Kompres hangat
Kompres panas atau lebih tepatnya disebut kompres hangat ada dua jenis, yaitu panas kering
dan panas lembap.
Kompres hangat kering bisa dilakukan dengan bantal pemanas, sinar inframerah, atau sauna.
Sementara itu, kompres hangat lembap dapat menggunakan handuk yang direndam air hangat
atau mandi air hangat.
Fungsi kompres hangat adalah melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah ke sel dan
jaringan tubuh menjadi lancar. Kompres hangat juga bisa membantu memulihkan jaringan
tubuh yang cedera.
Secara umum, berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat diatasi atau diredakan dengan
pemberian kompres hangat:
Nyeri, bengkak, dan kaku pada sendi akibat arthritis
Sakit kepala
Nyeri atau kram otot
Nyeri punggung
Nyeri kronis, misalnya pada kondisi fibromyalgia
Cedera otot atau persendian, seperti keseleo
Demam
Saat menggunakan kompres hangat, penting untuk memperhatikan suhu panas atau hangat
yang digunakan. Hindari memberikan kompres dengan suhu yang terlalu tinggi karena
berisiko menyebabkan luka bakar.
Perlu diingat juga bahwa kompres hangat tidak dapat digunakan untuk mengompres bagian
tubuh yang memar, bengkak, atau mengalami luka terbuka.
Selain itu, orang yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes,
dermatitis, thrombosis vena dalam (DVT), gangguan perdarahan, dan gangguan saraf
seperti multiple sclerosis, mungkin tidak disarankan untuk menggunakan kompres hangat.
Jika Anda menderita salah satu dari penyakit tersebut, sebaiknya konsultasikan ke dokter
sebelum hendak menggunakan kompres hangat.
Kompres dingin
Kompres dingin dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri, pembengkakan, dan
peradangan akibat cedera. Ketika tubuh mengalami cedera, bagian tubuh yang cedera tersebut
akan mengalami peradangan sehingga menimbulkan rasa nyeri dan bengkak.
Peradangan akibat cedera ini biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat hingga tubuh
pulih dari cedera. Akan tetapi, untuk mengurangi keluhan tersebut, Anda bisa menggunakan
kompres dingin.
Selain itu, kompres dingin juga dapat digunakan untuk menangani beberapa kondisi berikut:
Gigitan serangga
Kulit gatal atau terbakar matahari
Nyeri sendi
Migrain
Cedera atau peradangan pada jaringan otot atau jaringan penyambung, misalnya
tendonitis dan bursitis
Kompres dingin bisa berupa es batu atau gel beku yang dibungkus kain, atau handuk yang
dicelupkan ke air dingin.
Kompres dingin sebaiknya tidak digunakan pada otot atau sendi yang kaku serta orang yang
memiliki kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.
Kompres dingin juga tidak disarankan untuk digunakan oleh orang yang memiliki keluhan
mati rasa atau kesemutan akibat gangguan saraf sensorik.
Aturan Penggunaan Kompres Dingin
Kompres dingin boleh digunakan untuk menangani kondisi cedera akut atau cedera yang baru
saja terjadi, misalnya luka memar atau keseleo. Dalam penanganan cedera, kompres dingin
hanya boleh digunakan dalam waktu 48 jam.
Waktu pemberian kompres dingin yang disarankan adalah 10–15 menit hingga maksimal 20
menit. Hindari memberikan kompres dingin terlalu lama karena dapat menghambat sirkulasi
darah dan mengganggu proses penyembuhan cedera.
Baik kompres hangat maupun kompres dingin yang Anda gunakan, hindari penggunaan
kompres yang suhunya terlalu panas atau terlalu dingin. Ingatlah bahwa penggunaan kompres
hanya disarankan untuk penanganan rumahan dalam waktu singkat.
Jika keluhan Anda tidak kunjung membaik setelah menggunakan kompres hangat maupun
dingin, Anda sebaiknya memeriksakan ke dokter agar penanganan dapat dilakukan secara
cepat dan aman.