Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN PENDUDUK DAN DAMPAKNYA

(Makalah Kapita Selekta IPA 3)

Oleh :

Dina Kiftatul Kusnia (1923025015)

Eka Candra Kurniawati (1923025001)

Tia Dewi Kurniawati (1923025004)


Tri Utami (1923025011)

MAGISTER KEGURUAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
PRAKATA

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah banyak
memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang
sangat dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah
kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas wajib yang dikerjakan secara
berkelompok dalam mata kuliah Kapita Selekta IPA tiga, yang berjudul
“Perkembangan Penduduk dan Dampaknya ”. Atas semua bimbingan dan
bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:orang tua, para pendidik dan teman-teman,
yang sudah banyak membantu dan mendukung. Tidak lupa juga kepada
Bapak/Ibu dosen dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada
penyusun agar penyusunan makalah ini lebih baik lagi.

Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan

umumnya semua yang membaca makalah ini.

Wassallamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 20 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

PRAKATA............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG...............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................2
C. TUJUAN....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

BAB III SIMPULAN……………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penduduk merupakan orang atau sekelompok orang yang tinggal di suatu tempat.
Adapun yang dimaksud penduduk Indonesia adalah orang-orang yang menetap di
Indonesia. Berdasarkan publikasi dari Badan  Pusat Statistik (BPS), hasil sensus
pada tahun 2000 menunjukkan bahwa penduduk Indonesia berjumlah 202,9 juta
jiwa. Dilihat dari jumlah penduduk yang demikian banyaknya, Indonesia
menduduki urutan  keempat sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk
terbanyak di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Penduduk
merupakan modal dasar dalam pembangunan, tapi dari sisi lain juga bisa menjadi
beban oleh negara untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Jumlah penduduk yang
besar mempunyai dampak terhadap proses dan hasil usaha pembangunan. Jumlah
penduduk yang besar tersebut apabila mampu berperan sebagai tenaga kerja yang
berkualitas akan merupakan modal pembangunan yang besar dan akan sangat
menguntungkan bagi usaha-usaha pembangunan di segala bidang.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan dan keragaman alam
serta budaya yang luar biasa. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia
termasuk tinggi, yakni sekitar 1,98% per tahun. Indonesia merupakan negara
dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah penduduk setelah China,
India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS, jumlah penduduk
Indonesia saat ini adalah 225 juta jiwa, dengan angka pertumbuhan bayi sebesar
1,49 % per tahun. Angka pertumbuhan ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan
angka pertumbuhan bayi pada tahun 1970, yaitu sebesar 2,34%. Dengan jumlah
penduduk sebesar 225 juta jiwa, maka pertambahan penduduk setiap tahunnya
adalah 3,5 juta jiwa. Jumlah itu sama dengan jumlah seluruh penduduk di
Singapura. Lonjakan penduduk yang sangat tinggi atau baby booming di
Indonesia akan berdampak sangat luas, termasuk juga dampak bagi ekologi atau
lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan, bahkan merusak
ekosistem yang ada. Dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar
1,98% per tahun, penduduk Indonesia pada 45 – 50 tahun mendatang diperkirakan
akan berlipat ganda yakni menjadi 480 juta jiwa.

Banyak hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh negara untuk
kemakmuran rakyatnya, dan masalah kependudukan merupakan salah satu
masalah yang dialami hampir setiap daerah di Indonesia. Jika pertumbuhan
penduduk tidak diimbangi dengan upaya untuk mengendalikan kenaikan tersebut,
maka kondisi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali dapat menjadi
ancaman berat bagi pertumbuhan kota. Seperti yang diungkapkan
Malthus(2004:104) bahwa pertambahan penduduk kian hari kian memberikan
tekanan yang berat, dan jika tidak tercegah maka mengakibatkan kesengsaraan
dan kelaparan yang merajalela. Oleh karena itu makalah ini akan membahas
mengenai perkembangan penduduk dan dampaknya bagi lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari latar belakang ini yaitu:

1. Bagaimana perkembangan penduduk Indonesia?


2. Apa penyebab perubahan populasi manusia?
3. Bagaimana dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam makalah ini, yaitu untuk:

1. Mengetahui perkembangan penduduk Indonesia


2. Mengetahui penyebab perubahan populasi manusia
3. Mengetahui dampak kepadatan penduduk terhadap lingkungan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perkembangan Penduduk Indonesia

