Anda di halaman 1dari 17

PANDUAN PENGAMBILAN DATA PENELITIAN

PENGARUH E- DIGITAL NURSING CARE PLANS (e DNCP) TERHADAP


TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DI DIII KEPERAWATAN
FK UNTIRTA

DISUSUN OLEH :
EPI RUSTIAWATI, M.Kep., Sp.Kep.MB

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG BANTEN
2019/2020
RESPONDEN:
1. Responden adalah yang bersedia atas kesadaran diri menjadi sumber data bagi
pennelitian ini
2. Peneliti akan meminta responden mengisi persetujuan menjadi responden melalui link
3. Responden akan mengerjakan asuhan keperawatan keperawatan medikal bedah
dengan memilih kasus yang ada berdasarkan 1 diagnosis keperawatan utama
(prioritas) yang terdiri dari diagnosis keperawatan, tujuan perencanaan dan rencana
tindakan.
4. Setiap responden mengerjakan asuhan keperawatan medikal bedah:
a. kasus pada minggu ke-1 sejumlah 2 kasus dengan mengunakan alat bantu buku
SDKI, SLKI dan SIKI dan mencatat waktu penyelesaian askep.
b. kasus pada minggu ke-2 sejumlah 2 kasus dengan mengunakan alat bantu buku
SDKI, SLKI dan SIKI dan mencatat waktu penyelesaian askep.
c. Pada mingguke-2, responden mengisi kuisioner pada link yang akan dibagiakan
oleh peneliti.
d. kasus pada minggu ke-3 dengan kasus yang sama pada minggu ke-1 dengan
mengunakan alat bantu aplikasi e-Diginal Nursing Care Plans (e DNC).
e. kasus pada minggu ke-4 dengan kasus yang sama pada minggu ke-2 dengan
mengunakan alat bantu aplikasi e-Diginal Nursing Care Plans (e DNC).
f. Pada minggu ke-4, responden mengisi kuisioner pada link yang akan dibagiakan
oleh peneliti.
g. Setelah selesai mengerjakan askep, responden mengirimkan hasil askep melalui
alamat email:
1) No responden 1-50 : binter_yeni@yahoo.com
2) No responden 51-100 : kartikasunda83@yahoo.com
KASUS PENELITIAN
PENGARUH E- DIGITAL NURSING CARE PLANS (e DNCP) TERHADAP
TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN
DOKUMENTASI KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DI DIII KEPERAWATAN
FK UNTIRTA

Instruksi pengerjaan
Sususlah asuhan keperawatan medikal bedah berdasarakan kasus dbawah ini.

Kasus 1 :
Seorang laki-laki usia46 tahun, dirawat di Rumah Sakit dengan keluhan sesak dan batuk
produktif, batuk dirasakan lebih dari 3 minggu, sering berkeringat di malam hari.
Mempunyai riwayat merokok, dari hasil pemeriksaan suara napas ronkhi, suhu malam hari
37,8 C, TTV menunjukkan TD 90/60 mmHg, frekuensi napas 26x/menit

Kasus 2 :
Seorang laki-laki berusia 20 tahun, dirawat di Rumah Sakit, pasien diduga dengan diagnose :
asma ekstrinsik dari hasil pemeriksaan, didapat pasien mengeluh sesak, wheezing (+),
perawat perlu melakukan pengkajian terkait penyakit tersebut. Frekuensi nafas 26 kali/mt,
otot bantu nafas positif.

Kasus 3 :
Seorang laki-laki berusia 60 tahun dirawat di RS di ruang penyakit dalam, dengan diagnosis
efusi pleura. Hasil pemeriksaan menunjukkan pasien mengeluh sesak, ronkhi (+) di kedua
lobus bawah paru, pengembangan dada bawah tertinggal, pengunanaan otot bantu nafas
positif, pola nafas cepat, kedua kaki edema +3, oliguria (+).TTV menunjukkan TD : 100/80
mmHg, frekuensi napas : 28 x/menit
Kasus 4 :
Seorang laki-laki dirawat di R. VI RSUD dengan keluhan panas disertai batuk produktif,
batuk dirasakan > 2 mg, Dari hasil pengkajian didapat ;Tn A mempunyai riwayat merokok,
tidak teratur makan dan suka keluar malam (Tk. Ojeg). TTV : Suhu : 40 celcius, RR : 23
x/menit, Ronchi (+) Lobus apeks, Klien tampak lemah dan kulit teraba panas. Diagnosa
dokter menunjukan Tn. A menderita penyakit : TB Paru, Klien mendapat therapi RHez

Kasus 5 :
Seorang laki-laki usia 30 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam, dengan keluhan sesak ,
batuk berdahak (+) kental berwarna putih sulit dikeluarkan , hasil pemeriksaan menunjukan
ronchi (+) di lobus apeks anterior dekstra & sinistra, wheezing (+), Ig E ↑, didapat riwayat
serangan muncul setelah kontak dengan debu . TTV menunjukan frekuensi napas 30 x/menit ,
irama irregular, CRT < 2”. Pasien tampak lemas, mengeluh tidak nafsu makan, BMI : 18,
kadar Hb : 11 gr/dl, terpasang kateter (jumlah urine : 400ml), aktifitas dibantu keluarga.

