Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas (thermal), arus
listrik (electrict), bahan kimia (chemycal), dan radiasi (radiation) yang mengenai
kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalamsecara kontak langsung atau tidak
langsung. Luka bakar dapat digolongkan berdasarkan kedalaman jaringan yang
rusak akibat luka bakar, luas dan letak luka, lamanya panas mengenai kulit dan
rambatan panas pada jaringan (derajat luka bakar). Derajat luka bakar tersebut
terbagi menjadi 4, yaitu luka bakar derajat I, derajat IIa, derajat IIb, dan derajat III
Penyembuhan luka bakar derajat dua terjadi spontan dalam 10-14 hari tanpa
terbentuk jaringan parut. Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan
jaringan. Hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Proses
penyembuhan dapat terjadi secara normal tanpa bantuan, walaupun beberapa
bahan perawatan dapat membantu untuk mendukung proses penyembuhan
Banyak masyarakat yang belum mengenal pengobatan luka bakar
menggunakan bahan alam dimana pengobatan bahan alam tersebut dapat
dikatakan lebih aman dan lebih terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satu
pengobatan luka bakar menggunakan bahan alam adalah dengan menggunakan
serbuk ikan gabus (Channa striata). Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui
bahwa ikan gabus mengandung cukup banyak albumin, yang sangat diperlukan
oleh tubuh manusia setiap harinya, khususnya dalam proses penyembuhan luka.
Albumin adalah protein pengangkut utama zat gizi mikro yaitu Zinc (Zn), yang
akan terikat dengan albumin di dalam darah. Albumin juga berfungsi meregulasi
tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel, sebagai antioksidan, dan
substansi transportasi sel antitrombosis
Saat ini, sistem penghantaran obat melalui rute topikal adalah rute yang
paling banyak dipilih untuk pengobatan lokal maupun sistemik karena praktis dan
efisien. Untuk pengobatan lokal, sediaan dioleskan pada permukaan kulit
kemudian bahan obat akan menembus stratum korneum sehingga akan terserap
dengan baik. Penggunaan rute topikal banyak dipilihnkarena tidak melewati
metabolisme obat lintas pertama, tidak mengiritasi saluran cerna, bioavailabilitas
obat meningkat, dan efek langsung pada tempat aksi yang
dikehendakidikehendaki.Untuk tipe krim digunakan adalah minyak dalam air
(O/W) karena memiliki daya menyebar yang lebih baik daripada krim tipe W/O.
Pembuatan formulasi serbuk ikan gabus ni, dipilih bentuk sediaan krim
karena sediaan ini mempunyai keuntungan diantaranya mudah dioleskan pada
kulit, dapat digunakan pada kulit dengan luka yang basah dan terdistribusi merata,
mudah dicuci setelah dioleskan dioleska.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum teknologi sediaan
padat pembuatan krim dengan zat aktif yaitu serbuk ikan gabus
1.2 Maksud
Agar mahasiswa dapat menformulasikan suatu sediaan dengan baik dan
benar dan mengetahui cara pembuatan serta evaluasi suatu sediaan.
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui sediaan krim
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara memformulasi sediaan krim
3. Mahasiswa dapat mengetahui evaluasi dari sediaan krim
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini adalah untuk memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara pembuatan krim dengan zat aktif
ikan gabus yang baik dan benar, serta memberikan pengetahuan tentang kelebihan
dan kekurangannya.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan diketahui bahwa sediaan krim
adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahanbahan obta terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
2. Berdasarkan percobaan praktikan dapat mengetahui cara memformulasikan
suatu sediaan sehingga dapat memperoleh hasil sediaan yang sesuai standar
dan syarat SNI dengan mempertimbangkan penggunaan zat aktif dan bahan
tambahan yang digunakan.
3. Berdasarkan percobaan hasil yang diperoleh dari formulasi sediaan
kemudian di uji evaluasi yang bertujuan untuk mengevaluasi sediaan yang
dihasilkan memenuhi standar dan syarat SNI atau tidak, dimana pada
formulasi sediaan krim ini dilakukan beberapa uji evaluasi diantaranya yaitu
berupa uji organoleptis, uji daya sebar, uji daya lekat, uji pH dan uji
homogenitas.
6.2 Saran
6.2.1 Saran Untuk Jurusan
Untuk kelancaraan praktikum berikutnya sebaiknya fasilitas dan penuntun
praktikan yang digunakan dalam praktek lebih dilengkapi agar hasil yang
diperoleh dalam pengambilan data lebih maksimal dan kesalahan dalam
pengambilan data berkurang.
6.2.2 Saran Untuk Jurusan
Sebaiknya alat-alat yang ada dilboratorium lebih diperhatikan dan dirawat
lagi agar saat praktikum bisa dipergunakan dengan baik maksimal tanpa ada
kekurangan.
6.2.3 Saran Untuk Asisten
Hubungan antara asisten dengan praktikan diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerja sama yang baik.
6.2.4 Untuk Praktikan
Untuk praktikan diharapkan banyak menguasai materi mengenai objek
yang digunakan untuk praktikum.

Anda mungkin juga menyukai