PASCASARJANA BIOLOGI
FMIPA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
PRAKATA
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
banyak memberikan beribu-ribu nikmat kepada kita umatnya. Rahmat beserta salam
semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin akhir zaman yang sangat
dipanuti oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Alhamdulilah penulis dapat
menyelesaikan makalah ini sebagai tugas wajib, yang berjudul “Potensi Tanaman
Jeruk terhadap Perkembang Biakan Kupu-Kupu”. Atas semua bimbingan dan
bantuan, dukungan dan perhatian yang telah diberikan, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:orang tua, para pendidik dan teman-teman, yang
sudah banyak membantu dan mendukung. Tidak lupa juga kepada Bapak/Ibu dosen
dan teman-teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada penyusun agar
penyusunan makalah ini lebih baik lagi.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PRAKATA................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
untuk dijadikan sebagai tanaman inang atau sebagai pakan saat fase larva/ulat
pada kupu-kupu (Peggie, 2014). Salah satu contoh spesies kupu-kupu yaitu
Papilio memnon dan Papilio demoleus yang tidak hanya ditemukan pada satu
jenis tanaman jeruk melainkan pada jenis-jenis tanaman jeruk yang lainnya yang
berada di sekitar rumah, misalnya Citrus sinensis, Citrus hystrix, Citrus
aurantifolia, Citrus medica, dan Citrus maxima. Pemilihan tanaman inang yang
berbeda ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kualitas dari tanaman inang,
morfologi dan fisiologinya, serta perlindungan terhadap predator. Oleh karena
itu, artikel ini menyajikan perkembang biakan kupu-kupu terhadap inangnya
yaitu genus Citrus.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Parameter tabel kehidupan, khususnya tingkat intrinsik kenaikan alami
(r m ) mencerminkan banyak faktor seperti fekunditas, kelangsungan hidup dan
waktu generasi, dan menunjukkan potensi populasi untuk meningkat di bawah
kondisi optimal. Nilai r m yang lebih tinggi dari P. demoleus pada C. sinensis
(Tarocco) mungkin karena lebih besar fekunditas, mortalitas lebih rendah dan
lebih pendek waktu perkembangan. Oleh karena itu, P. demoleus memakan
C.sinensis (Tarocco) dan C. paradise dapat memiliki potensi yang lebih besar
untuk meningkatkan populas. Namun, nilai r m yang lebih rendah pada
C.sinensis (Valencia) dapat dikaitkan dengan miskin fekunditas dan
kelangsungan hidup P. demoleus pada varietas ini. Selain itu, hasil
menunjukkan bahwa C. limon (Eureka) adalah host yang tidak cocok untuk P.
demoleus.
Tahap kedua larva stadium secara morfologis mirip dengan tahap satu
dengan mengkonsumsi di tepi sampai pelepah daun segar. Tahap ketiga larva
makan hingga setengah porsi dan bagian terminal dari tunas yang tumbuh.
4
Larva tahap keempat mengkonsumsi lebih banyak makanan. Tahap kelima
larva memakan makanan segar secara maksimum. Jadi tanaman jeruk lemon
berpotensi sebagai inang perkembang biakan kupu-kupu P. demoleus.
Hal serupa jugaa pada perlakuan dengan P0 (daun jeruk pomelo segar)
memberikan hasil tertinggi menghasilkan individu kupu-kupu P. demoleus (8
ekor), diikuti oleh P2 (25% tepung kacang merah + 25% tepung kedelai + 25%
tumbukan daun jeruk pomelo + 25% vitamin, agar-agar, air) adalah 3 ekor dan
P1 (35% tepung kacang merah + 35% tumbukan daun jeruk pomelo + 30%
vitamin, agar-agar, air) adalah 1 ekor. Nisbah kelamin tertinggi berupa kupu-
kupu P. demoleus betina dihasilkan oleh perlakuan P0 (3 ekor), perlakuan P2 (1
ekor) dan P1 tidak menghasilkan kupu-kupu betina. Lama stadium larva P.
demoleus sampai menjadi kupu-kupu yang dibiakkan pada perlakuan P0 sekitar
21 hari, P1 sekitar 14 hari dan P2 sekitar 19 hari pada suhu lingkungan sekitar
22 - 25°C. Helmiyati et al. (2010) melaporkan bahwa siklus hidup P. demoleus
yang dibiakkan secara alami pada tanaman jeruk pomelo berkisar 22 – 24 hari
pada kondisi suhu lingkungan 26-28°C dengan kelembaban nisbi 67-84%.
Siklus hidup P. demoleus yang singkat pada perlakuan P1 terjadi karena nutrisi
pakannya tidak dapat mendukung perkembangan larva secara optimal sehingga
pertumbuhannya mengalami kondisi prematur (Ngatimin, 2020). Taylor et al.,
1981 (dalam Ngatimin, 2020) mengemukakan bahwa nutrisi yang tidak sesuai
akan menghasilkan serangga prematur dengan kondisi yang rentan (gampang
mati).
5
pertumbuhan larva P. memnon pada fase instar 1, 2, 3, 4, dan 5. Struktur umum
larva dapat berubah secara dramatis dari satu instar ke instar
berikutnya. Berdasarkan pengamatan, instar P. m. memnon juga memiliki
morfologi yang berbeda. Larva instar 1 adalah agak runcing, dengan warna
badan putih keabu-abuan dan coklat tua pada bagian lateral dan panjang tubuh
awal sekitar 4 mm. Pada larva instar 2, segmen tubuh menjadi lebih jelas. Di
larva instar 3, warna larva menjadi coklat tua sampai hijau agak
kekuningan. Larva instar 4 terlihat seperti kotoran burung, berwarna hijau tua
bercampur belang putih dan banyak bintik-bintik di kepala larva. Larva instar 5
berubah drastis, terdapat 2 tempat mata pada ruas toraks ketiga, berwarna putih
pita di perut dan tubuh hijau mulus. Serangga dewasa baru yang muncul dari
telur disebut instar 1.
6
4. Potensi tanaman jeruk purut (C. arantifolia) dan Citrus hystrix
(Rutaceae) terhadap perkembang biakan Papilio memnon
Selama fase larva instar IV, konsumsi daun lebih mendominasi pada
daun C. hystrix dibanding C. aurantifolia. Sedangkan, pada fase larva instar III
dan V lebih memilih mengkonsumsi daun C. aurantifolia dibanding daun C.
hystrix. Larva instar V P. memnon cenderung lebih memilih mengkonsumsi
daun C. aurantifolia dibanding C. hystrix. Namun, pemilihan jenis makanan
pada fase ini tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Hal ini disebabkan
karena tingkat konsumsi paling aktif berada pada fase larva instar V. Cadangan
energi pada proses pupasi didapatkan dari daun yang dikonsumsi selama fase V.
Jadi, tanaman C. aurantifolia lebih berpotensi sebagai inang berkembang biak
P. memnon dibandingkan tanaman C. hystrix.
7
pada tanaman kehadiran larva C.sinensis (Tarocco) dan C. paradise, dan P.
demoleus (Shambarg) bisa menjadi hama karena merupakan inang yang cocok
dengan kandungan nutrisi yang dibutuhkan.
8
BAB III
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Komala, Ratna, et al. 2018. Larval Growth of Great Mormon Butterfly (Papilio
memnon memnon) Fed with Citrus aurantifolia Leaves. Journal of Physics,
doi :10.1088/1742-6596/1097/1/012037
Mangrio, Wali Muhammad, et al. 2020. Food and feed consumption of lemon
butterfly, Papilio demoleus under laboratory conditions. Pure Appl. Biol.,
9(1): 340-351, doi.org/10.19045/bspab.2020.90039
Ngatimin, Sri Nur Aminah, et al. 2020. Konservasi Kupu-kupu Papilio demoleus
Linn. (Lepidoptera: Papilionidae) dengan Teknologi Pakan Buatan. Jurnal
Hutan dan Masyarakat. Vol. 12(1), ISSN: 1907-5316, ISSN ONLINE: 2613-
9979
Zulnawati, Asih, et al. 2018. Pemilihan Pakan Larva Papilio memnon Linnaeus, 1758
(Lepidoptera) terhadap Tumbuhan Inang Citrus aurantifolia dan Citrus
hystrix (Rutaceae). Jurnal Metamorfosa V (2): ISSN: 2302-5697
Triplehorn, Charles A., Norman F. Johnson, and Donald Joyce Borror. 2005. Borror
and DeLong’s introduction to the study of insects. 7th ed. Australia: Thomson,
Brooks/Cole
10
11