UNIVERSITAS JAMBI
TA 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Skill Lab Blok
Keperawatan Maternitas 1 tentang “Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu metode pembelajaran pada
mata kuliah Maternitas 1 pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah memberikan masukan, dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam
menyusun makalah ini baik dari segi moral dan materil. Ucapan terimakasih
tersebut ditujukan kepada:
Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih jauh dari sempurna,
untuk itu sangat diharapkan saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari semua
pihak untuk perbaikan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi yang membaca dan bagi pengembangan Ilmu Keperawatan.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.4Manfaat Penulisan............................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi komunikasi?
1. Pengertian komunikasi.
4
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa persepsi, nilai, latar belakang
budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi memberikan pengaruh terhadap
isi pesan dan bagaimana pesan tersebut disampaikan.
a. Persepsi
Persepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang sedang terjadi. Sebuah
komunikasi antara perawat dank lien memerlukan persepsi yang baik karena
persepsi terbentuk atas dasar kesamaan antara apa yang diharapkan kedua belah
pihak. Perbedaan persepsi antar individu dapat menjadi kendala dalam
berkomunikasi.
b. Nilai
Nilai merupakan standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai penting
dalam hidup seseorang terutama dalam hal pengaruh terhadap ekpresi pemikiran
dan ide yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap interpretasi pesan. Dalam
komunikasi, memahami dan menjelaskan sebuah nilai penitng disaat akan
membuat sebuah keputusan. Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari perawat
tidak ikut mempengaruhi hubungan professional dengan klien.
c. Latar Belakang Budaya
Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan
merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui
tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai dan gerakan tubuh merefleksikan asal
budaya. Budaya akan mempengaruhi klien dan perawat dalam berinteraksi satu
sama lain.
d. Pengetahuan
Komunikasi akan lebih sulit ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain
yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas
jika kata-kata ataupun ungkapan yang digunakantidak dikenal oleh penerima
pesan. Dalam hal melayani klien, perawat diharapkan dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang mudah dipahami oleh klien mengingat tingkat pengetahuan
diantaranya yang mungkin saja berbeda.
e. Peran
Individu berkomunikasi sesuai tatanan yang tepat menurut hubungan dan
7
peran mereka saat itu. Ketika perawat berkomunikasi dengan rekan sejawat tentu
mereka tahu peran dan hubungan mereka saat itu dan berkomunikasi yang
memang sesuai dengan peran dan hubungan mereka. Namun akan berbeda
nantinya ketika perawat berkomunikasi dengan klien karena saat itu perawat telah
memiliki hubungan dan peran yang berbeda saat berhadapan dengan klien yang
pada akhirnya juga mempengaruhi komunikasi mereka. Perawat harus mampu
menjaga jarak mereka dengan klien dalam batas professional demi terciptanya
sebuah komunikasi yang sesuai.
f. Lokasi Interaksi/ lingkungan
Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi atau
lingkungan mereka nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan
gangguan adalah lingkungan yang terbaik untuk berkomunikasi. Gangguan
lingkungan dapat mengganggu pesan yang akan disampaikan. Perawat memiliki
semacam kontrol ketika memilih lingkungan untuk berkomunikasi, artinya usaha
perawat dalam memberikan sebuah informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi
lingkungan. Komunikasi harus tepat dan relevan berdasarkan rencana pasien
untuk perawatan.
8
tindakan.
Menurut Wikipedia komunikasi efektif adalah pertukaran informasi, ide,
perasaan yang menghasilkan perubahan sikap sehingga terjalin sebuah hubungan
baik antara pemberi pesan dan penerima pesan. Pengkuran efektifitas dari suatu
proses komunikasi dapat dilihat dari tercapainya tujuan si pengirim pesan.20
Pesan yang tersampaikan dengan benar dan tepat sesuai keinginan sang
komunikator, menunjukkan bahwa komunikasi dapat berjalan secara efektif.
Dengan demikian dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa
komunikasi efektif adalah saling bertukar informasi, ide, perasaan dan sikap
anatara dua orang atau kelompok yang hasilnya sesuai harapan dan dapat
menghasilkan perubahan sikap pada orang yang terlibat komunikasi.
9
bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan, hal apapun yang menghalangi
penerima menerima pesan.
Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa hambatan komunikasi
adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian dan
penerimaan suatu pesan dari individu kepada individu yang lain yang disebabkan
oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri.
10
2.6 Faktor Penghambat dalam Komunikasi
Wursanto (2005) meringkas hambatan komunikasi terdiri dari tiga macam,
yaitu:
1) Hambatan yang bersifat teknis
Hambatan yang bersifat teknis adalah hambatan yang disebabkan oleh
berbagai faktor, seperti :
a. Kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses
komunikasi.
b. Penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.
c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi
yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan
dengan waktu atau situasi/ keadaan, dan kondisi peralatan.
2) Hambatan semantik
Hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan
dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-
kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi.
3) Hambatan perilaku
Hambatan perilaku disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan yang
disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator
maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk,
seperti :
a. Pandangan yang sifatnya apriori.
b. Prasangka yang didasarkan pada emosi.
c. Suasana otoriter.
d. Ketidakmauan untuk berubah.
e. Sifat yang egosentris.
11
umpan balik itu secara benar.
2. Pahami perbedaan individu atau kompleksitas individu dengan baik. Setiap
individu merupakan pribadi yang khas yang berbeda baik dari latar
belakang psikologis, sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan. Dengan
memahami, seseorang dapat menggunakan taktik yang tepat dalam
berkomunikasi.
3. Gunakan komunikasi langsung (face to face), Komunikasi langsung dapat
mengatasi hambatan komunikasi karena sifatnya lebih persuasif.
Komunikator dapat memadukan bahasa verbal dan bahasa non verbal.
Disamping kata-kata yang selektif dapat pula digunakan kontak mata,
mimik wajah, bahasa tubuh lainnya dan juga meta-language (isyarat diluar
bahasa) yang membuat komunikasi lebih berdaya guna.
4. Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah. Kosa kata yang digunakan
hendaknya dapat dimengerti dan dipahami jangan menggunakan istilah-
istilah yang sukar dimengerti pendengar. Gunakan pola kalimat sederhana
(kanonik) karena kalimat yang mengandung banyak anak kalimat
membuat pesan sulit dimengerti.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13
3.2 Saran
Dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami hambatan-
hambatan komunikasi dalam proses keperawatan, agar dapat berkomunikasi
dengan baik sehingga dapat menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan
proses keperawatan.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uin-suska.ac.id/13786/7/7.%20BAB%20II_2018142PSI.pdf
(diakses pada tanggal 9 November 2020)
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf (diakses pada tanggal 9
November 2020)
https://sinta.unud.ac.id/uploads/wisuda/1002106042-3-BAB%20II.pdf (diakses
pada tanggal 9 November 2020)
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/muslikhah-dwihartanti-
mpd/komunikasi-yang-efektif.pdf (diakses pada tanggal 9 November 2020)