Kasus 6 :
Seorang laki-laki kecelakaan lalu lintas menderita cedera kepala (Head Injury), dibawa ke
ruang UGD Rumah Sakit. Dari hasil pemeriksaan GCS : E2M2V2, TTV : Nadi 140x/menit,
RR : 33 x/menit, terdapat akumulasi sekret ditandai dengan :bunyi nafas snowring dan
gargling, retraksi dinding (+), sianosis bibir dan kuku, CRT > 2’, Terpasang kateter (jumlah
urine : 400 ml).

KASUS 7
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan perut kiri
bawah. Hasil pengkajian: skala nyeri 7 (0-10), tampak meringis, gelisah, BAB melena,
mukosa bibir kering disertai penurunan nafsu makan. Tekanan darah 100/80 mmHg,
frekuensi nadi 105 kali per menit, frekuensi nafas 18 kali per menit, suhu tubuh 37,5`C. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan haemoglobin 9 g/dl, leukosit 15000. Pasien
direncanakan akan dilakukan pemeriksaan endoskopi untuk mengetahui masalah pada colon.
Kasus 8 :
Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan BAB
cair lebih dari 10 kali. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak lemas, turgor kulit
menurun, mata cekung, konjungtiva pucat, mukosa bibir kering, BAB berlendir, mual,
muntah, penurunan nafsu makan, nyeri abdomen, tekanan darah 90/80 mmHg, frekuensi nadi
100 kali per menit teraba cepat dan lemah, frekuensi nafas 22 kali per menit, suhu tubuh
37,7`C. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan haemoglobin 12 g/dl, leukosit 20000,
LED 24. Terapi infus cairan yang diberikan RL 60 tetes/menit.

Kasus 9 :
Seorang perempuan berusia 25 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
demam panas. Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengalami mual, muntah,
konjungtiva berwarna kuning, kulit ikterik, nyeri area epigastrium, demam, panas, nyeri
persendian, BAK berwarna kuning keruh. Tekanan darah 120/100 mmHg, frekuensi nadi 80
kali per menit, frekuensi nafas 20 kali per menit, suhu tubuh 39`C. Hasil pemeriksaan
laboratorium SGOT 300, SGPT 100, bilirubin total 16 mg/dl, hasil serum antibody A positif.

Kasus 10:
Seorang laki-laki berusia 30 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri
perut kanan bawah. Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengalami nyeri, tampak
meringis, skala nyeri 6 (0-10), perut kembung, sulit BAB, mual disertai muntah. Tekanan
darah 110/90 mmHg, frekuensi nadi 75 kali per menit, frekuensi nafas 20 kali per menit, suhu
tubuh 37,8`C. Hasil pemeriksaan diagnostik pasien mengalami appendiksitis.

Kasus 11:
Seorang laki-laki berusia 18 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan panas
demam. Hasil pengkajian didapatkan data pasien mengalami mual, muntah, tampak lemas,
penurunan nafsu makan, nyeri persendian, nyeri epigastrium, perut kembung, BAB
kehitaman. Tekanan darah 120/90 mmHg, frekuensi nadi 80 kali per menit, frekuensi nafas
18 kali per menit, suhu tubuh 39,2`C. Hasil pemeriksaan Widal test positif.
Kasus 12:
Seorang laki-laki berusia 45 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan mual,
ingin muntah dan tidak nafsu makan. Hasil pengkajian didapatkan data perut ascites, kulit
ikterik, konjungtiva ikterik, mual disertai muntah, penurunan nafsu makan, tampak lemas,
BAK berwarna kuning keruh, pasien tampak makan 1 sendok bubur polos dan dimuntahkan
lagi. Tekanan darah 120/100 mmHg, frekuensi nadi 88 kali per menit, frekuensi napas 20 kali
per menit, suhu tubuh 37,5`C. pemeriksaan antibody B positif. Pasien mendapatkan terapi
albumin. Hasil pemeriksaan SGOT 350, SGPT 100, bilirubin total 18 mg/dl.

Kasus 13:
Seorang laki-laki berusia 58 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan nyeri
perut. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tampak meringis, sulit BAB, skala nyeri 5 (0-
10), mual, muntah, perut kembung. Tekanan darah 120/100 mmHg, frekuensi nadi 78 kali per
menit, frekuensi nafas 20 kali per menit, suhu tubuh 37,5`C. Hasil pemeriksaan USG
menunjukkan pasien mengalami penyumbatan pada usus halus.

Kasus 14 :
Seorang laki- laki usia 65 Tahun datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dada sejak 1
jam sebelum masuk Rumah Sakit. Hasil pengkajian pasien mengatakan dadanya terasa
panas , sulit bernapas, nyeri tidak membaik dengan istirahat , tapi dirasa berkurang dengan
obat. Skala nyeri 7 (0-10), napas pendek dan sesak, pasien tampak memegang dadanya
dengan wajah berkeringat, akral dingin, lemah, dan cemas. TD 140/80 mmHg, frekwensi nadi
95 x/ menit, frkekwensi napas 28 x/ menit, Sa02 93%, Hasil EKG menunjukan adanya ST
Elevasi pada lead II,III, AVF.

Kasus 15:
Seorang laki- laki usi 58 tahun dirawat di Ruang Cardiac dengan diagnosis gagal jantung
kongestif. Hasil pengkajian pasien mengeluh sesak. Sesak bertambah saat berjalan ke kamar
mandi dan berkurang saat istirahat dengan posisi duduk, batuk, Edema pada ekstremitas
bawah, abdomen tampak kembung, wajah dan kuku pucat, palpitasi, JVP meningkat, TD
110/80 mmHg, frekwensi nadi 104 x/ menit, frekwensi napas 28 x/ menit, urine output 40 pa
cc/ jam, gambaran EKG Sinus Rhytme dengan irama ireguler, adanya ST Elevasi, T inverted,
dan Q Patologis di area II,III, AVF, V1-V2
Kasus 16 :
Seorang perempuan, berusia 65 tahun, di rawat dengan keluhan sesak. Keluhan disertai rasa
lelah. Hasil pengkajian diperoleh data : TD 90/60 mmHg, nadi 105 kali per menit teraba
lemah, CRT > 3 detik, kulit pucat, JVP 6 cm dan pitting edema positif 3. Terdengar suara
jantung tambahan S3 dan S4. Hasil pemeriksaan, thoraks photo ditemukan kadriomegali,
hasil eccho jantung ditemukan penurunan ejection fcaction (45%).

Kasus 17 :
Seorang laki-laki berusia 55 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan
mengalami penglihatan tidak jelas. Diagnosa medis menunjukkan pasien mengalami
glaucoma. Hasil pengkajian didapatkan data pasien tidak dapat melihat benda/obyek sejak
sebulan yang lalu, berjalan tertatih, berjalan tampak akan menabrak benda di depannya,
aktivitas harian dibantu oleh keluarga.

Kasus 18 :
Seorang laki- laki Usia 60 Tahun dirawat di ruang Bedah dengan keluhan nyeri pada
telinga kanan. Hasil pengkajian diperoleh data pasien mengeluh nyeri dan sering berdengung
pada telinga terutama telinga kanan, pusing , kadang berasa berputar, mengalami penurunan
pendengaran sejak 6 bulan. Hasil inspeksi pada meatus akustikus terdapat kemerahan, cairan
kuning, dan perforasi membran timpani. TD 150/100 mmHg, frekwensi nadi 90 x/ menit,
frekwensi napas 2o x/ menit, suhu 38 C. Pasien harus menjalani pembedahan membran
timpani, tetapi pasien masih tampak gelisah , pasien bolak balik ke ruangan perawat dan
sering bertanya kepada perawat apakah operasi ini akan berhasil? Berapa banyak pasien
yang sembuh kembali.

KASUS 19
Seorang wanita 50 tahun terpasang kateter setelah post operasi PCLN hari ke-1, operasi
dilakukan atas indikasi batu ginjal kanan. Pasien mengrluh nyeri di area operasi, skala nyer 6.
Hasil pengkajian diperoleh data: pasien tampak lemas belum dmampu turun ke kamar mandi,
TD 110/80 mmHg, nadi 78 x/mt, RR 20 x/mt, suhu 37,3 0C, terpasang kateter, urin berwarna
kemerahan 300 cc/5 jam.
Soal:
KASUS 20
Seorang pria 45 tahun dengan keluhan sesak disertai bengkak pada kedua kaki dan perut.
Hasil pengkajian TD 170/110 mg/dl, RR 25 x/mt, nadi 98 x/mt, suhu 37 C, Pitting edema
positif 3, asites dan edema pada kedua mata. Riwayat DM tipe 2 dengan pengobatan teratur
dan tidak patuh diet DM. Hasil pemeriksaan diagnostk ditemukan atropi ginjal. Urine yang
keluar hanya 200 cc/24 jam.

