Anda di halaman 1dari 4

1. apakah karbohidrat sederhana dapat mengalami perubahan membentuk karbohidrat kompleks ?

atau
sebaliknya ?
2. asam lemak adalah asam monokarboksilat terantai lurus yang terdapat di alam sebagai ester didalam
molekul atau trigliserida. Hasil hidrolisis trigliserida akan menghasilkan asam lemak jenuh dan tidak jenuh,
jelaskan mengengai asam lemak jenuh dan tidak jenuh terhadap bentuk cis dan trans, sertakan contohnya ?
asam-asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya, dan berbeda
dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tidak jenuh biasanya terdapat
dalam bentuk cis, walaupun sebagian kecil dalam bentuk trans. Asam lemak bentuk cis mempunyai titik cair
yang lebih rendah dibandingkan dengan bentuk trans dengan panjang rantai yang sama. Panjang rantai karbon
juga mempengaruhi titik cair. Pada asam lemak jenuh, titik cair akan semakin meningkat dengan semakin
panjangnya rantai karbon. Pada asam lemak tidak jenuh, titik cair akan semakin menurun dengan
bertambahnya ikatan rangkap, sehingga asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi dibandingkan
dengan asam lemak tidak jenuh dengan jumlah atom karbon yang sama. Posisi asam lemak pada molekul
trigliserida juga mempengaruhi titik cair minyak dan lemak. Posisi asam lemak yang simetris dalam molekul
trigliserida mempunyai titik cair yang lebih tinggi dibandingkan dengan posisi yang tidak simetris.
Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans.
Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa
Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari
bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat
polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya
berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
3. lemak dalam
a. telur
telur hanya mengandung 5 gram lemak, dan hanya lemak jenuh, koletrol terdapat pada kuning telur.
b. kacang tanah
kacang tanah mengandung banyak lemak, kacang tanah mengandung omega 3 yang merupakan lemak tak
jenuh ganda, dan omega 9 yang merupakan yang merupakan lemak tak jenuh tunggal. Kacang nanah juga
mengandung fitosterol yang dapat menurunkan kadar kolestrol dan level trigliserida dengan cara menahan
penyerapan kolestrol dari makanan yang disirkulasi dalam darah dan mengurangi penyerapan kembali
kolestrol dari hati, serta tetap menjaga HDL kolestrol.
4. persamaan dan perbsamaan minyak dan lemak berdasarkan kelarutan, plastisitas, pengaruh panas dan
ketengikan
Minyak 2. Biasa disebut mentega
1. Berasal dari Tumbuhan 3. Umumnya jenuh (tidak terdapat ikatan tangkap)
2. Biasa disebut margarin 4. Tidak mudah rusak / tengik
3. Umumnya tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap) 5. Berwujud padat
6. Titik leleh tinggi
4. Mudah rusak / tengik 7. Contohnya Asam Palmitat (C15H31COOH) dan
5. Berwujud cair asam stearat (C17H35COOH)
6. Titik leleh rendah
7. Contohnya asam oleat (C17H33COOH), asam Persamaan antara minyak dan lemak :
linoleat (C17H31COOH) dan asam linolenat 1. Merupakan asam karboksilat bervalensi tinggi
(C17H29COOH) 2. Tidak larut dalam air
3. Larut dalam pelarut organik, seperti eter,
Lemak alkohol, benzena, CCl4, Kloroform
1. Berasal dari hewan 4. Berat jenis lebih kecil daripada air
5. jelaskan reaksi reaksi yang melibatkan lemak/minyak
1.        Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk merubah asam-asam lemak bebas dari trigliserida, menjadi
bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui reaksi kimia yang disebut interifikasi serta penukaran
ester (transesterifikasi)
2.        Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisis, lemak dan minyak akan diubah menjadi asam-asam lemak bebas dan
gliserol. Reaksi ini mengakibatkan kerusakan lemak dan minyak. Hal ini terjadi disebabkan adanya sejumlah air
dalam lemak dan minyak tersebut.
3.        Penyabunan
Reaksi ini dilakukan dengan penambahan sejumlah larutan basa kepada trigliserida. Bila reaksi penyabunan
telah selesai, maka lapisan air yang mengandung gliserol dapat dipisahkan dengan cara penyulingan.
