip 2-4-2018.
19
https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity.
76 | T U H A N I T U A L L A H

20
Gregory of Nazianzus, Orations 40.41. Dikutip dari
https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity. Diakses 2 Apirl 2018.
21
Ibid.
22
Matius 3:16-17
23
Matius 28:19
24
https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity. Diakses 2 Apirl 2018.
25
Kittel, 3:108. Ibid.
26
The Westminster Confession 2:3, the London Baptist Confession 2:3, and
the Lutheran Augsburg Confession 1:1–6.
27
Ibid. https://en.wikipedia.org/wiki/Trinity. Diakses 2 April 2018.
28
Contoh penulis-penulis anti-trinitarian yang menolak Trinitas

Christianity "The origin of the [Trinity] is entirely pagan." (The


Trasher Paganism in Our Christianity, Arthur Weigall, as
Arthur Weigall quoted in, Should you believe the Trinity?,
Watchtower publication)

Christianity "Christianity did not destroy paganism; it adopted


Trasher it. . . . From Egypt came the ideas of a divine
Will Durant trinity." ("Will Durant", quoted in, Should you
believe the Trinity?, Watchtower booklet)

Christianity "Christianity had conquered paganism, and


Trasher paganism had corrupted Christianity. (Winwood
Winwood Reade Reade, Philosopher and historian, The Martyrdom
of Man, p 183-84, quoted by anti-Trinitarians)

Christianity Trinity "is a corruption borrowed from the heathen


Trasher religions, and ingrafted on the Christian faith." (A
Lyman Abbott Dictionary of Religious Knowledge, Lyman
T U H A N I T U A L L A H | 77

Abbott, p944, as quoted in, Should you believe the


Trinity?, Watchtower publication)

Atheist "If Paganism was conquered by Christianity, it is


Edward Gibbon equally true that Christianity was corrupted by
Paganism. The pure Deism of the first Christians .
. . was changed, by the Church of Rome, into the
incomprehensible dogma of the trinity. Many of
the pagan tenets, invented by the Egyptians and
idealized by Plato, were retained as being worthy
of belief." (Edward Gibbon's History of
Christianity, quoted in, Should you believe the
Trinity?, Watchtower publication) ("History of
Christianity", by Edward Gibbon, 1891, p. xvi)

Jewish Rabbi • "This sublime pronouncement of absolute


J. H. Hertz monotheism was a declaration of war
against all polytheism . . . In the same
way, the Shema excludes the trinity of the
Christian creed as a violation of the Unity
of God." (The Pentateuch and Haftorahs",
J. H. Hertz, 1941, Vol. 1, p. 215, a rabbi)
• Comment: The fact remains that the title
theos, is clearly applied to Christ proving
that Jehovah's Witnesses make a
deceptive argument as Lohse states:
"Speaking first of the person of Jesus
Christ ... In other passages of the New
Testament the predicate "God" is without
a doubt applied to Christ.' With these
affirmations, which for Jewish
monotheism were utterly offensive." (A
78 | T U H A N I T U A L L A H

Short History of Christian Doctrine,


Bernard Lohse, 1966, p37-39)

Unitarian "In the book A Statement of Reasons, Andrews


Andrews Norton Norton says of the Trinity: 'We can trace the
history of this doctrine, and discover its source, not
in the Christian revelation, but in the Platonic
philosophy . . . The Trinity is not a doctrine of
Christ and his Apostles, but a fiction of the school
of the later Platonists.'" (A Statement of Reasons,
Andrews Norton, 1872, Fifth edition, American
Unitarian Association, Boston, MA, p 94, 104., as
quoted in, Should you believe the Trinity?,
Watchtower publication)
"The name of Andrews Norton has long been
widely known as that of one of the ablest
theologians and most accomplished critics of our
time; standing, in his department of service, at the
head of the Unitarian movement in this country.
His memory will be ever admiringly cherished by
those who sympathized with him in his religious
views" (A Statement of Reasons, Andrews Norton,
1872, Fifth edition, American Unitarian
Association, Boston, MA) p ix, biographical
notice)
Asking Norton what he thinks about the trinity is
like asking a Jw if the Watchtower magazine is
God's channel of communication to man today or
asking the Pope if Peter is the first Pope! Quoting
Norton is worthless because it is quoting your own
personal opinion!
T U H A N I T U A L L A H | 79

Unitarian "The doctrine of the Trinity was of gradual and


Alvan Lamson comparatively late formation; . . . it had its origin
in a source entirely foreign from that of the Jewish
and Christian Scriptures; . . . it grew up, and was
ingrafted on Christianity, through the hands of the
Platonizing Fathers." (The Church of the First
Three Centuries, Alvan Lamson, 1860 edition, p.
34., British and Foreign Unitarian Association, As
quoted in, Should you believe the Trinity?,
Watchtower publication)
Alvan Lamson was a top leader and theologian in
the a Unitarian type church! We ask how objective
is it to use a Unitarian as proof that trinity is pagan
origin? This is an example of self quoting!
The Watchtower is guilty of a kind of self-quoting,
while leading you to believe that he is a trinitarian!
JW's don't want you to know that the greatest
historical authority they use to summarize all the
historical data in their book "Should you believe
the Trinity", is an anti-trinitarian! Their book says,
"Summing up the historical evidence, Alvan
Lamson says in The Church of the First Three
Centuries ...". Since they can't find any Trinitarians
to say that Trinity was "ingrafted on Christianity,
through the hands of the Platonizing Fathers" they
must turn to Anti-Trinitarians. Most often, they
turn to atheists who trash not only Trinity, but the
whole of Christianity as of pagan origin!

Unitarian So how then did a Trinitarian doctrine come about?


Victor Wierwille It gradually evolved and gained momentum in the
80 | T U H A N I T U A L L A H

late first, second and third centuries as pagans,


who had converted to Christianity, brought to
Christianity some of their pagan beliefs and
practices. Trinitarianism then was confirmed at
Nicaea in 325 by Church bishops out of political
expediency" (Dr. Victor Paul Wierwille, Arian,
Leader of The Way International, Jesus Christ is
Not God, p. 25-26)

29
www.bible.ca/trinity/trinity-pagan.htm. Diakses 2 April 2018.
30
John Henry Newman, Essay on the Development of Christian Doctrine
(n.p, n.d), 358.
31
New Schaff-Herzog Encyclopedia, Platonism And Christianity, 88. Ibid.
32
Justin Martyr menulis pada tahun 150 AD tentang kemiripan antara
Kekafiran dan Kekristenan.
"Chapter LXIX.-The Devil, Since He Emulates the Truth, Has Invented
Fables About Bacchus, Hercules, and Aesculapius. "Be well assured, then,
Trypho," I continued, "that I am established in the knowledge of and faith
in the Scriptures by those counterfeits which he who is called the devil is
said to have performed among the Greeks; just as some were wrought by
the Magi in Egypt, and others by the false prophets in Elijah's days. For
when they tell that Bacchus, son of Jupiter, was begotten by [Jupiter's]
intercourse with Semele, and that he was the discoverer of the vine; and
when they relate, that being torn in pieces, and having died, he rose again,
and ascended to heaven; and when they introduce wine into his mysteries,
do I not perceive that [the devil] has imitated the prophecy announced by
the patriarch Jacob, and recorded by Moses? And when they tell that
Hercules was strong, and travelled over all the world, and was begotten by
Jove of Alcmene, and ascended to heaven when he died, do I not perceive
that the Scripture which speaks of Christ, 'strong as a giant to run his race,
' has been in like manner imitated? And when he [the devil] brings forward
Aesculapius as the raiser of the dead and healer of all diseases, may I not
say that in this matter likewise he has imitated the prophecies about
Christ? But since I have not quoted to you such Scripture as tells that
Christ will do these things, I must necessarily remind you of one such: from
which you
T U H A N I T U A L L A H | 81

can understand, how that to those destitute of a knowledge of God, I mean


the Gentiles, who, 'having eyes, saw not, and having a heart, understood
not, 'worshipping the images of wood, [how even to them] Scripture
prophesied that they would renounce these [vanities], and hope in this
Christ. It is thus written: 'Rejoice, thirsty wilderness: let the wilderness be
glad, and blossom as the lily: the deserts of the Jordan shall both blossom
and be glad: and the glory of Lebanon was given to it, and the honour of
Carmel. And my people shall see the exaltation of the Lord, and the glory
of God. Be strong, ye careless hands and enfeebled knees. Be comforted, ye
faint in soul: be strong, fear not. Behold, our God gives, and will give,
retributive judgment. He shall come and save us. Then the eyes of the blind
shall be opened, and the ears of the deaf shall hear. Then the lame shall
leap as an hart, and the tongue of the stammerers shall be distinct: for
water has broken forth in the wilderness, and a valley in the thirsty land;
and the parched ground shall become pools, and a spring of water shall
[rise up] in the thirsty land.' The spring of living water which gushed forth
from God in the land destitute of the knowledge of God, namely the land of
the Gentiles, was this Christ, who also appeared in your nation, and healed
those who were maimed, and deaf, and lame in body from their birth,
causing them to leap, to hear, and to see, by His word. And having raised
the dead, and causing them to live, by His deeds He compelled the men who
lived at that time to recognise Him. But though they saw such works, they
asserted it was magical art. For they dared to call Him a magician, and a
deceiver of the people. Yet He wrought such works, and persuaded those
who were [destined to] believe on Him; for even if any one be labouring
under a defect of body, yet be an observer of the doctrines delivered by
Him, He shall raise him up at His second advent perfectly sound, after He
has made him immortal, and incorruptible, and free from grief. Chapter
LXX.-So Also The Mysteries Of Mithras Are Distorted From The
Prophecies Of Daniel And Isaiah. "And when those who record the
mysteries of Mithras say that he was begotten of a rock, and call the place
where those who believe in him are initiated a cave, do I not perceive here
that the utterance of Daniel, that a stone without hands was cut out of a
great mountain, has been imitated by them, and that they have attempted
likewise to imitate the whole of Isaiah's words? For they contrived that the
words of righteousness be quoted also by them. But I must repeat to you the
words of Isaiah referred to, in order that from them you may know that
these things are so. They are these: 'Hear, ye that are far off, what I have
done; those that are near shall know my might. The sinners in Zion are
removed; trembling
82 | T U H A N I T U A L L A H

shall seize the impious. Who shall announce to you the everlasting place?
The man who walks in righteousness, speaks in the right way, hates sin and
unrighteousness, and keeps his hands pure from bribes, stops the ears from
hearing the unjust judgment of blood closes the eyes from seeing
unrighteousness: he shall dwell in the lofty cave of the strong rock. Bread
shall be given to him, and his water [shall be] sure. Ye shall see the King
with glory, and your eyes shall look far off. Your soul shall pursue
diligently the fear of the Lord. Where is the scribe? where are the
counsellors? where is he that numbers those who are nourished,-the small
and great people? with whom they did not take counsel, nor knew the depth
of the voices, so that they heard not. The people who are become
depreciated, and there is no understanding in him who hears.' Now it is
evident, that in this prophecy [allusion is made] to the bread which our
Christ gave us to eat, in remembrance of His being made flesh for the sake
of His believers, for whom also He suffered; and to the cup which He gave
us to drink, in remembrance of His own blood, with giving of thanks. And
this prophecy proves that we shall behold this very King with glory; and the
very terms of the prophecy declare loudly, that the people foreknown to
believe in Him were foreknown to pursue diligently the fear of the Lord.
Moreover, these Scriptures are equally explicit in saying, that those who
are reputed to know the writings of the Scriptures, and who hear the
prophecies, have no understanding. And when I hear, Trypho," said I, "that
Perseus was begotten of a virgin, I understand that the deceiving serpent
counterfeited also this." (Dialogue of Justin, Philosopher and Martyr, with
Trypho, a Jew, Chapters LXIX - LXX). Ibid.
33
Morton Scott Enslin, Christian Beginnings, Part 12, 191. Ibid.
34
Encyclopædia of Religion and Ethics, James Hastings, Trinity, 458. Ibid.
35
Larousse, Encyclopedia of Mythology, 54-55). Ibid.
BAB III
FIRMAN ITU ALLAH

Yesus Kristus adalah Firman Allah. Ia adalah Allah yang menjadi


manusia. Bagi Allah, untuk menjadi manusia bukanlah hal yang
sukar. “Bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37). Yang
mustahil ialah usaha manusia yang mau menjadi Allah, meskipun ada
saja manusia yang mau, dan yang mau dibohongi orang lain, supaya
berusaha menjadi Allah. Yesus Kristus sendiri tidak pernah
mengklaim diri sebagai Allah, karena sejatinya Ia adalah Allah.
Ke-Allahan Yesus Kristus yang ada di Alkitab akan dibahas
tuntas dan tandas dalam bab ini, dengan harapan dapat menguatkan
iman setiap pembaca buku ini kepada Tuhan Yesus Kristus.

KE-ALLAHAN YESUS DALAM BAHASA ASLINYA


Alkitab mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah Allah. Dia
adalah Pencipta, awal, asal, sumber semua ciptaan, dan bukan ciptaan.
Dia adalah Hidup, dan Sumber hidup. Dia adalah Allah yang kekal
yang menjadi manusia sejati. Namun demikian, Yesus Kristus bukan
manusia biasa karena karena Dia adalah Allah yang menjadi manusia.

1. LOGOS – λόγος– YOHANES 1:1-14.


Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus diungkapkan Rasul Yohanes
dalam kesaksiannya yang dimuat dalam pembukaan Kitab Injil

F I R M A N I T U A L L A H | 83
84 | F I R M A N I T U A L L A H

Yohanes. Injil tulisannya tidak dimulai dengan kelahiran Yesus di


Bethlehem, melainkan dimulai dengan pernyataan tegas bahwa Yesus
yang menjadi pokok utama injil yang ditulisnya, adalah Allah yang
menjadi manusia. Semua pernyataan Yesus, tanda-tanda ajaib yang
dibuatnya, bahkan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, telah
dicatatkan Rasul Yohanes untuk menguatkan pernyataannya bahwa
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia. Beginilah Rasul Yohanes
memulaikan kesaksiannya:
“Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya
bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh
Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari
segala yang telah dijadikan. Dalam Dia ada hidup dan hidup
itu adalah terang manusia. Terang itu bercahaya di dalam
kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Datanglah seorang yang diutus Allah, namanya
Yohanes; ia datang sebagai saksi untuk memberi kesaksian
tentang terang itu, supaya oleh dia semua orang menjadi
percaya. Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi
kesaksian tentang terang itu.
Terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang,
sedang datang ke dalam dunia. Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-
Nya. Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-
orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua
orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-
Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau
dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan
seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
F I R M A N I T U A L L A H | 85

Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita,


dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang
diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh
kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:1-14).
Yesus Kristus adalah sang Logos. Namun demikian Logos yang
dituliskan Rasul Yohanes dalam Injil Yohanes berbeda dengan Logos
yang dipahami dalam tulisan-tulisan filsafat Yunani dimana Logos itu
hanya merupakan elemen-elemen kekuatan alam seperti api, angin,
air, tanah dan sebagainya. Logos Yohanes adalah satu pribadi yang
hidup. Logos Yohanes adalah Yesus Kristus. Allah yang menjadi
manusia.
Roh Kudus telah mengilhami Rasul Yohanes untuk menggunakan
Logos untuk Tuhan Yesus Kristus. Ada sebutan-sebutan lain yang
dapat saja dipakainya untuk menggambarkan Tuhannya, tetapi Roh
Kudus telah menggerakkannya untuk memilih Logos. Istilah-istilah
lain seperti σοφία-Sofia (hikmat), ῥῆμα (rhema - perkataan), legwn
(legōn - dia yang berbicara), mempunyai arti yang mirip, tetapi
Yohanes dituntun untuk memakai λόγος-Logos untuk Yesus Kristus
yang menjadi tema injil yang ditulisnya.
Mengawali tulisan yang diwahyukan Tuhan kepadanya, Rasul
Yohanes langsung menuliskan hal-hal penting tentang Logos yaitu
Yesus Kristus: (1) Pre-existence, Co-existence, & Self-existence
Logos, (2) Logos sebagai Pencipta, Hidup, dan Terang, (3) Logos
Menjadi manusia, (4) Logos Diam diantara manusia, dan (5) Logos
& Kemuliaan-Nya.
a. Pre-existence, Co-existence, & Self-existence Logos.
Mengawali Injilnya, Rasul Yohanes menulis: “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah
Allah” (Yohanes 1:1). Teks aslinya berbunyi: “᾿Εν ἀρχῇ ἦν ὁ Λόγος,
καὶ ὁ Λόγος ἦν πρὸς τὸν Θεόν, καὶ Θεὸς ἦν ὁ Λόγος.” GNT.
86 | F I R M A N I T U A L L A H

“PADA MULANYA ADALAH FIRMAN.” Frase ini menunjukkan


“pre-existence” (pra-eksistensi) Logos. Dalam frase ini Yohanes
menyatakan dengan jelas bahwa Firman itu telah eksis sebelum
menjadi manusia Yesus Kristus, dan eksistensinya sebelum menjadi
manusia itu sudah ada sejak masa lampau yag tak berbatas waktu atau
sejak “eternity past.” Dengan kata lain tidak ada waktu dalam
perhitungan waktu, dimana Logos itu tidak ada atau tidak eksis. Ia
selalu ada, bahkan sudah ada sebelum perhidungan waktu manusia
(χρόνος=kronos/tempo/waktu) yang hanya sementara itu ada. Logos
sudah ada dalam kekekalan sebab Ia adalah kekal, Ia adalah Allah
yang kekal yang tidak mengenal perhitungan waktu. Tidak
mengherankan Rasul Petrus menuliskan bahwa “di hadapan Tuhan
satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu
hari” (2 Petrus 3:8).

Frase “PADA MULANYA ADALAH FIRMAN” mengungkapkan


bahwa firman itu telah ada SEBELUM permulaan langit dan bumi
yang disebutkan dalam Kejadian 1:1. Pemakaian kata Yunani ἦν
yang diterjemahkan “adalah” dalam frase ini, menunjukkan
eksistensi Firman dalam kekekalan yang berbeda dengan kata Yunani
ἐγένετο yang diterjemahkan “menjadi”, yang dipakai dalam Yohanes
1:3 dan 14, untuk membicarakan tentang penciptaaan dan peristiwa
ketika Firman itu menjadi manusia.

Firman itu telah ada sejak kekekalan (eternity). “Dengan


memakai kata-kata yang sama yang tertulis di Kejadian 1:1
yaitu “pada mulanya” (in the beginning), Rasul Yohanes dalam
Yohanes 1;1 mengangkat frase di Kejadian 1:1 yang mengacu
pada titik waktu yaitu permulaan penciptaan, ke waktu dimana
Logos itu secara mutlak telah ada, yaitu sebelum penciptaan dari
semua yang telah diciptakan itu ada. (bandingkan Yohanes 1:3,
17:5; 1 Yohanes 1:1; Efesus 1:4; Mazmur 8:23; 90:2).1
F I R M A N I T U A L L A H | 87

Frase “pada mulanya” di Yohanes 1:1 serupa artinya dengan


“sebelum dunia ada” dalam Yohanes 17:5; Yohanes 17:24; Efesus
1:4; dan 1 Petrus 1:20. Frase ini juga tidak sama artinya dengan frase
“permulaan Injil tentang Yesus Kristus” dalam Markus 1:1 yang
menunjukkan awal sejarah pelayanan Mesias untuk publik. Frase
“pada mulanya” dalam Yohanes 1:1 ini menegaskan keberadaan atau
eksistensi Logos yang abadi atau kekal. Di sini Rasul Yohanes
menegaskan bahwa Logos atau Firman tidak hanya ada sebelum
penjelmaan-Nya (before incarnation), tetapi sebelum semua
perhitungan waktu itu ada (before all time), yaitu dalam
keabadian/kekekalan sebelum semua makhluk diciptakan dan
menjadi ada.
Dunia (the world) telah ada sejak awal penciptaannya (from the
beginning), tetapi Logos atau Firman (The Word) telah ada sejak
mulanya (in the beginning) yaitu dalam keabadian (eternity) sebelum
penciptaan dunia. Di Alkitab, keabadian atau kekekalan itu biasanya
diungkapkankan dengan kalimat “sebelum dunia dijadikan” yang
dituliskan dalam Yohanes 17:24, Efesus 1:4, 1 Petrus 1:20.
Pemazmur juga menulis, “Sebelum gunung-gunung dilahirkan, dan
bumi dan dunia diperanakkan, bahkan dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya Engkaulah Allah.” (Mazmur 90:2). Firman atau
Logos telah ada atau eksis sebelum dunia ada. Eksistensi-Nya tanpa
awal waktu.
Jadi, Firman atau Logos itu tidak diciptakan. Ia adalah awal
semua ciptaan. Dari Dialah semua ciptaan berasal. Yohanes
menegaskan, “Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak
ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.”
(Yohanes 1:3). Yohanes menambahkan, “Ia telah ada di dalam dunia
dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya
(Yohanes 1:10). Dia juga adalah awal atau sumber hidup, sumber
kehidupan dari semua yang hidup. “Dalam Dia ada hidup dan hidup
88 | F I R M A N I T U A L L A H

itu adalah terang manusia.” (Yohanes 1:4).


Jauh sebelum kelahiran Tuhan Yesus Kristus di Bethlehem, nabi
Mikha telah bernubuat, “Tetapi engkau, hai Betlehem Efrata, hai yang
terkecil di antara kaum-kaum Yehuda, dari padamu akan bangkit
bagi-Ku seorang yang akan memerintah Israel, yang permulaannya
sudah sejak purbakala, sejak dahulu kala.” (Mikha
5:1). Nubuatan nabi Mikha ini jelas menunjukkan kekekalan Dia
yang lahir di Betlehem, bahwa Tuhan Yesus Kristus itu sama
kekalnya dengan Bapa. Ini dipercayai oleh setiap orang yang
mempercayai Trinitas Ke-Allahan.2
“FIRMAN ITU BERSAMA-SAMA DENGAN ALLAH.” Frase in
menunjukkan bahwa Logos atau Firman itu memiliki “co-existence”
dengan Allah. Ia kekal sebagaimana Bapa itu kekal. Tiga kali dalam
Yohanes 1:1, Rasul Yohanes memakai ἦν (ēn) sebagai bentuk
imperfect dari εἰμί (eimi) yang menunjukkan eksistensi kekal yang
tentu saja tak berbatas dari sang Firman yaitu Logos. Tuhan Yesus
Kristus tentu saja memahami hal ini sehingga ia mengucapkan
pernyataan ini: “Sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.” KJV
berbunyi: “Before Abraham was, I am” Teks aslinya lebih jelas lagi
berbunyi: “πρὶν ᾿Αβραὰμ γενέσθαι ἐγὼ εἰμί” GNT (Yohanes
8:58). Ayat ini jelas menunjukkan perbedaan yang mencolok
antara Abaraham yang mempunyai awal atau permulaan sehingga
kata γενέσθαι (menjadi) yang dipakai, sedangkan Yesus yang
tidak mempunyai awal atau permulaan karena kekal, ditunjukkan
dengan penerapan ἐγὼ εἰμί untuk diri-Nya dalam ayat ini
(sebenyarnya terjemahan ἐγὼ εἰμί adalah: AKU ADA bukan AKU
TELAH ADA).

Dalam Sejarah Gereja Kristen, orang pertama yang menyangkal


kekekalan Logos dalam Injil Yohanes ialah Arius. Arius (256-336),
uskup Alexandria di Mesir, mengajarkan bahwa Logos itu diciptakan
Bapa. Itulah sebabnya Logos itu tidak sama dengan Bapa melainkan
F I R M A N I T U A L L A H | 89

hanya serupa dengan Bapa. Dengan kata lain, menurut Arius, Logos
itu mempunyai permulaan. Ada waktu dimana ia tidak ada,
sedangkan Bapa itu selalu ada. Bagi Arius hanya Bapa yang kekal.
Logos itu tidak kekal karena tidak sama (same as) ὁμοούσιος-
homoousious dengan Bapa. Logos hanya ὁμοιούσιος-
homoiousious atau serupa (similar to) dengan Bapa.
Konsili Nicea menolak teologi Arius dan menerima pengajaran
Athanasius yang mengajarkan bahwa Firman itu adalah Allah.
Firman itu ὁμοούσιος-homoousious dengan Bapa. Memang tidak
ada waktu dimana Firman itu tidak bersama-sama dengan Allah
karena Ia sama kekalnya dengan Allah.
Frase “bersama-sama dengan” yang dipakai dalam Yohanes 1:1
ini teks aslinya adalah πρὸς (with – bersama-sama dengan). Selain
menunjukkan "co-existence" Logos dengan Allah, kata depan πρὸς
juga menunjukkan bahwa pribadi Logos itu dapat dibedakan dari
Bapa tetapi tak terpisahkan dengan Bapa, sekaligus menunjukkan
keintiman hubungan, kesempurnaan persekutuan antara Logos
dengan Allah yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata lain dalam
Bahasa Yunani Perjanjian Baru, seperti σύν (sun) atau μετά (meta).
Roh Kudus telah menuntun Rasul Yohanes memilih kata πρὸς untuk
menggambarkan keintiman dan keesaan Logos dengan Bapa. Secara
implisit frase ini melandasi doktrin keesaan Allah Trinitas.
“FIRMAN ITU ADALAH ALLAH.” Frase terakhir Yohanes 1:1
ini menunjukkan “self-existence” Logos sekaligus menyatakan
kualitas Logos yang sama dengan Allah.
Logos itu adalah Allah tetapi bukan satu-satunya pribadi ke-
Allahan (the God). Seandainya demikian pastilah Rasul Yohanes
telah menambahkan definite article (kata sandang) didepan kata
“Allah” sehingga frase θεὸς ἦν ὁ λόγος ini berbunyi ὁ θεὸς ἦν ὁ
λόγος yang Bahasa Inggrisnya, “the Word was the God.”
90 | F I R M A N I T U A L L A H

Sebaliknya, Logos itu bukan salah satu dari banyak allah. Itulah
sebabnya, Rasul Yohanes tidak menambahkan indefinite article
didepan kata “Allah” sehingga mereka yang menerjemahkan Θεὸς ke
dalam bahasa Inggris "a god" dengan menambahkan indefinite
article "a" didepan kata "god" tentu saja tidak dibenarkan dan
menentang kaidah-kaidah tata bahasa Yunani Perjanjian Baru.
Logos itu bukan salah satu allah. Logos itu adalah Allah.3
b. Logos sebagai Pencipta, Hidup, dan Terang, Setelah
menyatakan dengan tandas bahwa Firman atau Logos itu adalah
Allah, Rasul Yohanes menopang pernyataannya itu dengan
menambahkan bahwa Logos itu adalah Pencipta; Logos adalah
Sumber hidup; dan Logos adalah Terang.
Rasul Yohanes menyatakan bahwa Logos adalah Pencipta:
“Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun
yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan” (Yohanes 1:3).
Dalam tulisannya yang lain, Kitab Wahyu, Rasul Yohanes juga
memberikan pernyataan bahwa Tuhan Yesus Kristus adalah awal atau
asal atau sumber semua ciptaan. “Dan tuliskanlah kepada malaikat
jemaat di Laodikia: Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan
benar, permulaan dari ciptaan Allah” (Wahyu 3:14). Teks asli frase
“permulaan ciptaan Allah” yaitu πρωτότοκος (prototokos), berarti
“awal atau asal atau sumber ciptaan” bukan “urutan pertama” dari
ciptaan Allah. Ini juga ditandaskan dalam pernyataan Rasul Paulus
tentang Tuhan Yesus Kristus, untuk menyanggah mereka yang
menyalah-tafsirkan tulisannya, dengan menyatakan: “segala sesuatu
diciptakan oleh Dia dan untuk Dia” (Kolose 1:16).
Untuk lebih menjelaskan argumentasinya bahwa Logos itu adalah
Allah dan bukan hanya serupa dengan Allah, Rasul Yohanes menulis,
“Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia. Terang
itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya” (Yohanes 1:4-5).
F I R M A N I T U A L L A H | 91

Logos adalah hidup dan sumber hidup. Rasul Yohanes


mencatatkan pernyataan Tuhan Yesus Kristus yang berkata kepada
murit-murid-Nya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”
(Yohanes 14:6).
Dalam peristiwa membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari
meninggal dan dikuburkan tetapi kemudian dibangkitkan oleh Yesus,
Tuhan Yesus Kristus memberikan pernyataan yang tegas ini: “Akulah
kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
hidup walaupun ia sudah mati,” (Yohanes 11:25). Sejatinya, Tuhan
Yesus Kristus, Sang Logos, adalah Allah yang hidup.
c. Logos menjadi manusia. Akhirnya, Rasul Yohanes
memberikan kesaksiannya tentang Tuhan Yesus Kristus sebagai
Logos atau Firman yang adalah Allah, dengan menuliskan bahwa
Firman itu telah menjadi manusia dan diam diantara manusia.
“Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara
kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa,
penuh kasih karunia dan kebenaran” (Yohanes 1:14).
Peristiwa Firman yang adalah Allah kemudian menjadi manusia
dimaknai sebaga peristiwa inkarnasi.4 Bagi Allah yang Mahakuasa,
menjadi manusia itu bukanlah suatu hal yang mustahil, “Sebab bagi
Allah tidak ada yang mustahil” (Lukas 1:37). Tetapi manusia, apalagi
manusia berdosa, tidak dapat menjadi Allah!

2. IMANUEL -᾿Εμμανουήλ – MATIUS 1:21-23.


Yesus Kristus adalah Imanuel. Malaikat Gabriel mengatakan
kepada Yusuf bahwa anak yang akan dilahirkan akan dinamai
YESUS, dan akan dikenal sebagai IMANUEL. “Tetapi ketika ia
mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya
92 | F I R M A N I T U A L L A H

dalam mimpi dan berkata: ‘Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut
mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam
kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-
laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang
akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka.’ Hal itu terjadi
supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: ‘Sesungguhnya,
anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-
laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel’--yang berarti: Allah
menyertai kita. Matius 1:20-23
Imanuel adalah tanda keselamatan yang TUHAN berikan kepada
Raja Ahas dan kerajaan Yehuda. TUHAN menunjukkan kepadanya
bahwa Ia akan menyelamatkannya dari serbuan Rezin, raja Asyur,
Pekah raja Israel dan sekutu-sekutu mereka. Nabi Yesaya berkata
kepada Raja Ahas yang enggan meminta tanda: “Sebab itu Tuhan
sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:
Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan
melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia
Imanuel.” Yesaya 1:7-14.
Kelahiran Imanuel melalui perawan Maria menggenapi nubuatan
Yesaya 7:14, tentang tanda yang Tuhan berikan kepada Ahas sekitar
tujuh ratus tahun sebelumnya. Pada waktu itu Ahas, Raja Kerajaan
Yehuda yang jahat mengabaikan nasihat nabi Yesaya lalu meminta
perlindungan raja Asyur untuk membantunya dalam krisis politik di
negaranya.
Baik konteks Yesaya 7 maupun dua kali penggunaan "Imanuel"
dalam Yesaya 8:8,10, lebih memperjelas peluang penggenapan tanda
itu dalam waktu lebih singkat dan itu sangat mempengaruhi Ahas
secara langsung. Peluang penggenapannya dalam waktu lebih cepat
didukung oleh dua ayat yang dituliskan sesudah pasal 7 ayat 14 yang
memberitahukan kapada kita bahwa anak laki-laki yang dinubuatkan
itu masih dalam usia dini ketika musuh-musuh Ahas yaitu raja-raja
F I R M A N I T U A L L A H | 93

Damaskus dan Samaria, akan kehilangan kekuatan mereka. Sejarah


mencatat bahwa nubuatan ini digenarpi pada awal abad ke 8 Sebelum
Masehi.
Kelahiran anak laki-laki yang TUHAN berikan sebagai tanda
untuk Ahas tampaknya berkaitan erat dengan kelahiran putra Yesaya
yang bernama Maher-Shalal-Hash-Baz dalam Yesaya 8:1-4. Baik
Imanuel yang dituliskan dalam Yesaya 7:15-16 and Maher-Shalal-
Hash-Baz dalam Yesaya 8:4 masih kecil ketika Damaskus dan
Samaria runtuh. Dan di Yesaya 8:18 keduanya dapat diidentifikasi
sebagai anak yang dimaksudkan Yesaya sebagai Imanuel.
Yesaya 8: 10 berisi tulisan lain tentang "Imanuel" yaitu dalam
kata-kata "Allah menyertai kami." Nabi Yesaya waktu itu sedang
menantang Ahas untuk mempercayai bahwa Allah menyertai umat-
Nya sebagaimana Dia telah berjanji untuk terus-menerus menyertai
mereka.
Malaikat Gabriel langsung menafsirkan dan mengaplikasikan
IMANUEL dalam nubuatan Nabi Yesaya, sebagai Yesus Kristus
dalam Matius 1:23. Menurut malaikat Gabriel, Yesus akan
menyelamatkan umat-Nya dari dosa-dosa mereka Matius 1:21.
Yesus Kristus Sang Imanuel adalah satu-satunya Juruselamat
manusia. Allah menjadi manusia agar dapat menyelamatkan mereka.
Mereka akan menamakan Dia Imanuel. . . “Allah menyertai kita.”
“Terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah” nampak “pada
wajah Kristus.” Sejak masa kekekalan Tuhan Yesus Kristus satu
dengan Bapa; Ialah “gambar Allah,” peta kebesaran dan keagungan-
Nya, “cahaya kemuliaan-Nya.” Untuk menyatakan kemuliaan inilah
Ia datang ke dunia ini. Ke bumi yang sudah digelapkan oleh dosa ini
Ia datang untuk menyatakan terang kasih Allah,--menjadi “Allah
menyertai kita.” Karena itulah maka telah dinubuatkan tentang Dia,
“Mereka akan menamakan Dia Imanuel.”5
94 | F I R M A N I T U A L L A H

Oleh datang tinggal bersama kita, Yesus harus menyatakan Allah


baik kepada umat manusia maupun kepada segala malaikat. Ialah
Firman Allah, buah pikiran Allah yang diperdengarkan. Dalam doa-
Nya untuk murid-murid-Nya Ia berkata, “Aku telah memberitahukan
nama-Mu kepada mereka,”-“penyayang dan pengasih, panjang sabar,
berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,”-“Supaya kasih yang Engkau
berikan kepadaKu ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Akan tetapi bukan untuk anak-anak-Nya di dunia ini saja pernyataan
ini dikeluarkan. Dunia kita yang kecil ini adalah buku pelajaran
semesta alam. Maksud anugerah Allah yang ajaib, rahasia kasih
penebusan, ialah pokok pikiran yang “ingin diketahui oleh malaikat-
malaikat,” dan yang akan menjadi mata pelajaran mereka sepanjang
masa kekekalan. Baik umat tebusan maupun makhluk-makhluk yang
tidak jatuh ke dalam dosa akan mendapat ilmu pengetahuan serta
nyanyian mereka itu di salib Kristus.6

3. KENOSIS – κένωσίς - FILIPI 2:5-11.


Yesus Kristus setara dengan Allah tetapi “mengosongkan diri”
lalu menjadi manusia. Dia telah merendahkan diri sampai mati
dikayu salib, tetapi Allah telah meninggikan Dia sehingga pada
akhirnya semua orang akan bertekuk lutut dan semua lidah akan
mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan. Inilah yang dituliskan
Rasul Paulus dalam suratnya kepada pengikut-pengikut Kristus di
Filipi:
“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh
pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap
kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus
dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi
sama dengan manusia.
F I R M A N I T U A L L A H | 95

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah


merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai
mati di kayu salib.
Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan
mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, supaya
dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit
dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, dan
segala lidah mengaku: ‘Yesus Kristus adalah Tuhan,’ bagi
kemuliaan Allah, Bapa!” (Filipi 2:5-11).
Rasul Paulus menuliskan dalam Filipi 2:6 bahwa Yesus Kristus
itu “dalam rupa Allah” (ἐν μορφῇ θεοῦ) dan “setara dengan Allah.”
ἴσα θεῷ - isa Theō. Hakekat atau kodrat Yesus Kristus adalah sama
dengan Allah. Ia memiliki keberadaan yang setara dengan Allah.7
Tetapi Yesus telah “mengosongkan diri-Nya.” (ἑαυτὸν ἐκένωσεν).
(Filipi 2:7).
Istilah “Mengosongkan diri” dalam Bahasa Yunani adalah
κένωσίς (kenosis). Kata ini dikaitkan dengan pengajaran Alkitab
bahwa Yesus sebagai Allah telah mengosongkan diri-Nya dalam
perwujudan-Nya sebagai manusia. Ini merupakan bentuk
penyangkalan diri, tapi bukan mengosongkan ke-Allahan-Nya
ataupun menukarkan ke-Allahan-Nya dengan kemanusiaan-Nya.
Menurut Rasul Paulus, Yesus “telah mengosongkan diri-Nya sendiri,
dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia.”
Selama menjadi manusia, Yesus Kristus tidak berhenti menjadi
Allah. Meskipun demikian, Yesus Kristus rela mengesampingkan
kemuliaan-Nya sebagai Allah, dan juga mengesampingkan otoritas
atas kemerdekaan-Nya. Selama menjadi manusia, Yesus Kristus
menyerahkan diri-Nya sepenuhnya kepada kehendak Bapa. Ia
bergantung sepenuhnya kepada Bapa.
96 | F I R M A N I T U A L L A H

Dalam kehidupan-Nya sebagai manusia, Yesus hidup dengan


segala keterbatasan manusia. Sejatinya, Allah tidak merasakan haus
atau letih, tetapi Yesus mengalami lapar dan haus bahkan pernah
menangis. Matius 24:36 mengungkapkan keterbatasan Yesus Kristus
dalam menjalani kehidupan-Nya sebagai manusia seperti ini: “Tetapi
tentang hari dan saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-
malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa sendiri.”
Yesus meninggalkan segala kemuliaan di surga untuk menjadi
manusia bahkan rela mati di kayu salib. Inilah tindakan kerendahan
hati terbesar - Allah alam semesta rela menjadi manusia dan mati
untuk menebus dosa ciptaan-Nya. Karena itu, kenosis adalah doktrin
yang mengajarkan bahwa dalam keadaan-Nya sebagai manusia,
Yesus Kristus telah menjadi sama betul dengan manusia, kecuali Ia
tidak pernah berdosa.

4. PRŌTOTOKOS - πρωτότοκος - KOLOSE 1:15-17; 2:2-9


Yesus Kristus adalah πρωτότοκος. Rasul Paulus dalam suratnya
kepada jemaat di Kolose (Kolose 1:15-17) menyatakan bahwa Tuhan
Yesus Kristus tidak diciptakan tetapi adalah awal dari semua ciptaan
sebab Ia adalah Sang Pencipta dari siapa semua ciptaan itu berasal.
“Segala sesuatu diciptakan oleh Dia.” LAI menerjemahkan tulisan
Rasul Paulus dalam Kolose 2:15-17 sebagai berikut:
“Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang
sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di
dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di
sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh
Dia dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu
dan segala sesuatu ada di dalam Dia.”
Teks aslinya berbunyi:
F I R M A N I T U A L L A H | 97

“ὅς ἐστιν εἰκὼν τοῦ Θεοῦ τοῦ ἀοράτου, πρωτότοκος


πάσης κτίσεως, ὅτι ἐν αὐτῷ ἐκτίσθη τὰ πάντα, τὰ ἐν τοῖς
οὐρανοῖς καὶ τὰ ἐπὶ τῆς γῆς, τὰ ὁρατὰ καὶ τὰ ἀόρατα, εἴτε
θρόνοι, εἴτε κυριότητες εἴτε ἀρχαὶ εἴτε ἐξουσίαι· τὰ πάντα δι᾿
αὐτοῦ καὶ εἰς αὐτὸν ἔκτισται· καὶ αὐτός ἐστι πρὸ πάντων καὶ
τὰ πάντα ἐν αὐτῷ συνέστηκε,
Teks aslinya dikutip untuk menjelaskan beberapa hal yang
dipersoalkan oleh mereka yang mengajarkan bahwa Tuhan Yesus
Kristus adalah ciptaan Allah bukan Sang Pencipta, karena mereka
menafsirkan kata “sulung” (ayat 15) yang dalam teks aslinya adalah
“πρωτότοκος,” sebagai bukti bahwa Allah lebih dahulu menciptakan
Logos kemudian menciptakan ciptaan-ciptaan lainnya. Dengan kata
lain, Tuhan Yesus Kristus itu telah lebih dahulu diciptakan Bapa
sebelum ciptaan yang lain diciptakan.
Sebenarnya, kata “sulung” yang merupakan terjemahan teks asli
“πρωτότοκος” (prōtotokos), tidak berarti ciptaan pertama. Kata
πρωτότοκος yang dikaitkan dengan Yesus Kristus dalam teks asli
Perjanjian Baru selalu mengartikan keutamaan bukan urutan pertama
atau asal/awal ciptaan, kedudukan yang hanya diberikan untuk Allah
di Alkitab. Dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru, kata untuk
mengartikan “ciptaan pertama” ialah “protoktistos” yang berarti
“ciptaan pertama.” Oleh karena Yesus ada dengan sendiri-Nya atau
tidak diciptakan, maka dalam tuntunan Roh Kudus, Rasul Paulus telah
menggunakan kata “prototokos,” bukan “protoktistos.”8
Kata πρωτότοκος apabila dipahami dengan benar, tidak
menunjang penafsiran bahwa Logos atau Tuhan Yesus Kristus
diciptakan. Kata ini justru menguatkan pengajaran bahwa Logos atau
Tuhan Yesus Kristus itu adalah Pencipta. Ia adalah Awal / Permulaan
/ Sumber semua ciptaan. Inilah yang dimaksudkan dengan kata
πρωτότοκος yang menunjukkan keutamaan bukan urutan. Itulah
sebabnya Rasul Paulus menjelaskan keutamaan Logos ini dalam kata-
98 | F I R M A N I T U A L L A H

kata sesudah menuliskan kata πρωτότοκος ini, yaitu: “segala sesuatu


diciptakan oleh Dia” (ayat 16). Semua ciptaan berawal atau berasal
atau bersumber dari Dia. Itulah sebabnya ia adalah πρωτότοκος
semua ciptaan.
Perhatikan bagaimana pengertian bahwa Tuhan Yesus Kristus
adalah πρωτότοκος dalam pengertian bahwa Ia adalah yang utama
bukan pertama dari yang bangkit dalam Kolose 1:18 yang berbunyi:
“Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang SULUNG, yang
PERTAMA bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih
UTAMA dalam segala sesuatu.”
Fakta sejarah Alkitab menunjukkan dengan jelas bahwa Tuhan
Yesus Kristus sebenarnya BUKAN YANG PERTAMA BANGKIT
dari antara orang mati sebab sebelum kebangkitan-Nya telah ada
orang-orang lain yang telah mati dan bangkit. Meskipun demikian
Tuhan Yesus Kristus adalah yang UTAMA dan TERUTAMA dari
SEMUA YANG BANGKIT. Wahyu 1:5 yang membicarakan tentang
Yesus Kristus, teks aslinya berbunyi: ὁ πρωτότοκος τῶν νεκρῶν. Ini
harus dipahami sebagai teks yang mengajarkan KEUTAMAAN
kebangkitan Tuhan Yesus Kristus bukan menempatkan kebangkitan-
Nya sebagai urutan pertama dari semua yang bangkit. Arti yang sama
juga berlaku untuk Ibrani 1:6 yang menyebutkan tentang Tuhan
Yesus Kristus sebagai “τὸν πρωτότοκον” (yang sulung).

5. PANTOKRATŌR – παντοκράτωρ9 - WAHYU 1:8.


Yesus Kristus adalah ὁ παντοκράτωρ. Tuhan Yesus Kristus
adalah “Yang Mahakuasa.” Wahyu 1:8. Ia adalah penguasa alam
semesta.
Ketika Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) diterjemahkan ke dalam
bahasa Yunani (Septuaginta), Istilah Pantokrator telah digunakan
sebagai terjemahan untuk YHWH Sabaoth (TUHAN semesta alam)
dan juga untuk El-Shaddai (Allah Mahakuasa). Di Perjanjian Baru,
F I R M A N I T U A L L A H | 99

Pantokrator digunakan sekali oleh Paulus dalam 2 Korintus 6:18, dan


sembilan kali ditemukan dalam Kitab Wahyu. (Wahyu 1:8, 4:8,
11:17, 15:3, 16:7, 16:14, 19:6, 19:15, dan 21:22). Istilah ini silih
berganti dipakai untuk Allah dan Kristus.
“Kristus Pantokrator adalah nama yang diberikan buat lukisan
Yesus Kristus untuk menunjukkan bahwa Ia
sangat mulia dan dianggap sebagai
penguasa alam semesta, bahwa kuasa-Nya
melampaui batas-batas kemanusiaan-Nya.
Nama ini juga menunjukkan bahwa
Kekuasaan Tuhan Yesus Kristus sejajar
dengan kekuasaan Allah yang mengatasi
segala-galanya.10
Kata “Pantokrator” dipakai untuk Jesus Christ Pantocrator (Detail from the
deesis mosaic in Hagia Sophia, Istanbul)
memuji-muji Allah sebagai satu-satunya
penguasa untuk seluruh ciptaan. 11
Sebagai penjelmaan Allah, maka Yesus Kristus juga Mahakuasa.
Kuasa-Nya terlihat ketika Ia mengadakan mujizat – Ia banyak
menyembuhkan orang yang sakit, memberi makan lima ribu laki-laki
(Markus 6:30-44), meredakan badai (Markus 4:37-41), dan
menunjukkan kuasa yang paling dahsyat dengan membangkitkan
Lazarus dan anak perempuan Jairus dari kematian (Yohanes 11:38-
44, Markus 5:35-43), sebuah contoh bahwa ia mengendalikan
kehidupan dan kematian.
Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas bahwa Ia memiliki kuasa
untuk menyerahkan hidup-Nya dan mengambilnya lagi (Yohanes
2:19). Ia memiliki kuasa untuk memanggil “lebih dari dua belas
pasukan malaikat” untuk menyelamatkan-Nya, (Matius 26:53).
Namun, Ia memilih tetap merendahkan diri-Nya menjadi sama seperti
manusia lainnya (Filipi 2:1-11).
100 | F I R M A N I T U A L L A H

Yesus Kristus adalah ‫ אל ׁשדי‬El-Shaddai(. Tuhan Yesus Kristus


adalah “The Almighty God and the Bountiful God.” Dia adalah Allah
yang Mahakuasa dan Sumber berkat. Ialah ὁ παντοκράτωρ – Allah
yang Mahakuasa (Wahyu 1:8; Kejadian 17:1).
Selain diberi gelar ὁ παντοκράτωρ (Yang Mahakuasa), Yesus
Kristus juga diberi gelar ‫ אל גבור‬-–El Gibbor (Allah yang Perkasa)
dalam Yesaya 9:5.
Mereka yang tidak mempercayai ke-Allahan Yesus Kristus
mengajarkan bahwa gelar Allah yang Perkasa atau El Gibbor itu
diberikan untuk Yesus Kristus sedangkan gelar Yang Mahakuasa itu
hanya untuk Allah Bapa. Tetapi Alkitab sebenarnya tidak menunjang
pendapat ini. Perhatikan ayat-ayat berikut:
Gelar El Gibbor pertama kali diberikan Musa untuk TUHAN
dalam Ulangan 10:17. Musa yang mengimbau bani Israel untuk
jangan lagi tegar tengkuk melainkan hidup mengasihi karena TUHAN
Allah mereka adalah Allah yang kuat dan perkasa, dan keperkasaan-
Nya telah mereka saksikan dan alami sendiri. Musa berkata:
“. . . TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan
segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak
memandang bulu ataupun menerima suap.”
“Allah yang kuat” dalam ayat ini adalah terjemahan kata ‫אל גבור‬
El Gibbor. Jadi gelar ini bukan hanya diberikan kepada Yesus
Kristus, melainkan adalah gelar Sesembahan orang Israel yaitu
TUHAN.
Dalam Nehemia 9:1-38 dicatatkan mengenai doa dan puasa
imam-imam dan orang-orang Lewi dan orang-orang Yahudi kepada
Tuhan. Orang-orang Yahudi memohon kepada Tuhan, Allah yang
kuat (El Gibbor) untuk menolong mereka agar tidak jatuh lagi ke
tangan musuh mereka.
F I R M A N I T U A L L A H | 101

“Sekarang, ya Allah kami, Allah yang maha besar, kuat


dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-
Nya, janganlah Kaupandang remeh segala kesusahan yang
telah dialami oleh kami, oleh raja-raja kami, pemimpin-
pemimpin kami, imam-imam kami, nabi-nabi kami dan nenek
moyang kami, ya oleh seluruh umat-Mu, sejak zaman raja-
raja Asyur sampai hari ini.” Nehemiah 9:32.
Berikut adalah penggalan dari doa Nabi Yeremia kepada
TUHAN, Allah yang Perkasa, El Gibbor. Mereka yang mengajarkan
bahwa bahwa gelar Allah yang Perkasa (Mighty God atau El Gibbor)
hanya untuk Yesus yang lebih rendah dari Bapa yang adalah Allah
yang Mahakuasa (Almighty God), seharusnya merubah keyakinan
mereka karena nabi Yeremia memakaikan gelar El Gibbor juga
kepada TUHAN, ALLAH, Sesembahan orang Israel:
“Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya, Engkaulah yang
telah menjadikan langit dan bumi dengan kekuatan-Mu yang
besar dan dengan lengan-Mu yang terentang. Tiada suatu
apapun yang mustahil untuk-Mu! Engkaulah yang
menunjukkan kasih setia-Mu kepada beribu-ribu orang dan
yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya
yang datang kemudian. Ya Allah yang besar dan perkasa,
nama-Mu adalah TUHAN semesta alam, (Yeremia 32:17-
18).
Pemazmur juga menyatakan dengan tegas bahwa TUHAN
itu Perkasa (El Gibbor).
“Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan
terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad,
supaya masuk Raja Kemuliaan! ‘Siapakah itu Raja
Kemuliaan?’ ‘TUHAN, jaya dan perkasa, TUHAN,
perkasa dalam peperangan!’" Mazmur 24:7-8.
102 | F I R M A N I T U A L L A H

6. EGŌ EIMI - ἐγὼ εἰμί - YOHANES 8:58.


Tuhan Yesus Kristus hendak dibunuh orang-orang Yahudi karena
mereka mendengar pernyataan-Nya sebagai ἐγὼ εἰμί (Aku Ada) yang
mereka yakini bahwa Ia menyamakan diri-Nya dengan ‫( יְ הוָ֥ה‬YHVH)
yang mereka sembah. Perhatikan dialog Yesus Kristus dengan orang-
orang Yahudi dalam Yohanes 8:48-59 di bawah ini:
“Orang-orang Yahudi menjawab Yesus: ‘Bukankah benar
kalau kami katakan bahwa Engkau orang Samaria dan
kerasukan setan?’ Jawab Yesus: ‘Aku tidak kerasukan setan,
tetapi Aku menghormati Bapa-Ku dan kamu tidak
menghormati Aku. Tetapi Aku tidak mencari hormat bagi-
Ku: ada Satu yang mencarinya dan Dia juga yang
menghakimi. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami
maut sampai selama-lamanya.’
Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: ‘Sekarang kami
tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah
mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata:
Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami
maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar
dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun
telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-
Mu?’ Jawab Yesus: ‘Jikalau Aku memuliakan diri-Ku
sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya.
Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu
berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal
Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku
tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti
kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-
Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat
hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.’
F I R M A N I T U A L L A H | 103

Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: ‘Umur-


Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat
Abraham?’ KATA YESUS KEPADA MEREKA: ‘AKU BERKATA
KEPADAMU, SESUNGGUHNYA SEBELUM ABRAHAM JADI, AKU
TELAH ADA (EGŌ EIMI).’ LALU MEREKA MENGAMBIL BATU
UNTUK MELEMPARI D IA; tetapi Yesus menghilang dan
meninggalkan Bait Allah.” Yohanes 8:48-59.
Pada waktu Yesus berada di Taman Getsemani berdoa bersama
murid-murid-Nya, Ia didatangi Yudas Iskariot dan rombongan orang
yang hendak menangkap-Nya.
Dalam dialog Yesus dengan mereka, Yesus bertanya: “Siapakah
yang kamu cari?” dan mereka menjawab: “Yesus dari Nazaret.”
Ketika Yesus menjawab: “Egō Eimi,” (diterjemahkan Akulah Dia),12
mereka jatuh ke tanah. Kemuliaan dan kuasa Ilahi disaksikan dan
dirasakan oleh mereka yang menyaksikan peristiwa itu. 13 Yohanes
mencatatkan peristiwa tersebut dalam ayat-ayat ini:
“Setelah Yesus mengatakan semuanya itu keluarlah Ia
dari situ bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan mereka
pergi ke seberang sungai Kidron. Di situ ada suatu taman dan
Ia masuk ke taman itu bersama-sama dengan murid-murid-
Nya.
Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu,
karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-
Nya. Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan
prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh
imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan
lentera, suluh dan senjata.
Maka Yesus, yang tahu semua yang akan menimpa diri-
Nya, maju ke depan dan berkata kepada mereka: ‘Siapakah
yang kamu cari?’ ‘Jawab mereka: ‘Yesus dari Nazaret.’ Kata-
104 | F I R M A N I T U A L L A H

Nya kepada mereka: ‘Akulah Dia.’ Yudas yang


mengkhianati berdiri juga di situ bersama-sama mereka.
Ketika Ia berkata kepada mereka: ‘AKULAH DIA,’
MUNDURLAH MEREKA DAN JATUH KE TANAH. Jawab Yesus:
‘Telah Kukatakan kepadamu, Akulah Dia. Jika Aku yang
kamu cari, biarkanlah mereka ini pergi.’” Yohanes 18:1-8.

KE-ALLAHAN YESUS DALAM PERNYATAAN-PERNYATAAN-NYA


Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia.
Pernyataan-pernyataan ἐγώ
εἰμι (Egō Eimi) yang
dipahami oleh orang-orang
Yahudi sebagai sebutan
yang sama dengan ‫יְ הוָ֥ה‬
(YHVH), menunjukkan ke-
Allahan-Nya. Rasul
Yohanes mencatatkan dalam Injil yang ditulisnya akan pernyataan-
pernyataan EGŌ EIMI (AKU ADA) yang diucapkan Yesus yang
dituliskan Yohanes:

a. ἐγώ εἰμι ὁ ἄρτος τῆς ζωῆς - ROTI HIDUP.


Yohanes 6:35. Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti
hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi,
dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Yohanes 6:48. Akulah roti hidup.
Yohanes 6:51. Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga.
Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-
lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang
akan Kuberikan untuk hidup dunia."
F I R M A N I T U A L L A H | 105

b. ἐγώ εἰμι τό φῶς τοῦ κόσμου - TERANG DUNIA.


Yohanes 8:12. Maka Yesus berkata pula kepada orang
banyak, kata-Nya: "Akulah terang dunia; barangsiapa
mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan,
melainkan ia akan mempunyai terang hidup."
Yohanes 9:5. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang
dunia."

c. ἐγώ εἰμι ἡ θύρα - PINTU.


Yohanes10:7. Maka kata Yesus sekali lagi: "Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu.
Yohanes 10:9. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui
Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan
menemukan padang rumput.

d. ἐγώ εἰμι ὁ ποιμὴν ὁ καλός - GEMBALA YANG BAIK.


Yohanes 10:11. Akulah gembala yang baik. Gembala yang
baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
Yohanes 10:14. Akulah gembala yang baik dan Aku
mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku
mengenal Aku

e. ἐγώ εἰμι ἡ ἀνάστασις καὶ ἡ ζωή - KEBANGKITAN DAN HIDUP.


Yohanes 11:25. Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan
hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup
walaupun ia sudah mati,

f. ἐγώ εἰμι ἡ ὁδὸς καὶ ἡ ἀλήθεια καὶ ἡ ζωή - JALAN, &


KEBENARAN, DAN HIDUP.
106 | F I R M A N I T U A L L A H

Yohanes 14:6. Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan


kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang
kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.

g. ᾿Εγώ εἰμι ἡ ἄμπελος ἡ ἀληθινή - POKOK ANGGUR YANG


BENAR.

Yohanes 15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-


Kulah pengusahanya.”
Yohanes 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-
rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di
dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak
dapat berbuat apa-apa.”

h. ᾿Εγώ εἰμι τὸ Α καὶ τὸ Ω – ALFA DAN OMEGA.


Wahyu_15:13-18. Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada
seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang
panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat
pinggang dari emas.
Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih
metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. Dan kaki-Nya
mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian;
suara-Nya bagaikan desau air bah. Dan di tangan kanan-Nya
Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah
pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar
bagaikan matahari yang terik.
Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-
Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan
tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku
adalah Yang Awal dan Yang Akhir, dan Yang Hidup. Aku
telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-
F I R M A N I T U A L L A H | 107

lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan


maut.

KE-ALLAHAN YESUS DALAM TANDA-TANDA AJAIB-NYA


Pernyataan-pernyataan Yesus yang menerapkan EGŌ EIMI
kepada diri-Nya bahwa Ia adalah YHVH, telah diteguhkan oleh tanda-
tanda ajaib yang diperbuat-Nya dan yang dicatatkan dalam 12
(duabelas) pasal pertama Injil Yohanes. Ada 7 (tujuh) tanda ajaib atau
mujizat yang meneguhkan pengakuan Yesus sebagai EGŌ EIMI.
Tanda-tanda ajaib yang dibuat Tuhan Yesus Kristus tersebut adalah:
1) MERUBAH AIR MENJADI ANGGUR - Yohanes 2:1-11
2) PENYEMBUHAN ANAK PEGAWAI ISTANA - Yohanes 4:46-54
3) MENYEMBUHKAN SEORANG LUMPUH - Yohanes 5:1-18
4) MEMBERI MAKAN 5000 LAKI-LAKI - Yohanes 6:5-14
5) BERJALAN DI ATAS AIR - Yohanes 6:16-21
6) MENYEMBUHKAN ORANG BUTA SEJAK LAHIR - Yohanes 9:1-7

7) MEMBANGKITKAN LAZARUS - Yohanes 11:1-45


Ada juga pihak-pihak tertentu yang tidak memasukkan peristiwa
Yesus berjalan di atas air sebagai salah satu tanda dan memasukkan
peristiwa PENYALIBAN YESUS Sebagai Tanda Ketujuh.
Kebangkitan Yesus dianggap sebagai TANDA KEDELAPAN.
Tanda-tanda ini menguatkan Ke-Allahan Yesus Kristus.
KE-ALLAHAN YESUS DALAM PENYEMBAHAN KEPADA-NYA
Fakta yang jelas diungkapkan di Perjanjian Baru ialah Yesus
Kristus tidak pernah menolak penyembahan kepada-Nya karena
memang Ia adalah Allah yang menjadi manusia. Ia tidak menuntut
untuk diakui sebagai Allah tetapi mereka yang menyaksikan apa yang
108 | F I R M A N I T U A L L A H

Ia perbuat dan mendengar apa yang Ia ajarkan, mengakui bahwa Ia


memang Allah. Berikut daftar singkat pihak-pihak yang menyembah
Yesus:

1. Orang-orang Majus menyembah Yesus:


“Maka masuklah mereka ke dalam rumah itu dan melihat
Anak itu bersama Maria, ibu-Nya, lalu sujud menyembah
Dia. Merekapun membuka tempat harta bendanya dan
mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas,
kemenyan dan mur” (Matius 2:11).

2. Murid-murid-Nya Menyembah Yesus di Perahu.


Sesudah Yesus memberi makan 5000 (lima ribu) laki-laki, Ia
pergi berdoa sedangkan murid-murid-Nya telah berangkat dengan
perahu melintasi danau Galilea. Badai dan gelombang laut yang
ditimbulkannya menyebabkan perahu murid-murid Yesus mau
tenggelam. Mereka sudah kehabisan akal dan tak berdaya. Tetapi
Yesus muncul tapi disangka hantu, Ia berjalan diatas air, lalu
meredakan badai dan gelombang. Murid-murid-Nya yang telah
selamat kemudian menyembah-Nya. Begini ceriteranya:
“Sesudah itu (sesudah memberi makan 5000 laki-laki)
Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke
perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia
menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak
itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa
seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ.
Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya
dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena
angin sakal.
F I R M A N I T U A L L A H | 109

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka


berjalan di atas air. Ketika murid-murid-Nya melihat Dia
berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!",
lalu berteriak-teriak karena takut.
Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah!
Aku ini, jangan takut!"
Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila
Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas
air." Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu
dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika
dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu
berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" Segera Yesus
mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai
orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" Lalu
mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Orang-orang yang ada di perahu menyembah Dia,
katanya: "Sesungguhnya Engkau Anak Allah" (Matiu 14:22-
33).

3. Yesus disembah Seorang Kusta.


Yesus disembah oleh seorang kusta yang datang kepada-Nya. Ia
tidak menolak penyembahan kepada-Nya karena Ia adalah Allah
yang menjadi manusia. Ia senantiasa siap menerima siapa saja yang
mau datang kepada-Nya dan berharap kepada-Nya. Bila semua
harapan kelihatannya telah sirna, masih ada Dia yang mempedulikan
dan mau memberikan harapan baru dan masa depan yang indah.
“Maka datanglah seorang yang sakit kusta kepada-Nya,
lalu sujud menyembah Dia dan berkata: "Tuan, jika Tuan
mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan
tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata: "Aku mau,
110 | F I R M A N I T U A L L A H

jadilah engkau tahir." Seketika itu juga tahirlah orang itu dari
pada kustanya” (Matius 8:2).

4. Yesus Disembah Kepala Rumah Ibadat.


Ketika Yesus sedang berdialog dengan murid-murid Yohanes
Pembaptis, seorang kepala rumah ibadat datang dan menyembah-
Nya. Yesus tidak menolak penyembahan kepada-Nya.
“Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka,
datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah
Dia dan berkata: ‘Anakku perempuan baru saja meninggal,
tetapi datanglah dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia
akan hidup.’ Lalu Yesuspun bangunlah dan mengikuti orang
itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.” (Mat 9:18-19).

5. Yesus Disembah Perempuan Kanaan.


Yesus juga tidak menolak penyembahan seorang perempuan
Kanaan pada waktu ia berada di daerha Tirus dan Sidon:
“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah
Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan
dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak
Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita." Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya.
Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya:
"Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-
teriak." Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-
domba yang hilang dari umat Israel."
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia
sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." Tetapi Yesus
menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Kata
F I R M A N I T U A L L A H | 111

perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan


remah-remah yang jatuh dari meja tuannya."
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu,
besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang
kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh”
(Matius 15:22-28)

6. Yesus Disembah Seorang Ayah Anak Yang Sakit Ayan.


Yesus juga disembah oleh seseorang yang anaknya sakit dan
sangat menderita. Yesus tidak menolak penyembahan orang itu
kepada-Nya.
“Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada
orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus
dan menyembah, katanya: "Tuhan, kasihanilah anakku. Ia
sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api
dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya
kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat
menyembuhkannya."
Maka kata Yesus: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya
dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara
kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu?
Bawalah anak itu ke mari!"
Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu
dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga”
(Matius 17:14-18).

7. Yesus Disembah Orang Buta Yang Sembuh.


Yesus Kristus adalah Allah. Dia patut disembah karena ke-
Allahan-Nya. Imam-imam dan Ahli Taurat Yahudi mengeraskan hati
mereka sehingga mereka tidak mau menyembah-Nya. Tetapi si orang
112 | F I R M A N I T U A L L A H

buta yang disembuhkan Yesus, mempercayai Dia lalu menyembah-


Nya.
Ceritera tentang si pengemis buta yang buta sejak lahir tetapi
kemudian disembuhkan Yesus, dikutip di sini untuk direnungkan oleh
setiap pembaca supaya jangan mau mengeraskan hati seperti para
imam dan ahli Taurat serta orang Farisi yang dibutakan oleh praktek
keagamaan dan penafsiran yang salah yang diajarkan kepada mereka
yang menyebabkan mereka tidak mau menyembah Yesus.
Sebaliknya, keteguhan hati si pengemis buta yang disembuhkan
Yesus sehingga dapat melihat, telah berani bersaksi tentang Dia yang
menyembuhkannya bahkan tak ragu-ragu untuk menyembah-Nya:
“Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta
sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya:
"Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau
orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya,
tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di
dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang
mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di
mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku
di dalam dunia, Akulah terang dunia."
Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke
tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu
mengoleskannya pada mata orang buta tadi dan berkata
kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam."
Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia
membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah
melek.
Tetapi tetangga-tetangganya dan mereka, yang dahulu
mengenalnya sebagai pengemis, berkata: "Bukankah dia ini,
F I R M A N I T U A L L A H | 113

yang selalu mengemis?" Ada yang berkata: "Benar, dialah


ini." Ada pula yang berkata: "Bukan, tetapi ia serupa dengan
dia." Orang itu sendiri berkata: "Benar, akulah itu."
Kata mereka kepadanya: "Bagaimana matamu menjadi
melek?" Jawabnya: "Orang yang disebut Yesus itu mengaduk
tanah, mengoleskannya pada mataku dan berkata kepadaku:
Pergilah ke Siloam dan basuhlah dirimu. Lalu aku pergi dan
setelah aku membasuh diriku, aku dapat melihat."
Lalu mereka berkata kepadanya: "Di manakah Dia?"
Jawabnya: "Aku tidak tahu."
Lalu mereka membawa orang yang tadinya buta itu
kepada orang-orang Farisi. Adapun hari waktu Yesus
mengaduk tanah dan memelekkan mata orang itu, adalah hari
Sabat. Karena itu orang-orang Farisipun bertanya kepadanya,
bagaimana matanya menjadi melek. Jawabnya: "Ia
mengoleskan adukan tanah pada mataku, lalu aku membasuh
diriku, dan sekarang aku dapat melihat." Maka kata sebagian
orang-orang Farisi itu: "Orang ini tidak datang dari Allah,
sebab Ia tidak memelihara hari Sabat." Sebagian pula berkata:
"Bagaimanakah seorang berdosa dapat membuat mujizat yang
demikian?" Maka timbullah pertentangan di antara mereka.
Lalu kata mereka pula kepada orang buta itu: "Dan
engkau, apakah katamu tentang Dia, karena Ia telah
memelekkan matamu?" Jawabnya: "Ia adalah seorang nabi."
Tetapi orang-orang Yahudi itu tidak percaya, bahwa
tadinya ia buta dan baru dapat melihat lagi, sampai mereka
memanggil orang tuanya dan bertanya kepada mereka:
"Inikah anakmu, yang kamu katakan bahwa ia lahir buta?
Kalau begitu bagaimanakah ia sekarang dapat
melihat?" Jawab orang tua itu: "Yang kami tahu ialah, bahwa
114 | F I R M A N I T U A L L A H

dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta, tetapi bagaimana ia
sekarang dapat melihat, kami tidak tahu, dan siapa yang
memelekkan matanya, kami tidak tahu juga. Tanyakanlah
kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata
untuk dirinya sendiri." Orang tuanya berkata demikian,
karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi, sebab
orang-orang Yahudi itu telah sepakat bahwa setiap orang yang
mengaku Dia sebagai Mesias, akan dikucilkan. Itulah
sebabnya maka orang tuanya berkata: "Ia telah dewasa,
tanyakanlah kepadanya sendiri."
Lalu mereka memanggil sekali lagi orang yang tadinya
buta itu dan berkata kepadanya: "Katakanlah kebenaran di
hadapan Allah; kami tahu bahwa orang itu orang
berdosa." Jawabnya: "Apakah orang itu orang berdosa, aku
tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya
buta, dan sekarang dapat melihat."
Kata mereka kepadanya: "Apakah yang diperbuat-Nya
padamu? Bagaimana Ia memelekkan matamu?"
Jawabnya: "Telah kukatakan kepadamu, dan kamu tidak
mendengarkannya; mengapa kamu hendak mendengarkannya
lagi? Barangkali kamu mau menjadi murid-Nya juga?"
Sambil mengejek mereka berkata kepadanya: "Engkau
murid orang itu tetapi kami murid-murid Musa. Kami tahu,
bahwa Allah telah berfirman kepada Musa, tetapi tentang Dia
itu kami tidak tahu dari mana Ia datang."
Jawab orang itu kepada mereka: "Aneh juga bahwa kamu
tidak tahu dari mana Ia datang, sedangkan Ia telah
memelekkan mataku. Kita tahu, bahwa Allah tidak
mendengarkan orang-orang berdosa, melainkan orang-orang
yang saleh dan yang melakukan kehendak-Nya. Dari dahulu
F I R M A N I T U A L L A H | 115

sampai sekarang tidak pernah terdengar, bahwa ada orang


yang memelekkan mata orang yang lahir buta. Jikalau orang
itu tidak datang dari Allah, Ia tidak dapat berbuat apa-apa."
Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa
dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir
dia ke luar.
Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh
mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata:
"Percayakah engkau kepada Anak Manusia?" Jawabnya:
"Siapakah Dia, Tuhan? Supaya aku percaya kepada-
Nya." Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat
Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau,
Dialah itu!"
Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud
menyembah-Nya.
Kata Yesus: "Aku datang ke dalam dunia untuk
menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat
melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi
buta."
Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang
berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: "Apakah itu
berarti bahwa kami juga buta?"
Jawab Yesus kepada mereka: "Sekiranya kamu buta,
kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami
melihat, maka tetaplah dosamu" (Yohanes 9:1-41).

8. Maria Magdalena menyembah Yesus.


Sesudah Tuhan Yesus Kristus bangkit, Ia disembah oleh Maria
Magdalena dan perempuan-perempuan lainnya yang datang ke kubur
116 | F I R M A N I T U A L L A H

Yesus. Kembali, disini Yesus menerima dan tidak menolak


penyembahan kepada-Nya:
“Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya
fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena
dan Maria yang lain, menengok kubur itu. Maka terjadilah
gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun
dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu
duduk di atasnya. Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya
putih bagaikan salju. Dan penjaga-penjaga itu gentar
ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-
perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu
mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab
Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya.
Mari, lihatlah tempat Ia berbaring. Dan segeralah pergi dan
katakanlah kepada murid-murid-Nya bahwa Ia telah bangkit
dari antara orang mati. Ia mendahului kamu ke Galilea; di
sana kamu akan melihat Dia. Sesungguhnya aku telah
mengatakannya kepadamu."
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan
dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk
memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata:
"Salam bagimu." Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-
Nya serta menyembah-Nya.
Maka kata Yesus kepada mereka: "Jangan takut. Pergi
dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka
pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku"
(Matius 28:1-10).
F I R M A N I T U A L L A H | 117

9. Yesus Disembah 11 Murid-Nya Sebelum Naik Ke Surga.


Mengikuti petunjuk Tuhan Yesus Kristus, murid-murid-Nya pergi
ke Galilea, ke bukit yang ditunjukkan Yesus. Setelah berjumpa
dengan Yesus yang telah bangkit, mereka menyembah-Nya. Yesus
tidak menolak penyembahan kepada-Nya. Sesudah itu Ia memberikan
apa yang disebut “Amanat Agung” untuk memberitakan Injil ke
seluruh dunia kepada murid-murid-Nya itu:
Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit
yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat
Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-
ragu.
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah
Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Matius 28:16-
20).
Ketika tiba waktunya Yesus akan naik ke Surga, Ia membawa
murid-murid-Nya ke bukit Zaitun (Kisah 1:12) di dekat Betania. Ia
memberkati mereka lalu terangkat ke Surga. Murid-murid-Nya
menyembah Yesus yang terangkat ke Sorga. Lukas menuliskan
peristiwa itu seperti ini:
“Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat
Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati
mereka. Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia
berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga. Mereka sujud
menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem
dengan sangat bersukacita” (Lukas 24:50-52).
118 | F I R M A N I T U A L L A H

10. Yesus Disembah Orang Yang Dirasuk Setan.


Di Gerasa, Tuhan Yesus Kristus disembah oleh orang yang
dirasuk setan yang mengetahui dan mengenal siapa Yesus. Setan-
setan memang mengetahui bahwa Yesus adalah Allah yang harus
disembah. Yesus menyembuhkan orang yang dirasuk setan-setan itu
dan mengusir mereka memasuki babi-babi. Begini ceriteranya:
“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah
orang Gerasa. Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah
seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui
Dia.
Orang itu diam di sana dan tidak ada seorangpun lagi yang
sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, karena sudah
sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya
diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga
tidak ada seorangpun yang cukup kuat untuk
menjinakkannya. Siang malam ia berkeliaran di pekuburan
dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli
dirinya dengan batu.
Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia
mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras
ia berteriak: "Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak
Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa
aku!" Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya:
"Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!"
Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: "Siapa
namamu?" Jawabnya: "Namaku Legion, karena kami
banyak." Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan
mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu.
Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang
mencari makan, lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya,
F I R M A N I T U A L L A H | 119

katanya: "Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu,


biarkanlah kami memasukinya!" (Markus 5:1-12)

11. Yesus Disembah di Sorga.


Dalam penglihatan yang Tuhan berikan kepada Rasul Yohanes di
Pulau Patmos, Yohanes melihat penyembahan kepada Bapa,
penyembahan kepada Anak, dan penyembahan kepada Bapa dan Anak
berbarengan, seperti dalam chart berikut:

BAPA ANAK BAPA & ANAK


"Ya Tuhan dan Katanya dengan "Bagi Dia yang
Allah kami, Engkau suara nyaring: "Anak duduk di atas takhta
layak menerima puji- Domba yang dan bagi Anak
pujian dan hormat dan disembelih itu layak Domba, adalah puji-
kuasa; sebab Engkau untuk menerima pujian dan hormat dan
telah menciptakan kuasa, dan kekayaan, kemuliaan dan kuasa
segala sesuatu; dan dan hikmat, dan sampai selama-lama-
oleh karena kehendak- kekuatan, dan hormat, nya!" (Wahyu 5:13)
Mu semuanya itu ada dan kemuliaan, dan
dandiciptakan." (Wah puji-pujian!" (Wahyu
yu 4:11) 5:12)

KE-ALLAHAN YESUS DALAM PRA EKSISTENSI-NYA


Tuhan Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia.
Sebagai Allah, Ia kekal. Ia lebih besar dari waktu (chronos). Sebelum
Ia menjadi manusia, Ia telah eksis dan selalu eksis sebagai Allah.
Pemunculan-Nya di dunia dan dilihat oleh manusia sebelum Ia lahir
sebagai manusia, dikenal dengan istilah Theophany atau
Christophany. Theophany atau Christophany menguatkan pra
eksistensi Tuhan Yesus Kristus sebelum inkarnasi, maksudnya
eksistensi-Nya sebelum ia lahir dan hidup sebagai manusia.
120 | F I R M A N I T U A L L A H

Theophany adalah istilah teologi, yang berasal dari bahasa


Yunani: τεοφάνια (theophania), yang terbentuk dari kata benda θεός
(theos = Allah) dan kata kerja φανερόω (phaneroō) yang artinya
mewujudkan, menampakkan diri.
Pro Kontra. Dari masa ke masa telah muncul kelompok-
kelompok orang yang tidak mempercayai pra-eksistensi Yesus
Kristus. Mereka mempercayai pengajaran yang mengajarkan bahwa
eksistensi Yesus dimulai ketika Ia dikandung Maria. 14
Kelompok-kelompok Kristen yang menolak pra-eksistensi Yesus
dapat dikategorikan dalam 2 (dua) kelompok, yaittu:
1) Kelompok pertama yaitu mereka yang mempercayai
kelahiran dari perawan Maria (mempercaai virgin birth). Di
kelompok ini terdapat penganut Socinians, Unitarians awal
seperti John Biddle dan Nathaniel Lardner. Di masa kini,
paham ini dipercayai dan diajarkan oleh kelompok
Christadelphians. Kelompok-kelompok ini mengajarkan
bahwa Yesus telah dinubuatkan di Perjanjian Lama tetapi
belum eksis sebelum kelahiran-Nya.
2) Kelompok kedua ialah mereka yang tidak mempercayai pra-
eksistensi Yesus dan sekaligus menolak kelahiran-Nya dari
perawan Maria (menolak virgin birth). Di kelompok ini ada
penganut-penganut aliran Ebionites dan Unitarians baru,
seperti Joseph Priestley dan Thomas Jefferson. Paham ini
sering disebut sebagai adoptionisme, dan pada abad ke 19
juga disebut psilanthropisme.
Friedrich Schleiermacher, yang dikenal sebagai bapak teologi
liberal adalah salah satu teoloog Jerman yang meninggalkan
pengajaran tentang pra-eksistensi Kristus dan mengajarkan bahwa
“Kristus bukan Allah tetapi telah diciptakan sebagai manusia yang
F I R M A N I T U A L L A H | 121

ideal dan sempurna dan ketidak-berdosaan-Nya membentuk


keilahian-Nya.15
Albrecht Ritschl menolak pra-eksistensi Kristus dan mengajarkan
bahwa Kristus adalah “Anak Allah” hanya dalam arti bahwa “Allah
telah menyatakan diri-Nya di dalam Kristus.”16
Rudolf Bultmann menjelaskan bahwa pra-eksistensi Kristus
“bukan hanya tidak masuk akal tetapi sama sekali tidak bermakna.”17
Bukti-bukti. Ada beberapa bagian Perjanjian Baru yang secara
eksplisit menunjukkan Pra-eksistensi Yesus. Yesus Kristus sendiri
berkata, " Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu
sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia
ada” (Yohanes 17:5). Bagian ini saja sudah cukup untuk menunjukkan
bahwa Alkitab mendukung Pra-eksistensi Yesus, tetapi ini hanyalah
salah satu dari sekian banyak ayat-ayat yang menunjukkan kebenaran
pra-eksistensi Yesus.
Yesus sendiri secara eksplisit mengajarkan pra-eksistensi-Nya
(Yohanes 3:13; 6:33, 38, 62; 8:23; 16:28). Kristus bahkan
mengatakan bahwa dia telah ada sebelum Abraham jadi (Yohanes
8:58-59) sekalipun kelahiran Abraham telah terjadi berabad-abad
sebelum kelahiran Yesus sendiri!
Beberapa ayat menyatakan eksistensi Yesus bersama dengan
Bapa-Nya (Roma 8:3; 1 Yohanes 1:2; Galatia 4:4). Bahkan, ada
beberapa ayat yang menunjukkan Yesus sebagai Pencipta (Yohanes
1:2-3; Kolose 1:16-17; Ibrani 1:2).
Kemungkinan, bukti yang paling kuat tentang pra-eksistensi
Kristus ialah perilaku Yesus sendiri. Ia sering melakukan dan
mengatakan hal-hal yang hanya Allah Israel saja berhak atau berkuasa
melakukannya. Penyembuhan Yesus akan orang lumpuh di Markus
pasal 2 telah dilakukan untuk menunjukkan otoritas dan kemampuan-
nya untuk mengampuni dosa (Markus 2:3-12). Orang-orang Yahudi
122 | F I R M A N I T U A L L A H

yang hadir dan menyaksikan Yesus disitu mengetaui dengan baik


bahwa perbuatan seperti itu hanya dapat dilakukan oleh Yahweh. Apa
yang dilakukan Yesus di Lukas pasal 7 juga menimbulkan reaksi
serupa (Lukas 7:48-50).
Ayat-ayat Perjanjian Baru yang menunjang konsep pra-
eksistensi Yesus didaftarkan di bawah ini:
 Yohanes 1:1 “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu
bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.”
 Yohanes 8:58 “Kata Yesus kepada mereka: ‘Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah
ada.’"
 Yohanes 17:5 "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku
pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-
Mu sebelum dunia ada.”
 Yohanes 17:24 "Ya Bapa, Aku mau supaya, di manapun Aku
berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku,
mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka
memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum
dunia dijadikan.”
 Kolose 1:17 “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan
segala sesuatu ada di dalam Dia.”
 Ibrani 7:3 “Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah,
harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan
karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi
imam sampai selama-lamanya.”
 Wahyu 22:13 " Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Pertama
dan Yang Terkemudian, Yang Awal dan Yang Akhir."
F I R M A N I T U A L L A H | 123

 Kolose 1:15 “Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan,


yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan.”
 Ibrani 1:11-12 “Semuanya itu akan binasa, tetapi Engkau
tetap ada, dan semuanya itu akan menjadi usang seperti
pakaian; seperti jubah akan Engkau gulungkan mereka, dan
seperti persalinan mereka akan diubah, tetapi Engkau tetap
sama, dan tahun-tahun-Mu tidak berkesudahan,”
 1 Yohanes 1:1-2 “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah
kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan
kami tentang Firman hidup--itulah yang kami tuliskan kepada
kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya
dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu
tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa
dan yang telah dinyatakan kepada kami.”
 Yohanes 1:15 “Yohanes memberi kesaksian tentang Dia dan
berseru, katanya: ‘Inilah Dia, yang kumaksudkan ketika aku
berkata: Kemudian dari padaku akan datang Dia yang telah
mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.’”
 Wahyu 1:17-18 “When I saw Him, I fell at His feet like a dead
man And He placed His right hand on me, saying, "Do not be
afraid; I am the first and the last,”
 Wahyu 2:8 "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di
Smirna: Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang
telah mati dan hidup kembali.”
Beberapa peristiwa theophany dimana pra-eksisten Yesus
menampakkan diri, diantaranya:
124 | F I R M A N I T U A L L A H

 Kejadian 12:7-9 - Tuhan menunjukkan diri kepada Abraham


pada waktu ia tiba di tanah yang Allah telah janjikan
kepadanya dan keturunannya.
 Kejadian 18:1-33 – Pada suatu hari, Abraham mendapat
kunjungan beberapa temu: dua malaikat dan Allah sendiri.
Ia mengundang mereka untuk masuk ke tempat kediamannya,
dan Sarah menjamu mereka. Banyak komentator
mempercayai bahwa ini adalah Christophany, atau peristiwa
pemunculan Kristus sebelum eksistensinya sebagai manusia..
 Kejadian 32:22-30 – Yakub bergumul dengan dengan
sesosok manusia, tetapi sebenarnya adalah Allah (baca ayat
28-30). Ini juga adalah Christophany.
 Keluaran 3:2 - 4:17 – Allah menunjukkan diri kepada Musa
dalam rupa semak-semak yang menyala tetapi tidak terbakar,
dan memberitahukan kepadanya apa yang TUHAN
kehendaki untuk dilakukannya.
 Keluaran 24:9-11 – Allah menunjukkan diri kepada Musa
bersama Harun, anak-anaknya dan ketujuh-puluh tua-tua atau
pemuka bani Israel.
 Ulangan 31:14-15 – Allah menunjukkan diri kepada Musa
dan Yosua dalam pengalihan kepemimpinan kepada Yosua.
 Ayub 38–42 – Allah menjawab Ayub dari badai dan
memberikan jawaban atas pertanyaan Ayub.
 Seringkali istilah “kemliaan Tuhan” memantulkan
theophany, seperti yang dapat dibaca dalam Keluaran 24:16-
18; “tiang awan” juga berfungsi sama dalam Keluaran 33:9.
Peristiwa-peristiwa theophanies sering ditandai dengan
kalimat pembukaan yang berbunyi: “Tuhan turun,” seperti
F I R M A N I T U A L L A H | 125

dalam Kejadian 11:5; Keluaran 34:5; Bilangan 11:25; dan


12:5.
 Sejumlah komentator Alkitab mempercayai bahwa apabila
seseorang menerima kunjungan “Malaikat TUHAN” itu
adalah kunjungan Kristus sebelum inkarnasi. Pemunjulan-
pemunculan seperti ini dapat dibaca dalam Kejadian 16:7-14;
Kejadian 22:11-18; Hakim-hakim 5:23; 2 Raja-raja 19:35;
dan ayat-ayat lainnya, meskipun ada yang hanya
menganggapnya sebagai pemunculan malaikat. Meskipun
penampakan-penampakan Allah dan Kristus di Perjanjian
Lama diperdebatkan, tetapi peristiwa “Allah yang menjadi
manusia,” Imanuel, “Allah menyertai kita,” (Matius 1:21-23)
tidak diperdebatkan.

KE-ALLAHAN YESUS DALAM NUBUATAN TENTANG-NYA

Ada banyak nubuatan tentang Yesus Kristus di Perjanjian Lama.


Berikut adalah nubuatan-nubuatan pilihan yang menunjukkan bahwa
Yesus Kristus adalah Allah yang menjadi manusia, adalah Mesias
yang dijanjikan itu.
1. MESIAS ITU DISEBUT ANAK DAUD (2 Samuel 7:12; Matius
1:1). Dalam bahasa Alkitab kalau Yesus atau Mesias disebut Anak
Daud bukan berarti Mesias itu anak kandung Daud seperti: Amnon
dari Ahinoam, Kileab dari Abigael, Absalom dari Maakha, Adonia
dari Hagit, Sifaca dari Abital, Yitream dari Egla. Ada enam anak
kandung Daud yang lahir di Hebron (2 Samuel 3:2-5). Selain itu ada
lagi anak-anak Daud yang lahir di Yerusalem yaitu: Simea, Sebab,
Natan dan Salomo, Yibhar, Elisama, Elyada, Elifelet. Jadi ada 14
anak-anak Daud yang dilahirkan oleh para istrinya belum terhitung
dari gundik-gundiknya (1 Tawarikh 3:1-4).
126 | F I R M A N I T U A L L A H

Mesias disebut Anak Daud karena Mesias itu lahir dari keturunan
Daud. Hal ini ditunjukkan dengan memperhatikan silsilah Yesus yang
dicatatkan dalam Matius 1:1-17. Disitu dinyatakan garis keturunan
Daud sampai kepada Mesias melalui Yusuf. Dalam Silsilah Yesus di
Injil Lukas pasal 3:23-38 diungkapkan garis keturunan Daud sampai
kepada Mesias melalui Maria. Garis keturunan Yusuf maupun garis
keturunan Maria, keduanya berpusat pada Daud melalui Salomo
dalam kitab Matius dan Natan dalam kitab Lukas.
2. MESIAS ITU LAHIR DI BETLEHEM (Mikha 5:1) Nabi Mikha
dengan jelas menubuatkan bahwa Mesias akan lahir di Betlehem
Efrata, Betlehem di Yudea, tempat kelahiran Daud (1 Samuel 16:1-
13). Nubuatan ini disampaikan sekitar 700 tahun sebelumnya.
Betlehem ada dua. Betlehem Efrata, dan Betlehem di tanah Zebulon
(Yosua 19:15). Kelahiran Yesus di Betlehem Efrata di Yudea,
menggenapi secara akurat nubuatan nabi Mikha.
3. MESIAS LAHIR DARI SEORANG PERAWAN (Yesaya 7:14)
Kelahiran Yesus dari seorang perawan telah dinubuatkan oleh Yesaya
± 700 tahun sebelum Yesus lahir. Dan proses bagaimana Maria
seorang perawan mengandung dari Roh Kudus dapat kita lihat dalam
Matius 1:18-25 dan Lukas 2:1-7. Nubuatan Yesaya tentang Imanuel
dari seorang perempuan muda sebagai tanda bahwa TUHAN akan
menyelamatkan Ahas dan kerajaan Yehuda, telah ditafsirkan Gabriel
sebagai nubuatan yang dapat diaplikasikan kepada Yesus Kristus.
Beginlah Firman Tuhan melalui Nabi Yesaya: “Sesungguhnya,
seorang anak dara mengandung dan akan melahirkan seorang anak
laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel.” (Yesaya 7:14).
4. DIPANGGIL DARI MESIR (Hosea 11:1) bayi Yesus telah
dilarikan oleh Yusuf ke Mesir mengikuti petunjuk Tuhan, sehingga ia
luput dari pembantaian Herodes. Setelah Herodes wafat, Yusuf,
Yesus dan Ibunya, pulang dari Mesir, kembali ke Nazaret di Galilea,
F I R M A N I T U A L L A H | 127

sesuai petunjuk Tuhan. Nubuatan Hosea 11:1 telah digenapi dalam


Matius 2:20. Allah telah memanggil Anak-Nya dari Mesir.
5. DIJUAL 30 KEPING PERAK (Zakaria 11:12) Matius 27:9-10,
ditafsirkan sebagai penggenapan nubuatan nabi Zakharia bahwa
Yesus akan dijual 30 keping perak. (Zakharia 11:12), harga seorang
budak (Keluaran 21:32).
6. DIBANGKITKAN (Mazmur 16:10). Nubuatan tentang orang
mati dan dibangkitkan kembali lalu hidup selama-lamanya adalah
nubuatan tentang Mesias yaitu Yesus Kristus. Kebangkitan Yesus
Kristus adalah fakta sejarah. Para saksi mata, yaitu Rasul-rasul telah
memberikan kesaksian mereka. Roh Kudus juga menyatakankannya
kepada kita melalui firman Tuhan yang diwahyukan-Nya (Matius
28:1-10; Markus 16:1-8; Lukas 24:1-12; Yohanes 20:1-10; Kisah
Rasul 2:29-36 dan 1 Korintus 5:1-4). Hanya Kubur Yesus yang
kosong karena Ia telah bangkit. Kebangkitan-Nya merupakan
kegenapan nubuatan dalam Mazmur 16:10.
7. Hamba Yasng Menderita. Kemungkinan nubuatan yang
paling jelas mengenai Yesus, dan sudah pasti yang paling panjang,
adalah keseluruhan pasal ke 53 dari kitab Yesaya. Ayat 3-7
menyebutkan:
“Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh
kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat
dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan
bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Tetapi sesungguhnya,
penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita
yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul
dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena
pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan
kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita
ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi
sembuh.
128 | F I R M A N I T U A L L A H

Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita


mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah
menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. Dia dianiaya,
tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka
mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian;
seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang
menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.” (Yesaya
53:3-7).
 Disingkirkan. Daniel 9:24-27. Nubuatan “tujuh puluh kali
tujuh masa” dalam Daniel pasal 9 menubuatkan tanggal yang persis
di mana Yesus, sang Mesias akan “disingkirkan.” Kematian-Nya
“meneguhkan” Hubungan Perjanjian” antara Allah dan manusia.
Nubuatan ini digenapi sangat terperinci dalam baptisan, penualiban
dan kematian, dan kehancuran Yerusalem oleh bangsa Roma.

Perjanjian Lama sangat jelas menubuatkan kedatangan Yesus


sebagai Mesias. Ada ratusan nubuatan tentang Yesus sebagai Mesias
yang dijanjikan tetapi apa yang diberikan di atas diyakini akan
menopang pendapat bahwa memang Tuhan Yesus Kristus, Mesias
yang dijanjikan dan kedatangan-Nya dinubuatkan dalam Perjanjian
Lama, adalah Allah yang menjadi manusia.

KE-ALLAHAN YESUS DALAM DOGMA GEREJA KRISTEN


Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus yang diajarkan Alkitab telah
diteguhkan melalui keputusan-keputusan yang dibuat dalam beberapa
konsili Ekumenikal Gereja Kristen sejak abad ke 4.
Sebenarnya penolakan terhadap Trinitas bukan gerakan yang
baru. Sejak abad-abad permulaan Sejarah Gereja telah bermunculan
orang-orang yang menyangkal dan tidak mau mengakui ke-Allahan
Yesus Kristus, dan juga Roh Kudus.
F I R M A N I T U A L L A H | 129

Sejarah perkembangan doktrin dalam Kekristenan menunjukkan


bahwa Gereja Kristen telah memilih untuk mengakui Tuhan Yesus
Kristus sebagai Allah yang menjadi manusia menurut Kitab Suci, dan
menolak pengajaran-pengajaran yang diajarkan oleh Arius dan orang-
orang lain yang menyangkal ke-Allahan Yesus Kristus.

1. PAHAM-PAHAM ANTI-TRINITARIANISME DITOLAK.


Pengajaran-pengajaran yang Anti-Trinitatarianisme yang
mempermasalahkan Ke-Allahan Tuhan Yesus Kristus telah
berkembang sejak abad kedua sampai sekarang. Ada yang
memperdebatkan mengenai eksistensi Yesus Kristus, ada yang
mempermasalahkan keilahian dan keinsanian-Nya, ada pula yang
mempersoalkan pribadi atau kepribadian dalam diri Yesus.
Pokok-pokok permasalahan tersebut cenderung diperdebatkan
oleh sejumlah paham atau pandangan selama berabad-abad. Adapun
pandangan-pandangan yang berkembang mengenai Kristologi adalah
sebagai berikut:
MONARKIANISME. Monarkianisme yang juga dikenal dengan
sebutan Patripassianisme atau Sabellianisme, adalah paham yang
berkembang di abad ketiga untuk mempertahankan paham
Monotheisme terhadap Tritheisme 18, yaitu pengajaran yang
mengajarkan ada tiga Tuhan dan bukan hanya satu. Tertullian (145-
220) adalah orang pertama yang menggunakan istilah
Monarkianisme. Sebenarnya ada dua macam Monarkianisme:
Monarkianisme Dinamis, dan Monarkianisme Modalistis.
Monarkianisme Dinamis: Paham ini mengajarkan bahwa
Yesus hanyalah manusia biasa tetapi dipenuhi Roh Kudus dan
diadopsi Allah pada waktu Ia dibaptiskan, lalu menjadi ilahi
sepenuhnya pada waktu kebangkitan-Nya. Theodorus dari
Byzantium yang menjadi pemuka paham ini, datang ke Roma
sekitar tahun 190 dan mulai mengajarkan paham ini. Baginya dan
130 | F I R M A N I T U A L L A H

pengikut-pengikutnya, hanya Bapa saja yang kekal dan yang eksis


dengan sendirinya. Yesus Kristus hanya manusia biasa tetapi
kemudidan diadopsi menjadi Allah. Ia tidak kekal seperti Bapa
yang tidak mempunyai awal.
Monarkianisme Modalistik: Paham ini merupakan ajaran
yang menyatakan bahwa Allah adalah satu Pribadi saja, tetapi
memanifestasikan diri-Nya dalam rupa Bapa, Anak, atau Roh
Kudus di berbagai waktu dan kesempatan berbeda dalam sejarah
manusia. Noetus, Epigonus, dan Praxeas mengajarkan paham ini
di abad kedua dan ketiga. Mereka percaya bahwa Anak Allah
sebenarnya adalah Bapa yang berinkarnasi. Fakta bahwa Ia
menderita di Golgota menyebabkan dinamainya paham ini
Pattripassianisme yang berarti “Bapa menderita.” Kristus
sebagai Bapa dibedakan dari Anak sebagai manusia biasa.
Namun Bapa dan Anak sama-sama menderita.
Sabelianisme. Sabelianisme adalah pengajaran lanjutan atau
yang lebih “advanced” dari Monarkianisme modalistis. Paham
yang dipopulerkan oleh Sabelius di Roma ini mengajarkan bahwa
Bapa adalah satu-satunya Allah di Alkitab, tetapi Bapa ini
menyatakan diri-Nya dalam berbagai modus penampilan. Jadi
Bapa ini datang sebagai Yesus dalam peristiwa Inkarnasi, Bapa
juga yang datang sebagai Roh Kudus di hari Pentakosta. Inipun
memantulkan pemahaman Dispensasionalisme yang
mengajarkan bahwa Allah telah menampilkan diri-Nya sebagai
Bapa di Perjanjian Lama, sebagai Yesus Kristus di Perjanjian
Baru, dan sebagai Roh Kudus di masa Kekristenan. Jadi tidak ada
Trinitas, melainkan hanya ada Satu Allah yang memerankan tiga
peran.
ARIANISME. Arius melayani Gereja di Alexandria dimana
Origen (185-254) yang mengajarkan subordinasi Anak terhadap
Bapa, melayani. Arius kemudian mengembangkan pengajaran ini
F I R M A N I T U A L L A H | 131

dengan mengajarkan bahwa Yesus Kristus adalah ciptaan Allah.


Yesus DICIPTAKAN OLEH ALLAH, bukan DICIPTAKAN DARI
ALLAH. Jadi Yesus hanyalah “allah (a god)” dan bukan “Allah
(God).” Arius mengajarkan bahwa hanya Bapa yang kekal. Yesus
tidak, karena punya awal, sebab Ia diciptakan dari tidak ada (out of
nothing) sebelum ciptaan-ciptaan lain diciptakan. Sebelum
menciptakan Yesus, Bapa itu bukan Bapa melainkan Allah yang
hidup sendirian.
Jadi, menurut Arius, Yesus Kristus bukan Allah. Ia hanya serupa
(homoiousious) dengan Bapa. Ia lebih tinggi kedudukanNya dari
manusia, namun tidak setara dengan Allah, sebab Yesus bukan
pribadi yang kekal.
ARIUS DAN ARIANISME DITOLAK DI NICEA. Pada tahun
325 telah diadakan Konsili di Nicea, salah satu kota yang terletak di
sebelah timur Konstantinopel, yang diprakarsai oleh Kaizar Romawi
Flavius Constantine. Banyak uskup dan ketua-ketua gereja yang
menghadirinya untuk membahas tentang ke-Allahan dan meluruskan
pertentangan-pertentangan serta perbedaan-perbedaan penafsiran
tentang kodrat Allah. Konsili Nicea akhirnya meneguhkan ke-
Allahan dan kekekalan Tuhan Yesus Kristus, menjelaskan hubungan
Bapa dan Anak dalam satu substansi atau esensi. Dan menegaskan
bahwa pribadi-pribadi ilahi, Bapa, Anak, dan Roh Kudus sebagai “co-
equal” (setara), dan “co-eternal” (sama kekal).
Sejak berakhirnya era Rasul-rasul, orang-orang Kristen mulai
mempertanyakan hal-hal yang menyangkut eksistensi Yesus Kristus
dan Roh Kuds. Ada yang mempertanyakan ke-Allahan-Nya, ada yang
mempersoalkan kemanusiaan-Nya, ada pula yang mempersoalkan
apakah Yesus itu diciptakan Allah, diperanakkan Allah, atau adalah
Allah itu sendiri. Ada pula yang kemudian mempertanyakan tentang
ke-Allahan Roh Kudus.
132 | F I R M A N I T U A L L A H

Arius adalah uskup yang mengajukan presentasi bahwa Yesus


Kristus itu tidak kekal sebab Ia adalah ciptaan Allah di suatu waktu di
masa silam yang kekal, sebelum ciptaan-ciptaan yang lain diciptakan.
Athanasius memberikan presentasi yang berbeda. Menurut
Athanasius, Yesus itu tidak diciptakan. Ia sama dengan Allah. Ia
adalah Allah yang kekal dan menjadi awal semua ciptaan yang ada.
Pandangan Athanasius diterima di Konsili Nicea dan menjadi cikal
bakal pengakuan iman gereja-gereja Trinitarian sekarang. Arius dan
pengajarannya ditolak di Nicea. Sekarang ini pengajaran Arius yaitu
Arianisme dilestarikan oleh Saksi-saksi Yehuwa.
Konsili Nicea tidak menemukan doktrin Trinitas. Konsili yang
dihadiri 300 lebih uskup ini hanyalah mengakui apa yang diajarkan
Alkitab tentang Ke-Allahan, khususnya ke-Allahan Tuhan Yesus
Kristus, dan meneguhkan pengajaran-pengajaran Rasul Paulus dan
rasul-rasul lainnya bahwa Kristus adalah Allah yang hidup, Pribadi
atau Oknum kedua ke-Allahan, dan bagian dari Trinitas ke-Allahan
yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Perjanjian Baru telah menegaskan
bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang patut disembah. Alkitab
melarang penyembahan oknum yang lain selain Allah yang hidup.
Yesus sendiri tidak menolak untuk disembah. Ini menunjukkan
bahwa ia setara dengan Allah.
Keputusan Konsili Nicea meneguhkan pengajaran Alktab bahwa
Yesus Kristus adalah HOMOOUSIOUS dengan Bapa, dan bukan
hanya HOMOIOUSIOUS dengan Bapa. Konsili Nicea menolak
pengajaran bahwa Yesus Kristus itu diciptakan seperti yang diajarkan
Arius dan orang-orang lain yang mengajarkan pengajaran yang
memantulkan pengajaran Arianisme.
SUBORDINASIONISME. Subordinationisme adalah paham yang
berkembang dalam kekristenaan di abad-abad permulaan. Konsep
ajaran ini dijumpai dalam tulisan Yustinus Martyr, Origen dan
Tertulian. Paham ini mengajarkan bahwa Anak dan Roh Kudus adalah
F I R M A N I T U A L L A H | 133

bawahan atau subordinasi Bapa dalam essensi dan pribadi.


