Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KELOMPOK

“Motivasi Kerja”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Industri
Dosen Pengampu
Lies Budiarti , S.Psi., M.Psi

Disusun Oleh :

Azhar Bahrul Hayat (173020212)


Irma Sonia (173020225)
Ririn Hairini (173020229)
M. Rizki Ardian (173020258)
Anissa Tathirah (173020264)

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS PASUNDAN
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajer atau pemimpin adalah orang-orang yang mencapai hasil melalui


orang lain. Orang lain itu adalah para bawahan. Berhubung dengan itu menjadi
kewajiban dari setiap pemimpin agar para bawahannya berprestasi. Prestasi
bawahan, terutama disebabkan oleh dua hal yaitu: kemampuan dan daya dorong.
Kemampuan dan sifat-sifat pribadi, sedangan itu daya dorong dipengaruhi oleh
sesuatu yang ada dalam diri seseorang dan hal-hal lain diluar dirinya.

Daya dorong yang ada dalam diri seseorang disebut dengan motivasi, daya
dorong diluar diri seseorang harus ditimbulkan pemimpin dan agar diluar dari diri
seseorang itu turut mempengaruhinya, pemimpin harus memilih berbagai sarana
atau alat yang sesuai dengan orang itu.

Dalam sejarahnya teori motivasi berkembang di era tahun 1950-an. Mula-


mula orang menganggap bahwadaya dorong itu adalah ketakutan, pada akhirnya
ternyata bukan demikian. Diadakan percobaan dengan penerapan perbaikan cara
kerja sebagai hasil penelitian “time and motion studies”, ternyata bahwa hal ini
bukan sepenuhnya benar. Pengertian yang mendalam kepada manusia ternyata
menjadi kunci ditemukannya daya pendorong manusia untuk bertindak.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah yang kami buat adalah sebagai berikut
adalah :
1. Apa definisi dari motivasi kerja ?
2. Apa saja teori-teori motivasi kerja ?
3. Apa saja bentuk-bentuk motivasi ?
4. Seberapa pentingnyasmotivasisdalamsbekerja
5.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Motivasi Kerja


Motifasi seringkali diartikan dengan istilah dorongan. Dorongan atau
tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat. Sehingga
motifasi tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakan manusia
untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan tertentu.

Sementara menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti motif,


penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Dalam kamus
administrasi, Drs. The Liang Gie CS, memberikan perumusan akan motivating
atau pendorong kegiatan sebagai berikut: “pekerjaan yang dilakukan oleh seorang
manajer dalam memberikan insprasi, semangat dan dorongan kepada orang lain,
dalam hal ini karyawannya untuk mengambil tindakan-tindakan. Pemberian
dorongan ini bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau karyawan agar
mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari
ornag-orang tersebut.
Di bawah ini tercantum beberapa definisi atau pengertian motivasi kerja dari
sejumlah penulis sebagai berikut:
 George R. Terry berpendapat “motivasi kerja adalah suatu keinginan
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertindak sesuatu”.
 Dr. Sondan P. Siagian, MPA berpendapat bahwa: “Motivasi kerja
merupakan keseluruhan proses pemberian motiv berkerja para bawahan
sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi
tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis.

Dalam suatu organisasi, motivasi termasuk hal yang paling penting demi


kelancaran organisasi tersebut. Dalam kehidupan, motivasi memiliki peranan yang
sangat penting. Sebab, motivasi adalah hal yang menyebabkan,menyalurkan, dan
mendukung perilaku manusia, sehingga mau bekerja giat dan antusias mencapai
hasil yang optimal. Tanpa adanya motivasi dalam diri seseorang, maka dapat
dipastikan bahwa orang itu tidak akan bergerak sedikitpun dari tempatnya berada.
Begitupun dalam kehidupan berorganisasi, motivasi organisasi sangat mutlak
adanya. Sehebat apapun recana yang telah dibuat oleh ketua organisasi, apabila
dalam proses aplikasinya dilakukan oleh anggota yang kurang atau bahkan tidak
memiliki motivasi yang kuat, maka akan menyebabkan tidak terealisasinya
rencana tersebut. Jika demikian, motivasi organisasi memegang peranan yang
tidak bisa diremehkan. Banyak cara yang bisa dilakukan, baik secara formal
maupun informal. Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal.

