ASKEP GAGAL JANTUNG Yang Bener
ASKEP GAGAL JANTUNG Yang Bener
Tn. K berumur 70 tahun dating ke IGD RSUD Seragen. Keadaan saat di IGD RSUD Seragen,
mengeluh nyeri dada sebelah kiri, seperti di tusuk-tusuk dan diperas, dirasakan hilang pinggul
dengan skala 6, sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan kambuh-kambuhan, dada
ampeg, nafas berat, pusing, badan lemas, mudah lelah saat beraktivitas dan nyeri ulu hati, BAK
keluar hanya sedikit klien khawatir penyakit hipertensinya bertambah parah.
Pengertian lain menyebutkan bahwa dekompensasi cordis (DC) / Gagal jantung adalah
ketidakmampuan jantung memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dan
kebutuhan oksigen jaringan (Doenges, 2000: 48).
Decompensasi cordis (DC) / Gagal jantung gagal jantung adalah suatu keadaan ketika jantung
tidak mampu mempertahankan sirkulasi yang cukup bagi kebutuhan tubuh, meskipun tekanan
vena normal (Muttaqin, 2012).
Decompensasi cordis (DC) / gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala)
yang ditandai dengan sesak nafas dan fatik saat istirahat atau saat aktivitas yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi pada jantung (Nurarif dan Kusuma, 2013).
Gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa
darah guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan okseigen secara adekuat
(Udjiati, 2013).
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dekompensasi cordis / yang sering
disingkat dengan DC merupakan keadaan jantung yang sudah tidak mampu lagi memompa darah
sesuai dengan kebutuhan tubuh.
1. Klasifikasi :
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal jantung terbagi :
Pada gagal jantung kiri terjadi dyspneu d’effort, fatigue, orthopnea dispnea nocturnal
paroksismal, batuk, pembesaran jantung, irama derap, ventricular heaving, bunyi derap S3 dan
S4, pernafasan cheyne stokes, takikardi, pulsusu alternans, ronkhi dan kongesti vena pulmonalis.
Pada gagal jantung kanan timbul edema, liver engorgement, anoreksia, dan kembung. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan hipertrofi jantung kanan, heaving ventrikel kanan, irama derap
antrium kanan, murmur, tanda-tanda penyakit paru kronik, tekanan vena jugularis meningkat,
bunyi P2 mengeras, asites, hidrothoraks, peningkatan tekanan vena, hepatomegali dan pitting
edema.
Pada gagal jantung kongestif terjadi manifestasi gabungan gagal jantung kiri dan kanan.
New York Heart Association (NYHA) membuat klafisikasi fungsional dalam 4 kelas :
1. Kelainan mekanis.
b. Peningkatan beban volume (regurgitasi katub, pirau, peningkatan beban awal dan sebagainya)
d. Tamponade perikardium.
f. Aneurisme ventrikel.
2. Kelainan miokardium
a. Primer
Kardiomiopati.
Miokarditis.
Kelainan metabolik.
Toksisitas, (alkohol, obat dan sebagainya).
Presbikardia.
a. Henti jantung.
b. Fibrilasi.
3. Patofisiologi
Patofisiologi decompensasi cordis/ gagal jantung menurut Price (1994: 583) adalah sebagai
berikut:
Kegagalan dari pemompaan oleh ventrikel kiri mengakibatkan curah jantung menurun. Akibat ke
depan menimbulkan gejala kelemahan atau kelelahan. Sedangkan akibat ke belakang
mengakibatkan toleran dan volume akhir diastole meningkat sehingga terjadi bendungan vena
pulmonalis, kemudian terjadi di paru-paru. Akibat adanya sisa tekan di ventrikel kiri
mengakibatkan rangsang hipertrofi sel yang menyebabkan kardiomegali. Beban atrium kiri
meningkat dan akhirnya terjadi peningkatan beban vena pulmonalis, kemudian mendesak paru-
paru dan akhirnya terjadi oedema. Hemoptisis dapat terjadi pada dekompensasi kordis karena
dinding kapiler jantung sangat tipis dan rentan sehingga dapat mengakibatkan perdarahan.
Gangguan pompa ventrikel kanan mengakibatkan aliran darah ke paru-paru menurun ada
akhirnya curah jantung menurun. Tekanan dan volume akhir diastole ventrikel meningkat
sehingga terjadi bendungan di atrium kanan yang mengakibatkan bendungan vena kava. Akibat
bendungan di vena kava maka aliran vena hepatikum, vena dari lien terbendung akhirnya timbul
hepatosplenomegali, asites, edema perifer terutama kaki.
Gagal jantung kanan
Pathway
4. Manifestasi klinis
Klasifikasi fungsional dari the new york heart association umum dipakai untuk menyatakan
hubungan antara awal gejala dan derajat latihan fisik yaitu:
Adapun tanda dan gejalanya menurut Chung (1995: 234-236) adalah sebagai berikut:
1. Kelelahan/ kelemahan.
2. Dispnea.
3. Ortopne.
4. Dispnue nokturia paroksimal.
5. Batuk.
6. Nokturia.
7. Anoreksia.
8. Nyeri kuadran kanan atas.
9. Takikardia.
10. Pernapasan cheyne-stokes.
11. Sianosis.
12. Ronkhi basah
13. Peninggian tingkat pulsasi vena jugularis.
14. Hepatosplenomegali.
15. Asites.
16. Edema perifer
5. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosa adalah
sebagai berikut :
1. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen terutama pada klien gagal jantung disertai dengan edema paru. Pemenuhan
oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen
tubuh.
Penggunaan nitrat baik secara akut maupun kronis tengah didukung dalam pelaksanaan gagal
jantung. Dengan menyebabkan vasodilatasi perifer, jantung diunloaded (penurunan afterload),
pada peningkatan curah jantung lanjut penurunan pulmonary arteri wedge pressure (pengukuran
yang menunjukkan derajat kongesti vaskuler pulmonal dan beratnya gagal ventrikel kiri), serta
penurunn pada O2 miokard.
3. Diuretik
Akan menurunkan preload dan kerja jantung, diuretik memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan
dan merendahkan tekanan darah.
4. Diuretik kuat
Bekerja dengan ansa nenle dengan menghambat transportasi klorida terhadap natrium terhadap
sirkulasi (menghambat reabsorbsi natrium pasif).
7. Komplikasi
Adapun Komplikasi yang bisa ditimbulkan dari decompensasi cordis ialah sebagai berikut :
1. Syok kardiogenik
2. Aritmia
3. Ruptur miokard
4. Kematian
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. K
Usia : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Pernikahan : Sudah menikah
Alamat : Sragen
Suku : Jawa
Agama : Islam
Diagnosa Medis : Dekompensasi Kordis
No.RM : 666
Ruangan : Kartika
Tanggal Masuk :
Tanggal Pengkajian :
B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. K
Usia : 60
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : PNS
Hubungan dengan pasien : Istri pasien
C. RIWAYAT KESEHATAN
KeluhanUtama
Dengan mengeluh sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan kambuh-kambuhan.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Dengan keluhan sesak nafas dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan kambuh-kambuhan,
dada ampeg, nafas berat, pusing, badan lemas, BAK keluar hanya sedikit klien khawatir
penyakit hipertensinya bertambah parah.
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat penyakit dahulu yaitu riwayat hipertensi sejak 5 tahun terakhir dan pernah
dirawat di rumah sakit dengan keluhan yang sama.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga mempunyai riwayat penyakit hipertensi
D. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Pasien
Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 200/150mmHg
Nadi : 115x/menit
Suhu : 36,1̊C
Respirasi : 32x/menit
Keadaan Umum
Pasien tampak sakit sedang
KeadaanSpesifik
Kepala
Kepala bentuk normocephal, rambut warna hitam keputihan, distribusi merata dan tidak mudah
rontok, deformitas (-), krepitasi (-), danbekasluka (-)
Mata
Alis hitam, distribusi merata, kelopak mata tidak edema, bulu mata kedepan normal,
eksopthalmus (-), endothalmus (-), konjungtivapucat -/-, skleraikterik -/-
Hidung
Tidak ada kelainan, tulang dalam perabaan normal krepitasi (-), deformitas (-), sekret(-)
Telinga
Simetris kiri dan kanan, meatus acusticuseksternus normal, sekretdaritelinga (-), pendengaran
normal, tinitus (-)
Mulut
Mukosa kering (-), karies (-), lidahkotor (-) perdarahangusi (-), dan tonsil tidak membesar
Leher
Pembesaran KGB (-) JVP meningkat (5 ± 3 mmHg)
Abdomen :
– Inspeksi
Bentuk datar soefl, bekasluka (-) benjolan (-) pelebaran pembuluhdarah (-)
–Auskultasi
Bisingusus (+) normal
– Perkusi
Timpani di seluruh lapang abdomen, ukuran hepar normal
–Palpasi Nyeri tekan
Superfisial dan profunda
(-), palpasihepar, lien, dan ginjal tidak ada pembesaran, asites (-)
Ekstremitas
: Akral hangat, CRT < 2”, edema tungkai+/+
DATA FOKUS
Tn. K
DX Medis DECOMPENSASI CORDIS
DS DO
Pasien mengeluh sesak nafas Tanda-Tanda Vital
dirasakan sejak 3 hari yang lalu dan
Tekanan Darah : 200/150mmHg
kambuh-kambuhan, dada ampeg,
nafas berat. warna kulit pasien Nadi : 115x/menit
terlihat pucat. Suhu : 36,1̊C
Pasien mengeluh nyeri dada sebelah
kiri, seperti ditusuk tusuk dan Respirasi : 32x/menit
diperas. Pasien tampak mringis
Pasien mengatakan pusing, badan
P : Saat beraktivitas.
lemas dan mudah lelah saat
beraktivitas. Q : Seperti ditusuk tusuk dan diperas.
R : Didada sebelah kiri.
S : Skala 6.
T : 10 detik.
Perubahan afterload
Warna kulit pucat
A. ANALISIS DATA
DO
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d Hambatan upaya nafas. ( ditandai dengan penggunaan
otot bantu pernafasan).
2. Nyeri akut b.d Agen pencendera fisiologis ( iskemia).
3. Penurunan curah jantung b.d Perubahan afterload.
INTERVENSI
Nama Tn. K
DX Medis : Deskompensasi Kardis
O : Pasien tampak
lebih nyaman
S:-
O : pasien tampak
lebih nyaman dan
tidak terdengar
adanya bunyi nafas
tambahan
S : setelah di berikan
O2 pasien
mengatakan lebih
nyaman
O : pasien Nampak
lebih nyaman setelah
diberikan thrapy O2
2. Pola nafas tidak Melalukan pengkajian S: -
efektif b.d
nyeri secara O:
Hambatan upaya
nafas ( ditandai komprehensif termasuk S : setelah di lakukan
dengan penggunaan
lokasi, karakteristik, pemeriksaan pasien
otot bantu
pernafasan). durasi, frekuensi, mengatakan lebih
kualitas, dan faktor baik
presipitasi. O : TTV :
Memonitor TTV. TD:
Mengontrol lingkungan 200/150mmH
yang dapat g
mempengaruhi nyeri Nadi :
seperti suhu ruangan, 115x/menit
pencahayaan, dan Suhu : 36,1̊C
kebisingan. Respirasi:
Mengajarkan tentang 32x/menit
teknik
nonfarmakologi : nafas S : Pasien
dalam, relaksasi, mengatakan lebih
distraksi, kompres nyaman dengan
hangat/dingin. lingkungan nya
Kolaborasikan dengan sekarang
dokter dalam O : pasien Nampak
pemberian analgesic lebih nyaman dengan
untuk mengurangi lingkungannya
nyeri. S : pasien
mengatakan lebih
nyaman setelah di
ajarkan teknik nafas
dalam
O : pasien mau
melaukan teknik
nafas dalam dengan
baik dan pasien
Nampak lebih
nyaman
S : pasien
mengatakan nyeri
berkurang setelah
meminum obat
analgesic
O : pasien tampak
lebih baik setelah di
berikan therapy
analgesic
3. Penurunan curah Mengevaluasi adanya S:-
jantung b.d
nyeri dada O : setelah di
Perubahan afterload.
Mencatat adanya lakukan pemeriksaan
disritmia jantung nyeri dada berkurang
Memonitor status S:-
pernafasan yang O : ada nya disritmia
menandakan gagal jantung
jantung S: -
Mengatur periode O : setelah di
latihan dan istirahat lakukan pemeriksaan
untuk menghindari pasien terlihat
kelelahan bernafas dengan
Memonitor toleransi sesak
aktivitas pasien
Memonitor frekuensi S:-
S : pasien
mengatakan sudah
lebih baik setelah
adanya pemberian O2
O : pasien dan
keluarga pasien sudah
mengerti setelah
dijelaskan tujuan
pemberian O2 untuk
membantu kelancaran
pernafasan pasien
S : pasien
mengatakan lebih
baik
O : setelah di
lakukan pemberian
therapy pasien
Nampak lebih baik
S : pasien Nampak
lbih nyaman
O : lingkungan
pasien nampak
mendukung dan tidak
menimbulkan adanya
stress yang akan
membuat pasien tidak
nyaman
EVALUASI
Nama : Tn. K
DX Medis : Dekompensasi Kardis
-
O:
A:
P:
2. Pola nafas tidak S:
efektif b.d
Setelah di lakukan pemeriksaan pasien
Hambatan upaya
nafas ( ditandai mengatakan lebih baik
dengan
penggunaan otot Pasien mengatakan lebih nyaman dengan
bantu lingkungan nya sekarang
pernafasan).
Pasien mengatakan lebih nyaman setelah di
ajarkan teknik nafas dalam
Pasien mengatakan nyeri berkurang setelah
meminum obat analgesic
O:
TTV :
- TD: 200/150mmHg
- Nadi : 115x/menit
- Suhu : 36,1̊C
- Respirasi: 32x/menit
Pasien tampak lebih nyaman dengan
lingkungannya
Pasien mau melakukan teknik nafas dalam
dengan baik dan pasien tampak lebih nyaman
Pasien tampak lebih baik setelah di berikan
therapy analgesic dan nyeri tampak berkurang
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
3.Penurunan S: S :
curah jantung b.d
Pasien mengatakan tidak terlalu banyak
Perubahan
afterload. melakukan aktivitas
Pasien mengatakan pernafasan nya terasa
sedikit sesak
Setelah di lakukan pemeriksaan pasien
mngatakan lebih baik
Pasien mengatakan sudah lebih baik setelah
adanya pemberian O2
Pasien mengatakan lebih baik
Pasien tampak lebih nyaman
O:
Setelah di lakukan pemeriksaan nyeri dada
berkurang
Adanya distritmia jantung
Setelah di lakukan pemeriksaan pasien terlihat
bernafas dengan sesak
Pasien melakukan latihan dan istirahat dengan
baik sesuai dengan yang diberi tahu perawat
Aktivitas pasien tampak teratur dan tidak
membuat kondisi pasien memburuk
Pasien tampak bernafas sedikit sesak
Suhu : 36,1c
Warna kulit : elastis
Kelembapan kulit : normal
Pasien dan keluarga pasien sudah mengerti
setelah dijelaskan tujuan pemberian O2 untuk
membantu kelancaran pernafasan pasien
Setelah di lakukan pemberian therapy pasien
tampak lebih baik
Lingkungan pasien nampak mendukung dan
tidak menimbulkan adanya stress yang akan
membuat pasien tidak nyaman
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan Intervensi
O:
A:
P: