XII
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut.
1. Dapat menentukan panjang suatu garis.
2. Dapat menentukan besar suatu sudut.
3. Dapat menentukan luas berbagai bangun datar.
4. Dapat menentukan keliling berbagai bangun datar.
5. Dapat menentukan kemungkinan banyaknya bangun datar.
A. Garis
1. Kedudukan Dua Garis
Garis merupakan kumpulan titik-titik yang jarak antartitiknya sangat dekat. Garis
merupakan bangun paling sederhana, karena berdimensi satu. Garis mempunyai bentuk
yang bermacam-macam, ada yang berupa garis lurus dan ada yang berupa garis lengkung.
Dalam soal-soal SBMPTN, bentuk garis yang sering muncul adalah garis lurus. Kedudukan
sebuah garis lurus terhadap garis lurus lainnya adalah sebagai berikut.
a. Dua Garis Sejajar
Dua buah garis dikatakan sejajar jika kedua garis tersebut terletak pada satu bidang
dan tidak akan berpotongan jika diperpanjang.
a b
c d
a. Jika diketahui perbandingan dan panjang salah satu ruas garis, panjang ruas garis
lainnya dapat ditentukan dengan perbandingan senilai.
2
Contoh:
Diketahui AB : BC = 2 : 3 dan nilai BC = 6 cm. Panjang AB adalah ....
Pembahasan:
Dengan menggunakan perbandingan senilai, diperoleh:
2 2
AB = BC = × 6 cm = 4 cm
3 3
Jadi, panjang AB adalah 4 cm.
c. Jika terdapat sebuah ruas garis yang sama pada perbandingan yang berbeda,
nilai perbandingan ketiga ruas garis dapat ditentukan dengan menyamakan nilai
perbandingan ruas garis yang sama tersebut. Untuk menyamakannya, gunakan
konsep KPK.
Contoh:
Diketahui AB : BC = 2 : 3 dan BC : CD = 2 : 5. Nilai perbandingan AB : BC : CD adalah
....
Pembahasan:
Diketahui:
AB : BC = 2 : 3
BC : CD = 2 : 5
Ruas garis yang sama dari kedua perbandingan tersebut adalah BC. Oleh karena itu,
tentukan KPK dari 2 dan 3, yaitu 6.
3
AB : BC : CD = 2 : 3 : … → × 2
AB : BC : CD = … : 2 : 5 →×3
AB : BC : CD = 4 : 6 : …
AB : BC : CD = … : 6 : 15
d. Jika terdapat beberapa ruas garis pada suatu garis lurus dan yang diketahui adalah
perbandingan salah satu ruas garis dengan total ruas garisnya, nilai perbandingan
ruas garis lainnya dapat ditentukan dengan mengurangkan atau menjumlahkan
perbandingan tersebut.
Contoh:
Perhatikan garis berikut.
A B C
Contoh Soal 1
Jika AC : AB = 5 : 3 dan panjang AC = 8 cm, panjang AB adalah ....
A C
4
A. 4,8 cm
B. 5,0 cm
C. 3,8 cm
D. 6,5 cm
E. 7,0 cm
Jawaban: A
Pembahasan:
Diketahui AC : AB = 5 : 3. Oleh karena panjang AC = 8 cm, maka dengan konsep perbandingan
senilai, diperoleh:
AC 5
=
AB 3
8 cm 5
⇔ =
AB 3
8 cm × 3
⇔ AB =
5
⇔ AB = 4,8 cm
Contoh Soal 2
Jika AB = BC dan BD = 6AB, nilai AD adalah ….
A. 3AC
B. 3,5AC
C. 0,75BD
D. 0,9BD
E. 8BC
Sumber: SBMPTN, 2013
Jawaban: B
Pembahasan:
Diketahui AB = BC dan BD = 6AB. Ini berarti:
AD = AB + BD = AB + 6AB = 7AB
5
AC = AB + BC = AB + AB = 2AB
AC
AB =
2
Dengan demikian, diperoleh:
AC
AD = 7AB = 7 = 3,5AC
2
Contoh Soal 3
Diketahui titik A, B, dan C terletak segaris dengan perbandingan AB : BC = 4 : 3. Jika panjang
AB = 24 cm, panjang AC adalah ....
A. 32 cm
B. 42 cm
C. 46 cm
D. 48 cm
E. 45 cm
Jawaban: B
Pembahasan:
Permasalahan pada soal dapat digambarkan sebagai berikut.
AB 4
=
BC 3
⇔ 4BC = 3AB
3
⇔ BC = AB
4
3
⇔ BC = × 24 cm
4
⇔ BC =18 cm
6
Dengan demikian, panjang AC adalah sebagai berikut.
AC = AB + BC
= 24 + 18
= 42 cm
Contoh Soal 4
Diketahui panjang AO = OD, BC = 3OB, dan OD = 1,5OB. Jika panjang AO = 3 cm, panjang
BOD adalah ….
A. 3 cm
B. 4 cm
C. 5 cm
D. 6 cm
E. 8 cm
Jawaban: C
Pembahasan:
Diketahui AO = OD, BC = 3OB, OD = 1,5OB, dan AO = 3 cm. Ini berarti:
OD = AO = 3 cm
7
Contoh Soal 5
Panjang garis AB adalah 12 cm. Jika titik P diletakkan pada perpanjangan garis tersebut
sehingga perbandingan AB : AP = 1 : 3, jarak titik B ke titik P adalah ....
A. 24 cm
B. 30 cm
C. 18 cm
D. 28 cm
E. 21 cm
Jawaban: A
Pembahasan:
Permasalahan pada soal dapat digambarkan sebagai berikut.
B. Sudut
1. Pengertian Sudut
Sudut adalah daerah yang dibentuk oleh pertemuan dua buah garis lurus. Sudut memiliki
beberapa bagian, yaitu sebagai berikut.
8
Gambar 5. Bagian-bagian sudut
2. Jenis-Jenis Sudut
Secara umum, ada lima jenis sudut, yaitu sebagai berikut.
a. Sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°.
b. Sudut lancip
Sudut lancip adalah sudut yang besarnya antara 0° dan 90° (0° < α < 90°).
9
c. Sudut tumpul
Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya antara 90° dan 180° (90° < α < 180°).
d. Sudut lurus
Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180°.
e. Sudut refleks
Sudut refleks adalah sudut yang besarnya antara 180° dan 360° (180° < α < 360°).
3. Hubungan Antarsudut
Ada beberapa hubungan antarsudut, yaitu sebagai berikut.
a. Sudut berpenyiku
Jika terdapat dua buah sudut yang salah satu kakinya berimpitan dan saling
membentuk sudut siku-siku, sudut yang satu merupakan penyiku bagi sudut yang
lain. Jumlah dua sudut yang saling berpenyiku adalah 90o.
10
Gambar 11. Sudut berpenyiku
Dari gambar tersebut, ∠AOP adalah penyiku dari ∠BOP dan ∠AOP + ∠BOP = 90°.
b. Sudut berpelurus
Jika terdapat dua buah sudut yang salah satu kakinya berimpitan dan saling
membentuk sudut lurus, sudut yang satu merupakan pelurus bagi sudut yang lain.
Jumlah dua sudut yang saling berpelurus (bersuplemen) adalah 180o.
Dari gambar tersebut, ∠AOC adalah pelurus ∠BOC dan ∠AOC + ∠BOC = 180°.
11
Pasangan sudut yang saling bertolak belakang dari gambar tersebut adalah sebagai
berikut.
1.) ∠AOD bertolak belakang dengan ∠BOC, sehingga ∠AOD = ∠BOC.
2.) ∠AOC bertolak belakang dengan ∠BOD, sehingga ∠AOC = ∠BOD.
4. Hubungan Antarsudut Jika Dua Garis Sejajar Dipotong oleh Garis Lain
Perhatikan gambar berikut.
Pada gambar tersebut, tampak bahwa garis j sejajar dengan garis k (j // k). Kemudian,
garis w memotong garis j di titik A dan garis k di titik B. Oleh karena itu, didapat hubungan
antarsudut sebagai berikut.
a. Sudut sehadap
Sudut sehadap adalah sudut yang menghadap pada arah yang sama dan besar
sudutnya juga sama. Pada gambar tersebut, yang termasuk sudut sehadap adalah
sebagai berikut.
∠A1 dengan ∠B1, sehingga ∠A1 = ∠B1.
∠A2 dengan ∠B2, sehingga ∠A2 = ∠B2.
12
∠A3 dengan ∠B3, sehingga ∠A3 = ∠B3.
∠A4 dengan ∠B4, sehingga ∠A4 = ∠B4.
13
∠A1 dengan ∠A3, sehingga ∠A1 = ∠A3.
∠A2 dengan ∠A4, sehingga ∠A2 = ∠A4.
∠B1 dengan ∠B3, sehingga ∠B1 = ∠B3.
∠B2 dengan ∠B4, sehingga ∠B2 = ∠B4.
Contoh Soal 6
Perhatikan gambar berikut.
E
C
108
o
44o
A B D
14
Oleh karena ∠CBA berpelurus dengan ∠DBC, maka:
∠CBA + ∠DBC = 180o
⇔ ∠DBC = 180o – ∠CBA
⇔ ∠DBC = 180o – 64o
⇔ ∠DBC = 116o
Contoh Soal 7
Diketahui ∠DEA dan ∠CEB saling bertolak belakang dengan besar sudut sebagai berikut.
15
Oleh karena ∠DEA dan ∠DEC saling berpelurus, maka:
∠DEA + ∠DEC = 180o
⇔ (3x + 20)o + (6y + 25)o = 180o
⇔ 3•15 + 20 + 6y + 25 = 180
⇔ 45 + 20 + 6y + 25 = 180
⇔ 6y = 90
⇔ y = 15
Contoh Soal 8
Perhatikan gambar berikut.
Nilai y adalah ….
A. 26o
B. 28o
C. 34o
D. 18o
E. 36o
Jawaban: A
Pembahasan:
∠BAE berseberangan dalam dengan ∠CEA. Ini berarti, ∠BAE = ∠CEA.
16
⇔ ∠CEA = 180o – 102o
⇔ ∠CEA = 78o
Contoh Soal 9
Perhatikan gambar berikut.
17
Berdasarkan gambar, tampak bahwa sudut refleks KLM dapat ditentukan dengan
menjumlahkan ∠LKA dan ∠LMD, yaitu 140o + 150o = 290o. Hal ini dikarenakan sudut
refleks KLM memiliki hubungan berseberangan dalam dengan kedua sudut tersebut.
1 1
Luas = × alas × tinggi = × a × t
2 2
1
Luas = s( s − a)( s − b )( s − c ) dengan s = (a + b + c)
2
2. Persegi
3. Persegipanjang
18
4. Jajargenjang
5. Belah ketupat
1
Luas = × KM × LN
2
1
Luas = × d1 × d2
2
6. Layang-layang
1
Luas = × AC × BD
2
1
Luas = × d1 × d2
2
7. Trapesium
( AB + CD ) t
Luas =
2
19
8. Lingkaran
2 1
Luas = π r , dengan r = d
2
1 2 22
Luas = π d , dengan π = 3,14 atau π =
4 7
Contoh Soal 10
Perhatikan persegipanjang ABCD berikut.
20
Kemudian, tentukan luas segitiga DEF dan BCF.
1
Luas segitiga DEF = × DF × DE
2
1
= × 9 cm × 5 cm
2
= 22,5 cm2
1
Luas segitiga BCF = × FC × BC
2
1
= × 11 cm × 12 cm
2
= 66 cm2
Luas daerah yang diarsir merupakan luas persegipanjang ABCD dikurangi luas segitiga
DEF dan BCF. Ini berarti:
Luas daerah yang diarsir = 240 – 22,5 – 66
= 151,5 cm2
Contoh Soal 11
Regina membuat sebuah layang-layang seluas 125 cm2. Jika kemudian Regina membuat
sebuah layang-layang baru yang ukuran setiap diagonalnya adalah dua kali ukuran
diagonal layang-layang semula, luas layang-layang baru tersebut adalah ….
A. 125 cm2
B. 250 cm2
C. 375 cm2
D. 500 cm2
E. 625 cm2
Jawaban: D
Pembahasan:
Misalkan A adalah layang-layang semula dan B adalah layang-layang baru. Ini berarti:
1
Luas A = × d1 × d2 = 125 cm2
2
1
Luas B = × 2 × d1 × 2 × d2
2
21
Dengan demikian, diperoleh:
1
Luas B = × 2 × d1 × 2 × d2
2
1
= 4 × × d1 × d2
2
= 4 × luas A
= 4 × 125 cm2
= 500 cm2
Contoh Soal 12
Suatu persegi yang bersisi 6 cm berputar pada titik O yang merupakan titik pusat persegi
lain yang bersisi 4 cm. Luas bidang yang berada pada kedua persegi tersebut adalah ....
A. 3 cm2
B. 4 cm2
C. 5 cm2
D. 6 cm2
E. 8 cm2
Jawaban: B
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut ini.
22
SUPER "Solusi Quipper"
Luas bangun datar yang diarsir dapat ditentukan dengan cara berikut.
RITUAL
Maksudnya, gunakan garis bantu untuk memenggal daerah yang diarsir menjadi bentuk
yang mudah dicari luasnya. Kemudian, sisipkan potongan daerah yang sama ke dalam
daerah yang terbentuk jika memungkinkan.
Berdasarkan gambar tersebut, daerah yang diarsir pada soal dapat kita ubah menjadi
daerah persegi. Dengan demikian, diperoleh:
Jadi, luas bidang yang berada pada kedua persegi tersebut adalah 4 cm2.
Contoh Soal 13
Perhatikan gambar berikut.
23
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut.
Luas daerah yang diarsir adalah luas persegi dikurangi luas setengah lingkaran 2 dan
3, kemudian ditambah dengan luas setengah lingkaran 1. Oleh karena diameter ketiga
lingkaran tersebut sama, maka:
24
2. Persegi
Keliling = s + s + s + s = 4s
3. Persegipanjang
Keliling = p + l + p + l
= 2p + 2l
= 2 (p + l)
4. Jajargenjang
5. Belah ketupat
25
6. Layang-layang
7. Trapesium
8. Lingkaran
1
Keliling = 2πr, dengan r = d
2
22
Keliling = πd, dengan π = 3,14 atau π =
7
Contoh Soal 14
Keliling bangun datar berikut ini adalah ….
26
A. 60 cm
B. 70 cm
C. 80 cm
D. 90 cm
E. 110 cm
Jawaban: C
Pembahasan:
Mula-mula, tentukan panjang sisi yang belum diketahui.
Contoh Soal 15
Jika setiap sel memiliki sisi 1 cm dan membentuk daerah seperti pada gambar, keliling
daerah tersebut adalah ….
A. 14 cm
B. 18 cm
C. 22 cm
27
D. 26 cm
E. 28 cm
Sumber: SBMPTN, 2013
Jawaban: D
Pembahasan:
Keliling bangun datar tersebut dapat ditentukan dengan menjumlahkan sisi-sisi terluarnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
Contoh Soal 16
Jika luas persegi kecil adalah 50 cm2, perbandingan keliling lingkaran dengan keliling
persegi besar adalah ….
A. π : 2
B. π:4
28
C. π:6
D. π : 7
E. π:8
Sumber: SBMPTN, 2013
Jawaban: B
Pembahasan:
Mula-mula, tentukan panjang sisi persegi kecil berdasarkan luasnya.
Luas persegi kecil = 50
⇔ s12 = 50
⇔ s1 = 50
Dari gambar, tampak bahwa diameter lingkaran sama dengan panjang diagonal persegi
kecil. Ini berarti:
d = s1 2 = 50 ⋅ 2 = 100 = 10 cm
Oleh karena panjang sisi persegi besar sama dengan diameter lingkaran, maka s2 = 10 cm.
Dengan demikian, diperoleh:
Keliling lingkaran : keliling persegi besar = πd : 4s2
= 10π : 4•10
=π : 4
Contoh Soal 17
Keliling dari bangun datar berikut ini adalah ….
29
A. 42 cm
B. 45 cm
C. 48 cm
D. 52 cm
E. 54 cm
Jawaban: D
Pembahasan:
Keliling bangun datar tersebut dapat ditentukan dengan menjumlahkan sisi-sisi terluarnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut.
30
Contoh Soal 18
Banyaknya segitiga yang terbentuk dari bangun datar berikut ini adalah ....
A. 8
B. 6
C. 4
D. 10
E. 9
Jawaban: A
Pembahasan:
Banyaknya segitiga yang terbentuk dari bangun datar tersebut dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis, yaitu segitiga kecil dan segitiga besar.
• Segitiga kecil: ∆AOD, ∆AOB, ∆BOC, ∆COD
• Segitiga besar: ∆ADB, ∆ABC, ∆BCD, ∆ADC
Banyak segitiga yang terbentuk adalah jumlah dari segitiga kecil dan segitiga besar.
Banyak segitiga = 4 + 4 = 8 segitiga
Jadi, banyaknya segitiga yang terbentuk dari bangun datar tersebut adalah 8.
Contoh Soal 19
Banyaknya segitiga yang ada pada gambar berikut ini adalah ….
31
A. 13
B. 14
C. 15
D. 16
E. 17
Sumber: SBMPTN, 2013
Jawaban: D
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut.
Banyaknya segitiga yang terbentuk dari gambar tersebut adalah sebagai berikut.
• Segitiga kecil: ∆COD, ∆COF, ∆FOB, ∆BOE, ∆AOE, ∆AOD
• Segitiga sedang: ∆AOB, ∆BOC, ∆AOC, ∆ABD, ∆AFB, ∆BEC, ∆BDC, ∆AFC, ∆AEC
• Segitiga besar: ∆ABC
Jadi, banyaknya segitiga yang ada pada gambar tersebut adalah 6 + 9 + 1 = 16 segitiga.
Contoh Soal 20
Banyaknya persegi yang ada pada gambar berikut ini adalah ….
A. 14
B. 15
32
C. 16
D. 17
E. 18
Jawaban: A
Pembahasan:
Perhatikan gambar berikut.
Banyaknya persegi yang terbentuk dari gambar tersebut adalah sebagai berikut.
• Persegi 1 kotak: ABFE, BCGF, CDHG, EFJI, FGKJ, GHLK, IJNM, JKON, KLPO
• Persegi 4 kotak: ACKI, BDLJ, EGOM, FHPN
• Persegi 9 kotak: ADPM
Jadi, banyaknya persegi yang ada pada gambar tersebut adalah 9 + 4 + 1 = 14.
Contoh Soal 21
Banyaknya segitiga yang ada pada gambar berikut ini adalah ….
A. 32
B. 35
C. 36
D. 38
E. 41
Jawaban: E
33
Pembahasan:
Perhatikan dahulu gambar berikut.
Banyaknya segitiga yang terbentuk dari gambar tersebut adalah sebagai berikut.
• Segitiga kecil: ∆COD, ∆COF, ∆FOB, ∆BOE, ∆AOE, ∆AOD
• Segitiga sedang: ∆AOB, ∆BOC, ∆AOC, ∆ABD, ∆AFB, ∆BEC, ∆BDC, ∆AFC, ∆AEC
• Segitiga besar: ∆ABC
Dari satu bangun datar tersebut, dihasilkan 16 buah segitiga. Pada soal, terdapat dua
bangun datar seperti itu. Ini berarti, banyaknya segitiga dari bangun datar pada soal
adalah 32 buah dan beberapa segitiga lain yang terbentuk dari hasil perpotongannya.
Perhatikan gambar berikut.
34