KASUS 21
Pasien 58 tahun dengan kondisi 12 jam pasca operasi TURP atas indikasi BPH. Pengkajian
diperoleh, keadaan umum pasien masih lemah, tampak meringis, skala nyeri 6 (0-10), TD
130/80 mmHG, nadi 98 x/mt, RR 20 x/mt, nadi 90 x/mt. Pasien mengeluh nyeri pada area
perut bawah pada saat perawat menganti cairan irigasi habis.

KASUS 22
Seorang pria 58 tahun terpasang kateter 5 hari yang lalu dengan keluhan awal masuk rumah
sakit sulit BAK . Hasil pemeriksaan rectal touché adanya pembesaran prostat hasil
pemeriksan rectal touché. Hasil pengkajian hari ini, urin berwarna kuning jernih, jumlah urin
1200 cc/24 jam. Pasien program bladder training sebelum dipulangkan.

KASUS 23
Seorang laki-laki berumur 45 tahun, post kecelakaan lalu lintas dengan penurunan kesadaran
akibat jatuh dengan kepala sebelah kanan menyentuh aspal terlebih dahulu. Hasil
pemeriksaan fisik: GCS E3M4V3, terdapat hematom di kepala sisi kanan sebesar telur, TTV:
TD:130/80mmhg, N: 88x/mt, R: 28x/mt, Temp:370c. Hasil CT scan : EDH sisistra.

KASUS 24
Seorang perempuan 65 tahun dirawat di unit neurologi dengan keluhan penurunan kesadaran
dan kesan hemiplegia dextra. Perawat mengkaji GCS pasien dan hasilnya mata membuka
dengan dilakukan penekanan pada saraf supra orbita, respon verbal tidak mengucapkan kata
hanya mengeluarkan suara, daan respon motoric dilakukan rangsang nyeri pada ekstermitas
terjadi ekstensi pada siku. Hasil pemeriksaan lainya TD 130/90 mmHg, nadi 98 x/mt,
respirasi 22 x/mt. Hasil scaning diperoleh Stroke hemoragic.
KASUS 25
Seorang wanita 64 tahun dirawat dengan Stroke Hemoragic. Pasien riwayat stroke 5 tahun
yang lalu. pasien masuk RS dengan penurunan kesadaran .Hasil pengkajian hemiparese
sinistra, batuk (+), lendir warna putih (++), suara nafas gurgling, Saturasi 02 93% pasien
tidak dapat menelan dan terpasang NGT. Semua kebutuhan dipenuhi oleh keluarga dan
perawat. Hasil CT Scan : Hemoragic temporoparietal kanan, ganglia basalis kanan.

KASUS 26
Seorang wanita (20 tahun) mengalami kecelakaan motor. Saat pengkajian hematom pada area
dahi, ekstremitas kana diperoleh luka robek 20 cm kedalaman sampai subcutan, edema,
perdarahan. Tindakan profilaksis terapi anti tetanus toxoid (ATS).

KASUS 27
Laki-laki (42 tahun) datang ke IGD jatuh dari pohon kelapa. Pengkajian diperoleh data:
respirasi 24 x/mt, nadi 100 x/mt, tekanan darah 90/60 mmHg, suhu 360C, acral dingin, kedua
kaki tidak bisa diangkat, kekuatan otot 0 pada kedua tungkai. Ditemukan adanya fraktur di
lumbal.

KASUS 28
Seorang perempuan dirawat di rumah sakit dengan stroke iskemik hari ke-3, pasien
mengalami kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah bagian kanan dengan kekuatan otot
2, bicara pelo dan tidak jelas, bibir mencong, klien mengalami kesulitan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari.

KASUS 29
Seorang wanita, 36 tahun, terkena ledakan gas saat setelah mengganti tabung gas. Bagian
yang terkena panas adalah tangan kanan kiri, dada dan perut, tampak bulae dan kemerahan
pada area luka. Kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi 100 x/menit, RR
24 x/menit.

