Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman, maka semakin dituntutnya seseorang
untuk berpenampilan menarik. Penampilan yang menarik dapat membantu
seseorang dalam melakukan perkerjaannya. Banyak wanita akan mengeluarkan
biaya yang sangat besar demi membuat diri mereka menarik dengan melakukan
perawatan serta membeli beberapa macam kosmetik.
Kosmetika merupakan bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk bagian
luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar), gigi, dan
membran mukosa mulut. Bertujuan untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan, dan atau memperbaiki bau badan atau memelihara tubuh
pada kondisi baik. Kosmetik yang paling banyak dan tidak dapat ditinggalkan
pemakaiannya adalah lisptik.
Lipstik merupakan produk kosmetik wajah yang sudah menjadi identitas
bagi wanita pada zaman modern ini. Produk lipstik yang baik adalah lipstik yang
bisa mempercantik warna bibir dan juga mampu memberikan nutrisi serta
melembapkan bibir. Beraneka ragam lipstik ditawarkan, bermacam merek, jenis,
dan warna. Biasanya wanita memilih lipstik terutama karena warnanya.
Zat pewarna secara umum digolongkan menjadi dua kategori yaitu zat
pewarna alami dan zat pewarna sintesis. zat pewarna alami berasal dari tanaman
atau buah-buahan, seperti Bunga rosella, buah manggis, daun jati, biji kesumba
dan kayu secang.
Zat warna merupakan komposisi terpenting dalam lipstik karena warna
itulah bertujuan untuk Menambah daya tarik konsumen terhadap produk. Tetapi
ada produsen yang tidak bertanggung jawab dengan menggunakan pewarna
sintesis berbahaya seperti zat warna Rhodamin B.
Rhodamin B merupakan salah satu zat warna yang biasa dipergunakan
dalam bidang kertas industri dan tekstil. Zat tersebut dapat menyebabkan iritasi
pada kulit dan saluran pernafasan serta merupakan zat yang bersifat karsinogenik.
Dan dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.
1
Untuk mengetahui zat kimia yang terkandung dalam sediaan maka
dilakukan analisis farmasi dengan metode kromatografi lapis tipis. Kromatografi
adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-komponen yang
dipisahkan didistribusikan diantara dua fasa, salah satu fasa tersebut suatu lapisan
stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang mengalir
lembut di sepanjang landasan stasioner. Dengan menggunakan metode
kromatografi banyak kasus pemisahan dituntaskan jauh lebih cepat dan efektif.
Metode KLT dapat digunakan untuk uji identifikasi suatu senyawa dalam
campuran (sampel). Parameter yang digunakan adalah nilai Rf (Retardation
factor). Dua senyawa dikatakan identik jika memiliki nilai Rf yang sama jika
diukur pada kondisi KLT sama. Setelah pengembangan sampel akan diperoleh
nilai Rf yang menggambarkan migrasi relatif komponen senyawa terhadap pelarut
dan berhubungan dengan koefisien distribusi komponen. Dalam analisis
kuantitatif dengan metode KLT, nilai Rf diharapkan berada antara 0,2 sampai 0,8.
Berdasarkan uraian di atas, mengingat pentingnya untuk mengetahui bahan
dan sediaan farmasi berkualitas atau bermutu maka dibuat percobaan mengenai
analisis zat warna pada kosmetik lipstick dengan menggunakan metode KLT.
1.2 Tujuan percobaan

1. Untuk mengetahui zat warna apa yang sering ditambahakan pada kosmetik
2. Untuk mengetahui prinsip kerja dari KLT
3. Untuk mengetahui bahaya dari zat warna (rhodamin B) bagi tubuh
1.3 Manfaat Percobaan
1. Mahasiwa dapat mengetahui zat warna apa yang sering ditambahakan pada
kosmetik
2. Mahasiswa dapat mengetahui Prinsip kerja dari KLT
3. Mahasiswa dapat mengetahui bahaya dari zat warna (rhodamin B) bagi
tubuh

2
3

Anda mungkin juga menyukai