Anda di halaman 1dari 4

Soal.

1. Sebutkan jenis-anemia yang anda ketahui !


2. Sebutkan indicator pemeriksaan hematologic yang dapat menentukan jenis anemia
dan jelaskan.
Jawab :
1. Jenis-Jenis Anemia
Jenis- jenis anemia diantaranya sebagai berikut :
a) Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia dan
terutama sering dijumpai pada perempuan usia subur,disebabkan oleh
kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama
kehamilan. Menurut Almatsier anemia defisiensibesi atau anemia zat besi
adalah anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang berperan dalam
pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena
gangguan absorpsi.
b) Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam
jangka waktu lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya asupan
vitamin C dalam makanan sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada
cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry, tomat, brokoli, lobak hijau, dan sayuran
hijau lainnya, serta semangka. Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu
penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah
zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia.
c) Anemia Makrositik
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang
diperlukan dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah,
granulosit, dan platelet. Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi karena berbagai
hal, salah satunya adalah karena kegagalan usus untuk menyerap vitamin B12
dengan optimal.
d) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari
normal. Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau karena salah satu
dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan kanker lainnya, fungsi limpa
yang tidak normal, gangguan kekebalan, dan hipertensi berat.
e) Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel
induk di sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang
tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat kongenital, idiopatik (penyebabnya
tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-penyebab industri atau virus.

1. Pemeriksaan Hematologi (Sumber : Pedoman Interpretasi Data Klinik, Kemenkes


RI,2011)
Hematokrit (Hct)  Hematokrit  Penurunan nilai Hct merupakan
menunjukan presentase sel darah merah indikator anemia (karena berbagai
terhadap volume darah total. sebab), reaksi hemolitik, leukemia,
sirosis, kehilangan banyak darah dan
Nilai normal: hipertiroid. Penurunan Hct sebesar
Pria : 40% - 50 % SI unit : 0,4 - 0,5 30% menunjukkan pasien mengalami
Wanita : 35% - 45% SI unit : 0.35 - 0,45 anemia sedang hingga parah.
 Pada pasien anemia karena
kekurangan besi (ukuran sel darah
merah lebih kecil), nilai Hct akan
terukur lebih rendah karena sel
mikrositik terkumpul pada volume
yang lebih kecil, walaupun jumlah sel
darah merah terlihat normal.
Hemoglobin (Hb)  Penetapan anemia didasarkan pada
Nilai normal : nilai hemoglobin yang berbeda secara
Pria : 13 - 18 g/dL SI unit : 8,1 - 11,2 individual karena berbagai adaptasi
mmol/L tubuh (misalnya ketinggian, penyakit
Wanita: 12 - 16 g/dL SI unit : 7,4 – 9,9 paru-paru, olahraga). Secara umum,
mmol/L jumlah hemoglobin kurang dari 12
gm/dL menunjukkan anemia. Pada
Penurunan protein Hb normal tipe A1, penentuan status anemia, jumlah total
A2, F (fetal) dan S berhubungan dengan hemoglobin lebih penting daripada
anemia sel sabit. jumlah eritrosit.
 Penurunan nilai Hb dapat terjadi pada
anemia (terutama anemia karena
kekurangan zat besi), sirosis,
hipertiroidisme, perdarahan,
peningkatan asupan cairan dan
kehamilan.
 Konsentrasi Hb dapat digunakan
untuk menilai tingkat keparahan
anemia,respons terhadap terapi
anemia, atau perkembangan penyakit
yang berhubungan dengan anemia.
Eritrosit (sel darah merah)  Secara umum nilai Hb dan Hct
Nilai normal: digunakan untuk memantau derajat
Pria: 4,4 - 5,6 x 106 sel/mm3 anemia, serta respon terhadap terapi
SI unit: 4,4 - 5,6 x 1012 sel/L anemia
Wanita: 3,8-5,0 x 106 sel/mm3  Jumlah sel darah merah menurun
SI unit: 3,5 - 5,0 x 1012 sel/L pada pasien anemia leukemia
Susunan Sel Darah Merah
Mean Corpuscular Volume (MCV)  Penurunan nilai MCV terlihat pada
(Volume korpuskuler rata – rata) pasien anemia kekurangan besi,
Perhitungan : MCV (femtoliter) = 10 x anemia pernisiosa dan talasemia,
Hct (%) : Eritrosit (106 sel/μL) disebut juga anemia mikrositik.
 Peningkatan nilai MCV terlihat pada
Nilai normal : 80 – 100 (fL) penyakit hati, alcoholism, terapi
antimetabolik, kekurangan
folat/vitamin B12, dan terapi valproat,
disebut juga anemia makrositik.
 Pada anemia sel sabit, nilai MCV
diragukan karena bentuk eritrosit yang
abnormal. MCV adalah nilai yang
terukur karenanya memungkinkan
adanya variasi berupa mikrositik dan
makrositik walaupun nilai MCV tetap
normal.
Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH)  Indeks MCH adalah nilai yang
(Hemoglobin Korpuskuler rata mengindikasikan berat Hb rata-rata di
– rata) dalam sel darah merah, dan oleh
Perhitungan : MCH (picogram/sel) = karenanya menentukan kuantitas
hemoglobin/sel darah merah warna (normokromik, hipokromik,
Nilai normal : 28– 34 pg/ sel hiperkromik) sel darah merah. MCH
dapat digunakan untuk mendiagnosa
anemia.
 Peningkatan MCH mengindikasikan
anemia makrositik
 Penurunan MCH mengindikasikan
anemia mikrositik.
Mean Corpuscular Hemoglobin  Indeks MCHC mengukur konsentrasi
Concentration (MCHC) (Konsentrasi Hb rata-rata dalam sel darah merah;
Hemoglobin Korpuskuler rata – rata) semakin kecil sel, semakin tinggi
Perhitungan : MCHC = konsentrasinya. Perhitungan MCHC
hemoglobin/hematokrit tergantung pada Hb dan Hct. Indeks
Nilai normal : 32 – 36 g/dL ini adalah indeks Hb darah yang lebih
baik, karena ukuran sel akan
mempengaruhi nilai MCHC, hal ini
tidak berlaku pada MCH.
 MCHC menurun pada pasien
kekurangan besi, anemia mikrositik,
anemia karena piridoksin, talasemia
dan anemia hipokromik.
 MCHC meningkat pada sferositosis,
bukan anemia pernisiosa.
Retikulosit  Jumlah retikulosit dapat membedakan
Perhitungan : Retikulosit (%) = [Jumlah antara anemia karena kerusakan
retikulosit / Jumlah eritrosit] X 100 sumsum tulang dengan anemia karena
Nilai normal : 0,5-2% pendarahan atau hemolisis (kerusakan
sel darah) karena pendarahan atau
hemolisis akan menstimulasi
pembentukan retikulosit pada pasien
dengan sumsum tulang yang normal.
 Jumlah retikulosit akan meningkat
pada pasien anemia hemolitik,
penyakit sel sabit dan metastase
karsinoma.
 Jika jumlah retikulosit tidak meningkat
pada pasien anemia, hal ini
menandakan sumsum tulang tidak
memproduksi eritrosit yang cukup
(misal anemia kekurangan besi,
anemia aplastik, anemia pernisiosa,
infeksi kronik dan terapi radiasi).
 Setelah pengobatan anemia,
peningkatan retikulosit menandakan
efektifi tas pengobatan. Setelah
pemberian dosis besi yang cukup pada
anemia kekurangan besi, jumlah
retikulosit akan meningkat 20%;
peningkatan secara proporsional terjadi
ketika dilakukan transfusi pada anemia
pernisiosa. Peningkatan maksimum
diharapkan terjadi 7-14 hari setelah
pengobatan (suplemen besi).

Anda mungkin juga menyukai