Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMASI RUMAH SAKIT

“TIM FARMASI DAN TERAPI”

Kelas : Farmasi V.B


Kelompok :3
Disusun Oleh :
1. Alfina Putri Haerunisa
2. Annisa Nursafitri
3. Bella Tri Handayani
4. Dimas Nur Prasetiyo
5. Elfarin Maytasari
6. Pipo Limancing
7. Sri Mulyanti Puspita

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN AJARAN 2020 - 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Upaya kesehatan diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif) penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan
bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk Rumah Sakit. Rumah Sakit yang
merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan
fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan
bagi pasien (Menkes RI, 2004).
Rumah Sakit harus mempunyai organisasi atau unit untuk mengatur dan mengelola segala
hal yang berkaitan dengan obat. Sehingga, dibentuklah Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58
tahun 2014, Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu bagian Rumah Sakit yang
berada di bawah pengawasan dan koordinasi wakil direktur penunjang medik.
Pengorganisasian instalasi farmasi harus mencakup penyelenggaraan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai, pelayanan farmasi klinik dan
manajemen mutu. Adapun organisasi lainnya yaitu Tim Farmasi dan Terapi. Tim Farmasi dan
Terapi (TFT) adalah organisasi yang bekerja dalam memberikan rekomendasi tentang
kebijakan penggunaan obat kepada pimpinan Rumah Sakit. Anggota TFT yaitu dokter yang
mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta
tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan.Salah satu tugas TFT yaitu mengembangkan dan
merevisi Formularium Rumah Sakit (Menkes RI, 2014).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa Tim Farmasi dan Terapi?
2. Bagaimana Struktur Organisasi Tim Farmasi dan Terapi?
3. Apa saja Tugas Tim Farmasi danTerapi?
4. Apa saja Fungsi dan Tugas Tim Farmasi dan Terapi?
5. Ketentuan dan Pelaksanaan TFT?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui Tim Farmasi dan Terapi
2. Untuk mengetahui Struktur Organisasi Tim Farmasi dan Terapi
3. Untuk mengetahui Tugas Tim Farmasi danTerapi
4. Untuk mengetahui Fungsi dan Tugas Tim Farmasi dan Terapi
5. Untuk mengetahui Ketentuan dan Pelaksanaan TFT.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 TIM FARMASI DAN TERAPI (TFT)


Dalam pengorganisasian Rumah Sakit dibentuk Tim Farmasi dan Terapi (TFT) yang
merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah Sakit
mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit yang anggotanya terdiri dari dokter
yang mewakili semua spesialisasi yang ada di Rumah Sakit, Apoteker Instalasi Farmasi, serta
tenaga kesehatan lainnya apabila diperlukan. TFT harus dapat membina hubungan kerja
dengan komite lain di dalam Rumah Sakit yang berhubungan/berkaitan dengan penggunaan
Obat.
Ketua TFT dapat diketuai oleh seorang dokter atau seorang Apoteker, apabila diketuai
oleh dokter maka sekretarisnya adalah Apoteker, namun apabila diketuai oleh Apoteker,
maka sekretarisnya adalah dokter.
TFT harus mengadakan rapat secara teratur, sedikitnya 2 (dua) bulan sekali dan untuk
Rumah Sakit besar rapat diadakan sekali dalam satu bulan. Rapat TFT dapat mengundang
pakar dari dalam maupun dari luar Rumah Sakit yang dapat memberikan masukan bagi
pengelolaan TFT, memiliki pengetahuan khusus, keahlian-keahlian atau pendapat tertentu
yang bermanfaat bagi TFT.

2.2 STRUKTUR ORGANISASI

Bagan 1 Struktur Organisasi


2.3 TUGAS TIM FARMASI DAN KOMUNIKASI
TFT mempunyai tugas:
1. Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan Obat di Rumah Sakit
2. Melakukan seleksi dan evaluasi Obat yang akan masuk dalam formularium Rumah
Sakit
3. Mengembangkan standar terapi
4. Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan Obat
5. Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan Obat yang rasional
6. Mengkoordinir penatalaksanaan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
7. Mengkoordinir penatalaksanaan medication error
8. Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit.

Tugas Khusus TFT:


1. Menentukan untuk obat berbahaya
2. Membuat daftar obat-obat emergensi
3. Membuat pelaporan Efek Samping Obat
4. Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat.

Tujuan Tim Farmasi dan Terapi:


1. Dicapainya Penggunaan Obat Rasional (POR)
2. Meningkatkan efektivitas biaya dan keamanan penggunaan obat di rumah sakit.

2.4 FUNGSI DAN RUANG LINGKUP KERJA TFT


1. Berlaku sebagai penasehat staf medis dan administrasi rumah sakit dengan segala
permasalahan yang berhubungan dengan kegunaan obat termasuk penyelidikan obat
2. Untuk menetapkan obat-obat formularium yang digunakan di rumah sakit dan
merevisi formularium secara teratur
3. TFT harus meminimalkan duplikasi obat dan harus mengevaluasi, menerima, atau
menolak "obat-obat baru" atau "bentuk-bentuk sediaan baru" yang telah diusulkan
oleh staf medis untuk dimasukkan kedalam formularium atau obat- obat yang akan
dihapus dari formularium
4. Membentuk program dan prosedur yang membantu menjamin harga yang efektif
untuk terapi obat
5. Membentuk atau merencanakan program pendidikan yang tepat untuk staf
profesional rumah sakit dalam hubungan dengan penggunaan obat
6. Berpartisipasi dalam aktivitas jaminan mutu yang berhubungan dengan distribusi,
administrasi dan manfaat pengobatan
7. Mengumpulkan dan meninjau efek samping obat yang terjadi di rumah sakit
8. Memprakasai atau memerintahkan (atau kedua-duanya) studi dan program
peninjauan kembali penggunaan obat dan hasil dari berbagai aktivitas untuk
meningkatkan standar optimal dalam terapi obat yang rasional
9. Menjadi penasehat Instalasi Farmasi dalam pelaksanaan pengawasan dan ditribusi
obat yang efektif
10. Membuat rekomendasi mengenai obat yang disimpan diruang perawatan pasien di
rumah sakit
11. Menyebarkan informasi tentang kebijakan dan rekomendasi TFT yang telah disetujui
kepada seluruh staf profesional kesehatan di rumah sakit.

2.5 KETENTUAN DALAM PELAKSANAAN TFT


1. TFT harus mengadakan pertemuan atau rapat dengan jadwal yang teratur. Dibuat
kontiunitas pertemuan untuk jadwal 1 tahun, memastikan peserta rapat dengan
memberikan jadwal penuh kepada anggota. Minimal 6 kali / tahun atau untuk RS
besar (kelas A dan B)
2. Agenda rapat, bahan rapat, notulen rapat sebelumnya dan data yang mendukung untuk
rapat
3. Sekretaris harus membaca judul yang dapat dikatakan dan memaksimalkan hal-hal
yang memerlukan diskusi antar disiplin dalam agenda rapat
4. Notulen rapat harus diambil oleh sekretaris atau harus dipelihara sebagai rekaman
permanen rumah sakit
5. Rekomendasi TFT harus diambil oleh sekretaris & harus dipelihara sebagi rekaman
permanen rumah sakit
6. Hubungan antar Tim lain yang berkaitan dengan penggunaan obat harus dipelihara
7. Tindakan TFT harus rutin dikomunikasikan ke berbagai personel pelayanan kesehatan
yang terlibat dalam perawatan penderita
8. TFT harus diorganisasikan dan dioperasikan dalam cara yang menjamin objektivitas
dan kepercayaan pada rekomendasi dan tindaknnya
9. Pengkajian obat yang sedang dievaluasi untuk masuk atau keluar dari formularium,
perubahan kebijakan, reaksi merugikan & yang lainnya harus relevan & dicakup
dalam agenda yang disampaikan kepada anggota.
Peranan Tim Farmasi dan Terapi:
1. Penghentian Obat Berbahaya
TFT harus mempunyai ketentuan atau prosedur agar obat yang masuk dalam kategori
berbahaya diberikan secara tepat di bawah kendali staf medik misalnya penggunaan
narkotik (morfin inj, pethidin inj), antibiotik (meropenem), kanker (bleomycin, vincristin)
2. Daftar Obat Darurat
TFT mempunyai daftar obat darurat yang harus tersedia di ruangan dengan jumlah dan
kapasitas yang memadai misalnya obat untuk pasien yang mengalami keracunan, obat
bius, obat akibat gigitan yang berbisa, obat emergency luka bakar, cairan elektrolit
3. Memantau ROM
TFT mempunyai peranan penting terhadap kejadian reaksi obat merugikan (ROM) yang
terjadi pada pasien selama penggunaan obat. Insiden yang terjadi kemudian dijadikan
bahan evaluasi untuk selanjutnya dibuatkan rekomendasi kepada dokter sebagai pengguna
dan IFRS sebagai pengelolaan obat
4. Melakukan EPO
TFT berperan terhadap evaluasi penggunaan obat yang tersedia di rumah sakit dan pasien
yang menggunakan obat serta melakukan pengembangan penggunaan obat
yang mutakhir dan terjangkau
5. Melaporkan MESO
TFT juga berperan terhadap pelaporan efek samping obat yang terjadi di rumah sakit
secara kontinu dan menyampaikan kejadian tersebut kepada pihak yang terkait untuk
dijadikan bahan evaluasi dan pertimbangan dalam melakukan terapi obat, sehingga
insiden yang terjadi dapat diminimalkan atau tidak terjadi lagi.
Obat yang dievaluasi dan disetujui oleh TFT adalah obat kategori:
1. Obat Formularium
2. Obat yang disetujui dalam kondisi 3 periode
3. Obat Formulasi Khusus
4. Obat Investigasi.
TFT dalam keamanan Obat Menetapkan:
1. Penerapan persyaratan umum kompetensi IFRS berdasarkan standar mutu ISO 9000
2. Penerapan standar minimal IFRS
3. Pencapaian kompentensi dasar praktek IFRS
4. Penerapan prosedur operasional baku secara konsisten oleh IFRS
5. Pengendalian semua obat atau perbekalan kesehatan oleh IFRS
6. Penerapan formularium sistem secara konsisten
7. Penggunaan obat formularium rumah sakit yang selalu mutakhir
8. Adanya TFT yang berdaya dan berwibawa
9. Pelaksanaan Pelayanan Farmasi Klinik
10. Pelaksanaan audit mutu & kaji ulang secara berkala dan konsisten.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN
TFT merupakan unit kerja dalam memberikan rekomendasi kepada pimpinan Rumah
Sakit mengenai kebijakan penggunaan Obat di Rumah Sakit. Struktur organisasi yaitu ada
pimpinan rumah sakit, dibagi lagi menjadi tiga yaitu, instalasi rumah sakit, tim farmasi terapi
dan komite medik.
Obat yang dievaluasi dan disetujui oleh TFT adalah obat kategori:
1. Obat Formularium
2. Obat yang disetujui dalam kondisi 3 periode
3. Obat Formulasi Khusus
4. Obat Investigasi.
DAFTAR PUSTAKA

Hassan WE. 1986. Hospital Pharmacy. 5th editon, Lea dan Febger Philadelphina.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 Tentang
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor. 755 Tahun 2011 tentang Komite Medik.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Siregar Charles, J.P., Lia Amalia. 2003. Teori dan Penerapan Farmasi Rumah Sakit. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Stephens, M. 2003. Hospital Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.
Stephens, M. 2011. Hospital Pharmacy. London: Pharmaceutical Press.

Anda mungkin juga menyukai