Tabel 4.1 Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Lebar Lebar Lebar Lebar
Jumlah Lebar
Pendekat Belok Kiri W W
Kaki Simpang Kode Lajur Pada Trotoar Median
WA Langsung Masuk Keluar
Pendekat (m)
(m) (m) (m) (m)
Gambar 4.1 Pengaturan 3 Fase Simpang Jl. Diponegoro– Jl. Raya Sesetan– Jl. P.Buton
Sumber: Hasil Survei, 2015
52
Dari Gambar 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Fase I: arus kendaraan pada Jl. Diponegoro dari arah utara (U)
mendapatkan waktu hijau, pada arah Barat (B) dan Selatan (S)
berhenti.
2. Fase II: arus kendaraan pada Jl. Raya Sesetan dari arah Selatan (S)
mendapatkan waktu hijau dan arus kendaraan dari utara Jalan
Diponegoro yang lurus menuju selatan ke arah sesetan tetap berjalan,
pada arah Utara (U) yang akan menuju ke arah Jalan Pulau Buton dan
arus kendaraan dari arah Barat (B) berhenti.
3. Fase III: arus kendaraan pada Jl.Pulau Buton dari arah Barat (B)
mendapatkan waktu hijau dan arus kendaraan dari utara Jalan
Diponegoro yang lurus menuju selatan ke arah sesetan tetap berjalan
pada arah Utara (U) yang akan menuju ke arah Jalan Pulau Buton dan
arus kendaraan dari arah Sesetan (S) berhenti
Pada simpang simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan
Pulau Buton diatur dengan program tunggal yaitu pengaturan dengan waktu siklus
dan alokasi waktu hijau tetap, dihitung berdasarkan hasil survei seperti pada
lampiran formulir SIG. Dari hasil survei didapat waktu hijau, merah, kuning dari
setiap fase dan dari data waktu hijau maka dapat dihitung waktu hilang, untuk
analisa tersebut dapat dilihat dibawah ini.
53
Fase III (Barat) R3 = 79 detik
3. Waktu Kuning (Amber)
Hasil pengamatan waktu Kuning untuk masing-masing fase:
C = Σgi + LTI
106 = 88 + LTI
LTI = 18 detik
5. Perhitungan waktu antar hijau (IG) dan waktu merah semua (AR)
Dapat dihitung :
LTI
IGi = ∑ phase
IGi = 18
3
IGi = 6 detik
54
=6–2
= 4 detik
Gambar 4.2 Diagram fase simpang eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan
Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015.
Jl.
Diponegoro–
Jl. Raya 322 3 106 18 23 40 25 6
Sesetan– Jl.
Pulau Buton
55
Catatan :
Tipe simpang 322 artinya simpang tiga lengan yang pada pendekat jalan minor
memiliki 2 lajur dan pendekat jalan utama memiliki 2 lajur.
c = waktu siklus
56
3000
2500
2000
VOLUME LALU LINTAS (Smp/Jam)
1500
utara
1000
selatan
barat
500
arus total
WAKTU
Gambar 4.3 Variasi arus lalu lintas pada Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015
57
Tabel 4.3 sampai 4.5 memperlihatkan arus lalu lintas (Q) untuk setiap
gerakan (QLT,QRT,QST) dikonversikan dari kendaraan per jam menjadi satuan
mobil penumpang per jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang
(emp) untuk masing – masing jam puncak pada pendekat terlindung dan terlawan.
Tabel 4.3 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak pagi (Pk.08.45- Pk.09.45)
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI
Tabel 4.4 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak siang (Pk.10.00- Pk.11.00)
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG
Tabel 4.5 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak sore (Pk. 15.30- Pk.16.30)
58
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE
Tabel 4.6 Volume Lalu Lintas kendaraan yang masuk simpang pada jam puncak
pagi ( Pk.08.45 – Pk.09.45)
Arah Arus Lalu Lintas (kend/jam)
Pendekat Jalan Pergeraka
n KR KB SM KTB
LT 0 0 0 0
U Jl. Diponegoro ST 427 26 1620 8
RT 133 2 753 1
LT 53 2 327 0
S Jl. Raya Sesetan ST 477 21 1729 4
RT 0 0 0 0
LT 114 6 332 0
B Jl. Pulau Buton ST 0 0 0 0
RT 101 6 951 0
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Ket:
59
KR = Kendaraan Ringan ; SM = Sepeda Motor
RT = Belok Kanan
Data diatas diisikan pada formulir SIG-II untuk jam puncak pagi dan
hasilnya adalah seperti pada Lampiran D.1.2.
