BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kosmetik
Kosmetik sudah dikenal orang sejak zaman dahulu kala. Di Mesir, 3500
tahun Sebelum Masehi telah digunakan berbagai bahan alami baik yang
tanah liat, lumpur, arang, batubara bahkan api, air, embun, pasir, atau sinar
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,
dan organ genital bagian luar), atau gigi dan membran mukosa mulut,
memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi
baik.
minyak bayi, bedak bayi, preparat untuk mandi, misalnya sabun mandi, bath
capsule, preparat untuk mata, misalnya mascara, eye shadow, preparat untuk
misalnya cat rambut, hair spray, preparat pewarna rambut, misalnya cat
untuk kebersihan mulut, misalnya pasta gigi, mouth washes, preparat untuk
pelindung, preparat cukur, misalnya sabun cukur, preparat untuk suntan dan
kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) dan kosmetik riasan (dekoratif
atau make-up). Kosmetik perawatan kulit yaitu untuk perawatan kulit yang
kulit (peeling), misalnya scrub cream yang berisi butiran – butiran halus yang
menarik bagi para ahli kimia. Sebelum membuat formula pewarna untuk
tahun 2003, kosmetik yang diproduksi dan atau diedarkan harus memenuhi
tahun 2003, bahan yang digunakan harus memenuhi persyaratan yaitu bahan
sesuai dengan yang ditetapkan, bahan tabir surya yang diizinkan digunakan
kelopak mata dan di bawah alis. Perona mata umumnya digunakan untuk
membuat mata pemakai lebih menonjol atau agar terlihat lebih menarik
(Wikipedia, 2016).
sekitar bola mata, menciptakan kesan ketajaman pada mata serta menciptakan
kesan cerah dan gelap untuk perubahan karakter. Perona mata dapat
11
Bahan yang paling umum digunakan dari perona mata adalah bubuk
padat yang tersedia dalam bentuk compact kecil dengan berbagai warna.
Bahan dasar yang digunakan dalam perona mata padat hampir sama dengan
yang digunakan pada bedak tabur. Misalnya talk merupakan bahan utama
dengan zink stearat yang berperan sebagai pengikat dan juga bersifat adhesi
terhadap kulit. Pengikat cair secara luas digunakan dan juga menyatukan
ke dalam perona mata. Hampir semua warna dapat digunakan pada area mata.
pewarna organik pada daerah mata diterapkan pada bahan pengkilat sehingga
mata antara lain Food, Drug, and Cosmetic (FD & C) Red No. 40, FD & C
bahan tambahan alami yang diijinkan dan semua pigmen inorganik, dan
produk kosmetik untuk mata. Beberapa masalah yang timbul yaitu gaya
adherent ke kulit, ketidaksesuaian warna dan hal yang umum terjadi adalah
penumpukan pada daerah kelopak mata ketika pengikat yang digunakan tidak
3450C dengan massa jenis 1,669 gr/cm3, dan banyak digunakan sebagai tinta
Merah K3 larut dalam air dan etanol dan tidak larut dalam aseton
naphthalenil) azo )-4-metil benzena asam sulfonat, garam barium (2: 1).
Indeks warna No.: 15585:1. Sinonim merah K3 adalah: CI Pigment Red 53,
Ba salt; CI Pigment Red 53, barium salt (2:1); D and C Red No. 9; Pigment
Red 53:1; Lake Red C; Red Lake C (IARC, 1993). Struktur kimia merah K3
Gambar 2.1
Struktur kimia Merah K3 (IARC, 1993)
toksisitas rendah. Zat warna tersebut tidak mengiritasi kulit dan mata.
perubahan hematologi serta memiliki efek pada limpa, hati, dan ginjal. Dosis
dalam berbagai uji in-vitro dan in-vivo. Beberapa uji toksisitas untuk jangka
1. Kecermatan (accuracy)
2. Keseksamaan (precision)
3. Selektivitas (spesifisitas)
6. Kekuatan (robustness)
a. Kecermatan (accuracy)
kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat
pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur (Harmita, 2004). Tabel
Tabel 1.