Perdebatan yang berkaitan dengan paham ini muncul ketika
memperdebatkan pengajaran Arius di Konsili Nicea tahun 325.
Subordinationisme mempunyai ciri-ciri khas menyerupai Arianisme.
Arius dengan demikian memopulerkannya.
DOKETISME. Paham ini mengajarkan bahwa Yesus Kristus tidak
memiliki tubuh manusia. Ia hanya sebagai roh yang menampakkan
diri seperti manusia. Yesus, menurut paham ini, hanyalah seperti
hantu. Tubuh Kristus adalah hampa seperti hantu. Semua ceritera
tentang penderitaan dan kematian-Nya hanyalah mitos. Menurut
paham ini, jikalau Yesus menderita, berarti Ia bukan Allah.
Sebaliknya jika Yesus adalah Allah, maka Ia tidak mungkin menderita
dan mati.
EBIONISME. Menurut paham ini, Yesus hanyalah manusia biasa.
Ia hanyalah anak Yusuf. Maria mengandung bayi manusia seperti
kebanyakan wanita. Ia tidak mengandung Sang Firman. Namun
demikian, Ebionisme mengajarkan bahwa Yesus lebih tinggi dari
manusia lainnya karena Ia diurapi Roh Kudus pada waktu Ia dibaptis.
APPOLINARIANISME. Doktrin Trinitas yang telah diakui di
Konsili Nicea tahun 325 masih terus diperdebatkan. Pengajaran
bahwa di dalam diri Yesus ada dua “natures,” mendapat tantangan
dari sekelompok orang Kristen yang mengajarkan bahwa Yesus hanya
memiliki satu sifat (nature) yang merupakan percampuran dua sifat,
keilahian dan kemanusiaan, yang dikenal sebagai “monophysitisme.”
Apollinarisme dan Eutychianisme adalah dua bentuk pengajaran
monophysitisme.
Theodoret menyalahkan Apollinaris karena pengajarannya
menguatkan pengajaran Sabellius yang tidak mengakui Yesus Kristus
sebagai Okum ilahi yang dapat dibedakan dari Bapa. Basil dari
Kaisaria juga mempersalahkan Apollinaris sebagai orang yang
menolak penafsiran harafiah dan literal dari Kitab Suci karena
134 | F I R M A N I T U A L L A H

menolak penafsiran harafiah dan literal dari Kitab Suci karena


memberikan penafsiran-penafsiran allegorikal. Pengajaran
Appolinaris ditolak di Sinode Aleksandria oleh Athanasius pada tahun
362, dan dinyatakan sebagai pengajaran bidat di Konsili
Konstantinopel pertama tahun 381 karena Konsili Konstantinopel
memutuskan untuk menerima pengajaran bahwa Yesus Kristus adalah
Allah seutuhnya dan manusia seutuhnya.
Menurut pengajaran Appolinaris, Yesus Kristus bukan Allah dan
juga bukan manusia namun Ia sekedar pribadi ilahi. Tubuh dan jiwa-
Nya adalah tubuh dan jiwa manusia biasa yang berpotensi untuk
melakukan dosa, tetapi roh-Nya bukan roh manusia melainkan Roh
Logos. Pengajaran ini ditentang dan ditolak dalam konsili
Konstantinopel I tahun 381.
NESTORIANISME. Nestorianisme adalah pengajaran Nestorius
(c.386-c.451), Patriarch di Konstantinopel. Ini adalah doktrin (ajaran)
yang mengajarkan bahwa Yesus eksis sebagai dua pribadi, yakni
sebagai manusia Yesus dan sebagai Anak Allah, atau Logos,
bukannya sebagai satu pribadi. Pengajaran ini ditolak di Konsili
Efesus yang diadakan pada tahun 431.
Nestorianisme muncul di abad ke-5 karena adanya upaya untuk
menjelaskan dan memahami secara rasional akan inkarnasi dari
Logos, Pribadi atau Oknum Kedua Trinitas, yang menjadi manusia
Yesus Kristus. Menurut Nestorius esensi kemanusiaan dan esensi
keillahian Kristus itu terpisah sehingga ada dua pribadi dalam diri
manusia Yesus Kristus, yaitu pribadi Logos yang illahi, yang berdiam
dalam pribadi manusia Yesus Kristus itu. Itulah sebabnya Nestorius
dan pengikut-pengikut-Nya menolak istilah-istilah seperti "Allah
menderita " atau "Allah telah disalibkan", karena kemanusiaan Yesus
Kristus yang menderita itu terpisah dari keillahiannya.
Penganut-penganut Nestorianisme juga menolak istilah
Theotokos (Bunda Allah) sebagai gelar Maria. Sebaliknya mereka
F I R M A N I T U A L L A H | 135

mengajukan gelar Kristotokos (Bunda Kristus), karena dalam


pandangan mereka Maria hanya melahirkan pribadi manusia Yesus,
bukan pribadi illahinya.
EUTYCHIANISME. Paham ini diajarkan oleh Eutyches. Ini adalah
salah satu bentuk monofisitisme. Eutyches mengajarkan bahwa:
karena sifat Allah lebih kuat dari sifat manusia, maka tentunya sifat
kemanusiaan Yesus yang lemah tidak bereksistensi karena ditelan
oleh sifat ke-Allahan-Nya yang kuat. Berdasarkan hal itu
disimpulkan bahwa Kristus hanya memiliki satu sifat, namun bukan
sifat Allah sepenuhnya dan bukan juga merupakan sifat manusia
seutuhnya. Yesus hanya mempunyai satu sifat sebagai hasil
perpaduan antara sebagian sifat Allah yang dominan dan sebagian
kecil sifat manusia yang tidak sejati. Eutychianisme ditolak dalam
konsili Chalcedon tahun 451. Setelah itu ditolak kembali dalam
Konsili Konstantinopel III tahun 680.

2. PAHAM-PAHAM TRINITARIAN DIFORMULASIKAN


Pengakuan Iman adalah terjemahan istilah Latin, credo (Inggris =
creed, Indonesia = kredo) yang berarti "Aku percaya". Istilah kredo
atau Pengakuan Iman ini adalah pernyataan kepercayaan Kristen
secara ringkas, formal dan universal oleh gereja-gereja dan
denominasi kristen.
Kata Yunani symbolum atau Latin symbola (simbol, lambang)
digunakan untuk menunjuk pada kredo (pengakuan iman) yang
diterima gereja dan wajib dipegang oleh semua orang Kristen
Ada tiga Pengakuan Iman yang diakui gereja Kristen:
a. Symbolum Apostolicum (Pengakuan Iman Rasuli). Pengakuan ini
dirumuskan dan berkembang di Gereja Barat dan berbahasa Latin,
136 | F I R M A N I T U A L L A H

b. Symbolum Niceano-Constantinopolitanum (Pengakuan Iman


Nicea-Konstatinopel). Pengakuan Iman ini dirumuskan tahun
381 di Konstantinopel dan berbahasa Yunani). ◦
c. Symbolum Athanasianum (Pengakuan Iman Athanasius).
Pengakuan Iman ini disebut demikian berdasarkan kata pertama
dalam bahasa Latin Symbolum "Quicunque" (Barangsiapa).

1) PENGAKUAN IMAN RASULI19


Sesudah era Rasul-rasul maka pengikut-pengikut Kristus mulai
merumuskan kepercayaan mereka kepada Yesus Kristus sebagai
Sesembahan mereka melalui apa yang dikenal sekarang sebagai
Pengakuan Iman. Ada banyak pengakuan iman yang menjadi cikal
bakal pengakuan iman yang diakui Gereja Kristen masa kini, namun
pengakuan-pengakuan yang sederhana itu akan ke-Allahan Yesus
Kristus dan Roh Kudus khususnya, pada akhirnya diformulasikan
dalam bentuk baku melalui konsili-konsili Gereja di Abad ke 4, mulai
dari Konsili Nicea sampai Konsili Chalcedon.
Pengakuan Iman Rasuli dan Pengakuan Iman Necea-
Konstantinopel dilatar-belakangi upacara pembaptisan. Di Gereja
mula-mula ada kebiasaan apabila ada seseorang yang bertobat
menjadi Kristen dan akan dibaptis untuk menyatakan imannya di
hadapan umum. Biasanya ini dilakukan menjelang perasaan Paskah
yang dirayakan Gereja.
Biasanya terjadi tanya jawab dengan orang yang akan dibaptis.
Inilah bentuk awal dari apa yang sekarang dikenal sebagai katekese
atau katekisasi (Yunani, katekhein). Orang-orang yang akan dibaptis
harus menyatakan lebih dahulu apa yang dipercayai oleh gereja dalam
bentuk tanya-jawab. Bentuk tanya-jawab ini di kemudian hari
berkembang menjadi formula kepercayaan kepada Trinitas dalam
upacara baptisan dan pengakuan iman. Seseorang yang akan dibaptis,
F I R M A N I T U A L L A H | 137

dibaptiskan dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Sebab itu,
pengakuan iman disusun sesuai dengan ketiga unsur itu.
Pada tahun-tahun awal perkembangan Gereja Kristen, pengakuan
iman (kredo) belum dirumuskan secara baku. Cikal bakal Pengakuan
Iman Kristen terdapat dalam tulisan bapa-bapa gereja Irenaeus dan
Tertullian. Pengakuan iman Kristen mulai menjadi seragam dan tetap
pada akhir abad kedua. Pengakuan Iman Baptisan Romawi tua yang
lazim disebut Romanum dianggap sebagai pengakuan iman paling tua
dalam gereja Kristen. Bentuk mula-mula dari pengakuan iman ini
adalah sebagai berikut:
"Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa;
Dan di dalam YesusKristus, satu-satunya Anak-Nya,
diperanakkan, Tuhan kita, Dan di dalam Roh Kudus, gereja
yang kudus, kebangkitan daging."20
Rumusan Pengakuan Iman yang awalnya sederhana dan terdiri
dari tiga bagian penegasan, menjelang akhir abad kedua dilengkapi
dengan penambahan-penambahan pada bagian-bagian kedua dan
ketiganya, sehingga berbunyi sebagai berikut :
"Aku percaya di dalam Allah Bapa, (yang) Mahakuasa; ◦
-Dan di dalam Yesus Kristus, satu-satunya Anak-Nya yang
diperanakkan, Tuhan kita, yang oleh Roh Kudus, dari
perawan Maria, yang disalibkan di bawah Pontius Pilatus dan
dikuburkan; pada hari yang ketiga bangkit dari yang mati,
naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Bapa; dari mana ia akan
datang untuk menghakimi yang hidup dan yang mati; ◦ Dan di
dalam Roh Kudus, gereja yang kudus, pengampunan dosa,
kebangkitan daging”21
Pengakuan Iman seperti inilah yang beredar di kebanyakan
jemaat-jemaaat Kristen di Barat. Mula-mula dalam bentuk tanya-
jawab, kemudian pada abad ketiga berubah menjadi bentuk
138 | F I R M A N I T U A L L A H

pernyataan-pernyataan. Bentuk yang dibakukan dalam Gereja Barat


adalah apa yang kini dikenal sebagai Pengakuan Iman Rasuli.
Pengakuan iman ini disusun mulai abad ke-4 hingga abad ke-10.
Bentuknya seperti yang kita kenal sekarang muncul dalam suatu
tulisan di Perancis Selatan kira-kira tahun 750.22
Bagian-bagian Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Iman yang
paling dikenal di Gereja Barat, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
(1) Bagian yang berhubungan dengan Allah,
(2) Bagian yang berhubungan dengan Yesus Kristus dan
(3) Bagian yang berhubungan dengan Roh Kudus. Disamping
ketiga bagian utama ini, terdapat pula bagian-bagian pengakuan iman
yang berhubungan dengan gereja, penghakiman dan kebangkitan
Pengakuan Iman ini disebut "rasuli" karena isinya
mengungkapkan pokok-pokok pengajaran para rasul Kristus yang ada
di Perjanjian Baru. Sebutan Pengakuan Iman Rasuli pertama
diperkenalkan oleh Rufinus, seorang penulis kuno yang mati sekitar
tahun 410.
Di Indonesia, Pengakuan Iman Rasuli ini juga dikenal dengan
sebutan "Dua Belas Pasal Pengakuan Iman", karena terdiri dari
duabelas pasal atau artikel kepercayaan. Pendapat bahwa pengakuan
iman itu terdiri dari dua belas artikel, karena tiap rasul mengucapkan
satu artikel, sulit dibuktikan kebenarannya.
Keduabelas artikel dalam PENGAKUAN IMAN RASULI adalah
sebagai berikut:
1. Aku percaya kepada Allah, Bapa yang mahakuasa, Khalik langit
dan bumi.
2. Dan kepada Yesus Kristus, AnakNya yang tunggal, Tuhan kita,
3. yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari anakdara Maria,
F I R M A N I T U A L L A H | 139

4. yang menderita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,


disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut,
5. pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati,
6. naik ke sorga, duduk di sebelah kanan Allah, Bapa yang
mahakuasa,
7. dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati.
8. Aku percaya kepada Roh Kudus;
9. gereja yang kudus dan am, persekutuan orang kudus;
10. pengampunan dosa;
11. kebangkitan daging;
12. dan hidup yang kekal

2) PENGAKUAN IMAN NICEA-KONSTANTINOPEL.


Kalau di Gereja Barat ada Pengakuan Iman Rasuli, maka di
Gereja Timur, ada pengakuan iman yang dikenal sebagai Pengakuan
Iman Nicea- Konstantinopel. Pengakuan iman ini sebenarnya berasal
dari jemaat Yerusalem, yang kemudian ditambahkan dengan beberapa
unsur yang menegaskan keilahian Kristus dan Roh Kudus. Pengakuan
Iman ini telah dirumuskan dalam Konsili Kontantinopel (Istambul di
Turki) thun 381.
Sebelumnya telah ada Pengakuan iman di Gereja Timur yaitu
PENGAKUAN IMAN NICEA,23 yang sebenarnya berasal dari kota
Kaesarea tetapi nanti ditetapkan dalam Konsili Nicea (Iznik di Turki)
tahun 325 dimana pengajaran Arius ditolak.
Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel bentuknya lebih panjang
dari pada Pengakuan Iman Nicea karena memasukkan bahan-bahan
tambahan berhubungan dengan pribadi Kristus dan karya Roh Kudus
140 | F I R M A N I T U A L L A H

sebagai respons terhadap pengajaran-pengajaran yang


mempermasalahkan Ke-Allahan Yesus.
Pengakuan Iman Nicea-Kontantinopel dalam tiga bagian
pengakuan iman yang dikandungnya, memasukkan penegasan-
penegasan kuat tentang kesatuan Yesus dengan Allah, antara lain
dalam ungkapan-ungkapan "Allah dari Allah" dan "sehakekat dengan
Bapa."
Bagian Pertama Pengakuan Iman Nicea-Konstantinopel
berbunyi: “
“Aku percaya kepada Allah Bapa yang Mahakuasa,
Khalik langit dan bumi. Bagian ini hendak menyatakan bahwa
Allah adalah Allah yang mahakuasa, Pencipta langit, bumi
dan segala isinya, serta yang memelihara dan
memerintahnya.”
Bagian kedua berbunyi:
“Dan kepada Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal,
Tuhan kita, yang dikandung daripada Roh Kudus, lahir dari
anak dara Maria, yang menderita di bawah pemerintahan
Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan dikuburkan, turun ke
dalam kerajaan maut; pada hari yang ketiga bangkit pula dari
antara orang mati, naik ke sorga, duduk di sebelah kanan
Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan akan datang dari sana
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati. Bagian
ini hendak mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah yang melalui kehidupan, kematian dan kebangkitan-
Nya - berkarya menyelamatkan semua manusia dan juga kita;
Dialah Tuhan kehidupan.”
Bagian Ketiga berbunyi:
F I R M A N I T U A L L A H | 141

“Aku percaya kepada Roh Kudus; gereja yang kudus dan


am; persekutuan orang kudus; pengampunan dosa;
kebangkinan daging; dan hidup yang kekal. Bagian ini hendak
mengatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat karya
penyelamatan Kristus efektif dalam hidup orang percaya,
yang telah diampuni dan diberikan hidup kekal.”
PENGAKUAN IMAN NICEA-KONSTANTINOPEL adalah:
“Aku percaya kepada satu Allah, Bapa yang mahakuasa,
Pencipta langit dan bumi, segala yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan.
Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah yang
Tunggal, yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala
zaman, Allah dari Allah Terang dari Terang, Allah yang sejati
dari Allah yang sejati, diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat
dengan sang Bapa, yang dengan perantaraan-Nya, segala
sesuatu dibuat; yang telah turun dari sorga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita, dan menjadi daging oleh Roh
Kudus dari anak dara Maria, dan menjadi manusia; yang
disalibkan bagi kita di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
menderita dan dikuburkan; yang bangkit pada hari ketiga,
sesuai dengan isi Kitab-kitab, dan naik ke sorga; yang duduk
di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang kembali dengan
kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup dan yang
mati; yang Kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya kepada Roh Kudus, yang menjadi Tuhan dan
yang menghidupkan yang keluar dari Sang Bapa dan Sang
Anak disembah dan dimuliakan yang telah berfirman dengan
perantaraan para nabi.
Aku percaya satu Greja yang kudus dan am dan rasuli.
Aku mengaku satu bapisan untuk pengampunan dosa.
142 | F I R M A N I T U A L L A H

Aku menantikan kebangkitan orang mati


dan kehidupan di zaman yang akan datang.”

3) PENGAKUAN IMAN ATHANASIUS.


Athanasius dianggap sebagai Doktor Gereja terbesar. Ia
dilahirkan di Alexandria, Mesir pada tahun 296. Ia menjadi anak
asuh Uskup di Alexandria, berkembang menjadi orang yang sangat
menguasai tulisan-tulisan yang dianggap berisi pengajaran Gereja
yang didasarkan pada kitab suci. Ia menjadi pembela pengajaran-
pengajaran Gereja tentang ke-Allahan
Yesus Kristus yang dirongrong oleh
pengajaran Arius.
Ketika ia masih seorang deaken, ia
dipilih oleh Aleksander, uskupnya,
untuk mendampinginya ke Konsili
Nicea tahun 325. Di Nicea ia menarik
perhatian semua peserta konsili yang
mendengarkan kemampuannya
membela iman kepercayaan kepada ke-
Allahan Yesus Kristus.
Sebelum Uskup Alexander meninggal lima bulan kemudian, ia
merekomendasikan Athanasius sebagai penggantinya menyadi
Patriarch di Alexandria.
Ia dicopot dari jabatannya lalu dikucilkan ke Trees di Perancis
karena menolak menerima kembali Arius dan pengajarannya. Ia
tetap pada pendiriannya mempercayai akan Yesus sebagai Allah
walaupun melewati pengucilan berulang kali. Ia tetap lembut dan
rendah hati, dan diicintai jemaatnya, tekun berdoa dan rajin bekerja
melayani, fasih berkhotbah, dan bersemangat memberitakan injil.
Dari tempat dimana ia dikucilkan ia menulis banyak tulisan yang
F I R M A N I T U A L L A H | 143

menguatkan jemaatnya. Kaizar Valens mengembalikan Athanasius


ke jabatannya karena mengetahui banyak orang yang bersimpati
kepadanya. Athanasius meninggal tanggal 2 Mei tahun 373.
Pengakuan Iman Athanasius yang dimulai dengan kata
“barangsiapa”, adalah sebagai berikut:
1. Barangsiapa hendak diselamatkan, maka ia harus
memiliki iman yang am; 2. Yaitu iman yang jikakalau tidak
dijaga kemurniaannya, pastilah orang tersebut binasa. 3. Dan
iman yang am itu adalah ini: bahwa kita menyembah Allah
yang Esa di dalam Ketigaan, dan Ketigaan di dalam Keesaan;
4. Tanpa percampuran pribadi maupun pemisahan substansi.
5. Karena hanya ada satu pribadi Bapa, satu Anak, dan satu
Roh Kudus. 6. Tetapi Keilahian Bapa, Anak, dan Roh Kudus
adalah esa, demikian pula kemuliaan dan keagungannya. 7.
Sebagaimana Bapa, demikian pula Anak, dan demikian pula
Roh Kudus. 8. Bapa tidak dicipta, Anak tidak dicipta, dan Roh
Kudus tidak dicipta. 9. Bapa tak dapat dipahami, Anak tak
dapat dipahami, dan Roh Kudus tak dapat dipahami. 10. Bapa
kekal, Anak kekal, dan Roh Kudus kekal. 11. Akan tetapi
bukan tiga yang kekal, melainkan yang kekal itu esa. 12.
Demikian pula bukan tiga yang tak diciptakan atau tak dapat
dipahami, melainkan esa yang tak diciptakan dan esa pula
yang tak dapat dipahami. 13. Karena itu, demikian pula Bapa
Mahakuasa, Anak Mahakuasa, dan Roh Kudus Mahakuasa.
14. Akan tetapi bukan tiga yang Mahakuasa, melainkan esa.
15. Juga Bapa adalah Allah, Anak adalah Allah, dan Roh
Kudus adalah Allah; 16. Namun bukan tiga Allah, melainkan
Allah yang Esa. Bapa adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan
Roh Kudus adalah Tuhan; 18. Namun bukan tiga Tuhan,
melainkan Tuhan yang esa. 19. Karena itu sebagaimana kita
diwajibkan untuk mengakui ketiga Pribadi pada diri-Nya
144 | F I R M A N I T U A L L A H

sendiri sebagai Allah dan Tuhan; 20. Demikian pula kita


dilarang untuk mengatakan bahwa ada tiga Allah atau tiga
Tuhan. 21. Allah Bapa tidak dibuat, tidak diciptakan, dan
tidak dilahirkan. 22. Allah Anak adalah dari Allah Bapa saja;
tidak dibuat, tidak diciptakan, tetapi dilahirkan. 23. Allah Roh
Kudus adalah dari Bapa dan Anak; tidak dibuat, tidak
diciptakan, tidak dilahirkan, melainkan "keluar dari." 24.
Maka hanya ada satu Bapa, bukan tiga Bapa; satu Anak,
bukan tiga Anak; satu Roh Kudus, bukan tiga Roh Kudus. 25.
Dan di dalam Ketigaan tersebut, tidak ada yang lebih dulu
atau sebelum . 26. Melainkan ketiga Pribadi itu sama kekal
dan sama esensinya. 27. Sebab itu di dalam segala sesuatu,
seperti yang telah dikatakan sebelumnya, Keesaan dalam
ketigaan dan Ketigaan dalam Keesaan harus disembah. 28.
Karena itu setiap orang yang mau diselamatkan harus
mempercayai Tritunggal. 29. Lebih lanjut, penting bagi
keselamatan adalah iman kepada inkarnasi Tuhan kita Yesus
Kristus. 30. Iman yang benar berarti kita percaya dan
mengakui bahwa Tuhan kita Yesus Kristus, Anak Allah,
adalah Allah dan manusia; 31. Dalam Ke-Allahan-Nya
sehakekat dengan Bapa, dilahirkan dalam kekekalan; dan
dalam kemanusiaan-Nya sama dengan semua orang di dunia;
32. Allah sepenuhnya dan manusia sepenuhnya, baik jiwa
maupun tubuh. 33. Sejajar dengan Bapa dalam Keilahian-
Nya, dan lebih rendah daripada Bapa di dalam kemanusiaan-
Nya; 34. Yang walaupun Ia adalah Allah dan manusia, namun
Ia bukan dua, melainkan satu Kristus; 35. Satu, bukan karena
berubah dari Allah menjadi bersifat daging, melainkan karena
mengenakan rupa manusia pada Keilahian-Nya; 36. Satu
secara bersama- sama, bukan oleh percampuran substansi,
melainkan kesatuan dalam pribadi. 37. Karena sebagaimana
satu tubuh dan jiwa adalah satu orang, demikian pula Allah
F I R M A N I T U A L L A H | 145

dan manusia adalah satu Kristus; 38. Yang telah menderita


untuk keselamatan kita, turun ke dalam kerajaan maut,
bangkit pula pada hari ketiga dari kematian; 39. Ia naik ke
surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa;
40. Dari sana Ia akan datang untuk menghakimi yang hidup
dan yang mati. 41. Yang mana pada saat kedatangan-Nya
yang kedua, semua orang akan hidup dengan tubuh yang baru;
42. Dan semua orang harus mempertanggungjawabkan
perbuatannya. 43. Dan mereka yang telah melakukan
kehendak-Nya akan memperoleh hidup yang kekal,
sedangkan mereka yang melakukan kejahatan akan masuk ke
dalam api yang kekal. 44. Inilah iman yang am; tanpa orang
memiliki iman ini dengan setia, ia tidak akan dapat
diselamatkan.24

4) KEPUTUSAN KONSILI CHALCEDON. Konsili Chalcedon


yang diadakan tahun 451 merupakan sebuah konferensi gereja Kristen
yang penting. Konsili ini juga merumuskan bahwa Kristus hanya
memiliki satu Pribadi dan dua sifat atau nature, yaitu ke-Allahan dan
kemanusiaan. sebab Dia adalah Allah sejati dan manusia sejati. Ia
sama dengan Bapa bukannya hanya serupa dengan Bapa.
Pokok-pokok penting yang diputuskan konsili Chalsedon antara
lain:
Pertama, mensahkan kembali keputusan Konsili Nicea
yang menetapkan bahwa Yesus memiliki dua sifat atau
nature, yaitu Ke-Allahan dan kemanusiaan serta hanya
mempunyai pribadi tunggal.
Kedua, menerima argumentasi kristologi Cyrilus dan Leo
yang menyebutkan bahwa Maria adalah theotokos, artinya
sebagai ibu dari Allah Anak yang berinkarnasi dalam manusia
sejati. Yesus Kristus yang memiliki sifat Allah dan manusia
146 | F I R M A N I T U A L L A H

adalah pribadi kedua dari Allah Trinitas yang sehakekat


dengan Bapa. Sifat kemanusiaan Kristus seperti sifat manusia
alami yang dapat merasakan pengalaman manusia pada
umumnya, tetapi Ia tidak berbuat dosa.
Ketiga, merumuskan dan menegaskan bahwa kedua sifat
atau nature Yesus telah menyatu dalam satu pribadi Kristus.
Penyatuan kedua sifat tersebut terjadi secara tidak saling
melebur atau bercampur, tidak berubah, tidak saling
menghilangkan dan tidak terpisah satu sama lain tetapi dapat
dibedakan.

Kredo Chalcedon selengkapnya adalah sebagai berikut:


“Dengan meneladani para Bapa suci, kami sepenuhnya
mengajarkan dan mengakui sang Putera yang satu dan sama,
Tuhan kita Yesus Kristus: yang sempurna dalam keilahian
dan sempurna dalam kemanusiaan yang sama, yang adalah
Allah sejati dan manusia sejati yang sama, yang terdiri atas
tubuh dan jiwa yang rasional; yang sehakikat (konsubstansial)
dengan Sang Bapa dalam keilahian-Nya dan sehakikat dengan
kita dalam kemanusiaan-Nya; "sama seperti kita dalam segala
hal kecuali dalam hal dosa." Ia keluar dari Sang Bapa sebelum
segala zaman dan pada hari-hari terakhir ini, demi kita dan
demi keselamatan kita, dilahirkan dalam kemanusiaan-Nya
dari Perawan Maria, Bunda Allah.
Kami mengakui bahwa Kristus, Tuhan, dan Putera
tunggal yang satu dan sama itu, dikenal dalam dua hakikat
tanpa kekacauan, perubahan, pemilah-milahan, atau
pemisahan. Perbedaan antar hakikat tidak dihilangkan oleh
kebersatuannya, akan tetapi karakter masing-masing dari
kedua hakikat itu terlestarikan karena keduanya berada dalam
satu pribadi (prosopon) dan satu hypostasis.”25
F I R M A N I T U A L L A H | 147

1
Vincent, M.R. Word Studies in The New Testament. – E-Sword 11.1.0.
2
Komentar “Pulpit Commentary” untuk frase “permulaannya sudah sejak
purbakala” adalah sebagai berikut: Whose goings forth have been from of
old, from everlasting. The meaning of the word rendered "goings forth"
(motsaoth) is somewhat doubtful. Septuagint, ἔξοδοι: Vulgate, egressus.
The Fathers see in it a declaration of the eternal generation of the Son: he
who was born in time at Bethlehem hath an eternal existence. In this case
the plural form of the word is a plural of majesty, or an abstract expression
(comp. Psa_114:2, "dominions;" Isa_54:2. "habitations"). To Christians,
who believe in the mystery of the Holy Trinity, the plural would express the
continual generation or the Son from the Father from everlasting and to
everlasting, never beginning and never ending; as the Council of Lateran
says, "Without beginning ever and without end, the Father begetting, the
Son being born (nascens), and the Holy Ghost proceeding." Many
commentators take the "goings forth" to be the ancient promises, the
revelations of the Angel of the covenant to the patriarchs, the various
preparations made in type and history for the appearance of the great Son
of David in due time; but this is a forced interpretation of the word.
Granted that Micah’s contemporaries understood the prophecy to state
merely that a Saviour should arise from the lineage of David who traced
his descent from hoar antiquity, and might be said to have lived in the days
of old, this fact (if it be a fact) does not preclude us, with our more perfect
knowledge, from seeing a deeper meaning in the inspired utterance, an
adumbration of the nature of that Prince whom Isaiah calls "Everlasting"
(Isa_9:6), the Word who "was in the beginning with God" (Joh_1:1,
Joh_1:2). The Pulpit Commentary – E-Sword 11.1.0.
3
Peraturan Colwell tentang penggunaan kata sandang dalam Bahasa
Yunani. Pada tahun 1933 Calwell menerbitkan artikel yang berjudul “A
Definite Rule for the Use of the Article in the Greek New Testament.”
Calwell merujuk kepada tata Bahasa Yunani yang dutuliskan A.T.
Robertson yang menyatakan bahwa sebagai satu peraturan, predikat itu
memakai kata sandang, meskipun subyek memakainya. Jadi kata yang
memakai kata sandang adalah subyek tidak peduli posisinya disebelah
mana dalam kalimat. Contohnya dalam Yohanes 1:1 dan 1:14. Kata yang
memakai kata sandang (definite article) adalah Logos. Jadi Logos adalah
subyek. Lihat penjelasan lebih terperinci dalam Norman R. Gulley,
Systemati Theology, God as Trinity (Berrien Springs, Michigan: Andrews
University Press, 2010, 34-35.
148 | F I R M A N I T U A L L A H

4
Istilah inkarnasi, sama halnya dengan istilah trinitas, tidak ada dalam
Alkitab. Istilah ini tidak ada, tetapi konsepnya ada. Konsep inkarnasi
dalam Alkitab berbeda atau tidak sama dengan reinkarnasi yang diajarkan
oleh agama non-kristen.
5
Ellen G. White, Kerinduan Segala Zaman, Bandung: Indonesia Publishing
House, 1967, 13.
6
Ibid.
7
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru I (Jakarta: BPK Gunung Mulia,
1992), 391. Menurut Guthrie, ada yang yang berpendapat bahwa kata
“rupa Allah” (morphe Theou), mempunyai hubungan dengan kata
“hakekat” (ousia), sehingga memiliki “morphe” sama dengan memiliki
“ousia.” Karena itu, jika kata “morphe Theou” (rupa Allah) dihubungkan
dengan kata berikutnya yaitu “isa Theō” (setara dengan Allah) maka
jelaslah bahwa memiliki morphe berarti memiliki keberadaan yang setara
dengan Allah. Namun demikian, ada juga yang menafsirkan bahwa kata
“morphe Theou” harus dipahami dalam konteks Perjanjian Lama dimana
hakekat Allah dihubungkan dengan gambarNya.
8
Sulung tidak selalu berarti pertama diciptakan. Kata Yunani untuk
“sulung” (Prototokos) ditemukan 7 kali di Perjanjian Baru. Arti kata ini
ialah “yang terutama,” “ahli waris, “di posisi terhormat.” BUKAN pertama
dalam asal usul. Kata Yunani lainnya untuk Protoktisis. Kata ini tidak
digunakan untuk Kristus. http://www.letusreason.org/Trin29.htm. Diakses
11 Maret 2018.
9
παντοκράτωρ; pantokratōr, pantokratoros, ho (pas and krateō), he who
holds sway over all things; the ruler of all; almighty: of God, 2 Cor. 6:18
(from Jer. 38:35 (Jer. 31:35)); Rev. 1:8; 4:8; 11:17; 15:3; 16:7,14; 19:6,15;
21:22. (The Septuagint for ṣĕbāʾôt in the phrase yĕhōwâ ṣĕbāʾôt or ʾĕlohê
ṣĕbāʾôt, Jehovah or God of hosts; also for šaday; WisSol 7:25; Sir. 42:17;
50:14; often in Judith (175-100 B. C.) and 2 Maccabees (circa 75 B. C.)
and 3 Maccabees (circa 40 A. D.?); Anthol. Gr. iv., p. 151, Jacobs edition;
Inscriptions; ecclesiastical writings (e.g. Teaching etc. 10, 3; cf. Harnack’s
notes on Clement of Rome, 1 Cor. at the beginning and the Symb. Rom.
(Patr. apost. Works, i. 2, p. 134)).)*
“παντοκράτωρ,” Greek-English Lexicon of the New Testament, paragraph
7211. https://accordance.bible/link/read/Thayer#7211
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Kristus_Pantokrator. Diakses 12 Maret
2018.
F I R M A N I T U A L L A H | 149

11
Herbert Vorgrimler, Trinitas Bapa, Firman, Roh Kudus, Yogyakarta:
Kanisius, 2005. Ibid.
Kata “Dia” dalam frase “Akulah Dia” tidak ada dalam teks asli Yunani.
12

Yang tertulis adalah “Egō Eimi ” (Aku Ada). “ἀπεκρίθη Ἰησοῦς, Εἶπον
ὑμῖν ὅτι ἐγώ εἰμι· εἰ οὖν ἐμὲ ζητεῖτε, ἄφετε τούτους ὑπάγειν·”
13
“Sambil memandang dengan sedihnya kepada mereka, Ia berkata,
“Tidurlah sekarang dan istirahatlah: Lihatlah, saatnya sudah tiba, bahwa
Anak Manusia diserahkan ke tangan orang-orang berdosa.” Pada saat la
mengucapkan perkataan ini, Ia mendengar langkah kaki orang banyak yang
sedang mencari Dia, dan berkata, “Bangunlah kamu, marilah kita pergi; dia
yang menyerahkan Aku sudah dekat.” Derita yang haru saja dirasakan-
Nya tidak kelihatan ketika Yesus melangkah hendak berjumpa dengan
orang yang hendak menyerahkan Dia. Sambil berdiri di muka murid-murid-
Nya Ia berkata, “Siapakah yang kamu cari?” Mereka menjawab, “Yesus
orang Nazaret.” Yesus menjawab, “Akulah Dia.” Ketika perkataan ini
diucapkan, malaikat yang tadinya melayani Yesus berpindah di antara Dia
dan orang banyak. Suatu terang Ilahi menerangi wajah Juruselamat, dan
suatu rupa seperti burung merpati menaungi Dia. Oleh adanya kemuliaan
Ilahi ini. orang banyak yang ingin membunuh ini tidak dapat berdiri sesaat
pun. Mereka mundur terhuyung-huyung. Imam-imam, tua-tua, serdadu-
serdadu, malahan Yudas pun, jatuh ke tanah seperti orang mati. Kerinduan
Segala Zaman, Jilid 2, 335.
14
Eckhard J. Schnabel, Early Christian Mission: Paul & the early church
2004, 1041. https://en.wikipedia.org/wiki/Pre-
existence_of_Christ#cite_note-34. Diakses 12 Maret 2018.
15
Robert Paul Lightner, Handbook of Evangelical Theology: A historical,
Biblical, and contemporary survey and review, Grand Rapids, Mi: Kregel
Publications, 1995, 74–75.
16
Ibid.
17
Rudolf Bultmann, "New Testament and Mythology," in Craig A. Evans
(ed), The Historical Jesus: Critical Concepts in Religious Studies, Vol 1,
Routledge, 2004, 328.
18
Tritheisme adalah pengajaran yang merupakan penolakan terhadap
Trinitas Ke-Allahan dengan memahami bahwa formula Trinitas merupakan
hitungan deret hitung - satu tambah satu tambah satu sama dengan tiga.
150 | F I R M A N I T U A L L A H

Dengan demikian pengajaran ini menyimpulkan bahwa doktrin Trinitas


Ke-Allahan sesungguhnya menyatakan adanya tiga Allah yang berbeda,
yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus. Sebenarnya inilah bentuk Polytheisme
yang ditolak secara tegas oleh gereja. Jadi, paham Tritheisme ini
mengajarkan bahwa Yesus Kristus bukan satu pribadi Ke-Allahan,
melainkan adalah salah satu dari tiga Allah.
19
Versi-versi Pengakuan Iman Rasuli adalah sebagai berikut:
A. Pengakuan Iman Rasuli Versi Gereja Roma Katolik
Aku percaya akan Allah,
Bapa yang mahakuasa,
pencipta langit dan bumi;
dan akan Yesus Kristus,
Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,
yang dikandung dari Roh Kudus,
dilahirkan oleh Perawan Maria;
yang menderita sengsara
dalam pemerintahan Pontius Pilatus
disalibkan, wafat, dan dimakamkan;
yang turun ke tempat penantian
pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;
yang naik ke surga,
duduk di sebelah kanan Allah Bapa
yang mahakuasa;
dari situ Ia akan datang
mengadili orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Gereja katolik² yang kudus, persekutuan para kudus,
pengampunan dosa,
kebangkitan badan,
kehidupan kekal. Amin.
B. Pengakuan Iman Rasuli Versi Protestan
Aku percaya kepada Allah,
Bapa yang Mahakuasa, Khalik langit dan bumi
Dan kepada Yesus Kristus,
Anak-Nya yang Tunggal, Tuhan kita Yang dikandung daripada
Roh Kudus, lahir dari anak dara Maria Yang menderita sengsara di
bawah pemerintahan Pontius Pilatus, disalibkan, mati dan
dikuburkan, turun ke dalam kerajaan maut Pada hari yang ketiga
bangkit pula dari antara orang mati Naik ke surga, duduk di
F I R M A N I T U A L L A H | 151

sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa, Dan dari sana Ia akan
datang untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Aku percaya kepada Roh Kudus,
gereja yang kudus dan am persekutuan orang kudus
pengampunan dosa
kebangkitan daging
dan hidup yang kekal. Amin
20
Hans Lietzmann, The Founding of the Church Universal. Terjemahan B.
L. Woolf, (London and New York: Scribners, 1938), 143. Dikutip dari
Bernhard Lohse, Pengantar Sejarah Dogma Kristen: Dari Abad Pertama
sampai dengan Masa Kini, terjemahan A.A. Yewangoe (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2004), 41.
21
Ibid.
22
Ibid.
23
KREDO NICEA
BAHASA YUNANI
Πιστεύω εἰς ἕνα Θεόν, Πατέρα, Παντοκράτορα, ποιητὴν οὐρανοῦ καὶ
γῆς, ὁρατῶν τε πάντων καὶ ἀοράτων.
Καὶ εἰς ἕνα Κύριον Ἰησοῦν Χριστόν, τὸν Υἱὸν τοῦ Θεοῦ τὸν μονογενῆ,
τὸν ἐκ τοῦ Πατρὸς γεννηθέντα πρὸ πάντων τῶν αἰώνων·
φῶς ἐκ φωτός, Θεὸν ἀληθινὸν ἐκ Θεοῦ ἀληθινοῦ, γεννηθέντα οὐ
ποιηθέντα, ὁμοούσιον τῷ Πατρί, δι' οὗ τὰ πάντα ἐγένετο.
Τὸν δι' ἡμᾶς τοὺς ἀνθρώπους καὶ διὰ τὴν ἡμετέραν σωτηρίαν
κατελθόντα ἐκ τῶν οὐρανῶν καὶ σαρκωθέντα
ἐκ Πνεύματος Ἁγίου καὶ Μαρίας τῆς Παρθένου καὶ ἐνανθρωπήσαντα.
Σταυρωθέντα τε ὑπὲρ ἡμῶν ἐπὶ Ποντίου Πιλάτου, καὶ παθόντα καὶ
ταφέντα.
Καὶ ἀναστάντα τῇ τρίτῃ ἡμέρᾳ κατὰ τὰς Γραφάς.
Καὶ ἀνελθόντα εἰς τοὺς οὐρανοὺς καὶ καθεζόμενον ἐκ δεξιῶν τοῦ
Πατρός.
Καὶ πάλιν ἐρχόμενον μετὰ δόξης κρῖναι ζῶντας καὶ νεκρούς, οὗ τῆς
βασιλείας οὐκ ἔσται τέλος.
Καὶ εἰς τὸ Πνεῦμα τὸ Ἅγιον, τὸ κύριον, τὸ ζῳοποιόν,
τὸ ἐκ τοῦ Πατρὸς ἐκπορευόμενον,
τὸ σὺν Πατρὶ καὶ Υἱῷ συμπροσκυνούμενον καὶ συνδοξαζόμενον,
τὸ λαλῆσαν διὰ τῶν προφητῶν.
Εἰς μίαν, Ἁγίαν, Καθολικὴν καὶ Ἀποστολικὴν Ἐκκλησίαν.
152 | F I R M A N I T U A L L A H

Ὁμολογῶ ἓν βάπτισμα εἰς ἄφεσιν ἁμαρτιῶν.Προσδοκῶ ἀνάστασιν


νεκρῶν.
Καὶ ζωὴν τοῦ μέλλοντος αἰῶνος. Ἀμήν.
BAHASA LATIN
Credo in unum Deum,
Patrem omnipoténtem, factórem cæli et terræ,
visibílium ómnium et invisibílium.
Et in unum Dóminum Iesum Christum,
Fílium Dei unigénitum,
et ex Patre natum ante ómnia sǽcula.
Deum de Deo, lumen de lúmine, Deum verum de Deo vero,
génitum, non factum, consubstantiálem Patri:
per quem ómnia facta sunt.
Qui propter nos hómines et propter nostram salútem
descéndit de cælis.
Et incarnátus est de Spíritu Sancto
ex María Vírgine, et homo factus est.
Crucifíxus étiam pro nobis sub Póntio Piláto;
passus, et sepúltus est,
et resurréxit tértia die, secúndum Scriptúras,
et ascéndit in cælum, sedet ad déxteram Patris.
Et íterum ventúrus est cum glória iudicáre vivos et mórtuos,
cuius regni non erit finis.
Et in Spíritum Sanctum, Dóminum et vivificántem:
qui ex Patre Filióque procédit.
Qui cum Patre et Fílio simul adorátur et conglorificátur:
qui locútus est per prophétas.
Et unam, sanctam, cathólicam et apostolicam Ecclésiam.
Confíteor unum baptísma in remissiónem peccatórum.
Et exspécto resurrectiónem mortuórum,
et vitam ventúri sǽculi. Amen.
BAHASA INDONESIA (VERSI PROTESTAN)
Versi ini adalah versi Terjemahan Resmi yang diakui Gereja-Gereja
Protestan yang dimuat dalam Kidung Jemaat dan Nyanyikanlah Kidung
Baru.
Aku percaya kepada satu Allah,Bapa Yang Mahakuasa,Pencipta langit
dan bumi,segala kelihatan dan yang tak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan,Yesus Kristus,Anak Allah Yang Tunggal,lahir


dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman.Allah dari Allah,Terang
F I R M A N I T U A L L A H | 153

dari Terang.Allah Yang Sejati dari Allah Yang


Sejati,diperanakkan,bukan dibuat;sehakekat dengan Sang
Bapa,yang dengan perantaraan-Nya segala sesuatu dibuat; yang
telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan
kita; dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anak dara
Maria;dan menjadi manusia;yang disalibkan bagi kita di bawah
pemerintahan Pontius Pilatus;menderita dan dikuburkan;yang
bangkit pada hari ketiga,sesuai dengan isi kitab-kitab, dan naik ke
sorga; yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa dan akan datang
kembali dengan kemuliaan untuk menghakimi orang yang hidup
dan yang mati; yang kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya kepada Roh Kudus,yang jadi Tuhan dan Yang
menghidupkan,yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak,yang
bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak disembah dan
dimuliakan; yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya satu gereja yang kudus dan am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati dan kehidupan pada zaman
yang akan datang. Amin.
BAHASA INDONESIA (VERSI KATOLIK)
Aku percaya akan satu Allah,
Bapa yang mahakuasa, pencipta langit dan bumi, dan segala
sesuatu yang kelihatan dan tak kelihatan;
dan akan satu Tuhan Yesus Kristus,
Putra Allah yang tunggal. Ia lahir dari Bapa sebelum segala abad,
Allah dari Allah,
Terang dari Terang,
Allah benar dari Allah benar.
Ia dilahirkan, bukan dijadikan,
sehakikat dengan Bapa;
segala sesuatu dijadikan oleh-Nya.
Ia turun dari surga untuk kita manusia
dan untuk keselamatan kita.
Ia dikandung dari Roh Kudus,
Dilahirkan oleh Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Ia pun disalibkan untuk kita, waktu Pontius Pilatus;
Ia menderita sampai wafat dan dimakamkan.
Pada hari ketiga Ia bangkit menurut Kitab Suci.
Ia naik ke surga, duduk di sisi Bapa.
154 | F I R M A N I T U A L L A H

Ia akan kembali dengan mulia,


mengadili orang yang hidup dan yang mati;
kerajaan-Nya takkan berakhir.
Aku percaya akan Roh Kudus,
Ia Tuhan yang menghidupkan;
Ia berasal dari Bapa dan Putra,
yang serta Bapa dan Putra,
disembah dan dimuliakan;
Ia bersabda dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya akan Gereja yang satu, kudus, katolik dan apostolik.
Aku mengakui satu pembaptisan
Akan penghapusan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan hidup di akhirat. Amin.
24
https://www.slideshare.net/Trsetiabudi/sejarah-pengakuanimanrasuli-
materi11. Diakses 21 Maret 2018.
25
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengakuan_Iman_Kalsedon. Diakses 21
Maret 2018. Teks Bahasa Inggrisnya adalah:
“Following, then, the holy Fathers, we all unanimously teach that our Lord
Jesus Christ is to us One and the same Son, the Self-same Perfect in
Godhead, the Self-same Perfect in Manhood; truly God and truly Man; the
Self-same of a rational soul and body; co-essential with the Father
according to the Godhead, the Self-same co-essential with us according to
the Manhood; like us in all things, sin apart; before the ages begotten of
the Father as to the Godhead, but in the last days, the Self-same, for us and
for our salvation (born) of Mary the Virgin Theotokos as to the Manhood;
One and the Same Christ, Son, Lord, Only-begotten; acknowledged in Two
Natures unconfusedly, unchangeably, indivisibly, inseparably; the
difference of the Natures being in no way removed because of the Union,
but rather the properties of each Nature being preserved, and (both)
concurring into One Person and One Hypostasis; not as though He were
parted or divided into Two Persons, but One and the Self-same Son and
Only-begotten God, Word, Lord, Jesus Christ; even as from the beginning
the prophets have taught concerning Him, and as the Lord Jesus Christ
Himself hath taught us, and as the Symbol of the Fathers hath handed down
to us.”
BAB IV
ROH KUDUS ALLAH

Roh Kudus adalah Allah. Alkitab yang dipercayai pengikut-


pengikut Tuhan Yesus Kristus menjadi dasar mempercayai bahwa
Roh Kudus adalah Allah. Ia bukan sekedar energi atau kuasa Allah.
Roh Kudus hanya disebutkan 88 (delapan puluh delapan) kali
dalam kira-kira setengah dari ke 39 (tiga puluh Sembilan) buku di
Perjanjian Lama, dan 264 (dua ratus enam puluh empat) kali dalam
(24) dua puluh empat buku diantara 27 buku Perjanjian Baru.1 Ini
menunjukkan bahwa Roh Kudus tidak banyak membicarakan tentang
diri-Nya dalam apa yang Ia wahyukan kepada penulis-penulis Alkitab
yang “oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama
Allah” (2 Petrus 1:21). Secara tidak langsung, ini juga memantulkan
karakter Kasih yang tidak mementingkan diri sendiri yang ada pada
Allah Trinitas. Anak mempermuliakan Bapa (Yohanes 17:4), Roh
Kudus mempermuliakan Anak (Yohanes 16:14). Pasti di Sorga Bapa
mempermuliakan Anak dan Roh Kudus, dalam kasih yang kekal.
Roh Kudus tidak dapat dilihat. Namun demikian, tidak dapat
dilihat bukan berarti Ia tidak eksis. Alkitab menyatakan bahwa Ia ada
dan senantiasa berkarya di dunia ini, dan kehadiran-Nya ditunjukkan
oleh hasil karyanya. Tuhan Yesus Kristus menyatakan hal ini dalam
dialognya dengan Nikodemus. Yesus mengatakan: “Angin bertiup ke
mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak

R O H K U D U S A L L A H | 155
156 | R O H K U D U S A L L A H

tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya


dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh" (Yohanes 3:8).
Bab ini akan membahas secara khusus Ke-Allahan Roh Kudus:
Eksistensi Pribadi-Nya sebagai Allah, dan esensi / substansi, serta
atribut-Nya sebagai Allah, dan hal-hal yang berkaitan dengan
peranan-Nya sebagai Penolong Yang Lain seperti yang disebutkan
dalam lembaran-lembaran Alkitab yang diwahyukan-Nya.

ESENSI & PRIBADI ROH KUDUS


Roh Kudus memiliki kesetaraan dengan Allah. Ia bukan sekedar
mahluk ilahi (divine being) tetapi Ia adalah Allah Sesembahan dalam
Kekristenan (Deity), Hakekat dan semua atribut Tuhan ada pada-Nya.
Ke-Allahan-Nya tidak dapat dipisahkan dari pengajaran tentang
Trinitas. Ia setara dan sederajat dengan Bapa dan Anak.
Roh Kudus memiliki akal budi, pengetahuan, pikiran, emosi dan
kehendak (1 Korintus 2:10-11; Roma 8:27; Efesus 1:17, 4:25-30; 2
Korintus 2:2, 5; Kisah 16:6; Yakobus 1:18). Ini menunjukkan bahwa
Ia adalah Pribadi yang memiliki kepribadian. Ini juga menunjukkan
bahwa Roh Kudus bukan hanya suatu pengaruh atau energi tetapi
adalah Pribadi dengan karakteristik personalitas.
Roh Kudus adalah Pribadi Ketiga Trinitas. Penyebutan-Nya
sebagai Pribadi Ketiga Trinitas Ke-Allahan tidak menunjukkan
bahwa derajat-Nya lebih rendah dari Bapa dan Anak. Bapa, Anak,
dan Roh Kudus adalah Pribadi-pribadi yang setara dalam Ke-Allahan.
Pemahaman ini tentu saja didasarkan pada kesaksian ayat-ayat yang
diwahyukan-Nya kepada penulis-penulis Alkitab.
Ke-Allahan Roh Kudus, kesetaraan-Nya dengan Allah Bapa dan
Tuhan Yesus Kristus, dipercayai berdasarkan petunjuk-petunjuk yang
tersurat maupun yang tersirat di Alkitab, antara lain dalam beberapa
perikop pilihan berikut:
R O H K U D U S A L L A H | 157

1. DALAM KASUS ANANIAS & SAFIRA


MEMBOHONGI ROH KUDUS, MEMBOHONGI ALLAH. Dalam kisah
dramatis yang menceriterakan kematian Ananias dan istrinya yang
bernama Safira yang berbohong kepada Roh Kudus, kita dapat
menyimak pengajaran bahwa Roh Kudus itu adalah Allah. Kepada
Ananias yang menahan sebagian hasil penjualan tanahnya yang
seharusnya dibawa kepada Rasul-rasul pada waktu itu, Rasul Petrus
berkata bahwa ia sudah berbohong kepada Roh Kudus. Petrus
menjelaskan bahwa Ananias sudah berbohong kepada Allah. Roh
Kudus adalah Allah (Kisah 5:1-3). Berbohong kepada Roh Kudus
sama dengan berbohong kepada Allah. Pengalaman dramatis Ananias
dan Safira ini menunjukkannya.
MENDUKAKAN ROH KUDUS, MENDUKAKAN ALLAH. Nabi
Yesaya menuliskan tentang hal ini dalam Yesaya 63:10-11: “Tetapi
mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia
berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan
mereka. Lalu teringatlah mereka kepada zaman dahulu kala, zaman
Musa, hamba-Nya itu: Di manakah Dia yang membawa mereka naik
dari laut bersama-sama dengan penggembala kambing domba-Nya?
Di manakah Dia yang menaruh Roh Kudus-Nya dalam hati mereka”
(Yesaya 63:10-11).
MENUNJUKKAN ROH KUDUS SEBAGAI ALLAH. Ayat-ayat yang
ditampilkan berikut, berisi perbandingan tulisan di Perjanjian Baru
yang mengutip tulisan di Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa
Roh Kudus disamakan dengan Tuhan. Ayat-ayat tersebut
menunjukkan bahwa apa yang difirmankan Tuhan, difirmankan Roh
Kudus.
a) Yesaya 6:8-10 dan Kisah 28:25-27:
Lalu aku mendengar SUARA TUHAN berkata: "Siapakah
yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?"
158 | R O H K U D U S A L L A H

Maka sahutku: "Ini aku, utuslah aku!" Kemudian FIRMAN-


NYA: "Pergilah, dan katakanlah kepada bangsa ini: Dengarlah
sungguh-sungguh, tetapi mengerti: jangan! Lihatlah sungguh-
sungguh, tetapi menanggap: jangan! Buatlah hati bangsa ini
keras dan buatlah telinganya berat mendengar dan buatlah
matanya melekat tertutup, supaya jangan mereka melihat
dengan matanya dan mendengar dengan telinganya dan
mengerti dengan hatinya, lalu berbalik dan menjadi sembuh"
(Yesaya 6:8-10).
“Maka bubarlah pertemuan itu dengan tidak ada
kesesuaian di antara mereka. Tetapi Paulus masih mengatakan
perkataan yang satu ini: "TEPATLAH FIRMAN YANG
DISAMPAIKAN ROH KUDUS kepada nenek moyang kita
dengan perantaraan nabi Yesaya: Pergilah kepada bangsa ini,
dan katakanlah: Kamu akan mendengar dan mendengar,
namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat,
namun tidak menanggap. Sebab hati bangsa ini telah menebal,
dan telinganya berat mendengar, dan matanya melekat
tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan matanya dan
mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya,
lalu berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka” (Kisah
28:25-27).
Membandingkan ayat-ayat Alkitab diatas, jelas terlihat bahwa
apa yang dikatakan Rasul Paulus dalam Kisah 28:25-27, dikutipnya
dari Yesaya 6:8-10. Tetapi dalam Yesaya 6:8-10 dituliskan bahwa itu
adalah SUARA TUHAN kepada nabi Yesaya, sedangkan dalam Kisah
28:25-27 Paulus menuliskan bahwa itu adalah FIRMAN YANG
DISAMPAIKAN ROH KUDUS. Ini menunjukkan bahwa Roh Kudus
adalah Tuhan.
R O H K U D U S A L L A H | 159

b) Ibrani 3:7-11, Mazmur 95:7b-11 dan Keluaran 17:1-7:


Ibrani 3:7-11: Sebab itu, seperti yang DIKATAKAN ROH
KUDUS: "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya,
janganlah keraskan hatimu seperti dalam kegeraman pada
waktu pencobaan di padang gurun, di mana nenek moyangmu
MENCOBAI AKU dengan jalan menguji Aku, sekalipun mereka
melihat perbuatan-perbuatan-Ku, empat puluh tahun
lamanya. Itulah sebabnya Aku murka kepada angkatan itu,
dan berkata: Selalu mereka sesat hati, dan mereka tidak
mengenal jalan-Ku, sehingga Aku bersumpah dalam murka-
Ku: Mereka takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Mazmur 95:7-11: Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suara-Nya! Janganlah keraskan hatimu seperti di
Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, pada
waktu nenek moyangmu MENCOBAI AKU, menguji Aku,
padahal mereka melihat perbuatan-Ku. Empat puluh tahun
Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku: "Mereka suatu
bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal jalan-
Ku." Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka
takkan masuk ke tempat perhentian-Ku."
Keluaran 17:1-7: “Kemudian berangkatlah segenap
jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat
persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah
TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana
tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata
mereka: ‘Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat
minum.’ Tetapi Musa berkata kepada mereka: ‘Mengapakah
kamu bertengkar dengan aku? MENGAPAKAH KAMU
MENCOBAI TUHAN?’
160 | R O H K U D U S A L L A H

Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah


bangsa itu kepada Musa dan berkata: ‘Mengapa pula engkau
memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami,
anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?’ Lalu
berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: ‘Apakah
yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi
mereka akan melempari aku dengan batu!’
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ‘Berjalanlah di
depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang
dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu
tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung
batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari
dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.’
Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena
orang Israel telah bertengkar dan oleh karena MEREKA TELAH
MENCOBAI TUHAN dengan mengatakan: ‘Adakah TUHAN
di tengah-tengah kita atau tidak?’”
Apabila kita memperhatikan kata-kata dalam Ibrani 3:7-11 kita
dapati bahwa ini adalah perkataan Roh Kudus, dengan demikian, frase
'mencobai Aku' dalam perikop ini berarti 'mencobai Roh Kudus'.
Mazmur 95:7b-11, hampir sama dengan Ibrani 3:7-11. Tulisan
dalam ayat ini menunjukkan peristiwa yang terjadi di Masa dan
Meriba yang dituliskan dalam Keluaran 17:1-7. Di ayat ini Musa
menuliskan frase 'MENCOBAI TUHAN', sedangkan Penulis Ibrani
(Rasul Paulus menurut penulis buku ini) dalam Ibrani 3:7-11
menyebutkan bahwa orang-orang Israel 'MENCOBAI ROH KUDUS'.
Secara kasat mata ini menguatkan kesimpulan bahwa ROH KUDUS ITU
ADALAH TUHAN.
R O H K U D U S A L L A H | 161

c. Ibrani 10:15-17 dan Yeremia 31:33-34.


Ibrani 10:15-17: “Dan tentang hal itu ROH KUDUS juga
memberi KESAKSIAN kepada kita, sebab setelah Ia berfirman:
‘Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka
sesudah waktu itu,’ IA BERFIRMAN pula: ‘Aku akan menaruh
hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam
akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa
dan kesalahan mereka.’”
Yeremia 31:33-34: “Tetapi beginilah perjanjian yang
Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu,
demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku
dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka;
maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan
menjadi umat-Ku. Dan tidak usah lagi orang mengajar
sesamanya atau mengajar saudaranya dengan mengatakan:
Kenallah TUHAN! Sebab mereka semua, besar kecil, akan
mengenal Aku, demikianlah firman TUHAN, sebab Aku akan
mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa
mereka.”
Tulisan dalam Ibrani 10:16-17 dikutip dari Yeremia 31:33,34.
Tetapi dalam Yeremia 31 dituliskan bahwa kata-kata itu adalah
FIRMAN TUHAN, sedangkan dalam Ibrani 10:15-16 disebutkan
bahwa perkataan itu adalah “KESAKSIAN/FIRMAN ROH KUDUS.”
Yeremia 31 juga menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, dan
yang menaruh Taurat ke dalam batin umat-Nya, yang mengampuni /
tidak mengingat dosa umatNya, adalah TUHAN. Tetapi Ibrani
10:15-17, menyatakan bahwa yang mengadakan perjanjian, yang
menaruh hukum ke dalam hati, dan yang mengampuni / tidak
mengingat dosa, ialah Roh Kudus. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Roh Kudus adalah TUHAN.
162 | R O H K U D U S A L L A H

2. DALAM PENCIPTAAN LANGIT & BUMI


Tempat terbaik untuk memulaikan penelaahan kita akan pribadi
dan karya Roh Kudus ialah dalam Kejadian 1:1-3. Disini Roh Kudus
berpartisipasi bersama Bapa dan Anak dalam penciptaan langit dan
bumi.
Ke-Allahan Roh Kudus sebagai Oknum atau Pribadi ketiga
Trinitas, dapat dilihat dalam lembaran-lembaran awal Alkitab yang
menceriterakan karya penciptaan langit dan bumi, termasuk manusia
dan ciptaan Tuhan lainnya. Musa menulis:
“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi
belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan
air. Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu
jadi.”
Menurut ayat-ayat yang mengawali Alkitab ini, pada waktu
penciptaan langit dan bumi, Roh Kudus TUHAN “melayang-layang
di atas permukaan air” yang diciptakan ex nihilo. Roh Kudus turut
dalam karya penciptaan.
Roh Allah yang disebutkan dalam ayat ini adalah Roh Kudus.
Pribadi Ketiga Ke-Allahan. Mulai disini dan seterusnya di seluruh
Alkitab, Roh Allah berperan sebagai agen ilahi Allah dalam semua
karya-karya ciptaan-Nya, di bumi, di alam, di gereja, dalam kelahiran
baru, atau manusia sebagai ciptaan baru.2
“MELAYANG-LAYANG DI ATAS PERMUKAAN AIR” menunjukkan
aktivitas Roh Kudus yang siap mentransfer kehidupan. Ia menjadikan
terang dari kegelapan, keteraturan dari keadaan yang tidak teratur.
Roh Kudus adalah Roh keteraturan seperti yang diungkapkan
Rasul Paulus dalam tulisannya ini: “Sebab Allah tidak menghendaki
kekacauan, tetapi damai sejahtera” (1 Korintus 14:33).3
R O H K U D U S A L L A H | 163

Mengomentari frase ini Adam Clarke menyatakan:


"Melayang-layang - ‫ מרחפת‬merachepheth, adalah
mengerami; kata ini mengekspresikan gerakan bergetar induk
ayam ayam untuk penetasan telurnya atau mengasuh anak-
anaknya. Kemungkinan kata ini menunjukkan usaha
mengkomunikasikan prinsip vital untuk pengembang-biakan
ke permukaan air. Sebagai gagasan pengeraman atau
penetasan telur, yang tersirat dalam kata aslinya, maka
mungkin begitulah arti yang dipahami orang-orang dahulu
kala, bahwa dunia berasal dari telur."4
Joseph Exell, memberikan komentar tentang keterlibatan Roh
Kudus dalam pekerjaan penciptaan sebagai sebagai berikut:
"Ini adalah fakta yang signifikan dan sugestif, bahwa
pekerjaan Roh Kudus sama tuanya dengan pekerjaan
penciptaan. Makhluk ilahi yang mengilhamkan Alkitab ini
muncul pada halaman pertamanya, sebagai sebuah pusat
mistik cahaya dan keindahan di tengah kegelapan alam
semesta."5
Untuk memperkuat penafsiran bahwa Roh Kudus telah ada
bersama pribadi Ke-Allahan lainnya dalam karya penciptaan yang
disebutkan dalam ayat ini, kutipan yang diambil dari komentar John
Gill berikut ini, dirasa penting untuk ditampilkan:
Targum Yonathan dan Yerusalem menyebutnya Roh
Kemurahan; maksudnya Roh Mesias, sebagaimana penulis-
penulis Yahudi menyebutnya; yaitu Pribadi ketiga Trinitas
yang mulia, yang terlibat dalam penciptaan segala sesuatu,
seperti menghiasi segala langit, begitu juga dalam menjadikan
yang tidak-atur di daratan bumi dan air, menjadi teratur dan
berbentuk; baca Ayub 26:13. Roh yang sama “melayang-
layang” atau “menaungi” permukaan air, untuk
164 | R O H K U D U S A L L A H

mengeraminya sama seperti seekor induk ayam mengerami


telur-telur agar menetas, begitulah Roh itu memisahkan
bagian-bagian yang bercampuran, lalu memberikannya kuasa
kehidupan untuk memproduksi mahluk-mahluk hidup di
dalamnya.6
Selain ditafsirkan sebagai Roh Kudus, “Roh Allah” dalam
Kejadian 1:2 ini juga ditafsirkan oleh beberapa penafsir sebagai
“angin supra alami” atau “angin yang berkekuatan dahsyat.”
Kata Ibrani yang diterjemahkan “Roh” adakalanya diterjemahkan
“angin” dalam ayat-ayat Alkitab yang lain, seperti paralelnya yang
didapati dalam ceritera Enuma Elish Babilonia, Dalam ceritera itu,
dewa langit, yaitu Anu, menciptakan empat angin yang menyebabkan
kekacauan di dunia dan dewinya yang bernama Tiamat. Angin yang
merusak menyebabkan gejolak.
Gejala yang sama dapat dilihat dalam penglihatan Daniel tentang
empat binatang buas dimana “keempat angin di langit
mengguncangkan laut besar” (Daniel 7:2) yang mengguncangkan
binatang-binatang buas disitu. Jikalau ini benar, maka angin akan
menjadi bagian dari penjelasan negatif untuk Kejadian 1:2.7

3. DALAM AMANAT AGUNG TUHAN YESUS


Kesetaraan Roh Kudus dengan Bapa dan Anak, tersirat dalam
perintah yang diamanatkan Tuhan Yesus Kristus kepada murid-
murid-Nya untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia dan
membaptiskan mereka yang percaya, dalam8 NAMA Bapa, Anak, dan
Roh Kudus.
“Yesus mendekati mereka dan berkata: ‘Kepada-Ku telah
diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan
R O H K U D U S A L L A H | 165

ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah


Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai
kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.’" (Matius
28:18-20).

Dalam perintah ini, nama Roh Kudus disejajarkan dengan Bapa


dan Anak. Bahkan tersirat dalam perintah ini bahwa Roh Kudus,
Bapa, dan Anak mempunyai satu esensi atau hakekat. Hanya ada
SATU NAMA untuk KETIGA PRIBADI Ke-Allahan.
Kesatuan tiga nama dalam formula baptisan ini menunjukkan
bahwa Anak dan Roh Kudus itu setara dengan Bapa. Tidak ada yang
lebih mustahil dan bernada menghujat dari pada menyatukan nama
mahluk ciptaan dengan nama Allah yang kekal, dalam upacara
baptisan ini. Jikalau Yesus hanyalah seorang manusia biasa atau
malaikat, seperti yang dipercayai oleh orang-orang yang menyangkal
keilahian-Nya, dan jikalau Roh Kudus hanyalah ‘atribut’ Allah, maka
ini akan paling mustahil menggunakan pengalimatan seperti ini.
Sebab itu, formula baptisan ini telah selalu dianggap sebagai
argumentasi yang tak terbantahkan untuk doktrin Trinitas, atau untuk
pengajaran tentang Anak dan Roh Kudus yang setara dengan Bapa.”

4. DALAM PEMBAPTISAN YESUS KRISTUS.


Ketika Yesus dibaptiskan Yohanes Pembaptis di sungai Yordan,
Roh Kudus muncul dalam rupa burung merpati. Pemunculan-Nya
bersamaan dengan Bapa yang memperdengarkan suara-Nya:
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari
sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:16-17).
166 | R O H K U D U S A L L A H

Dalam peristiwa pembaptisan Yesus, Bapa dan Roh Kudus juga


turut hadir. Allah Trinitas ada disana. Bapa dan Roh Kudus
mendamping Anak yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Secara
tersirat, perikop ini menunjukkan Ke-Allahan Roh Kudus,
menunjukkan bahwa Roh Kudus setara dengan Bapa dan Anak, dan
bukan sekedar energi ilahi. Perhatikan bagaimana komentar yang
dituliskan di Talmud tentang Roh Kudus:
“Telah ditegaskan bahwa dikalangan orang-orang
Yahudi, Roh Kudus ditunjukkan dengan memakai lambang
burung merpati, dan tulisan yang telah dikutip dari Talmud
berbunyi: “Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air
seperti burung merpati.”9
Mengomentari kehadiran tiga pribadi Trinitas yang hadir
bersama-sama dalam peristiwa pembaptisan Yesus, John Trapp
menyatakan:
“Disini terjadi ‘concilium augustissimum’, yaitu
pertemuan yang paling agung dari tiga oknum atau pribadi
Trinitas dalam kaitan dengan karya penebusan manusia, sama
seperti pernah terjadi pada waktu penciptaan manusia dalam
Kejadian 1:26.”10

5. DALAM DOA BERKAT RASUL PAULUS.


Ke-Allahan Roh Kudus, kesetaraan-Nya dengan Bapa dan Anak,
diungkapkan dalam doa berkat yang dituliskan dalam surat yang
dikirimkan Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus. Doa berkat itu
adalah: “KASIH KARUNIA TUHAN YESUS KRISTUS, DAN KASIH
ALLAH, DAN PERSEKUTUAN ROH KUDUS MENYERTAI KAMU
SEKALIAN” (2 Korintus 13:13 ITB).

