Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No.

02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

ANALISIS RHODAMIN B PADA LIPSTIK YANG BEREDAR DI


PASAR KOTA MANADO

Lidya Valda Mamoto. Fatimawali Gayatri Citraningtyas


Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado

ABSTRACT

Rhodamin B is a synthetic dye that banned for use in cosmetics and is certified as a
hazardous material according to Minister of Health of Indonesian Republic No.
376/Menkes/Per/1990 because it cause liver damage, kidney and lymph glands damage,
followed with anatomy changes such as organ enlargement. Rhodamin B dye is often used
for food and beverage products. The study was conducted to identify Rhodamin B in lipstick
in the market of Manado City. Samples was taken from 3 main market in Manado city,
namely Karombasan market, Pasar 45 market, and Bersehati market. Samples were soaked
with amonia solution, then using wool yarn to extract rhodamin B dye, followed by
identification using thin layer chromatography (TLC) then detected with UV light 254 and
366 nm. Rhodamin B was evaluated using UV-Vis spectrophotometry. The result shows that
9 examined samples doesn’t contain rhodamin B

Keywords : Rhodamin B, Lipstick, thin layer chromatography (TLC), UV-Vis


Spectrophotometry.

ABSTRAK

Rhodamin B merupakan zat warna sintetik yang dilarang penggunaannya dalam kosmetik
dan dinyatakan sebagai bahan yang berbahaya menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
376/Menkes/Per/1990 karena dapat menyebabkan kerusakan hati, ginjal dan limfa diikuti
perubahan anatomi berupa pembesaran organ. Rhodamin B seringkali digunakan untuk
mewarnai suatu produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetik. Penelitian ini
dilakukan untuk mengidentifikasi dan menentukan kadar rhodamin B pada lipstik yang
beredar di pasaran Kota Manado. Sampel lipstik diambil dari 3 pasar besar yang ada di Kota
Manado yaitu Pasar Karombasan, Pasar 45, dan Pasar Bersehati. Sampel direndam dengan
amonia untuk menarik zat warna rhodamin B menggunakan benang wol, dilanjutkan dengan
identifikasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT) kemudian dideteksi dengan lampu
UV 254 nm dan 366 nm. Pembacaan kadar rhodamin B menggunakan spektrofotometri UV-
Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel yang diperiksa tidak teridentifikasi
adanya zat warna rhodamin B.

Kata Kunci : Rhodamin B, Lipstik, KLT dan Spektrofotometri UV-Vis.

61
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN harganya relatif lebih murah, warna yang