Persentase perolehan kembali (recovery) yang diterima
sesuai level konsentrasi analit
Analit (%) Fraksi analit Konsentrasi Kisaran Kadar (%)
100 1 100% 98-102
10 10-1 10% 98-102
1 10-2 1% 97-103
0,1 10-3 0,1% 95-105
0,01 10-4 100 ppm 90-107
0,001 10-5 10 ppm 80-110
0,0001 10-6 1 ppm 80-110
0,00001 10-7 100 ppb 80-110
0,000001 10-8 10 ppb 60-115
0,0000001 10-9 1 ppb 40-120
Sumber : AOAC, 2012
b. Keseksamaan (precision)
antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari
metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama
terpisah dari batch yang sama, jadi memberikan ukuran keseksamaan pada
yang dicuplik dari batch yang sama. Reprodusibilitas dapat juga dilakukan
2004). Nilai persentase RSD yang diterima sesuai level konsentrasi analit
Tabel 2.
Persentase RSD yang diterima sesuai level konsentrasi analit
Analit (%) Fraksi analit Konsentrasi RSD (%) Horwitz RSD (%) AOAC
100 1 100% 2,0 1,3
10 10-1 10% 2,8 1,8
1 10-2 1% 4,0 2,7
0,1 10-3 0,1% 5,7 3,7
0,01 10-4 100 ppm 8,0 5,3
0,001 10-5 10 ppm 11,3 7,3
0,0001 10-6 1 ppm 16,0 11,0
0,00001 10-7 100 ppb 22,6 15,0
0,000001 10-8 10 ppb 32,0 21,0
0,0000001 10-9 1 ppb 45,3 30,0
c. Selektivitas (spesifisitas)
secara tepat dan spesifik dengan adanya komponen lain dalam matriks sampel
2004).
pemisahan, daya pisah antara analit yang dituju dengan pengotor lainnya
harus > 1,5. Chan et al., (2004) membagi spesifisitas dalam 2 kategori, yakni
uji identifikasi dan uji kemurnian atau pengukuran. Untuk tujuan identifikasi,
sama. Untuk tujuan uji kemurnian dan tujuan pengukuran kadar, selektivitas
data yang berbanding lurus dengan konsentrasi (jumlah analit) dalam sampel.
Variabel data yang dapat digunakan untuk kuantisasi analit adalah area
18
puncak, ketinggian puncak, atau rasio luas puncak (tinggi) dari analit ke
serial terhadap larutan baku induk pada uji linieritas ini, hal ini untuk
analit dengan signal yang diukur (absorbansi, luas puncak, tinggi puncak,
atau area dibawah kurva). Pada penetapan kadar, linieritas dapat diterima jika
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat
terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan
simpangan baku respon dan slope kurva baku pada level terendah. Nilai batas
deteksi adalah 3,3 (SD/S), sementara nilai batas kuantitasi adalah 10 (SD/S).
19
blanko pada standar deviasi residual garis regresi linier atau dengan standar
gerak, variasi pada komposisi fase gerak, kolom, efek temperatur, dan laju
sampel dan kemudian ion bermuatan dideteksi oleh spektrometer massa. Data
terhadap kehadiran bahan kimia lainnya apabila berada dalam campuran yang
20
bermassa molekul tinggi, bahkan juga protein. Senyawa dipisahkan atas dasar
interaksi relatif dengan lapisan kimia partikel-partikel (fase diam) dan elusi
pelarut melalui kolom (fase gerak). Komponen elusi dari kolom kromatografi
(Ardrey, 2003).
terhadap muatannya. Dua komponen kunci dalam proses ini adalah sumber
ion yang menghasilkan ion dan penganalisis massa yang akan menseleksi ion.
(Agilent, 2001).
dalam hal pengembangan sumber ion dan teknik untuk mengionisasi dan
analit tersebut akan dipisahkan secara mekanis dan elektrostatis dari inti
21
Jenis-jenis teknik ionisasi pada LC-MS dapat dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2
Jenis-jenis teknik ionisasi pada LC-MS (Agilent, 2001)
Gambar 2.3
Sumber ion elektrospray (Agilent, 2001)
muatan pun meningkat. Hal ini akan memaksa ion memiliki kekuatan
melebihi kekuatan kohesif atau ion dikeluarkan ke dalam fase gas. Ion-ion
Proses desorbsi ion dari larutan dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4
Proses desorbsi ion dari larutan (Agilent, 2001)
2001).
23
yang panas akan menguapkan cairan. Molekul dari fase gas pelarut yang
dihasilkan akan habis terionisasi oleh elektron dari jarum korona. Ion-ion
reaksi kimia (ionisasi kimia). Ion-ion analit kemudian akan melewati pipa
(Agilent, 2001). Sumber ion APCI dapat dilihat pada Gambar 2.5.
Gambar 2.5
Sumber ion APCI (Agilent, 2001)
mungkin secara termal tidak stabil. APCI lebih sering digunakan dengan
APPI pada LC-MS/MS adalah teknik yang relatif baru. Pada APPI
menghasilkan foton dalam kisaran energi ionisasi yang kecil. Kisaran energi
massa (Agilent, 2001). Sumber ion APPI dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Gambar 2.6
Sumber ion APPI (Agilent, 2001)
25
dianalisis dengan APCI. Hal ini menunjukkan kemiripan pada dua aplikasi,
yaitu dapat menganalisis senyawa non polar dan memiliki laju alir rendah
untuk melakukan analisis terhadap ion berdasarkan rasio m/z. Mass analyzer
melalui ruang hampa. Ionisasi ion terjadi pada sumber ion. Ion dianalisis oleh
mass analyzer yang akan mengontrol gerakan ion saat menuju detektor untuk
diubah menadi sinyal (Agilent 6400, 2009). Skema single quadrupole dapat
Gambar 2.7
Skema single quadrupole (Agilent 6400, 2009)
26
yang menggunakan voltase frekuensi radio (RF) dan voltase arus searah (DC)
yang spesifik. Batang ini akan menyaring semua ion kecuali ion dengan satu
atau lebih nilai m/z diluar tegangan yang sudah ditetapkan. Semua ion pada
sampel akan dihasilkan oleh sumber ion. Namun ketika suatu seri tegangan
diberikan, hanya ion dengan nilai m/z yang sesuai yang dapat melewati
dengan nilai m/z yang berbeda dapat melewati quadrupole. Scanning secara
Gambar 2.8
Skema konsep spektrometri massa single quadrupole (Agilent 6400, 2009)
ionisasi eksternal dan dikumpulkan dalam corong. Bola dengan warna dan
27
ukuran yang berbeda menunjukkan ion yang memiliki nilai m/z yang berbeda
Mass analyzer quadrupole diwakili oleh sabuk yang bergerak dimana sabuk
berbagai ukuran. Ion akan masuk ke dalam corong yang kemudian melewati
ion yang lebih kecil cocok untuk lubang yang satu, akan tetapi mass analyzer
quadrupole akan menyaring ion sehingga hanya ion yang sesuai saja yang
dapat melewati detektor. Detektor diwakili oleh bagian bawah corong untuk
spektrometeri massa secara keseluruhan akan mulai bergerak dari nilai m/z
kecil ke nilai –nilai yang lebih besar. Jika sabuk tidak bergerak, detektor akan
terus memantau nilai m/z yang sama selama satu periode pemindaian. Jenis
analisa ini dikenal dengan Selective Ion Monitoring (SIM). Jenis ini adalah
yang mode yang paling sensitif untuk spektrometri massa single quadrupole.
waktu tinggal untuk memindai pada berbagai nilai m/z tertentu, dipilih satu
ion yang tetap (SIM) atau pindah ke beberapa ion yang dipilih selama periode
ion, teknologi desolvasi yang ditingkatkan dan diikuti oleh optik ion yang
kanannya. Jenis ini terdiri dari empat batang hiperbolik paralel dimana ion
yang terseleksi akan disaring terlebih dahulu sebelum mencapai sel tabrakan
(collision cell) dimana ion akan terfragmentasi. Sel tabrakan biasanya disebut
sel tabrakan dapat ditempatkan antara sabuk dan fragmen ion. Sabuk pertama
Berbagai jenis sel tabrakan dapat dipilih (Agilent 6400, 2009). Konsep model
Gambar 2.9
Konsep model spektrometri massa triple quadrupole (Agilent 6400, 2009)
elektromagnetik yang seragam diterapkan pada semua ion untuk waktu yang
sama. Hal ini menyebabkan ion menyusuri tabung penerbangan dengan lebih
cepat. Ion yang lebih ringan akan berjalan lebih cepat dan sampai di detektor
lebih awal, sehingga rasio massa terhadap muatan ion-ion ditentukan oleh
30
waktu kedatangannya. Analisis massa TOF memiliki rentang massa yang luas
cincin dengan dua penutup di ujungnya yang membentuk sebuah ruang. Ion
tambahan (Agilent, 2001). Analisis massa perangkap ion dapat dilihat pada
Gambar 2.10.
Gambar 2.10
Analisis massa perangkap ion (Agilent, 2001)
perangkap ion. Ion memasuki sebuah ruangan yang terjebak dalam lingkaran
31
orbit oleh listrik dan bidang magnetik yang kuat. Ketika terjadi eksitasi oleh
frekuensi radio (RF) pada medan listrik, ion menghasilkan arus yang
bergantung pada waktu. Arus ini dikonversi oleh fourier menjadi frekuensi
orbital dari ion yang sesuai dengan rasio (m/z). Seperti perangkap ion,
tanpa analisis massa tambahan. FT-ICR juga memiliki rentang dan resolusi
massa yang sangat baik. Jenis ini merupakan analisis massa termahal
quadrupole yang dipisahkan oleh satu collision cell. Quadrupole 1 (Q1) dan 3
Collision cell .
m/z dan ditransfer ke Q2 atau collision cell. Di dalam collision cell terjadi
quadrupole Q3. Jenis percobaan ini dikenal dengan MS-MS scan yang
berdasarkan kondisi optimal hasil ionisasi dan dipilah berdasarkan m/z ion
prekursor. Hal ini disebut dengan prekursor scan, menggunakan mode yang
terpisah anatara quadrupole 1 dan 2. Pada saat dilakukan scanning salah satu
qudrupole dalam kondisi fix sementara yang satu lagi melakukan identifikasi
dan analisis ion prekursor, hal ini sering dikenal dengan MS-Scan. Semua ion
yang dihasilkan dilakukan identifikasi nilai m/z nya dengan cara seleksi m/z
yang cocok dengan berat molekul senyawa yang akan diidentifikasi (De
semua fragmentasi yang mengarah kepada hilangnya ion netral. Scan jenis ini
2008).
(SRM) adalah teknik berdasarkan prinsip pemilihan ion prekursor dan ion
produk tertentu sesuai nilai m/z yang diinginkan, yang dapat diidentifikasi
yang spesifik dan selektif yang dapat mengukur secara spesifik. Untuk
scanning ini quadrupole 1dan 2 kondisi on dan fokus pada pemilihan atau
seleksi massa tertentu. Metoda ini analog terhadap pemilihan m/z secara
33
spesifik dimana yang terdeteksi hanya ion dengan m/z yang diinginkan (De
Precursor Fragment
Fragmentation
Selection detection
Gambar 2.11
Proses eksperimen dalam LC-MS/MS
(De Hoffman et al., 2008)