216 467 1 PB
216 467 1 PB
Abstrak: Kelurahan Oebufu secara geologi tersusun oleh batugamping sehingga hidrologi yang berkembang
di daerah ini seharusnya adalah hidrologi karst, tetapi di lokasi ini terdapat airtanah dangkal yang ditemukan
pada sumur gali dengan kedalaman 5,63 m hingga 25,26 m, yang tidak lazim ditemukan di daerah karst. Sebab
itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model spasial airtanah dangkal di lokasi penelitian dan faktor
pengontrolnya. Alat geolistrik digunakan untuk mengetahui keberadaan akuifer, perangkat lunak IPI2WIN
dan RES2DINV digunakan untuk menganalisis hasil geolistrik, serta perangkat lunak Surfer digunakan untuk
membuat model spasial akuifer airtanah dangkal. Hasil penelitian memberikan keluaran berupa model spasial
akuifer airtanah dangkal, faktor pengontrol airtanah dangkalnya yaitu: (a) litologi, berupa batugamping yang
mudah larut dan membentuk porositas sekunder; (b) batuan terekspos, ketebalan batuan terekspos menentukan
kedalaman muka akuifer; (c) sistem hidrologi, merupakan sistem hidrologi yang berbeda antara punggung dan
kaki bukit, serta zona konservasi airtanah yang mencakup seluruh lokasi penelitian. Pembuatan tangki septik
yang kedap air untuk menampung limbah domestik, merupakan upaya pengendalian pencemaran airtanah di
Kelurahan Oebufu yang formasi geologinya berupa batugamping.
Kata kunci: Model spasial, faktor pengontrol, airtanah dangkal, zona konservasi, Kelurahan Oebufu
Abstract: The Oebufu Village geologically composed of limestones that hydrological growing in this area
should be karst hydrology, but at this location, shallow groundwater are found in dig well at 5.63 m to 25.26 m
depth, that are not commonly found in karst area. Therefore, the study aims to determine the spatial model of
shallow groundwater in the study area and its controlling factors. Geoelectric equipment used to determine
the presence of aquifer, IPI2WIN and RES2DINV software used to analyze the results of geoelectric, while the
Surfer software used to create the shallow groundwater aquifer spatial model. The results of the study provide
the output of the spatial model of shallow groundwater; controlling factors of the shallow groundwater are: (a)
lithology, a soluble form of limestone and formed the secondary porosity; (b) the rock exposed, exposed rock
thickness determines the depth of the aquifer; (c) hydrological system, is different hydrological system
between the back and the foothills; and groundwater conservation zones covering the entire study site.
Making watertight septic tank to accommodate domestic waste is a groundwater pollution control efforts in
Oebufu Village, that its geological formation were limestone.
Key word: Spatial model, controlling factor, shallow groundwater, conservation zone, Oebufu Village
Penduduk Kota Kupang yang terus bertambah enam cekungan airtanah yang dapat dimanfaatkan,
jumlahnya menyebabkan kebutuhan akan air bersih salah satunya cekungan airtanah Oebufu–Oebobo,
terus meningkat pula. Kebutuhan ini tidak dapat ter- (Banunaek, 2002). Airtanah yang dapat dieksplorasi
penuhi dari air permukaan saja karena minimnya po- adalah airtanah yang terakumulasi dalam cekungan
tensi tersebut, sehingga airtanah menjadi pilihan. airtanah atau akuifer.
Hampir 90% pelayanan air bersih di Kota Kupang Aliran airtanah dipengaruhi oleh topografi, ka-
memanfaatkan airtanah (Dinas Pertambangan dan rakteristik geologi (litologi) seperti jenis tanah dan
Energi Kota Kupang, 2007). Kota Kupang memiliki batuan, serta struktur dan stratifikasi batuan (Chuang
166
Karels, Model Spasial dan Faktor Pengontrol Akuifer Airtanah Dangkal untuk Penentuan Zona Konservasi Airtanah 167
dkk. 2003). Dengan demikian maka akan lebih mudah sarkan pada tingkatan atau strata topografi. Selain
untuk mendapatkan airtanah di tempat dengan elevasi itu lintasan profiling juga dipilih berdasarkan kriteria:
yang lebih rendah, kecuali jika terdapat sesar (fault) (a) Panjang lintasan 200 m. (b) Lintasan berbentuk
sehingga aliran airtanah berubah arah, atau ada per- lurus, tidak berkelok. (c) Lintasan-lintasan profiling
bedaan formasi geologi (Williams dkk, 2001; Man- saling sejajar, masing-masing terletak di bagian pun-
heim dkk, 2004). cak bukit, punggung bukit dan kaki bukit. Jadi pada
Di Kelurahan Oebufu, airtanah lebih mudah di- penelitian ini ditentukan 3 lintasan untuk pengukuran
peroleh di bagian puncak dan punggung bukit, dan profiling.
sebaliknya airtanah sukar diperoleh di bagian kaki
bukit. Hal ini terlihat dari kedalaman sumur gali di HASIL DAN PEMBAHASAN
lokasi tersebut. Belum diketahui apa faktor pengon-
Stratifikasi Bawah Permukaan
trolnya, apakah karena formasi geologinya ataukah
Hasil pengukuran sounding dianalisis dengan
karena kondisi geohidrologinya. Sebab itu perlu di-
menggunakan perangkat lunak (software) IPI2WIN,
ketahui stratifikasi bawah permukaan tanah untuk
sedangkan hasil pengukuran profiling dianalisis de-
melihat litologi dan sistem hidrologinya, agar dapat
ngan menggunakan perangkat lunak (software)
dibuat model spasial akuifer airtanah dan untuk me-
RES2DINV untuk mengetahui stratifikasi bawah per-
ngetahui faktor pengontrolnya. Untuk menjawab
mukaan di daerah penelitian.
fenomena tersebut di atas, maka dilakukan penelitian
Stratifikasi bawah permukaan berdasarkan hasil
ini.
sounding dapat dilihat pada Gambar 1 sampai dengan
Berdasarkan uraian permasalahan yang telah
Gambar 12 berikut.
diidentifikasi maka perumusan masalah tersebut
menimbulkan pertanyaan penelitian: (a) Bagaimana
model spasial akuifer airtanah dangkal di Kelurahan
Oebufu. Kota Kupang? (b) Faktor apa yang menjadi
pengontrol akuifer airtanah dangkal di Kelurahan
Oebufu, Kota Kupang? (c) Di mana zona konservasi
airtanah dan tipe konservasi apa yang sesuai untuk
Kelurahan Oebufu, Kota Kupang?
DAFTAR PUSTAKA
Banunaek, Noni. 2002. Potensi dan Dampak Pemanfaatan
Airtanah Terhadap Masyarakat Kota Kupang. Semi-
Gambar 17. Zona konservasi airtanah dangkal nar Pengembangan dan pemberdayaan Konsumen
di Kelurahan Oebufu. Jasa Konstruksi. Kupang, 3 April 2002. YPPKJI. 32 -
38
Chuang, Frank C., Edwin H. McKee, and Keith A. Howard.
Kelurahan Oebufu seperti terlihat pada Gambar 16 2003. Hydrogelogic Factors that Influence Ground
di atas. (b) Faktor pengontrol akuifer airtanah dangkal Water Movement in the Desert Southwest United
di daerah ini adalah: (1) Litologi, didominasi oleh States. Open-file Report 03-294. U.S. Geological Sur-
formasi batugamping yang mudah larut sehingga vey: California
memperbesar nilai porositas dan permeabilitasnya. Dinas Pertambangan dan Energi Kota Kupang. 2007. La-
Arah aliran airtanah mengikuti pola rekahan (frac- poran Penelitian: Potensi Pengembangan Pengelolaan
ture) batugamping. (2) Batuan terekspos, makin tebal dan Zonasi Air Tanah Kota Kupang. Dinas Pertam-
bangan dan Energi Kota Kupang: Kupang
batuan terekspos, makin dalam muka akuifernya, se-
Manheim, Frank T., David E. Krantz, and John F. Bratton.
baliknya makin tipis batuan terekspos, makin rendah
2004. Studying Ground Water under Delmarva
muka akuifernya. (3) Sistem hidrologi unit, yang ber- Coastal Bays Using Electrical Resistivity. Ground
beda antara punggung dan kaki bukit. (c) Zona kon- Water. Vol. 42. No. 7, pp: 1052 - 1068
servasi airtanah mencakup seluruh lokasi penelitian, Williams, Lester J., and Marcel Belaval. 2001. Use of Two-
seperti terlihat pada Gambar 17. Dimensional Direct-Current-Resistivity Profiling to
Berdasarkan litologi dan model spasial akuifer Detect Fracture Zones in a Crystalline Rock Aquifer
airtanah dangkal di Kelurahan Oebufu, maka disa- Near Lawrenceville, Georgia. Proceedings of the 2001
rankan kepada masayarakat dan pelaku usaha di dae- Georgia Water Resources Conference at The Uni-
rah ini agar: (a) Menggunakan model spasial akuifer versity of Georgia. March 26 – 27, 2001. 317 -326.