Anda di halaman 1dari 3

1.

-Diuretik adalah obat yang meningkatkan laju aliran urin dan umumnya disertai dengan peningkatan
laju ekskresi NaCl (Goodman and Gilman, 2008).
-Diuretik adalah zat- zat yang bekerja secara langsung pada ginjal sehingga akan dihasilkan volume urin
dalam jumlah banyak seiring dengan penurunan kadar NaCl (Tjay and Rahardja, 2015).
-Diuretik merupakan agen yang mampu meningkatkan volume urin melalui kerja pada epitel tubulus
ginjal (Katzung & Trevor, 2015).

2. a. Turunan xantin
Senyawa ini bekerja dengan meningkatkan pasokan darah ginjal terutama pada daerah medula ginjal.
Pada saat bersamaan tahanan vasa afferentia akan berkurang jauh lebih banyak dari vasa efferentia,
sehingga laju fitrasi glomerolus (GFR) lebih besar. Turunan xantin misalnya kofein, teofilin, dan
teobromin merupakan diuretik lemah sampai sedang (Mutschler, 1999).
b. Diuretik hemat kalium
Diuretik hemat kalium menurunkan reabsropsi Na+, dengan mengantagonis aldosteron atau memblok
kanal Na+. Hal in menyebabkan potensial listrik epitel tubulus menurun, sehingga gaya untuk untuk
sekresi K+ berkurang (Neal, 2006). Contoh diuretik hemat kalium adalah amilorid, triamteren, dan
spironolakton (Siswandono & Bambang, 2008).
c. Diuretik loop atau diuretik kuat
Mekanisme obat yang bekerja di loop menghambat reabsorpsi NaCI dalam ansa henle ansendes segmen
tebal. Segmen in memiliki kapasitas yang besar untuk mengabsorpsi NaCl sehingga obat yang bekerja
pada tempat ini mengakibatkan diuresis yang lebih hebat daripada diuresis lain. Contoh obat golongan
diuretik loop ialah furosemid, torsemid, bumetamid, asam etakrinat (Neal, 2006).
d. Inhibitor karboanhidratase
Hambatan pada karbonhidratase memperkecil reabsorpsi tubulus dari ion atrium, karena jumlah ion H+
yang masuk ke lumen lebih sedikit. Akibatnya adalah terjadi peningkatan ekskresi ion natrium, kalium,
dan hidrogenkarbonat melalui ginjal dan disertai ekskesi air (Mutschler, 1999). Contoh diuretik
penghambat karbonik anhidrase adalah asetazolamid, metazolamid, dan etokzolamid (Siswandono &
Bambang, 2008).
e. Diuretik osmotik
Efek utama diuretik osmotik adalah untuk meningkatkan jumlah air yang dikeluarkan dengan relatif
sedikit penambahan ekskresi natrium (Mutschler, 1999). Contoh diuretik osmosis adalah mannitol,
glukosa, sukrosa, dan urea (Siswandono & Bambang 2008)
f. Derivat tiazid
Tiazid bekerja terutama pada segmen awal tubulus distal, dimana tiazid menghambat reabsorpsi NaCl
dengan terikat pada sinpoter yang berperan untuk kontranpor Na+/CI- elektronetral. Terjadi
peningkatan ekskresi Cl, Na+ dan disertai H2O. Beban Na+ yang meningkat pada dalam tubulus distal
menstimulasi pertukaran Na+ dengan K+ dan H+, meningkatkan sekresinya, dan menyebabkan
hipokalemia dan alkalosis metebolik (Neal, 2006). Contoh diuretik tiazid adalah klorotiazid, flumetiazid,
politiazid, dan klortalidon (Siswandono & Bambang, 2008).

3. Refleks berkemih dimulai ketika terjadi pengisian kandung kemih. Jika ada 30-50 ml urine, maka
terjadi peningkatan tekanan pada dinding kandung kemih. Makin banyak urine yang terkumpul, makin
besar pula tekanannya. Peningkatan tekanan akan menimbulkan refleks peregangan oleh reseptor
regang sensorik sakralis melalui nervus pelvikus dan kemudian secara refleks kembali lagi ke kandung
kemih untuk menstimulasi otot detrusor untuk berkontraksi. Siklus ini terus berulang sampai kandung
kemih mencapai kontraksi yang kuat, kemudian refleks akan melemah dan menghilang sehingga refleks
berkemih berhenti. Hal ini menyebabkan kandung kemih berelaksasi. Sementara itu jika terjadi kontraksi
yang kuat, maka akan menstimulasi nervus pudendal ke spingter eksternus untuk menghambatnya. Jika
penghambatan sinyal kontriktor volunteer ke spingter eksterna di otak kuat, maka terjadilah proses
berkemih (Wartonah, 2010).

4.

5.

*Dapus*
Goodman and Gilman. 2008. Manual Farmakologi dan Terapi. Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Katzung, B. G., & Trevor, A. J. (2015). Basic & Clinical Pharmacology (13th Edition ed.). McGraw-Hill, San
Fransisco.

Mutschler, Ernst. 1999. Dinamika Obat Farmakologi dan Toksikologi. Edisi 5.Bandung: ITB Press.

Neal, J. Michael. 2006. At a Glance: Farmakologi Medis. Penerjemah: Juwalita Surapsari Edisi V. Jakarta:
Erlangga.

Siswandono., Bambang Soekardjo. 2008. Kimia Medisinal. Surabaya: Airlangga University Press.

Tjay T.H. and Rahardja K.. 2015. Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek - Efek Sampingnya. PT
Elex Media Komputindo, Jakarta.

Wartonah, Tarwoto. 2010. Kebutuhan Dasar manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.

Anda mungkin juga menyukai