Disusun Oleh:
Kelompok 1
Aisyah Rosmaulaya 0432950719009
Amelia Sefianawati 0432950719015
Boki Septiyani Mony 0432950719037
Fathial Hasni 0432950719010
Riska Febriani 0432950719017
Vania Febri Anggita 0432950719002
DAFTAR ISI...................................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.2. Tujuan..................................................................................................................................2
2.2. Merkuri................................................................................................................................4
4.1 Hasil....................................................................................................................................11
4.2 Pembahasan.......................................................................................................................12
BAB V PENUTUP.......................................................................................................................18
5.1 Kesimpulan........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Kosmetik sudah dikenal oleh manusia sejak berabad-abad yang lalu, sekitar pada
abad ke-19 pemakaian kosmetika menarik perhatian yang dimana untuk kecantikan dan
untuk kesehatan juga. Produk-produk kosmetika dipakai secara berulang setiap hari dan
diseluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki, sehingga diperlukan persyaratan
aman untuk dipakai. Saat ini jenis kosmetika yang banyak digunakan masyarakat
khususnya para wanita adalah produk handbody lotion whitening dan bleaching cream
yang lebih dikenal sebagai lotion pelembut kulit krim pemutih yang membuat kulit
menjadi lebih cerah dan terlihat lebih putih (Djajadisastra, 2013).
Kata kosmetik berasal dari bahasa Yunani, yaitu “kosmesis” yang mengartikan
bahwa memperindah atau “kosmeo” untuk mengatur (Tranggono dan Fatma, 2007).
Kosmetik menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175/MENKES/PER/VII/2010,
tentang izin Produksi Kosmetika, kosmetika adalah bahan atau sediaan yang
dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku,
bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk
membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan
atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik.
Produk pemutih kulit adalah salah satu jenis produk kosmetika yang mengandung
bahan aktif yang dapat menekan atau menghambat pembentukan melanin yang sudah
terbentuk sehingga akan memberikan warna kulit yang lebih putih. Kosmetika pemutih
biasanya mengandung bahan zat aktif pemutih seperti hidroquinon dan merkuri.
1
menjadikan kulit tampak putih mulus, tetapi jika dipakai dalam jangka panjang maka
akan mengendap di dalam kulit. Sehingga menyebabkan kulit menjadi briu kehitaman
dan meminculnya penyakit kanker.
1.2. Tujuan
Untuk mengetahui kadar logam merkuri (Hg) pada krim pemutih yang tidak
teregistrasi oleh BPOM yang beredar di Kecamatan Pasar Kota Jambi menggunakan
SSA.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar yang terdiri dari dua tipe krim,
yaitu: krim tipe air minyak (A/M) dan krim minyak air (M/A), yang dimana untuk
membuatnya digunakan zat pengemulsi yang umumnya berupa surfaktan–surfaktan
anionik, kationik dan nonionik (Anief, 2010).
Definisi krim pemutih kulit adalah sediaan kosmetik yang berbentuk krim
merupakan campuran bahan kimia dan atau bahan lainnya yang digunakan untuk
memucatkan noda hitam/coklat pada kulit (SNI, 1998). Pemutih digunakan untuk kulit
hitam yang tidak merata seperti bitnik-bintik hitam, bitnik-bintik akibat matahari (sun
spot), luka parut yang terjadi akibat kondisi hormonal dan lain–lain (Shai, dkk, 2009).
3
HK.00.06.4.02894 tentang persyaratan cemaran mikroba pada kosmetik, SNI 16-
0212-1995/Revisi 1987 Farmakope Indonesia Edisi IV, dan SNI 16-0218-1997
Kodeks Kosmetik Indonesia, Edisi II Volume I dan II (SNI, 1998).
2.2. Merkuri
Merkuri (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna putih perak, serta
mudah menguappada suhu ruanga. Hg akan memadat pada tekanan 7.640 Atm.Merkuri (Hg)
dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, akan tetapi tahan terhadap basa.Pada tabel
periodika unsur-unsur kimia atom 80 dan mempunyai berat atom BA200,59 g/mol,titik
didih 356,60C dan titik beku -390C. (Widowati, 2008). Merkuri digunakan dalam
bermacam-macam perindustrian, untuk peralatan-peralatan elektris, digunakan untuk alat-
alat ukur, dalam dunia pertanian dan keperluan-keperluan lainnya. Demikian luasnya
pemakaian merkuri, mengakibatkan semakin mudah pula organisme melakukan keracunan
merkuri (Heryando, 2008).
Keracunan akut yang timbul oleh logam merkuri dapat diketahui dengan
mengamati gejala-gejala berupa: peradangan pada tekak (pharyngitis), dyspaghia, rasa sakit
pada bagian perut, mual-mual dan muntah, murus disertai dengan darah dan shok. Bila
gejala-gejala awal ini tidak segera diatasi, penderita selanjutnya akan mengalami
pembengkakan pada kelenjar ludah, radang pada ginjal (nephritis) dan radang pada hati
(hepatitis) (Heryando, 2008). Paparan merkuri jangka pendek, dalam dosis tinggi bisa
menyebabkan muntah-muntah, diare dan kerusakan paru-paru, serta merupakan zat
karsinogenik (BPOM, 2007). Pemakaian merkuri dalam jangka waktu yang lama dapat
mengakibatkan kanker kulit, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, dan
jenis kanker lainnya (Christiani, 2009). Karena toksisitasnya terhadap organ-organ ginjal,
saraf, dan otak sangat kuat maka pemakaiannya dilarang dalam sediaan kosmetik (BPOM,
2014).
4
secara terus-menerus sehingga lama-kelamaan jumlah merkuri yang masuk mengendap
dalam tubuh menjadi sangat besar dan melebihi batas toleransi yang memiliki tubuh
sehingga gejala keracunan mulai terlihat (Heryando, 2008).
5
sehingga sangat mudah untuk menguap. Uap merkuri dapat menimbulkan efek
samping yang sangat merugikan bagi kesehatan.
Diantara sesama senyawa merkuri an-organik, uap logam merkuri (Hg 0),
merupakan yang paling berbahaya. Ini disebabkan karena sebagai uap, merkuri tidak
terlihat dan dngan sangat mudah akan terhisap seiring kegiatan pernapasan yang
dilakukan. Pada saat terpapar oleh logam merkuri, sekirar 80% dari logam merkuri
akan terserap oleh alveoli paru-paru dan jalur-jalur penapasan untuk kemudian
ditransper kedalam darah. Dalam darah akan mengalami proses oksidase yang
dilakukan oleh enzim hydrogen peroksida katalase sehingga menjadi ion Hg 2+. Ion
merkuri ini selanjutnya dibawa keseluruh tubuh bersama dengan peradapan darah
(Heryando, 2008)
Analisis SSA yang didasarkan pada penyerapan energi radiasi dari sumber nyala
atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar. Komponen-komponen utama yang
menyusun SSA adalah sumber cahaya, atomizer, monokromator, detector, dan
6
penampilan data (Anderson,1987). Penggunaan SSA dalam menganalisa kandungan
logam-logam, dikarenakan dengan metode SSA unsur-unsur dengan energi eksitasi
rendah.
a. Sumber Radiasi
Sumber radiasi yang digunakan harus memancarkan spektrum atom dari
unsur yang ditentukan. Spektrum atom yang dipancarkanharus terdiri darigaristajam
yang mempunyai setengah lebar yang sama dengan garis serapan yang dibutuhkan
oleh atom-atom dalam contoh. Sumber sinar lazim dipakai adalah lampu katoda
berongga (hallow chatoda lamp). Untuk penetapan apa saja yang diminta, lampu
katoda berongga yang digunakan mempunyai sebuah katoda pemancar yang terbuat
dari unsuryang sama (Basset dkk 1994).
b. Nyala
Nyala digunakan untuk mengubah sampel berupa padatan atau cairan menjadi
bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi. Untuk spektroskopi nyala
suatu persyaratan yang penting adalah bahwa nyala dipakai hendaknya menghasilkan
temperatur lebih 2000oK. Konsentrasi atom-atom dalam bentuk gasdalam nyala, baik
dalam keadaan dasar maupun dalam keadaan tereksitasi, dipengaruhi oleh komposisi
nyala.
7
Tujuan sistim pembakar- pengabut adalah untuk mengubah larutan uji
menjadi atom-atom dalam bentuk gas.Fungsi pengabut adalah menghasilkan kabut
atau aerosol larutan uji. Larutan yang akan dikabutkan ditarik ke dalam pipa kapiler
oleh aksi semprotan udara yang ditiupkan melalui ujung kapiler, diperlakukan aliran
gas bertekanan tinggi untuk menghasilkan aerosol yang halus.(Basset dkk,1994).
d. Monokromator
e. Detektor
f. Read out
8
BAB III
METODOLOGI
9
3.1 Cara Kerja
A. Perolehan Bahan
Sampel yang digunakan pada penilitian ini adalah krim pemutih X yang tidak
teregistrasi oleh BPOM, yang beredar di daerah Kecamatan Pasar Jambi. Sampel
diambil dari 5 toko yang berbeda, setiap toko diambil 2 sampel, jadi total sampel
yang dianalisis adalah 10 sampel. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
nonrandom (purposive sampling) dengan kriteria krim pemutih wajah yang paling
banyak diminati, murah dengan kisaran harga (Rp 10.000,00-20.000,00), dan tidak
teregistrasi.
10
BAB IV
4.1 Hasil
11
4.2 Pembahasan
Merkuri merupakan logam beracun yang dapat menimbulkan efek serius pada
kesehatan meskipun pada konsentrasi yang sangat kecil. Dicurigai ada kandungan
merkuri pada kosmetik krim pemutih illegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis kandungan dan mengetahui kadar merkuri pada krim pemutih merek X.
Sampel krim pemutih X dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling.
Sebanyak 2 g sampel dilarutkan dengan cara dekstruksi basah untuk menghilangkan
zatzat organik. Identifikasi merkuri menggunakan uji warna dengan reagen KI, HCl, dan
NaOH, sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan metode Atomic Absorption
Spectroscopy (AAS) pada panjang gelombang 253,7 nm. Hasil uji kualitatif
menunjukkan bahwa sampel yang direaksikan dengan pereaksi KI menghasilkan endapan
merah orange, yang menunjukkan hasil positif adanya merkuri.
12
dengan 2 (dua) tetes KI akan membentuk endapan berwarna merah orange. Hasil
tersebut selaras dengan penelitian Parengkuan et al. (2013), yang meneliti sampel
krim pemutih di Kota Manado secara kualitatif menggunakan pereaksi KI 0,5 N.
Logam yang mengandung merkuri akan membentuk endapan merah orange jika
direaksikan dengan 1- 2 tetes pereaksi. Sari et al. (2017), juga melaporkan bahwa
uji kualitatif pada sampel lotion pemutih menggunakan pereaksi KI 1-2 tetes,
endapan merah orange akan terbentuk pada sampel yang mengandung logam
merkuri. Hal ini berbeda dengan penelitian Rohaya et al., (2017), yang
melaporkan endapan merah orange terbentuk setelah sampel yang mengandung
merkuri direaksikan dengan 5 tetes KI.
Pada penelitian tersebut, endapan merah orange menghilang setelah
pemberian KI berlebih, hal tersebut sesuai dengan teori Vogel (1990), yang
menyatakan bahwa endapan merah orange akan terbentuk pada sampel yang
mengandung logam merkuri saat direaksikan dengan KI, dan endapan tersebut
akan menghilang dengan penambahan KI berlebih. Dari kesepuluh sampel yang
diteliti, semua membentuk endapan merah orange yang menandakan bahwa
sampel tersebut positif mengandung merkuri. Reaksi yang terjadi antara merkuri
dan KI dapat dilihat pada Persamaan 6.
13
Hg2+ + 2OH- → Hg2O + H2O (8).
15
253,7 nm. Panjang gelombang tersebut dipilih karena memiliki sensitifitas yang
paling baik dan tidak berinteraksi dengan logam lainnya yang ada dalam sampel
(Robinson, 1996).
16
(2013), melaporkan bahwa dari kesepuluh sampel yang diuji terdapat 5 sampel
yang tidak teregistrasi dan mengandung kadar merkuri 0,03– 0,06 ppm, kadar
merkuri yang terdeteksi tersebut tidak terlalu besar.
Penelitian lain pada krim pemutih yang teregistrasi menunjukkan adanya
kandungan merkuri seperti pada penelitian yang telah dilakukan oleh Elhag et al.
(2015), kadar merkuri pada delapan sampel yang teregistrasi dari delapan sampel
yang diteliti hanya terdapat 1 sampel yang tidak tedeteksi merkuri dan lima
sampel krim pemutih yang mengandung kadar merkuri cukup tinggi 1,883 -
1,1715 ppm. Penelitian pada sampel krim pemutih yang teregistrasi juga
dilakukan oleh Erasiska et al., (2015), yang meneliti 6 (enam) sampel krim
pemutih wajah, semua sampel terdeteksi merkuri, namun terdapat tiga sampel
yang mengandung merkuri melebihi persyaratan yang ditetapkan dengan kadar
1,81-4,18 ppm. Dari beberapa hasil penelitian terdahulu tersebut menunjukkan
adanya kandungan merkuri pada sampel teregistrasi dan yang tidak teregistrasi
dalam kadar yang rendah sampai kadar yang cukup tinggi. Hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa semua sampel krim pemutih merek X positif
mengandung merkuri dengan kadar ratarata 0,251 ppm. Penggunaan krim
pemutih yang mengandung merkuri harus dihindarkan karena merkuri termasuk
logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.
Pemakaian merkuri dalam krim pemutih dapat menimbulkan berbagai hal, mulai
dari perubahan warna kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik
hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit, serta pemakaian dengan dosis tinggi dapat
menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan
janin, bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan
muntahmuntah, diare, dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker) pada manusia (Parengkuan et al., 2013).
17
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Sediaan krim pemutih merek X yang tidak teregistrasi oleh BPOM yang beredar
di Kecamatan Pasar Kota Jambi positif mengandung merkuri dengan kadar logam
merkuri rata-rata 0,251 ppm.
18
DAFTAR PUSTAKA
Daulay, Chintia Mei T. 2019. “ANALISA MERKURI (Hg) PADA KRIM PEMUTIH WAJAH
YANG BEREDAR DI PEKAN SELASALAU DENDANG DELI SERDANG”.
http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1537/1/CHINTIA%20MEI
%20TRIANA%20DAULAY-dikonversi.pdf (diakses pada 20 Oktober 2021).
Hasibuan, Elliwati. 2018. “PEMERIKSAAN ALUMINIUM (Al) DAN CALSIUM (Ca) PADA
PROSES AIR TIRTANADI DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN
ATOM”. https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11634/Fulltext.pdf?
sequence=1&isAllowed=y (diakses pada 20 Oktober 2021).
19