“Kita, yang adalah pembaca-pembaca Paulus masa kini,


sangat perlu untuk mengenal karakter yang benar dari satu-
R O H K U D U S A L L A H | 167

satunya Allah yang sejati. Kita perlu mengetahui KEBAIKAN-


NYA, KASIH-NYA, DAN PERSAHABATAN-NYA di dalam hidup
kita. Kita perlu mempercayai-Nya terus-menerus dan perlu
mengetahui bahwa Dia selalu menyertai kita. Sebab itu, kita
harus sungguh-sungguh menjadi umatNya.”11
Ada beberapa buah pikiran yang diutarakan mengomentari doa
berkat Rasul dalam surat yang ia kirimkan kepada Jemaat Korintus.
Semuanya menunjukkan keyakinan bahwa Rasul Paulus yakin dan
mempercayai akan Ke-Allahan Roh Kudus.

a) Tiga hal berbeda diberikan kepada orang-orang Kristen oleh


tiga Pribadi berbeda dalam Ke-Allahan. Ayat ini sangat kuat
membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu pribadi, dan bahwa
penganut-penganut paham anti-trinitarian tidak tahu harus bagaimana
menyanggahnya. Mereka dipaksa ke posisi yang paling tidak
mengenakkan karena harus mengucapkan arti ayat ini sebagai berikut:
“Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan
persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.”
b) Agar dapat membuktikan Trinitas berdasarkan Alkitab, yang
kita perlu lakukan ialah membuktikan bahwa Roh Kudus adalah satu
pribadi. Meskipun 2 Korintus 13:13 tidak berisi formula “tiga di
dalam satu,” ayat ini menyebutkan tiga oknum dalam satu formula
dalam tiga bagian, serupa dengan Matius 28:18-19).
c) Baik 2 Korintus 13:13 dan Matius 28:19 membuktikan
kepribadian Roh Kudus. Di kedua ayat ini, ada satu rangkaian
“pribadi, pribadi, pribadi” (Bapa, Anak, Roh Kudus). Pengikut-
pengikut Arius dipaksa ke posisi yang paling tidak menyenangkan
karena harus mengajarkan bahwa kedua ayat ini mengemukakan satu
rangkaian berbeda, yaitu “pribadi, pribadi, benda.” Sangat tidak
masuk akal untuk mengajukan usulan bahwa Paulus sedang
memberikan doa berkat kepada mereka dengan mengatakan:
168 | R O H K U D U S A L L A H

“Kiranya kamu senang mengetahui bahwa pribadi Allah dan Yesus


serta baterei Alkalin menyertai kamu sekalian!”
d) 2 Korintus 13:13 mengakhiri surat Paulus dengan kata-kata
yang penting ini: “menyertai kamu sekalian.” Tiga perkara akan
menyertai kamu “Persekutuan/pendampingan/penyertaan Kristus
menyertai kamu.” Ini memantulkan dengan tepat akan janji mengenai
“penolong” dalam Yohanes 14:16-17.
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan
kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak
mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.”
Jadi, kerinduan Paulus dalam 2 Korintus 13:13 agar orang-orang
Kristen mempunyai “persekutuan Roh Kudus,” adalah tepat sama
dengan apa yang Yesus janjikan dalam Yohanes 14:17 yaitu janji
tentang Roh Kudus yang akan “menyertai kamu dan akan diam di
dalam kamu.”
e) 2 Korintus 13:13 juga memantulkan apa yang Paulus jelaskan
secara terperinci dalam suratnya yang pertama ke Jemaat Korintus,
yaitu: “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun
orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis
menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (1
Korintus 12:13).
Disini kita melihat bahwa Roh Kudus adalah agen keselamatan,
dengan menempatkan kita ke dalam tubuh Kristus. Demikianlah kita
semua “diberi minum dari satu Roh.” Jadi, “minum dari satu Roh”
sama dengan “persekutuan Roh Kudus,” sama dengan “menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.”
R O H K U D U S A L L A H | 169

f) Perhatikan juga bahwa ungkapan “persekutuan Roh Kudus”


juga dipakai Rasul Paulus dalam Filipi 2:1-2. Frase ini ditempatkan
berdampingan dengan ungkapan-ungkapan “nasihat dalam Kristus”,
“penghiburan kasih”, “persekutuan Roh”, “kasih mesra dan belas
kasihan”. Menjadikan ayat ini berbunyi sepert ini, “pembagian
energy” gantinya “persekutuan pribadi Allah, yaitu Roh Kudus,
merupakan suatu serangan memperkosa akal sehat.
“Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan
kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas
kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini:
hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa,
satu tujuan.” (Filipi 2:1-2).
g) Mengemukakan sanggahan bahwa yang disebutkan pertama
dalam ayat ini (Yesus dan Allah) adalah oknum atau pribadi
sedangkan yang ketiga itu adalah benda dan bukan oknum atau
pribadi, merupakan pelanggaran formula yang ada dalam ayat itu.
Formula dalam Bahasa Yunani dan kebanyakan versi Alkitab
berbahasa Inggris, juga identik.
h) Konsep “persekutuan Roh Kudus” dikaitkan dengan
berdiamnya Roh Kudus dalam diri orang percaya. “Persekutuan”,
“diam”, “tinggal”, “di dalam kamu”, dan “di hati kamu”, adalah lima
konsep yang saling berkaitan. Dengan demikian kembali kita dapati
bahwa kelima konsep ini secara spesifik dan secara individual
diterapkan bukan saja kepada Roh Kudus, tetapi juga kepada Bapa
dan Anak. Ketiganya adalah pribadi Ke-Allahan.

6. DALAM JANJI KEDATANGAN PARAKLĒTOS.


Dalam teks Yunani Perjanjian Baru yang berisi janji Tuhan Yesus
Kristus yang Ia sampaikan kepada murid-murid-Nya, dengan jelas Ia
menyatakan bahwa “Penolong Yang Lain,” yaitu Roh Kudus adalah
Allah. Inilah janji Yesus tentang “Penolong Yang Lain” itu:
170 | R O H K U D U S A L L A H

“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan


kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak
dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak
mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai
kamu dan akan diam di dalam kamu.” (Yohanes 14:16-17).
Tuhan Yesus Kristus berjanji kepada murid-murid-Nya bahwa Ia
akan meminta kepada Bapa supaya mengirimkan “Penolong Yang
Lain” untuk menyertai mereka, yaitu Roh Kudus.
Dalam janji Yesus kepada murid-murid-Nya dapat disimak
petunjuk jelas yang menyatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah.
Yesus dengan jelas mengungkapkan bahwa Kodrat dan kualitas
“Penolong Yang Lain” itu sama dengan kodrat dan kualitas-Nya
sendiri sebagai Penolong yang pertama. Kalau Yesus adalah Allah,
maka “Penolong Yang Lain” itu, yaitu Roh Kudus yang disebut-Nya
Roh Kebenaran, juga adalah Allah.
Kemampuannya menolong juga sama dengan apa yang telah
didemonstrasikan Yesus pada waktu Ia melayani orang banyak.
Sebagai Penolong Pertama, Tuhan Yesus Kristus telah
membuktikan kemampuan-Nya menolong:
• IA MEMBERI MAKAN 5000 LAKI-LAKI (Matius 14:21;
Yohanes 6:10)
• IA MENYEMBUHKAN ORANG SAKIT: yang buta dapat
melihat, yang lumpuh dapat berjalan, yang berpenyakit
kusta ditahirkan (Matius 9:28, 29, 32; 11:5; 12:22; 15:30-
31; 20:30; 21:14; Markus 8:23; 10:46-51; Lukas 18:35-
43; Yohanes 9:1-38).
• IA MEMBANGKITKAN ORANG MATI seperti anak laki-laki
janda di Nain (Lukas 7:11-17), membangkitan anak
R O H K U D U S A L L A H | 171

perempuan Yairus (Lukas 8:41-42, 51-58),


membangkitkan Lazarus yang sudah empat hari
dikuburkan (Yohanes 11: 1-44),
• IA SENDIRI BANGKIT DARI ANTARA ORANG MATI
(Matius 28:6; Markus 16:6; Lukas 24:6; Yoh 20:1-18).
Ke-Allahan Roh Kudus, yaitu Roh Kebenaran yang disebut
“PARAKLĒTOS” yang lain, yang akan akan menjadi:
• PENDAMPING,
• PENGHIBUR,
• PENASIHAT,
• PEMBELA,
• PENOLONG,
• PENGANTARA,
• JURUS SYAFAAT,
dan FUNGSI LAINNYA YANG SERUPA, tersirat dalam pemahaman
frase “allon parakleton” dalam pernyataan Tuhan Yesus dalam
Yohanes 14:16-17.
Teks Yunani Yohanes 14:16-17 dikutip untuk lebih memahami
pernyataan Yesus Kristus bahwa “Penolong Yang Lain”, yaitu Roh
Kudus, adalah Allah, sama seperti Ia sendiri yang juga adalah Allah:
“κἀγὼ ἐρωτήσω τὸν πατέρα καὶ ἄλλον παράκλητον
δώσει ὑμῖν ἵνα μεθ' ὑμῶν εἰς τὸν αἰῶνα ᾖ, τὸ πνεῦμα τῆς
ἀληθείας, ὃ ὁ κόσμος οὐ δύναται λαβεῖν, ὅτι οὐ θεωρεῖ αὐτὸ
οὐδὲ γινώσκει· ὑμεῖς γινώσκετε αὐτό, ὅτι παρ' ὑμῖν μένει καὶ
ἐν ὑμῖν ἔσται.”
Teks Yunani yang berisi janji Yesus Kristu tentang “Penolong
Yang Lain” (ἄλλον παράκλητον) itu menunjukkan bahwa “Penolong
Yang Lain” itu secara pribadi dapat dibedakan dari Penolong Pertama,
172 | R O H K U D U S A L L A H

tetapi kualitasnya sama. Hal ini ditunjukkan dengan dipakainya kata


sifat ἄλλοjj (allos) untuk παράκλητοjj (paraklētos) dan bukan heteros.
Yesus Kristus dapat dibedakan dari Roh Kudus, tetapi baik Yesus
maupun Roh Kudus adalah Allah. Itulah sebabnya, Yesus memakai
kata sifat “allos” bukan “heteros” untuk “parakletos” yang berarti
“berbeda tapi dari jenis yang sama” (different of the same kind).
Penolong yang lain itu adalah παράκλητοjj (paraklētos) yang
diterjemahkan: “Penolong, Penghibur, Penasihat, Pendamping, dan
Pembela,” bukan παράκλuuτοjj (paraklutos/paraklytos) yang berarti:
“Yang Terpuji.” Paraklētos yang Yesus janjikan adalah Penolong
ilahi, sedangkan paraklytos yang adalah manusia.
Tuduhan bahwa Gereja Kristen telah mengganti teks παράκλητοjj
(paraklētos) menjadi παράκλuuτοjj (paraklutos/paraklytos), bohong
dan tidak benar sebab semua teks asli manuskrip Perjanjian Baru yang
berkaitan dengan ayat ini berbunyi παράκλητοjj (paraklētos) bukan
παράκλuuτοjj (paraklutos/paraklytos).

7. DALAM NUBUATAN NABI YESAYA.


Ke-Allahan Roh Kudus sebagai salah satu Pribadi Trinitas dapat
disimak dari nubuatan Nabi Yesaya mengenai Anak Allah yang
diurapi Roh Kudus.
“Roh Tuhan ALLAH ada padaku, oleh karena TUHAN
telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang sengsara, dan
merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan
pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-
orang yang terkurung kelepasan dari penjara, untuk
memberitakan tahun rahmat TUHAN dan hari pembalasan
Allah kita, untuk menghibur semua orang berkabung”
(Yesaya 61:1-2).
R O H K U D U S A L L A H | 173

“Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku,


yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku
ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-
bangsa” (Yesaya 42:1).
Pada waktu Yesus beribadah pada hari Sabat di Nazaret, tempat
Ia dibesarkanj, Ia telah mengutip nubuatan ini dan memberikan
penafsiran-Nya bahwa nubuatan itu telah digenapi oleh-Nya.
“Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut
kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu
berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan
kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan
nas, di mana ada tertulis: ‘ROH TUHAN ADA PADA-KU, OLEH
SEBAB IA TELAH MENGURAPI AKU, UNTUK MENYAMPAIKAN
KABAR BAIK KEPADA ORANG-ORANG MISKIN; DAN IA TELAH
MENGUTUS AKU UNTUK MEMBERITAKAN PEMBEBASAN
KEPADA ORANG-ORANG TAWANAN, DAN PENGLIHATAN BAGI
ORANG-ORANG BUTA, UNTUK MEMBEBASKAN ORANG-
ORANG YANG TERTINDAS, UNTUK MEMBERITAKAN TAHUN
RAHMAT TUHAN TELAH DATANG.’

Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali


kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam
rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai
mengajar mereka, kata-Nya: ‘Pada hari ini genaplah nas ini
sewaktu kamu mendengarnya.’” (Lukas 4:16-21).
Ayat-ayat Alkitab Perjanjian Baru menunjukkan bahwa nubuatan
Nabi Yesaya ini telah digenapi dalam pelayanan penyembuhan oleh
Yesus Kristus (Matius 5:15-21); yang diutus Bapa (Yohanes 3:16-17);
dan diurapi Roh Kudus (Matius 3:16-17; Lukas 4:18).
“Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu
menyingkir dari sana. Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia
174 | R O H K U D U S A L L A H

menyembuhkan mereka semuanya. Ia dengan keras melarang


mereka memberitahukan siapa Dia, supaya genaplah firman
yang disampaikan oleh nabi Yesaya: ‘Lihatlah, itu Hamba-Ku
yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku
berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan
memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa. Ia tidak akan
berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan
mendengar suara-Nya di jalan-jalan. Buluh yang patah
terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar
nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan
hukum itu menang. Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan
berharap.’” (Matius 12:15-21).
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga
Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus
Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia,
melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia” (Yoh 3:16-17).
“Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada
waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti
burung merpati turun ke atas-Nya, lalu terdengarlah suara dari
sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi,
kepada-Nyalah Aku berkenan" (Matius 3:16-17).
“"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi
Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin; dan Ia telah mengutus Aku” (Lukas 4:18).

8. DALAM PENGILHAMAN FIRMAN TUHAN.


Ke-Allahan Roh Kudus juga dikaitkan dengan pewahyuan Kitab
Suci. Menurut Rasul Paulus, Kitab Suci Alkitab adalah Kitab yang
“dinafaskan” Allah.
R O H K U D U S A L L A H | 175

Rasul Petrus menyatakan bahwa Kitab Suci adalah nubuatan


Tuhan yang dituliskan oleh orang-orang yang digerakkan Roh
Kudus.
Rasul Yohanes menuliskan dalam ayat pembukaan Kitab Wahyu
bahwa Kitab yang ditulisnya adalah wahyu Yesus Kristus.
Roh Kudus sama dan setara dengan Allah dalam karya
pewahyuan Kitab Suci. Ini diungkapkan dalam ayat-ayat berikut:
“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang
bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan,
untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang
dalam kebenaran” (2 Timotius 3:16).
“Yang terutama harus kamu ketahui, ialah bahwa nubuat-
nubuat dalam Kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut
kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh
kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-
orang berbicara atas nama Allah” (2 Petrus 1:20-21).
“Inilah wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah
kepada-Nya, supaya ditunjukkan-Nya kepada hamba-hamba-
Nya apa yang harus segera terjadi. Dan oleh malaikat-Nya
yang diutus-Nya, Ia telah menyatakannya kepada hamba-Nya
Yohanes. Yohanes telah bersaksi tentang firman Allah dan
tentang kesaksian yang diberikan oleh Yesus Kristus, yaitu
segala sesuatu yang telah dilihatnya” (Wahyu 1:1-2).

SIFAT & ATTRIBUT ROH KUDUS


Roh Kudus adalah Allah. Ia memiliki sifat (nature) dan atribut-
atribut yang juga dimiliki Bapa dan Anak. Gereja Kristen mengakui
Ke-Allahan-Nya dalam Kredo atau Pengakuan Iman yang dihasilkan
176 | R O H K U D U S A L L A H

dari pertentangan-pertentangan mengenai eksistensi, esensi dan


kepribadian Roh Kudus di abad-abad permulaaan sejarah Gereja.
Ke-Allahan Roh Kudus adalah Ke-Allahan Bapa dan Anak. Sifat
keIlahian (divine nature) yang dimiliki-Nya adalah sifat yang sma
seperti yang ada pada Bapa dan Anak. Sifat dan Atribut keilahian Roh
Kudus yang menunjukkan Ke-Allahan-Nya antara lain adalah:
• HIDUP (Roma 8:2)
• MAHAKUASA (Kejadian 1:1-3; Ayub 33:4; Mazmur 104:30)
• MAHAHADIR (Mazmur 139:7-10; Yohanes 14:17)
• MAHATAHU (Yohanes 14:26; 16:13; 1 Korintus 2:10-12)
• KEKAL (Ibrani 9:14)
• KUDUS (Matius 12:32; Roma 1:4; 15:16; 1 Tes 4:8; 2 Tes 2:13)
Atribut yang ada pada Roh Kudus juga ada pada Bapa dan Anak
dalam Ke-Allahan Trinitas. Tabel 2 di bawah ini menunjukkannya:

Tabel 2. ATRIBUT ALLAH TRINITAS


ATTRIBUT BAPA ANAK ROH KUDUS
Hidup Yosua 3:10 Yohanes 1:4 Roma 8:2
Mahakuasa Kejadian 1:1 Yohanes 1:3 Ayub 33:4
Mahahadir Yer. 23:23-24 Matius 28:10 Mazmur 139:7-10
Mahatahu Maz. 139:1-6 Yoh 4:17-18 1 Kor 2:10-12
Kekal Mazmur 90:2 Yohanes 1:1 Ibrani 9:14
Kudus Imamat 11:14 Kisah 3:14 Matius 12:32

Roh Kudus bukanlah roh halus, bukan pula suatu kekuatan atau
pengaruh gaib yang samar-samar. Ia memiliki "pemikiran," yang
memahami apa yang dipikirkan manusia (1 Korintus 2:11), memiliki
"perasaan" seperti mengasihi (Roma 15:30), dan memiliki
R O H K U D U S A L L A H | 177

"kemauan." Segala sesuatu dikerjakan-Nya menurut kemauan-Nya (1


Korintus 12:11). Itulah sebabnya maka ada kemungkinan:
• ROH KUDUS DAPAT DITAATI. Dan ketika Petrus sedang berpikir
tentang penglihatan itu, berkatalah Roh: "Ada tiga orang mencari
engkau. Bangunlah, turunlah ke bawah dan berangkatlah
bersama-sama dengan mereka, jangan bimbang, sebab Aku yang
menyuruh mereka ke mari" (Kisah 10:1-33).
• ROH KUDUS DAPAT DIDUKAKAN. “Tetapi mereka memberontak
dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi
musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka”
(Yesaya 63:10)
• ROH KUDUS DAPAT DITOLAK (RESIST). “Hai orang-orang yang
tegar tengkuk dan tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu
menentang Roh Kudus; sebagaimana para leluhurmu, demikian
jugalah kamu” (Kisah 7:51 IMB).
• ROH KUDUS DAPAT DIDUSTAI. “Ada seseorang yang lain
bernama Ananias, dan istrinya bernama Safira, mereka menjual
tanah miliknya. Dengan sepengetahuan istrinya, ia menahan
sebagian hasil penjualannya, sedang sebagian yang lain dibawa
dan diletakkannya di kaki para rasul. Petrus berkata, "Hai
Ananias, mengapa hatimu dikuasai setan sehingga engkau
mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan
tanah itu?” (Kisah 5:1-3)
• ROH KUDUS DAPAT DIHUJAT. “Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan
diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila
seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-
lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal” (Markus
3:28-29).
178 | R O H K U D U S A L L A H

KARYA & PERANAN ROH KUDUS


Roh Kudus aktif berperan dalam semua aktifitas yang terjadi di
bumi ini, dimana semua manusia berdosa hidup dan bergerak.
Menurut Alkitab, peranan dan kegiatan Roh Kudus antara lain:
• Roh Kudus berpartisipasi dalam penciptaan langit dan bumi
(Kejadian 1, 2, 3; Ayub 26:13; Mazmur 104:30),
• Roh Kudus berperan dalam pengilhaman Firman Tuhan (2 Petrus
1:21).
• Roh Kudus mengajar dan menguatkan (Yohanes 14:26),
• Roh Kudus membimbing kepada kebenaran (Yohanes 16:13),
• Roh Kudus akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan
penghakiman (Yohanes 16:8),
• Roh Kudus "memimpin" ke dalam seluruh kebenaran, dan
memberitakan hal-hal yang diterima-Nya dari Kristus (Yohanes
16:13, 14),
Roh Kudus juga telah aktif dalam kehidupan dan pelayanan
Tuhan Yesus Kristus di dunia.
• Roh Kudus berpartisipasi dalam kelahiran Yesus (Matius 1:18-
20; Lukas 1:30-35),
• Roh Kudus hadir dalam baptisan Yesus (Yohanes 1:32),
• Roh Kudus ada dalam mujizat-mujizat Yesus (Matius 12:28), dan
• Roh Kudus hadir ddalam kebangkitan Tuhan Yesus Kristus
(Roma 8:11; 1 Petrus 3:18).
Secara khusus, Roh Kudus berperan sebagai Penolong yang
kompeten untuk orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus
Kristus. Peranan-Nya, antara lain:12
R O H K U D U S A L L A H | 179

• Roh Kudus menolong seperti Kristus. (Yohanes 14:16).


• Roh Kudus bersaksi tentang Kristus. (Yohanes 15:26; Yohanes
16:13).
• Ia membawa bersama-Nya hadirat Kristus. (Yohanes 14:16-17;
16:7).
• Roh Kudus menuntun operasi Gereja. (Kisah 13:1-4, 9, 52;
13:52; 15:28; 16:6-7; 20:28).
• Roh Kudus membekali Gereja dengan karunia2 spesial. (Kisah
1:8, 2:38; 1 Korintus 12:7-11; 1 Petrus 4:10-11).
• Roh Kudus memenuhi hati orang-orang yang percaya. (Kisah
19:2).

GELAR & SEBUTAN ROH KUDUS


Sebutan untuk Roh Kudus di Alkitab menunjukkan bahwa Ia
adalah Allah. Roh Kudus diungkapkan dalam Alkitab sebagai:
• Roh Hikmat (Keluaran 28:3; Yesaya 11:2),
• Roh Kasih Karunia (Ibrani 10:29),
• Roh Kebenaran (Yohanes 14:17; 16:13),
• Roh Kehidupan atau "Roh yang memberi hidup"(Roma 8:2),
• Roh Kekal (Ibrani 9:14),
• Roh Kekudusan (Roma 1:4).
• Roh Kemuliaan (1 Petrus 4:14),
• Roh Keperkasaan (Yesaya 11:2),
• Roh Kuasa (Yesaya 11:2),
• Roh Kudus (Matius 1:20),
• Roh Nasehat (Yesaya 11:2),
• Roh Pengenalan akan TUHAN (Yesaya 11:2),
180 | R O H K U D U S A L L A H

• Roh Pengertian (Yesaya 11:2),

LAMBANG & REPRESENTASI ROH KUDUS


Ada lambang-lambang atau metafora atau symbol yang
merepresentasikan Roh Kudus di Alkitab untuk menggambarkan
pribadi dan karya-Nya. Lambang-lambang Roh Kudus tersebut
antara lain adalah:
1. MERPATI
Alkitab menggunakan berbagai lambang atau metafora untuk
merepresentasikan Roh Kudus supaya kita dapat lebih memahami
fungsi penting dan makna rohaninya. Salah satu lambang sangat
penting dan paling sering yang
digunakan untuk menggambarkan
Roh Kudus ialah burung merpati.
Burung merpati mempunyai
banyak sifat yang menggambarkan
Roh Allah. Burung merpati
terkenal karena kesetiaannya. Ia
adalah mahluk monogami, yang
hanya mempunyai satu pasangan sepanjang hidupnya. Itulah
sebabnya merpati dijadikan symbol cinta kasih.
Merpati dengan kesetiaannya telah meyakinkan Raja Salomo
untuk menggunakannya untuk melambangkan mempelai wanita yang
ideal dalam Kidung Agung: “Aku tidur, tetapi hatiku bangun
Dengarlah, kekasihku mengetuk. ‘Bukalah pintu, dinda, manisku,
merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan
rambutku penuh tetesan embun malam!’” (Kidung Agung 5: 2).
Burung merpati juga menjadi lambang damai. Damai sejahtera
merupakan salah satu buah Roh Kudus (Galatia 5: 22).
R O H K U D U S A L L A H | 181

Burung merpati juga dikenal sebagai mahluk yang lemahlembut


sehingga dapat melambangkan kelemahlembutan yang merupakan
salah satu buah Roh (Galatia 5: 23). Jadi, bila kita dipenuhi Roh
Allah, kita dapat mempunyai sifat ini, seperti Yesus (Matius. 11: 29).
Burung merpati juga melambangkan ketulusan dan kesucian.
Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk tulus seperti burung merpati
(Matius 10: 16)
Dalam kisah Nuh dan Air Bah, burung merpati digunakan sebagai
pembawa berita (Kejadian 8:8-11). Demikian juga, Roh Kudus
memberi kesaksian dan membawa kabar baik tentang Yesus Kristus
(Yohanes 15: 26).
2. API.
Alkitab menggambarkan Allah sebagai “api yang
menghanguskan” (Ibrani 12:29),
jadi tidaklah mengejutkan jika api
sering muncul sebagai simbol
kehadiran Allah. Semak duri yang
menyala (Keluaran 3:2), tiang api
shekinah (Keluaran 14:19;
Bilangan 9:14-15), dan api yang
berkilat-kilat dalam penglihatan
Yehezkiel (Yehezkiel 1:4).
Di Alkitab api banyak
digunakan sebagai alat
penghukuman Allah (Bilangan
11:1, 3; 2 Raja-raja 1:10, 12) dan
juga sebagai tanda kekuatan-Nya (Hakim-hakim 13:20; 1 Raja-raja
18:38).
Sebagai pengikut-pengikut Tuhan Yesus Kristus, kita dipanggil
untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai “kurban yang hidup,
182 | R O H K U D U S A L L A H

kudus dan berkenan kepada Allah” (Roma 12:1), Menurut Yohanes


Pembaptis, Yesus akan membaptiskan dengan Roh Kudus dan dengan
api” (Matius 3:11).
Saat Roh Kudus mendiami gereja mula-mula, Roh Kudus tampak
sebagai “lidah-lidah seperti nyala api” yang bertebaran dan hinggap
pada setiap orang-percaya. Pada saat itu, “penuhlah mereka dengan
Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain,
seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk
mengatakannya.” (Kisah 2:3-4).
Di Perjanjian Lama, Allah menunjukkan kehadiran-Nya kepada
bangsa Israel dengan menutupi Kemah Suci dengan awan yang
kelihatan seperti api (Bilangan 9:14-15). Kehadiran yang menyala-
nyala ini memberikan penerangan, naungan, dan pimpinan (Bilangan
9:17-23).
Di Tabernakel Musa, api yang dipakai untuk membakar ukupan
adalah api kudus yang dinyalakan Tuhan sendiri (Imamat 9:24;).13
Api ini dipelihara dan dilestarikan selama orang-orang Israel
mengembara di padang gurun dalam perjalanan mereka dari Mesir ke
tanah Kanaan. Perbaraan (censer) adalah tempat bara atau tempat
menaruh api kudus ini. Ukupan dipakai untuk melestarikan atau
memelihara api/bara yang ada di Perbaraan (censer).
Tuhan tidak menghendaki api asing dipakai untuk membakar
ukupan kudus. Anak-anak Imam besar Harun yaitu NADAB dan
ABIHU dihukum mati karena memakai api asing ketika mempersem-
bahkan ukupan (Imamat 10:1-2).
Nabi Yesaya bernubuat, “Dan orang yang tertinggal di Sion dan
tersisa di Yerusalem akan disebut kudus, yakni setiap orang di
Yerusalem yang tercatat untuk beroleh hidup, apabila Tuhan telah
membersihkan kekotoran puteri Sion dan menghapuskan segala noda
R O H K U D U S A L L A H | 183

darah Yerusalem dari tengah-tengahnya dengan roh yang mengadili


dan yang membakar” (Yesaya 4:3-4).
Dalam nubuatannya di atas, Nabi Yesaya membicarakan tentang
umat Tuhan yang sisa, yang tetap setia karena Roh Kudus yang
disebutnya sebagai “roh yang membakar” hangus ketidak-murnian
mereka, sehingga mereka akan “tercatat di antara orang yang beroleh
hidup di Yerusalem”.
Begitu pula umat Tuhan di masa kini perlu dimurnikan untuk
mewarisi Yerusalem Baru, seperti yang dilukiskan dalam kitab
Wahyu (Wahyu.21: 11, 18-27) Api memang berfungsi untuk
membuang semua ketidak-murnian untuk menghasilkan logam yang
murni dan mengkilap (Maleakhi 3:2). Api Roh Kudus memurnikan,
membaharui, dan menyucikan orang-orang percaya (2 Korintus 6: 6;
Titus 3:5; 1 Petrus 1: 2)
TIANG AWAM DAN TIANG API. Tiang awam dan tiang api, yang
menyertai bangsa Israel dalam pengembaraan mereka di padang
gurun setelah keluar dari Mesir, adalah demonstrasi kehadiran Tuhan,
representasi kemuliaan Allah, sekaligus melambangkan kehadiran
Roh Kudus.
Di siang hari,
kemuliaan Tuhan
(shekinah) itu
kelihatan seperti tiang
awan yang memayungi
perkemahan orang-
orang Israel sehingga
mereka tidak merasa kepanasan, dan melindungi mereka dari
sengatan panas matahari dalam perjalanan pengembaraan mereka.
Pada malam hari, kemuliaan Tuhan itu kelihatan seperti tiang api
yang terang benderang sehingga orang-orang Israel tidak berkemah di
184 | R O H K U D U S A L L A H

tempat yang gelap gulita. Shekinah atau Tiang Awan dan Tiang Api
juga telah melindungi mereka dari kejaran pasukan Firaon.
Cahaya kemuliaan Tuhan menerangi mereka, telah melindungi
mereka, telah menyertai mereka, dan menuntun mereka. Shekinah itu
telah menerangi dan menerangi perkemahan dan perjalanan mereka
sampai mereka tiba di Tanah Perjanjian.
Roh Allah adalah Pelindung, Penuntun, dan Penolong kita, sama
seperti Ia telah menyertai bani Israel. Melindungi mereka dari musuh-
musuh mereka, menerangi serta menaungi perkemahan dan
perjalanan mereka, demikian pula Ia hadir, melindungi, menerangi
dan menuntun kita sampai kita tiba di Yerusalem baru yang
dijanjikan-Nya.
3. AIR.
Air adalah lambang yang paling sering digunakan untuk
melambangkan Roh Kudus di Alkitab. Air melambangkan ROH
KUDUS yang dijanjikan Kristus (Yohanes 7:39).
Tuhan Yesus Kristus mengatakan: “Barangsiapa percaya kepada-
Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup." (Yohanes 7:38-39). Yang
dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya.
Dan pada hari terakhir yang menjadi puncak perayaan Hari Raya
Pondok Daun, Yesus berdiri dan berseru: “Barangsiapa haus, baiklah
ia datang kepada-Ku dan minum! Barangsiapa percaya kepadaKu,
seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan
mengalir aliran-aliran air hidup.” Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh
yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepadaNya (Yohanes
7:37-39).
R O H K U D U S A L L A H | 185

Di Rafidim, orang-orang Isreal bersungut-sungut kepada Musa


karena mereka tidak mempunyai air minum. TUHAN kemudian
menyuruh Musa memukul batu dengan tongkatnya. Setelah Musa
berbuat demikian, air keluar dari batu tersebut, dan semua orang dapat
minum (Keluaran 17: 1-6). Rasul Paulus menulis, “Dan mereka
semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari
batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah
Kristus” (I Korintus 10:4). Kehadiran Roh Kudus dalam kehidupan
seseorang, akan menyegarkan dan memuakan kerohaniannya di
dalam Kristus.
Air dipakai di Tabernakel Musa. Di dalam Bejana Pembasuhan
yang ada di Pelataran, ditaruh air “yang menyucikan” (Keluaran
30:19; Efesus 5:26). Air yang ditaruh di dalam Bejana ini adalah air
yang keluar dari BATU KARANG yang dipukul Musa itu. Musa
memukul batu karang di gunung Horeb yang melambangkan Yesus
Kristus (1 Korintus 10:4; Kejadian 49:24; Ulangan 32:4; Mazmur
19:15; Matius 16:18; Roma 9:33; 1 Petrus 2:8). Air tidak terus
menerus mengalir dari gunung batu Horeb. Namun sejak pemukulan
batu karang di gunung Horeb itu, kemanapun bani Israel pergi dalam
pengembaraannya lalu berkemah, dari batu karang di dekat
perkemahan mereka memancarlah air.14 Bilamana rombongan
berangkat, air pun berhenti memancar dan mengalir. Ini semua
menginsafkan kita bahwa sesungguhnya Allah mengasihi umatNya.
Yesus sendiri telah berjanji bahwa Ia akan menyertai umatNya sampai
kesudahan alam (Matius 28:18-20; Yohanes 14:16). Sebagaimana Ia
menyertai bani Israel dalam perjalanan pengembaraan mereka dahulu,
begitu pula Ia akan menyertai umatNya di akhir zaman dalam
perjalanan mereka menuju ke Kanaan Sorgawi. Ia tak pernah
melupakan janjiNya.
Air yang menyegarkan, yang membasahi padang yang tandus dan
gersang sehingga mengubahnya menjadi padang yang permai, air
186 | R O H K U D U S A L L A H

yang juga telah menjadi penghilang dahaga orang-orang Israel yang


nyaris mati kehausan di padang gurun, adalah lambang kasih karunia
ilahi yang dicurahkan Yesus Kristus dengan percuma untuk
menghidupkan setiap insan yang tak berdaya (Yohanes 4:10-15).
Selain melambangkan ROH KUDUS, air juga melambangkan
Firman Allah yang menyucikan (Yohanes 15:3; 17:17).
AIR HUJAN. Hujan berperanan penting dalam pertanian bangsa
Israel. Air sangat penting dan berharga karena harus disimpan selama
musim kering yang lamanya hampir setengah tahun.
HUJAN AWAL DAN HUJAN AKHIR. Di Israel, biasanya hujan
turun dari bulan Desember sampai Februari. Hujan pertama di musim
hujan yang disebut “hujan awal” terjadi di pertengahan bulan Oktober
sampai November. Curah hujan awal ini melembutkan tanah dan
memfasilitasi berseminya benih dan bertumbuhunya tanaman.
“Hujan akhir” turun menjelang waktu panen, di bulan Maret sampai
April. Hujan akhir ini membantu tanaman menjadi matang. Sebab
itu hujan ini sangat penting dalam kehidupan orang-orang Israel dan
dipercayai sebagai karunia dari Allah (Ulangan 11:14; Yeremia 5:24;
Matius 5:45). Rendahnya curah hujan dianggap sebagai wujud
ketidak senangan ilahi, sebagai akibat dosa-dosa dan pendurhakaan
mereka (baca Yeremia 3:3).
PELAJARAN ROHANI DARI HUJAN. Hujan dikaitkan dengan kuasa
Allah atas alam (1 Raja-raja 17:1; Yesaya 5:6), dengan berkat-berkat-
Nya (Mazmur 84:6; 147:8), dan kasih sayang-Nya kepada umat
manusia (Hosea 6:3). Hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan
manusia merupakan ungkapan yang nyata akan perhatian-Nya
terhadap kehidupan umat-Nya dan kesuburan tanah mereka (Ulangan
11:10, 11; Imamat 26:4).
R O H K U D U S A L L A H | 187

KETUANGAN ROH KUDUS. Di Alkitab, hujan dijadikan lambang


ketuangan Roh Kudus. Baik Hujan Awal maupun Hujan Akhir
melambangkan ketuangan Roh Kudus dari Tuhan.
Secara eskatologis, lambang air hujan menjelaskan pemulihan
umat Tuhan yang menggambarkan apa yang dikerjakan oleh Roh
Kudus. “Sebab Aku akan mencurahkan air ke atas tanah yang haus,
dan hujan lebat ke atas tempat yang kering. Aku akan mencurahkan
Roh-Ku ke atas keturunanmu, dan berkat-Ku ke atas anak cucumu”
(Yesaya 44:3. Bandingkan dengan Yehezkiel 39:29; Yesaya 32:15).
Yoel, sesudah mengumumkan ketuangan hujan awal dan hujan
akhir, menuliskan firman Tuhan ini: “Kemudian dari pada itu akan
terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua
manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan
bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-
terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas
hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku
pada hari-hari itu” (Yoel 2:28, 29).
Lambang Hujan Awal dan Hujan Akhir juga dapat diaplikasikan
pada karya dan kuasa Roh Kudus di Gereja. Yang pertama ialah
karya-Nya pada Hari Pentakosta,
dan yang kedua ialah karya-Nya
menjelang Kedatangan Kristus
kembali.
Pekerjaan Roh Kudus di Akhir
Zaman yang dinubuatkan oleh
Yoel sebagiannya telah digenapi
pada ketuangan Roh Kudus di Hari
Pentakosta (Kisah 2:18). Inilah
“Hujan Awal”. Tetapi nubuatan
yang sama yang dikaitkan dengan “datangnya hari TUHAN yang
188 | R O H K U D U S A L L A H

hebat dan dahsyat itu” menunjukkan akan terjadinya penggenapan


yang lebih besar manifestasi kuasa Roh Kudus (Kisah 2:19-20).
Kuasa Roh Kudus di akhir zaman akan menyertai pemberitaan
“Injil yang Kekal”, yaitu Injil keselamatan terakhir sekaligus amaran
akan penghakiman terakhir (Wahyu 14:6-7; 18:1). Ketuangan Roh
Hujan Akhir yang dikaitkan dengan pemberitaan Injil yang terakhir
ini akan memberikan kekuatan besar dalam penginjilan
mempersiapkan orang-orang bertemu dengan Tuhan, sekaligus
memberikan kekuatan lebih superior dalam melawan kekuatan-
kekuatan roh-roh jahat yang mengadakan berbagai mujizat palsu dan
tanda ajaib untuk menyesatkan orang-orang supaya binasa.
Jadi “hujan awal” dan “hujan akhir” adalah lambang-lambang
dari dunia pertanian yang menggambarkan pekerjaan Roh Kudus pada
tahun-tahun permulaan Gereja Kristen dan menjelang waktu penuaian
akhir sebelum Kristus kembali (Wahyu 14:14-20).
4. ANGIN
Lambang dan Manifestasi Roh Kudus yang lain adalah angin.
Kata "pneuma" dalam bahasa Yunani secara literal berarti angin atau
nafas.
Dalam Alkitab disebutkan bahwa pada waktu menciptakan
manusia pertama, Allah menghembuskan nafas hidup (breath of life -
neshamah) kepada Adam dan ia menjadi mahluk yang hidup (a living
soul- nephesh) (Kejadian 2:7). Yesus mengembusi (breathed) murid-
muridnya dan berkata "Terimalah Roh Kudus'' (Yohanes 20:22).
Angin Roh Kudus membaharui kehidupan. Roh Kudus adalah
angin, adalah nafas dan kehidupan Allah. Jika Roh Kudus hadir, Ia
membawa kehidupan. Kepada Nicodemus yang datang
menjumpainya, Tuhan Yesus Kristus menyatakan: “Angin bertiup ke
mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak
R O H K U D U S A L L A H | 189

tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya


dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."
Angin Roh Kudus menghidupkan. Dalam Yehezkiel 37:1-14
dicatatkan bagaimana nabi Yehezkiel bernubuat sesuai dengan apa
yang diperintahkan Tuhan, dan angin Roh Kudus datang dan
membangkitkan tulang-tulang kering. suatu tentara yang sangat besar.
5. MINYAK.
Minyak juga adalah lambang Roh Kudus. Di Perjanjian Lama,
minyak dipakai dalam upacara pengurapan raja, imam, dan nabi
(Keluaran 29: 7-9; Imamat 8: 12; I Raja-raja 19:16). Raja-raja,
imam-mam, dan nabi-nabi diurapi dengan minyak, supaya mereka
melayani dengan urapan Roh Kudus. Pengurapan dengan minyak
berarti mengasingkan seseorang atau sesuatu untuk Allah - Raja-raja
Israel, Harun & imam-imam, dan nabi-nabi (Keluaran 30:25-30; 1
Raja-raja 19:16). Pengurapan dengan minyak melambangkan
pengurapan Roh Kudus dan kuasa-Nya.
Daud diurapi oleh
Samuel. “Samuel
mengambil tabung tanduk
yang berisi minyak itu dan
mengurapi Daud di tengah-
tengah saudara-saudaranya.
Sejak hari itu dan seterusnya
berkuasalah Roh TUHAN
atas Daud. Lalu
berangkatlah Samuel menuju Rama. (1 Samuel 16:13).
Tuhan Yesus Kristus telah diurapi Allah dengan Roh Kudus
(Kisah 4:27; 10:38). Di Nazaret Tuhan Yesus berkata, “Roh Tuhan
ada padaKu oleh sebab Ia telah mengurapi aku” (Lukas 4:18). Ketika
Ia dibaptis, Roh Kudus turun ke atasNya bagaikan burung merpati
190 | R O H K U D U S A L L A H

(Matius 3:16). Selanjutnya Yesus menjadi Iman Besar yang


melayani di di Tempat Kudus di Sorga sebagai Perantara kepada Bapa
(Ibrani 8:1-6; 9: 11-15).
Pada hari Pentakosta kuasa Roh Kudus yang dicurahkan kepada
Rasul-rasul telah kelihatan dengan nyata. Ribuan orang menerima
dengan percaya berita keselamatan yang dikuman-dangkan dengan
penuh kuasa oleh para Rasul yang telah diurapi Roh Kudus (Kisah
2:1-47). Sekarang, pengikut-pengikut Kristus juga membutuhkan
pengurapan oleh Roh Allah (2 Korintus 1:21) untuk memungkinkan
mereka melakukan tugas keimamatan dan kenabian (1 Petrus 2:9)
Nabi Zakharia menuliskan firman TUHAN kepada Zerubabel:
“Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan
dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” (Zakharia 4:6).
Minyak dipakai sebagai bahan bakar lampu di Kandil (Imamat
24:2). Minyak yang dipakai di Kandil melambangkan Roh Kudus.
Tanpa minyak lampu-lampu di Kandil tidak akan menyala. Roh
Kudus dibutuhkan agar umat Tuhan dapat bersinar menerangi
kegelapan dosa.
Yesus mengatakan kepada pengikut-pengikut-Nya, “kamu adalah
terang dunia.” Sebagai pengikut-pengikut Kristus, kita diharapkan
dapat menerangi dunia (Matius 5:14). Kita membutuhkan minyak
Roh Kudus agar dapat menyinarkan kemuliaan Tuhan untuk
menerangi kegelapan dunia (Matius 25: 4; 5: 16; I Petrus 2:9-12).
Kita juga harus mempunyai persediaan minyak seperti kelima
anak dara yang pintar jika kita mau didapati siap menyambut Tuhan
agar dengan sukacita masuk ke dalam pesta perkawinan-Nya (Matius
25:10; Wahyu 19: 9).
Dalam Kitab Ibrani, Roh Kudus juga disebut “minyak kesukaan”
(Ibrani 1: 9). Apabila kita dipenuhi Roh Kudus, kita akan mempunyai
R O H K U D U S A L L A H | 191

sukacita yang berlimpah (1 Tesalonika 1:6). Sesungguhnya, sukacita


adalah buah Roh Kudus (Galatia 5:22).
Sebagaimana minyak juga dipakai dalam upacara pentahiran
kusta di Perjanjian Lama (Imamat 14: 16-18), Roh Kudus berkuasa
mentahirkan orang-orang percaya dari dosa-dosa mereka.
Alkitab juga mencatatkan bagaimana Elisa telah menambahkan
minyak untuk seorang janda miskin agar dapat tetap hidup (2 Raja-
raja 4:2-7). Sama seperti minyak yang memelihara janda itu, Roh
Kudus memberikan kepada kita kasih karunia yang berlimpah,
bahkan kehidupan rohani yang melimpah.
Pengurapan dengan minyak juga menandakan sebuah pemberian
kasih karunnia (Ibrani 10:29). Dulu minyak sering dipakai untuk
menyembuhkan luka seperti dalam perumpamaan tentang Orang
Samaria yang baik (Markus 6: 13; Lukas 10:34; Yakobus 5:14-15).
Seringkali, keadaan jiwa kita dapat disamakan seperti orang malang
dalam perumpamaan itu, yang dirompak, dipukuli, dan ditinggalkan
dalam keadaan sekarat. Sama seperti kasih dan anugerah
menyelamatkan orang itu, demikian juga kita disembuhkan dan
diselamatkan oleh pengurapan minyak dan anugerah Roh Kudus (1
Yohanes 2: 20).
6. JARI ALLAH.
Di Perjanjian Lama, frase "JARI ALLAH" pertama kali dijumpai,
yaitu dalam Keluaran 8:16-19, yang berbunyi, “Berfirmanlah
TUHAN kepada Musa: ‘Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah
tongkatmu dan pukulkanlah itu ke debu tanah, maka debu itu akan
menjadi nyamuk di seluruh tanah Mesir.’ Lalu mereka berbuat
demikian; Harun mengulurkan tangannya dengan tongkatnya dan
memukulkannya ke debu tanah, maka nyamuk-nyamuk itu hinggap
pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk
di seluruh tanah Mesir. Para ahli itupun membuat yang demikian juga
192 | R O H K U D U S A L L A H

dengan ilmu-ilmu manteranya untuk mengadakan nyamuk-nyamuk,


tetapi mereka tidak dapat. Demikianlah nyamuk-nyamuk itu hinggap
pada manusia dan pada binatang. Lalu berkatalah para ahli itu kepada
Firaun: "INILAH TANGAN ALLAH" (Jari Allah - the finger of God -
KJV) Tetapi hati Firaun berkeras, dan ia tidak mau mendengarkan
mereka--seperti yang telah difirmankan TUHAN.
Kali kedua frase “jari Allah” ditemukan di Alkitab, ialah dalam
Keluaran 31:18, yang berbunyi: “Dan TUHAN memberikan kepada
Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua
loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.”
Kali ketiga frase itu ditemukan, ialah dalam Ulangan 9:10 yang
berbunyi: “TUHAN memberikan kepadaku kedua loh batu, yang
ditulisi jari Allah, di mana ada segala firman yang diucapkan TUHAN
kepadamu di gunung itu dari tengah-tengah api, pada hari
perkumpulan.”
Di Perjanjian Baru, frase “jari Allah” ditemukan dalam ucapan
Yesus untuk membuktikan bahwa Ia tidak mengusir setan-setan oleh
kuasa Beelzebul. Yesus berkata: “Jadi jika Aku mengusir setan
dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu
mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu.
Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah (jari Allah –
“finger of God” KJV), maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah
datang kepadamu”.
Frase “jari Allah” juga ditemukan dalam Yohanes 8:6 pada waktu
Yesus ditantang orang-orang Farisi untuk menghukum perempuan
yang mereka tangkap sedang berzinah. Yesus tidak menjawab tetapi
hanya menulis ditanah dengan jari-Nya.
Kuasa Roh Kudus yang mengalir lewat Jari Yesus, dicatatkan
dalam Markus 7:31-35. Pada waktu itu Yesus menyembuhkan
seorang yang tuli dan gagap. Ia mendekatinya dan memberi sentuhan
R O H K U D U S A L L A H | 193

kesembuhan. Ia memasukkan jari-jarinya ke telinga orang tuli itu lalu


menyentuh lidah pria itu dengan ludahnya sendiri untuk
membangkitkan kepercayaan kepadanya. Dengan sepatah kata,
telinga orang miskin itu dibuka, lidahnya dilepaskan, dan dia
berbicara dengan jelas. (baca Markus 7:31-35).
Gregorius Agung, seorang Bapa gereja dari abad ke-6,
memberikan komentar tentang mujizat ini: “Roh disebut jari Allah.
Ketika Tuhan meletakkan jari-jarinya ke telinga orang bisu tuli, dia
membuka jiwa manusia untuk iman melalui karunia Roh Kudus.”
Roh Kudus yang diam di dalam kita memungkinkan kita untuk
mengasihi seperti Yesus mengasihi.

KARUNIA & BUAH ROH KUDUS


Alkitab menyebutkan banyak karunia Roh untuk Jemaat. Rasul
Paulus dalam surat-surat yang dikirimkannya kepada Jemaat Kristen
mendaftarkan secara sistematis sejumlah karunia Roh, yang
dikaruniakan Tuhan kepada Jemaat Kristen untuk maksud sebagai
berikut:
“Memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan
pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus, sampai kita
semua telah mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang
benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus” (Efesus
4:12-13).

1. KARUNIA ROH.
Menurut Rasul Paulus, keberagaman karunia Roh yang diklaim
ada dikalangan pengikut-pengikut Kristus, berasal dari satu Roh, Roh
Kudus. Keberagaman karunia Roh tersebut terdapat dalam perikop-
perikop berikut:
194 | R O H K U D U S A L L A H

a. Keberagaman Karunia Roh


1) 1 Korintus 12:8-11. Disini, Rasul Paulus mendaftarkan
9 (sembilan) karunia Roh, yaitu:
a) karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
b) karunia berkata-kata dengan pengetahuan,
c) karunia iman,
d) karunia untuk menyembuhkan,
e) karunia kuasa untuk mengadakan mujizat,
f) karunia untuk bernubuat,
g) karunia untuk membedakan bermacam-macam roh,
h) karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
i) karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
2) 1 Korintus 12:28-30. Disini Karunia Roh adalah sebagai
berikut:
a) rasul,
b) nabi,
c) pengajar.
d) mengadakan mujizat,
e) menyembuhkan,
f) melayani,
g) memimpin,
h) berkata-kata dalam bahasa roh.
3) Roma 12:6-8. Disini disebutkan 7 (tujuh) karunia Roh,
yaitu:
R O H K U D U S A L L A H | 195

a) karunia untuk bernubuat,


b) karunia untuk melayani,
c) karunia untuk mengajar,
d) karunia untuk menasihati,
e) karunia membagi-bagikan sesuatu,
f) karunia kepimpinan,
g) karunia berkemurahan.
4) Efesus 4:11 Disini didaftarkan 4 (empat) karunia
jawatan, yaitu:
a) Rasul-rasul,
b) Nabi-nabi,
c) Pemberita-pemberita Injil,
d) Gembala-gembala YANG JUGA ADALAH (Yunani-
καὶ) pengajar-pengajar.
b. Sembilan Karunia Roh
Kesembilan karunia Roh yang didaftarkan Rasul Paulus dalam
Suratnya ke Jemaat Korintus, 1 Korintus pasal 12, adalah:
1) Berkata-kata dengan hikmat.
Kata-kata hikmat berasal dari Bahasa Yunani λογος σοφια –
(logos Sophia), yang berarti perkataan "bijak", atau "arif". Dalam
konteks 1 Korintus 12:8 kata hikmat dikaitkan dengan kebijakan ilahi,
kemampuan untuk mengatur hubungan seseorang dengan Allah.
Karunia ini disebut sebagai kata hikmat menunjukkan bahwa
karunia ini berhubungan dengan daya berbicara.
196 | R O H K U D U S A L L A H

Karunia ini menggambarkan seseorang yang dapat mengerti dan


menyampaikan kebenaran alkitabiah dengan cakap sehingga dapat
diaplikasikan dalam situasi dan kondisi kehidupan dengan arif.
Kata-kata hikmat merupakan perkataan yang diucapkan dengan
pertolongan Roh Kudus. Ini merupakan penerapan penyataan firman
Allah atau hikmat Roh Kudus pada suatu keadaan tertentu atau dalam
menghadapi masalah yang khusus (Kisah 6:10; 15:13-22).
Memiliki hikmat Allah untuk kehidupan sehari-hari dapat dicapai
dengan mempelajari dan merenungkan kehendak Allah dalam firman-
Nya, dan melalui doa (Yakobus 1:5-6).
Salomo meminta hikmat dari Allah sehingga dia mampu
menyelesaikan perkara dua orang perempuan sundal yang
memperebutkan seorang anak (1Raja-raja 3:16-28).
Yesus memberikan kekuatan kepada pengikut-pengikut-Nya
dengan berkata kepada mereka, seperti ini:
“Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-
tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular
dan tulus seperti merpati. Tetapi waspadalah terhadap semua
orang; karena ada yang akan menyerahkan kamu kepada
majelis agama dan mereka akan menyesah kamu di rumah
ibadatnya. Dan karena Aku, kamu akan digiring ke muka
penguasa-penguasa dan raja-raja sebagai suatu kesaksian bagi
mereka dan bagi orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu
kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu
katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu
pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata,
R O H K U D U S A L L A H | 197

melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam


kamu. (Matius 10:16-20).

2) Berkata-kata dengan Pengetahuan.


Berkata-kata dengan pengetahuan dalam Bahasa Yunani adalah
λογος γνωσεως (logos gnoseōs), yang berarti perkataan
"pengetahuan". Kata γνωσεως ini adalah bentuk genitif dari kata
γνωσις (gnōsis), yang berasal dari kata kerja γινωσκω (ginōskō) yang
diterjemahkan "mengetahui". Jadi, kata γνωσις (gnōsis)
diterjemahkan "kunci pengetahuan" yaitu cabang pengetahuan khusus
bukan pengetahuan dalam arti luas.
Dalam konteks 1 Korintus 12:8, λογος γνωσεως (logos
gnoseōs) mengartikan kecakapan memaparkan atau
menerangkan pengetahuan yang lebih mendalam, seperti yang
disebutkan Tuhan Yesus ini: "Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kamu telah mengambil KUNCI PENGETAHUAN;
kamu sendiri tidak masuk ke dalam dan orang yang berusaha
untuk masuk ke dalam kamu halang-halangi." (Lukas 11:52).
Ayat-ayat lain tentang "pengetahuan" yang berhubungan dengan
λογος γνωσεως (logos gnoseōs), di antaranya:
"Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan
aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh
'pengetahuan'; dan sekalipun aku memiliki iman yang
sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak
mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna." (1
Korintus 13:2).
198 | R O H K U D U S A L L A H

"Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa


roh akan berhenti; 'pengetahuan' akan lenyap" (1 Korintus
13:8).
"Jadi, saudara-saudara, jika aku datang kepadamu dan
berkata-kata dengan bahasa roh, apakah gunanya itu bagimu,
jika aku tidak menyampaikan kepadamu penyataan Allah atau
'pengetahuan' atau nubuat atau pengajaran?" (1 Korintus
14:6).
"Maka sekarang, sama seperti kamu kaya dalam segala
sesuatu, - dalam iman, dalam perkataan, dalam 'pengetahuan',
dalam kesungguhan untuk membantu, dan dalam kasihmu
terhadap kami -demikianlah juga hendaknya kamu kaya
dalam pelayanan kasih ini" (2 Korintus 8:7).
Tuhan Yesus Kristus mengatakan bahwa Roh Kudus akan
memberikan kemampuan bagi orang percaya untuk mengingat
perkara-perkara yang telah dikatakan-Nya pada saat Ia masih
bersama-sama dengan mereka. Tuhan Yesus mengatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Roh Kudus “akan mengajar dan
mengingatkan kamu mengenai segala sesuatu yang telah Kukatakan
kepadamu." (Yohanes 14:26).

3) Karunia untuk Menyembuhkan.


Menyembuhkan disini dikaitkan dengan penyembuhan berbagai
macam penyakit sebagai suatu karunia yang khusus dari Allah.
Karunia-karunia ini diberikan kepada jemaat untuk memulihkan
kesehatan jasmani secara supernatural seperti yang diperbuat Tuhan
Yesus Kristus dan Rasul-rasul:
R O H K U D U S A L L A H | 199

“Yesus pergi berkeliling ke seluruh Galilea sambil


mengajar di dalam sinagoga-sinagoga mereka dan
memberitakan Injil Kerajaan, serta menyembuhkan segala
penyakit dan semua kelemahan tubuh di antara orang-orang
itu. Maka kabar tentang Dia menyebar sampai ke seluruh
Siria. Mereka membawa kepada-Nya semua orang yang
menderita berbagai penyakit dan tersiksa, dan mereka yang
kerasukan roh jahat, dan yang menderita sakit ayan, dan yang
lumpuh, lalu Dia menyembuhkan mereka” (Matius 4:23-24).
“Tetapi Petrus berkata: ‘Emas dan perak tidak ada
padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu:
Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu,
berjalanlah!’ Lalu ia memegang tangan kanan orang itu dan
membantu dia berdiri. Seketika itu juga kuatlah kaki dan mata
kaki orang itu. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari
dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan
melompat-lompat serta memuji Allah. (Kisah 3:6-8).
Sekalipun karunia-karunia untuk menyembuhkan ini tidak
dikaruniakan kepada setiap anggota tubuh dalam suatu cara yang
istimewa (1 Korintus 12:11, 30), namun semua anggota boleh
mendoakan orang sakit. Pada waktu ada iman, orang yang sakit itu
akan disembuhkan. Kesembuhan dapat juga terjadi sebagai hasil dari
ketaatan terhadap petunjuk-petunjuk dalam Yakobus 5:14-16.
Karena karunia penyembuhan itu bukan menjadi tanda kepada
orang percaya melainkan kepada orang yang tidak percaya. Itulah
sebabnya mengapa karunia penyembuhan itu bukan semata-mata
bertujuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit. Contohnya,
Karena Paulus yang memiliki karunia menyembuhkan tidak
200 | R O H K U D U S A L L A H

menyembuhkan Trofimus. Paulus meninggalkannya dalam keadaan


sakit di Miletus (2 Timotius 4:20).

4) Karunia Iman.
Karunia Iman dalam Bahasa Yunani adalah πιστις (pistis), yang
berasal dari kata kerja πειθω (peithō), yang diterjemahkan
"meyakinkan" (orang lain) termasuk pengertian "menghasut" (Matius
27:20), menaruh harapan, mengandalkan, menganggap benar,
percaya. Kata ini punya makna kemampuan untuk percaya.
Dalam konteks 1 Korintus 12:9, πιστις (pistis) merupakan salah
satu "karunia" Roh Kudus, berbeda dengan iman sebagai penyerahan
total atau iman yang menyelamatkan. Karunia "iman" ini adalah iman
yang bekerja secara ajaib seperti "iman untuk memindahkan
gunung".15
5) Karunia Mengadakan Mujizat.
Rasul-rasul mengadakan banyak mujizat seperti Yesus dengan
alasan yang dikemukakan Rasul Paulus yaitu untuk membuktikan
kerasulannya sama seperti Yesus yang mengadakannya sebagai tanda
untuk meneguhkan Ke-Allahan-Nya. Rasul Paulus mengatakan:
“Segala sesuatu yang membuktikan, bahwa aku adalah seorang rasul,
telah dilakukan di tengah-tengah kamu dengan segala kesabaran oleh
tanda-tanda, mujizat-mujizat dan kuasa-kuasa” (2 Korintus 12:12).
Pemberitaan Injil telah dikonfirmasikan melalui mujizat-mujizat
yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas. “Paulus dan Barnabas
tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar dengan
berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan
menguatkan berita tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan
R O H K U D U S A L L A H | 201

kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-


mujizat” (Kisah 14:3).
1 Korintus pasal 12-14 mengisyaratkan bahwa pengikut-pengikut
Kristus ada yang diberi karunia mengadakan mujizat (1 Korintus
12:8-10; 28-30). Namun demikan, Alkitab Perjanjian Baru
menunjukkan bahwa selain rasul-rasul dan pembantu-pembantu dekat
mereka, tidak ada orang lain yang memiliki karunia mengadakan
mujizat.
Mujizat masih ada. Allah secara ajaib menyembuhkan orang
setiap hari. Allah masih mengadakan tanda-tanda, mujizat-mujizat
dan kuasa-kuasa yang ajaib, dan kadang-kadang melakukan mujizat-
mujizat itu melalui pengikut-pengikut Kristus yang diberi karunia
mengadakan mujizat untuk meneguhkan kebenaran Injil yang mereka
beritakan, dan bukan untuk pencitraan diri mereka. Namun demikian,
ada pengikut-pengikut Kristus yang mengajarkan bahwa karunia
mengadakan mujizat sudah berhenti. Ada pula yang mempercayai
bahwa karunia masih dibutuhkan.
Saya percaya mujizat karena saya percaya kepada Allah. Mujizat
terbesar yang saya percayai ialah pertobatan seorang berdosa yang
menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat
pribadinya. Mustahil seseorang berubah kecuali oleh kuasa Roh
Kudus. Pertobatan atau perubahan hidupnya, itulah mujizat yang
terbesar dan setiap hari banyak orang mengalaminya sekarang.
Kuasa Roh Kudus dialaminya sehingga ia bertobat dan
mengalami transformasi hidup. Dengan iman yang dikaruniakan
Allah kepadanya, ia berbalik dari pendurhakaan terhadap Allah dan
hidup menaati perintah-Nya sebagai ungkapan atau wujud nyat
kasihnya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah menyelamatkannya.
202 | R O H K U D U S A L L A H

6) Karunia bernubuat.
Dalam teks ini arti bernubuat cenderung ditujukan kepada
tindakan seseorang yang mengajarkan firman Allah sesuai dengan apa
yang dinyatakan Roh Kudus kepadanya. Hal itu dengan jelas
digambarkan Paulus dalam 1 Korintus 4:4, 29-31.
Rasul Paulus menyatakan bahwa apabila seseorang bernubuat di
Jemaat, maka ia membangun jemaat, menguatkan iman jemaat, dan
bukan hanya menguatkan imannya sendiri. Bernubuat diartikan
sebagai pemberitaan Firman Tuhan. Pemberitaan Firman Tuhan akan
membangun dan menghidupkan jemaat apabila diberitakan apa
adanya sesuai dengan apa yang difirmankan Tuhan, seperti Yehezkiel
di lembah tulang-tulang kering (Yehezkiel 37:1-14).

7) Karunia untuk Membedakan Roh.


Karunia seperti ini ditujukan kepada karunia yang dimiliki
seseorang untuk membedakan pengajaran. Dalam 1 Yohanes 4:1, 2
Yohanes menasehatkan orang Kristen abad pertama untuk menguji
roh (pengajaran), tentu mereka harus mendapat karunia Roh agar
dapat melakukannya.

8) Karunia Berbahasa Roh.


Karunia berbahasa Roh atau berkata-kata dalam Bahasa lidah,
adalah karunia yang dipahami dan ditafsirkan berbeda. Ada yang
mempercayainya sebagai karunia diamana seseorang mengeluarkan
serangkaian bunyi yang tak punya arti (gibberish), ada pula yang
menafsirkan bahwa Bahasa Roh itu memang merupakan Bahasa,
sehingga itu bukan sekedar bunyi yang tak mengandung arti,
melainkan adalah bahasa (language) yaitu rangkaian kata-kata yang
mengandung arti.
R O H K U D U S A L L A H | 203

Secara teologis, ada kelompok Kristen yang mengajarkan bahwa


Bahasa Roh adalah tanda dari orang yang sudah dibaptis oleh Roh
Kudus dan bukti dari kepenuhan Roh Kudus. Sedangkan penulis
buku ini mempercayai bahwa Buah Roh itulah yang menjadi tanda
bahwa seseorang sudah mengalami baptisan Roh.
Lebih jauh, Alkitab Perjanjian Baru menyatakan bahwa bahasa
Roh bukan satu-satunya karunia Roh. Itu hanyalah salah satu karunia
Roh yang dikaruniakan kepada Gereja. Hal ini dijelaskan dalam tiga
perikop di Kitab Kisah Para Rasul, yaitu: Kisah Para Rasul 2:1-13;
10:1-11; dan 18:24; 19:7), dan tiga pasal dalam Surat Paulus kepada
Jemaat di Korintus, yaitu dalam 1 Korintus pasal 12-14, dan satu frase
singkat dalam Injil Markus 16:17.
Selain itu, dalam daftar karunia-karunia yang dituliskan oleh
Rasul Paulus, karunia berkata-kata dalam bahasa Roh itu ditempatkan
pada bagian terakhir dari kedua daftar yang ditulisnya. (1 Korintus
12:8-10, 28), dan tidak disebutkan dalam daftar karunia-karunia yang
terdapat di di Efesus 4:11 dan Roma 12:6-8. Ini ditafsirkan sebagai
hal yang menunjukkan bahwa karunia berbicara dalam bahasa Roh ini
bukanlah yang paling penting.
Rasul Paulus juga menjelaskan bahwa karunia berkata-kata dalam
bahasa Roh tidaklah untuk setiap orang (1 Korintus 12:29-30). Ini
menunjukkan bahwa bahasa Roh bukanlah tanda utama dari
kepenuhan Roh dan tidak diharuskan dalam pertumbuhan iman orang
percaya.
Akhrnya, Rasul Paulus juga tidak mengemukakan karunia
berbahasa Roh sebagai salah satu dari syarat-syarat dalam pemilihan
penatua dan diakon (2 Timotius 3:1-13; Titus 1:5-9).
204 | R O H K U D U S A L L A H

Namun demikian, sebagaimana karunia-karunia Roh lainnya


yang masih eksis sekarang, karunia berkata-kata dalam Bahasa Roh
juga tentunya masih ada sekarang. Hal ini mengharuskan keseriusan
setiap pelajar dan pengajar Alkitab untuk memahami pengajaran yang
benar tentang karunia ini berdasarkan Alkitab.
9) Karunia untuk menafsir Bahasa Roh.
Karunia untuk mengartikan Bahasa Roh, dalam teks Yunani
adalah ερμηνεια (hermēneia), dari kata kerja hermēneuō yang
diterjemahkan "menjelaskan dengan kata-kata", "menerjemahkan apa
yang dikatakan atau yang ditulis dalam bahasa asing ke dalam bahasa
sendiri yang dimengerti".
Karunia ini merupakan kemampuan yang diberikan oleh Roh
untuk mengerti dan menyampaikan makna suatu ucapan yang
diucapkan dalam bahasa roh. Ketika bahasa roh ini ditafsirkan bagi
jemaat, maka fungsinya adalah sebagai petunjuk untuk penyembahan
dan doa ataupun sebagai nubuat. Perhimpunan orang percaya
kemudian dapat ikut serta dalam penyataan yang diilhamkan oleh Roh
ini.
Demikianlah, bahasa roh yang ditafsirkan dapat menjadi suatu
sarana membangun jemaat sementara segenap perhimpunan itu
menanggapi ucapan tersebut (1 Korintus 14:6,13).
Karunia ini bisa diberikan kepada orang yang berkata-kata
dengan bahasa roh atau kepada seorang lain. Mereka yang berkata-
kata dengan bahasa roh harus berdoa juga untuk memperoleh karunia
menafsirkan bahasa roh (1 Korintus 14:13).
R O H K U D U S A L L A H | 205

Ditujukan kepada karunia yang dimiliki seseorang untuk


mengartikan atau menafsirkan maksud firman Allah yang
disampaikan oleh seseorang yang mendapatkan karunia berbicara

2. BUAH ROH.
Buah Roh adalah hasil karya Roh Kudus dalam kehidupan
seorang Kristen. Alkitab menyatakan bahwa setiap orang menerima
Roh Kudus ketika dia percaya kepada Yesus Kristus (Roma 8:9; 1
Korintus 12:13, Efesus 1:13-14). Karya Roh Kudus menyesuaikan
seseorang dengan gambar Allah, menjadikannya semakin serupa
denganNya.
Buah Roh berlawanan dengan perbuatan daging seperti yang
ditulis Paulus di Galatia 5:19-21: “Perbuatan daging telah nyata,
yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri
sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta
pora dan sebagainya.”
Pengikut-pengikut Kristus memiliki Roh Kudus yang berkarya
menghasilkan buah dalam diri mereka. Buah Roh itu berkaitan dengan
apa dan bagaimana yang Allah inginkan dalam kehidupan kita, dan
dengan pertolongan Roh Kudus, itu bisa terjadi.
Rasul Paulus dalam suratnya kepada Jemaat-jemaat di wilayah
Galatia menuliskan buah Roh yang merupakan ekspresi kehidupan
seseorang yang dipimpin Roh Kudus. Buah Roh itu adalah:
a. kasih,
b. sukacita,
c. damai sejahtera,
d. kesabaran,
e. kemurahan,
206 | R O H K U D U S A L L A H

f. kebaikan,
g. kesetiaan,
h. kelemahlembutan,
i. penguasaan diri.
Buah Roh yang dalam bahasa Yunaninya adalah καρπος (karpos
-buah) dan πνευματος (pneumatos - roh), adalah istilah yang
ditemukan dalam tulisan Rasul Paulus (Galatia 5:22-23) yang
merangkum 9 (Sembilan) sifat nyata atau karakter dalam kehidupan
seorang Kristen sejati.
Meskipun tertulis ada sembilan, tetapi sebenarnya teks aslinya
dalam bahasa Yunani berarti satu "buah" (tunggal). Jadi sebenarnya
ini menegaskan bahwa hanya ada satu "buah", dengan 9 “rasa” atau
“flavor” atau sifat.
Buah Roh adalah bukti bahwa seseorang telah mengalami kuasa
dan baptisan Roh Kudus dalam hidupnya. Pendapat ini berbeda
dengan pengajaran yang mengajarkan bahwa berkata-kata dalam
Bahasa Roh itu adalah bukti bahwa seseorang telah mengalami
baptisan Roh.

BAPTISAN & KEPENUHAN ROH KUDUS


Baptisan Roh dibedakan dari Kepenuhan Roh. Kalau hidup kita
diumpamakan sebuah gelas, maka apabila gelas itu diisi air sampai
penuh maka itu mengilustrasikan Kepenuhan Roh. Apabila gelas itu
dimasukkan kedalam air, itu mengilustrasikan Baptisan Roh.

1. BAPTISAN ROH.
Baptisan Roh Kudus adalah baptisan kuasa, baptisan kasih.
Baptisan Roh Kudus dapat juga didefinisikan sebagai karya Roh
R O H K U D U S A L L A H | 207

Allah yang mempersatukan orang percaya dengan orang-orang


percaya lainnya dalam Tubuh Kristus, ketika ia diselamatkan.
Berikut diberikan tulisan-tulisan Rasul Paulus yang dikaitkan
dengan Baptisan Roh:
Rasul Paulus menulis, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik
orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang
merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi
minum dari satu Roh” (1 Korintus 12:13).
Rasul Paulus juga menuliskan,
“Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan?
Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin
bertambah kasih karunia itu? Sekali-kali tidak! Bukankah kita
telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di
dalamnya? Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang
telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-
Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama
dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh
kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup
yang baru” (Roma 6:1-4).
Dibaptis Roh berarti seseorang dibawa masuk ke dalam tubuh
Kristus setelah mati dan dikuburkan dalam baptisan air, lalu bangkit
bersama dengan Dia dalam hidup yang baru (Roma 6:4). Menjadi
sama dengan Kristus dalam kematian, penguburan dan
kebangkitanNya melalui baptisan air sekaligus baptisan Roh menjadi
dasar mewujudkan pemisahan kita dari kuasa dosa. Juga, supaya kita
berjalan dalam hidup yang baru (Roma 6:1-10; Kolose 2:12). Diwaktu
itulah Allah memeteraikan kita dengan Roh Kudus.
Meskipun demikian, ada dua pengajaran berbeda tentang
Baptisan Roh.
208 | R O H K U D U S A L L A H

Pengajaran pertama mengajarkan bahwa Baptisan Roh dialami


bersamaan dengan Baptisan Air. Pengajaran kedua, Baptisan Roh
dialami sesudah Baptisan Air sebagai baptisan kedua (subsequent
baptism).
a. BAPTISAN ROH TERJADI BERSAMAAN WAKTUNYA DENGAN
BAPTISAN AIR. Seringkali pengajaran ini disebut pengajaran baptisan
“Satu Paket”.16
Rasul Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa mereka
dimeteraikan oleh Roh Kudus pada saat mereka percaya kepada
Kristus dan dibaptiskan dalam nama Yesus (Efesus 1:13). Dengan
demikian. tidak diperlukan lagi baptisan susulan (subsequent
baptism) yaitu baptisan Roh sebagai pengalaman yang berbeda
setelah baptisan dalam nama Yesus.
Apa yang dibutuhkan setiap orang percaya ialah pengalaman
berjalan di dalam Roh atau disebut kepenuhan Roh.
Bagaimana dengan adanya peristiwa baptisan Roh Kudus yang
berbeda dengan pengalaman pertobatan seperti yang ada dalam Kisah
2, 8, 10, 19? Bagi kaum evangelikal, Roh Kudus tercurah atas empat
grup yaitu orang Yahudi, Samaria, orang yang takut akan Allah (God
fearers) dan orang-orang bukan Yahudi, untuk menunjukkan bahwa
mulai saat itu mereka telah dipersatukan di dalam gereja atau menjadi
anggota tubuh Kristus yaitu gerejanya.
b. ORANG YANG TELAH DIBAPTIS AIR DALAM NAMA YESUS,
MEMERLUKAN PENGALAMAN KEDUA YAITU BAPTISAN ROH SESUDAH
BAPTISAN AIR (subsequent baptism).17
Umumnya ayat-ayat yang dijadikan dasar pengajaran ini adalah
Kisah 2, 8, 10, 19. Ayat-ayat ini dipakai untuk menjelaskan adanya
pengalaman yang berbeda. Walaupun demikian mereka juga
menganggap pentingnya dipenuhi oleh Roh Kudus. Kedua ajaran ini
di dalam sejarahnya tidak dapat dipersatukan dan masing-masing
R O H K U D U S A L L A H | 209

berpendapat bahwa ajaran mereka berasal dari Alkitab. Namun isu


ini perlu diangkat untuk mengetahui bahwa gereja-gereja memiliki
pemahaman yang berbeda tentang hal ini.

2. KEPENUHAN ROH.
Dipenuhi Roh Kudus berarti membiarkan Roh Kudus bebas
menempati setiap bagian dari hidup kita, menuntun kita, bahkan
menguasai hidup kita, sehingga apa yang kita lakukan dan pikirkan
semuanya menjadi kemuliaan untuk Tuhan. Pemazmur menulis,
“Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan
renungan hatiku, ya TUHAN, gunung batuku dan penebusku.”
(Mazmur 19:15).
Yang menghalangi kita dipenuhi oleh Roh Kudus adalah dosa.
Ketaatan kepada Allah adalah cara untuk mempertahankan
kepenuhan Roh Kudus.
Sekalipun fokus kita lebih mengenai bagaimana dipenuhi oleh
Roh, sebagaimana diperintahkan dalam Efesus 5:18, berdoa untuk
dipenuhi oleh Roh bukan cara untuk mendapatkan kepenuhan itu.
Hanya ketaatan kepada perintah-perintah Allah, yang mengizinkan
Roh Kudus bekerja dengan bebas dalam diri kita. Karena manusia itu
makhluk yang berdosa, tidak mungkin ia senantiasa dipenuhi oleh
Roh Kudus. Itulah sebabnya, kita perlu segera membereskan dosa
dalam hidup kita, dan memperbaharui komimen kita untuk dipenuhi
dan dipimpin oleh Roh Kudus.
Orang yang penuh dengan Roh Kudus pasti menunjukkan buah
Roh Kudus, dan ini antara lain adalah penguasaan diri.
Dalam Kisah Para Rasul pasal 2 orang-orang penuh Roh Kudus
dan lalu berbahasa Roh. “Tetapi orang lain menyindir: ‘Mereka
sedang mabuk oleh anggur manis (Kisah 2:13). Mereka dikatai
sebagai mabuk anggur, tetapi ini hanya sindiran atau ejekan kepada
210 | R O H K U D U S A L L A H

mereka. Petrus menyangkal tuduhan mabuk itu. Ia berdiri lalu berkata


dengan suara nyaring:
“Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal
di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini.
Orang-orang ini tidak mabuk seperti yang kamu sangka,
karena hari baru pukul sembilan” (Kisah 2:14-15).
Tidak ada tulisan di Alkitab yang mengindikasikan bahwa orang
yang dipenuhi Roh Kudus akan bertingkah seperti orang mabuk,
seperti berguling-guling di lantai, histeris, tertawa terbahak-bahak dan
sebagainya. Sebaliknya, yang ada ialah tulisan Rasul Paulus ini: “Jadi,
kalau seluruh Jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang
berkata-kata dengan bahasa roh, lalu masuklah orang-orang luar atau
orang-orang yang tidak beriman, tidakkah akan mereka katakan,
bahwa kamu gila?” (1 Korintus 14:23).
Rasul Paulus menuliskan hal ini karena orang-orang Kristen di
Korintus sedang mempraktekkan apa yang mereka percayai karunia
kepenuhan Roh dalam wujud berbahasa Roh. Tetapi praktek
berbahasa Roh dari orang-orang Kristen di Korintus itu kacau,
bertolak belakang dengan apa yang terjadi di Hari Pentakosta,
sehingga Rasul Paulus harus memberikan petunjuk yang tegas untuk
meluruskannya, dan untuk mereka ikuti.
Sekarang ini ada yang beranggapan bahwa semua orang kristen
yang dibaptis Roh Kudus, apalagi yang penuh Roh Kudus, pasti
berbicara dalam bahasa Roh. Dasar Kitab Suci yang sering dipakai
adalah Kisah 2:1-4:
“Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya
berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu
bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh
rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka
lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap
R O H K U D U S A L L A H | 211

pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan


Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-
bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada
mereka untuk mengatakannya”.
Sebenarnya, Kisah 2:1-4 menceritakan apa yang terjadi pada hari
Pentakosta dimana rasul-rasul kepenuhan Roh Kudus lalu berbahasa
Roh. Ayat-ayat ini tidak mengajarkan bahwa orang yang menerima
dan dipenuhi Roh Kudus HARUS berbahasa Roh.
Kalau kalau ada pengajaran yang mengharuskan setiap orang
Kristen harus berbahasa roh, maka itu bertentangan dengan tulisan
Rasul Paulus sendiri dalam 1 Korintus 12:7-11, 28-30, dimana ia
mendaftarkan berbagai karunia Roh, sedangkan berbicara dalam
Bahasa Roh hanyalah salah satu dari sekian banyak karunia Roh untuk
pengikut-pengikut Kristus.
“Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan
Roh untuk kepentingan bersama. Sebab kepada yang seorang
Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat,
dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia
berkata-kata dengan pengetahuan. Kepada yang seorang Roh
yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk menyembuhkan. Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat,
dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk
membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia
memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh,
dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk
menafsirkan bahasa roh itu. Tetapi semuanya ini dikerjakan
oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia
kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang
dikehendakiNya” (1 Korintus 12:7-11)
212 | R O H K U D U S A L L A H

“Dan Allah telah menetapkan beberapa orang dalam


Jemaat: pertama sebagai rasul, kedua sebagai nabi, ketiga
sebagai pengajar. Selanjutnya mereka yang mendapat karunia
untuk mengadakan mujizat, untuk menyembuhkan, untuk
melayani, untuk memimpin, dan untuk berkata-kata dalam
bahasa roh. Adakah mereka semua rasul, atau nabi, atau
pengajar? Adakah mereka semua mendapat karunia untuk
mengadakan mujizat, atau untuk menyembuhkan, atau untuk
berkata-kata dalam bahasa roh, atau untuk menafsirkan
bahasa roh?” (1 Korintus 12:7-11,28-30)
Menurut Pendeta Dr. Stephen Tong, ciri-ciri Orang yang
Dipenuhi Roh Kudus adalah18:
• Taat pada Roh Kudus
• Hidup Kudus
• Menjunjung Tinggi Firman
• Memberitakan Injil
• Berani Menjalankan Kehendak Allah
• Menghasilkan Buah Roh

MENGHUJAT ROH KUDUS


Menghujat Roh Kudus adalah dosa yang tidak akan diampuni.
Tuhan Yesus Kristus mengatakan kepada ahli-ahli Taurat yang
mengatakan bahwa Ia kerasukan roh jahat:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan
hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat
yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh
Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan
bersalah karena berbuat dosa kekal." Markus 3:28-29.
R O H K U D U S A L L A H | 213

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat


manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus
tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu
menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia
menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini
tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.” Matius
12:31-32.
Dalam kesempatan lain, kepada orang banyak yang mendengar
pengajaran-Nya, Tuhan Yesus Kristus berkata:
“Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak
Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat
Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.” Lukas 12:10.
Apakah yang dimaksudkan Yesus ketika la berbicara mengenai
dosa menghujat Roh Kudus?
Sebenarnya tidak ada satu pun dari ayat-ayat di atas yang
menyebutkan bahwa dosa menghujat Roh Kudus tidak dapat
diampuni. Ayat-ayat tersebut hanya menyatakan bahwa dosa itu tidak
akan diampuni.
Pekerjaan Roh Kudus ialah menuntun orang berdosa untuk
menyadari dosa mereka dan untuk menimbulkan di dalam diri mereka
kerinduan untuk menerima Tuhan Yesus Kristus, yaitu oknum satu-
satunya dapat mengampuni dosa. Sebab itu, hujatan melawan Roh
Kudus, haruslah dipahami sebagai kesengajaan penolakan yang terus-
menerus akan pekerjaan Yesus yang menyelamatkan. Itu terjadi
ketika seseorang dengan sengaja dan bersikeras menolak kesaksian
Roh Kudus mengenai Kristus dan keselamatan dan anugerah-Nya,
bahkan menganiaya mereka yang dipakai Roh Kudus sebagai agen
pemberitaan berita keselamatan di dalam Tuhan Yesus Kristus.
Yesus tidak membicarakan tentang seseorang yang mengucapkan
kata-kata yang memfitnah atau menista agama. Menghujat Roh
214 | R O H K U D U S A L L A H

Kudus ditunjukkan melalui sikap ketidakpercayaan yang terus-


menerus dan permusuhan yang terang--terangan terhadap Tuhan
Yesus Kristus. Menghujat Roh Kudus adalah sebuah keputusan yang
diambil seseorang dalam hidupnya.
Dosa menghujat Roh Kudus bermula ketika hati manusia diatur
dan dikeraskan untuk terus melakukan perlawanan terhadap Allah,
dan dengan sadar menolak untuk memberikan tempat kepada Tuhan
Yesus Kristus, dan gagal mengenali kebenaran yang dikesankan Roh
Kudus tentang keselamatan melalui pengurbanan Tuhan Yesus
Kristus.
Dosa menghujat Roh Kudus berada di luar kemampuan
pengampunan, bukan karena Allah tidak berkuasa atau tidak mampu
dan tidak mau untuk mengampuni, tetapi karena orang tersebut tidak
mampu mengenal dosanya. Oleh karena itu, dia tidak menerima
pengampunan melalui Tuhan Yesus Kristus. Sikap ini, pastilah,
mendapatkan akibat hukuman yang kekal.

RANGKUMAN
Bab ini telah membahas secara khusus Ke-Allahan Roh Kudus:
Eksistensi, Esensi, dan Pribadi-Nya sebagai Allah, juga telah
membahas Sifat dan Atribut-Nya sebagai Allah, Peran dan Karya-Nya
sebagai Allah, Gelar dan sebutan-Nya sebagai Allah, Karunia dan
Buah Roh, serta hal-hal yang berkaitan dengan peranan-Nya sebagai
Penolong Yang Lain seperti yang disebutkan dalam lembaran-
lembaran Alkitab yang diwahyukan-Nya.
Semuanya hanya untuk meneguhkan keyakinan bahwa Roh
Kudus adalah Allah, dan bukan sekedar pengaruh atau energi ilahi
yang tidak punya pribadi, karena Roh Kudus adalah Pribadi atau
Oknum Ketiga dari Trinitas, yaitu dalam konsep Ke-Allahan yang
diajarkan Alkitab tentang Allah yang Esa.
R O H K U D U S A L L A H | 215

1
Woodrow Wilson Whidden, Jerry Moon, John W. Reeve, The Trinity:
Understanding God's Love, His Plan of Salvation, and Christian
Relationships (Hagerstown, MD: Review and Herald, 2002), 87.
2
F. D. Nichols, SDA Bible Commentary on Genesis 1:2.
3
“God is not a God of disorder but a God of peace.” 1 Corinthians 14:33
GW.
4
Adam Clarke, "Commentary on Genesis 1:2". "The Adam Clarke
Commentary". https:https://www.studylight.org/commentaries/acc/genesis-
1.html. 1832. Diakses 22 Maret 2018.
5
Joseph Exell, "Commentary on "Genesis 1:2". The Biblical Illustrator.
https:https://www.studylight.org/commentaries/tbi/genesis-1.html. 1905-
1909. New York. Diakses 22 Maret 2018.
6
Gill, John. "Commentary on Genesis 1:2". "The New John Gill Exposition
of the Entire Bible".
https:https://www.studylight.org/commentaries/geb/genesis-1.html. 1999.
Diakses 22 Maret 2018.
7
John H. Walton, Victor H. Matthews, and Mark W. Chavalas, The IVP
Bible Background Commentary: Old Testament, Accordance electronic ed.
(Downers Grove: InterVarsity Press, 2000), 28.
https://accordance.bible/link/read/IVP-OT_Commentary#362. Diakses 2
April 2018.
8
Teks asli berbunyi “εἰς τὸ ὄνομα” (into the name) bukan “εν τὸ ὄνομα” (in
the name).
9
Vincent, Marvin R. DD. "Commentary on Matthew 3:16". "Vincent's
Word Studies in the New Testament".
https:https://www.studylight.org/commentaries/vnt/matthew-3.html.
Charles Schribner's Sons. New York, USA. 1887. Diakses 2 April 2018.
10
John Trapp, "Commentary on Matthew 3:16". John Trapp Complete
Commentary. https:https://www.studylight.org/commentaries/jtc/matthew-
3.html. 1865-1868. Diakses 2 April 2018.
11
http://www.usefulbible.com/2corinthians/blessing-called-benediction-or-
grace.htm. Diakses 2 April 2018.
12
28 Fundamental Beliefs – extended. E-Sword 11.1.1.
216 | R O H K U D U S A L L A H

13
Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, Mountain View, Ca: Pacific
Press Publishing Ass., 2002 358, 349.
14
Ibid. 411.
15
http://www.sarapanpagi.org/9-karunia-roh-kudus-1-kor-12-8-10-
vt368.html. Diakses 2 April 2018.
16
Dipercayai dan diajarkan oleh gereja-gereja evangelical.
17
Pengajaran ini diterima oleh gereja-gereja Pentakosta, Sidang Jemaat
Allah dan Gerakan Kharismatik atau Neopentakosta yang juga masih
merupakan bagian dari kaum evangelikal.
18
http://misi.sabda.org/ciri_ciri_orang_yang_dipenuhi_roh_kudus.
Disarikan dari buku Pdt. Dr. Stephen Tong, Roh Kudus, Doa, dan
Kebangunan. Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1995, 99-110.
BAB V
PENUTUP

Alkitab menyatakan dengan jelas bahwa TUHAN itu Esa. Musa


mengajarkan kepada bani Israel yang telah dibebaskan TUHAN dari
perbudakan di Mesir bahwa TUHAN itu Esa. Tuhan Yesus Kristus juga
mengatakan kepada orang-orang Yahudi bahwa Tuhan itu esa. Rasul
Paulus, dalam suratnya kepada Timotius, juga menyatakan, “Allah itu
Esa” Namun Keesaan TUHAN atau Keesaan Allah di Alkitab itu bersifat
komposit. Inilah yang menyebabkan pengajaran Trinitas itu diterima dan
diajarkan Gereja Kristen.
Konsep Trinitas dikuatkan oleh kesaksian Alkitab dan dikukuhkan
oleh Bahasa asli Alkitab, khususnya Perjanjian Lama. Kata ELOHIM di
Kejadian 1:1-2 dan kata ECHAD di Ulangan 6:4, kata ONOMA dalam
Matius 28:19, DOA BERKAT dalam 1 Korintus 13:13 menguatkan
keyakinan akan eksistensi Satu Allah dalam tiga Pribadi. Akan tetapi
formula Trinitas nanti dirumuskan dalam konsili-konsili gereja Kristen
di sekitar abad keempat, dari Konsili Nicea tahun 325 sampai Konsili
Chalcedon tahun 451 yang semuanya mengukuhkan Ke-Allahan Yesus
Kristus dan Roh Kudus dan menolak semua pengajaran yang tidak
mengakui Ke-Allahan Yesus Kristus dan Roh Kudus.
Trinitas adalah kepercayaan kepada Satu Sesembahan, yaitu Allah
yang Esa. Trinitas tidak sama dengan Tritherianisme yaitu kepercayaan
kepada tiga sesembahan. Trinitas mengajarkan bahwa Allah itu Esa
dengan esensi atau substansi tunggal, tetapi hadir dalam tiga Pribadi yaitu

P E N U T U P | 217
218 |P E N U T U P

Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Ketiganya eksis dalam satu substansi atau
esensi yang sama, tetapi secara Pribadi, Bapa, Anak dan Roh Kudus dapat
dibedakan satu dengan yang lain.
Manusia yang fana tidak mampu memahami dengan sempurna akan
Trinitas, akan Allah yang tak terbatas. Itulah sebabnya pengajaran
tentang Ke-Allahan itu adalah misteri (mystery), maksudnya, berada
diluar daya nalar manusia yang terbatas dan berdosa.
Keterbatasan kemampuan daya pikir manusia berdosa dalam
memahami Keesaan Allah hanya menghasilkan keragaman penafsiran
akan keesaan Allah. Keberagaman pemahaman tentang Trinitas dan Ke-
Allahan sebenarnya bukanlah isu yang baru melainkan sudah ada sejak
abad-abad permulaan sejarah gereja Kristen.
Pemahaman yang berbeda-beda tentang keesaan Allah adalah
dampak pemahaman yang berbeda-beda tentang eksistensi Tuhan Yesus
Kristus dan Roh Kudus di Alkitab Perjanjian Baru.
Mereka yang mempercaai Trinitas, juga mempercayai bahwa Yesus
Kristus adalah Allah. Ia bersama-sama dengan Allah, dan ia tidak
diciptakan Allah.
Mereka yang tidak mempercayai doktrin Trinitas dan menolaknya
(anti-trinitarian) lalu menerima paham Unitarianisme, juga menolak
untuk mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Allah, Bagi mereka,
Yesus itu hanyalah ciptaan Allah sebelum Ia menciptakan ciptaan yang
lain, dan menolak untuk mempercayai Roh Kudus sebagai Allah.
Ada pula yang menolak Trinitas karena mengajarkan bahwa hanya
ada satu Allah, dan Allah ini muncul dalam manifestasi yang berbeda. Ia
menyatakan diri sebagai Bapa, ia juga menyatakan diri sebagai Anak, dan
Ia juga menyatakan diri sebagai Roh Kudus. Jadi Bapa, Anak, dan Roh
Kudus hanyalah manifestasi dari satu Allah. Mereka tidak mempercayai
adanya tiga Pribadi. Mereka mempercayai satu Allah dalam satu Pribadi.
Ke-Allahan Yesus Kristus juga telah telah dibahas. Eksistensi-Nya,
esensi-Nya, Pribadi-Nya, Atribut-atribut-Nya semua sama dengan apa
P E N U T U P | 219

yang ada pada Bapa dan Roh Kudus. Ia adalah Allah yang hidup yang
menjadi manusia sejati. Ia adalah logos, Imanuel, dan Pantokrator.
Semua pernyataan Egō Eimi dan tanda-tanda ajaib yang diperbuat-Nya
semuanya mengukuhkan ke-Allahan-Nya. Ia tidak pernah menolak
penyembahan kepada-Nya karena memang Ia adalah Allah Pencipta
bukan diciptakan.
Roh Kudus adalah Allah. Ia bukan sekedar pengaruh atau energi
melainkan adalah Oknum atau Pribadi ketiga Ke-Allahan. Kehadiran-
Nya direpresentasikan oleh berbagai lambang, seperti burung merpati,
api, air, angin, jari, dan garam. Alkitab mencatatkan bahwa Roh Kudus
telah aktif berpartisipasi dalam penciptaaan langit dan bumi, dalam
peristiwa eksodus, dalam pengilhaman Alkitab, dalam kehidupan dan
pelayanan Tuhan Yesus Kristus, dan Ia adalah Penolong Yang Lain yang
dijanjikan Yesus untuk mendampingi, menolong, menasihati, menghibur
pengikut-pengikut-Nya. Ia juga yang menjadi sumber dari semua karunia
Roh yang dikaruniakan untuk melengkapi Jemaat Tuhan sekarang ini.
Akhir-akhir ini telah bermunculan orang-orang atau kelompok-
kelompok yang menolak paham Trinitas, menolak Ke-Allahan Yesus
Kristus dan Roh Kudus. Semoga buku ini dapat membantu dalam
memperdalam pemahaman pembacanya akan Trinitas, khususnya Ke-
Allahan Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus, dan dimampukan untuk
menolak paham-paham yang bertentangan dengan pengajaran tentang
Trinitas, dan semoga iman kepada Tuhan Yesus Kristus lebih diteguhkan.
Amin!
220 |P E N U T U P

Ἄκουε, Ἰσραήλ, κύριος ὁ θεὸς ἡµῶν κύριος εἷς ἐστιν,


καὶ ἀγαπήσεις κύριον τὸν θεόν σου ἐξ ὅλης τῆς
καρδίας σου καὶ ἐξ ὅλης τῆς ψυχῆς σου καὶ ἐξ ὅλης
τῆς διανοίας σου καὶ ἐξ ὅλης τῆς ἰσχύος σου. Markus
12:29 NA27

Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan
dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan
dengan segenap kekuatanmu. – Markus 12:29.
BIBLIOGRAFI

Alkitab (ITB)
Alkitab (IMB)
King James Version (KJV)
New American Standard Bible (NASB)
Greek New Testament (NA27)
Biblia Hebraica Stuttgartensia (BHS)

Anderson, Leith. Yesus: Biografi Lengkap Tentang Pribadi-Nya,


Negara-Nya, dan Bangsa-Nya. Yogyakarta: Gloria Graffa,
2008
Bacchiocchi, Samuele. Popular Beliefs: Are They Biblical?. Berrien
Springs, Michigan: Biblical Perspectives, 2008
Bavink, Herman. Dogmatika Reformed. Jilid 1: Prolegomena.
Penerjemmah: Ichwei G. Indra dan Irwan Tjulianto.
Surabaya: Momentum, 2009.
Becker, Dieter. Pedoman Dogmatika: Suatu Kompendium Singkat.
Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001
Berkhof, Louis. The History of Christian Doctrines. Carlisle,
Pennsylvania: The Banner of Truth Trust, 1937

B I B L I O G R A F I | 221
222 | B I B L I O G R A F I

Bernard, D. The Oneness of God, Hazelwood, MO: Word Aflame


Press, 1986
Boersema, Jan A., Venema, Henk, Indrasmoro, Yoel M. Berteologi
Abad XXI: Menjadi Kristen Indonesia ditengah masyarakat
majemuk. Jakarta: Literatur Perkantas, 2015
Budyanto. Mempertimbangkan Ulang Ajaran Tentang Trinitas.
Yogyakarta: Taman Pustaka Kristen, 2001
Chang, Eric H. H. Apakah Yesus Allah Menurut Yohanes 1:1?:
Sebuah Kajian Terperinci. Semarang: Borobudur
Publishing, 2011
Chung, Sung Wook. Belajar Teologi Sistematika dengan mudah.
Bandung: Visipress, 2011
Conner, Kein J. A Practical Guide To Christian Belief. Malang:
Gandum Mas, 2004
Emmanuel, Mano. To Faith Add Understanding: An Introduction to
Christian Doctrine. Sri Lanka: Colombo Theological
Seminary Publishing, 2009
Enns, Paul. The Moody Handbook of Theology. Jilid 1. Alih Bahasa:
Rahmiati Tanudjaja. Malang: Literatur SAAT, 2012
Evans, Craig A. Merekayasa Yesus. Yogyakarta: Yayasan Andi,
2005
Evans, Williams. The Great Doctrines of the Bible. Manila: OMF
Literature Inc., 2008
Geisler, N. L. and A. Saleeb. Answering Islam: The Crescent in Light
of the Cross, 2nd edition, Grand Rapids, Michigan: Baker
Books, 2002
Grenz, Stanley J. Theology of the Community of God. Grand Rapids,
Michigan: William B. Eerdmans Publishing, 1994
Griffiths, J. G. Triads and Trinity, Cardiff: University of Wales Press,
1996
B I B L I O G R A F I | 223

Grudem, Wayne. Systematic Theology: An Introduction to Biblical


Doctrine. Grand Rapids, Michigan: Zondervan, 1994
Gulley, Norman R. Systematic Theology. God As Trinity. Berrien
Springs, Michigan: Andrews University Press, 2011
Hadiwijono, Harun. Iman Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005
Hodge, Charles. Systematic Theology. Abridged Edition. Edward N.
Gross, editor. Grand Rapids, Michigan: Baker Book House,
1988
Holmes, S. The Quest for the Trinity: The Doctrine of God in
Scripture, History and Modernity, Downers Grove, Illinois:
InterVarsity Press, 2012
Hunt, Anne. The Trinity: Insights From The Mystics. Collegeville,
Minnesota: Order of Saint Benedict Liturgical Press, 2010
Hunt, Anne. Trinity: Nexus of the Mysteries of Christian Faith.
Maryknoll, New York: Orbis Books, 2005
Hurtado, L. Lord Jesus Christ: Devotion to Jesus in Earliest
Christianity, Grand Rapids, Michigan: WIlliam B.
Eerdmans Publishing Company, 2003
Indra, Ichwei G. Teologi Sistematis: Pengetahuan Lanjutan bagi
kaum awam dan anggota gereja. Bandung: Lembaga
Literatur Baptis, 1999
Karkkainen, eli-Matti, The Trinity: Global Perspectives. Louisville,
Kentucky: Westminster John Knox Press, 2002
Kaufman, Gordon D. Systematic Theology: A Historicist Perspective.
New York: Charles Scribner’s Sons, 1968
Komoszewski, J. Ed., Sawyer, M. James, Wallace, Daniel B.
Reinventing Jesus: Bagaimana Para Pemikir Skeptis Keliru
Memahami Yesus dan Menyesatkan Budaya Populer.
Terjemahan oleh: Anwar Tjen dan Pericles G. Katoppo.
Jakarta: Suluh Cendekia, 2011
224 | B I B L I O G R A F I

Letham, Robert. Allah Trinitas: Dalam Sejarah, Theologi, dan


Penyembahan. Jakarta: Momentum, 2011
Leupp, Roderick T. The Renewal of Trinitarian Theology: Themes,
Patterns & Explorations. Downers Grove, Illinois:
InterVarsity Press, 2008
Lockyer, Herbert. All the Doctrines of the Bible. Grand Rapids,
Michigan: Zondervan, 1964
Lohse, Bernhard. Pengantar Sejarah Dogma Kristen. Penerjemah: A.
A. Jewangoe. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004.
McGrath, A. Christian Theology: An Introduction, 4th edition,
Malden, Massachusetts: Blackwell, 2007
Nugroho, Tjahjadi. Manusia Yesus Kristus. Semarang: Yayasan
Sadar, 1995
Olson, R. and C. A. Hall. The Trinity, Grand Rapids, Michigan:
Eerdmans, 2002
Pandensolang, Welly. Kristologi Kristen: Allah sejati dan manusia
sejati. Jakarta: YAI Press, 2009
Peters, Ted. God As Trinity: Relationality and Temporality in Divine
Life. Louisville, Kentucky: Westminster John Knox Press,
1993
Reymond, Robert L. A New Systematic Theology of the Christian
Faith. Nashville, Tennessee: Thomas Nelson Publishers,
1998
Ryrie, Charles C. Teologi Dasar: Panduan popular untuk memahami
Kebenaran Alkitab. Yogyakarta: Yayasan Andi, 1991
Sabdono, Erastus. Doktrin Allah. Jakarta: Rehobot Ministry, 2016
__________. Kristologi: Mengenal Pribadi Yesus. Jakarta: Rehobot
Ministry, 2016
Sagala, Mangapul. Kemuliaan Yesus: Menyingkapkan Kristologi
Injil Yohanes. Jakarta: Literatur Perkantas, 2015
B I B L I O G R A F I | 225

Scheunemann, V. Apa kata Alkitab tentang Dogma Kristen. Malang:


Yayasan Persekutuan Pekabaran Injil Indonesia, 1988
Soru, Esra Alfred. Tritunggal Yang Kudus: Sebuah pendekatan
historis, teologis, dan filosofis. Bandung: Lembaga Literatur
Baptis, 2002
Thiessen, Henry C. Teologi Sistematika. Edisi Revisi. Malang:
Gandum Mas, 2010
Tilaar, Robert Oscar. Alkitab, Trinitas dan Keilahian Yesus,
Dapatkah dipercaya?. Bogor: n.p,, n.d..
Watson, Gordon. The Trinity and Creation in Karl Barth. Adeleide:
Australasian Theological Forum, 2008
Wongso, Peter. Dasar Iman Kepercayaan Kristen. Malang:
Departemen Literatur SAAT, 1999
White, Ellen G. The Desire of Ages. Mountain View, Ca: Pacific
Press Publishing Association, 1940.

DIGITAL SOURCES
Accordance 12.1.4
BibleWorks 10.0.8.47
E-Sword 11.1.0
PC Study Bible 5
Sabda 5.10.00.03

Anda mungkin juga menyukai