POKOK BAHASAN :
Abstract Kompetensi
Resiko yang dihadapi masing-masing lingkungan kerja bervariasi satu sama lainnya,
tergantung dari jenis pekerjaan yang dikerjakan. Kondisi kerja didalam kantor relatif memiliki
resiko yang relatif rendah dibandingkan dengan tempat lain. Misalnya jika dibandingkan
dengan jika bekerja dipabrik atau dilapangan. Resiko di pabrik atau dilapangan memiliki resiko
kerja yang cukup tinggi, bahkan dapat mengancam kesehatan dan jiwa karyawan setiap waktu.
Keselamatan kerja yang tidak atau kurang terjamin akan membuat karyawan kurang
bersemangat untuk bekerja. Bahkan bukan tidak mungkin banyak karyawan yang tidak serius
untuk bekerja, karena selalu diliputi rasa was-was akan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu
keselamatan kerja perlu diutamakan oleh setiap perusahaan apapun jenisnya.
Keselamatan kerja perlu dibudayakan agar mampu meminimalkan kecelakaan kerja.
Karyawan perlu diberikan sosialisasi terlebih dulu tentang keselamatan kerja, sebelum
karyawan bekerja. Hal ini penting agar dalam bekerja karyawan dapat memahami, mematuhi
dan melaksanakan keselamatan kerja dengan sebaik-baiknya.
Memang dalam praktiknya keselamatan kerja sudah dinomor satukan oleh perusahaan
sebelum karyawan memulai kerja, terutama yang bekerja dipabrik, gudang atau dilapangan.
Tidak heran jika ditempat-tempat tertentu ditiuliskan kata-kata “ safety fist” yang artinya
utamakan keselamatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian perusahaan terhadap
keselamatan kerja karyawan cukup baik.
Jadi adalah kewajiban setiap karyawan untuk mematuhi apa yang telah dibuat
perusahan. Kepatuhan karyawan untuk menggunakan semua peralatan kerja dengan sebaik-
baiknya, bukan hanya menguntungkan karyawan semata, akan tetapi juga terhadap aktifitas
kerja. Sebaliknya bagi perusahaan merupakan kewajiban untuk membuat program keselamatan
Terdapat berbagai jenis atau tipe kecelakaan yang sering timbul dengan berbagai jenis
pekerjaan. Adapun tipe kecelakaan kerja yang sering terjadi yang dikutip dari sumber
kemenkertrans adalah :
1. Terbentur pada umumnya menunjukkan kontak atau persinggungan dengan benda tajam
atau benda keras yang menyebabkan tergores, terpotong, tertusuk dll,
2. Terpukul (pada umumnya karena terjatuh, meluncur, melayang dll),
3. Tertangkap pada dalam dan diantara benda (terjepit, tergigit, tertimbun, tenggelam dll),
4. Jatuh karena ketinggian yang sama,
5. Jatuh karena ketinggian yang berbeda,
6. Tergelincir,
Disamping larangan diatas, ada larangan lainnya yang tidak boleh dilanggar menurut
undang-undang yaitu :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun
Antony. William P. Human Resources Management. New York ; The Dryden Press 2010
Dessler, Gary. Human Resource Management 8th. New Jersey:Prentice Hall International.,Inc.,
2013.
Gomes,Luis R, David B Balkin, Robert L Cardy. Managing Human Resources 5th. Singapore :
Prentice Hall International.,inc., 2007.
Ivancevich,John M. Human Resources Management 10th. Singapore: McGraw-Hill
International.,inc., 2008..
Mello, Jeffrey A, Strategic Human Resource Management,Fourth Edition, USA; Cengage learning
2015
Noe, et al. Human Resources Management. New York : McGraw-Hill Companies, Inc., 2014
Stone, J Raymond. Human Resources Management. Australia: John wiley & Son.,inc., 2005.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
Undang-undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003.
PP Nomor 46 Tahun 2011
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004