Di zaman modern ini penggunaan dihasilkan lebih menarik dan tingkat
kosmetik untuk menambah estetika stabilitas warnanya lebih baik daripada
semakin meningkat. Kosmetika adalah pewarna alami. Ciri-ciri produk yang
sediaan atau paduan bahan yang siap mengandung rhodamin B adalah warnanya
digunakan pada bagian luar badan cerah mengkilap dan lebih mencolok,
(epidemis, rambut, kuku, bibir dan organ terkadang warnanya terlihat tidak
kelamin luar), gigi dan rongga mulut untuk homogeny (rata), adanya gumpalan warna
membersihkan, menambah daya tarik, pada produk, pada produk tidak
mengubah penampakan, melindungi kulit mencantumkan kode, label, merek,
supaya tetap dalam keadaan baik, informasi kandungannya, atau identitas
memperbaiki bau badan tetapi tidak lengkap lainnya. Pemerintah Indonesia
dimaksudkan untuk mengobati atau melalui peraturan Menteri Kesehatan
menyembuhkan suatu penyakit (Anonim, (PerMenKes) No.239/MenKes/Per/V/1985
1998). Salah satu produk kosmetika yang menetapkan 30 lebih zat pewarna
sering digunakan khususnya bagi para berbahaya, salah satunya rhodamin B.
wanita yaitu lipstik. Rhodamin B merupakan pewarna
Lipstik adalah sediaan kosmetika yang dipakai untuk industri cat, tekstil dan
yang digunakan untuk mewarnai bibir kertas. Rodamin B merupakan zat warna
dengan sentuhan artistik sehingga dapat sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak
meningkatkan estetika dalam tata rias berbau, berwarna merah keunguan, dalam
wajah, tetapi tidak boleh menyebabkan bentuk larutan berwarna merah terang
iritasi pada bibir (Mukaromah, 2008). berpendar (berfluoresensi). Zat warna ini
Menurut Tranggono dan Latifah (2007), dapat menyebabkan iritasi pada saluran
bahan-bahan utama dalam lipstik yaitu pernapasan dan merupakan zat
lilin, minyak, lemak, acetoglycerides, zat- karsinogenik (dapat menyebabkan kanker)
zat pewarna, surfaktan, antioksidan, bahan serta Rhodamin dalam konsentrasi tinggi
pengawet, bahan pewangi. Pewarna pada dapat menyebabkan kerusakan pada hati.
lipstik berdasarkan sumbernya ada 2 yaitu, Kromatografi adalah teknik pemisahan
pewarna alami merupakan zat warna yang diantara dua fase, yaitu fase diam (padat
diperoleh dari akar, daun, bunga dan buah. atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Seperti zat warna hijau dari daun suji dan Kromatografi lapis tipis merupakan salah
zat warna orange dari wortel. Sedangkan satu analisis kualitatif dari suatu sampel
pewarna sintetis berasal dari reaksi antara yang ingin dideteksi dengan memisahkan
dua atau lebih senyawa kimia contohnya komponen-komponen sampel berdasarkan
seperti rhodamin B. perbedaan kepolaran Kromatografi Lapis
Bahan pewarna ditambahkan dalam Tipis. Spektrofotometri UV/Vis
lipstik untuk menambah daya tarik Penyerapan sinar tampak atau ultraviolet
konsumen terhadap produk tersebut, akan oleh suatu molekul yang dapat
tetapi banyak oknum-oknum yang tidak menyebabkan eksitasi electron dalam
bertanggungjawab menambahkan pewarna orbital molekul tersebut dari tingkat
berbahaya pada sediaan lipstik seperti energy dasar ke tingkat energi yang lebih
rhodamin B. Adanya produsen yang masih tinggi (Khopkar, S. M., 1990).
menggunakan rhodamin B pada produknya Penggunaan rhodamin B tentunya
disebabkan oleh pengetahuan yang tidak berbahaya bagi kesehatan. Penumpukkan
memadai mengenai bahaya penggunaan rhodamin B dilemak dalam jangka waktu
bahan kimia tersebut pada kesehatan dan yang lama jumlahnya terus menerus
juga karena tingkat kesadaran masyarakat bertambah di dalam tubuh dan dapat
yang masih rendah. Selain itu, rhodamin B menimbulkan kerusakan pada organ tubuh
sering digunakan sebagai pewarna karena sampai mengakibatkan kematian (Agus et

62
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
al., 2007). Hal ini mendorong peneliti yang berwarna merah yang dijual bebas di
untuk melakukan pengujian analisis 3 pasar besar di kota Manado, aquades,
kandungan rhodamin B yang beredar di larutan HCl (Merck), larutan amonia
pasar Kota Manado menggunakan metode (Merck), n-butanol (Merck), etil asetat
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan (Merck), asam asetat (Teknis), etanol 70%.
Spektrofotometri UV-Vis. Tahap pertama, tahap pengambilan dan
penyiapan sampel. Sampel diambil di tiga
METODOLOGI PENELITIAN pasar yang ada di Kota Manado yaitu
Penelitian ini menggunakan Pasar Karombasan, Pasar Bersehati dan
metode deskriptif laboratorik, yaitu dengan Pasar 45, dimana disetiap Pasar diambil
melakukan observasi pada sampel lipstik pada 3 penjual lipstik.
yang dicurigai mengandung rhodamin B Tahap kedua, tahap ekstraksi dan
yang dilarang untuk digunakan dan pemurnian yang dilakukan dengan
dilanjutkan dengan melakukan analisis menggunakan prosedur berdasarkan
sampel di Laboratorium (Notoatmodjo, penelitian dari Utami dan Suhendi tahun
2010 ; Widana dan Yuningrat, 2007). 2009 yang mengambil acuan dari Djalil
Sebagai subyek penelitian adalah 1 dkk tahun 2005.
K : sampel lipstik pada penjual satu dari a. Sebanyak 1 gram sampel (lipstik)
pasar karombasan, 2 K : sampel lipstik dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
pada penjual dua dari pasar karombasan, 3 kemudian direndam dalam 10 ml
K : sampel lipstik pada penjual tiga dari larutan amonia 2% (yang dilarutkan
pasar karombasan, 1 B : sampel lipstik dalam etanol 70%) selama semalaman.
pada penjual satu dari pasar bersehati, 2 B b. Larutan disaring filtratnya dengan
: sampel lipstik pada penjual dua dari pasar menggunakan kertas saring whatman
bersehati, 3 B : sampel lipstik pada penjual no. 1. Larutan dipindahkan kedalam
tiga dari pasar bersehati, 1 45: sampel gelas kimia kemudian dipanaskan diatas
lipstik pada penjual satu dari pasar 45, 2 hot plate. Residu dari penguapan
45 : sampel lipstik pada penjual dua dari dilarutkan dalam 10 ml air yang
pasar 45, 3 45: sampel lipstik pada penjual mengandung asam (larutan asam dibuat
tiga dari pasar 45. dengan mencampurkan 10 ml air dan 5
Prinsip kerja dalam identifikasi zat ml asam asetat 10%).
warna rhodamin B pada cakalang fufu c. Benang wol dengan panjang 15 cm
akan menggunakan identifikasi secara dimasukkan ke dalam larutan asam dan
kromatografi lapis tipis (KLT) dan dididihkan hingga 10 menit, pewarna
spektrofotometri UV-Vis. akan mewarnai benang wol, kemudian
Alat-alat yang digunakan dalam benang wol diangkat dan dicuci dengan
penelitian ini ialah Erlenmeyer (Pyrex), aquades. Kemudian benang wol
tabung reaksi (Pyrex), timbangan analitik dimasukkan kedalam larutan basa yaitu
(Preeisa XB 220A), corong, labu takar 10 ml amonia 10% (yang dilarutkan
(Pyrex), gelas kimia (Pyrex), gelas ukur dalam etanol 70%) dan didihkan.
(Pyrex), pipet tetes, pipet kapiler, sendok d. Benang wol akan melepaskan pewarna,
tanduk, batang pengaduk (Pyrex), kertas pewarna akan masuk ke dalam larutan
saring (Whatman No. 1), lempeng basa. Larutan basa yang didapat
kromatografi lapis tipis (Merck), benang selanjutnya akan digunakan sebagai
wol, hot plate (Health Thermostatic cuplikan sampel pada analisis
Magnetic Stirre), oven, chamber (Pyrex), kromatografi lapis tipis.
dan spektrofotometer UV-Vis (PG Tahap ketiga, tahap pembuatan
Instrument T80 UV-Vis). larutan baku untuk pembuatan linieritas
Adapun bahan-bahan yang kurva kalibrasi. Larutan baku rhodamin B
digunakan dalam penelitian ini ialah lipstik dibuat dengan konsentrasi 200 ppm. Dari

63
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
larutan baku ini dibuat larutan baku sinar UV 254 nm dan 366 nm
dengan konsentrasi 0,5; 1; 1,5; 2; 5; 6; 7,5 berfluoresensi kuning atau orange, dengan
ppm. Pelarut yang digunakan larutan HCl tinggi bercak pada lempeng yaitu 16 cm
0,1 N (Putri, 2009). dan tinggi eluen 17 cm dan nilai Rf 0,94.
Tahap keempat, tahap identifikasi Untuk ke 9 sampel lipstik tidak
sampel. Lempeng KLT berukuran 20 x 20 menunjukkan bercak yang sama dengan
cm diaktifkan dengan cara dipanaskan bercak baku rhodamin B serta tidak
dalam oven pada suhu 1000C selama 30 menunjukkan adanya noda pada lempeng
menit. Sampel ditotolkan pada lempeng KLT.
KLT dengan menggunakan pipa kapiler Penetapan Kadar
pada jarak 2 cm dari bagian bawah plat, 1. Panjang Gelomabang
jarak antara noda adalah 1,5 cm. Maksimum Larutan Rhodamin B
Kemudian dibiarkan beberapa saat hingga Penentuan panjang gelombang
mengering. Lempeng KLT yang telah maksimum larutan baku rhodamin B
mengandung cuplikan dimasukkan ke dengan konsentrasi 3 ppm diperoleh
dalam chamber yang lebih terdahulu telah panjang gelombang 558 nm.
dijenuhkan dengan fase gerak berupa n- 2. Kurva Kalibrasi Larutan
butanol : etil asetat : amonia (10:4:5). Rhodamin B
Dibiarkan hingga lempeng terelusi Dari hasil perhitungan persamaan
sempurna, kemudian lempeng KLT regresi kurva kalibrasi diatas diperoleh
diangkat dan dikeringkan. Diamati warna persamaan garis y = 0.1275x + 0.0081
secara visual dan dibawah sinar UV, jika dengan koefisien korelasi (r) sebesar
secara visual noda berwarna merah jambu 0,981.
dan dibawah sinar UV 254 nm dan 366 nm Meskipun tidak teridentifikasi
berfluoresensi kuning atau orange, hal ini adanya zat pewarna rhodamin B pada 9
menunjukkan adanya rhodamin B (Ditjen sampel lipstik, namun diperlukan sikap
POM, 2001; Djalil et al dalam Utami dan kehati-hatian dalam pemakaian lipstik
Suhendi, 2009; Putri, 2009). yang berwarna merah pekat yang dijual
Tahap kelima, Penetapan Kadar bebas dipasaran. Menurut Cahyadi (2008)
Zat Warna Rhodamin B. Penetapan kadar bahan pewarna sintetis yang dilarang di
rhodamin B dilakukan dengan Indonesia yang didasarkan pada
spektrofotometri cahaya tampak pada Permenkes RI No.722 /Menkes/ Per/ IX/
panjang gelombang 400-800 nm. 1988 tentang bahan pewarna, tidak
Sedangkan untuk menghitung kadar diizinkan menggunakan zat warna
rhodamin B dalam sampel 37 dihitung rhodamin B karena pewarna ini hanya
dengan menggunakan kurva kalibrasi digunakan untuk pewarna industri tekstil
dengan persamaan regresi : y = ax ± b. seperti kain, kertas dan cat. Rhodamin B
mengandung senyawa klorin (Cl).
PEMBAHASAN Senyawa klorin merupakan senyawa
Pemeriksaan Kualitatif Rhodamin B anorganik yang reaktif dan berbahaya.
Pada Sampel Senyawa ini akan berusaha mencapai
Berdasarkan hasil pemeriksaan kestabilan dalam tubuh dengan cara
kualitatif rhodamin B pada sampel mengikat senyawa lain dalam tubuh, hal
diperoleh data, seperti ditunjukkan pada inilah yang bersifat racun bagi tubuh
lampiran 1. (Depkes, 1999).
Hasil identifikasi pewarna Dari 9 sampel yang dianalisis tidak
rhodamin B pada lipstik dengan metode teridentifikasi adanya zat warna rhodamin
kromatografi lapis tipis, pada larutan baku B untuk sampel 3 dari pasar karombasan,
rhodamin B menghasilkan warna noda sampel 2 dan sampel 3 dari pasar bersehati
merah jambu secara visual dan di bawah telah mencantumkan nomor batch sesuai

64
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493
dengan Keputusan Kepala Badan POM Anonim. 1990. Keputusan Direktur
Republik Indonesia No. HK. 00. 05. 4. Jenderal Pengawasan Obat dan
1745 tentang Kosmetik dan Kode Makanan No. 00386/C/SK/II/90
kosmetik. Untuk 6 sampel yang lain tidak tentang Perubahan Lampiran
mencantumkan nomor batch pada kemasan Peraturan Menteri Kesehatan No.
produk tersebut. 239/Menkes/Per/V/85 tentang Zat
Warna Tertentu yang Dinyatakan
KESIMPULAN sebagai Bahan Berbahaya.
Dari hasil penelitian yang Departemen Kesehatan, Jakarta.
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada 9 Anonim. 1995. Farmakope Indonesia.
sampel lipstik yang beredar di pasar Kota Edisi ke-4. Departemen Kesehatan
Manado tidak teridentifikasi adanya zat RI, Jakarta.
warna Rhodamin B yang diidentifikasi Cahyadi, W. 2006. Kajian dan Analisis
dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Bahan Tambahan Pangan.Edisi
dan Spektrofotometri UV-Vis. Pertama. Bumi Aksara, Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik
SARAN Indonesia. 1992. Direktorat
1. Disarankan untuk tetap adanya sikap Pengawasan Obat dan Makanan,
kehati-hatian dalam memilih kosmetik Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
lipstik agar tidak dapat membahayakan 722/Menkes/Per/IX/1988, Tentang
kesehatan konsumen. Bahan Tambahan Makanan. Edisi II,
2. Diperlukan penelitian selanjutnya Jilid II 1992. Departemen Kesehatan
tentang zat warna rhodamin B pada RI, Jakarta.
kosmetik lain yang berwarna merah. Ditjen POM RI. 2001. Metode Analisis
3. Lanjutkan penelitian rhodamin B PPOMN. Ditjen POM, Jakarta.
menggunakan metode lain. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar
Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Mukaromah A. H., Maharani E. T. 2008.
DAFTAR PUSTAKA Identifikasi Zat Warna Rhodamin B
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia. Pada Lipstik Berwarna Merah.
Edisi ke-3. Departemen Kesehatan Universitas Muhamrnadiyah,
RI, Jakarta. Semarang.
Anonim. 1985. Permenkes RI No. Notoadmojo, S. 2010. Metode Penelitian
239/Menkes/Per/1985 tentang Zat Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Warna Tertentu yang Dinyatakan Tranggono, R. I., dan F. Latifah. 2007.
sebagai Bahan Berbahaya. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan
Departemen Kesehatan, Jakarta. Kosmetik. PT. Gramedia, Jakarta.
Anonim. 1990. Permenkes RI No. Utami, W dan Suhendi, A. 2009. Analisis
376/Menkes/Per/1990 tentang Rhodamin B dalam Jajanan Pasar
Bahan, Zat Warna, Pengawet dan Dengan Metode Kromatografi Lapis
tabir Surya pada Kosmetika. Jakarta: Tipis. Jurnal Penelitian Sains dan
Departemen Kesehatan. Toksikologi, Vol.10, No.2, halaman
148-155, Surakarta.

65
PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 02 Mei 2013 ISSN 2302 - 2493

LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil pemeriksaan kualitatif rhodamin B pada sampel
Tinggi
No. Kode Sampel Visual Sinar UV 254 dan 366 Bercak Harga Rf
(cm)
1. Baku pembanding Merah Orange 16 0,94
rhodamin B jambu

2. 1B - - - -
3. 2B - - - -
4. 3B - - - -
5. 1 45 - - - -
6. 2 45 - - - -
7. 3 45 - - - -
8. 1K - - - -
9. 2K - - - -
10. 3K - - - -

Lampiran 2. Lempeng KLT yang menunjukkan adanya rhodamin B pada sampel

Lampiran 3. Kurva Kalibrasi Larutan Rhodamin B dengan berbagai konsentrasi secara


spektrofotometri sinar tampak pada panjang gelombang 558 nm

1.2

1
y = 0.1275x + 0.0081
0.8
Absorbansi

r = 0.981
0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Konsentrasi (ppm)

66
Filename: 11
Directory: C:\Documents and Settings\User\My Documents
Template: C:\Documents and Settings\User\Application
Data\Microsoft\Templates\Normal.dotm
Title:
Subject:
Author: lidya
Keywords:
Comments:
Creation Date: 5/1/2013 9:43:00 PM
Change Number: 19
Last Saved On: 5/7/2013 1:32:00 PM
Last Saved By: User
Total Editing Time: 189 Minutes
Last Printed On: 5/7/2013 1:32:00 PM
As of Last Complete Printing
Number of Pages: 6
Number of Words: 2,432 (approx.)
Number of Characters: 13,867 (approx.)

Anda mungkin juga menyukai