Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ TANTANGAN TERHADAP EKSISTENSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


BANGSA DI ERA DIGITAL”

OLEH :
FERDINANDO YOHANNESTO MAUKO
20110071

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN TEOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA
KUPANG
2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Perkembangan dunia teknologi saat ini makin pesat ke arah serba digital. Era digital
telah membuat manusia memasuki gaya hidup baru yang tidak bisa dilepaskan dari perangkat
yang serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang membantu kebutuhan manusia. Dengan
teknologi apapun dapat dilakukan dengan lebih mudah. Begitu pentingnya peran teknologi
inilah yang mulai membawa peradaban memasuki ke era digital.
Perkembangan kehidupan manusia juga tidak lepas dari adanya teknologi, termasuk dalam
ranah sosial dan pendidikan. Teknologi adalah mencakup segala perangkat yang dapat
memudahkan kehidupan manusia. Sebagai bangsa yang merdeka pada abad ke-20 ini,
mengharuskan bangsa Indonesia ikut berlomba-lomba dalam membangun dan melakukan
proses peningkatan teknologi agar dapat menanggulangi tantangan-tantangan pada masa ini.

Selain itu, kehadiran arus globalisasi dan upaya modernisasi negara-negara di dunia
juga menyebabkan perkembangan teknologi menjadi suatu tuntutan yang harus dipenuhi oleh
badan-badan penyedia perangkat teknologi.
Perkembangan teknologi ke arah serba digital saat ini semakin pesat. Pada era digital seperti
ini,manusiasecaraumummemilikigayahidupbaruyangtidakbisadilepaskandariperangkat yang
serba elektronik. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar kebutuhan
manusia. Teknologi telah dapat digunakan oleh manusia untuk mempermudah melakukan
apapun tugas dan pekerjaan. Peran penting teknologi inilah yang membawa
peradabanmanusiamemasukieradigital.Eradigitaltelahmembawaberbagaiperubahanyang baik
sebagai dampak positif yang bisa gunakan sebaik-baiknya. Namun dalam waktu yang
bersamaan, era digital juga membawa banyak dampak negatif, sehingga menjadi tantangan
baru dalam kehidupan manusia di era digital ini. Tantangan pada era digital telah pula masuk
ke dalam berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan, keamanan, dan
teknologi informasi itusendiri.

Ideologi merupakan seperangkat nilai yang bersifat menyeluruh dan mendalam yang
dimiliki dan dipegang teguh oleh setiap masyarakat. Ideologi dijadikan mereka untuk
mengetahui cara dan bagaimana yang baik, yaitu secara moral atau normatif dianggap benar
danadil,dalambertingkahlakudanbersikap.Ideologiyangdijadikansebagaipegenganhidup
bangsa harus berkualitas dan sesuai dengan kepribadianbangsa.
Di dalam Pancasila terkandung nilai-nilai yang dijadikan pegangan oleh seseorang atau suatu
masyarakat sebagai pandangan hidup mereka. Nilai materiil Pancasila merupakan sumber
kekuatan bagi perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
merupakan pendorong dalam usaha menegakkan dan memperjuangkan kemerdekaan.
Pancasila disebut sebagai identitas bangsa Indonesia. Pancasila mampu memberikan satu
pertanda atau ciri khas yang melekat dalam tubuh masyarakat. Hal ini yang mendorong
bagaimana pendapat masyarakat mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
tersebut.

Di era reformasi ini, Pancasila seakan tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan
menuntun masyarakat Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila
sekaranginitidaklagisepopulermasalalu.Parapenguasadanmasyarakatsekaranginiseakan
tidakpedulidalammelaksanakannilai-nilaiPancasiladalamkehidupanberbangsadan
bernegara. Tetapi disini Pancasila harus tetap sebagai ideologi kebangsaan. Pancasila harus
tetap menjadi dasar dalam menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia.
Seperti yang dikemukakan Winarno (2012:7), “Sesuai dengan penggagas awal Ir. Soekarno,
Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri dan dikristalisasikan 5 dari nilai-nilai yang
berkembang dalam kehidupan rakyat Indonesia yang beraneka ragam”. Pancasila wajib
ditanamkan atau diwariskan pada generasi muda bangsa Indonesia. penanaman nilai-nilai
Pancasila sangat penting sekali ditanamkan pada generasi muda sekarang ini.

1.2 RumusanMasalah

Berdasarkanlatarbelakangpermasalahanyangtelahdiuraikansebelumnya,makamasalah yang
akan di bahasmeliputi:
1. Bagaimana kehidupan Pancasila dizamandigital?
2. Apa saja tantangan yang harus dihadapi di era digital ini?
3. Apa saja hal positif dan negative yang terjadi akibat hal ini?
4. Upaya yang dilakukan untuk menjaga keeksistensian pancasila sebagai ideologi
Negara?

1.3 Tujuan

Tujuan dari rumusan masalah yang telah diambil adalah yang pertama adalah untuk
mengetahui eksistensi dan kehidupan Pancasila pada masa kini. Tujuan yang kedua adalah
untukmengetahuitantanganapasajayangharusdihadapidieradigitalini,yangketigaadalah hal
positif dan negative yang akan terjadi, dan kemudian yang terakhir adalah Upaya yang
dilakukan untuk menjaga keeksistensian pancasila sebagai ideologiNegara.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diharapkan dalam makalah ini adalah diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, maupun pada masyarakat pada umumnya
mengenaipenanamannilai-nilaiIdeologiPancasiladalamkehidupanberbangsadanbernegara
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Eksistensi Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa di ZamanDigital

Kata Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Panca yang berarti lima dan Sila
berarti dasar. Pancasila adalah lima dasar yang menopang Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pengalaman Pancasila berasal dari nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan
masyarakat Indonesia yang telah di ekstrak sedemikian rupa oleh orang-orang hebat pendiri
bangsa Indonesia. Oleh karenanya, Pancasila juga dapat dikatakan sebagai jiwa dari bangsa
Indonesia.
Seperti yang telah diketahui, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan
hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Sebagai dasar negara dan sebagai
pandangan hidup, Pancasila mengandung nilai-nilai luhur yang harus dihayati dan dijadikan
pedoman oleh seluruh warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Sebagai suatu sistem nilai, Pancasila telah terbukti kualitasnya di mata dunia
sampai dengan saat ini. Lalu, bagaimana kondisi Pancasila sebagai Pandangan hidup bangsa
pada era globalisasi ini?
Nilai-nilai Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi yang
selalu membawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi mampu dijadikan sarana untuk
menahan dampak globalisasi yang hadir. Dalam ranah ini, Pancasila dapat diartikan sebagai
tubuh tanpa jiwa. Pancasila hanya dianggap sebagai simbol dan garnis saja. Pelengkap dan
pemanis, tidak kurang dan tidak lebih. Hal ini terlihat dari begitu pesat masuknya dampak-
dampak globalisasi yang masuk begitu saja ke Indonesia tanpa tedeng aling-aling dan filter.
Dampak globalisasi tentu bukan hanya mengenai dampak positif saja, dampak negatif dari
adanya arus tersebut juga berbanding lurus dengan dengan dampak positif yang ditawarkan.
Salahsatudampakdarimasuknyaarusglobalisasiyangmembawakonsepmodernisasiadalah
kecenderungan memudarnya nasionalisme bangsa Indonesia, dan merupakan fenomena yang
aktual bahwa globalisasi sesungguhnya membawa misi liberalisasi dengan pesan-pesan visi
dan misi Hak Asasi Manusia (HAM) serta demokrasi, kebebasan danketerbukaan.
Sepertiyangtelahdiketahui,bahwatidaksemuainformasiyangdidapatkandaridunia maya
merupakan informasi yang baik dan mendidik, banyak juga di antara informasi- informasi
tersebut yang melenceng dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Contoh kecil yang
seringkali ditemui pada kehidupan sehari-hari adalah dari cara berpakaian banyak remaja-
remaja yang cenderung berdandan seperti artis-artis Barat. Dapat dikatakan bahwa pakaian
tersebut merupakan pakaian minim bahan serta memperlihatkan bagian tubuh yang
semestinya tidak patut untuk diperlihatkan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa gaya berbusana
tersebut tidak sesuai dengan kepribadian dan kebudayaan bangsaIndonesia.
Jika pemanfaatan internet dilakukan secara tepat dan semestinya tentu akan
mendapatkan banyak manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian.
Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan teknologi internet
tersebut untuk hal-hal yang tidak semestinya, contohnya adalah untuk membuka situs-
situs porno. Selain itu, internet juga seringkali dijadikan ajang pemecah belah bangsa dengan
cara menyebarkan berita-berita yang tidak bertanggung jawab ataupun menyebarkan ajaran-
ajaran radikal yang berpotensi menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain
internet, kecanggihan teknologi komunikasi seperti handphone juga telah mengubah
masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang individualistik dan memiliki rasa sosial yang
rendah,merekalebihmemilihsibukdenganmenggunakanhandphonedaripadabertatapmuka
langsung dengan seseorang, karena menganggap hal tersebut adalah merepotkan. Dilihat dari
sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek
tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan.
Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak
sesuka hati. Hal ini jelas membuktikan bahwa nilai Pancasila sebagai tameng dan pandangan
hidup bangsa sudah mulai memudar. Pandangan hidup itu artinya setiap bangsa yang ingin
berdiri kukuh dan ingin mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang ingin dicapainya
sangat memerlukan pandangan hidup bangsa, inilah suatu bangsa akan memandang suatu
persoalan yang dihadapinya dan menentukan arah serta memecahkan secara tepat. Tanpa
memiliki pandangan hidup, suatu bangsa akan terombang-ambing dalam menghadapi
persoalan yang timbul, baik persoalan masyarakatnya sendiri maupun persoalan besar umat
manusia dalam pergaulan masyarakat bangsa-bangsa dunia. Pandangan hidup harus berakar
pada nilai-nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh seluruh lapisan masyarakat yang menjadi
unsur rakyatitu.
Sebagai negara berkembang, teknologi digital mampu mendorong berbagai kemajuan
Indonesia. Dari segi infrastruktur dan hukum yang mengatur kegiatan di dalam internet,
Indonesiasudahsiaphidupdieradigital.KesiapanIndonesiadalamkoneksiinternetyangsaat ini
sudah semakin membaik di era 4G dengan Informasi dan Transaksi Eelektronik (ITE).
Masyarakat Indonesia secara umum antusias mengadopsi hidup mendigital terutama dipicu
olehpenetrasiinternetdanpenggunaanponselpintaryangterusmeningkatsetiaptahun.Dunia
digital berbasis internet membuat seluruh aktivitas para penghuninya menjadi tanpa batas
ruang dan waktu. Payung hukum untuk mengatur segala bentuk aktivitas tersebut seperti
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) tahun 2008 terus
disempurnakan.
Data pribadi masyarakat perlu diberikan perlindungan di dalam dunia maya, maka
pihak seperti Google atau Facebook yang memiliki data pribadi penggunanya tidak bisa
menggunakan big data tersebut sembarangan. Telah banyak perkembangan era digital yang
dilakukan Indonesia termasuk media massa di Indonesia berubah dalam menyampaikan
informasi. Media online (internet) di era sekarang ini menggeserkan media massa
konvensional. Walaupun hampir satu dasawarsa Indonesia terlambat dalam mengadopsi
teknologikomunikasikhususnyainternet.NamunbudayadigitalmasyarakatIndonesiasangat
cepat menerima perkembangan teknologi tersebut. Di lihat secara global Indonesia masuk
dalam budaya digital yang di butuhkan dalam mencapai pertumbuhan yang positif sesuai
dengan kemajuan jaman itusendiri.

2.2 Tantangan Yang Akan Dihadapi Dalam EraDigital

Dunia digital tidak hanya menawarkan peluang dan manfaat besar bagi publik dan
kepentingan bisnis. Namun juga memberikan tantangan terhadap segala bidang kehidupan
untukmeningkatkankualitasdanefisiensidalamkehidupan.Penggunaanbermacamteknologi
memang sangat memudahkan kehidupan, namun gaya hidup digital pun akan makin
bergantung pada penggunaan ponsel dan komputer. Apapun itu, kita patut bersyukur semua
teknologi ini makin memudahkan, hanya saja tentunya setiap penggunaan mengharuskannya
untuk mengontrol serta mengendalikannya. Karena bila terlalu berlebihan dalam
menggunakan teknologi ini kita sendiri yang akan dirugikan, dan mungkin juga kita takdapat
memaksimalkannya. Perkembangan teknologi yang begitu cepat hingga merasuk di seluruh
lini kehidupan sosial masyarakat, ternyata bukan saja mengubah tatanan kehidupan sosial,
budaya masyarakat tetapi juga kehidupanpolitik.
Kecanggihan teknologi yang dikembangkan oleh manusia benar-benar dimanfaatkan
olehparapolitisiyanginginmeraihsimpati,danempatidarimasyarakatluas.Untukmenaikan
elektabilitas dan popularitas dapat dilakukan dengan fasilitas digital seperti salah satunya
smartphonesekarangdengandisediakanfitur/aplikasiyangcanggihyangberhubunglangsung ke
jejaring sosial yang mampu menghubungkan antara individu yang satu dengan yang lainnya,
antara satu kelompok dengan kelompok lainnya bahkan Negara yang memberikan dampak
besar dalam politik moderen.. Sisi lain dari wajah baru dan kekuasaan politik di era digital
juga untuk dimanfaatkan sebagai alat penyebaran ideologis secara sistematis untuk mencari
dukungan dan sekaligus perkembagaan nilai-nilai ideologis itu, dan sisi lain sebagai
alatuntukmesin-mesinpropoganda,bagaimanaparapolitisiberusahauntukmempertahankan
kekuasaandenganmenampilkancitrabaikdanmenyembunyikancitranegatifuntukmendapat
dukungan daripublik.
Penggunaan bermacam teknologi memang sangat memudahkan kehidupan. Gaya
hidupdigitalpunakanmakinbergantungpadapenggunaanponseldankomputer.Apapunitu, kita
patut bersyukur semua teknologi ini makin memudahkan. Hanya saja, tentunya setiap
penggunaanmengharuskannyauntukmengontrolsertamengendalikannya.Karenabilaterlalu
berlebihan dalam menggunakan teknologi ini kita sendiri yang akan dirugikan, dan mungkin
juga kita tak dapat memaksimalkannya. Berbagai tantangan dari era digital akan selalu
bermunculan.
Dalam bidang politik Demokratisas salah satu tujuan utama dalam penggunaanpolitik
dibantu dengan teknologi informasi adalah adanya peranan besar masyarakat dalam
pengembanganpemerintah.Dengane-governmentmakahalinibisatercapai.SelainituPolitik
internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan
dibidangteknologikomunikasitelahmenghasilkankesadaranregionalisme.Ditambahdengan
kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran
tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga
regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru. Tantangan teknologi era digital untuk
mewujudkan politik yang baik seperti:

1. Biaya
Walaupun politik yang menggunakan informasi dan teknologi dapat melakukan
pengeluaran yang lebih sedikit daripada konvensional, namun sebelumnya untuk
membuat infrastruktur dan teknisinya akan memiliki biaya yang sangat mahal.

2. Jangkauanakses
Harus diakui tidak semua orang melihat teknologi. Bagi warga yang berada jauh di
pedalaman akan susah untuk mengakses website, blog, atau video streaming tentang
politik di Indonesia.

3. Transparansi
Pada beberapa negara maju, banyak yang meragukan berita-berita negara yang
diterbitkanolehnegarasendiri.Alasannyakarenayangmenulisberitaituadalahnegara dan
penerbitnya adalah negara. Kecurigaan akan modifikasi berita dapatterjadi

4. Privasi
Sebuahbadanpolitiksepertinegaramemerlukantanggapandariwarganya.Jikanegara
terus meminta informasi maka privasi dari seseorang semakin sulit untuk dijaga. Ini
akhirnya menjadi dilema, di sisi yang satu data dari masyarakat dihimpun untuk
mengembangkankegiatannegaranamundisisiyanglainnegarapunharusmenjunjung
tinggi hak privasiwarganya.
2.3 Hal Positif Dan Negative Yang Ditimbulkan Dari EraDigital

Dalam perkembangan teknologi digital ini tentu banyak dampak yang dirasakan dalam
era digital ini, baik dampak postif maupun dampak negatifnya. Dampak positif era digital
antara lain:
a) Informasiyangdibutuhkandapatlebihcepatdanlebihmudahdalammengaksesnya.
b) Tumbuhnya inovasi dalam berbagai bidang yang berorentasi pada teknologi digital
yang memudahkan proses dalam pekerjaankita.
c) Munculnya media massa berbasis digital, khususnya media elektronik sebagai
sumber pengetahuan dan informasi masyarakat.
d) Meningkatnya kualitas sumber daya manusia melalui pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
e) Munculnya berbagai sumber belajar seperti perpustakaan online, media
pembelajaran online,diskusi online yang dapat meningkatkan kualitaspendidikan.
f) Munculnya e-bisnis seperti toko online yang menyediakan berbagai barang
kebutuhan dan memudahkanmendapatkannya.

Adapaun dampak negatif era digital yanga harus diantisapasi dan dicari solusinya
untuk mengindari kerugian atau bahaya, antara lain:
a) Ancaman pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses data yang
mudah dan menyebabkan orang plagiatis akan melakukankecurangan.
b) Ancaman terjadinya pikiran pintas dimana anak-anak seperti terlatih untuk berpikir
pendek dan kurangkonsentrasi.
c) Ancaman penyalahgunaan pengetahuan untuk melakukan tindak pidana seperti
menerobos sistem perbankan, dan lain-lain (menurunnyamoralitas).
d) Tidak mengefektifkan teknologi informasi sebagai media atau sarana belajar,
misalnya seperti selain men-download e-book, tetapi juga mencetaknya, tidak hanya
mengunjungi perpustakaan digital, tetapi juga masih mengunjungi gedung
perpustakaan, danlain-lain.

Dalam bidang sosial budaya, era digital juga memiliki pengaruh positif dan dampak
negatif yang menjadikan tantangan untuk memperbaikinya. Kemerosotan moral di kalangan
masyarakat khususnya remaja dan pelajar menjadi salah satu tantangan sosial budaya yang
serius. Pola interaksi antar orang berubah dengan kehadiran teknologi era digital seperti
komputer terutama pada masyarakat golongan ekonomi menengah ke atas. Komputer yang
disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan
dengan dunia luar tanpa harus bersosial langsung.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan penggunaan teknologi di era digital berperan
dalam membantu pertahan dan keamanan nasional. Lembaga militer diantaranya, telah
menempatkan teknologi informasi sebagai salah satu senjata yang mendukung kekuatan dan
persatuan organisasi. Sejalan dengan kekhasan organisasi militer yang selalu menuntut
kecepatan dan ketepatan informasi sebelum mengambil sebuah keputusan (perumusan
strategi), penerapan teknologi digital sangat mendukung program tersebut. Teknologi
informasi telah berpengaruh pada perubahan strategi militer. Tantangan dalam bidang
pertahanan seperti menghadapi ancaman dari luar yang bersifat maya seperti aktifitas hacker
yang bisa merusak sistem situs pertahanan Indonesia menjadi perhatian serius. Teknologi
digital dikombinasikan dengan teknologi perang lainnya memungkinkan untuk menciptakan
jenis perang yang secara kualitatif seperti penggunaan robot perang.
Dalam bidang teknologi informasi sendiri, tantangan nyata pada era digital semakin
kompleks karena berbagai bidang kehidupan membawa pengaruh-pengaruh yang bisa
membuat perubahan di setiap sisi. Teknologi informasi merupakan bidang pengelolaan
teknologi dan mencakup berbagai bidang (tetapi tidak terbatas) seperti proses, perangkat
lunak komputer, sistem informasi, perangkat keras komputer, bahasa program, dan data
konstruksi. Setiap data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual
apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari teknologi
informasi. Teknologi informasi memfasilitasi bisnis dalam empat set layanan inti untuk
membantu menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi,
menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas. Tantangan dalam bidang
teknologi informasi sangat banyak seperti memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan.

2.4 Upaya Yang Dilakukan Untuk Menjaga Keeksistensian Pancasila Sebagai


Ideologi Negara

Pancasiladangenerasimilenialmerupakanduahalyangperludiperhatikanlebihuntuk saat
ini. Ketimpangan sosial yang terjadi saat ini adalah dikarenakan kurangnya perhatian
masyarakat Indonesia terutama generasi milenial terhadap nilai-nilai Pancasila. Internalisasi
nilai-nilai liberal yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa menjadikan masyarakat
Indonesia layaknya orang buta yang kehilangan tongkatnya. Persoalan yang sangat besar
dihadapi bangsa dan negara hingga sekarang ialah pembudayaan dan aktualisasi nilai-nilai
Pancasila yang tidak berjalan efektif danmendasar.
Dalam usaha-usaha untuk meletakkan dasar-dasar masyarakat modern kita bukan saja
menyerap masuk modal, teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterampilan dari luar, akan tetapi
terbawamasukpulanilai-nilaisosialdanpolitikyangberasaldarikebudayaanlain.Masuknya nilai-
nilai kebudayaan lain ini makin deras mengalir sejalan dengan kebebasan yang dengan sadar
juga kita bukakembali.
Dorongan lain mengenai perlu adanya pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila adalah pergantian generasi yang segera akan terjadi dalam tahun-tahun mendatang.
Pergantiangenerasisendiriadalahprosesyangalamidanharustetapberlangsungsecaraalami.
Pergantiangenerasiyangakandatangmempunyaiartiyangkhusus,karenagenerasiyangbaru tidak
mengalami secara langsung perjuangan kemerdekaan yang melahirkan Republik ini.
Pengalaman yang berlainan, tantangan dan jawaban terhadap masalah-masalah pokok yang
berlainan, dapat melahirkan tanggapan yang berbeda mengenai cita-citakemerdekaan.
Eraglobalisasimenuntutadanyaberbagaiperubahan.DemikianjugabangsaIndonesia
padasaatiniterjadiperubahanbesar-besaranyangdisebabkanolehpengaruhdariluarmaupun
daridalamnegeri.Dengandemikian,dieraglobalisasisepertisekaranginiperanPancasila
tentulahsangatpentinguntuktetapmenjagaeksistensikepribadianbangsaIndonesia.Lebih dari
itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya menjadi karaktermasyarakat Indonesiasehingga
PancasilamenjadiidentitasataujatidiribangsaIndonesia.Olehkarenaitu,perluadanya
implementasinilai-nilaiPancasilapadagenerasimilenial.Melakukanimplementasinilai-nilai
Pancasila sebagai dasar kehidupan bangsa Indonesia merupakansuatuimperatif
yuridisdanimperatifpolitis.KarenaPancasilaadalahdasarfilsafatnegaraIndonesiadalam
segiyuridisdanpolitis.Olehkarenaitu,agarnilai-nilaiPancasilatidakpunaholeharus globalisasi
yang sangat dahsyat, maka implementasi nilai-nilai Pancasila tidak dapatditunda-
tunda lagi.
Implementasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara, yang
pertamaadalahdenganmelaluilembaga-lembagapendidikanbaikformaldannonformalyang pada
saat ini sedang digalakkan oleh pemerintah pada taraf sekolah-sekolah formal melalui
internalisasipendidikankarakterpadasemuamatapelajarandisemuajenjangpendidikandari
mulaipendidikananakusiadinisampaidenganpendidikantinggi.“Dalamkontekspendidikan,
problem dalam aktualisasi nilai-nilai Pancasila ditemukan baik secara struktural maupun
kultural.Padatingkatstruktural,negarabelumsepenuhnyamemilikiinstrumenyangmemadai
untuk mengenalkan Pancasila pada level implementatif sejak dini. Memang Pancasila telah
didesain sebagai kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah, tetapi tidak punya kekuatan
implementatif.
Langkah kedua adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai
Pancasila secara langsung dalamn kehidupan sehari-hari. Hal tersebut dapat dimulai dari
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan kerja dan juga lingkungan masyarakat.
Contohnya adalah aktualisasi melalui keteladanan para pemimpin baik pemimpin formal
(pejabat negara) maupun informal (tokoh masyarakat) dan juga oleh orang tua dan guru di
lingkungan pendidikan. Dengan keteladanan yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, diharapkan
masyarakat luas akan mengikuti.
Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-kajian ilmiah guna
mengembangkan kontekstualisasi dan implementasi nilai-nilai pancasila, terutama pada
generasi milenial. Pengembangan kontekstualisasi dan implementasi Pancasila di dunia
pendidikan merupakan yang paling efektif, karena pendidikan tidak hanya mecetak manusia-
manusia yang cerdas, terampil, namun juga mencetak manusia yang diharapkan dapat
mempertahankan mempertahankan, mengembangkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai
Pancasila sebagai local wisdom bangsa Indonesia.
Dan lanngkah terakhir adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial. Cara
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemblokiran terhadap situs-situs yang
berpotensi mengunggah ataupun menayangkan hal-hal yang berkaitan dengan pornografi,
pornoaksi, premanisme dan sejenisnya. Tentunya hal ini juga memerlukan dukungan dari
pihak keluarga, sekolah, pemerintahan dan juga masyarakat. Kemudian selanjutnya adalah
dengan memasukkan konten-konten mengenai Pancasila dan kebangsaan dalam setiap media
cetak maupun elektronik. Membumikan kembali nilai-nilai Pancasila melalui media sosial
sangat penting untuk dilakukan karena generasi milenial merupakan generasi yang sangat
dekat dengan teknologi, utamanya adalah media sosial.
Era digital harus disikapi dengan serius, menguasai, dan mengendalikan peran
teknologi dengan baik agar era digital membawa manfaat bagi kehidupan. Pendidikan harus
menjadi media utama untuk memahami, mengusai, dan memperlakukan teknologi dengan
baik dan benar. Anak-anak dan remaja harus difahamkan dengan era digital ini baik manfaat
maupun madlaratnya. Orang tua harus pula difahamkan agar dapat mengonrol sikap
anakanaknya terhadap teknologi dan memperlakukannya atau menggunakannya dengan baik
danbenar.Pengenalantentangpemanfaatanberbagaiaplikasiyangdapatmembantupekerjaan
manusia perlu dikaji agar diketahui manfaat dan kegunaannya serta dapat memanfaatkannya
secara efektif dan efisien terhindar dari dampak negatif dan berlebihan. Demikian juga
pemerintah melakukan kajian mendalam era digital ini dalam berbagai bidang seperti politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan atau keamanan serta teknologiinformasi.
Merosotnya nilai moral pada anak memang menjadi keprihatinan serius pemerintah
dan masyarakat, namun di era serba digital sekarang dengan arus teknologi infomasi yang
sulit dibendung menjadikan persoalan tersebut tidak sederhana.
Pada era tahun 80an sering djumpai anak-anak bermain diluar rumah berinteraksi
dengan kawan sebayanya dengan asyiknya bermain permainan tradisional yang sarat dengan
pesan kejujuran, gotong royong, percaya diri, dan amanah. Suasana tersebut sangat cocok
dengan pertumbuhan mental anak yang harus ditananamkan nilai-nilai moral. Sekarang
laguanakyangpolos,alami,danriangsudahjarangdinyanyikan,padahallaguanaksalahsatu
metode efektif dalam pendidikan karakter dengan syair-syair yang disesuaikan psikologi
anak. Model pendidikan berbasis permainan tradisional sudah jarang diperkenalkan kepada
anak-anak. Mereka lebih banyak berinteraksi dengan dunia maya seperti game online,
facebook, daninternet.
Keseringan dengan gadget-nya anak bisa menjadi bersikap anti sosial dan kurang
percaya diri sebab banyak mengurung diri dalam kamar karena asyik dengan handphone dan
game online. Akibatnya dapat menggerus nilai kepekaan sosial, kepedulian,dan empati pada
sesama. Karakter egoisme dan keras kepala bisa merasuki anak jika terlalu sering berinteraksi
dengan game online. Apalagi unsur kekerasan dan sadisme sering menjadi game favorit anak,
tentunya hal itu secara tak sadar anak akan meniru aksi pada game dan mengaplikasikannya
pada dunia nyata saat bergaul dengan teman dan keluarganya.
Anak memelukan pendampingan ekstra (parenting) dari orang tua agar terhindar dari
isu-isu yang dapat menyesatkan anak. Orang tua juga harus bisa profesional saat mendidik
seperti tidak memperlihatkan kepada anak hal-hal yang sesuai dunianya seperti kekerasan
pisik karena akan segera ditiru. Usia dini adalah usia meniru, dan orang tua adalah „model‟
bagi anaknya sehingga keluarga adalah ujung tombak dalam perkembangan sosio-emosinya.
Hal yang tidak kalah penting adalah dalam memberikan kasih sayang kepada anak dilakukan
dengan benar dan tidak berlebihan dan pula tidak kurang. Berikan pelayanan dan kasih
sayang secara proporsional pada anak dan memberikan pula pendidikan yang proporsional
sesuai dengan perkembangan alamiahnya.
Salah satu solusi untuk pendidikan anak di era digital adalah model parenting immun
selfer. Model parenting immun selfer adalah model pendampingan anak yang efektif
khususnya dalam parenting penggunaan perangkat teknologi seperti gadget. Memberi sistem
imun pada anak sangat penting dikarenakan orang tua tidak setiap saat dapat berada
disamping anak. Ia bergaul dengan temanya yang kadang memamerkan informasi
(pornografi) yang memang tak layak baginya. Melalui model parenting immun dan
pendekatan kasih sayang dan penyadaran diri, anak mempunyai filter dan imuns ketika tidak
berada disekitar orang tua. Orang tua harusnya menanamkan nilai selektif diri pada anak
misalnya mengenai mana informasi dan akses berita apa yang baik dan sesuai dengan diri
anak.
Pendidikan dan penerapan agama dalam keluarga memegang peranan penting dalam
parenting immun. Seperti meberlakukan waktu beribadah, waktu belajar, dan waktu santai
secara proporsional. Dalam hal ini orang tua disini harus tegas bila mengenai pendidikan
agama atau akidah anak dan tak bisa ditolelir bila anak menolak misalnya untuk mengaji dan
beribadah.
Penanaman pendidikan akidah dan akhlak harus disertai contoh konkret yang bisa
mereka saksikan dan masuk pemikiran anak, sehingga penghayatan mereka didasari dengan
kesadaran rasional. Melalui pengalaman yang utuh melalui pengamatan, mendapat
penjelasan, dan mengalaminya maka menjadi mudah dalam menanamkan nilai akhlak dan
karakter. Orang tua adalah tokoh idola dikeluarga sosok pahlawan yang penuh kasih sayang.
Dengan demikian upaya untuk menghasilkan generasi emas akan dengan mudah
dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Seperti yang telah diketahui, Pancasila merupakan falsafah negara dan pandangan
hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara untuk mencapai cita-cita dan tujuan nasional. Sebagai suatu sistem nilai, Pancasila
telah terbukti kualitasnya di mata dunia sampai dengan saat ini. Namun pada kenyataannya
nilai-nilai Pancasila kini sedikit demi sedikit mulai tergerus oleh globalisasi yang selalu
membawa karakter individualistik. Pancasila tidak lagi mampu dijadikan sarana untuk
menahan dampak globalisasi yang hadir. Dalam ranah ini, Pancasila dapat diartikan sebagai
tubuh tanpa jiwa.
Generasi milenial merupakan generasi yang paling dekat dengan teknologi. Generasi
ini merupakan generasi yang lahir pasca tahun 1980 sampai dengan tahun 2000. Oleh
karenanya,generasiinimerupakangenerasidengantingkatpenggunaaninternettertinggisaat ini.
Ketergantungan yang sangat tinggi terhadap internet tersebut menyebabkan generasi milenial
lebih memilih menggunakan internet sebagai sumber informasi dan komunikasi karena
internet dirasa lebih menjanjikan kemudahan penggunaan dan kecepatan akses. Jika
pemanfaatan internet dilakukan secara tepat dan semestinya tentu akan mendapatkan banyak
manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini,
banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan teknologi internet tersebut untuk hal-hal
yang tidaksemestinya.
Oleh karena itu, di era globalisasi ini peran Pancasila tentulah sangat penting untuk
tetap menjaga eksistensi Ideologi Pancasila. Lebih dari itu, nilai-nilai Pancasila sepatutnya
menjadi karakter masyarakat Indonesia sehingga Pancasila menjadi identitas atau jati diri
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya reaktualisasi nilai-nilai Pancasila pada
generasi milenial. Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yang pertama adalah melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila ke dalam setiap bidang
pelajaran pada lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan non formal. Langkah kedua
adalah dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai Pancasila secara langsung
dalamn kehidupan sehari-hari. Langkah ketiga adalah dengan melalui diskusi dan kajian-
kajian ilmiah. Dan langkah terakhir adalah reaktualisasi Pancasila melalui media sosial.

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Kailan. 2006. Revitalisasi dan Reaktualisasi Pancasila Sebagai Dasar Filsafat dan Ideologi
Bangsa dan Negara Indonesia. Yogyakarta: Universitas Gajahmada.
KBBI edisi V (Aplikasi). 2016. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Leahy, Louis. 2001. Siapakah Manusia? (Sintesis Filosofis tentang Manusia). Yogyakarta:
Kanisius
Mangunwijaya, Y. B (Ed). 1983. Teknologi Dan Dampak Kebudayaannya. Jakarta:
YayasanObor Indonesia.
Notonagoro. 1980. Pancasila Secara Ilmiah Populer. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.
Wiyono, Suko. 2012. Reaktualisasi Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Malang: Wisnuwardhana Malang Press
Utomo,EkoPriyo.2008.KoneksiInternetUntukPC,LaptopdanHP.Yogyakarta:Mediakom.
Wulandari, Dian. 2011. Mengembangkan Perpustakaan Sejalan Dengan Kebutuhan Net
Generation (artikel). (https://www.repositiory.petra.ac.id>net_generation1, diakses pada 05
Mei2017).
Ardian, Bagas. 2015. Lunturnya Ideologi Pancasila di Kehidupan Generasi Muda. (Online).
(https://bagasardian.wordpress.com/2015/11/18/makalah-lunturnya-ideologi-pancasila-di-
kehidupan-generasi-muda/, diakses pada 20 Juli 2017).
Wibisono, Nuran. 2016. Memahami Generasi Galau. (Online). (https://tirto.id/memahami -
generasi-galau-cY, diakses tanggal 05 Juli 2017).
Rani, Rezita. 2017. Ciri-Ciri Generasi Millennial. Sebagai Anak Millennial, Kamu Setuju
Nggak Nih?. (Online). (http://trivia.id/post/ciri-ciri-generasi-millennial-sebagai -anak-
millennial-kamu-setuju-nggak-nih-1489737777, diakses pada 05 Mei 2017).
Sumardjoko, Bambang. 2017. Aktualisasi Nilai-nilai Pancasila pada Masa Kini. (Online).
(https://nasional.sindonews.com/read/1210372/18/aktualisasi-nilai-nilai-pancasila-pada-
masa-kini-1496431646, diakses pada 19 Juli 2017).
Wahyuningsih, Agustin. 2015. Mengenal generasi millenial dan karakteristiknya. (Online).
(https://www.brilio.net/life/mengenal-generasi-millenial-dan-karakteristiknya-150320a.html,
diakses pada 20 Juli 2017).
Kansil.2006.Modul pancasila dan kewarganegaraan.Jakarta: PT Pradnya Paramita
Seminar Nasional Pendidikan 2017 Oleh : Wawan Setiawan
JPK: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 1, No. 2, Januari2017 E-ISSN 2527-
7057, P-ISSN 2545-2683
Peranan Pancasila Dalam Menumbuhkan Kesadaran Nasionalisme Generasi Muda Di Era
Global Oleh : Ana Irhandayaningsih
http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/844-pancasila-di-tengah-era-
globalisasi
http://journal.umpo.ac.id/index.php/JPK/article/view/307/336https://www.matakalteng.co
m/kolom/opini/2020/01/11/pancasila-di-era-digital-globalisasi-dan-millenial

Anda mungkin juga menyukai