KONSELING EKSISTENSIAL
Dosen Pengampu :
Oleh :
a. Kesadaran diri, yaitu kemampuan manusia dalam membuat dirinya sadar akan
dirinya sendiri dalam hal berpikir dan memecahkan masalah. Semakin kuat
kesadaran diri semakin tinggi pula kebebasan individu tersebut.
b. kebebasan, tanggung jawab dan kecemasan. Tiga hal ini saling berkaitan dalam
hal kesadaran individu. Kecemasan dapat terjadi oleh karena kesadaraan akan
tketerbatasannya dan kesadaran akan kemungkinan mengahdapi kematian.
Kesadaran akan kematian memiliki arti yang sangat penting, dimana individu
akan cemas jika belum mencapaii aktualisasi diri yang baik hingga kematian
terjadi.
c. Penciptaan makna , setiap individu biasanya memiliki suatu hal yang dianggap
penting, individu biasanya mampumenciptakan nilai-nilai kebermaknaan bagi
setiap hal yang dianggap sebagai tujuan hidupnya.
Menurut Palmer dan Stephen (2011). Terapis eksistensial tidak berfokus pada
penentuan tujuan spesifik untuk terapi, namun pembukaan kemungkinan bisa
dikatakan sebagai tujuan umum terapis eksistensial. Terapis eksistensial tidak
akan bekerja untuk menghilangkan kecemasan pada diri klien, karena justru akan
berarti menafikan kebebasan dan tanggung jawab klien. Alih-alih, terapis
eksistensial akan mendorong klien untuk berkonfrontasi dengan kesulitannya dan
menghadapi kecemasan yang mengikuti. Dan “Autensitas” merupakan bagaian
tujuan terapi eksistensial, diamana ketika kita autentik, kita menyadari kodrat
eksistensi-kebebasan, tanggung jawab, kematian, dan sebagainya. Namun setelah
kita mengatahui bahwa kehidupan kita terasa terancam ketika kita mendapatkan
musibah, begitu ancaman itu dihilangkan, kita kembali ke keadaan yang tidak
autentik. Sebagaian besar dari kita adalah makhluk yang pelupa, kita terkadang
hanya akan bergerak mengikuti arus dan mengabaikan kenyataan mortalitas kita.
Mungkin melalui terapi eksistensial ini, klien akan lebih memiliki kesadaran akan
keautentisitasnya, walaupaun hanya secara samar, namun akhirnya selalu klien
yang akan memutuskan tujuan dari terapi yang dijalaninya.
Pada kehidupan ini, tidak sedikit orang yang merasa keberadaannya tidak
diakui sehingga mereka merasa sendiri, merasa dunia ini memusuhinya, dll.
Bahkan orang yang hidup di lingkungan yang baik pun mempunyai permasalahan
apalagi di lingkungan yang buruk. Permasalahan ini berhubungan dengan
kebutuhan dari individu tersebut. Kebutuhan yang tidak tercukupi oleh individu
menimbulkan permasalahan itu sendiri. Lalu yang lebih bermasalah adalah
kebingungan antar individu dalam menentukan pilihan pada hidupnya.
Saat ini orang banyak dihadapkan pada apa yang “harus” mereka lakukan
(Santre dalam Jones, 2011). Pada situasi pengambilan keputusan dalam kehidupan
nyata, kita sering dihadapkan dengan alternatif yang tampak sangat setara
sehingga pilihan itu sangat sulit (Craik, Rose, & Gopie, 2015). Hal ini akhirnya
menimbulkan kebingungan untuk sebagian orang yang khususnya tidak mendapat
dukungan di sekitarnya yang pada akhirnya mereka malah mengikuti arus atau
mengikuti kebanyakan orang tanpa mengerti akibat dari perbuatannya.
Seperti yang ada pada contoh klien dan permasalahannya, masih banyak lagi
orang yang membutuhkan bantuan. Pendekatan secara eksistensial ini juga
memberikan potensi potensi pada klien untuk terus berkembang sehingga mereka
mempunyai harapan pada setiap masalah yang dihadapi.
Corey, Gerald. 2009. Theory and Practice of Counceling and Psychotherapy. 8th
ed. Thomson Brooks/Cole, The Thompson Corporation. United States Of
America
Corey, Gerald. 2013. Teori & Praktek Konseling dan Psikoterapi. Terjemahan E.
Koswara. Bandung. PT. Refika Aditama.