Anda di halaman 1dari 21

Bab 1 Teorema Phytagoras

 Teorema Phytagoras

c2 = a2 + b2
a2 = c2 – b2
b2 = c2 – a2

Perhatikanlah kelompok bilangan – bilangan berikut.

a. 3,5,6 b. 6,8,10 c. 6,8,12 d. 4,5,6 e. 5,12,13

Jika bilangan-bilangan diatas adalah panjang sisi-sisi suatu segitiga, dapatkan kalian menentukan mana yang
merupakan segitiga siku-siku dan mana yang bukan?

a. 3,5,6

6² = 36

3²+5² = 9 + 25 = 34

karena 6² > 3²+5² maka segitiga ini bukan termasuk segitiga siku-siku.

b. 6,8,10

10² = 100

6²+8² = 36 + 64 = 100

karena 10² = 6²+8² maka segitiga ini termasuk segitiga siku-siku.

c. 6,8,12

12² = 144

6²+8² = 36 + 64 = 100

karena 12² > 6²+8² maka segitiga ini bukan segitiga siku-siku.

d. 4,5,6

6² = 36

4²+5² = 16 + 25 = 41

karena 6² < 4²+5² maka segitiga ini bukan segitiga siku-siku.


e. 5,12,13

13² = 169

5²+12² = 25 + 144 = 169

karena 13² = 5²+12² maka segitiga ini merupakan segitiga siku-siku.

Dari penjabaran diatas terlihat bahwa kelompok tiga bilangan 6,8,10 dan 5,12,13 adalah sisi-sisi sebuah
segitiga siku-siku, dikarenakan memenuhi teorema pythagoras. Yang selanjutnya tiga bilangan tersebut
disebut triple pythagoras.

“Triple pythagoras adalah kelompok tiga bilangan bulat positif yang memenuhi kuadrat bilangan besar sama
dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya ”
 Perbandingan Panjang sisi pada segitiga siku siku khusus

a. Sudut 30° dan 60°


Segitiga ABC merupakan segitiga sama sisi dengan
AB = BC = AC = 2x cm dan ∠A = ∠B = ∠C = 60º.

∠ACD = ∠BCD =30º.

Dan diketahui ∠ ADC = ∠ BDC = 90º.

Titik D merupakan titik tengah AB, dimana panjang AB


=BC=AC= 2x cm sehingga panjang BD = 1x cm.

Perhatikanlah segitiga CBD. Kita gunakan teorema


pythagoras maka diperoleh
CD² = BC² – BD²
CD = √[BC² – BD²]
CD = √[(2x)²-x²]
CD = √[4x²-x²]
CD = √[3x²]
CD = x√3
Dengan demikian diperoleh perbandingan sebagai berikut :
BD : CD : BC = x : x√3 : 2x
BD : CD : BC = 1 : √3 : 2

b. Sudut 45º

Segitiga ABC adalah segitiga siku-siku sama kaki, dengan sudut B adalah sudut siku-siku dimana panjang
AB = BC = x cm dan ∠ A = ∠ C =45º.

Kita gunakan teorema pythagoras maka diperoleh :


AC² = AB² + BC²

AC = √(AB²+BC²)

AC = √(x²+x²)

AC = √(2x²)

AC = x√2

Dengan demikian, diperoleh perbandingan sebagai berikut :

AB : BC : AC = x : x : x√2= 1:1: √2

 Penggunaan teorema phytagoras

Contoh Soal 1
Perhatikan gambar persegi panjang PQRS di bawah ini.

Diketahui panjang diagonal PR = 20 cm dan ∠RPS = 60°. Tentukan


a) panjang PS; b) panjang PQ; c) luas PQRS;
d) keliling PQRS.
Penyelesaian:
a) panjang PS dapat dicari dengan perbandingan segitiga siku-siku sudutkhusus (30° dan 60°), yakni:
sisi pendek : sisi panjang = 1 : 2
PS : PR = 1 : 2
PS : 20 cm = 1 : 2
PS = ½ x 20 cm
PS = 10 cm
b) panjang PQ juga dapat dicari dengan perbandingan segitiga siku-siku sudut khusus (30° dan 60°), yakni:
sisi tengah : sisi panjang = √3 : 2
PQ : PR = √3 : 2
PQ : 20 cm = √3 : 2
PQ = (√3/2) x 20 cm
PQ = 10√3 cm
c) luas PQRS dapat dicari dengan menggunakan rumus luas persegi panjang yakni:
L=pxl
L = PS x PQ
L = 10 cm x 10√3 cm
L = 100√3 cm2
d) keliling PQRS dapat dicari dengan rumus keliling persegi panjang yakni:
K = 2(p + l)
K = 2(PS + PQ)
K = 2(10 cm + 10√3 cm)
K = 20(1 + √3) cm
Contoh Soal 2
Perhatikan gambar persegi ABCD di bawah ini.
Diketahui panjang diagonal AC = 10 cm dan ∠BAC = 45°. Tentukan
a) panjang AB;
b) luas ABCD;
c) keliling ABCD.

Penyelesaian:
a) panjang AB dapat dicari dengan perbandingan segitiga siku-siku sudut khusus (45°), yakni:
AB : AC = 1 : √2
AB : 10 cm = 1 : √2
AB = (1/√2) x 10 cm
AB = (10/√2) cm
AB = 5√2 cm
b) luas ABCD dapat dicari dengan menggunakan rumus luas persegi yakni:
L = s2
L = AB2
L = (5√2 cm)2
L = 50 cm2
e) keliling PQRS dapat dicari dengan rumus keliling persegi yakni:
K = 4s
K = 4AB
K = 4 . 5√2 cm
K = 20√2 cm
Bab 11 Lingkaran

 Mengenal lingkaran
 Titik disebut titik pusat.
 dinamakan jari – jari, biasanya dinotasikan
dengan yang kepanjangannya adalah dan artinya jarak.
 BD merupakan diameter yang juga sering dinotasikan
menggunakan
 adalah busur lingkaran,
biasanya ada yang menggunakan notasi seperti ini untuk busur

 Wilayah yang berwarna merah adalah tembereng.


 Warna biru merupakan juring.
 Garis merupakann tali busur.
 Nah, jika saya tarik garis lurus dan tegak lurus dari titik ke
garis , garis tersebut dinamakan apotema.

nama sudut -sudut pada lingkaran

 dinamakan sudut pusat lingkaran . (kenapa kok dinamakan


lingkaran ?, karena titik pusatnya namanya )
 dan untuk dinamakan sudut keliling.
 Hubungan antara sudut pusat dengan sudut keliling
Sudut pusat merupakan daerah sudut yang dibatasi oleh dua jari-jari lingkaran yang titik sudutnya
merupakan titik pusat lingkaran.
Sudut keliling merupakan daerah sudut yang dibatasi oleh dua tali busur yang berpotongan di satu titik
pada lingkaran dan titik sudutnya terletak pada keliling lingkaran.
ada 5 macam hubungan-hubungan sudut pusat dan sudut keliling.
a. Sudut pusat dan sudut keliling menghadap busur yang sama

b. Sudut keliling yang menghadap diamerter lingkaran

c. Segi empat tali busur (Segi empat sudut keliling)

d. Sudut antara dua tali busur berpotongan di dalam lingkaran


e. Sudut antara dua tali busur berpotongan di luar lingkaran

 Panjang busur dan luas juring lingkaran

Hubungan antara Panjang Busur dan Juring

a. Jika Sudut Pusatnya Sama

Jika diketahui suatu panjang busur dengan sudut pusat tertentu dan ditanyakan
luas juringnya, kita dapat mencarinya dengan mudah karena panjang busur dan
luas juring memiliki rumus yang mirip.

Kita tahu rumus luas juring (J) adalah sedangkan rumus panjang busur

(B) adalah . Kemudian, seandainya kita mengubah masing-masing


rumus menjadi dan Jika digabung kedua persamaan

menjadi dan hasil akhirnya adalah

b. Jika Sudut Pusatnya Berbeda

 Garis singgung lingkaran

a. Garis Singgung Persekutuan Dalam

Rumus menentukan garis singgung:

Menentukan jari-jari lingkaran untuk R > r


dimana:
p = jarak titik pusat dua lingkaran
d = panjang garis singgung lingkaran dalam
R = jari-jari lingkaran pertama
r = jari-jari lingkaran kedua

b. Garis Singgung Persekutuan Luar


Rumus menentukan garis singgung persekutuan luar:

Menentukan jari-jari lingkaran untuk R > r

dimana:
p = jarak titik pusat dua lingkaran
d = panjang garis singgung lingkaran luar
R = jari-jari lingkaran pertama
r = jari-jari lingkaran kedua
Soal No. 1
PQ adalah garis singgung lingkaran O yang berjari-jari 5 cm.
Jika panjang garis QR adalah 8 cm, tentukan luas segitiga QOS

Pembahasan
PQ garis singgung lingkaran, sehingga PQ tegak lurus dengan OS. Dengan
phytagoras didapat:

Sehingga luas segitiga QOS adalah

Soal No. 2
Diberikan sebuah lingkaran dengan pusat titik O.

Jika besar sudut ABC adalah 70° dan titk C dan titik A berturut-turut adalah
titik singgung garis CB dan AB pada lingkaran O, tentukan besar dari sudut
AOC

Pembahasan
∠ OBC = 70°/2 = 35°
∠BOC = 180° − 90° − 35 = 55°
∠AOC = 2 × ∠ BOC = 2 × 55° = 110°

Soal No. 3
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat A dan B, dengan panjang jari-jari masing-masing 7 cm dan 2
cm. Jika jarak AB = 13 cm, maka panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran tersebut adalah...
(Soal UN Matematika SMP Tahun 2007)
A. 5 cm
B. 6 cm
C. 12 cm
D. 15 cm
Pembahasan
Garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran
Dengan pythagoras

Garis singgung kedua lingkaran sejajar dan sama panjang dengan


garis CB yaitu 12 cm

Soal No. 4
Panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran 8 cm. Jika jarak titik pusat kedua lingkaran 17 cm
dan panjang jari-jari salah satu lingkaran 10 cm, maka panjang jari-jari lingkaran yang lain adalah...
A. 5 cm
B. 6 cm
C. 7 cm
D. 9 cm

Pembahasan
Misalkan lingkaran A dan B dengan jarak titik pusat AB dan panjang garis singgung persekutuan dalam
adalah PQ:
AB = 17 cm
PQ = 8 cm
RA = 10 cm
RB = ....

Soal No. 5
Diketahui dua lingkaran dengan pusat P dan Q, jarak PQ = 26 cm, jari-jari lingkaran masing-masing 12 cm
dan 2 cm. Panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran adalah....
A. 16 cm
B. 24 cm
C. 28 cm
D. 30 cm
Pembahasan
Menentukan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran. Misalkan hendak menggunakan rumus yang
seperti ini
dimana
p = jarak pusat ke pusat = 26 cm
R = 12 cm
r = 2 cm
d = garis singgung persekutuan luar = ....

masukkan datanya

Soal No. 6
Diketahui dua lingkaran jari-jari lingkaran masing-masing 14 cm dan 2 cm. Jika jarak antara kedua pusat
lingkaran adalah 20 cm maka panjang garis singgung persekutuan luar kedua lingkaran adalah....
A. 16 cm
B. 18 cm
C. 22 cm
D. 25 cm
Pembahasan
Dengan cara dan rumus yang sama diperoleh garis singgungnya persekutuan luar:
Soal No. 7

Panjang PQ = 20 cm, AB = 25 cm dan AP = 9 cm. Perbandingan


luas lingkaran berpusat di A dengan luas lingkaran berpusat di B
adalah...
A. 3 : 2
B. 5 : 3
C. 9 : 4
D. 9 : 7
Pembahasan
Data, A dan B pusat dua lingkaran yang berjarak 25 cm.

Misalkan format rumus yang dipakai seperti ini

dimana
d = garis singgung persekutuan dalam
p = jarak pusat ke pusat lingkaran

maka jari-jari lingkaran kecilnya

sehingga perbandingan luasnya

Soal No. 8
Diketahui dua lingkaran jari-jari lingkaran masing-masing 10 cm dan 6 cm. Jika jarak antara kedua pusat
lingkaran adalah 20 cm maka panjang garis singgung persekutuan dalam kedua lingkaran adalah....
A. 4 cm
B. 8 cm
C. 12 cm
D. 16 cm

Pembahasan
Bentuk lain dari rumus soal sebelumnya adalah

masukkan datanya
Soal No. 9
Panjang garis singgung persekutuan luar dua buah lingkaran adalah 12 cm dan jarak dua titik pusat lingkaran
tersebut adalah 13 cm. Jika panjang salah satu jari-jari lingkaran adalah 8 cm, panjang jari-jari lingkaran lain
adalah…. A. 2 cm
B. 3 cm
C. 5 cm
D. 6 cm
Pembahasan
Bentuk lain dari rumus garis singgung luar, dengan data R = 8, p = 13, l = 12 dan r = dicari,

Soal No. 10
Diketahui dua buah lingkaran dengan pusat di A dan B, masing-masing berjari-jari 34 cm dan 10 cm. Garis
CD merupakan garis singgung persekutuan luar. Bila CD = 32 cm, panjang AB =.....
A. 66 cm
B. 44 cm
C. 42 cm
D. 40 cm
Pembahasan
Menentukan jarak pusat dua lingkaran, diketahui garis singgung persekutuan luarnya:

Soal No. 11
Dua buah roda dililit dengan tali seperti gambar berikut!

Perkirakan panjang tali yang melilit roda-roda tersebut!


Pembahasan
Jika r adalah jari-jari, dan K = keliling lingkaran = 2π r
Panjang tali yang melilit roda-roda
p = 2r + 2r + 1/2K + 1/2K
p = 4r + K
p = 4r + 2πr = 4(21) + 2 (22/7)(21) = 84 + 132 = 216 cm

Soal No. 12
Delapan buah roda dililit dengan tali seperti gambar berikut, masing-masing roda diameternya 14 cm!
Tentukan panjang tali yang melilit roda-roda tersebut!
Pembahasan
Perhatikan gambar, D adalah diameter lingkaran, dan K adalah keliling:

Ada 8 D dan 1/4 K sebanyak 4. Jadi panjang talinya:


= 8 D + 4(1/4 K)
=8D+K
=8D+πD
= 8(14) + (22/7)14
= 112 + 44 = 156 cm

Bab 111 Bangun ruang sisi datar

 Kubus

1.Titik sudut 8 buah

2. Sisi berjumlah 6 buah (luasnya sama)

3. Rusuk berjumlah 12 buah sama panjang

4. Diagonal bidang berjumlah 12 buah

5. Diagonal ruang berjumlah 4 buah.

6. Bidang diagonal berjumlah 6 buah

Volume = s x s x s = s3
Luas Permukaan = 6 s x s = 6 s2
Panjang Diagonal Bidang = s√2
Panjang Diagonal Ruang = s√3
Luas Bidang Diagonal = s2√2

 Balok

1.Titik sudut 8 buah


2. Sisi berjumlah 6 buah (luasnya beda-beda)
3. Rusuk berjumlah 12 buah
4. Diagonal bidang berjumlah 12 buah
5. Diagonal ruang berjumlah 4 buah.
6. Bidang diagonal berjumlah 6 buah

Volume = panjang x lebar x tinggi = p x l x t


Luas Permukaan = 2 (pl + pt + lt)
Panjang Diagonal Bidang = √(p2+l2) atau √(p2+t2) atau √(l2+t2)
Panjang diagonal ruang = √(p2+l2+t2)
 Prisma

Volume = Luas alas x Tinggi


Luas permukaan = (2 x Luas Alas) + (Keliling alas x
tinggi)

 Limas

Volume Limas = 1/3 Luas Alas x Tinggi


Luas Permukaan = Jumlah Luas Alas + Jumlah Luas sisi tegak

 Gabungan bangun ruang sisi datar

Bab 1V Statistika

 Menganalisis data

 Menentukan ukuran pemusatan data

Median
1) Median untuk data tunggal
Median adalah suatu nilai tengah yang telah diurutkan. Median dilambangkan Me. Untuk menentukan
nilai Median data tunggal dapat dilakukan dengan cara:
a) mengurutkan data kemudian dicari nilai tengah,
b) jika banyaknya data besar, setelah data diurutkan, digunakan rumus:
Untuk n ganjil : Me = X1/2(n + 1)
Xn/2 + Xn/2 +1
Untuk n genap: Me = ––––––––––––
2
Keterangan:
xn/2 = data pada urutan ke-n/2 setelah diurutkan.
Contoh:
Tentukan median dari data: 2, 5, 4, 5, 6, 7, 5, 9, 8, 4, 6, 7, 8
Jawab:
Data diurutkan menjadi: 2, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8, 9
Median = data ke-(13 + 1)/2 = data ke-7
Jadi mediannya = 6

2) Median untuk data kelompok

Keterangan:
Kelas median adalah kelas yang terdapat data X1/2 n
L = tepi bawah kelas median
c = lebar kelas
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kurang dari sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median

Modus
Modus ialah nilai yang paling sering muncul atau nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi.
1) Modus data tunggal
Contoh:
Tentukan modus dari data di bawah ini.
2, 1, 4, 1, 1, 5, 7, 8, 9, 5, 5, 10
Jawab:
Data yang sering muncul adalah 1 dan 5. Jadi modusnya adalah 1 dan 5.
2. Modus data kelompok

Keterangan:
L = tepi bawah kelas modus
c = lebar kelas
d1 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya

Kuartil (Q)
adalah membagi data yang telah diurutkan menjadi empat bagian yang sama banyak.
1) Kuartil data tunggal
Urutkan data dari yang kecil ke yang besar, kemudian tentukan kuartil dengan rumus sebagai
berikut:
Contoh:
Tentukan Q1, Q2, dan Q3 dari data : 3, 4, 7, 8, 7, 4, 8, 4, 6, 9, 10, 8, 3, 7, 12.
Jawab:
Langkah 1: urutkan data dari kecil ke besar sehingga diperoleh
3, 3, 4, 4, 4, 6, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 9, 10, 12.
1(15+1)
Langkah 2: Letak data Q1=–––––––– = 4
4
Jadi Q1 terletak pada data ke-empat yaitu 4

2(15+1)
Langkah 3: Letak data Q2=–––––––– = 8
4
Jadi Q2 terletak pada data ke-delapan yaitu 7

3(15+1)
Langkah 4: Letak data Q1=–––––––– = 12
4
Jadi Q3 terletak pada data ke-duabelas yaitu 8
2) Kuartil data kelompok

Keterangan:
Qi = kuartil ke-i (1, 2, atau 3)
L = tepi bawah kelas kuartil ke-i
n = banyaknya data
F = frekuensi kumulatif kelas sebelum kelas kuartil
c = lebar kelas
f = frekuensi kelas kuartil
 Menentukan ukuran penyebaran data

Ukuran Penyebaran Data


Adapun ukuran penyebaran data memberikan gambaran seberapa besar data menyebar dari titik-titik
pemusatan.
1. Jangkauan (Range)
Ukuran penyebaran yang paling sederhana (kasar) adalah jangkauan (range) atau rentangan nilai, yaitu
selisih antara data terbesar dan data terkecil.
1) Range data tunggal
R = xmaks – xmin
Contoh :
Tentukan range dari data-data di bawah ini.
6, 7, 3, 4, 8, 3, 7, 6, 10, 15, 20
Jawab:
Dari data di atas diperoleh xmaks = 20 dan xmin = 3
Jadi, R = xmaks – xmin
= 20 – 3 = 17
2) Range data kelompok
Untuk data kelompok, nilai tertinggi diambil dari nilai tengah kelas tertinggi dan nilai terendah diambil dari
nilai kelas yang terendah.

2. Simpangan Rata-Rata (Deviasi Rata-Rata)


adalah nilai rata-rata dari selisih setiap data dengan nilai rataan hitung.
1) Simpangan rata-rata data tunggal

2) Simpangan rata-rata data kelompok

3. Simpangan Baku (Deviasi Standar) dan Ragam


menggunakan deviasi standar atau simpangan baku untuk mengestimasi akurasi pengukuran. Deviasi standar
adalah akar dari jumlah kuadrat deviasi dibagi banyaknya data.
1) Simpangan baku dan ragam data tunggal
Simpangan baku/deviasi standar data tunggal dirumuskan sebagai berikut.

2) Ragam dan Simpangan baku data kelompok Ragam () dan Simpangan baku (s) data kelompok
Bab V Peluang

 Titik Sampel, Ruang sampel, dan Kejadian


1. Percobaan atau eksperimen, yaitu suatu kegiatan yang dapat memberikan beberapa kemungkinan.

Contoh: Melemparkan dadu, melemparkan koin, dll.

2. Ruang sampel adalah himpunan dari semua hasil yang mungkin pada suatu percobaan/kejadian.

Contoh: Pada pelemparan sebuah dadu, maka ruang sampelnya adalah S = {1,2,3,4,5,6}

3. Titik sampel adalah anggota-anggota dari ruang sampel atau kemungkinan-kemungkinan yang muncul.

Contoh: Pada pelemparan sebuah dadu, maka titik sampelnya : (1), (2), (3), (4), (5), dan (6)

Menyusun Anggota Ruang Sampel

1. Menyusun Anggota Ruang Sampel dengan Mendaftar

Misalkan koin pertama muncul angka (A) dan koin kedua muncul
gambar (G), maka kejadian dari pelemparan tersebut adalah (A,
G).

Semua hasil yang mungkin terjadi dari percobaan tersebut adalah


(A, G), (G, A), (A, A), dan (G, G).

Dengan demikian, diperoleh:

Ruang sampel : {(A, G), (G, A), (A, A), (G, G)}

Titik sampel : (A, G), (G, A), (A, A), dan (G, G)

Kejadian : {(A, G)}, {(G, A)}, {(A, A)}, atau {(G, G)}

2. Menyusun Anggota Ruang Sampel dengan Diagram Pohon

Jika kita melemparkan sebuah koin dan sebuah dadu


bersisi 6, maka kemungkinan kejadiannya adalah
munculnya angka (A) atau gambar (G) pada koin dan
salah satu mata dadu pada dadu. Misalkan sebuah koin
dianggap bagian pertama dan sebuah dadu bersisi 6
bagian kedua, maka diperoleh:
Ruang sampel:

S = {(A, 1), (A, 2), (A, 3), (A, 4), (A, 5), (A, 6), (G, 1), (G, 2), (G, 3), (G, 4), (G, 5), (G, 6)}

Banyak anggota ruang sampel : n(S) = 12

3. Menyusun Anggota Ruang Sampel dengan Tabel

Jika kita melemparkan dua dadu sekaligus, maka pada masing-masing dadu akan ada 6 kemungkinan
kejadian yang muncul,

yaitu mata dadu 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Jika kita susun dalam sebuah tabel,

maka didapatkan hasil berikut:

Ruang sampel:

S = {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4),(1,5) (1,6), (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6), (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6),
(4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6), (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6) (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)}

Banyak anggota ruang sampel: n(S) = 36

 Peluang Empirik

adalah “perbandingan antara frekuensi kejadian terhadap percobaan yang dilakukan”.

Dimana: n(p) = nilai peluang


n(A) = frekuensi kejadian yang diharapkan
n(S) = frekuensi seluruh percobaan
Contoh Soal 1:
Pada pertandingan sepak bola yang dilaksanakan sebanyak 20 kali, ternyata Tim Indonesia menang 12 kali,
seri 6 kali dan kalah 2 kali. Berapakah peluang Tim Indonesia akan menang?
Jawab :
Pertandingan sepak bola dilaksanakan sebanyak 20 kali, n(S) =20.
Tim indonesia menang sebanyak 12 kali, n(A) =12.
n(A) 12 3
Peluang tim indonesia menang = = 20 = 5
n(S)

Contoh Soal 2:

Tentukanlah :

1. Peluang munculnya kedua buah uang logam itu sama!


2. Peluang munculnya uang logam ke 1 gambar dan uang logam ke 2 angka!

Jawab :

a. Perhatikan tabel pencatatan diatas, munculnya kedua uang logam yang ssama ada dua buah, yaitu (AA)
dan (GG). Untuk kemunculan (AA) sebanyak 10 kali dan (GG) sebanyak 6 kali.
Jadi kemunculan kedua buah logam = 10+6 = 16 kali, jadi n(A) – 16 dan n(S) = 30.

n(A) 16 8
Cari nilai peluang = = 30 = 15
n(S)

b. Munculnya uang logam ke 1 gambar dan uang logam ke 2 angka ada 8 kali ,

n(A) 8 4
maka nilai peluang munculnya = = 30 = 15
n(S)

 Peluang Teoritik
Peluang Teoritik adalah perbandingan antara frekuensi kejadian yang diharapkan terhadap frekuensi
kejadian yang mungkin (ruang sampel)”.

Sedangkan rumus peluang teoritik adalah:


Dimana:
n(p) = nilai peluang
n(A) = frekuensi kejadian yang diharapkan
n(S) = frekuensi seluruh percobaan

Sekarang mari kita coba beberapa contoh soal berikut, sebelum kamu klik tombol penyelesaian coba kamu cari
penyelesaiannya terlebih dahulu, kemudian kamu cocokkan jawabanmu, mari kita coba!
Contoh Soal 1:
Pada Sebuah kantong terdapat 30 kelereng dengan warna merah 16 buah, hijau 8
buah dan sisanya berwarna biru, kemudian diambil satu buah kelereng secara
acak. Tentukan peluang jika yang terambil adalah kelereng biru?
Jawab :
Banyaknya seluruh kelereng = 30
Jumlah kelereng merah =16
Jumlah kelereng hijau = 8
Jumlah kelereng biru = 30-(16+8) = 30 – 24 = 6
n(S) = 30
n(biru) 6 1
makan n(P) = = =
n(S) 30 6

Anda mungkin juga menyukai