Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PARAMETER ANTROPOMETRI LINGKAR DADA


MATA KULIAH PENILIAN STATUS GIZI

OLEH:

NI PUTU EMI
NIM: P07131219029
SEMESTER: III
KELAS: A

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENPASAR JURUSAN GIZI PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
GIZI DAN DIETETIKA
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya makalah yang berjudul “Parameter Antropometri Lingkar
Dada” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak hambatan dan rintangan
yang saya alami. Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari peran serta
berbagai pihak yang membantu. Pada kesempatan ini saya sampaikan ucapan
terima kasih setulus-tulusnya kepada yang terhormat:
1. Ibu Dosen Pembimbing Akademik beserta staf pegawai Poltekkes
Kemenkes Denpasar yang telah banyak membantu saya sehingga
mempermudah saya dalam penyusunan makalah ini.
2. Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH. selaku dosen mata kuliah
Penilaian Status Gizi yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan
petunjuk dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan
dengan baik.
3. Seluruh pihak yang turut serta memberikan motivasi dan dukungan bagi
saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
berbagai kekurangan serta keterbatasan pengetahuan yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya sebagai penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dalam makalah ini.
Demikian kata pengantar ini saya sampaikan, saya harap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Denpasar, 27 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Tujuan........................................................................................................5
1.4 Manfaat......................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................7
2.1 Pengertian Lingkar Dada...........................................................................7

2.2 Kegunaan Lingkar Dada ……………………………………………….7


2.3 Spesifikasi Pita Lingkar Dada…………………………………………...8
2.4 Cara Penggunaan Pita Lingkar Dada……………………………………9
2.5 Cara Penggunaan dan Penyimpanan Pita Lingkar Dada.........................10
2.6 Keunggulan dan Kelemahan Pita Lingkar Dada………..………….......10
BAB III PENUTUP.............................................................................................12
3.1 Kesimpulan..............................................................................................12
3.2 Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berat lahir merupakan indikator penting untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidup bayi. Berat lahir rendah merupakan penyebab terbanyak
morbiditas dan mortalitas pada bayi-bayi di negara sedang berkembang (Koo,
dkk., 2004; Kiely dkk., 2006; WHO Expert Committee, 1995) dalam (Novita,
2013). BBLR mempunyai risiko lebih tinggi mengalami gangguan neurologis
(seperti cerebral palsy, kejang, retardasi mental berat), gangguan saluran
pernapasan bawah, dan meninggal dalam lima tahun pertama kehidupan; sedang
mereka yang dapat bertahan hidup dalam lima tahun akan mempunyai risiko lebih
tinggi untuk mengalami hambatan dalam kehidupan jangka panjangnya. BBLR
dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang
selanjutnya, sehingga pada masa mendatang akan dapat mengakibatkan loss of
generation yaitu terjadi penurunan kualitas sumber daya manusia karena sering
berakhir dengan tidak tercapainya potensi tumbuh kembang secara optimal,
bahkan dapat berakhir dengan kecacatan atau kematian (Sreeramareddy dkk.,
2008; Djamal, 2007; Kiely dkk., 2006; Hadi, 2005) dalam (Novita, 2013). Dalam
profil kesehatan Indonesia dijelaskan bahwa penyebab kematian bayi yang
terbanyak adalah pertumbuhan janin terhambat, kekurangan gizi pada janin,
kelahiran prematur, dan bayi berat lahir rendah (Sudarianto, 2010) dalam (Novita,
2013). Pemeriksaan bayi segera setelah lahir di negara sedang berkembang
umumnya menggunakan pemeriksaan antropometrik untuk mengidentifikasi bayi
baru lahir.
Pada beberapa negara berkmbang, dimana ketersediaan timbangan
maupun tenaga yang terampil dalam menggunakan timbangan masih menjadi
kendala untuk mengukur berat lahir, telah digunakan beberapa pengukuran
antropometri lainnya sebagai suatu pengganti dari penimbangan termasuk di
dalamnya pengukuran lingkar kepala, lingkar lenganatas, lingkar paha, dan

4
lingkar dada (WHO, 1993) dalam (Putra, 2012). Lingkar lengan atas dan lingkar
dada telah dipertimbagkan sebagai pendekatan pengukuran berat lahir pada studi
multisenter WHO. Kedua pengukuran tersebut memiliki kolerasi yang kuat
dengan berat lahir dan nilai prediksi positif yang tinggi untuk mendeteksi bayi
berat lahir rendah. Hasil studi ini juga menyarankan penggunaan lingkar dada oleh
karena lebih mudah dilakukan dibandingkan lingkar lengan atas. Cut of point
yang digunakan untuk lingkar dada adalah 29 cm dan 30 cm, dimana < dari 29 cm
dikategorikan sebagai “risiko tinggi” dan ≥ 29 tapi < 30 cm untuk “berisiko”
(WHO, 1993) dalam (Putra, 2012).
LIDA menggambarkan perkembangan otot pektoralis dan otot
interkostalis serta kerangka tulang dada. Pada bayi prematur otot-otot tersebut
belum berkembang sempurna, iga-iga masih tipis dan sela iga tertarik ke dalam
pada saat inspirasi. Hal tersebut berpengaruh terhadap nilai LIDA pada bayi
prematur (Novita, 2013). LIDA dapat digunakan sebagai alternatif apabila di
lapangan tidak tersedia peralatan yang memadai untuk mengukur berat lahir bayi.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan menyajikan tentang Lingkar Dada
(LIDA) yang dapat menjadi parameter untuk deteksi dini BBLR. Mulai dari
pengertian hingga keunggulan dan kelemahannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa
masalah antara lain :
1. Apakah pengertian dari lingkar dada ?
2. Apakah kegunaan dari lingkar dada ?
3. Bagaimanakah spesifikasi pita lingkar dada ?
4. Bagaimanakah cara penggunaan pita lingkar dada ?
5. Bagaimanakah cara pemeliharaan dan penyimpanan pita lingkar dada ?
6. Apa saja keunggulan dan kelemahan pita lingkar dada ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian lingkar dada
2. Mengetahui kegunaan lingkar dada
3. Mengetahui spesifikasi pita lingkar dada

5
4. Mengetahui cara penggunaan pita lingkar dada
5. Mengetahui cara pemeliharaan dan penyimpanan pita lingkar dada
6. Mengetahui keunggulan dan kelemahan pita lingkar dada
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini anatara lain sebagai berikut.
1. Dapat memenuhi tugas mata kuliah Penilaian Status Gizi pada semester
III.
2. Dapat mengetahui lebih lengkap tentang parameter antropometri terutama
parameter lingkar dada.
3. Dapat memeberikan informasi kepada pembaca mengenai parameter
antropometri lingkar dada.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada pertama kali dilakukan oleh seorang seniman di
era 1800-an untuk mendeskripsikan proporsi normal tubuh manusia. Saat ini
pengukuran lingkar dada seringkali dibandingkan dengan berat lahir sebagai usaha
untuk dapat memperediksi secara lebih akurat resiko morbilitas dan mortalitas
bayi (Johson dan Engstrom, 2002) dalam (Putra, 2012). Definisi lingkar dada
adalah ukuran yang diambil pada titik xiphisternum/xiphold cartilago di bagian
depan dada dan titik di bawah sudut inferior scapula pada bagian punggung saat
fase ekspirasi terakhir (Sreeramareddy el al, 2008 ; Bhargava et al, 1985 dan
Shajari et al, 1996, Gupta et al, 1996) dalam (Putra, 2012). Pengukuran lingkar
dada biasa digunakan pada anak umur 2- 3 tahun karena pertumbuhan lingkar
dada pesat sampai pada umur tersebut.
Rondo dan Tomkins (1996) dalam (Putra, 2012) mengatakan bahwa
lingkar dada merupakan titik pengukuran yang paling baik untuk mendeteksi
kasus bayi berat lahir rendah. Lingkar dada dianggap lebih reliable, mudah, dan
murah dalam pengukurannya dibandingkan penimbangan berat lahir. Yanjik
(2004) dalam studinya mengatakan bahwa pada saat bayi berada dalam kondisi
kurang gizi, maka tubuh akan tetap mengusahakan agara otak tetap mendapatkan
zat gizi yang memadai sedangkan organ-organ tubuh lainnya untuk semetara
dikesampingkan hingga kondisi gizi kembali memadai (Putra, 2012).
Walaupun komponen dari lingkar dada juga terdiri dari otot dan lemak subkuat,
namun kedua bagian ini tidak merupakan bagian yang dominan. Lingkar dada
lebih mempresentasikan ukuran tulang dada/iga dan organ dalam yang dilindungi
oleh tulang iga. Sejalan dengan penelitian Yanjik (2004), maka pertumbuhan dan
perkembangan organ dalam yang ada di dalam sangkar tulang iga turut
terpengaruh ukurannya pada saat bayi mengalami kurang gizi. Oleh karenanya
ukuran lingkar dada juga terpengaruh (Putra, 2012).

