Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN 13

Keamanan dan Keselamatan kerja

POKOK BAHASAN :

Latar Belakang, Defenisi,Tujuan, faktor-faktor yang memengaruhi, Resiko


,Ruang Lingkup, Larangan dan
Cara mengatasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja.

Program Tatap Kode


Fakultas Disusun Oleh
Studi Muka MK
Ekonomi dan Magister 13 31059 Dr. Kasmir, SE.MM
Bisnis Manajemen

Abstract Kompetensi

Menjelaskan latar belakang, Mahasiswa mengerti dan


tujuan, definisi,tujuan, resiko dan memahami Memahami latar
faktor-faktor yang memengaruhi, belakang,definisi,tujuan, resiko dan
larangan dalam keselamatan dan faktor-faktor yang memengaruhi,
kesehatan kerja larangan dalam keselamatan dan
kesehatan kerja.

2013 Strategic Human Resource


1 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
A. LATAR BELAKANG
Dalam praktiknya aktifitas karyawan bekerja paling sedikit 8 jam perhari, yang dipenuhi
dengan berbagai kesibukan untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Bahkan terkadang lama bekerja menjadi bertambah, jika ada tugas tambahan yang harus
dikerjakan segera, dan dalam hal ini karyawan mengambil jam kerja lembur. Selama bekerja
banyak resiko yang dihadapi karyawan, yang bahkan terkadang dapat mengancam
keselamatan jiwa dan raganya. Adalah kewajiban perusahaan untuk melindungi karyawan
selama jam kerja, bahkan karyawan juga dilindungi keselamatannya selama menuju dan pulang
dari tempat kerja.
Keselamatan kerjan yang dilakoni karyawan biasanya tergantung lingkungan dimana
dia bekerja. Hal ini disebabkan lingkungan kerja akan memengaruhi keselamatan kerja
karyawan. Artinya lingkungan kerja harus dapat menjaga dan melindungi karyawan dari
kecelakaan kerja. Dalam praktiknya lingkungan kerja meliputi kondisi sebagai berikut :
1. Didalam kantor
2. Didalam pabrik
3. Didalam gudang
4. Atau dilapangan

Resiko yang dihadapi masing-masing lingkungan kerja bervariasi satu sama lainnya,
tergantung dari jenis pekerjaan yang dikerjakan. Kondisi kerja didalam kantor relatif memiliki
resiko yang relatif rendah dibandingkan dengan tempat lain. Misalnya jika dibandingkan
dengan jika bekerja dipabrik atau dilapangan. Resiko di pabrik atau dilapangan memiliki resiko
kerja yang cukup tinggi, bahkan dapat mengancam kesehatan dan jiwa karyawan setiap waktu.
Keselamatan kerja yang tidak atau kurang terjamin akan membuat karyawan kurang
bersemangat untuk bekerja. Bahkan bukan tidak mungkin banyak karyawan yang tidak serius
untuk bekerja, karena selalu diliputi rasa was-was akan terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu
keselamatan kerja perlu diutamakan oleh setiap perusahaan apapun jenisnya.
Keselamatan kerja perlu dibudayakan agar mampu meminimalkan kecelakaan kerja.
Karyawan perlu diberikan sosialisasi terlebih dulu tentang keselamatan kerja, sebelum
karyawan bekerja. Hal ini penting agar dalam bekerja karyawan dapat memahami, mematuhi
dan melaksanakan keselamatan kerja dengan sebaik-baiknya.
Memang dalam praktiknya keselamatan kerja sudah dinomor satukan oleh perusahaan
sebelum karyawan memulai kerja, terutama yang bekerja dipabrik, gudang atau dilapangan.
Tidak heran jika ditempat-tempat tertentu ditiuliskan kata-kata “ safety fist” yang artinya
utamakan keselamatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa kepedulian perusahaan terhadap
keselamatan kerja karyawan cukup baik.

2013 Strategic Human Resource


2 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Banyak faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja dan bukan hanya karena
disebabkan perusahaan kurang memedulikan program keselamatan kerja. Kecelakaan kerja
seringkali terjadi akibat dari karyawan tidak memedulikan atau memperhatikan petunjuk
keselamatan kerja. Walaupun terkadang ada kecelakaan yang terjadi, sekalipun sudah
mematuhi aturan tentang keselamatan kerja yang ada, namun jumlahnya tidak sedemikian
banyak
Kesehatan karyawan juga perlu diperhatikan dengan kondisi kerja yang ada. Jangan
sampai lingkungan kerja akan memengaruhi kesehatan karyawan. Seringkali karyawan masuk
kesuatu ruangan yang justru akan membuatnya sakit, karena udara yang kurang baik atau
menyesakkan.
Disamping kewajiban perusahaan untuk menyediakan berbagai fasilitas yang
berhubungan keselamatan kerja, juga terdapat banyak larangan yang juga harus dipatuhi oleh
karyawan dan semua pihak yang terlibat. Misalnya larangan yang ditetapkan oleh pemerintah
dalam rangka melindungi pekerja dari kecelakaan kerja. Hal ini penting untuk dipatuhi karena
jika larangan ini dilanggar maka keselamatan dan kesehatan kerja tidak terjamin, sebagai
contoh misalnya larangan memperkerjakan anak-dibawah umur.

B. Pengertian keselamatan dan kesehatan kerja


Seperti sudah dijelaskan sebelumnya perlindungan atas keselamatan kerja karyawan
ataupun buruh haruslah diutamakan oleh setiap perusahaan. Berbagai cara telah dilakukan untuk
melindungi seluruh karyawan yang terlibat. Begitu pula dengan kesehatan kerja juga perlu
dilakukan dan dijaga, sehingga seluruh karyawan yang bekerja tetap sehat baik fisik maupun
mentalnya. Kesehatan kerja yang perlu diperhatikan terutama selama bekerja dan berada
dilingkungan kerja karyawan.
Hal ini sesuai dengan bunyi undang-undang yang mengatakan bahwa setiap
pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
1. Keselamatan dan kesehatan kerja;
2. Moral dan kesusilaan; dan
3. Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang


optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan dilaksanakan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahkan menurut undang-undang bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan. Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja diatur dengan Peraturan Pemerintah.
2013 Strategic Human Resource
3 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Pertanyaannya apa yang dimaksud dengan keselamatan kerja dan kesehatan kerja?.
Keselamatan kerja adalah merupakan aktifitas perlindungan karyawan secara
menyeluruh. Artinya perusahaan berusaha untuk menjaga jangan sampai karyawan mendapat
suatu kecelakaan pada saat menjalankan aktifitasnya.
Kesehatan kerja adalah upaya untuk menjaga agar karyawan tetap sehat selama
bekerja. Artinya jangan sampai kondisi lingkungan kerja akan membuat karyawan tidak sehat
atau sakit.

C. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Banyak manfaat yang banyak dipetik jika perusahaan benar-benar memperhatikan
program keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan program keselamatan dan kesehatan kerja
yang baik, maka kecelakaan kerja dapat diminimalkan, yang pada ahirnya pengeluaran biaya
dapat ditekan. Biaya untuk dikeluarkan untuk keselamatan dan kesehatan kerja cukup besar,
terutama biaya tuntutan dari pihak-pihak yang tidak puas, termasuk dalam hal ini biaya untuk
meningkat citra perusahaan yang terlanjur kurang baik akibat kelalaian kerja.
Sebenarnya banyak tujuan yang diharapkan perusahaan dan karyawan dengan adanya
program keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam praktiknya berikut ini tujuan dari program
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu:
1. Membuat kayawan merasa aman
Artinya dengan dimilikinya prosedur kerja dan adanya peralatan kerja yang memadai maka
akan membuat karyawan merasa lebih aman dan nyaman dalam bekerja. Perasaan was-
was atau rasa takut dapat diminimalkan, sehingga karyawan serius dan sungguh-sungguh
dalam melakukan aktifitas pekerjaannya. Membuat karyawan merasa nyaman akan dapat
meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
2. Memperlancar proses kerja,
Artinya dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja, maka kecelakaan kerja
dapat diminimalkan. Kemudian dengan kesehatan kerja karyawan yang terjamin baik secara
fisik maupun mental, maka karyawan dapat beraktifitas secara normal. Sehingga hasil yang
didapat menjadi lebih baik. Kemudian proses kerja yang dijalankan tidak terganggu, apa lagi
dalan hal waktu kerja atau produk yang dihasilkan akan menjadi lebih baik.
3. Agar karyawan berhati-hati dalam bekerja
Maksudnya adalah karyawan dalam hal ini setiap melakukan pakerjaannya sudah dengan
faham dan mengerti akan aturan kerja yang telah ditetapkan. Karyawan juga akan mengikuti
prosedur kerja yang telah ditetapkan. Kepada seluruh karyawan diwajibka menggunakan
peralatan kerja dengan sebaik-baiknya, sehingga hal ini akan menjadikan karyawan lebih
waspada dan berhati-hati dalam melakukan aktifitasnya.
4. Mematuhi aturan dan rambu-rambu kerja
2013 Strategic Human Resource
4 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Artinya perusahaan akan memasang rambu-rambu kerja yang telah ada dan dipasang
diberbagai tempat sebagai tanda dan peringatan. Dengan adanya aturan dan rambu
tersebut akan ikut mengingatkan karyawan dalam bekerja. Penempatan rambu-rambu kerja
harus mudah dilihat dan jelas tanpa ada hambatan atau halangan.
5. Tidak mengganggu proses kerja
Artinya dengan adanya program keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan tindakan
karyawan tidak akan menggangu aktifitas karyawannya. Sebagai contoh penggunaan
peralatan keselamatan kerja sekalipun ribet namun tidak akan mengangggu proses kerja
atau aktifitas kerja karyawan. Karyawan perlu diberikan sosialisasi atau pelatihan untuk
menggunakan peralatan kerja sebelum digunakan. Bahkan untuk peralatan tertentu harus
memiliki sertifikasi tertentu, misalnya untuk mobil harus ada surat izin mengendara (SIM)
yang sesuai dengan tingkatannya.
6. Menekan biaya
Maksudnya perusahaan berupaya menekan biaya dengan adanya program keselamatan
dan kesehatan kerja. Hal ini disebabkan dengan adanya program keselamatan dan
kesehatan kerja, maka kecelakaan kerja dapat diminimalkan. Oleh karena itu karyawan
harus menggunakan peralatan dan pengamanan kerja. Imbasnya tentu kepada biaya
kecelekaan kerja, menjadi relatif kecil dan dapat diminimalkan, sehingga mengurangi biaya
pengobatan dan kesempatan kerja karyawan yang hilang.
7. Menghindari kecelakaan kerja.
Artinya kepatuhan karyawan kepada aturan kerja termasuk memperhatikan rambu-rambu
kerja yang telah dipasang. Kemudian karyawan harus menggunakan peralatan kerja
dengan sebaik-baiknya sesuai aturan yang telah ditetapkan, sehingga kecelakaan kerja
dapat diminimalkan. Bisanya kecelakaan akan terjadi karena karyawan lalai menggunakan
prosedur dan peralatan kerja, seperti tidak mereka peralatan pengaman dalam bekerja.
8. Menghindari tuntutan pihak-pihak tertentu
Artinya jika terjadi sesuatu seperti kecelakaan kerja yang seringkali yang disalahkan adalah
pihak perusahaan. Dengan adanya program program keselamatan dan kesehatan kerja ini
maka tuntutan karyawan akan keselamatan dan kesehatan kerja dapat diminimalkan, karena
karyawan sudah menyetujui terhadap aturan yang berlaku diperusahaan tersebut , sehingga
sudah tahu resiko yang akan dihadapinya.

Jadi adalah kewajiban setiap karyawan untuk mematuhi apa yang telah dibuat
perusahan. Kepatuhan karyawan untuk menggunakan semua peralatan kerja dengan sebaik-
baiknya, bukan hanya menguntungkan karyawan semata, akan tetapi juga terhadap aktifitas
kerja. Sebaliknya bagi perusahaan merupakan kewajiban untuk membuat program keselamatan

2013 Strategic Human Resource


5 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
dan kesehatan kerja dengan sebaik-baiknya termasuk terus melakukan proses pengawasan.
Hal ini penting dilakukan agar masing-masing pihak tidak ada yang dirugikan.

D. Resiko yang dihadapi


Guna meminimalkan kecelakaan kerja maka pihak perusahaan selalu melakukan
sosialisasi terhadap cara-cara melakukan atau menggunakan peralatan kerja. Perusahaan harus
menyiapkan peralatan kerja yang aman yang harus dikenakan atau dipakai pada saat bekerja.
Pihak perusahaan juga harus selalu memasang rambu-rambu kerja yang mudah terlihat dan
terbaca oleh setiap orang. Tujuan tidak lain adalah untuk menghindari pekerja atau karyawan dari
segala resiko yang mungkin dihadapinya.
Dalam praktiknya resiko yang dihadapi pekerja beraneka ragam. Dalam praktiknya paling
tidak terdapat 2 hal penyebab resiko kecelakaan kerja yaitu :
1. Unsur sengaja,
Artinya karyawan sengaja melakukan kesalahan pada saat bekerja. Kesengajaan ini
diakibatkan karena karyawan memang tidak suka dengan perusahaan, sehingga
kemarahannya dilampiaskan kepada peralatan kerja. Akibatnya pihak lain yang menjadi
koban dari kemarahan tersebut. Unsur sengaja ini memang agak sulit untuk dibuktikan, akan
tetapi perusahaan perlu mencegah dengan cara melihat gejala-gejala yang ada disetiap
perusahaan sedini mungkin, sehingga dapat dicegah.
2. Unsur tidak sengaja
Artinya kejadian yang menimpa karyawan pada saat bekerja dilakukan secara tidak sengaja.
Misalnya karena peralatan yang digunakan rusak sehingga tidak dapat digunakan. Atau
dalam hal ini karyawan lalai untuk melakukan atau menggunakan peralatan kerja
sebagaimana mestinya. Akibatnya akan menimbulkan kecelakaan kerja yang tidak
diinginkan.

Terdapat berbagai jenis atau tipe kecelakaan yang sering timbul dengan berbagai jenis
pekerjaan. Adapun tipe kecelakaan kerja yang sering terjadi yang dikutip dari sumber
kemenkertrans adalah :
1. Terbentur pada umumnya menunjukkan kontak atau persinggungan dengan benda tajam
atau benda keras yang menyebabkan tergores, terpotong, tertusuk dll,
2. Terpukul (pada umumnya karena terjatuh, meluncur, melayang dll),
3. Tertangkap pada dalam dan diantara benda (terjepit, tergigit, tertimbun, tenggelam dll),
4. Jatuh karena ketinggian yang sama,
5. Jatuh karena ketinggian yang berbeda,
6. Tergelincir,

2013 Strategic Human Resource


6 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
7. Terpapar (pada umumnya tergantung pada temperatur, tekanan udara, getaran, radiasi,
suara, cahaya dll),
8. Penghisapan, penyerapan (menunjukan proses masuknya bahan atau zat berbahaya
kedalam tubuh baik melalui pernafasan ataupun kulit dan yang pada umumnya berakibat
sesak nafas keracunan mati lemas dll),
9. Tersentuh aliran listrik,
10. Dan lain-lain

E. Faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan kerja


Keselamatan kerja merupakan prioritas yang harus dilakukan dibanyak perusahaan.
Bahkan banyak perusahaan yang memberikan sangsi tegas kepada karyawan yang tidak
membuat program keselamatan kerja secara baik. Ahirnya perusahaan yang memiliki program
keselamatan yang baiklah yang akan mampu meminimalkan resiko yang dihadapi.
Pada dasarnya bahwa keselamatan kerja karyawan sangat tergantung kepada faktor lain,
yang yang terlibat langsung dengan pekerjaan maupun yang tidak langsung. Artinya bahwa
keefektifan program keselamatan sangat dipengaruhi variabel lain. Demikian pula sebaliknya
bahwa program keselamatan juga dapat memengaruhi variabel lainnya.
Berikut ini akan diuraikan faktor-faktor yang memengaruhi keselamatan kerja karyawan
yaitu.
1. Kelengkapan peralatan kerja
Maksudnya adalah bahwa peralatan keselamatan kerja yang lengka sangat diperlukan.
Artinya makin lengkap peralatan keselamatan kerja yang dimiliki, maka keselamatan kerja
makin baik. Demikian pula sebaliknya jika perlengkapan keselamatan kerja tidak lengkap
atau kurang, maka keselamatan kerja juga ikut terjamin.
2. Kualitas peralatan kerja
Artinya disamping lengkap peralatan kerja yang dimiliki juga harus diperhatikan kualitas dari
perlengkapan keselamatan kerja. Kualitas dari peralatan keselamatan kerja akan
memengaruhi keselamatan kerja itu sendiri. Makin tidak berkualitas perlengkapan
keselamatan kerja maka keselamatan kerja karyawan makin tidak terjamin. Guna
meningkatkan kualitas perlengkapan kerja, maka diperlukan pemeliharaan perlengkapan
secara terus menerus
3. Kedisiplinan karyawan
Maksudnya hal berkaitan dengan perilaku karyawannya dalam menggunakan peralatan
keselamatan kerja. Karyawan yang kurang disiplin dalam menggunakan perlengkapan
keselamatan kerja, maka keselamatan kerjanya makin tak terjamin. Artinya timbul resiko
kecelakaan makin besar dan sering terjadi. Demikian pula sebaliknya bagi karyawan yang

2013 Strategic Human Resource


7 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
disiplin, akan keselamatan kerjanya makin terjamin. Pengggunaan perlengkapan kerja
sebaiknya dilakukan pengawasan untuk menghindari, lupa dan kelalaian karyawan.
4. Ketegasan pimpinan
Maksudnya dalam hal ini ketegasan pimpinan dalam menerapkan aturan penggunaan
peralatan kesempatan kerja. Makin tidak disiplinnya pimpinan untuk mengawasi dan
menindak anak buahnya yang melanggar ketentuan digunakannya perlengkapan kerja maka
akan berpengaruh terhadap keselamatan kerja karyawan. Karena pimpinan yang tegas akan
memengaruhi karyawan untuk menggunakan pelengkapan keselamatan kerja, demikian pula
sebaliknya jika pimpinannya tidak tegas, maka karyawan banyak yang bertindak masa
bodoh, akibatnya keselamatan kerjanya menjadi tidak terjamin.
5. Semangat kerja
Artinya dengan peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka akan
memberikan semangat kerja yang tinggi. Hal ini disebabkan karyawan merasa nyaman dan
aman dalam bekerja. Demikian pula sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang
lengkap, baik dan sempurna maka semangat kerja karyawan juga akan turun.
6. Motivasi kerja
Maksudnya sama dengan semangat kerja, motivasi karyawan untuk bekerja juga akan kuat
jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna. Demikian pula
sebaliknya jika peralatan keselamatan kerja yang lengkap, baik dan sempurna maka
motivasi kerja karyawan juga akan lemah.
7. Pengawasan
Artinya setiap karyawan harus diawasi dalam menggunakan peralatan keselamatan kerja.
Jika tidak diawasi banyak karyawan yang melanggar. Hal ini tentu kan memengaruhi
keselamatan kerjanya, terutama bagi mereka yang tidak terawasi secara baik. Pengawasan
dapat dilakukan oleh pimpinan atau menggunakan peralatan seperti CCTV ditempat-tempat
tertentu.
8. Umur alat kerja
Maksudnya umur dari peralatan kerja juga akan memengaruhi keselamatan kerja karyawan.
Peralatan kerja yang sudah melewati umur ekonomisnya maka akan membahayakan
keselamatan kerja karyawan, demikian pula sebaliknya. Oleh karena sebaiknya peralatan
yang sudah lewat umur ekonomisnya harus diganti dengan yang baru, sekalipun masih
kelihatan baik.

F. Ruang lingkup dan Syarat Keselamatan Kerja


Menurut Undang-undang No 13 Tahun 2003 ruang lingkup keselamatan kerja dalam
segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di
udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia
2013 Strategic Human Resource
8 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Ketentuan-ketentuan menurut undang-undang ini berlaku dalam tempat kerja di mana :
1. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau
instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan atau peledakan;
2. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau disimpan atau
bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi,
bersuhu tinggi;
3. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
4. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;
5. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam
lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik di permukaan atau di dalam
bumi, maupun di dasar perairan;
6. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat, melalui
terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
7. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau
gudang;
8. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
9. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau perairan;
10. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
11. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
12. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
13. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap, gas,
hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
14. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
15. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi, atau telepon;
16. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang
menggunakan alat teknis;
17. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas,
minyak atau air;
18. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

2013 Strategic Human Resource


9 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-ruangan
atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan keselamatan atau kesehatan yang
bekerja atau yang berada di ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut.
Kemudian hal lain juga diatur yang berkaitan dengan syarat- syarat keselamatan kerja.
Dalam Praktiknya keselamatan kerja yang ditetapkan oleh setiap perusahaan adalah mencegah,
atau memberi pertolongan, menyelenggarakan dan mengamankan aktifitas perusahaan. Oleh
karena keselamatan kerja yang dimiliki harus memiliki syarat-syarat seperti yang telah ditetapkan
pemerintah melalui undang-undang.
Adapun syarat-syarat keselamatan kerja menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
adalah untuk : 
1. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
2. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau
kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5. memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu,
kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;
8. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun
psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
9. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses
kerjanya;
14. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;
15. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan
barang;
17. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya
kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2013 Strategic Human Resource


10 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
G. Larangan dan kewajiban untuk bekerja
Demi menjalankan keselamatan kerja secara bersama, dalam praktiknya terdapat
beberapa jenis tipe karyawan dan kondisi-kondisi kerja yang mendapat larangan atau perlakuan
khusus untuk bekerja. Kalaupun tetap diperkerjakan maka ada kewajinan untuk melindunginya.
Misalnya anak-anak dibawah umur, penyandang cacat, perempuan dengan kondisi tertentu
misalnya hamil, haid dan waktu bekerja.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan kerja karyawan, maka menurut undang-
undang, siapapun dilarang mempekerjakan dan melibatkan anak pada pekerjaan-pekerjaan yang
terburuk.
Adapun pekerjaan-pekerjaan yang terburuk yang dimaksud meliputi:
1. segala pekerjaan dalam bentuk perbudakan atau sejenisnya;
2. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau menawarkan anak untuk
pelacuran, produksi pornografi, pertunjukan porno, atau perjudian;
3. segala pekerjaan yang memanfaatkan, menyediakan, atau melibatkan anak untuk produksi
dan perdagangan minuman keras, narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya; dan/atau;
4. semua pekerjaan yang membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak.

Disamping larangan diatas, ada larangan lainnya yang tidak boleh dilanggar menurut
undang-undang yaitu :
1. Pekerja/buruh perempuan yang berumur kurang dari 18 (delapan belas) tahun dilarang
dipekerjakan antara pukul 23.00 sampai dengan pukul 07.00.
2. Pengusaha dilarang mempekerjakan pekerja/buruh perempuan hamil yang menurut
keterangan dokter berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kandungannya maupun

H. Cara Mengurangi Kecelakaan Kerja


Kecelakaan seringkali terjadi sekalipun telah disediakan program kerja yang baik.
Penyebabnya seperti telah dijelaskan sebelumnya adalah adanya unsur sengaja dan tidak
disengaja. Oleh karena itu kecelakaan kerja harus dapat diminimalkan dengan cara mengurangi
kecelakaan kerja itu sendiri.
Banyak cara yang dapat dilakukan agar kecelakaan kerja dapat dikurangi. Berikut ini
cara-cara untuk mengurangi kecelakaan kerja dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Buat aturan tentang keselamatan
Artinya perusahaan harus membuat suatu peraturan tentang keselamatan kerja. Biasanya
dalam bentuk buku uang diberi judul pedoman keselamatan kerja, baik untuk kondisi didarat,
air ,maupun diudara. Pedoman ini disosialisasikan dan dibagikan kepada seluruh karyawan
untuk dilaksanakan.
2013 Strategic Human Resource
11 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
2. Buatkan rambu-rabu yang mudah dibaca
Artinya setelah adanya pedoman keselamatan kerja, pihak perusahaan juga harus
memasang rambu-rambu disetiap sudut yang dianggap penting. Tujuannya agar karyawan
dapat mengetahui, sekaligus mengingatkan mereka akan keselamatan kerja. Letak rambu-
rambu tersebut selain strategis juga harus mencolok, sehingga mudah dilihat dan dibaca.
3. Sediakan alat pengaman kerja
Artinya dalam bekerja sudah disediakan berbagai alat pengamanan tergantung dimana
lokasi bekerja. Misalnya penutup kepala berupa helem, atau masker untuk penutup mulut,
penutup telinga, kaca mata, sepatu khusus kerja atau baju kerja. Peralatan keselamatan
kerja ini harus digunakan pada tempat dimana karyawan bekerja sesuai dengan fungsinya
masing-masing.
4. Selalu melakukan pemeliharaan alat secara terus menerus
Artinya peralatan kecelakaan kerja harus suatu waktu secara terus menerus dijaga dan
pelihara. Tujuan agar fungsi dari peralatan tersebut tetap terjaga kualitasnya. Apabila fungsi
alat-lalat peralatan kecelakaan kerja sudah dianggap tidak layak, maka sebaiknya jangan
digunakan lagi dan digantikan dengan peralatan yang baru
5. Melakukan pengawasan secara ketat
Artinya karyawan yang menggunakan peralatan keselamatan kerja harus diawasi secara
ketat. Mengapa demikian? Karena kebanyakan karyawan lupa atau lalai tidak menggunakan
peralatan kerja atau tidak menggunakan secara benar. Bahkan terkadang ada unsur
kesengajaan untuk tidak menggunakan dengan berbagai alasan, misalnya karena alasan
merepotkan.
6. Memberikan sangsi bagi yang melanggar
Artinya ada semacam sangsi atau tindakan bagi mereka yang tidak menggunakan peralatan
bekerja selama bekerja. Sangsi ini bertujuan agar yang bersangkutan selalu ingat untuk
menggunakan peralatan kerja. Lebih dari itu sangsi juga dapat memberikan efek pelajaran
bagi karyawan bila melakukan hal yang sama.

2013 Strategic Human Resource


12 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Antony. William P. Human Resources Management. New York ; The Dryden Press 2010
Dessler, Gary. Human Resource Management 8th. New Jersey:Prentice Hall International.,Inc.,
2013.
Gomes,Luis R, David B Balkin, Robert L Cardy. Managing Human Resources 5th. Singapore :
Prentice Hall International.,inc., 2007.
Ivancevich,John M. Human Resources Management 10th. Singapore: McGraw-Hill
International.,inc., 2008..
Mello, Jeffrey A, Strategic Human Resource Management,Fourth Edition, USA; Cengage learning
2015
Noe, et al. Human Resources Management. New York : McGraw-Hill Companies, Inc., 2014
Stone, J Raymond. Human Resources Management. Australia: John wiley & Son.,inc., 2005.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1970
Undang-undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2003.
PP Nomor 46 Tahun 2011
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004

2013 Strategic Human Resource


13 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id
2013 Strategic Human Resource
14 Management Pusat Bahan Ajar dan eLearning
Dr. Kasmir, SE.MM http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai