Anda di halaman 1dari 52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kinerja Simpang pada Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan –


Jalan Pulau Buton.
4.1.1 Data Geometrik
Dari hasil survei di lokasi penelitian maka data geometrik untuk simpang
Jalan Raya Sesetan – Jalan Diponegoro – Jalan Pulau Buton, adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Lebar Lebar Lebar Lebar
Jumlah Lebar
Pendekat Belok Kiri W W
Kaki Simpang Kode Lajur Pada Trotoar Median
WA Langsung Masuk Keluar
Pendekat (m)
(m) (m) (m) (m)

Jl. Diponegoro U 4,8 2 0.00 4,8 5,8 1,35 0.00

Jl. Raya Sesetan S 5,2 2 0.00 5,2 5,88 1,35 0.00

Jl. Pulau Buton B 3,2 2 0.00 3,2 3,2 1,5 0.00

Sumber: Hasil Survei, 2015

4.1.2 Data Waktu Sinyal Lalu Lintas


Berdasarkan hasil pengamatan di lokasi penelitian, pengaturan lampu lalu
lintas pada simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
adalah dengan pengaturan 3(tiga) fase seperti Gambar 4.1 dibawah ini:

Fase I (Utara) Fase II (Selatan) Fase III (Barat)

Gambar 4.1 Pengaturan 3 Fase Simpang Jl. Diponegoro– Jl. Raya Sesetan– Jl. P.Buton
Sumber: Hasil Survei, 2015

52
Dari Gambar 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Fase I: arus kendaraan pada Jl. Diponegoro dari arah utara (U)
mendapatkan waktu hijau, pada arah Barat (B) dan Selatan (S)
berhenti.
2. Fase II: arus kendaraan pada Jl. Raya Sesetan dari arah Selatan (S)
mendapatkan waktu hijau dan arus kendaraan dari utara Jalan
Diponegoro yang lurus menuju selatan ke arah sesetan tetap berjalan,
pada arah Utara (U) yang akan menuju ke arah Jalan Pulau Buton dan
arus kendaraan dari arah Barat (B) berhenti.
3. Fase III: arus kendaraan pada Jl.Pulau Buton dari arah Barat (B)
mendapatkan waktu hijau dan arus kendaraan dari utara Jalan
Diponegoro yang lurus menuju selatan ke arah sesetan tetap berjalan
pada arah Utara (U) yang akan menuju ke arah Jalan Pulau Buton dan
arus kendaraan dari arah Sesetan (S) berhenti
Pada simpang simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan
Pulau Buton diatur dengan program tunggal yaitu pengaturan dengan waktu siklus
dan alokasi waktu hijau tetap, dihitung berdasarkan hasil survei seperti pada
lampiran formulir SIG. Dari hasil survei didapat waktu hijau, merah, kuning dari
setiap fase dan dari data waktu hijau maka dapat dihitung waktu hilang, untuk
analisa tersebut dapat dilihat dibawah ini.

1. Waktu Hijau (Green)


Hasil pengamatan waktu hijau untuk masing-masing fase:

 Fase I (Utara) g1 = 23detik


 Fase II (Selatan) +Utara(ST) g2 = 40 detik
 Fase III (Barat) +Utara(ST) g3 = 25 detik
Σgi= 88 detik

2. Waktu Merah (Red)


Hasil pengamatan waktu merah untuk masing-masing fase:

 Fase I (Utara) R1 = 81 detik


 Fase II (Selatan) R2 = 64 detik

53
 Fase III (Barat) R3 = 79 detik
3. Waktu Kuning (Amber)
Hasil pengamatan waktu Kuning untuk masing-masing fase:

 Fase I (Utara) A1 = 2 detik


 Fase II (Selatan) A2 = 2 detik
 Fase III(Barat) A3 = 2 detik

4. Perhitungan Waktu Hilang (LTI)


Dari data waktu hijau, merah, dan kuning dapat dihitung waktu siklus (c) :

 Fase I (Utara) c1 = 23 + 81 + 2 = 106 detik


 Fase II (Selatan) c2 = 40 + 64+ 2 = 106 detik
 Fase III (Barat) c3 = 25 + 79 + 2 = 106 detik

Perhitungan waktu hilang dapat dihitung:

C = Σgi + LTI

106 = 88 + LTI

LTI = 18 detik

5. Perhitungan waktu antar hijau (IG) dan waktu merah semua (AR)
Dapat dihitung :

LTI = Σ (Merah Semua + Kuning) i = Σ IGi

LTI
IGi = ∑ phase
IGi = 18
3
IGi = 6 detik

IGi = Merah semua + kuning

Merah Semua (AR) = IGi – Kuning

54
=6–2

= 4 detik

Dari perhitungan tersebut dapat digambarkan diagram fase sinyal yang


memperlihatkan waktu merah, kuning, hijau, dan merah semua dari masing –
masing fase dan dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Gambar 4.2 Diagram fase simpang eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan
Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015.

Ringkasan data sinyal pengaturan lalu lintas program tunggal simpang


eksisting Jalan simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau
Buton dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data operasional lampu lalu lintas simpang


Aspek APILL
Nama Tipe Jumlah
simpang Simpang Fase c LTI g1 g2 g3 IGi
(dtk) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk) (dtk)

Jl.
Diponegoro–
Jl. Raya 322 3 106 18 23 40 25 6
Sesetan– Jl.
Pulau Buton

Sumber: Hasil Analisis, 2015

55
Catatan :

Tipe simpang 322 artinya simpang tiga lengan yang pada pendekat jalan minor
memiliki 2 lajur dan pendekat jalan utama memiliki 2 lajur.

c = waktu siklus

IG = waktu antar hijau

LTI = waktu hilang total

g1 = waktu hijau pada fase I ( pendekat Utara)

g2 = waktu hijau pada fase II ( pendekat Selatan)

g3 = waktu hijau pada fase III ( pendekat Barat)

4.1.3 Analisis Variasi Arus Lalu lintas


Variasi pergerakan arus lalu lintas selalu berubah – ubah sesuai dengan
jumlah kendaraan yang melewati simpang. Variasi arus lalu lintas pada simpang
Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton dapat dilihat pada
Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa jam puncak tertinggi pada jam puncak pagi pukul
08.45-09.45, sedangkan jam puncak siang terjadi pada pukul 10.00-11.00 dan jam
puncak sore pada pukul 15.30-16.30.

56
3000

2500

2000
VOLUME LALU LINTAS (Smp/Jam)

1500

utara
1000
selatan
barat
500
arus total

WAKTU

Gambar 4.3 Variasi arus lalu lintas pada Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015

57
Tabel 4.3 sampai 4.5 memperlihatkan arus lalu lintas (Q) untuk setiap
gerakan (QLT,QRT,QST) dikonversikan dari kendaraan per jam menjadi satuan
mobil penumpang per jam dengan menggunakan ekivalen kendaraan penumpang
(emp) untuk masing – masing jam puncak pada pendekat terlindung dan terlawan.

Tabel 4.3 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak pagi (Pk.08.45- Pk.09.45)
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI

Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)

emp terlindung = 1,0 emp terlindung = 1,3 emp terlindung = 0,2


Kode
Ara emp terlawan = 1,0 emp terlawan = 1,3 emp terlawan = 0,4
Pende
h kend/ja
kat smp/jam smp/jam smp/jam
kend/ja kend/ja m
m terla m terla terla
terlindung terlindung terlindung
wan wan wan
LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U ST 427 427 427 26 34 34 1620 324 648
RT 133 133 133 2 3 3 753 151 301
LT 53 53 53 2 3 3 327 65 131
S ST 477 477 477 21 27 27 1729 346 692
RT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LT 114 114 114 6 8 8 332 66 133
B ST 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RT 101 101 101 6 8 8 951 190 380
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 4.4 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak siang (Pk.10.00- Pk.11.00)
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG

Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)

emp terlindung = 1,0 emp terlindung = 1,3 emp terlindung = 0,2


Kode
Ara emp terlawan = 1,0 emp terlawan = 1,3 emp terlawan = 0,4
Pende
h kend/ja
kat smp/jam smp/jam smp/jam
kend/ja kend/ja m
m terla m terla terla
terlindung terlindung terlindung
wan wan wan
LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U ST 416 416 416 17 22 22 1653 331 661
RT 149 149 149 4 5 5 773 155 309
LT 51 51 51 4 5 5 362 72 145
S ST 612 612 612 18 23 23 1842 368 737
RT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LT 104 104 104 2 3 3 288 58 115
B ST 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RT 114 114 114 1 1 1 722 144 289
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 4.5 Volume Lalu Lintas pada untuk jam puncak sore (Pk. 15.30- Pk.16.30)

58
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE

Kendaraan Ringan (LV) Kendaraan Berat (HV) Sepeda Motor (MC)

emp terlindung = 1,0 emp terlindung = 1,3 emp terlindung = 0,2


Kode
Ara emp terlawan = 1,0 emp terlawan = 1,3 emp terlawan = 0,4
Pende
h kend/ja
kat smp/jam smp/jam smp/jam
kend/ja kend/ja m
m terla m terla terla
terlindung terlindung terlindung
wan wan wan
LT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
U ST 469 469 469 25 33 33 1542 308 617
RT 144 144 144 4 5 5 733 147 293
LT 50 50 50 4 5 5 392 78 157
S ST 535 535 535 35 46 46 1919 384 768
RT 0 0 0 0 0 0 0 0 0
LT 100 100 100 1 1 1 352 70 141
B ST 0 0 0 0 0 0 0 0 0
RT 93 93 93 4 5 5 735 147 294
Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.1.4 Analisis Kinerja Simpang Saat ini (Eksisting)


Dari data geometrik simpang, arus jam puncak, pengaturan lampu lalu
lintas, maka dapat dihitung kinerja Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya
Sesetan – Jalan Pulau Buton saat ini. Perhitungan dilakukan berdasarkan MKJI
1997, yang dianalisis adalah pada saat jam puncak pagi, siang, dan sore. Dibawah
ini ringkasan perhitungan pada jam puncak pagi pada pukul 08.45-09.45, untuk
perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran D. Data arus lalu lintas jam
puncak pagi adalah seperti pada Tabel 4.6 dibawah ini:

Tabel 4.6 Volume Lalu Lintas kendaraan yang masuk simpang pada jam puncak
pagi ( Pk.08.45 – Pk.09.45)
Arah Arus Lalu Lintas (kend/jam)
Pendekat Jalan Pergeraka
n KR KB SM KTB
LT 0 0 0 0
U Jl. Diponegoro ST 427 26 1620 8
RT 133 2 753 1
LT 53 2 327 0
S Jl. Raya Sesetan ST 477 21 1729 4
RT 0 0 0 0
LT 114 6 332 0
B Jl. Pulau Buton ST 0 0 0 0
RT 101 6 951 0
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Ket:

59
KR = Kendaraan Ringan ; SM = Sepeda Motor

KB = Kendaraan Berat ; KTB = Kendaraan Tak Bermotor

LT = Belok Kiri ; ST = Lurus

RT = Belok Kanan

Data diatas diisikan pada formulir SIG-II untuk jam puncak pagi dan
hasilnya adalah seperti pada Lampiran D.1.2.

A. Arus Jenuh Dasar (S0)

Tinjau Lebar Efektif Setiap Pendekat:


Utara (URT) : We = 2 m
Selatan (S) : We = 5,20 m
Barat (B) : We = 3,2 m

Untuk pendekat, dengan tipe P (arus terlindung), dihitung dengan: S0 =


600 x We , sehingga:

S0 (Utara) RT = 1.200 smp/jam hijau

S0 (Selatan) = 3.120 smp/jam hijau

S0 (Barat) = 1.920 smp/jam hijau

B. Arus Jenuh Nyata (S)


Untuk perhitungan Arus Jenuh Nyata diperlukan faktor – faktor penyesuaian
seperti berikut:

1. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCS)


Data Jumlah penduduk yang digunakan dalam faktor penyesuaian ukuran
kota diambil dari jumlah penduduk Kota Denpasar. Pada tahun 2013, penduduk
Kota Denpasar berjumlah 0,8 juta jiwa, Berdasarkan Tabel 2.2 maka didapat nilai
untuk Fcs = 0,94.

60
2. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping (FSF)
Berdasarkan data pengamatan lokasi studi lapangan dan definisi kondisi
lingkungan pada MKJI 1997, tata guna lahan sekitar daerah studi merupakan area
komersial. Dengan rasio kendaraan tak bermotor = 0.00304 untuk pendekat Utara
(U). Berdasarkan Tabel 2.3 dengan tipe lingkungan komersial, hambatan samping
tinggi, maka nilai untuk FSF didapat:

FSF (Utara) = 0,93

FSF (Selatan) = 0,93

FSF (Barat) = 0,93

3. Faktor Penyesuaian Parkir (FP)


Pada simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau Buton
dari hasil survei, tidak adanya parkir di pinggir jalan dari pendekat manapun,
maka digunakan nilai faktor penyesuaian parkir adalah 1,00.

4. Faktor Penyesuaian Belok Kanan (FRT)


Faktor penyesuaian terhadap arus belok kanan dipengaruhi oleh rasio belok
kanan (FRT). Untuk semua pendekat karena termasuk tipe P (terlindung) maka:

FRT = 1 + PRT x 0,26

Di mana didapatkan dari hasil survei:

PRT (Utara) = 0,267

PRT (Barat) = 0,614

Sehingga didapatkan nilai:

FRT (Utara) = 1,07

FRT (Barat) = 1,16

61
5. Faktor Penyesuaian Belok Kiri (FLT)
Faktor penyesuaian terhadap arus belok kiri dipengaruhi oleh rasio belok
kiri(FLT). Untuk semua pendekat karena termasuk tipe P (terlindung) maka:

FLT = 1 - PLT × 0,16

Di mana didapatkan dari hasil survei:

PLT (Selatan) = 0,125

PLT (Barat) = 0,386

Sehingga didapatkan nilai:

FLT (Selatan) = 0,98

FLT (Barat) = 0,94

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Analisis arus jenuh nyata


Rasio Kendaraan Berbelok Lebar
Kode Hijau Dalam Tipe
Efektif
Pendekat Fase Pendekat PLTOR PLT PRT (m)
URT 1 P 0,00 0,00 0,267 2,00
S 2 P 0,00 0,125 0,00 5,20
T 3 P 0,00 0,386 0,614 3,20

Arus Jenuh (smp/jam)

Semua Tipe Pendekat Hanya Tipe P


Nilai
Nilai Arus
Arus
Jenuh
Jenuh ukuran hambatan parki belok belok
Pendekat kelandaian (S)Disesuaik
Dasar kota samping r kanan kiri
(FG) an smp/jam
smp/jam (FCS) (FSF) (FP) (FRT) (FLT) hijau
hijau

URT 1200 0,94 0,93 1,00 1,00 1,07 1,00 1122,4


S 3120 0,94 0,93 1,00 1,00 1,00 0,98 2673,1
B 1920 0,94 0,93 1,00 1,00 1,16 0,94 1826,0
Sumber: Hasil Analisis, 2015

62
C. Perhitungan Rasio Arus
1. Rasio Arus
Di bawah ini adalah gambar komposisi arus kendaraan tiap fase, data jumlah
arus kendaraan yang digunakan adalah jam puncak pagi yaitu pukul 08.45-
09.45.
Fase I U Fase II U

Q = 286
smp/jam
Q = 785
smp/jam

Q = 850
B B smp/jam

Q =121
smp/jam

S S
Fase III U

Q = 188
smp/jam

Q = 299
smp/jam
S

Gambar 4.4 Variasi volume lalu lintas tiap pendekat


Sumber: Hasil Analisis,2015

Q
Rasio arus (FR) masing – masing pendekat dihitung dengan rumus FR = S .

Maka dapat dihitung :

Q
Pendekat Jl. Diponegoro (URT) ; FRURT = S =
286
=0,255
1122,4
Pendekat Jl. Raya Sesetan (S) ; FRS = 0,363
Pendekat Jl.Pulau Buton (B) ; FRB = 0,267

63
2. Rasio Arus Simpang (IFR)
Jumlah rasio arus kritis untuk masing-masing pendekat dijumlahkan:

IFR = Σ(IFRcrit) = 0,255 + 0,363+ 0,267 = 0,885

3. Rasio Fase (PR)


Dari nilai diatas maka didapat rasio fase (PR) untuk tiap fase, yaitu:

FRcrit
PR = IFR

Untuk nilai perhitungan dapat dilihat Tabel 4.8

Tabel 4.8 Rasio fase untuk setiap fase


Kaki Simpang FRcrit IFR PR
Fase I (URT) 0,255 0,885 0,288
Fase II (S) 0,363 0,885 0,410
Fase III (B) 0,127 0,885 0,301
Sumber: Hasil Analisis, 2015

D. Perhitungan Kinerja Simpang

1. Perhitugan Kapasitas (C)


g
Kapasitas simpang dinyatakan dengan rumus : C = S x c
Maka hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Kapasitas masing – masing lengan simpang
Arus Jenuh Waktu Waktu Kapasitas
Kaki Simpang (S) Hijau (g) siklus (c ) (C)
(smp/jam) (detik) (detik) (smp/jam)
URT 1122,4 23 106 243,44
S 2673,1 40 106 1008,73
B 1826 25 106 430,66
Sumber: Hasil Analisis, 2015

2. Perhitungan Derajat Kejenuhan (DS)


Derajat kejenuhan dinyatakan dalam rumus :

64
Q
DS = C

Maka perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Derajat kejenuhan


Arus Lalu Lintas Kapasitas Derajat
Kaki Simpang (Q) (C) Kejenuhan
(smp/jam) (smp/jam) (DS)
URT 286 243,44 1,18
S 971 1008,73 0,9
B 487 430,66 1,13
Sumber: Hasil Analisis, 2015

3. Perhitungan Rasio Hijau (GR)


Rasio hijau dinyatakan dengan rumus :

g
GR = c

Maka perhitungan seperti pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Perhitungan rasio hijau (GR)


Waktu hijau Waktu siklus
Kaki Simpang (g) (c ) GR
(detik) (detik)
URT 23 106 0,217
S 40 106 0,377
B 25 106 0,236
Sumber: Hasil Analisis, 2015

4. Perhitungan Jumlah Kendaraan Antri yang Tersisa dari Fase


Sebelumnya (NQ1)
NQ1 untuk DS > 0,5 dinyatakan dengan rumus :

8+(DS−0,5)

NQ 1=0,25 x C x ( DS−1 )2 +
Maka dapat dihitung seperti Tabel 4.12 :
C

Tabel 4.12 Nilai NQ1


Derajat Kejenuhan Kapasitas ( c )
Kaki Simpang NQ1 (smp)
(DS) (smp/jam)

URT 1,18 243,44 24,71

65
S 0,96 1008,73 8,53
B 1,13 430,66 32,46
Sumber: Hasil Analisis, 2015

5. Perhitungan Jumlah Kendaraan Antri yang Datang Selama Lampu


Merah NQ2

NQ2 dinyatakan dengan rumus :

1−GR Q
cx x masuk
NQ2 = 1−GR x DS 3600

Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.13

Tabel 4.13 Perhitungan NQ2


Rasio Derajat Arus lalu
Waktu siklus NQ2
Kaki Simpang Hijau Kejenuhan lintas (Q)
( c ) (detik) (smp)
(GR) (DS) (smp/jam)
URT 106 0,217 1,18 286 8,86
S 106 0,377 0,96 971 27,96
B 106 0,236 1,13 487 14,95
Sumber: Hasil Analisis, 2015

6. Perhitungan Jumlah Total Kendaraan Antri (NQtot)


NQtot dinyatakan dengan rumus :

NQtot = NQ1 + NQ2

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.14

Tabel 4.14 Jumlah total kendaraan antri (NQtot)


NQ1 NQ2 NQtot
Kaki Simpang
(smp) (smp) (smp)
URT 24,71 8,86 33,57
S 8,53 27,96 36,49
B 32,46 14,95 47,41
Sumber: Hasil Analisis, 2015

7. Perhitungan jumlah antrian maksimum (NQmax) dalam smp


Dengan menggunakan Gambar 2.12 serta nilai NQ untuk menyatakan NQ
dalam hal peluang yang diinginkan untuk terjadinya pembebanan lebih (%)
dalam mengoperasikan suatu pembebanan adalah 5-10 %. Dari nilai NQtot
dapat dicari nilai-nilai untuk NQmax seperti diuraikan dibawah ini.

66
NQtot(U) = 33,57 smp ; NQmax(U) = 48 smp/jam

NQtot(S) = 27,96 smp ; NQmax(S) = 40 smp/jam

NQtot(B) = 12,67 smp ; NQmax(B) = 64 smp/jam

8. Perhitungan Panjang Antrian (QL)


Panjang antrian dinyatakan dengan rumus:

20
(m )
QL = NQmax x Wmasuk

Untuk perhitungan selanjutnya seperti Tabel 4.15

Tabel 4.15 Perhitungan panjang antrian (OL)


NQmax Wmasuk
Kaki Simpang QL (m)
(smp) (m)
URT 48 2 480
S 40 5,2 154
B 64 3,2 400
Sumber: Hasil Analisis, 2015

9. Perhitungan Angka Henti (NS)


Rasio kendaraan terhenti/ angka henti dinyatakan dengan rumus :

NQtot
0,9 x x 3600
NS = Qxc

Untuk perhitungan selanjutnya seperti Tabel.4.16

Tabel.4.16 Perhitungan angka henti (NS)


waktu
Arus lalu
NQtot siklus NS
Kaki Simpang lintas (Q)
(smp) (c) (stop/smp)
(smp/jam)
(detik)
URT 33,57 286 106 3,58
S 36,49 971 106 1,14
B 47,41 487 106 2,97
Sumber: Hasil Analisis, 2015

10. Perhitungan Jumlah Kendaraan Terhenti (NSV)


Jumlah kendaraan terhenti dinyatakan dengan rumus:

67
NSV = Q x NS (smp/jam)

Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 4.17

Tabel 4.17 Perhitungan kendaraan terhenti (NSV)


Arus lalu Angka
NSV
Kaki Simpang lintas (Q) Henti (NS)
(stop/smp)
(smp/jam) (stop/jam)
URT 286 3,58 1026,04

S 971 1,14 1115,50

B 487 2,97 1446,39

Sumber: Hasil Analisis, 2015

11. Perhitungan Tundaan lalu lintas (DT)


Tundaan lalu lintas dinyatakan dengan rumus :

NQ 1 x 3600
c xA +
DTj = Cj

Dengan:

2
0,5 x (1−GR j )
A = (1-GR j x DS j )

2
0,5 x (1−GR j ) NQ 1 x 3600
c x x
DTj = (1-GR j x DS j ) Cj

Perhitungan selanjutnya pada Tabel 4.18

Tabel 4.18 Perhitungan tundaan lalu lintas (DT)


Waktu
Rasio Derajat kapasitas
Kaki siklus NQ1 DT
Hijau Kejenuhan (C)
Simpang (c) (smp) (det/smp)
(GR) (DS) (smp/jam)
(detik)
URT 106 0,217 1,18 24,71 243,44 409,04
S 106 0,377 0,96 8,53 1008,73 62,73
B 106 0,236 1,13 32,46 430,66 313,54
Sumber: Hasil Analisis, 2015

12. Perhitungan Tundaan Gemetrik (DG)


Tundaan geometrik dinyatakan dengan rumus :

68
DG = (1- PSV) x PT x 6 + (PSV x 4)

Perhitungan selanjutnya pada Tabel 4.19

Tabel 4.19 Perhitungan tundaan geometrik (DG)


Rasio Berbelok DG
Kaki Simpang Angka Henti (Psv)
(Pt) ( dtk/smp)
URT 3,58 0,267 10,19
S 1,14 0,125 4,45
B 2,97 1,00 0,06
Sumber: Hasil Analisis, 2015

13. Perhitungan Tundaan Rata-Rata (D)


Tundaan rata – rata dinyatakan dengan rumus :

D = DT + DG

Maka dapat dihitung :

D(U) = DT + DG

Perhitungan selanjutnya pada Tabel 4.20

Tabel 4.20 Perhitungan tundaan rata-rata (D)


Tundaan Tundaan
lalu lintas geometri D
Kaki Simpang
(DT) k (D) ( dtk/smp)
(dtk/smp) (dtk/smp)
URT 409,04 10,19 419,23
S 62,73 4,45 67,18
B 313,54 0,06 313,59
Sumber: Hasil Analisis, 2015

14. Perhitungan Tundaan Total


Tundaan total dinyatakan dengan rumus :

Dtotal = D x Q

Maka dapat dihitung :

Perhitungan selanjutnya pada Tabel 4.21

69
Tabel 4.21 Perhitungan tundaan total (Dtot)
Tundaan
Arus Lalu
rata-rata Dtotal
Kaki Simpang Lintas (Q)
(D) ( dtk)
(smp/jam)
(dtk/smp)
URT 419,23 286 119.983,18
S 67,18 971 65.233,90
B 313,59 487 152.785,40
STOR 6 785 4.710,00
Total 2530 342.712,48
Sumber: Hasil Analisis, 2015

15. Perhitungan Rata-Rata Tundaan Total Seluruh Lengan Simpang


Rata-rata tundaan total seluruh lengan simpang dinyatakan dengan rumus:

∑ ( D x Q)
Drata-rata = Qtotal

Maka dihitung :

Drata-rata pada jam puncak pagi = 135,49 det/smp

Maka didapat kinerja Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan –


Jalan Pulau Buton pada tabel 4.22.

Tabel 4.22 Kinerja eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan
Pulau Buton
Jam Puncak Pagi
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 243,44 1,18 33,57 3,59
Jl. Sesetan (S) 1008,73 0,96 36,49 1,15 135,46 F
Jl. Pulau Buton (B) 430,66 1,13 47,41 2,97
Jam Puncak Siang
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 587,00 0,53 8,09 0,80
Jl. Sesetan (S) 1010,55 1,12 101,67 2,74 145,31 F
Jl. Pulau Buton (B) 430,48 0,98 21,12 1,52
Jam Puncak Sore
Kaki Simpang C NQtot NS D
Ds TP
(smp/jam) (smp) (stop/smp) (dtk/smp)
Jl. Diponegoro (URT) 243,45 1,22 38,42 0,80 167,62 F
Jl. Sesetan (S) 1009,21 1,09 84,40 2,35

70
Jl. Pulau Buton (B) 426,32 0,98 20,20 1,48
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Dari hasil kinerja eksisting simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan –
Jalan Pulau Buton diperoleh diagram seperti Gambar 4.5 .

180 167.62
160 145.31
140 135.49
Tundaan Total (smp/detik)

120
100
80
60
40
20
0
puncak pagi (08.30- puncak siang (10.00- puncak sore (15.30-
09.30) 11.00) 16.30)

PERIODE

Gambar 4.5 Grafik nilai tundaan simpang eksisting


Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.2 Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau
Nias Pada Kondisi Saat Ini
Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau Nias yang akan
ditinjau dapat dilihat pada Gambar 4.6.

71
Gambar 4.6 Ruas Jalan Pulau Buton – Jalan Pulau Bali – Jalan Pulau Nias
Sumber : Google Maps, 2015

4.2.1 Pembebanan Arus Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali, Pulau Nias Saat Ini
Dari besar volume dan komposisi kendaraan didapatkan besar pembebanan
arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Buton,Pulau Bali,Pulau Nias pada jam
puncak pagi, siang dan sore. Berdasarkan Tabel 2.6 nilai emp pada masing-
masing ruas jalan didapat dengan memperhitungkan arus lalu lintas total 2 arah
serta lebar jalur lalu lintas.

Tabel 4.23 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Buton saat ini pada jam puncak
pagi,siang dan sore

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI

Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraan
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas Total Lintas per Lintas
Ringan Berat
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah Q arah Total Q
(LV) (HV)
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Ke Timur 215 215,0 12 14,4 1283 320,8 1510 550,2
Buton 2780 1011,0
Ke Barat 186 186,0 4 4,8 1080 270,0 1270 460,8
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG

Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraan
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas Total Lintas per Lintas
Ringan Berat
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah Q arah Total Q
(LV) (HV)
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Ke Timur 218 218,0 3 3,6 1010 252,5 1231 474,1
Buton 2574 967,5
Ke Barat 200 200,0 8 9,6 1135 283,8 1343 493,4
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE

Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraan
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas Total Lintas per Lintas
Ringan Berat
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah Q arah Total Q
(LV) (HV)
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Ke Timur 193 193,0 5 6,0 1087 271,8 1285 470,8
Buton 4179 1371,1
Ke Barat 194 194,0 33 39,6 2667 666,8 2894 900,4
Sumber: Hasil Analisis, 2015

72
Tabel 4.24 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Bali saat ini pada jam puncak
Pagi,Siang dan Sore

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI


Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lintas per Lintas Lintas per Lintas
Jalan Pergerakan Ringan (LV) Berat (HV) (MC) arah Total Q arah Total Q
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Pulau Ke Utara 243 243,0 0 0,0 1583 395,8 1826 638,8
Bali 2548 874,8
Ke Selatan 74 74,0 0 0,0 648 162,0 722 236,0
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lintas per Lintas Lintas per Lintas
Jalan Pergerakan Ringan (LV) Berat (HV) (MC) arah Total Q arah Total Q
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Pulau Ke Utara 307 307,0 2 2,4 1005 251,3 1314 560,7
Bali 2266 903,3
Ke Selatan 137 137,0 2 2,4 813 203,3 952 342,7
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lintas per Lintas Lintas per Lintas
Jalan Pergerakan Ringan (LV) Berat (HV) (MC) arah Total Q arah Total Q
(knd/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Pulau Ke Utara 191 191,0 0 0,0 1278 319,5 1469 510,5
Bali 2181 777,3
Ke Selatan 71 71,0 2 36,0 639 159,8 712 266,8
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Tabel 4.25 Pembebanan arus lalu lintas Pulau Nias saat ini pada jam puncak Pagi,
Siang dan Sore

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI


Kendaraan Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Sepeda Motor
Nama Arah Berat Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
Ringan (LV) (MC)
Jalan Pergerakan (HV) per arah Total per arah Total
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (kend/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Raya Ke Barat 280 280,0 0 0,0 1039 259,8 1319 539,8
Nias 2804 1069,3
Ke Timur 211 211,0 0 0,0 1274 318,5 1485 529,5
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG
Kendaraan Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Sepeda Motor
Nama Arah Berat Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
Ringan (LV) (MC)
Jalan Pergerakan (HV) per arah Total per arah Total
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (kend/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Raya Ke Barat 183 183,0 2 2,4 724 181,0 909 366,4
Nias 2618 1104,2
Ke Timur 409 409,0 4 4,8 1296 324,0 1709 737,8
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE
Kendaraan Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Sepeda Motor
Nama Arah Berat Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
Ringan (LV) (MC)
Jalan Pergerakan (HV) per arah Total per arah Total
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 (kend/jam) (kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
Jl.   emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25        
Raya Ke Barat 120 120,0 1 1,2 700 175,0 821 296,2
Nias 2466 888,2
Ke Timur 241 241,0 0 0,0 1404 351,0 1645 592,0
Sumber: Hasil Analisis, 2015

73
Berdasarkan Tabel 4.23 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan
Pulau Buton dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.7 .
1600.0

1400.0 1371.1
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

1200.0
1011.0 967.5
1000.0 900.3
800.0
ke-timur
600.0 550.2 ke-barat
460.8 493.4
474.1 470.8 total
400.0

200.0

0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.7 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan Tabel 4.24 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan Pulau
Bali dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.8 .

1000.0
874.8 903.3
900.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

800.0 777.3
700.0 638.8
600.0 560.7
510.5
500.0 ke-utara
400.0 342.7 ke-selatan
266.8 total
300.0 236.0
200.0
100.0
0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.8 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Bali
Sumber: Hasil Analisis, 2015

74
Berdasarkan Tabel 4.25 Pembebanan arus lalu lintas pada Ruas Jalan Pulau
Nias dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.9 .

1200.0
1104.2
1069.3
1000.0
888.2
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

800.0 737.8

592.0 ke-barat
600.0 539.8
529.5
ke-timur
total
400.0 366.4
296.2

200.0

0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.9 Pembebanan arus lalu lintas saat ini pada Jalan Pulau Nias
Sumber: Hasil Analisis, 2015

75
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

296,2 737,8 529,5


592,0 366,4 539,8

Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

236,0 342,7 266,8


638,8 560,7 510,5
Jalan Pulau Buton

470,8 474,1 550,2

Jalan Raya Sesetan


900,4 493,4 460,8
Q PadaJam Puncak Pagi (Smp/Jam)
Q PadaJam Puncak Siang (Smp/Jam)
Q PadaJam Puncak Sore (Smp/Jam)
Gg.Buntu

Gambar 4.10 Pembebanan Arus Lalu Lintas Jalan Pulau Buton, Pulau
Bali dan Pulau Nias pada Kondisi Saat Ini
Sumber: Hasil Analisis,2015

76
4.2.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias
untuk Kondisi Saat Ini
Kinerja Jalan Pulau Buton,Pulau Bali, Pulau Nias perlu dianalisa untuk
mengetahui kinerja ruas jalan pada kondisi saat ini, guna merencanakan
pengelolaan lalu lintas dengan sistem satu arah pada ruas Jalan Pulau Buton -
Pulau Bali – Pulau Nias. Kapasitas dan pembebanan masing-masing ruas jalan
perlu diketahui untuk menghitung derajat kejenuhan.

A. Kapasitas Dasar (C0)


Kapasitas dasar untuk ruas jalan pada kondisi saat ini, berdasarkan pada
Tabel 2.8 untuk tipe jalan dua lajur tak terbagi adalah sebesar 2.900 smp/jam total
untuk 2 arah.

B. Kapasitas Sesungguhnya (C)


Untuk perhitungan kapasitas sesungguhnya (C) diperlukan faktor – faktor
penyesuaian seperti berikut:

1. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan (FCw)
Menurut Tabel 2.9, untuk empat lajur tak terbagi, dua lajur tak terbagi dan
satu arah, maka besar faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas untuk jalan
perkotaan (FCw) untuk masing-masing ruas jalan pada kondisi saat ini adalah
sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton ( 4,4 m) FCw = 0,56
Jl. Pulau Bali ( 4,17 m) FCw = 0,56
Jl. Pulau Nias ( 4,86 m) FCw = 0,56

2. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCsp)


Menurut Tabel 2.10 dengan memperhatikan persentase pemisah arah maka
untuk masing-masing ruas jalan, besar faktor penyesuaian pemisah arah (FC sp)
untuk semua ruas jalan pada kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton FCsp = 55: 45 = 0,97
Jl. Pulau Bali FCsp = 70: 30 = 0,88

77
Jl. Pulau Nias FCsp = 50: 50 = 1.00
Faktor penyesuaian pemisah arah (FCsp) diatas hanya berdasarkan data pada jam
puncak pagi.

3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan /kereb (FCSF)


Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias termasuk dalam kondisi
daerah komersial dengan aktifitas sisi jalan yang sedang, dapat dilihat pada Tabel
2.11 kelas hambatan samping kawasan ini adalah sedang dangan kode M
(Medium). Lebar Bahu Jalan pada seluruh kawasan ini adalah < 0,5 m, sehingga
menurut Tabel 2.12 dapat diambil nilai FCSF sebesar 0,89 untuk ruas Pulau Buton,
Pulau Bali, Pulau Nias karena tipe jalan ruas tersebut 2/2 UD.

4. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCCS)


Data Jumlah penduduk yang digunakan dalam faktor penyesuaian ukuran
kota diambil dari jumlah penduduk Kota Denpasar. Pada tahun 2013, penduduk
Kota Denpasar berjumlah mencapai 846.200 jiwa (BPS,2013). Berdasarkan Tabel
2.14 maka didapat nilai untuk FCcs = 0,94.
Perhitungan kapasitas ruas jalan pada kondisi saat ini dapat dilihat pada Tabel
4.26. Untuk kondisi saat jam puncak siang dan sore dapat dilihat pada Lampiran
D4.4 Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias.

Tabel 4.26 Analisis kapasitas sesungguhnya pada kondisi saat ini

Lebar Kend. Lebar Lebar Lebar Pemisa Kelas


Tipe Total Parkir Lajur 1 Lajur 2 Efektif h arah Hambatan
Nama Jalan Jalan (m) (m) (m) (m)) (m) (%-%) Samping
Jl.Pulau
Buton 2/2 UD 6,4 2 1,2 3,2 4,4 55-45 M

Jl. Pulau Bali 2/2 UD 6,17 2 1,65 2,52 4,17 70-30  M

Jl. Pulau Nias 2/2 UD 6,86 2 1,4 3,46 4,86 50-50 M

78
Lanjutan Tabel 4.26
Kapasitas Sesungguhnya (smp/jam)
Penyesuaian Kapasitas
Kapasitas Penyesuaian Penyesuaian Hambatan Penyesuaian yang telah
Nama Jalan Dasar (Co) Lebar Jalur Pemisah Arah Samping dan Ukuran Kota disesuaikan
(smp/jam) (FCw) (FCsp) Lebar (FCcs) (C)
Bahu(FCSF) (smp/jam)
Jl.Pulau Buton 2900 0,56 0,97 0,89 0,94 1317,88
Jl. Pulau Bali 2900 0,56 0,88 0,89 0,94 1195,60
Jl. Pulau Nias 2900 0,56 1,00 0,89 0,94 1358,63
Sumber: Hasil Analisis, 2015

C. Analisis Kinerja Ruas Jalan


Kinerja ruas jalan ditinjau dari derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan.
Derajat kejenuhan dapat dinyatakan dalam rumus:
Q
DS = C

Tabel 4.27 Kinerja Ruas Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias Pada Saat Ini
Jam Puncak Pagi
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 1011,0 1317,88 0,77
Jl. Pulau Bali 874,8 1195,60 0,73
Jl. Pulau Nias 1069,3 1358,63 0,78
Jam Puncak Siang
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 967,5 1317,88 0,73
Jl. Pulau Bali 903,3 1195,60 0,75
Jl. Pulau Nias 1104,2 1358,63 0,81
Jam Puncak Sore
Nama Jalan Volume lalu lintas (Q) Kapasitas (C) Derajat
(smp/jam) (smp/jam) Kejenuhan (DS)
Jl.Pulau Buton 1371,1 1317,88 1,04
Jl. Pulau Bali 777,3 1195,60 0,65
Jl. Pulau Nias 888,2 1358,63 0,65
Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.3 Alternatif Pengelolaan Lalu Lintas Pada Jalan Pulau Buton, Pulau Bali,
Pulau Nias

79
Sebelum pada alternatif pengelolaan lalu lintas yang akan dijelaskan, dapat
dilihat terlebih dahulu pergerakan arus lalu lintas pada simpang dan ruas jalan
untuk kondisi saat ini pada Gambar 4.11.

Pada alternatif pengelolaan lalu lintas sistem satu arah dilakukan perubahan
arah pergerakan lalu lintas pada Jalan Pulau Buton, Jalan Pulau Bali, Jalan Pulau
Nias akan satu arah. Dimana pergerakan lalu lintas satu arah dari jalan sesetan
menuju Jalan Diponegoro tidak dapat melewati Jalan Diponegoro depan Pasar
Sanglah melainkan melewati Jalan Pulau Buton kemudian kearah utara ke Jalan
Pulau Bali kemudian ke timur ke Jalan Pulau Nias. Setelah dari pulau Nias arus
lalu lintas dapat menuju ke arah utara dan selatan (Jalan Diponegoro). Pola
Pergerakan lalu lintas satu arah dapat dilihat pada Gambar 4.12.

80
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong

Jalan Pulau Bali


Jalan Pulau Buton

Jalan Raya Sesetan


Gg.Buntu

Gambar 4.11 Arus pergerakan lalu lintas pada kondisi saat ini
81
.

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

Jalan Pulau Buton

Jalan Raya Sesetan


Gg.Buntu

Gambar 4.12 Alternatif pengelolaan lalu lintas Jl.Diponegoro-Sesetan-Pulau Buton , Pulau


Bali dan Pulau Nias 82
4.4 Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias Pada
Alternatif Pengelolaan Sistem Satu Arah
4.4.1 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali
Pulau Nias Pada Alternatif Sistem Satu Arah
Sebelum mendapatkan besar pembebanan arus lalu lintas Jalan Pulau Buton,
Pulau Bali dan Pulau Nias terlebih dahulu perlu diketahui volume dan komposisi
kendaraan pada Simpang Jalan Diponegoro – Jalan Raya Sesetan – Jalan Pulau
Buton, Simpang jalan Pulau Buton – Pulau bali dan Simpang Diponegoro – Pulau
Nias.
Sebelum mencari besar pembebanan arus lalu lintas Jalan Pulau Buton,
Pulau Bali dan Pulau Nias Pada Jam Puncak Pagi, siang dan sore setelah
dilakukan pengelolaan satu arah terhadap ruas jalan pulau Buton, Pulau Bali dan
Pulau Nias didapatkan besar pembebanan dengan kondisi eksisting dapat dilihat
pada Tabel 4.28 serta Gambar 4.13 pada simpang dan ruas jalan untuk kondisi
saat ini terlebih dahulu, untuk mencari besar pembebanan Ruas Jalan Pulau
Buton, Pulau Bali dan Pulau Nias adalah Sebagai Berikut :

Tabel 4.28 Menentukan Volume dan Komposisi Kendaraan kondisi eksisting

Nama Jalan Arah Jam Puncak Pagi Jam Puncak Siang Jam Puncak Sore

Jl. Pulau Ke Timur CRT + CLT CRT + CLT CRT + CLT


Buton Ke Barat ART + BLT ART + BLT ART + BLT
Ke Utara DRT + ELT + F' ‘ST DRT + ELT + F' ‘ST DRT + ELT + F' ‘ST
Jl.Pulau Bali
Ke Selatan FRT + FLT FRT + FLT FRT + FLT
Ke Timur GLT GLT GLT
JL.Pulau Nias
Ke Barat GST GST GST
Sumber: Hasil Analisis, 2015
Ket :
(A) = Jalan Diponegoro
(B)= Jalan Raya Sesetan
(C) dan (D) = Jalan Pulau Buton(Bagian Timur)
(E) = Jalan Pulau Buton(Bagian Barat)
(F) = Jalan Pulau Bali
(G) = Jalan Pulau Nias

83
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

211 1274
G
0

LT
0 208 1039

HV LV MC

Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong

Jalan Pulau Bali

HV
0
0

HV

26
2
53

LV
21

427
133
LV
564

MC
84

1620
750
MC
RT LT
HV LV MC F A
ST RT

E
0 236 1533

LT ST
6 114 332

LT RT
1 112 1056
D 50 7 0
6 101 951 C

ST RT
HV LV MC
1275 129 3
LT ST

F' MC LV HV

327
Jalan Pulau Buton

MC
1729
Gg.Buntu

LV
477
53
Jalan Raya Sesetan

HV
21
2
B

Gambar 4.13 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak pagi pada saat kondisi
eksisting
Sumber: Hasil Analisis,2015
84
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

G 4 409 1296

LT
2 183 724

ST
HV LV MC

Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong

Jalan Pulau Bali

HV
2
0

HV

17
4
110

LV
27

416
149
LV
665
148

MC

1653
773
MC
RT LT
HV LV MC F
A
ST RT

2 300 981
E
LT ST
2 104 288

LT RT
8 165 863
D 24 7 0
1 722 114 C

ST RT
HV LV MC
1042 221 7
LT ST
F' MC LV HV

MC
362
Jalan Pulau Buton

1842
Gg.Buntu

LV
612
51
Jalan Raya Sesetan

HV
18
4
B

Gambar 4.14 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak siang pada saat kondisi
eksisting
Sumber: Hasil Analisis,2015

85
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

0 241 1404
G

LT
1 120 700

ST
HV LV MC

Jalan Diponegoro
Jalan Waturenggong

Jalan Pulau Bali

HV
2
0

29
25
HV
60

LV
11

1542 469
2275 144
LV
551

MC
88

MC
RT LT
HV LV MC
F
A
ST RT

0 189 1242

LT ST
E 1 100 352

LT RT
C
4 147 1268
D 36 2 0
4 93 735

ST RT
HV LV MC
1291 186 1
LT ST
MC LV HV
F'

MC
392

1919
Jalan Pulau Buton

Gg.Buntu

LV
535
50

HV
35
Jalan Raya Sesetan

4
B

Gambar 4.15 Volume dan Komposisi kendaraan jam puncak sore pada saat kondisi
eksisting

Sumber: Hasil Analisis,2015

86
Besar pembebanan arus lalu lintas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau
Nias Pada Jam Puncak Pagi, siang dan sore setelah dilakukan pengelolaan satu
arah terhadap ruas jalan pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau Nias dengan mencari
besar pembebanan Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali dan Pulau Nias dengan
cara sebagai berikut :

Tabel 4.29 Pembebanan Arus Lalu Lintas saat dilakukan alternative pengelolaan

Nama Jalan arah jam Puncak pagi jam Puncak siang jam Puncak sore

Jl. Pulau
Ke Barat ART + BLT + BST ART + BLT + BST ART + BLT + BST
Buton (C)
Jl.Pulau Bali DRT + ELT + EST + DRT + ELT + EST + DRT + ELT + EST
Ke Utara
(F) F ‘ST + GST F ‘ST + GST + F ‘ST + GST
JL.Pulau Nias
Ke Timur BST + CLT + EST BST + CLT + EST BST + CLT + EST
(G)
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Ket :
(A) = Jalan Diponegoro
(B)= Jalan Raya Sesetan
(C) dan (D) = Jalan Pulau Buton(Bagian Timur)
(E) = Jalan Pulau Buton(Bagian Barat)
(F) = Jalan Pulau Bali
(G) = Jalan Pulau Nias

87
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

28
HV
703
LV
3117
MC G

F Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

HV
1
459
LV
3158
MC
Jalan Pulau Buton

C 2809 663
MC LV
25
HV

Jalan Raya Sesetan


Gg.Buntu

Gambar 4.16 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak pagi

Sumber: Hasil Analisis,2015

88
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

28
HV
881
LV
2993
MC G

F Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

HV
11
2230 563
MC LV
Jalan Pulau Buton

2977 812 26
C MC LV HV

Jalan Raya Sesetan


Gg.Buntu

Gambar 4.17 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak siang
Sumber: Hasil Analisis,2015
89
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

40
HV
782
LV
3539
MC G

F Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

HV
4
2896 398
MC LV
Jalan Pulau Buton

C 4586 729
MC LV
68
HV

Jalan Raya Sesetan


Gg.Buntu

Gambar 4.18 Pembebanan Arus Lalu Lintas Ruas Jalan Pulau Buton,Pulau
Bali,Pulau Nias alternatif pengelolaan satu arah pada jam puncak sore

Sumber: Hasil Analisis,2015


90
U

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Nias

1714,8 1662,91515,9

Jalan Waturenggong

Jalan Diponegoro
Jalan Pulau Bali

1249,71133,7 1126,8
Jalan Pulau Buton

Jalan Raya Sesetan


1957,1 1587,5 1395,3

Q PadaJam Puncak Pagi (Smp/Jam)


Q PadaJam Puncak Siang (Smp/Jam)
Q PadaJam Puncak Sore (Smp/Jam)

Gg.Buntu

Gambar 4.19 Pembebanan Arus Lalu Lintas jam puncak pagi, siang dan sore pada
alternatif pengelolaan

Sumber: Hasil Analisis,2015

91
. Untuk jam puncak pagi,siang dan sore Pada Ruas Jalan Pulau Buton dapat dilihat
pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan satu arah jam
puncak pagi,siang dan sore pada ruas Jalan Pulau Buton

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI

Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Buton Barat 663 663,0 25 30,0 2809 702,3 3497 3497 1395,3 1395,3

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG

Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Buton Barat 812 812,0 26 31,2 2977 744,3 3815 3815 1587,5 1587,5

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE

Arus
Arus Lalu
Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Kendaraan Kendaraan Lintas
Nama Arah Sepeda Motor Lintas Lintas per Lintas
Ringan Berat Total Q
Jalan Pergerakan (MC) per arah arah Total Q
(LV) (HV) (kend/jam
(knd/jam (smp/jam) (smp/jam)
)
)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Buton Barat 729 729,0 68 81,6 4586 1146,5 5383 5383 1957,1 1957,1

Sumber: Hasil Analisis, 2015

92
Untuk jam puncak pagi, siang dan sore Pada Ruas Jalan Pulau Bali dapat dilihat
pada Tabel 4.31 .

Tabel 4.31 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan puncak pagi, siang
dan sore pada ruas Jalan Pulau Bali
ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI

Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraa Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas per
Ringan n Berat Lintas Total Lintas Total
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah arah
(LV) (HV) Q (kend/jam) Q (smp/jam)
(knd/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Bali 45 459, 315 789,
Utara 1 1,2 3618 3618 1249,7 1249,7
9 0 8 5

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG

Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraa Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas per
Ringan n Berat Lintas Total Lintas Total
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah arah
(LV) (HV) Q (kend/jam) Q (smp/jam)
(knd/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Bali 56 563, 223 557,
Utara 11 13,2 2804 2804 1133,7 1133,7
3 0 0 5

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE

Arus Lalu Arus Lalu


Kendaraan Kendaraa Arus Lalu Arus Lalu
Nama Arah Sepeda Lintas per Lintas per
Ringan n Berat Lintas Total Lintas Total
Jalan Pergerakan Motor (MC) arah arah
(LV) (HV) Q (kend/jam) Q (smp/jam)
(knd/jam) (smp/jam)

  emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25      


 
Jl.
Pulau
Bali 39 398, 289 724,
Utara 4 4,8 3298 3298 1126,8 1126,8
8 0 6 0

Sumber: Hasil Analisis, 2015

93
Untuk jam puncak pagi,siang dan sore pada ruas jalan Pulau Nias dapat dilihat
pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan puncak pagi, siang
dan sore pada ruas Jalan Pulau Nias

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK PAGI

Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)

emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25    


     
Jl.
Raya
Nias Timur 703 703,0 28 33,6 3117 779,3 3848 3848 1515,9 1515,9

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SIANG

Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)

emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25    


     
Jl.
Raya
Nias Timur 881 881,0 28 33,6 2993 748,3 3902 3902 1662,9 1662,9

ARUS LALU LINTAS KENDARAAN BERMOTOR JAM PUNCAK SORE

Arus
Kendaraan Kendaraan Sepeda Motor Lalu
Arus Lalu Arus Lalu Arus Lalu
Nam Arah Ringan (LV) Berat (HV) (MC) Lintas
Lintas (Q) Lintas (Q) Lintas (Q)
a Pergerak (Q) per
Total per arah Total
Jalan an arah
(kend/jam) (smp/jam) (smp/jam)
(kend/j
emp = 1,0 emp = 1,2 emp = 0,25 am)

emp = 1 emp = 1,2 emp = 0,25    


     
Jl.
Raya
Nias Timur 782 782,0 40 48,0 3539 884,8 4361 4361 1714,8 1714,8

Sumber: Hasil Analisis, 2015

94
Berdasarkan Tabel 4.30 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif
pengelolaan pada Ruas Jalan Pulau Buton dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.20
saat jam puncak pagi, siang dan sore.

2500.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

1957.1
2000.0
1587.5
1500.0 1395.3

1000.0 ke barat

500.0

0.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.20 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jl.Pulau Buton
Sumber: Hasil Analisis, 2015

Berdasarkan Tabel 4.31 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif


pengelolaan pada Ruas Jalan Pulau Bali dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.21
saat jam puncak pagi, siang dan sore.

1260.0 1249.7
1240.0
1220.0
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

1200.0
1180.0
1160.0
1140.0 1133.7
1126.8 ke-utara
1120.0
1100.0
1080.0
1060.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.21 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jl. Pulau Bali
Sumber: Hasil Analisis, 2015

95
Berdasarkan Tabel 4.32 Pembebanan arus lalu lintas untuk alternatif pengelolaan
pada Ruas Jalan Pulau Nias dapat diperoleh diagram seperti Gambar 4.22 saat jam
puncak pagi, siang dan sore.

1750.0
1714.8
1700.0
1662.9
Volume Lalu Lintas (Smp/Jam)

1650.0

1600.0

1550.0 ke-timur
1515.9
1500.0

1450.0

1400.0
puncak pagi puncak siang puncak sore
Waktu

Gambar 4.22 Pembebanan arus lalu lintas pengelolaan pada Jalan Pulau Nias
Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.4.2 Analisis Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias untuk
Alternatif Pengelolaan satu arah
Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias dianalisis untuk
mengetahui kinerja ruas jalan pada kondisi saat menggunakan alternatif pengelolaan
lalu lintas satu arah, guna mengetahui dampak pengelolaan lalu lintas dengan sistem
satu arah pada ruas Jalan Pulau Buton – Pulau Bali – Pulau Nias . Kapasitas dan
pembebanan masing-masing ruas jalan perlu diketahui untuk menghitung derajat
kejenuhan dan mengetahui tingkat pelayanan jalan.

A. Kapasitas Dasar (C0)


Kapasitas dasar untuk ruas jalan pada kondisi saat ini, berdasarkan pada Tabel 2.8
untuk tipe jalan empat lajur terbagi atau jalan satu arah memiliki kapasitas dasar 1650
smp/jam perlajur.

96
B. Kapasitas Sesungguhnya (C)
Untuk perhitungan kapasitas sesungguhnya (C) diperlukan faktor – faktor
penyesuaian seperti berikut:

1. Faktor Penyesuaian Lebar Jalur Lalu Lintas Untuk Jalan Perkotaan (FCw)
Menurut Tabel 2.9, untuk empat lajur tak terbagi, dua lajur tak terbagi dan satu
arah, maka besar faktor penyesuaian lebar jalur lalu lintas untuk jalan perkotaan (FC w)
untuk masing-masing ruas jalan pada kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton ( 6,4 m) FCw = 0,94
Jl. Pulau Bali ( 6,17 m) FCw = 0,98
Jl. Pulau Nias ( 6,86 m) FCw = 0,89

2. Faktor Penyesuaian Pemisah Arah (FCsp)


Menurut Tabel 2.10 dengan memperhatikan persentase pemisah arah maka
untuk masing-masing ruas jalan, besar faktor penyesuaian pemisah arah (FC sp) untuk
semua ruas jalan pada kondisi saat ini adalah sebagai berikut:
Jl. Pulau Buton FCsp = Satu Arah = 1,00
Jl. Pulau Bali FCsp = Satu Arah = 1,00
Jl. Pulau Nias FCsp = Satu Arah = 1,00

3. Faktor Penyesuaian Hambatan Samping dan Bahu Jalan /kereb (FCSF)


Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias termasuk dalam kondisi daerah
komersial dengan aktifitas sisi jalan yang sedang, dapat dilihat pada Tabel 2.11 kelas
hambatan samping kawasan ini adalah tinggi dangan kode M (Medium). Lebar Bahu
Jalan pada seluruh kawasan ini adalah < 0,5 m, sehingga menurut Tabel 2.12 dapat
diambil nilai FCSF sebesar 0,89 untuk ruas Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias karena
tipe jalan ruas tersebut 2/2 UD.

4. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota (FCCS)


Data Jumlah penduduk yang digunakan dalam faktor penyesuaian ukuran kota
diambil dari jumlah penduduk Kota Denpasar. Pada tahun 2013, penduduk Kota
Denpasar berjumlah mencapai 846.200 jiwa (BPS,2013). Berdasarkan Tabel 2.14 maka
didapat nilai untuk FCcs = 0,94.

97
Perhitungan kapasitas ruas jalan pada kondisi pengelolaan dapat dilihat pada Tabel 4.33.
Untuk kondisi saat jam puncak siang dan sore dapat dilihat pada Lampiran D.5 Jalan
Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias.

Tabel 4.33 Analisis kapasitas sesungguhnya pada kondisi alternatif pengeloaan

Kelas
Lebar Pemisah
Nama Jalan Tipe Jalan Hambatan
Efektif (m) arah (%-%)
Samping

Jl.Pulau Buton 2/1 6,4 - M

Jl. Pulau Bali 2/1 6,17  - M

Jl. Pulau Nias 2/1 6,86  - M

Kapasitas Sesungguhnya (smp/jam)

Penyesuaian Kapasitas
Kapasitas
Penyesuaian Penyesuaian Hambatan Penyesuaian yang telah
Dasar
Nama Jalan Lebar Jalur Pemisah Samping Ukuran disesuaikan
(Co)
(FCw) Arah (FCsp) dan lebar Kota (FCcs) (C)
(smp/jam)
bahu(FCsf) (smp/jam)

Jl.Pulau Buton 3300 0,94 1,00 0,89 0,94 2595,13

Jl. Pulau Bali 3300 0,98 1,00 0,89 0,94 2705,56

Jl. Pulau Nias 3300 0,89 1,00 0,89 0,94 2457,09


Sumber: Hasil Analisis, 2015

C. Perhitungan Ruas Jalan


Kinerja jalan ditinjau dari derajat kejenuhan. Derajat kejenuhan dapat dinyatakan
dalam rumus:
Q
DS = C
Pada Tabel 4.34 dapat di lihat perbandingan derajat kejenuhan kinerja ruas jalan saat
kondisi eksisting dan setelah pengelolaan :

98
Tabel 4.34 Kinerja Ruas Pulau Buton,Pulau Bali dan Pulau Nias pada kondisi eksisting
dan alternatif pengelolaan lalu lintas satu arah

Jam Puncak Pagi

Nama Volume lalu lintas (Q) (smp/jam) Kapasitas (C) (smp/jam)


Derajat Kejenuhan (DS)
Jalan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase
UD) 2/1) % UD) 2/1) % UD) 2/1) %
Jl. Pulau
Buton 1011 1395,3 27,54 1317,88 2595,13 49,22 0,77 0,54 29,87
Jl. Pulau
Bali 874,8 1249,7 30 1195,6 2705,56 55,81 0, 73 0,46 36,98
Jl. Pulau
Nias 1069,3 1515,9 29,5 1358,63 2457,09 44,70 0,78 0,62 20,51

Jam Puncak Siang

Nama Volume lalu lintas (Q) (smp/jam) Kapasitas (C) (smp/jam)


Derajat Kejenuhan (DS)
Jalan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase
UD) 2/1) % UD) 2/1) % UD) 2/1) %
Jl. Pulau
Buton 967,5 1587,5 39,05 1317,88 2595,13 49,22 0,73 0,61 16,44
Jl. Pulau
Bali 903,3 1133,7 20,32 1195,6 2705,56 55,81 0,75 0,42 44
Jl. Pulau
Nias 1104,2 1662,9 33,6 1358,63 2457,09 44,70 0,81 0,68 16,05

Jam Puncak Sore

Nama Volume lalu lintas (Q) (smp/jam) Kapasitas (C) (smp/jam)


Derajat Kejenuhan (DS)
Jalan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase ( Tipe 2/2 ( Tipe Persentase
UD) 2/1) % UD) 2/1) % UD) 2/1) %
Jl. Pulau
Buton 1371,1 1957,1 29,94 1317,88 2595,13 49,22 1,04 0,75 27,88
Jl. Pulau
Bali 777,3 1126,8 31,02 1195,6 2705,56 55,81 0,65 0,42 35,38
Jl. Pulau
Nias 888,2 1714,8 48,20 1358,63 2457,09 44,70 0,65 0,7 7,14
Sumber: Hasil Analisis, 2015

99
4.5 Perbandingan Analisis Kinerja Simpang Jalan Diponegoro – Sesetan –
Pulau Buton dan Kinerja Ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau
Nias Pada Kondisi Eksisting dan Alternatif Pengelolaan.

Tabel 4.22 memperlihatkan kinerja simpang dan tabel 4.34 memperlihatkan


ruas jalan pada kondisi saat ini dengan kondisi bila dilakukan alternatif
pengelolaan, Berikut uraiannya :

Pada simpang Jalan Diponegoro – Sesetan – Pulau Buton diperoleh kapasitas


antara 243,44 – 1010,55 smp/jam, derajat kejenuhan paling tinggi pada jam
puncak pagi antara 0,96 – 1,18 dengan rasio kendaraan terhenti antara 1,15 - 3,59
stop/smp. Pada jam puncak siang diperoleh derajat kejenuhan antara 0,98- 1,12
dengan rasio kendaraan terhenti antara 0,80 – 2,74 stop/smp sedangkan pada jam
puncak sore dengan derajat kejenuhan antara 0,98-1,22 dengan rasio kendaraan
terhenti 1,48 – 3,97 stop/smp. Tundaan pada simpang Diponegoro – Sesetan –
Pulau Buton 135,46 dtk/smp pada saat jam puncak pagi, 145,31 pada jam puncak
siang dan 167,62 pada jam puncak sore sementara itu jika dilakukan alternatif
pengelolaan satu arah pada simpang tidak terjadi konflik.
Jam Puncak Pagi volume lalu lintas meningkat 27,54 % pada ruas Jalan
Pulau Buton volume lalu lintas saat kondisi eksisting mencapai 1011,0 smp/jam
sedangkan pada saat alternative pengelolaan 1395,3 smp/jam, pada ruas Jalan
Pulau Bali volume lalu lintas meningkat 30% dimana pada saat kondisi eksisting
sebesar 874,8 smp/jam dan pada saat dilakukan alternative pengelolaan volume
lalu lintas menjadi 1249,7 smp/jam dan pada ruas Jalan Pulau Nias volume lalu
lintas meningkat 29,5 % dengan eksisting mencapai 1069,3 sedangkan pada
pengelolaan mencapai 1515,9 smp/jam. Dan untuk Kapasitas kondisi eksisting
pada Jalan Pulau Buton meningkat 49,22% dimana kapasitas eksisting 1317,88
smp/jam menjadi 2595,13 smp/jam pada ruas jalan Pulau Bali kapasitas
meningkat sebesar 55,81% pada kondisi eksisting 1195,6 smp/jam menjadi
2705,56 smp/jam, sedangkan kapasitas pada ruas Jalan Pulau Nias meningkat
mencapai 44,70% dari 1358,63 smp/jam menjadi 2457,09 smp/jam pada saat
dilakukan alternatif pengelolaan. Derajat Kejenuhan pada Jalan Pulau Buton

100
menurun 29,87% pada saat kondisi eksisting 0,77 menjadi 0,54 dan pada Jalan
Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 36,98% dimana saat kondisi eksisting 0,73
menjadi 0,46 . Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan menurun 20,51% dimana
kondisi eksisting 0,78 menjadi 0,62.
Jam Puncak siang volume lalu lintas meningkat 39,05 % pada ruas Jalan
Pulau Buton volume lalu lintas saat kondisi eksisting mencapai 967,5 smp/jam
sedangkan pada saat alternative pengelolaan 1587,5 smp/jam, pada ruas Jalan
Pulau Bali volume lalu lintas meningkat 20,32% dimana pada saat kondisi
eksisting sebesar 903,3 smp/jam dan pada saat dilakukan alternative pengelolaan
volume lalu lintas menjadi 1133,7 smp/jam dan pada ruas Jalan Pulau Nias
volume lalu lintas meningkat 33,6% dengan eksisting mencapai 1104,2 sedangkan
pada pengelolaan mencapai 1662,9 smp/jam. Derajat Kejenuhan pada Jalan Pulau
Buton menurun 16,44% pada saat kondisi eksisting 0,73 menjadi 0,61 dan pada
Jalan Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 44% dimana saat kondisi eksisting
0,75 menjadi 0,42 . Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan menurun 16,05%
dimana kondisi eksisting 0,81 menjadi 0,68.
Jam Puncak sore volume lalu lintas meningkat 29,94 % pada ruas Jalan
Pulau Buton volume lalu lintas saat kondisi eksisting mencapai 1371,1 smp/jam
sedangkan pada saat alternative pengelolaan 1957,1 smp/jam, pada ruas Jalan
Pulau Bali volume lalu lintas meningkat 31,02% dimana pada saat kondisi
eksisting sebesar 777,3 smp/jam dan pada saat dilakukan alternative pengelolaan
volume lalu lintas menjadi 1126,3 smp/jam dan pada ruas Jalan Pulau Nias
volume lalu lintas meningkat 48,20% dengan eksisting mencapai 888,2 sedangkan
pada pengelolaan mencapai 1714,8 smp/jam. Derajat Kejenuhan pada Jalan Pulau
Buton menurun 27,88% pada saat kondisi eksisting 1,04 menjadi 0,75 dan pada
Jalan Pulau Bali derajat kejenuhan menurun 35,38% dimana saat kondisi eksisting
0,65 menjadi 0,42. Pada Jalan Pulau Nias derajat kejenuhan meningkat 7,14%
dimana kondisi eksisting 0,65 menjadi 0,7.

101
4.6 Alternatif Yang Direkomendasikan Pada Pengelolaan Lalu Lintas
Sistem Satu Arah
Berdasarkan tabel 4.34 Perbandingan Analisis Kinerja Ruas Jalan Eksisting
Dan Alternatif Pengelolaan Ruas Jalan Diponegoro, Pulau Bali, Pulau Nias dirasa
bisa menyelesaikan masalah kemacetan, maka direkomendasikan alternatif untuk
pengelolaan lalu lintas sistem satu arah pada simpang Jalan Diponegoro – Sesetan
– Pulau Buton dan pada ruas Jalan Pulau Buton, Pulau Bali, Pulau Nias.

102
117

Anda mungkin juga menyukai