7
2.2 Kegunaan Lingkar Dada
Pengukuran Lingkar Dada (LIDA) bayi segera setelah dilahirkan dapat
dipakai sebagai pengganti penimbangan berat lahir untuk deteksi dini BBLR. Jika
batas ambang berat bayi lahir ditentukan dengan lingkar dada, maka bayi lahir
sangat rendah jika lingkar dada dengan indikasi pada pita warna merah (< 27,0
cm) setara dengan kurang dari 2000 g, bayi lahir rendah jika berada pita warna
kuning (27,0-29,4 cm) setara dengan 2000-2499 g. Sedangkan untuk berat bayi
normal jika pita warna Hijau (≥ 29,5 cm) setara dengan lebih dari 2500 g (Par’i,
dkk., 2017).
Manfaat lain lingkar kepala adalah rasio lingkar dada dan lingkar kepala
dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan lingkar
dada dan lingkar kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih
lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar
dada yang lambat rasio lingkar dada dan lingkar kepala < 1.
2.3 Spesifikasi Pita Lingkar Dada
Lingkar dada diukur dengan menggunakan pita LIDA. Pita LIDA terbuat
dari kertas yupo yang tidak mudah sobek dan tidak mudah pudar warnanya. Pita
LIDA digunakan untuk mengukur bayi yang baru lahir. Terdiri dari 3 warna,
warna hijau menunjukkan bayi lahir dengan berat badan yang cukup baik, warna
kuning berarti bayi lahir dengan berat badan sedang, dan warna merah berarti bayi
lahir dengan berat badan kurang.

8
Gambar 1.1 Pita LIDA.

Gambar 1.2 Kapasitas Pita LIDA.


Pita LIDA pada dasarnya sama dengan pita yang digunakan untuk mengukur
lingkar kepala pada bayi. Pita LIDA umumnya memiliki ukuran panjang atau
kapasitas 56 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Pita LIDA dapat ditemukan di apotek
atau toko peralatan medis dengan harga berkisar antara Rp.5000 sampai Rp. 7000.
2.4 Cara Penggunaan Pita Lingkar Dada

9
Cara penggunaan pita LIDA untuk mengukur lingkar dada pada bayi
adalah pita ukur direntangkan tegak lurus melingkari dada dengan patokan pada
titik puting susu saat bayi berada pada fase ekspirasi terakhir. Pengukuran
dilakukan dalam jangka waktu 24 jam setelah persalinan. Adapun langkah-
langkah mengukur lingkar dada bayi yaitu sebagai berikut (Ervina. 2014).
1. Letakkan pita LIDA di tempat yang rata, marka menghadap ke bawah.
2. Baringkan bayi di tengah-tenah pita. Upayakan bayi dalam keadaan
tenang.
3. Yakinkan bahwa garis mendatar di sepanjang tengah pita jatuh di kedua
puting susu bayi.
4. Lingkarkan ujung pita dan selipkan ke dalam celah yang ada, sampai pita
melingkari tubuh bayi dengan lembut dan rata di sepanjang garis putting
susu.
5. Baca dan catat ukuran LIDA pada pita sampai milimiter terdekat (misalya
27,5 cm).
2.5 Cara Pemeliharaan dan Penyimpanan Pita Lingkar Dada
Pada umumnya, pita LIDA tidak memiliki cara pemeliharaan atau
penyimpanan yang khusus karena pita LIDA terbuat dari bahan kertas, bukan dari
besi atau logam sehingga cara perawatan dan penyimpanannya sangat sederhana.
Adapun cara pemeliharaan dan penyimpanan pita LIDA antara lain sebagai
berikut.
1. Setelah digunakan untuk mengukur lingkar dada bayi, simpan pita LIDA
dalam keadaan tetap lurus. Jangan dilipat ataupun digulung, agar puta
tetap lurus, garis dan angka pada pita tetap terlihat jelas untuk pemakaian
berikutnya.
2. Simpan pita LIDA dalam kotak persegi panjang atau wadah yang sesuai.
3. Sinpan pita LIDA di tempat yang kering.
4. Hindarkan penyimpanan pita dekat dengan cairan agar pita tidak basah
karena pita berbahan dasar kertas.
2.6 Keunggulan dan Kelemahan Pita Lingkar Dada
Pengukuran lingkar dada dengan pita LIDA memiliki beberapa
keunggulan dan juga kelemahan.

10
Adapun keunggulan penggunaan pita LIDA antara lain :
1. Alat mudah didapat, mudah dibawa, dan digunakan.
2. Biaya yang dibutuhkan relatif murah.
3. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki cut of point dan baku rujukan yang
sudah pasti.
4. Prosedur sederhana dan aman.
5. Dapat digunakan untuk mengukur lingkar dada berulang-ulang, tidak
sekali pakai.
6. Hasil pengukuran akurat untuk deteksi dini BBLR.
Selain memiliki keunggulan, pengukuran lingkar dada dengan pita LIDA juga
memiliki beberapa kelemahan antara lain :
1. Terdapat kesulitan tersendiri dalam melakukan pengukuran LIDA karena
harus membuka baju bayi dan mengangkat tangan bayi sehingga rawan
terjadi kesalahan pada pengukuran.
2. Pengukuran tidak bisa dilakukan terlalu lama atau diulang-ulang karena
bayi akan cepat menangis.
3. Alat ukur pita LIDA bisa saja sobek, sehingga tidak dapat digunakan
dalam jangka waktu yang cukup lama.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lingkar dada adalah ukuran yang diambil pada titik xiphisternum/xiphold
cartilago di bagian depan dada dan titik di bawah sudut inferior scapula pada
bagian punggung saat fase ekspirasi terakhir. Pengukuran Lingkar Dada (LIDA)
bayi segera setelah dilahirkan dapat dipakai sebagai pengganti penimbangan berat
lahir untuk deteksi dini BBLR. Pita LIDA digunakan untuk mengukur bayi yang
baru lahir. Terdiri dari 3 warna, warna hijau menunjukkan bayi lahir dengan berat
badan yang cukup baik, warna kuning berarti bayi lahir dengan berat badan
sedang, dan warna merah berarti bayi lahir dengan berat badan kurang. Pita LIDA
umumnya memiliki ukuran panjang atau kapasitas 56 cm dengan ketelitian 0,1
cm. Pita LIDA dapat ditemukan di apotek atau toko peralatan medis dengan harga
berkisar antara Rp.5000 sampai Rp. 7000.
Cara penggunaan pita LIDA untuk mengukur lingkar dada pada bayi
adalah pita ukur direntangkan tegak lurus melingkari dada dengan patokan pada
titik puting susu saat bayi berada pada fase ekspirasi terakhir. Pita LIDA tidak
memiliki cara pemeliharaan atau penyimpanan yang khusus karena pita LIDA
terbuat dari bahan kertas, bukan dari besi atau logam sehingga cara perawatan dan
penyimpanannya sangat sederhana. Penggunaan pita LIDA untuk mengukur
ligkar dada memiliki keunggulan karena alat yang digunakan mudah didapat,

12
murah, dan prosedur penggunaaanyapun tidak sulit. Namun selain memiliki
keunggulan, pengukuran dengan pita LIDA juga memiliki kesulitan tersendiri
karena harus membuka pakaian bayi, dan mengangkat tangan bayi sehingga
mungkin terjadi kesalahan pada pengukuran.
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan dan
kesalahan, baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya. Dari
segi isi juga masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
kepada para pembaca makalah ini agar dapat memberikan kritik dan masukan
yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yusrin. 2012. Pengukuran Antropometri Pengganti Untuk Mendeteksi


Kasus BBLR di Kota Pontianak dan Kabupaten Kubu Raya. Tesis. Tidak
diterbitkan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia : Depok.
[Internet]. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/digital_20298168-
T30026%20-%20Pengukuran%20antropometri.pdf. Diakses pada tanggal
25 September 2020.
Par’i, M Holil, Sugeng Wiyono, dan Titus Priyo Harjatmo. 2017. Bahan Ajar Gizi
Penilaian Status Gizi. Jakarta : Pusat Pendidikan Sumber Daya manusia
Kesehatan Badan Pengenbangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan.
Ervina. 2014. Pedoman Pengukuran Lingkar Dada (LIDA) Pada Bayi Baru Lahir
(Sebagai Indikator Deteksi Dini Bayi Berat Lahir Rendah). [Internet].
https://www.scribd.com/document/209135855/Pengukuran-Lingkar-Dada.
Diakses pada tanggal 26 September 2020.
Novita, Hilda. 2013. Korelasi Lingkar Lengan Atas Dan Lingkar Dada Dengan
Berat Lahir Pada Bayi Berat Lahir Rendah. Tesis. Tidak diterbitkan.
Universitas Hasanuddin : Makassar. [Internet].
file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Documents/.pdf. Diakses pada tanggal 26
September 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai