Fitri
Fitri
Pembimbing :
Oleh :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2020
KATA PENGANTAR
Makalah ini disusun dalam rangka menyelesaikan tugas stase kulit dan
dari penulis maupun pembaca. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini, terutama
kepada dr. Sri Adila Nurainiwati Sp. DV, selaku dokter pembimbing yang
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
Penyusun
3
DAFTAR ISI
1.1 Mikosis…………………………..…….…………….……………………….. 5
1.2.2 Etiologi…………………………..…….…………………………………..7
1.2.4 Epidemiologi…………………………..…….…………………………….8
1.2.7 Diagnosis…………………………..…….…………………………….....10
2.1 Identitas…………….........……………..…….……………………………....16
2.4 Diagnosis………......…………………..…….……………………...………..18
4
BAB I
5
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Mikosis
1.1.1 Definisi
immunocompromised
Gambar 1
Lapisan Kulit (Goldsmith et al. 2019)
1.1.2 Dermatofitosis
Famili Arthrodermataceae
40 Spesies
Gambar 2
Lokasi Infefeksi Jamur Superfisial (Goldsmith et al. 2019)
Tinea Capitis
Tinea Barbae
Tinea Corporis
7
Tinea Cruris
Tinea Manus
Tinea Pedis
Tinea Unguium
Tinea Incognito
1.2.1 Definisi
1.2.2 Etiologi
Gambar 2
Transmisi Dermatofita (Goldsmith et al. 2019)
1.2.4 Epidemiologi
yang tinggi. Prevalensi pada pria dan wanita sama dengan paling
Usia
Jenis kelamin
Genetik
Suhu
Ventilasi
Kelembaban
1.2.6 Patofisiologi
Gambar 3
Patogenesis Tinea Corporis (Sugganthi et al, 2017)
1.2.7 Diagnosis
diagnosis tidak pasti pada keluhan dan inspeksi. Berikut ini adalah
Manifestasi Klinis
Gambar 4
Tinea Corporis (Goldsmith et al. 2019)
jamur dalam sisik kulit serta spesimen dari kuku dan rambut. Zat
et al. 2019).
Gambar 5
Pemeriksaan Mikroskopis Dermatofitosis (Goldsmith et al. 2019).
agar, air) adalah media isolasi yang paling umum digunakan untuk
A B
Gambar 6
A. Kultur Ticrosporum rubrum dan B. Kultur Microsporum canis
(Griffiths et al, 2016)
1.2.8 Tatalaksana
Terapi nonfarmakologis
Terapi Farmakologi
sehari
sehari
al, 2017).
Dewasa:
Anak:
1.2.9 Prognosis
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1 Identitas
• Nama : Tn. S
• Usia : 40 th
• Alamat : Malang
• Agama : Islam
2.2 Anamnesis
Bercak Gatal
keluhan ada bercak yang terasa gatal secara terus-menerus pada pipi
kiri sejak 2 bulan yang lalu. Bercak timbul tanpa didahului trauma
atau demam. Awalnya bercak kecil lalu makin lama makin meluas.
sama.
rumah tidak lembab dan ventilasi baik. Pasien tidak memiliki hewan
eritematosa dengan batas jelas dan tepi tidak teratur, disertai skuama
putih halus dan sebagian tepi lebih aktif dibanding tengahnya (central
healing)
18
2.4 Diagnosis
Tinea Inkognito
Dermatitis Seboroik
Psoriasis Vulgaris
Kultur
Histopatologi
Non Medikamentosa
19
Medikamentosa
digunakan 1x sehari
hilang
Keluhan pasien
BAB III
PEMBAHASAN
pipi sejak 2 bulan. Awalnya bercak kecil lalu makin lama makin meluas dan gatal
minggu yang lalu. Riwayat penggunaan masker yang menutupi daerah lesi, sering
eritematosa dengan batas jelas dengan skuama putih halus dan sebagian tepi lebih
ruam tetap meluas. Keluhan yang disebutkan tersebut sesuai dengan manifestasi
tinea corporis.
penggunaan masker yang menutupi daerah lesi, sering berkeringat dan masker
signifikan antara personal hygiene dengan angka kejadian tinea. Sedangkan sering
Keluhan gatal terjadi oleh karena reaksi inflamasi. Jamur yang telah
menempel dan tumbuh pada kulit wajah (faktor resiko +) akan menghancurkan
untuk jamur sehingga jamur tumbuh dan berkembang dengan subur. Dengan
perkembangan jamur yang makin banyak sekresi enzim keratolitik meningkat dan
terjadi reaksi inflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Keluhan ruam yang makin
21
meluas terjadi oleh karena perkembangan jamur yang makin banyak didukung
gatal tertekan. Namun infeksi jamur terus berkembang karena steroid tidak
mampu membunuh jamur. Sehingga meskipun keluhan gatal berkurang lesi kulit
BAB IV
23
KESIMPULAN
berusia 40 tahun datang dengan keluhan bercak gatal di pipi sejak 2 bulan.
Awalnya bercak kecil lalu makin lama makin meluas dan gatal memberat saat
berkeringat. Pasien sudah diterapi dengan hidrokortison sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat penggunaan masker yang menutupi daerah lesi, sering berkeringat dan
dengan batas jelas dengan skuama putih halus dan central healing. Setelahnya
gatal membaik namun ruam tetap meluas. Keluhan yang disebutkan tersebut
diagnosis. Pada tinea corporis KOH 10% akan didapatkan hifa panjang bersepta
epidermophyton).
DAFTAR PUSTAKA
24
Leung AKC, Lam JM, Leong KF , et al, 2020, Tinea corporis: an updated
cruris, and tinea pedis: A comprehensive review, Indian Dermatol Online Journal,