KASUS 30
Seorang laki-laki, 35 tahun, BB 50 kg. Dirawat di ruang intensif akibat tersetrum listik 10000
volt, Hasil pemeriksaan tanda vital menunjukkan tekanan darah 90/60 mmHg,Nadi 65
X/menit, mukosa bibir kering, diaphoresis. Luas permukaan luka bakar 35 % grade I dan 25
% grade II. Kesadaran pasien compos mentis.

KASUS 31
Seorang wanita, 30 tahun, mengalami luka bakar akibat zat berbahaya saat kecelakaan kerja.
Terdapat luka di area muka dan tangan berwarna kemerahan dan terdapat blister. Klien
mengeluh nyeri kesakitan , skala nyeri 8. Tekanan darah menunjukkan 110/80 mmhg, nadi
113 x/menit, respirasi rate 20 x/menit, afebris.

KASUS 32
Seorang wanita (23 tahun) dirawat di ruang luka bakar akibat api pada saat membakar
sampah. Hasil pengkajian area luka diperoleh data: terdapat luka pada tangan kanan dan kiri
dengan karakteristik luka tampak kering, warna luka kemerahan dan putih, sensasi nyeri
menurun.

KASUS 33
Seorang perawat 26 tahun melakukan perawatn luka pada pasien luka bakar seorang pasien
akibat uap panas karburator mobil. Pada saat melakukan perawatan luka, pasien mengeluh
nyeri berat, skala nyeri 8 dan tampak meringis kesakitan dan tidak mau dilakukan perawatan
luka. Hasil pengkajian fisik diperoleh data: TD 130/90 mmHg, nadi 100x/mt, frekunsi nafas
20x/mt, keadaan luka terdapat edema, warna dasar luka kemerahan sampai berwarna merah
muda, bullae di area dada, perut dan kedua tangan. IVFD RL dengan keterolac drip 25 tpm.

KASUS 34
Seorang perawat akan melakukan resusitasi cairan dengan rumus baxter pada pasien dengan
luka bakar tangan kanan kiri, dada dan perut, tampak bulae , kemerahan sampai putih pada
area luka. tangan kanan kiri, dada dan perut, tampak bulae dan kemerahan pada area luka.
Kesadaran compos mentis, tekanan darah 80/60 mmhg, Nadi 100 x/menit, RR 24 x/menit,
BB 50 kg, mukosa bibir kering, kulit tugror menurun.

KASUS 35
Seorang wanita 32 tahun dirawat dengan HIV positif, keluhan nyeri area perinium, terasa
panas perih. Hasil pengkajian : terdapat luka di area perinium sekitar 20 cm dengan warna
kemerahan dan basah. Skala nyeri 7. TD 120/80 mmHg, nadi 100 x/mt, respirasi 21 x/mt,
teraba akral berkeringan dan dingin

KASUS 36
Seorang pasien dirawat dengan keluhan panas tinggi selama 10 hari dan turun jika setelah
minum obat dan kembali suhu naik disertai nyeri pada mulut akibat sariawan dan ruam pada
kulit. Riwayat dirawat di rumah sakit lain sebelumnya. Hasil pengkajian suhu 39C, tampak
lesi kemerahan disertai bercak putih minimal mukosa mulut, dan terdapat tato di lengan atas
dan dada pasien. Kolaborasi dengan dokter pemeriksaan lanjut dicurigai HIV setelah
dilakukan voluntary counseling and test (VCT).

KASUS 37
Seorang pasien, 22 tahun dengan diagnosis HIV positif, dirawat di RS karena mengeluh
lemas dan tidak nafsu makan. Hasil pengkajian terdapat bercak putih disekitar mukosa mulut.
Nafsu makan menurun karena banyak lesi di area mukosa mulut sehingga sulit menelan. BB
pasien 45 kg, tinggi badan 168 cm. Keluarga pasien mengatakan bahwa sudah 6 bulan tidak
mengkonsumsi antiretroviral karena bosan dan tidak mau makan sama sekali hanya minum
air putih karena mulutnya sariawan.

KASUS 38
Seorang perempuan, berusia 31 tahun, dirawat diruang muskuloskleletal dengan keluhan
nyeri dan bengkak di lutut kanan, disertai krepitasi, mengeluh nyeri sendi panggul kanannya
Dari anamnesis didapatkan pasien mengalami kecelakaan kendaraan bermotor, dari
pemeriksaan fisik didapatkan : skala nyeri 6 (dari skala nyeri 6), krepitasi +, tidak terdapat
luka.

