NIM/Off : 160811615690/C/17
3. Memberantas pungli
UU Cipta Kerja akan memangkas perizinan. Selain itu, proses perizinan akan
dioptimalkan dalam bentuk online. UU Cipta Kerja juga diklaim mendukung upaya
pemberantasan korupsi. Hal tersebut terlihat dari adanya penyerhanaan, dengan
memotong dan mengintegrasikan sistem perizinan secara elektronik sehingga pungli
(pungutan liar) dapat dihindari.
4. Mengkaji Omnibus Law dari perspektif buruh dan saya sebagai mahawiswa
Jika dari sisi pemerintah dan pengusaha menyetujui dan menganggap UU Cipta Kerja
dapat mendatangkan berbagai manfaat, lain halnya dengan pihak buruh. Banyak buruh yang
turun ke jalan untuk memprotes disahkannya UU Cipta Kerja. Menurut para buruh, beberapa
pasal dalam UU Cipta Kerja dapat merugikan dan mengancam kehidupan mereka. Protes
juga datang dari serikat buruh seperti Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(KSPSI) yang menegaskan, pihaknya masih konsisten untuk menolak pengesahan UU Cipta
Kerja. KSPSI menjelaskan ada tujuh hal yang mendasari mereka menolak disahkannya UU
Cipta Kerja.
Pertama, dihapusnya UMK (Upah Minimum Kabupaten/Kota) dan UMSK (Upah
Minimum Sektoral yang berlaku di wilayah kabupaten/kota). Kedua, menolak pengurangan
nilai pesangon yang dibayar melalui BPJS Ketenagakerjaan. Ketiga, tidak ada batas waktu
kontrak yang dapat membebani buruh. Keempat, adanya pekerja alih daya tanpa batas waktu
dan jenis pekerjaan. Kelima, buruh menolak jam kerja yang eksploitatif. Keenam, hak cuti,
hak upah atas cuti, cuti haid dan melahirkan hilang, serta hak cuti panjang hilang. Lalu
ketujuh, jaminan pensiun dan kesehatan berpotensi hilang karena terus menggunakan
karyawan kontrak dan outsourching.
Poin-poin yang disebutkan diatas berhubungan dengan pasal-pasal yang dianggap
merugikan bagi buruh yang terdapat di dalam UU Cipta Kerja. Selain KSPSI, masih ada
serikat buruh lain yang menolak UU Cipta Kerja diantaranya KSBSI (Konfederasi Serikat
Buruh Seluruh Indonesia), KSPN (Konfederasi Serikat Pekerja Nasional), dan
KSARBUMUSI (Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia). Keempat serikat buruh
ini sepakat untuk menolak UU Cipta Kerja karena mereka menganggap UU tersebut sangat
merugikan para buruh. Keempat serikat buruh tersebut tengah mengupayakan berbagai hal
agar UU Cipta Kerja segera diperbaiki ataupun dicabut.
Jika melihat dari situasi yang terjadi, saya pribadi cenderung tidak setuju dengan
ditetapkannya UU Cipta Kerja jika pasal-pasal yang bermasalah masih terdapat didalamnya.
Setiap peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh pemerintah hendaknya dapat
menguntungkan rakyat terlebih rakyat-rakyat kecil seperti buruh. Beberapa pasal yang
terdapat dalam UU Cipta Kerja menurut saya dapat menjadi suatu ancaman bagi kehidupan
para buruh sehingga perlu dikaji ulang sehingga apa yang diinginkan pemerintah dan rakyat
dapat terwujud yaitu bertambahnya lapangan kerja yang dapat menyokong kehidupan rakyat
kecil. Dari sisi pemerintah juga perlu adanya sosialisai kepada masyarakat mengenai UU
Cipta Kerja untuk menghindari terciptanya berita hoax. UU Cipta Kerja juga harus dapat
diakses dengan mudah oleh masyarakat agar semakin meningkatkan pemahaman mengenai
UU tersebut. Pengesahan UU Cipta Kerja terkesan buru-buru. Hal ini menimbulkan
pertanyaan bagi saya apakah ada kepentingan elit politik yang dibawa dalam pengesahan
UU ini? Padahal masih banyak UU lain yang seharusnya disahkan terlebih dahulu contohnya
RUU PKS (Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual) yang dimana
RUU ini berisikan pencegahan, pemenuhan hak korban, pemulihan korban hingga mengatur
tentang penanganan selama proses hukum bagi para korban kekerasan seksual. Menurut saya
RUU tersebut lebih layak disahkan terlebih dahulu jika dibandingkan dengan UU Cipta
Kerja.
Sumber :
Al Hikam, Herdi Alif.2020. Beda Pendapat Buruh & Pengusaha soal Omnibus Law Cipta Kerja.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5201279/beda-pendapat-buruh--
pengusaha-soal-omnibus-law-cipta-kerja (online).Diakses 25 Oktober 2020.
Debora, Yantina.2020. Daftar Pasal Bermasalah dan Kontroversi Omnibus Law RUU Cipta
Kerja.tirto.id/daftar-pasal-bermasalah-dan-kontroversi-omnibus-law-ruu-cipta-kerja-
f5AU (online). Diakses 25 Oktober 2020.
Idris, Muhammad.2020. 3 Manfaat UU Cipta Kerja untuk Rakyat Seperti yang Diklaim Jokowi.
https://money.kompas.com/read/2020/10/11/090645726/3-manfaat-uu-cipta-kerja-
untuk-rakyat-seperti-yang-diklaim-jokowi?page=all (online). Diakses 25 Oktober 2020.
Irlanda, Salma Fenty.2020. Pasal-pasal Picu Kontroversi di Omnibus Law UU Cipta Kerja yang
Baru Disahkan DPR. https://newsmaker.tribunnews.com/2020/10/07/pasal-pasal-picu-
kontroversi-di-omnibus-law-uu-cipta-kerja-yang-baru-disahkan-dpr (online). Diakses 25
Oktober 2020.
Prastiwi, Devira.2020. Ini Deretan Sikap Buruh Terkait UU Cipta Kerja yang Disetujui DPR.
https://www.liputan6.com/news/read/4374492/ini-deretan-sikap-buruh-terkait-uu-cipta-
kerja-yang-disetujui-dpr (online). Diakses 25 Oktober 2020.
Sari, Haryanti Puspa.2020. Proses Perumusan Omnibus Law RUU Cipta Kerja Dianggap
Menyimpang.https://nasional.kompas.com/read/2020/03/04/18530501/proses-
perumusan-omnibus-law-ruu-cipta-kerja-dianggap-menyimpang?page=all (online).
Diakses 25 Oktober 2020.
Sulaeman.2020. Penjelasan Lengkap Jokowi Manfaat UU Cipta Kerja untuk Masyarakat.
merdeka.com/uang/penjelasan-lengkap-jokowi-manfaat-uu-cipta-kerja-untuk-
masyarakat.html (online). Diakses 25 Oktober 2020.