B. Teori-Teori Motivasi Kerja

1. Teori Tata Tingkat Kebutuhan

Maslow berpendapat bahwa kondisi manusia berada dalam kondisi mengajar


yang bersinambung. Jika satu kebutuhan dipenuhi, langsung kebutuhan tersebut
diganti oleh kebutuhan lain. Maslow mengajukan bahwa ada lima kelompok
kebutuhan, yaitu kebutuhan faali (fisiologikal), rasa aman, sosial, harga diri, dan
aktualisasi diri. Adapun uraian dari kelima kebutuhan itu adalah sebagai berikut.
1. Kebutuhan fisik (physical needs)
Yang meliputi kebutuhan sehari-hari untuk makan, minum, berpakaian,
bertempat tinggal, berrumahtangga dan sejenisnya.
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
Yang meliputi kebutuhan untuk memperoleh keselamatan, keamanan,
jaminan atau perlindungan dari ancaman-ancaman yang membahayakan
kelangsungan hidupnya.
3. Kebutuhan Sosial (social need)
Kebutuhan untuk disukai dan menyukai, dicintai dan mencintai, bergaul,
bermasyarakat dan sejenisnya.
4. Kebutuhan pengakuan/haraga diri (the needs of esteems)
Kebutuhan untuk memperoleh kehormatan, penghormatan, pujian,
penghargaan dan pengakuan.
5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri .(the needs for self actualization)
Kebutuhan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untk menjadi kreatif,
kebutuhan untuk dapat merealisasikan potensinya secara penuh.
2. Teori Eksistensi-Relasi-Pertumbuhan

Teori motivasi ini yang dikenal sebagai teori ERG sebagai singkatan dari
Existence, Relatedness, dan Growth need, dikembangkan oleh Alderfer, dan
merupakan salah satu modifikasi dan reformulasi dari teori tata tingkat kebutuhan
dari Maslow. Alderfer mengelompokkan kebutuhan ke dalam tiga kelompok,
yaitu:

1. Kebutuhan eksistensi (existence need), merupakan kebutuhan akan


substansi material seperti keinginan untuk memperoleh makanan, air,
perumahan, uang, mebel, dan mobil. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan
fisiologikal dan kebutuhan rasa aman dari Maslow.
2. Kebutuhan hubungan (relatedness need), merupakan kebutuhan untuk
membagi pikiran dan perasaan dengan orang lain dan membiarkan mereka
menikmati hal-hal yang sama dengan kita. Kebutuhan ini mencakup
kebutuhan sosial dan bagian eksternal dari kebutuhan esteem (penghargaan
dari Maslow.
3. Kebutuhan pertumbuhan (growth needs), merupakan kebutuhan-kebutuhan
yang dimiliki seseorang untuk mengembangkan kecakapan mereka secara
penuh. Selain kebutuhan aktualisasi diri, juga mencakup bagian intrinsik
dari kebutuhan harga diri dari Maslow.

3. Teori Dua Faktor

Teori dua faktor disebut juga teori hygiene-motivasi dikembangkan oleh


Herzberg. Dengan menggunakan metode insiden kritikal, ia mengumpulkan data
dari 203 akuntan dan sarjana teknik. Ia tanyakan kepada mereka untuk mengingat
kembali saat-saat mereka merasakan sangat senang atau sangat tidak senang
dengan pekerjaan mereka, apa saja yang menentukan rasa demikian dan
dampaknya terhadap unjuk kerjanya dan rasa secara menyeluruh dan kesehatan.
Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor
motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi dari pekerjaan, yang
merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan, yaitu:

1. Tanggung jawab (responsibility), besar kecilnya tanggung jawab yang


dirasakan diberikan kepada seorang tenaga kerja.
2. Kemajuan (advancement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja dapat
maju dalam pekerjaannya.
3. Pekerjaan itu sendiri, besar kecilnya tantangan yang dirasakan tenaga kerja
dari pekerjaannya.
4. Capaian (achievement), besar kecilnya kemungkinan tenaga kerja
mencapai prestasi kerja yang tinggi.
5. Pengakuan (recognition), besar kecilnya pengakuan yang diberikan kepada
tenaga kerja atas unjuk kerjanya.

Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan berkaitan dengan


konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan dan
meliputi faktor-faktor:

 Administrasi dan kebijakan perusahaan.


 Penyeliaan, derajat kewajaran penyeliaan yang dirasakan diterima
oleh tenaga kerja.
 Gaji
 Hubungan antar pribadi.
 Kondisi kerja

4. Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)

Orang termotivasi untuk mencapai tujuan yang jelas, sebaliknya orang akan
bermotivasi kerja rendah bila tujuan dari pekerjaannya tidak jelas. Orang yang
tugasnya jelas tujuannya dan lebih “menantang” akan menunjukkan motivasi kerja
yang lebih besar daripada orang yang tujuan tugasnya kabur atau terlalu mudah
untuk mencapainya. Pendapat tersebut di atas dikemukakan oleh Locke.
Memberi tujuan yang jelas akan lebih memorivasi daripada hanya sekedar
mengatakan “kerjakan dengan sebaik-baiknya” padahal tujuan yang harus dicapai
tidak jelas. Penentuan tujuan yang jelas merupakan kepemimpinan tersendiri.
Oleh karena itu, rumuskan tujuan setiap pekerjaan dengan jelas agar orang-orang
yang akan mengerjakan mengetahui dengan baik.

5. Teori Kesamaan atau Keseimbangan (Equity Theory)

Orang cenderung akan membandingkan insentif atau reward yang


diperolehnya dengan insentif yang diterima oleh orang lain yang mempunyai
beban kerja serupa. Bila besarnya insentif antara dua orang itu sama, maka akan
muncul motivasi kerja. Bila lebih kecil maka akan timbul rasa kecewa yang
kemudian mengurangi motivasinya untuk bekerja dengan baik. Bila salah seorang
menerima lebih banyak, maka dia akan termotivasi lebih kuat. Teori
keseimbangan ini menyatakan orang cenderung untuk selalu melihat rasio antara
beban kerja (effort) dengan penghargaan yang diterimanya.

C. Bentuk-Bentuk Motivasi

Motivasi mempunya dua bentuk yaitu sebagai beriku:

1. Motivasi Positif

Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan


cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu , misalanya dengan
memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan,
menciptakan kondisi tempat kerja yang baik agar mereka merasa aman dalam
bekerja, dan sebagainya.

2. Motivasi Negatif

Motivasi negativ merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain


dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu secara terpaksa. Misalnya menakut-nakuti bawahan dengan
memberikan gambaran seolah-olah mereka akan kehilangan jabatan,
diturunkan pangkat , dipotong gajinya dan sebagainya.

D. PentingnyasMotivasisDalamsBekerja

Seseorang yang tidak memiliki motivasi kerja yang tinggi, dalam


mengerjakan tugas cenderung dilakukan hanya sebatas gugur kewajiban, tidak ada
kreasi dan semangat untuk menjadikan apa yang dilakukan menjadi istimewa dan
mencapai hasil yang maksimal. Sedangkan seseorang yang memiliki motivasi
kerja yang tinggi dia akan mampu mengeluarkan ide-ide dan bekerja tidak di batas
bawah sehingga hasil pekerjaannya mengesankan dan mudah mendapatkan
kepercayaan.

 Motivasi merupakan masalah terpenting dalam dunia usaha


 Kinerja pefawai baru rata-rata 60% tngkat efisiensinya. Dengan
motivasi yang baik bias meningkat s/d 80%keatas
 Orang bekerja bukan hanya karena uaang , tapi untuk kepusan
kerja
 Motivasi adalah tugas paling “crusial” para manajer

Faktor-faktor yang bisa menjadi motivasi kerja bagi seseorang adalah :

 Kebutuhan hidup yang harus dicukupi


 Kecintaan terhadap pekerjaan
 Impian yang selalu ingin dia raih

Setiap orang memiliki faktor motivasi kerja masing-masing, pahami apa yang
menjadi motivasi kerja, ingat selalu dan jadikan itu sebagai pegangan.
Orang yang sukses selalu memiliki motivasi kerja yang tinggi
Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan muncul ribuan
tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi Anda. Belum rekan kerja, para
pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan keryawan di perusahaan pesaing pun
bisa mengancam karir Anda jika Anda tidak mampu mempertahankan kinerja
yang baik. Jadilah yang terbaik, pertahankan motivasi kerja Anda.

Faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di sebuah


perusahaan

1. Faktor Kebijakan Perusahaan


Meliputi gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi
kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Tidak memberikan dampak
yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja. Jadi, perusahaan tidak
cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan tunjangan untuk
memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali, jika
perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji,
mungkinaakanmemiliki1pengaruh.
2. Faktor Imbalan atau Reward
Jika dikelola dengan baik, sistem imbalan atau reward terhadap
karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk
peningkatan motivasi
3. Faktor Kultur Perusahaan
Meski terlihat sederhana, tetapi masalah kultur perusahaan bisa
memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja.
Kultur-kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran,
dan keakraban akan meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan.
4. Faktor Kondisi Mental Karyawan Itu Sendiri
Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental
yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor
diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke depan.
Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa
besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin.
BAB III

Hasil Wawancara

Berdasarkan Observasi yang telah kami lakukan, di Amanda Outlet Setiabudi, Jl.
Stiabudi No 164 Bandung. Dengan melakkan wawancara dengan salah satu
karyawan yang bernama Hasnan Fadilah yang memegang jabatan sebagai kepala
marketing, yang kami dapat sebagai berikut :

Q : Apa yang memotivasi anda untuk bekerja di Amanda ?

A : Motivasi saya bekerja disini selain untuk materi, bekerja di Amanda juga
diberikan kemudahan untuk beribadah karena berbasis syariah, dan juga sistem
kekeluargaan yang tercipta di sini sangat erat. Hal tersebut yang membuat saya
merasa nyaman dan termotiviasi untuk bekerja.

Q : Apa yang membuat suasana kekeluargaan di Aamanda aterjalin sangat erat ?

A : Karena telah terbentuknya kemistri antar karyawan begitupun dengan atasan


sehingga pekerjaan yang kita lakukan terasa ringan karena saling membantu satu
sama lain.

Q : Bagaimana anda mendefinisikan kesuksesan karir anda, apa yang membuat


anda merasa seolah olah anda memiliki karir yang sukses ?

A : Kesuksesan menurut saya bukan dilihat dari materi, akan tetapi kenyamana
kita bekerja dengan sara syukur yang kita ciptakan agar setiap hasil yang didapat
akan merasa cukup.

Q : Jika anda menjadi seorang atasan, tindakan apa yang dapat ada lakukan untuk
membantu karyawan anda agar terotivasi ?

A : Untuk membantu agar rekan saya termotivasi yang saya lakukan adalah
memotivasi diri saya terlebih dahulu, karena menurut saya jika saya termotivasi
dalam bekerja maka semangat yang ada didiri saya akan dicontoh pada rekan
saya, dan untuk menciptakan motivasi yang lebih pada diri mereka saat mereka
ada masalah baik dalam urusan bekerja atau yang lain saya akan memberikan
konseling yang bertujuan untuk memperbaiki motivasi dan memberikan solusi,
tindakan lainnya seperti Brefing atau efaluasi yang rutin dilakukan sebulan sekali
untuk meningkatkan motivasi pada diri karyawan masing-masing.

Q : Selama bekerja di Amanda apalah anda pernah berkonflik sehingga


menurnkan motivasi kerja anda ?

A : Selama saya bekerja disini (hampir 2 tahun) saya belum pernah mengalami
kofil yang dapat menurunkan mitivasi bekerja.

Q : Apakah ada motivasi lain selain dari dalam diri ?

A : Ada setiap bulannya atasan akan bemberikan rewards, kepada karyawan yang
bekerja dengan baik, dengan cara memberikan bonus. Dari hal tersebut juga
menjasi salah satu alasan yang membuat saya termitivasi untuk bekerja dengan
giat dan baik.

Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulakn bahwa motivasi kerja timbul
dari diri sendiri (motivasi internal) dan dari luar (motivasi eskternal). Motivasi
dalam diri tercipta dari adanya kenyamanan ditempat kerja. Sedangkan motivasi
dari luar selain materi (gaji) yang akan didapat, selain itu adanya pemberian
rewards kepada karwawan yang berprestasi dapat memotivasi karyawan dalam
giat bekerja.

Keterangan :

Q : Question / pertanyaan

A : Answer / jawaban
BAB IV

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Motivasi artinya dorongan, bertujuan untuk menggiatkan orang-orang atau


karyawan agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana
dikehendaki dari orang-orang tersebut.

        Sumber motivasi ada 3 yakni kemungkinan untuk berkembang, jenis


pekerjaan dan apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari
peusahaan tempat mereka bekerja.

Teori-teori motivasi kerja ini dikemukakan oleh beberapa orang seperti


A.H. Maslow, David Mc Clelland, Mc Gregor, Frederick Herzberg

Setiap pemimpin itu harus mempelajari setiap prilaku karyawan agar bisa
menggunakan motivasi yang tepat dan cocok-seperti penghargaan terhadap
pekerjaan, komunikasi dan informasi, pesaingan peristiwa dan kebanggaan.

B.     Saran

Hendaknya motivasi kerja berkembang pada kekuatan yang diubah dalam


pola kebutuhan dan kepercayaan untuk bekerja dalam organisasi.

Hendaknya memotivasi dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan dan


kepuasan tenaga kerja dimana organisasi dapat menetukan sendiri pola kebutuhan
dan kepuasannya tanpamengabaikan tenaga kerja.
Lampiran

Dokumentasi hasil Observasi di Amanda Brownies, dilmpirkan sebagai berikut :

1. Bangunan Toko

Gambar 1.
Bangunan
2. Narasumber

Gambar 2. Karyawan
(narasumber)
DAFTAR PUSTAKA
1. Swastha,Basu & Sukatjo,Ibnu,2007, Pengantar Bisnis Modern, Liberty
Yogyakarta: Yogyakarta.
2. Jatmiko,RD, 2004, Pengantar Bisnis, UMM Pers 2004: Malang
3. Griffin, Ricky W & Ebert,Ronald J (Penerjemah Prof.Wagino Ismangil),
1997,Bisnis, Prenhalindo: Jakarta.
4.  http://makalah85.blogspot.com/2008/12/motivasi-kerja.html
5. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/motivasi-kerja-9/

Anda mungkin juga menyukai