KASUS 39
Pasien akan dilakukan operasi apendiktomi esok hari. Pasien baru masuk ruangan 6 jam,
pasien merasa cemas akan operasi esok dan tampak gelisah serta bertanya jam berapa besok
akan dipanggil ke ruang operasi. Perawat menawarkan kepada pasien istirahat, pasien
tampak mengabaikan isi pembicaraan perawat. TD 120/80 mmHg, nadi 98 x/mt, suhu 37 C.
KASUS 40
Seorang laki-laki 20 tahun mengatakan sudah tidak sesak, sudah lebih nyaman, keluhan saat
ini mual, tidak nafsu makan dan lemas. Hasil pengkajian IMT 15. BTA positif, thoraks photo
infiltrat, proses TB aktif.

KASUS 41
Seorang laki 43 tahun datang ke poli paru untuk berkonsultasi dengan perawat poli dan
bertanya apa yang harus dia lakukan selanjutnya untuk kondisi pasien sekarang dan pasien
masih bingung karena tidak tau perawatan selanjutnya agar tidak terkena covid. Pasien
tersebut mengatakan telah dilakukan rapi tes acak di perkantoran. Kondisi laki-laki tersebut
tidak ada keluhan demam, nyeri otot, nyeri menelan pada akhir-akhir waktu ini, riwayat olah
raga bersama dengan temannya. Hasil Rapid test reaktif Ig M dan PCR tidak ditemukan
reaktif.

KASUS 42
Seorang pasien datang ke poli penyakit dalam dengan keluhan kaki terasa kebas dan
kesemutan dan keluhan tidak berkurang walupun dengan kompres air hangat atau obat gosok.
Riwayat DM 1 tahun dengan berobat rutin dan diet tidak teratur. Tampak kaki kering, kuku
panjang dan beralas sandal jepit, denyut nadi di area kaki melemah, CRT di area kuku kaki >
2 detik. Pasien bertanya apa yang harus dilakukan agar tidak terjadi keluhan yang dirasakan
selama ini.

KASUS 43
Seorang laki-laki 45 tahun dirawat di rumah sakit karena keluhan badan lemas. Pasien
menceritakan sebelumnya mengalami keluhan sering BAK di malam hari, selalu merasa
haus dan lapar tetapi ada penurunan berat badan sertai badan lemas yang sudah dirasakan 3
bulan. Hasil pemeriksaan fisik TD 130/90 mmHG, nadi 88 x/mt, respirasi 18 x/mt, suhu 37,
8C. Hasil pemeriksaan Gula darah sewaktu 350 mg/dl. Pasien mengatakan sebelumnya
mengetahui riwayat gula darah meningkat.
KASUS 44
Seorang wanita, 36 tahun, terkena ledakan gas saat setelah mengganti tabung gas. Bagian
yang terkena panas adalah muka, tangan kanan, dada, dan paha kiri, tampak bulae di tangan
dan sekitar paha. Kesadaran compos mentis, tekanan darah 90/60 mmhg, Nadi 100 x/menit,
RR 24 x/menit.

KASUS 45
Ny Mawar, post operasi tonsilektomy. datang ke ruang recovery dengan kesadaran somnolen,
saat dilakukan pemeriksaan fisik, TD:120/80 mmhg, N: 88x/mt, R:20x/mt, Temp:370c,
pasien tampak ngantuk berat, dapat menggerakan keempat ekstremitas, sesekali batuk, warna
kulit tampak kemerahan. posisi pasien miring mantap/recovery

KASUS 46
Seorang laki-laki berusia 45 tahun di rawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan bengkak
pada tubuhnya. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan TD 140/90 mmhG, nadi 80 x/mt,
suhu 36 C, derajat pitting edema ++ pada ekstremitas. Hasil pemeriksaan darah diperoleh
albumin 2,5 mg/dl dan kolesterol total 300 mg/dl, urin protein positif. Dokter
memprediksikan pasien mengalami glomerulonephritis. TD 140/90 mmhG, nadi 80 x/mt,
suhu 36 C.

KASUS 47
Seorang pria berusia 52 tahun dirawat di ruang penyakit dalam akibat ulkus diabetik di kaki
kanan. Perawat membuka kassa penutup luka dan menemukan bahwa terdapat eritema 2-5
cm dari tepi luka, secret warna kuning < 5 cc, konsistensi kental disertai bau. Pasien juga
mengeluhkan area sekitar luka terasa baal.

KASUS 48
Seorang laki-laki berumur 45 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dan mengeluh saat
BAK pengeluaran urinenya sedikit-sedikit disertai rasa panas sehingga merasa tidak nyaman
dan aktivitas serta tidurnya terganggu. Ia mengatakan sering mengalami hal tersebut dan
sudah pernah berobat ke puskesmas, namun terulang kembali. Klien tidak memiliki
pantangan makanan dan jarang minum. Pasien berprofesi sebagai supir angkot.
KASUS 49
Seorang wanita umur 35 tahun dengan fraktur terbuka femur dextra 1/3 proximal, saat ini
dirawat diruang bedah, rencana operasi pemasangan OREF. Hasil pengkajian: kmengeluh
nyeri skala 6, menangis menahan nyeri dan takut menghadapi operas. TD 120/90 Mmhg, N:
110x/mt, pasien belum terpasang IVFD, rencana anestesi umum, SIO (Surat Ijin Operasi) dan
SIA (Surat Ijin Anestesi) sudah ditandatangani.

KASUS 50
Seorang perempuan dirawat di rumah sakit dengan stroke iskemik hari ke-4, pasien
mengalami kelemahan pada ekstremitas atas dan bawah bagian kanan dengan kekuatan otot
2, bicara pelo dan tidak jelas, bibir mencong, klien mengalami kesulitan dalam melakukan
aktifitas sehari-hari. Pasien rencana fisioterapi aktivitas.

KASUS 51
Pasien laki2 usia 50 th dirawat di anggrek 1. Pasien mengeluh tidak dapat BAK selama 1
hari dan sebelumnya pasien bak tidak lampias. Pada pemeriksaan fisik TD: 120 /70mmhg, N :
80x/menit, RR 26 x/menit, suhu : 37°C. Tampak distensi kandung kemih dan pada saat di
palpasi teraba adanya distensi urine di kandung kemih.

KASUS 52
Pasien laki2 dengan diagnosa medis cidera kepala sedang, pada saat pengkaji pasien
mengeluh kepala berputar, ada hematom di kepala Bagian depan, pada hasil ct scan terdapat
cephal hematom, masien muntah proyektil. TD 150/70 mmhg, N : 56x/ menit, RR :
20x/menit. Obat yang diberikan ceftriaxone 2x1gr, citicolin 3x250 mg, manitol 4x125cc.

KASUS 53
Pasien perempuan datang ke RS dengan diagnosis medis DHF, pasien mengeluh demam
sejak 5 hari yang lalu. Hasil pengkajian fisik TD : 120/90, N: 69x/menit, S : 40°C, RR:
20x/menit. Pada pemeriksaan fisik kulit tampak merah, terdapat petekhi di daerah lengan
kanan dan kiri. Hasil Dengue Ig G dan Ig M positif.

KASUS 54
Pasien laki-laki usia 50 th dengan mengeluh BAB terus menerus selama 1 hari dan 7x /hari
cair tanpa ampas. Pada pemeriksaan fisik TD: 120 /70mmhg, N :80x/menit, RR 26 x/menit,
suhu : 37°C. Mukosa bibir kering, turgor tidak menurun, bising usus 18x/mt. Hasil
pemeriksaan feses positif bakteri.

KASUS 55,
Pasien mengatakan demam disertai batuk berdahak terus menerus dari 2 minggu yang lalu,
pasien riwayat melakukan perjalanan dari Jakarta.sebelum masuk RS pasien ke puskesmas
dan di periksa rapid test covid dengan hasil reaktif (Ig G E dan IgG M nya) kemudian pasien
dibawa ke IGD RSDP dan dinyatakan covid 19 dan dirawat diruang isolasi Mina, dengan
hasil PCR (sweb) positif. Pasien mengatakan belum pernah masuk sakit keras dan dirawat di
rumah sakit atau menderita penyakit DM, Hipetensi dan jantung disangkal pada pemeriksaan
fisik ditemukan Kesadaran: Composmentis, TD: 90/60 mm/Hg, Nadi 74x/menit, RR
25x/menit, Suhu 39 0C, System Pernafasan : RR : 25 x/ menit, ada secret di hidung, pasien
tidak ada pernafasan cuping hidung, irama pernafasan regular, bentuk dada datar, pergerakan
dada kiri dan kanan simetris, tidak ada retraksi dada dan tidak ada alat bantu nafas, tidak ada
clubbing finger, fokal fremitus simetris, suara paru di auskultasi vesikuler tidak ada suara
tambahan, terapi yang diberikan :Ceftriaxone 2x1 gr, Ranitidine 2x50 mg, Ambroxol tab 3 x
30 mg, Sanmol 3x500 mg, Cloroquine 3x 150mg tab, Vit C 1 2 x 400mg, IVFD RL 20 tpm

KASUS 56
Pasien mengeluh sesak disertai batuk berdahak terus menerus dari 1 minggu yang lalu, pasien
riwayat melakukan perjalanan dari Bandung, dan tetangga pasien ada yang terpapar covid 19.
Pasien langsung masuk ke IGD RSDP di periksa rapid test covid dengan hasil reaktif (Ig G E
dan IgG M nya) Pasien mengatakan belum pernah masuk sakit keras dan dirawat di rumah
sakit atau menderita penyakit DM, Hipetensi dan jantung disangkal pada pemeriksaan fisik
didapat Kesadaran: Composmentis, TD: 120/60 mm/Hg, Nadi 92x/menit, RR 32x/menit,
Suhu 37,50C, System Pernafasan : RR : 25 x/ menit, ada secret di hidung, pasien bernafasan
mengunakan cuping hidung, irama pernafasan regular, bentuk dada datar, pergerakan dada
kiri dan kanan simetris, ada retraksi dada dan ada pengunaan alat bantu nafas, tidak ada
clubbing finger, fokal fremitus simetris, suara paru di auskultasi ronchi dikedua sisi lobus
paru, hasil RO thorax : phnemonia. Hasil lab PCR covid : positif. Terapi yang diberikan
: Levoploxacin 1x700 mg, Ranitidine 2x50 mg, Ambroxol tab 3 x 30 mg, Cloroquine 3x
150mg tab, Vit C 1 2 x 400mg, Oseltamivir , IVFD RL 20 tpm

KASUS 57
Tn. M usia 15 tahun dengan Fraktur Femur tertutup. Seorang pelajar. pasien mengalami
kecelakaan motor. Ditolong masyarakat yang melihat kejadian ke RS dibawa ke UGD. Dan
dirawat di ruang Dahlia, pasien mengeluh nyeri pada daerah paha kiri (daerah fakrur) dan
menyebar ke seluruh kaki kiri, nyeri betambah saat pasien bergerak dan berkurang saat
istirahat, nyeri seperti ditusuk - tusuk,dan terasa setiap saat dan terus menerus, nyeri pada
skala 7, pada pemeriksan fisik didapat Sadar penuh GCS 15, RR: 20 x/mnt, Nadi 100 x/mnt,
TD 130/80 mmHg, Sat 95%, Tampak bengkak, deformitas di paha sebelah kanan, pasien
trepasang spalek dari IGD, pada hasil RO femur : fraktur femur 1/3 distal sinistra, hasil lab :
leukosit : 20. 000/ul.

KASUS 58
Pasien tn. O masuk IGD RSDP dengan spondilitis TB, pasien susah berjalan karena nyeri di
daerah pungung dan rasa lemah yang dirasakan ini dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dan
semakin berat sejak 3 hari yang lalu setelah pasien pulang berobat dari poli ortopedi. Pasien
mengatakan nyeri bertambah saat bergerak dan berkurang saat istirahat, nyeri di tulang
pungung menyebar keseluruh pungung dan kaki bawah, skala nyeri 8, pasien tidak dapat
melakukan aktivitas sendiri sejak seminggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapat TD
110/ 60, N : 100x/ menit, RR : 31x/menit, S 36 ℃, pada system musculoskeletal, bentuk
tulang belakang tidak simetris, adanya kifosis, pada saat ditekan pasien mengeluh nyeri,
terdapat penurunan kekuatan otot ektimitas bawah menjadi 3333 kiri dan kanan. Hasil MRI
tulang belakang didapat : spondilitis TB, hasil lab : leukosit : 25.000/ul, HB : 12. Pasien
mengatakan cemas dengan kedaan saat ini.

KASUS 59
Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di ruang bedah dengan diagnosa medis
osteoarthritis, pada pengkajian ditemukan riwayat kecelakaan lalu lintas 8 tahun lalu. Sejak
itu pasien merasakan sering sakit dan ngilu pada persendian sehingga sulit saat beraktivitas.
Nyeri berkurang saat pasien istirahat dan berkurang saat beraktivitad berlebihan. Persendian
tampak edema, demam dan nyeri hilang timbul. Sendi ekstremitas kaku, ROM Terbatas,
gerakan terbatas.

KASUS 60
Seorang perempuan 50 tahun pasca operasi colostomy. Pasien rencana pulang lusa (1 hari
kemudian), pasien meminta drawat 3 hari lagi karena masih bingung bagaimana perawatan
nanti di rumah tentang luka dan colostomi yang terpasang. Pasien juga bertanya-tanya
perawatan apa harus dilakukan d rumah. Hasil pengkajian TD 110/80 mmHg, RR 20 x/mt,
nadi 80 x/mt, keadaan luka basah, pus tidak ada produksi colostomy encer, area sekitar
colostomy bersih.

Anda mungkin juga menyukai