60
2. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FSF)
Berdasarkan data pengamatan lokasi studi lapangan dan definisi kondisi
lingkungan pada MKJI 1997, tata guna lahan sekitar daerah studi merupakan area
komersial. Dengan rasio kendaraan tak bermotor = 0.00304 untuk pendekat Utara
(U). Berdasarkan Tabel 2.3 dengan tipe lingkungan komersial, hambatan samping
tinggi, maka nilai untuk FSF didapat:
61
5. Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
Faktor penyesuaian terhadap arus belok kiri dipengaruhi oleh rasio belok
kiri(FLT). Untuk semua pendekat karena termasuk tipe P (terlindung) maka:
62
C. Perhitungan Rasio Arus
1. Rasio Arus
Di bawah ini adalah gambar komposisi arus kendaraan tiap fase, data jumlah
arus kendaraan yang digunakan adalah jam puncak pagi yaitu pukul 08.45-
09.45.
Fase I U Fase II U
Q = 286
smp/jam
Q = 785
smp/jam
Q = 850
B B smp/jam
Q =121
smp/jam
S S
Fase III U
Q = 188
smp/jam
Q = 299
smp/jam
S
Q
Rasio arus (FR) masing – masing pendekat dihitung dengan rumus FR = S .
Q
Pendekat Jl. Diponegoro (URT) ; FRURT = S =
286
=0,255
1122,4
Pendekat Jl. Raya Sesetan (S) ; FRS = 0,363
Pendekat Jl.Pulau Buton (B) ; FRB = 0,267
63
2. Rasio Arus Simpang (IFR)
Jumlah rasio arus kritis untuk masing-masing pendekat dijumlahkan:
FRcrit
PR = IFR
64
Q
DS = C
g
GR = c
8+(DS−0,5)
√
NQ 1=0,25 x C x ( DS−1 )2 +
Maka dapat dihitung seperti Tabel 4.12 :
C
65
S 0,96 1008,73 8,53
B 1,13 430,66 32,46
Sumber: Hasil Analisis, 2015
1−GR Q
cx x masuk
NQ2 = 1−GR x DS 3600
66
NQtot(U) = 33,57 smp ; NQmax(U) = 48 smp/jam
20
(m )
QL = NQmax x Wmasuk
NQtot
0,9 x x 3600
NS = Qxc
67
NSV = Q x NS (smp/jam)
NQ 1 x 3600
c xA +
DTj = Cj
Dengan:
2
0,5 x (1−GR j )
A = (1-GR j x DS j )
2
0,5 x (1−GR j ) NQ 1 x 3600
c x x
DTj = (1-GR j x DS j ) Cj
68
DG = (1- PSV) x PT x 6 + (PSV x 4)
D = DT + DG
D(U) = DT + DG
Dtotal = D x Q
69
Tabel 4.21 Perhitungan tundaan total (Dtot)
Tundaan
Arus Lalu
rata-rata Dtotal
Kaki Simpang Lintas (Q)
(D) ( dtk)
(smp/jam)
(dtk/smp)
URT 419,23 286 119.983,18
S 67,18 971 65.233,90
B 313,59 487 152.785,40
STOR 6 785 4.710,00
Total 2530 342.712,48
Sumber: Hasil Analisis, 2015
∑ ( D x Q)
Drata-rata = Qtotal
Maka dihitung :
Tabel 4.22 Kinerja eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan
Pulau Buton
Jam Puncak Pagi
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 243,44 1,18 33,57 3,59
Jl. Sesetan (S) 1008,73 0,96 36,49 1,15 135,46 F
Jl. Pulau Buton (B) 430,66 1,13 47,41 2,97
Jam Puncak Siang
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 587,00 0,53 8,09 0,80
Jl. Sesetan (S) 1010,55 1,12 101,67 2,74 145,31 F
Jl. Pulau Buton (B) 430,48 0,98 21,12 1,52
Jam Puncak Sore
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 243,45 1,22 38,42 0,80 167,62 F
Jl. Sesetan (S) 1009,21 1,09 84,40 2,35
70
Jl. Pulau Buton (B) 426,32 0,98 20,20 1,48
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Dari hasil kinerja eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan –
Jalan Pulau Buton diperoleh diagram seperti Gambar 4.5 .
180 167.62
160 145.31
140 135.49
Tundaan Total (smp/detik)
120
100
80
60
40
20
0
puncak pagi (08.30- puncak siang (10.00- puncak sore (15.30-
09.30) 11.00) 16.30)
PERIODE
4.2 Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau
Nias Pada Kondisi Saat Ini
Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau Nias yang akan
ditinjau dapat dilihat pada Gambar 4.6.
71
Gambar 4.6 Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau Nias
Sumber : Google Maps, 2015
4.2.1 Pembebanan Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali, Pulau Nias Saat Ini
Dari besar volume dan komposisi kendaraan didapatkan besar pembebanan
arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Buton,Pulau Bali,Pulau Nias pada jam
puncak pagi, siang dan sore. Berdasarkan Tabel 2.6 nilai emp pada masing-
masing ruas jalan didapat dengan memperhitungkan arus lalu lintas total 2 arah
serta lebar jalur lalu lintas.
Tabel 4.23 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Buton saat ini pada jam puncak
pagi,siang dan sore
72
Tabel 4.24 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Bali saat ini pada jam puncak
Pagi,Siang dan Sore
Tabel 4.25 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Nias saat ini pada jam puncak Pagi,
Siang dan Sore
73
Berdasarkan Tabel 4.23 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan
Pulau Buton dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.7 .
1600.0
1400.0 1371.1
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
1200.0
1011.0 967.5
1000.0 900.3
800.0
ke-timur
600.0 550.2 ke-barat
460.8 493.4
474.1 470.8 total
400.0
200.0
0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.7 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Berdasarkan Tabel 4.24 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan Pulau
Bali dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.8 .
1000.0
874.8 903.3
900.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
800.0 777.3
700.0 638.8
600.0 560.7
510.5
500.0 ke-utara
400.0 342.7 ke-selatan
266.8 total
300.0 236.0
200.0
100.0
0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.8 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Bali
Sumber: Hasil Analisis, 2015
74
Berdasarkan Tabel 4.25 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan Pulau
Nias dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.9 .
1200.0
1104.2
1069.3
1000.0
888.2
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
800.0 737.8
592.0 ke-barat
600.0 539.8
529.5
ke-timur
total
400.0 366.4
296.2
200.0
0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.9 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Nias
Sumber: Hasil Analisis, 2015
75
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
Gambar 4.10 Pembebanan Arus Lalu Lintas Jalan Pulau Buton, Pulau
Bali dan Pulau Nias pada Kondisi Saat Ini
Sumber: Hasil Analisis,2015
76
4.2.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias
untuk Kondisi Saat Ini
Kinerja Jalan Pulau Buton,Pulau Bali, Pulau Nias perlu dianalisa untuk
mengetahui kinerja ruas jalan pada kondisi saat ini, guna merencanakan
pengelolaan lalu lintas dengan sistem satu arah pada ruas Jalan Pulau Buton -
Pulau Bali – Pulau Nias. Kapasitas dan pembebanan masing-masing ruas jalan
perlu diketahui untuk menghitung derajat kejenuhan.
1. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan (FCw)
Menurut Tabel 2.9, untuk empat lajur tak terbagi, dua lajur tak terbagi dan
satu arah, maka besar faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas untuk jalan
perkotaan (FCw) untuk masing-masing ruas jalan pada kondisi saat ini adalah
sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton ( 4,4 m) FCw = 0,56
Jl. Pulau Bali ( 4,17 m) FCw = 0,56
Jl. Pulau Nias ( 4,86 m) FCw = 0,56
77
Jl. Pulau Nias FCsp = 50: 50 = 1.00
Faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) diatas hanya berdasarkan data pada jam
puncak pagi.
78
Lanjutan Tabel 4.26
Kapasitas Sesungguhnya (smp/jam)
Penyesuaian Kapasitas
Kapasitas Penyesuaian Penyesuaian Hambatan Penyesuaian yang telah
Nama Jalan Dasar (Co) Lebar Jalur Pemisah Arah Samping dan Ukuran Kota disesuaikan
(smp/jam) (FCw) (FCsp) Lebar (FCcs) (C)
Bahu(FCSF) (smp/jam)
Jl.Pulau Buton 2900 0,56 0,97 0,89 0,94 1317,88
Jl. Pulau Bali 2900 0,56 0,88 0,89 0,94 1195,60
Jl. Pulau Nias 2900 0,56 1,00 0,89 0,94 1358,63
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Tabel 4.27 Kinerja Ruas Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias Pada Saat Ini
Jam Puncak Pagi
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 1011,0 1317,88 0,77
Jl. Pulau Bali 874,8 1195,60 0,73
Jl. Pulau Nias 1069,3 1358,63 0,78
Jam Puncak Siang
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 967,5 1317,88 0,73
Jl. Pulau Bali 903,3 1195,60 0,75
Jl. Pulau Nias 1104,2 1358,63 0,81
Jam Puncak Sore
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 1371,1 1317,88 1,04
Jl. Pulau Bali 777,3 1195,60 0,65
Jl. Pulau Nias 888,2 1358,63 0,65
Sumber: Hasil Analisis, 2015
4.3 Alternatif Pengelolaan Lalu Lintas Pada Jalan Pulau Buton, Pulau Bali,
Pulau Nias
79
Sebelum pada alternatif pengelolaan lalu lintas yang akan dijelaskan, dapat
dilihat terlebih dahulu pergerakan arus lalu lintas pada simpang dan ruas jalan
untuk kondisi saat ini pada Gambar 4.11.
Pada alternatif pengelolaan lalu lintas sistem satu arah dilakukan perubahan
arah pergerakan lalu lintas pada Jalan Pulau Buton, Jalan Pulau Bali, Jalan Pulau
Nias akan satu arah. Dimana pergerakan lalu lintas satu arah dari jalan sesetan
menuju Jalan Diponegoro tidak dapat melewati Jalan Diponegoro depan Pasar
Sanglah melainkan melewati Jalan Pulau Buton kemudian kearah utara ke Jalan
Pulau Bali kemudian ke timur ke Jalan Pulau Nias. Setelah dari pulau Nias arus
lalu lintas dapat menuju ke arah utara dan selatan (Jalan Diponegoro). Pola
Pergerakan lalu lintas satu arah dapat dilihat pada Gambar 4.12.
80
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong
Gambar 4.11 Arus pergerakan lalu lintas pada kondisi saat ini
81
.
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
Nama Jalan Arah Jam Puncak Pagi Jam Puncak Siang Jam Puncak Sore
83
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
211 1274
G
0
LT
0 208 1039
HV LV MC
Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong
HV
0
0
HV
26
2
53
LV
21
427
133
LV
564
MC
84
1620
750
MC
RT LT
HV LV MC F A
ST RT
E
0 236 1533
LT ST
6 114 332
LT RT
1 112 1056
D 50 7 0
6 101 951 C
ST RT
HV LV MC
1275 129 3
LT ST
F' MC LV HV
327
Jalan Pulau Buton
MC
1729
Gg.Buntu
LV
477
53
Jalan Raya Sesetan
HV
21
2
B
Gambar 4.13 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak pagi pada saat kondisi
eksisting
Sumber: Hasil Analisis,2015
84
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
G 4 409 1296
LT
2 183 724
ST
HV LV MC
Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong
HV
2
0
HV
17
4
110
LV
27
416
149
LV
665
148
MC
1653
773
MC
RT LT
HV LV MC F
A
ST RT
2 300 981
E
LT ST
2 104 288
LT RT
8 165 863
D 24 7 0
1 722 114 C
ST RT
HV LV MC
1042 221 7
LT ST
F' MC LV HV
MC
362
Jalan Pulau Buton
1842
Gg.Buntu
LV
612
51
Jalan Raya Sesetan
HV
18
4
B
Gambar 4.14 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak siang pada saat kondisi
eksisting
Sumber: Hasil Analisis,2015
85
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
0 241 1404
G
LT
1 120 700
ST
HV LV MC
Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong
HV
2
0
29
25
HV
60
LV
11
1542 469
2275 144
LV
551
MC
88
MC
RT LT
HV LV MC
F
A
ST RT
0 189 1242
LT ST
E 1 100 352
LT RT
C
4 147 1268
D 36 2 0
4 93 735
ST RT
HV LV MC
1291 186 1
LT ST
MC LV HV
F'
MC
392
1919
Jalan Pulau Buton
Gg.Buntu
LV
535
50
HV
35
Jalan Raya Sesetan
4
B
Gambar 4.15 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak sore pada saat kondisi
eksisting
86
Besar pembebanan arus lalu lintas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau
Nias Pada Jam Puncak Pagi, siang dan sore setelah dilakukan pengelolaan satu
arah terhadap ruas jalan pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau Nias dengan mencari
besar pembebanan Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau Nias dengan
cara sebagai berikut :
Tabel 4.29 Pembebanan Arus Lalu Lintas saat dilakukan alternative pengelolaan
Nama Jalan arah jam Puncak pagi jam Puncak siang jam Puncak sore
Jl. Pulau
Ke Barat ART + BLT + BST ART + BLT + BST ART + BLT + BST
Buton (C)
Jl.Pulau Bali DRT + ELT + EST + DRT + ELT + EST + DRT + ELT + EST
Ke Utara
(F) F ‘ST + GST F ‘ST + GST + F ‘ST + GST
JL.Pulau Nias
Ke Timur BST + CLT + EST BST + CLT + EST BST + CLT + EST
(G)
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Ket :
(A) = Jalan Diponegoro
(B)= Jalan Raya Sesetan
(C) dan (D) = Jalan Pulau Buton(Bagian Timur)
(E) = Jalan Pulau Buton(Bagian Barat)
(F) = Jalan Pulau Bali
(G) = Jalan Pulau Nias
87
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
28
HV
703
LV
3117
MC G
F Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
HV
1
459
LV
3158
MC
Jalan Pulau Buton
C 2809 663
MC LV
25
HV
Gambar 4.16 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak pagi
88
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
28
HV
881
LV
2993
MC G
F Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
HV
11
2230 563
MC LV
Jalan Pulau Buton
2977 812 26
C MC LV HV
Gambar 4.17 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak siang
Sumber: Hasil Analisis,2015
89
U
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
40
HV
782
LV
3539
MC G
F Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
HV
4
2896 398
MC LV
Jalan Pulau Buton
C 4586 729
MC LV
68
HV
Gambar 4.18 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak sore
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias
1714,8 1662,91515,9
Jalan Waturenggong
Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali
1249,71133,7 1126,8
Jalan Pulau Buton
Gg.Buntu
Gambar 4.19 Pembebanan Arus Lalu Lintas jam puncak pagi, siang dan sore pada
alternatif pengelolaan
91
. Untuk jam puncak pagi,siang dan sore Pada Ruas Jalan Pulau Buton dapat dilihat
pada Tabel 4.30.
Tabel 4.30 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan satu arah jam
puncak pagi,siang dan sore pada ruas Jalan Pulau Buton
Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)
Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)
Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)
92
Untuk jam puncak pagi, siang dan sore Pada Ruas Jalan Pulau Bali dapat dilihat
pada Tabel 4.31 .
Tabel 4.31 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan puncak pagi, siang
dan sore pada ruas Jalan Pulau Bali
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI
93
Untuk jam puncak pagi,siang dan sore pada ruas jalan Pulau Nias dapat dilihat
pada Tabel 4.32.
Tabel 4.32 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan puncak pagi, siang
dan sore pada ruas Jalan Pulau Nias
Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)
Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)
Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)
94
Berdasarkan Tabel 4.30 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif
pengelolaan pada Ruas Jalan Pulau Buton dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.20
saat jam puncak pagi, siang dan sore.
2500.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
1957.1
2000.0
1587.5
1500.0 1395.3
1000.0 ke barat
500.0
0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.20 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jl.Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015
1260.0 1249.7
1240.0
1220.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
1200.0
1180.0
1160.0
1140.0 1133.7
1126.8 ke-utara
1120.0
1100.0
1080.0
1060.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.21 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jl. Pulau Bali
Sumber: Hasil Analisis, 2015
95
Berdasarkan Tabel 4.32 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan
pada Ruas Jalan Pulau Nias dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.22 saat jam
puncak pagi, siang dan sore.
1750.0
1714.8
1700.0
1662.9
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)
1650.0
1600.0
1550.0 ke-timur
1515.9
1500.0
1450.0
1400.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu
Gambar 4.22 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jalan Pulau Nias
Sumber: Hasil Analisis, 2015
4.4.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias untuk
Alternatif Pengelolaan satu arah
Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias dianalisis untuk
mengetahui kinerja ruas jalan pada kondisi saat menggunakan alternatif pengelolaan
lalu lintas satu arah, guna mengetahui dampak pengelolaan lalu lintas dengan sistem
satu arah pada ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias . Kapasitas dan
pembebanan masing-masing ruas jalan perlu diketahui untuk menghitung derajat
kejenuhan dan mengetahui tingkat pelayanan jalan.
96
B. Kapasitas Sesungguhnya (C)
Untuk perhitungan kapasitas sesungguhnya (C) diperlukan faktor – faktor
penyesuaian seperti berikut:
1. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan (FCw)
Menurut Tabel 2.9, untuk empat lajur tak terbagi, dua lajur tak terbagi dan satu
arah, maka besar faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan (FC w)
untuk masing-masing ruas jalan pada kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton ( 6,4 m) FCw = 0,94
Jl. Pulau Bali ( 6,17 m) FCw = 0,98
Jl. Pulau Nias ( 6,86 m) FCw = 0,89
97
Perhitungan kapasitas ruas jalan pada kondisi pengelolaan dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Untuk kondisi saat jam puncak siang dan sore dapat dilihat pada Lampiran D.5 Jalan
Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias.
Kelas
Lebar Pemisah
Nama Jalan Tipe Jalan Hambatan
Efektif (m) arah (%-%)
Samping
Penyesuaian Kapasitas
Kapasitas
Penyesuaian Penyesuaian Hambatan Penyesuaian yang telah
Dasar
Nama Jalan Lebar Jalur Pemisah Samping Ukuran disesuaikan
(Co)
(FCw) Arah (FCsp) dan lebar Kota (FCcs) (C)
(smp/jam)
bahu(FCsf) (smp/jam)
98
Tabel 4.34 Kinerja Ruas Pulau Buton,Pulau Bali dan Pulau Nias pada kondisi eksisting
dan alternatif pengelolaan lalu lintas satu arah
99
4.5 Perbandingan Analisis Kinerja Simpang Jalan Diponegoro – Sesetan –
Pulau Buton dan Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau
Nias Pada Kondisi Eksisting dan Alternatif Pengelolaan.
100
menurun 29,87% pada saat kondisi eksisting 0,77 menjadi 0,54 dan pada Jalan
Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 36,98% dimana saat kondisi eksisting 0,73
menjadi 0,46 . Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan menurun 20,51% dimana
kondisi eksisting 0,78 menjadi 0,62.
Jam Puncak siang volume lalu lintas meningkat 39,05 % pada ruas Jalan
Pulau Buton volume lalu lintas saat kondisi eksisting mencapai 967,5 smp/jam
sedangkan pada saat alternative pengelolaan 1587,5 smp/jam, pada ruas Jalan
Pulau Bali volume lalu lintas meningkat 20,32% dimana pada saat kondisi
eksisting sebesar 903,3 smp/jam dan pada saat dilakukan alternative pengelolaan
volume lalu lintas menjadi 1133,7 smp/jam dan pada ruas Jalan Pulau Nias
volume lalu lintas meningkat 33,6% dengan eksisting mencapai 1104,2 sedangkan
pada pengelolaan mencapai 1662,9 smp/jam. Derajat Kejenuhan pada Jalan Pulau
Buton menurun 16,44% pada saat kondisi eksisting 0,73 menjadi 0,61 dan pada
Jalan Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 44% dimana saat kondisi eksisting
0,75 menjadi 0,42 . Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan menurun 16,05%
dimana kondisi eksisting 0,81 menjadi 0,68.
Jam Puncak sore volume lalu lintas meningkat 29,94 % pada ruas Jalan
Pulau Buton volume lalu lintas saat kondisi eksisting mencapai 1371,1 smp/jam
sedangkan pada saat alternative pengelolaan 1957,1 smp/jam, pada ruas Jalan
Pulau Bali volume lalu lintas meningkat 31,02% dimana pada saat kondisi
eksisting sebesar 777,3 smp/jam dan pada saat dilakukan alternative pengelolaan
volume lalu lintas menjadi 1126,3 smp/jam dan pada ruas Jalan Pulau Nias
volume lalu lintas meningkat 48,20% dengan eksisting mencapai 888,2 sedangkan
pada pengelolaan mencapai 1714,8 smp/jam. Derajat Kejenuhan pada Jalan Pulau
Buton menurun 27,88% pada saat kondisi eksisting 1,04 menjadi 0,75 dan pada
Jalan Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 35,38% dimana saat kondisi eksisting
0,65 menjadi 0,42. Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan meningkat 7,14%
dimana kondisi eksisting 0,65 menjadi 0,7.
101
4.6 Alternatif Yang Direkomendasikan Pada Pengelolaan Lalu Lintas
Sistem Satu Arah
Berdasarkan tabel 4.34 Perbandingan Analisis Kinerja Ruas Jalan Eksisting
Dan Alternatif Pengelolaan Ruas Jalan Diponegoro, Pulau Bali, Pulau Nias dirasa
bisa menyelesaikan masalah kemacetan, maka direkomendasikan alternatif untuk
pengelolaan lalu lintas sistem satu arah pada simpang Jalan Diponegoro – Sesetan
– Pulau Buton dan pada ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias.
102
117