Anda di halaman 1dari 7

MASALAH POKOK PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH

SARI PUSPITA WIRYANI (26212856)

Beberapa Permasalahan Ekonomi Indonesia


            Indonesia menggunakan system perekonomian kerakyatan, jadi
semua kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan hajat hidup orang
banyak diatur dan dikendalikan oleh pemerintah. Semua hal yang
berhubungan dengan kebijakan dan kelangsungan hidup masyarakat
Indonesia diatur oleh kebijakan – kebijakan dan peraturan pemerintah.
            Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan diawali
padatahun 1997 dimana pada masa itulah terjadi krisis. Saat itu
pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen,
sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi
keamanan yang belum kondusif juga mempengaruhi iklim investasi di
Indonesia, yang menambah kesulitan dinegeri ini.
            Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi
yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan
ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi
dimasa mendatang.
Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka
harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan
persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan,
suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya
modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
             Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan
dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini
didalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat
turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi
yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi menggambarkan
kinerja perekonomian suatu negara akan menjadi prioritas utama bila
ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang
berlangsung dengan baik pada negaranya.
Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia
tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia
saat ini secara ekonomi cukup dipertimbangkan oleh perekonomian
dunia. Hal ini dapat dilihat dengan diundangnya Indonesia ke pertemuan
kelompok 8-plus (G8plus) di Kyoto Jepang pada bulan Juli 2008
bersama beberapa negara yang disebut BRIICS (Brasil, Rusia, India,
Indonesia dan South Africa).
 Pada tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$
2.000, bahkan pada tahun 2009, GDP Indonesia ditetapkan di atas angka
5.000 triliun Rupiah atau setara dengan US$ 555 milyar. Angka-angka
ini cukup mendukung estimasi bahwa pada tahun 2015 Indonesia sudah
menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia dengan GDP di atas US$ 1
triliun. Namun masih banyak hambatan yang dihadapi oleh
perekonomian Indonesia untuk menuju kesana, misalnya; kondisi
infrastruktur perekonomian (seperti jalan, jembatan, pelabuhan dan
listrik), tingginya angka pengangguran (kisaran 9%), tingginya inflasi
yang disebabkan oleh meningkatnya harga energi dunia (sudah
menyentuh 11,,%), belum optimalnya kedatangan FDI ke Indonesia,
belum optimalnya peranan APBN sebagai stimulus ekonomi (belum
ekspansif).
            Dari sekian banyak masalah perekonomian yang dapat
mewujudkan target pemerintah dapat dikelompokan menjadi masalah
yang paling pokok karena dampaknya yang meluas yaitu tentang
permasalahan ketenagakerjaan yang melingkupi tingginya jumlah
pengangguran dan tingginya tingkat inflasi yang terjadi di Indonesia
merupakan hal yang mendasari semua permasalahan – permasalahan
sosial di Indonesia.
 Pengangguran
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak
bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan
pekerjaan yang layak.
Pengangguran merupakan masalah utama yang harus dihadapi
perekonomian indonesia. Ada beberapa penyebab tingginya
pengangguran diantaranya seperti tidak seimbangnya jumlah pekerja dan
lapangan pekerjaan yang tidak tersedia, Selain itu tidak cocoknya tenaga
yang tersedia dengan spesifikasi yang dicari penyedia lapangan
pekerjaan.  Penyebab yang lain adalah pendidikan yang tidak cukup
dengan standart yang dibutuhkan.
 Jenis-jenis Pengangguran :
–          Berdasarkan jam kerja :
1. Pengangguran Terselubung: Pengangguran disini adalah kumpulan
SDM yang tidak bekerja secara optimal desebabkan karena alasan
tertentu.
2. Setengah Menganggur: SDM disini tidak bekerja karena tidak
tersedianya lapangan pekerjaan.
3. Pengangguran terbuka: SDM disini merupakan tenaga kerja yang
tidak punya pekerjaan sama sekali.
–          Berdasarkan penyebab terjadinya :
1. Pengangguran Friksionil: SDM disini menganggur karena mereka
memilih untuk menganggur karena menunggu pekerjaan yang
lebuh berkualitas atau lebih cocok dengan mereka.
2. Pengangguran Struktural: SDM disini diberhentikan oleh
perusahaan karena perusahaannya sudah bangkrut atau mengalami
kemunduran.
3. Pengangguran Teknologi: SDM disini diberhentikan perusahaan
atau tidak direkrut karena perusahaan sudah tidak membutuhkan
tenaganya lagi, karena pekerjaannya sudah diambil alih oleh mesin
karena perkembangan teknologi.
4. Pengangguran Siklikal: SDM menjadi pengangguran karena
pengurangan tenaga kerja secara menyeluruh.
5. Pengangguran musiman: SDM menjadi pengangguran karena
pekerjaanya bersifat musiman. Apabila musimnya sudah habis
pekerjaannya sudah tidak ada lagi.
6. Pengangguran Konjungtural: SDM menjadi pengangguran
dipengaruhi oleh perubahan perekonomian.
 Penyebab Terjadinya Pengangguran
1. Penduduk yang relatif banyak
2.  Pendidikan dan keterampilan yang rendah
3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta
dunia kerja
4. Teknologi yang semakin modern
5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara
melakukan penghematan-penghematan.
6.  Penerapan rasionalisasi
7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim
8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu Negara
 Dampak-dampak dari Pengangguran
1. Pendapatan nasional rill (nyata) yang dicapai oleh masyarakat
lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang
seharusnya).  Sehingga kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat
pun lebih rendah.
2. Pengangguran menyebabkan kegiatan perekonomian menurun
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
3. Tingkat kemakmuran yang dapat dinikmati masyarakat lebih
rendah daripada tingkat kemakmuran yang mungkin dicapainya.
4. Jumlah penduduk miskin semakin bertambah.
5. Meningkatkan tindakan kriminalitas.
 Upaya Mengatasi Pengangguran
1. Mengadakan program transmigrasi
2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja
3. Mendorong majunya pendidikan
4. Mengintensifkan program keluarga berencana
 Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau
bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang.
 Penyebab Inflasi
–           Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar)  inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam
permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam
situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh
rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama
tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah
uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi
yang terjadi di sektor industri keuangan.
–          Inflasi desakan biaya ( cost push inflation,  terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan.
 Ada beberapa dampak dengan terjadinya Inflasi yaitu:
 Dampak Postif Inflasi
1. Peredaran / perputaran barang lebih cepat.
2. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha
bertambah.
3. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
4. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena
kenaikanpendapatan kecil.
 Dampak Negatif Inflasi
1. Harga barang-barang dan jasa naik.
2. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
3. Menimbulkan tindakan spekulasi.
4. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
5. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
 Mengukur inflasi
            Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase
perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
–      Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI),
adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang
dibeli oleh konsumen.
–          Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
–      Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-
rata dari barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan
proses produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK
di masa depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya
produksi, yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang
konsumsi.
–          Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
–          Indeks harga barang-barang modal
–          Deflator PDB menunjukkan besarnya perubahan harga dari
semua barang baru, barang produksi lokal, barang jadi, dan jasa.
 Hubungan Antara Pengangguran dan Inflasi
Berdasarkan  Kurva Phillips, menggambarkan adanya hubungan negatif
antara laju inflasi dengan pengangguran: Laju inflasi tinggi,
pengangguran rendah. Akan tetapi kebalikannya juga justru dapat terjadi
yakni kenaikan harga-harga secara umum, yang dilihat dari laju inflasi
akan menurunkan output (produksi nasional) dan dengan sendirinya
meningkatkan pengangguran. Hubungan inflasi, output dan
pengangguran) sangat ditentukan oleh aggregat penawaran dan
permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Apabila aggregat
permintaan meningkat, permintaan terhadap tenaga kerja akan
meningkat (dengan sendirinya pengangguran berkurang).    Akan tetapi,
sebaliknya kenaikan aggregat permintaan tersebut akan menaikkan
harga-harga (meningkatkan laju inflasi). Ini yang dinamakan hubungan
negatif inflasi dan pengangguran. Penurunan penawaran dengan
sendirinya berakibat pada “seolah” kenaikan dalam permintaan.
Akibatnya harga-harga meningkat (inflasi meningkat). Akan tetapi
karena penawaran menurun ini berarti permintaan terhadap tenaga kerja
juga menurun yang dengan sendirinya menurunkan produksi nasional.
Akhirnya yang terjadi adalah inflasi tinggi dan pengangguran tinggi.

Anda mungkin juga menyukai