Anda di halaman 1dari 26

ADRENERGIK DAN

ADRENOLITIK
Di Susun Oleh :
Elfarin Maytasari
Gina Sopia
M. Ilham Maulana
Sintia Yulianti Citra A.
Rian Agustian

Semester 3B
Prodi D-III Farmasi

Stikes Muhammadiyah Kuningan


Sistem Saraf Otonom

Adalah susunan saraf yang bekerja


tanpa mengikuti kehendak kita, misalnya
detak jantung, berkedip, kesadaran, dll
Berdasarkan fungsinya SSO dibagi:
 Saraf simpatis (adrenergik dan
adrenolitik)
 Saraf parasimpatis (kolinergik dan
antikolinergik
kedua susunan saraf ini bekerja antagonis, bila salah
satu sistem menghambat fungsi tertentu yang lain justru
menstimulasi
Penggolongan

 Obat yang berkhasiat terhadap saraf


simpatis :
a. Adrenergik, obat yang meniru efek
perangsangan saraf simpatis, mis
efedrin, isoprenalin, dll
b. Adrenolitik , obat yang meniru efek
bila saraf simpatis ditekan atau
melawan efek adrenergik, mis
propanolol, dll
1. ADRENERGIK

adalah zat-zat yang dapat menimbulkan


efek yang sama dengan stimulasi susunan
simpatis (SS) dan melepaskan noradrenarlin
(NA) di ujung-ujung sarafnya.
Adrenergik
 Berdasarkan titik kerjanya pada sel efektor dari organ ujung
adrenergik dibagi menjadi reseptor α (α1, α2) dan β (β1, β2)

1. Alfa-1 : menimbulkan vasokonstriksi dari otot polos dan


menstimulasi sel-sel kelenjar dengan bertambahnya antara
lain sekresi liur dan keringat.

2. Alfa-2 : menghambat pelepasan NA pada saraf-saraf


adrenergis dengan turunnya tekanan darah. Mungkin
pelepasan ACh dan saraf kolinergis dalam usus pun
terhambat sehingga antara lain menurunnya peristaltik.

3. Beta-1 : memperkuat daya dan frekuensi konstraksi jantung


(efek inotrop dan kronotrop).

4. Beta-2 : bronchodilatasi dan stimulasi metabolisme glikogen


dan lemak.
Obat-obat adrenergic yang merangsang reseptor
adrenergic diklasifikasikan ke dalam 3 golongan berdasarkan
efeknya pada sel-sel organ:
(1) Adrenergik yang bekerja langsung, yang langsung merangsang
reseptor adrenergic (contoh epinefrin atau norepinefrin)
(2) Adrenergik yang bekerja tidak langsung, yang merangsang
pelepasan norepinefrin dari ujung saraf. (contoh, amfetamin)
(3) Adrenergik yang bekerja campuran (baik langsung maupun
tidak langsung), yang merangsang reseptor adrenergic dan
merangsang pelepasan norepinefrin dari ujung saraf.
Adrenergik bekerja langsung

 Epinefrin
Epinefrin berinteraksi terhadap reseptor α
dan β. Pada dosis rendah efek β
(vasodilatasi) menonjol, sedangkan pada
dosis tinggi efek α menjadi efek terkuat.
Penggunaan Epinefrin

 Bronchospasme : mrp obat utama yg


digunakan pada keadaan gawat asma akut
dan syok anafilaktik
 reaksi hipersensitifitas
 Anestesi : memperpanjang efek anestesi
lokal dengan vasokonstriksi di tempat
suntikan
 Norepinefrin
1. Kerja kardiovaskuler : vasokonstriksi,
refleks baroreseptor.
2. Penggunaan : syok karena dapat
meningkatkan tahanan tepi, tidak
digunakan pada asma.
 Isoproterenol
Kerja :
=) Kardiovaskuler : Respons terhadap
perangsangan beta-1 dan beta-2 adalah
meningkatkan denyut jantung dan
bronkodilatasi.
=) Paru-paru : bronchodilatasi, mengatasi
serangan asma akut
 Dopamin
merupakan prekursor metabolik awal
norepinefrin. Mengaktifkan reseptor
adrenergik α dan β.
Kerja :
Kardiovaskuler : inotropik +, kronotropik +
Ginjal dan alat viscera : dilatasi arteriol
ginjal.
 Dobutamin
 Fenileprin
 Metoksamin
 Klonidin
 Metaproterenol
 Terbutalin
 Albuterol
Adrenergik bekerja tidak
langsung

Adrenergik bekerja tidak langsung


menyebabkan pelepasan norepinefrin
dari ujung pre sinaptik, obat ini
memperkuat epinefrin endogen tetapi
tidak langsung mempengaruhi
reseptor pasca sinaptik.
 Amfetamin
Dapat memacu SSP sehingga
digunakan pada pengobatan depresi
 Tiramin
tidak digunakan dalam klinik,
ditemukan pada makanan fermentasi
seperti keju dan anggur
Adrenergik kerja ganda

Bekerja ganda memacu pelepasan


norepinefrin dari ujung presinaptik dan
juga mengaktifkan adrenoreseptor
pada membran pasca sinaptik
 Efedrin

 Metaraminol
Penggunaan

Obat Spesifisitas Penggunaan


Reseptor Terapi
Epinefrin α1, α2, β1, β2 Asma akut, glaukoma,
shok anafilaktik, anestesi
lokal
Norepinefrin α1, α2, β1 Pengobatan shock

Isoproterenol β1, β2 Bronchodilator, stimulan


jantung

Dopamin Dopaminergik, β1 Shock, Gagal jantung


kongesti

Dobutamin β1 Gagal jantung kongesti


Fenileprin α1 Dekongestan nasal,
takikardia
Takikardia
Metoksamin α1

Klonidin α2 Hipertensi

Metaproterenol Β2 > β1 Bronchospasme

Terbutalin Β2 Bronchospasme

Amfetamin α, β, SSP Stimulan SSP

Efedrin α, β, SSP Asma, dekongestan


nasal
Penggunaan obat adrenergik
 Shock, dengan memperkuat kerja jantung (β1)
dan melawan hipotensi (α1), cth adrenalin dan
noradrenalin
 Asma, dengan efek bronkodilatasi (β2), cth
salbutamol dan turunannya, adrenalin, efedrin, dll
 Hipertensi, dengan menurunkan daya tahan
perifer dari dinding pembuluh melalui
penghambatan pelepasan noradrenalin (alfa-2),
cth metildopa, klonidin, dll
 Penghambat his dan dismenore, relaksasi pada
otot rahim (β2), cth isoxuprin, ritordin
2. ADRENOLITIK
Adalah obat yang meniru efek bila saraf
simpatis ditekan atau melawan efek
adrenergic.
 Berdasarkan mekanisme kerjanya,
digolongkan menjadi :
 Alfa bloker : obat yang memblokir dan
menduduki reseptor alfa sehingga
melawan vasokonstriksi perifer. Efek
utamanya adalah vasodilatasi perifer
dan digunakan pada gangguan
sirkulasi, cth imidazolin, prazosin, dll
 Beta bloker : obat yang menduduki reseptor
beta sehingga melawan efek stimulasi
noradrenalin pada jantung dan efek
bronkodilatasinya. Digunakan pada
pengobatan ggn jantung (angina pektoris,
aritmia, hipertensi), cth propanolol
 Penghambat neuron adrenergik : mencegah
pembebasan neurohormon, efeknya :
dilatasi otot polos dan pembuluh darah
Obat Spesifisitas Penggunaan
Reseptor Terapi
Propanolol β1, β2 Hipertensi, Glaukoma,
Migren, Angina, Infark

Timolol β1, β2 Glaukoma, Hipertensi

Atenolol Β1 Hipertensi

Pindolol β1, β2 Hipertensi

Labetolol α1, β1, β2 Hipertensi


KESIMPULAN
1. Sistem saraf otonom (SSO), bekerja pada otot polos dan kelenjar. Fungsi
dari SSO adalah mengendalikan dan mengatur jantung, sistem
pernafasan, saluran gastrointestinal (GI), kandung kemih, mata dan
kelenjar. SSO bekerja pada otot polos.

2. Adrenergik adalah zat-zat yang dapat menimbulkan (sebagian) efek


yang sama dengan stimulasi susunan simpaticus (SS) dan melepaskan
noradrenarlin (NA) di ujung-ujung sarafnya.

3. Adrenergik dapat dibagi dalam dua kelompok menurut titik-kerjanya di


sel-sel efektor dari organ-ujung, yakni reseptor-alfa dan reseptor-beta.

4. Adrenolitik adalah obat yang meniru efek bila saraf simpatis ditekan
atau melawan efek adrenergic.

5. Berdasarkan cara kerjanya obat ini dibedakan menjadi : Alfa Bloker,


beta bloker dan penghambat saraf adrenergic

Anda mungkin juga menyukai