4.        Hidrogenasi
Proses hidrogenasi bertujuan untuk menjernihkan ikatan dari rantai karbon asam lemak atau minyak
Setelah proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator dipisahkan dengan disaring.Hasilnya
adalah minyak yang bersifat plastis atau keras, tergantung pada derajat kejenuhan.
5.        Pembentukan keton
Keton dihasilkan melalui penguraian dengan cara hidrolisa ester.
6.        Oksidasi
Oksidasi dapat berlangsung bila terjadi kontak antara sejumlah oksigen dengan lemak atau minyak.
Terjadinya reaksi oksidasi ini akan mengakibatkan bau tengik pada lemak atau minyak.
6. pengertian emulsifier beserta contohnya
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak dan air.[1]
Umumnya emulsifier merupakan senyawa organik yang memiliki dua gugus, baik yang polar maupun nonpolar
sehingga kedua zat tersebut dapat bercampur.[1] Gugus nonpolar emulsifier akan mengikat minyak (partikel
minyak dikelilingi) sedangkan air akan terikat kuat oleh gugus polar pengemulsi tersebut. [1] Bagian polar
kemudian akan terionisasi menjadi bermuatan negatif, hal ini menyebabkan minyak juga menjadi bermuatan
negatif.[1] Partikel minyak kemudian akan tolak-menolak sehingga dua zat yang pada awalnya tidak dapat larut
tersebut kemudian menjadi stabil.[1] Salah satu contoh pengemulsi yaitu sabun yang merupakan garam
karboksilat.[2] Molekul sabun tersusun atas ekor alkil yang non-polar (akan mengelilingi molekul minyak) dan
kepala karboksilat yang bersifat polar (mengikat air dengan kuat). [1] Pada industri makanan, telur dikenal
sebagai pengemulsi (emulsifier) tertua yang pernah ada. [2] Di dalam telur (banyak pada kuning telur dan sedikit
pada putih telur) terdapat lesitin yang merupakan suatu emulsifier.[2] Contoh bahan yang dibuat dengan cara
ini adalah mentega, margarin, dan sebagian besar kue.[2]
7. mengapa TBA dapat mendeteksi oksidasi lipida
8. jelaskan sifat kimia mineral
Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral Silikat dan mineral Non-
silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native
elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum
dijumpai dalam batuan. Bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang, namun
ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut
dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama
batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2)
Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
1. Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara
silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat
kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari
kerak Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun
batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok
ferromagnesium dan non-ferromagnesium.
Berikut adalah Mineral Silikat:
1. Kuarsa: ( SiO2 ) 6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 ) 7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8) 8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
2. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur tertentu.
Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya
kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi,
Chroom, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah korondum
(Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
3. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan sulfur
(belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat
sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih, seperti “pirit” (FeS3), “chalcocite” (Cu2S), “galena”
(PbS), dan “sphalerit” (ZnS).
4. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan disebut
“karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3 dikenal sebagai
mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang membentuk batuan sedimen.
9. pengertian gliserol
Gliserol (bahasa Inggris: glycerol, glycerin, glycerine) adalah senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan
hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol merupakan komponen yang menyusun berbagai
macam lipid, termasuk trigliserida. Gliserol terasa manis saat dikecap, dan di anggap tidak beracun.
Gliserol dapat diperoleh dari proses saponifikasi dari lemak hewan, transesterifikasi pembuatan bahan bakar
biodiesel dan proses epiklorohidrin[1] serta proses pengolahan minyak goreng.
10. Emulsi beserta contohnya
Suatu dispersi atau susupensi suatu cairan dalam cairan yang lain, yang molekul-molekul kedua cairan tersebut
tidak tidak saling berbaur tetapi saling antaginistik. Kuning telur, susu, chees cream mayones,
11. definisi mineral
Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia. Berdasarkan dari
kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro
dibutuhkan dengan jumlah > 100 mg per hari sedangkan mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg
per hari. Mineral-mineral yang dibutuhkan tubuh akan memiliki fungsi khas-nya masing-masing seperti kalsium
yang berperan dalam pembentukan struktur tulang & gigi, natrium berfungsi dalam menjaga kesimbangan
cairan tubuh atau juga kalsium yang berfungsi untuk memperlancar peredaran darah.
12. metode penjernihan lemak menggunakan nasi
Nasi sebagai bioadsorban, Nasi yang biasanya digunakn sebagai makanan pokok ternyata dapat menjernihkan
minyak yang kotor akibat remah-remah sisa penggorengan yang tertinggal di dalam minyak. penggorengan
Segenggam nasi dipadatkan hingga keras setelah itu dimasukan kedalam penggorengan yang masih panas.
Nasi tadi kemudian ditekan-tekan dan digoreng. Endapan akan menempel pada nasi dan minyak kembali
jernih.
13. reaksi kimia yang melibatkan karbohidrat
1. Uji Molisch
Adalah uji untuk membuktikan adanya karbohidrat. Uji ini efektif untuk berbagai senyawa yang dapat di
dehidrasi menjadi furfural atau substitusi furfural oleh asam sulfat pekat. Senyawa furfural akan membentuk
kompleks dengan α-naftol yang dikandung pereaksi Molisch dengan memberikan warna ungu pada larutan.
2.  Uji Benedict
Adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi
hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau
bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non
pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada
dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa. Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi
Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada
larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat
direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang
tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010).
3. Uji Barfoed
Adalah uji untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan mengontrol kondisi pH serta waktu
pemanasan. Prinsipnya berdasarkan reduksi Cu 2+ menjadi Cu+. Reagen Barfoed mengandung senyawa tembaga
asetat.
4. Uji Seliwanoff
Prinsipnya berdasarkan konversi fruktosa menjadi asam levulinat dan hidroksimetil furfural oleh asam
hidroklorida panas dan terjadi kondensasi hidroksimetilfurfural dengan resorsinol yang menghasilkan senyawa
berwarna merah, reaksi ini spesifik untuk ketosa. Sukrosa yang mudah dihidrolisis menjadi glukosa dan
fruktosa akan memberikan reaksi positif dengan uji seliwanoff yang akan memberikan warna jingga pada
larutan.
5. Uji Hidrolisis Pati
Pati dan iodium membentuk ikatan kompleks berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat
terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan
warna biru sampai tidak berwarna dan hasil akhir ditegaskan dengan uji Benedict (Zulfikar, A. 2010).
Tabel Perbandingan Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh
Lemak Jenuh Lemak Tak Jenuh
Jenis Ikatan Terdiri dari tunggal Terdiri setidaknya dari 1 ikatan rangkap
Konsumsi yang Tidak lebih dari 10% dari total kalori per
Tidak lebih dari 30% total kalori tiap hari
direkomendasikan hari
Kelebihan konsumsi tidak baik karena Lemak tidak jenuh diperhitungkan baik untuk
Efek Kesehatan hubungan mereka dengan aterosklerosis dimakan jika Anda memantau kolestrol. Juga
dan penyakit jantung. tinggi akan antioksidan.
Lemak jenuh meningkatkan Low Density Lemak tak jenuh meningkatkan High Density
Lipoprotein (LDL atau kolesterol jahat) & Lipoprotein (HDL atau kolesterol baik) dan
Very Low Density Lipoprotein (VLDL's). menurunkan Low Density Lipoprotein (LDL
Kolestrol Sumber kolesterol jahat adalah makanan atau kolesterol jahat). Sumber HDL termasuk
yang kaya akan asam lemak trans, bawang merah dan asam lemak Omega-3
karbohidrat olahan, seperti gula putih, dan seperti minyak rami, ikan, makanan kaya serat
tepung. seperti biji-bijian.
Mentega, minyak kelapa, susu utuh,
Alpukat, minyak kedelai, minyak canola dan
Umumnya daging, kacang, mentega, margarin, keju,
minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak
ditemukan pada minyak sayur, gorengan, dan makanan
ikan kenari, rami, dan daging merah.
frozen.
Daya tahan jika
Tahan lama dan tidak cepat rusak Cepat rusak
disimpan
Titik leleh Tinggi Rendah
Bentuk fisik pada Cair (lemak tak jenuh tunggal & lemak tidak
Padat (lemak trans & lemak jenuh)
temperatur kamar jenuh jamak – milik Omega 3 & 9
Bau tengik Rendah Tinggi
Minyak terhidrogenasi, mentega, daging Minyak Zaitun, asam linoleat, asam alfa-
Contoh
olahan linolenat

Anda mungkin juga menyukai