Anda di halaman 1dari 16

SKILL LAB

HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Dosen Pengampu: Ns. Luri Mekeama., S.Kep., M.Kep


Disusun Oleh: Kelompok 1
Cika Oktavia G1B119001

Maolia Juniana G1B119004

Mutiara Prasani G1B119006

Wahyu Eka Saputri G1B119013

Fenni Dwi Ananda G1B119014

Rati Elvi Agustina G1B119015

Silvi Salsabila G1B119016

Rahadatul Mardiyah G1B119017

Elza Hilmy Fardiyah G1B119018

Eva Daya Nababan G1B119025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TA 2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Skill Lab Blok
Keperawatan Maternitas 1 tentang “Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada
mata kuliah Maternitas 1 pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moral dan materil. Ucapan terimakasih
tersebut ditujukan kepada:

1. Ibu Ns. Luri Mekeama S.Kep., M.Kep selaku dosen pengampu SL


Maternitas 1.
2. Rekan-rekan kelompok 1 Maternitas 1.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua
pihak untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan Ilmu Keperawatan.

Jambi, 9 November 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4

1.4Manfaat Penulisan............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi .................................................................................. 6

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi ....................................................... 7

2.3 Pengertian Komunikasi Efektif ...................................................................... 8

2.4 Pengertian Hambatan dalam Komunikasi ...................................................... 9

2.5 Komponen Hambatan dalam Komunikasi .................................................... 10

2.6 Faktor Penghambat dalam Komunikasi ........................................................ 11

2.7 Cara Mengatasi Penghambat dalam Komunikasi ......................................... 11

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi pada dasarnya adalah suatu proses untuk menyampaikan (ide,
pesan, gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar saling mempengaruhi di antara
keduanya, komunikasi dapat dilakukan secara lisan atau ferbal yang dapat
dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi dapat di katakan terdiri dari suatu
rangkaian yang saling berhubungan dengan tujuan akhir yang mempengarui
perilaku, sikap dan kepercayaan. Kegagalan dalan berkomunikasi sering timbul
karena hambatan dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi antar
komunitas, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua komunitas yang
berbeda itu merupakan jembatan atas perbedaan di antara mereka. Fungsi
menjembatani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan,
keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga
menghasilkan makna yang sama (Alo Liliweri, 2003:42).
Komunikasi sangat dibutuhkan dimanapun kita berada dan bagi siapa saja.
Kita sebagai makhluk sosial membutuhkan suatu komunikasi agar dapat
berinteraksi dengan orang lain, jika kita tidak bisa berkomunikasi dengan baik
akan menimbulkan masalah bagi lawan bicara kita. Dan apabila komunikasi tidak
berlangsung sesuai dengan harapan pihak yang terlibat, disinilah komunikasi akan
mengalami suatu hambatan Oleh karena itu kita harus mengetahui bagaimana cara
komunikasi yang baik dalam keadaan apapun.
Mengingat kita sebagai mahasiswa dalam bidang kesehatan khususnya
keperawatan memberikan pemaparan kepada masyarakat tentang hambatan-
hambatan dalam komunikasi agar mampu berkomunikasi dengan baik. Maka
didalam makalah ini kami akan membahas tentang “Hambatan-Hambatan dalam
Komunikasi”.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu:

1. Apa pengertian komunikasi?

3
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi?

3. Apa pengertian komunikasi efektif?

4. Apa pengertian hambatan dalam komunikasi?

5. Apa saja komponen hambatan dalam komunikasi?

6. Apa saja faktor penghambat dalam komunikasi?

7. Bagaimana cara mengatasi penghambat dalam komunikasi?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Hambatan Hambatan


dalam Komunikasi.

1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus pada makalah ini adalah mahasiswa mampu


mengetahui dan memahami:

1. Pengertian komunikasi.

2. Faktor yang mempengaruhi komunikasi.

3. Pengertian komunikasi efektif.

4. Pengertian hambatan dalam komunikasi.

5. Komponen hambatan dalam komunikasi.

6. Faktor penghambat dalam komunikasi.

7. Cara mengatasi penghambat dalam komunikasi.

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Bagi Mahasiswa

Sebagai bahan materi atau referensi pembelajaran dan menambah


pengetahuan khususnya mengenai Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi.

4
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi bagi institusi Pendidikan khususnya Prodi


Keperawatan Universitas Jambi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara
epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus,
dan perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki
makana “berbagi” atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan
untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian
suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam
komunikasi ini adalah manusia.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif
oleh Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang
dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function
of Communication in Society. Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk
menjelaskan komunikasi ialah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who
Says What In Which Channel to Whom with What Effect?
Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur
sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu: •
a. Komunikator (siapa yang mengatakan?)
b. Pesan (mengatakan apa?)
c. Media (melalui saluran apa?)
d. Komunikan (kepada siapa?)
e. Efek (efek apa?)
Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi
adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya
melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek
tertentu.

6
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa persepsi, nilai, latar belakang
budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi memberikan pengaruh terhadap
isi pesan dan bagaimana pesan tersebut disampaikan.
a. Persepsi
Persepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang sedang terjadi. Sebuah
komunikasi antara perawat dank lien memerlukan persepsi yang baik karena
persepsi terbentuk atas dasar kesamaan antara apa yang diharapkan kedua belah
pihak. Perbedaan persepsi antar individu dapat menjadi kendala dalam
berkomunikasi.
b. Nilai
Nilai merupakan standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai penting
dalam hidup seseorang terutama dalam hal pengaruh terhadap ekpresi pemikiran
dan ide yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap interpretasi pesan. Dalam
komunikasi, memahami dan menjelaskan sebuah nilai penitng disaat akan
membuat sebuah keputusan. Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari perawat
tidak ikut mempengaruhi hubungan professional dengan klien.
c. Latar Belakang Budaya
Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan
merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui
tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai dan gerakan tubuh merefleksikan asal
budaya. Budaya akan mempengaruhi klien dan perawat dalam berinteraksi satu
sama lain.
d. Pengetahuan
Komunikasi akan lebih sulit ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain
yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas
jika kata-kata ataupun ungkapan yang digunakantidak dikenal oleh penerima
pesan. Dalam hal melayani klien, perawat diharapkan dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh klien mengingat tingkat pengetahuan
diantaranya yang mungkin saja berbeda.
e. Peran
Individu berkomunikasi sesuai tatanan yang tepat menurut hubungan dan

7
peran mereka saat itu. Ketika perawat berkomunikasi dengan rekan sejawat tentu
mereka tahu peran dan hubungan mereka saat itu dan berkomunikasi yang
memang sesuai dengan peran dan hubungan mereka. Namun akan berbeda
nantinya ketika perawat berkomunikasi dengan klien karena saat itu perawat telah
memiliki hubungan dan peran yang berbeda saat berhadapan dengan klien yang
pada akhirnya juga mempengaruhi komunikasi mereka. Perawat harus mampu
menjaga jarak mereka dengan klien dalam batas professional demi terciptanya
sebuah komunikasi yang sesuai.
f. Lokasi Interaksi/ lingkungan
Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi atau
lingkungan mereka nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan
gangguan adalah lingkungan yang terbaik untuk berkomunikasi. Gangguan
lingkungan dapat mengganggu pesan yang akan disampaikan. Perawat memiliki
semacam kontrol ketika memilih lingkungan untuk berkomunikasi, artinya usaha
perawat dalam memberikan sebuah informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi
lingkungan. Komunikasi harus tepat dan relevan berdasarkan rencana pasien
untuk perawatan.

2.3 Pengertian Komunikasi Efektif


Komunikasi adalah sebuah kegiatan mentransfer sebuah informasi baik secara
lisan maupun tulisan. Namun, tidak semua orang mampu melakukan komunikasi
dengan baik. Terkadang ada orang yang mampu menyampaikan semua informasi
secara lisan tetapi tidak secara tulisan ataupun sebaliknya. Komunikasi efektif
tejadi apabila pesan yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik
atau sama oleh komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan samasama
memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam
bahasa asing orang menyebutnya the communication is in tune ,yaitu kedua belah
pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Menurut Stewart L. Tubbs dan Sylavia Moss, komunikasi yang efektif ditandai
dengan adanya pengertian, dapat menimbulkan kesenangan, mempengaruhi sikap,
meningkatkan hubungan sosial yang baik, dan pada akhirnya menimbulkan suatu

8
tindakan.
Menurut Wikipedia komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide,
perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengkuran efektifitas dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan.20
Pesan yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang
komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap
anatara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.

2.4 Pengertian Hambatan dalam Komunikasi


Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan lambang yang
mengandung arti, baik berupa informasi, pemikiran, pengetahuan dan lainnya, dari
komunikator ke komunikan. Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam
hubungan interpersonal (Walgito, 2009).
Lunandi (1992) menyatakan bahwa komunikasi adalah kegiatan menyatakan
suatu gagasan dan menerima umpan balik dengan cara menafsirkan pernyataan
tentang gagasan dan pernyataan orang lain. Komunikasi tidak hanya sekedar
menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan, tetapi ada umpan balik
dari pesan yang disampaikan.
Menurut Tubss dan Moss (dalam Mulyana, 2005), komunikasi dikatakan
efektif apabila orang berhasil menyampaiakan apa yang dimaksudkannya atau
komunikasi dinilai efektif apabila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan
oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan
dipahami oleh penerima.
Effendy (2003) menyatakan bahwa beberapa ahli komunikasi menyatakan
bahwa tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenarbenarnya
efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Segala sesuatu
yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise).
DeVito (2009) menyatakan bahwa hambatan komunikasi memiliki pengertian

9
bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan, hal apapun yang menghalangi
penerima menerima pesan.
Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa hambatan komunikasi
adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian dan
penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang disebabkan
oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri.

2.5 Komponen Hambatan dalam Komunikasi


Menurut Fajar (2009), terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi , yaitu:
a. Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan
belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh
perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu
mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan atau
kepentingan.
b. Hambatan dalam penyandian/simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang
dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol
yang digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak sama atau bahasa
yang dipergunakan terlalu sulit.
c. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media
komunikasi, misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat
mendengarkan pesan dengan jelas.
d. Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi
oleh si penerima.
e. Hambatan dari penerima pesan. Misalnya kurangnya perhatian pada saat
menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan
tidak mencari informasi lebih lanjut.

10
2.6 Faktor Penghambat dalam Komunikasi
Wursanto (2005) meringkas hambatan komunikasi terdiri dari tiga macam,
yaitu:
1) Hambatan yang bersifat teknis
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti :
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
komunikasi.
b. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.
c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi
yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan
dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan kondisi peralatan.
2) Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan
dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-
kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi.
3) Hambatan perilaku
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan yang
disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator
maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk,
seperti :
a. Pandangan yang sifatnya apriori.
b. Prasangka yang didasarkan pada emosi.
c. Suasana otoriter.
d. Ketidakmauan untuk berubah.
e. Sifat yang egosentris.

2.7 Cara Mengatasi Penghambat dalam Komunikasi


Ada beberapa cara untuk mengatasi hambatan komunikasi, antara lain:
1. Gunakan umpan balik (feedback), setiap orang yang berbicara
memperhatikan umpan balik yang diberikan lawan bicaranya baik bahasa
verbal maupun non verbal, kemudian memberikan penafsiran terhadap

11
umpan balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap
individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar
belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan
memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam
berkomunikasi.
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat
mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif.
Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata,
mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar
bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan
hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-
istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana
(kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat
membuat pesan sulit dimengerti.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi adalah pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan


menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang
menimbulkan efek tertentu.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi antara lain persepsi, nilai, latar


belakang budaya, pengetahuan, peran, dan lokasi interaksi/lingkungan.
komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap
anatara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.

Hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam


proses penyampaian dan penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu
yang lain yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis
dari individu itu sendiri.

Komponen hambatan dalam komunikasi antara lain hambatan dari pengirim


pesan, hambatan dalam penyandian/simbol, hambatan media, hambatan dalam
bahasa dan sandi serta hambatan dari penerima pesan.

Faktor penghambat dalam komunikasi terdiri dari hambatan yang besrsifat


teknis, hambatan semantik, dan hambatan perilaku.

Cara mengatasi penghambat dalam komunikasi adalah dengan menggunakan


umpan balik (feedback), memahami perbedaan individu atau kompleksitas
individu dengan baik, menggunakan komunikasi langsung (face to face), serta
dengan menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah.

13
3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami hambatan-
hambatan komunikasi dalam proses keperawatan, agar dapat berkomunikasi
dengan baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan
proses keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.uin-suska.ac.id/13786/7/7.%20BAB%20II_2018142PSI.pdf
(diakses pada tanggal 9 November 2020)

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf (diakses pada tanggal 9
November 2020)

https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002106042-3-BAB%20II.pdf (diakses
pada tanggal 9 November 2020)

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muslikhah-dwihartanti-
mpd/komunikasi-yang-efektif.pdf (diakses pada tanggal 9 November 2020)

http://repository.unpas.ac.id/30315/6/BAB%20II%20%285%29.pdf (diakses pada


tanggal 9 November 2020)

Anda mungkin juga menyukai