Populasi adalah sekelompok spesies yang sama yang menduduki ruang atau
tempat tertentu, memiliki berbagai sifat tertentu sebagai sifat dari kelompok
tersebut dan bukan sifat sekelompok individu dengan karakteristik serupa
(spesies) yang hidup di tempat yang sama dan memiliki kemampuan untuk
mereproduksi antara mereka sendiri. Manusia sebagai penduduk di bumi,
pertumbuhannya dapat mempengaruhi lingkungan. Jumlah penduduk dunia
termasuk Indonesia mengalami perubahan dari tahun ke tahun, bahkan
berdasarkan data yang diperoleh Indonesia menempati posisi keempat sebagai
Negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak didunia, seperti yang disajikan
pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah penduduk sepuluh Negara di dunia

Sumber: World population data sheet 2003


Gambar 1. Grafik jumlah penduduk Indonesia
Sumber: Hasil sensus penduduk 2010 data agregat per Provinsi

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-4 setelah


Amerika Serikat, China dan India. Jumlah penduduk yang besar, wilayah yang
luas, serta kondisi geografis berupa  kepulauan serta persebaran penduduk yang
tidak merata menjadi permasalahan tersendiri bagi Indonesia. Jumlah penduduk di
Indonesia dari tahun ke tahun bertambah pesat. Hal ini  dapat dilihat dalam kurun
waktu 40 tahun (tahun 1971-2010), penduduk Indonesia bertambah sekitar 88 juta
jiwa. Berdasarkan data terkini, jumlah penduduk Indonesia sebagaimana yang
tercatat dalam sensus penduduk 2010 sebesar 237.641.236 jiwa . Pada tahun 2011
kepadatan penduduk Indonesia adalah 133,0 penduduk per km2, pada tahun 2012
sebanyak 135,0 penduduk per km2, dan pada tahun 2013 penduduk Indonesia
menurun menjadi 130,2 penduduk per km2 . Kondisi demikian menimbulkan
beragam permasahan kependudukan seperti kemiskinan, kriminalitas, pencemaran
lingkungan, keterbatasan sumber daya alam dan masalah-masalah lainnya.
Dimana sangat dibutuhkan kesadaran berbagai pihak bahwa masalah
kependudukan merupakan tanggung jawab bersama. Pemerintah, Swasta serta
Masyarakat sipil termasuk kelompok remaja sebagai generasi muda bangsa
memiliki tanggung jawab yang sama besar.

Menurut UUD 1945 ; Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia. Menurut Thomas Robert Malthus dalam
Essay on the Principle of Population (1798), dikatakan bahwa “ Penduduk
bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret
hitung ”. Lingkungan hidup adalah sistem yang merupakan kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dengan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan peri
kehidupannya dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Dari definisi di atas tersirat bahwa makhluk hidup merupakan pihak yang selalu
memanfaatkan lingkungan hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan
kebutuhan pangan, papan dan lain-lain. Manusia sebagai makhluk yang paling
unggul di dalam ekosistemnya, memiliki daya dalam mengkreasi dan
mengkonsumsi berbagai sumber-sumber daya alam bagi kebutuhan hidupnya.
Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu
memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan.

B. Penyebab Perubahan Populasi Manusia

Angka perubahan populasi manusia per tahun (AP) dinyatakan dalam persen (%),
dengan rumus sebagai berikut:

Di mana AK= angka kelahiran dan AM= angka kematian. Jadi untuk mendapat-
kan angka perubahan populasi manusia per tahun, kita harus mengetahui angka
kelahiran dan angka kematian lebih dahulu. Untuk menghitung pertumbuhan
populasi manusia digunakan rumus
berikut:
𝑃 = (𝐿 -𝑚) + (𝑖 -𝑒)
Di mana P = pertumbuhan populasi manusia, L = jumlah kelahiran, m= jumlah
kematian, i = jumlah imigrasi, dan e = jumlah emigrasi.
Jumlah penduduk dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Perubahan
jumlah penduduk di suatu daerah dari waktu ke waktu disebut dinamika
penduduk. Dinamika penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Jumlah kelahiran ( natalitas)


2. Jumlah kematian ( mortalitas)
3. Jumlah perpindahan (migrasi)

Perhatikan skema di bawah ini.

Skema 1.1 Faktor yang mempengaruhi ukuran populasi / jumlah penduduk

1. Kelahiran

Kelahiran mendorong terjadinya pertumbuhan populasi penduduk. Tingkat


kelahiran digunakan untuk mengukur banyaknya bayi lahir, dan dinyatakan dalam
angka yang disebut angka kelahiran atau natalitas. Natalitas adalah jumlah
kelahiran bayi yang hidup tiap 1000 penduduk per tahun.

Kriteria angka kelahian adalah sebagai berikut

1. Natalitas tinggi bila angka kelahiran > 30


2. Natalitas sedang bila angka kelahiran antara 20-30
3. Natalitas rendah bila angka kelahiran < 20
2. Kematian

Angka kematian (mortalitas) dihitung dari jumlah kematian tiap 1000 penduduk
per tahun. Laju kematian penduduk erat kaitannya dengan keadaan negara,
misalnya dengan tingkat kemakmuran, kesehatan atau peperangan. Negara yang
kaya dan maju, penduduknya dapat memlihara kesehatan dengan baik sehingga
angka kematiannya rendah.

Kriteria angka kematian adalah sebagai berikut.

1. Mortalitas tinggi jika angka kematian > 18


2. Mortalitas sedang jika angka kematian antara 14-18
3. Mortalitas rendah jika angka kematian < 14

3. Migrasi

Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Migrasi
pada umumnya dipengaruhi oleh keadaan yang terus menerus berubah-ubah.

Faktor- faktor yang mendorong terjadinya migrasi adalah sebagai berikut.

1. Keadaan ekonomi yang sulit dan rendahnya pendapatan di daerah asal.


2. Keadaan sosial budaya di daerah asal, misalnya karena adanya kawin paksa,
atau lingkunganbudaya yang dianggap terlalu mengikat.
3. Sarana pendidikan di daerah asal belum lengkap.
4. Kesempatan kerja di daerah tujuan lebih banyak dan mudah.
5. Adanya kesempatan di daerah tujuan untuk mendapatkan pendidikan atau karir
yang lebih baik.
6. Ada pendapat bahwa kegiatan hidup di kota besar lebih menarik sebab tersedia
banyak sarana rekreasi, hiburan, dan pusat pembudayaan.
Menurut macamnya migrasi dapat dibedakan dalam 5 kelompok berikut.

1. Emigrasi adalah perpindahan penduduk dari dalam negeri ke luar negeri.


2. Imigrasi adalah perpindahan penduduk dari luar negeri ke dalam negeri.
3. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau yang padat
penduduknya ke pulau yang kurang padat penduduknya.
4. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
5. Remigrasi adalah perpindahan penduduk untuk kembali kenegeri asalnya.
( Sumarwan,dkk. 2002:53-55).

Pertumbuhan penduduk di suatu negara akan meningkat bila natalitas lebih besar
dari pada mortalitas atau imigrasi lebih besar daripada emigrasi.

C. Dampak Kepadatan Penduduk Terhadap Lingkungan           

Kepadatan populasi manusia adalah jumlah populasi manusia yang menempati


suatu luas ( areal ) tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan populasi
manusia di berbagai daerah umumnya tidak sama dan selalu berubah-ubah, karena
penyebaran penduduknya tidak merata. Hal ini disebabkan karena adanya adanya
dinamika penduduk yang meliputi kelahiran, kematian, dan migrasi.

Gambar 2. Kepadatan Populasi Manusia

Sudah banyak sekali terjadi pencemaran lingkungan di Indonesia, yang


disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti polusi dari kendaraan, banjir
yang disebabkan oleh buang sampah sembarangan, serta panasnya bumi karena
kurangnya oksigen sebab hutan-hutan banyak ditebang sebagai lahan tempat
tinggal manusia, dan tanaman-tanaman semakin berkurang dan semakin sedikit
menghasilkan oksigen . Jika ditinjau ulang, seluruh aktivitas yang dapat merusak
lingkungan tersebut dan juga menghasilkan polusi, merupakan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia. Manusia dalam hal ini berperan penting dalam
kelangsungan hidup lingkungan di sekitarnya. Semakin banyak jumlah penduduk
di suatu tempat cenderung menyebabkan pencemaran dalam suatu lingkungan
tersebut.

Kepadatan penduduk yang semakin meningkat bukannya tidak memberikan


dampak negatif terhadap lingkungan. Kepadatan penduduk juga dipengaruhi oleh
proses perpindahan penduduk (migrasi) yang akan menyebabkan jumlah
penduduk di suatu wilayah bertambah dan berkurang. Berikut beberapa dampak
kepadatan penduduk terhadap lingkungan.

1. Berkurangnya Ketersediaan Lahan

Peningkatan populasi manusia atau meningkatnya jumlah penduduk


menyebabkan tingkat kepadatan semakin tinggi. Pada sisi lain, luas tanah
atau lahan tidak bertambah. Kepadatan penduduk dapat mengakibatkan tanah
pertanian semakin berkurang karena digunakan untuk pemukiman penduduk.

Gambar 3. Ketersediaan lahan


Sumber: https://www.yanuaresny.files.com/2015/03
2. Ketersediaan Udara Bersih

Gambar 3. Keadaan kota yang mengalami pencemaran udara

Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia.


Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk
berarti semakin banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat
transportasi, dan kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak
bumi, bensin, solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara
semakin tinggi. Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar
seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu
dihasilkan akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.

Jadi dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan
oksigen semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah
gencar mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan
keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat
pencemaran udara.

3. Ketersediaan Pangan

Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya


jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin
banyak. Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan
bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia.
Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian
besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik,
perumahan, kantor, dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan
masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi
kenaikan jumlah penduduk akan meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.

Thomas Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang


berjudul Essay on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa
pertambahan penduduk mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi
pangan mengikuti deret hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk,
semakin tinggi pula kebutuhan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi
pangan perlu digalakkan. Penduduk yang kekurangan makanan akan
menyebabkan gangguan pada fungsi kerja tubuh dan dapat terjangkit penyakit
seperti busung lapar, anemia, dan beri-beri.

4. Ketersediaan Air Bersih

Meskipun 2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat
digunakan secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas
dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh
berbagai macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak,
dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak
sampah atau limbah yang dihasilkan.

Gambar 4. Penggunaan air sungai untuk aktivitas sehari-hari


Sumber: http://www.mfaisalmuslim.wordpress.com

Apabila masyarakat kekurangan persediaan air bersih maka mereka terpaksa


menggunakan air sungai untuk menjalankan aktivitas seharihari tersebut. Kondisi
ini tentunya akan memberikan dampak yang tidak baik bagi kesehatan, karena air
sungai yang digunakan belum tentu bersih. Berikut ini adalah ciri-ciri air tercemar.
a. Adanya perubahan suhu
Pada kondisi normal suhu air di bawah suhu lingkungan. Sebagai contohnya,
pada daerah yang memiliki suhu lingkungan 28°C, maka suhu air di daerah
tersebut berkisar 20°C – 25°C. Pada daerah industri air digunakan sebagai pen
dingin mesin-mesin pabrik. Air digunakan sebagai pendingin karena air
membutuhkan banyak kalor untuk menaikkan suhunya. Setelah digunakan
sebagai pendingin mesin, air akan berubah menjadi hangat bahkan panas
karena telah menyerap panas dari mesin pabrik.
b. Adanya perubahan pH
PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat ke
asaman atau kebasaan yang pada suatu larutan. Pada kondisi normal pH air
adalah netral, yaitu berkisar7. Pada kondisi ter cemar, pH air berkisar antara 4
– 6 atau 8 –9. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terdahulu diketahui
bahwa organisme air lebih menyukai pH yang mendekati netral. Dengan
demikian, sangatlah mungkin apabila organisme air akan terganggu bahkan ada
yang mati apabila pH air mengalami per ubahan.
c. Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air
Air yang bersih atau tidak tercemar adalah air yang bening (tidak berwarna),
tidak berbau dan tidak berasa. Perubahan pada air, yaitu warna, bau, dan rasa
dapat disebabkan oleh polutan (bahan pencemar) yang terlarut pada air
tersebut.
d. Adanya endapan atau bahan terlarut
Endapan atau bahan terlarut yang ada di sungai dapat berasal dari polutan yang
masuk ke sungai. Polutan tersebut dapat berupa insektisida, tumpahan minyak,
sampah, limbah industri, dan lain-lain. Adanya polutan yang masuk ke sungai
akan menyebabkan terjadinya perubahan pH, warna, bau, dan rasa air.
e. Adanya mikroorganisme
Salah satu peranan mikroorganisme adalah menguraikan bahanbahan pencemar
organik. Semakin banyak limbah di suatu perairan, semakin banyak pula
mikroorganisme yang ada di perairan tersebut. Di antara organisme-organisme
tersebut ada yang mungkin bersifat patogen (membawa penyakit).
Untuk menjaga ketersediaan air, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah :

1. Menghemat pemakaian air.


2. Memelihara tumbuh-tumbuhan di sekitar kita yang berfungsi menyerap
air.
3. Membuat sumur-sumur resapan.
4. Melestarikan danau, telaga,dan waduk dan daerah resapannya.

5. Pencemaran lingkungan

Menurut UU pengelolaan Lingkungan Hidup no. 23 1997 :


Pencemaran lingkungan adalah masuknya/dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan
turun, sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang /
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan


dampak buruk pada lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan
bangunan dan kertas, maka kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan
lahan pertanian, maka hutan dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk
memenuhi kebutuhan sandang, didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat
transportasi, diciptakan berbagai jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak
dilakukan dengan benar, aktivitas seperti contoh tersebut lambat laun dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem. Misalnya
penebangan hutan yang tidak terkendali dapat mengakibatkan berbagai bencana
seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat melenyapkan kekayaan
keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya dukung lingkungan
terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya menjadi tidak
terjamin.

Di daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali


sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya
timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga
jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran
udara dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan
timbulnya berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.

2.3 SOLUSI UNTUK MENGHINDARI DAMPAK PERKEMBANGAN


PENDUDUK BAGI LINGKUNGAN

 Adanya Penanaman Kembali hutan yang diubah menjadi lahan perkotaan


agar terbebas dari Pencemaran udara.
 Jangan membuang sumber daya alam secara sia-sia dan gunakanlah
dengan bijak dan sesuai keperluan dan kecukupannya.
 Kurangi Lahan perindustrian dan lahan perumahan yang sebenarnya ingin
dibuat namun tidak jadi dibuat karena masalah biaya dan masalah lainnya
 Adanya Pembudidayaan Tanaman dengan membudidayakan tanaman di
tempat lahan yang tersedia
 Adanya Penanaman pepohonan untuk menurunkan tingkat pencemaran
udara
 Menggalakan Produksi pangan sehingga bisa mencegah terjadinya orang
yang busung lapar dan kurang gizi.
 Kurangi lahan perindustrian dan usahakan agar tidak mencemari
lingkungan.
 Adanya sistem KB untuk mengurangi angka kelahiran dengan motto dua
anak lebih baik
BAB III

KESIMPULAN (menjawab rumusan masalah)

Dinamika penduduk dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu:

1. Jumlah kelahiran ( natalitas)


2. Jumlah kematian ( mortalitas)
3. Jumlah perpindahan (migrasi)

Kepadatan populasi manusia adalah jumlah populasi manusia yang menempati


suatu luas ( areal ) tertentu dalam kurun waktu tertentu. Kepadatan populasi
manusia di berbagai daerah umumnya tidak sama dan selalu berubah-ubah, karena
penyebaran penduduknya tidak merata.

makhluk hidup merupakan pihak yang selalu memanfaatkan lingkungan


hidupnya, baik dalam hal respirasi, pemenuhan kebutuhan pangan, papan dan lain-
lain. Manusia sebagai makhluk yang paling unggul di dalam ekosistemnya,
memiliki daya dalam mengkreasi dan mengkonsumsi berbagai sumber-sumber
daya alam bagi kebutuhan hidupnya. Ledakan penduduk sebagai akibat
pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk
bagi kehidupan dan pencemaran lingkungan.

Sudah banyak sekali terjadi pencemaran lingkungan di Indonesia, yang


disebabkan oleh berbagai macam masalah seperti polusi dari kendaraan, banjir
yang disebabkan oleh buang sampah sembarangan, serta panasnya bumi karena
kurangnya oksigen sebab hutan-hutan banyak ditebang sebagai lahan tempat
tinggal manusia, dan tanaman-tanaman semakin berkurang dan semakin sedikit
menghasilkan oksigen
DAFTAR PUSTAKA

Dian, Lianita. 2015. Makalah Kemiskinan. http://lianitadianstory.blogspot.co.id diakses


pada tanggal 19 Oktober 2020

Hardini, Diah Ayu. Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk, Kemiskinan Dan


Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Kualitas Lingkungan Di Kota Semarang Tahun
2001-2008. Diss. Universitas Negeri Semarang. 2011. Diakses 19 Oktober 2020

Laka, Beatus Mendelson. 2014. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk Terhadap


Pembangunan Bidang Kemiskinan dan Kesejahteraan. http://badriasri.blogspot.co.id
diakses pada tanggal 19 Oktober 2020

Ramlawati, dkk. 2017. Populasi Penduduk. Jakarta :Kementrian Pendidikan dan


Kebudayaan. Direktorat Jendral Guru dan tenaga Pendidikan

Suryawati, Chriswardani. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensional.


http://xa.yimg.com diakses pada tanggal 19 Oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai