Eksperensial
Eksperensial
Anita Megawati Fajrin : Upaya Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Dalam Praktik Asuhan Persalinan melalui Model Pembelajarn
Praktik Klinik Kebidanan Mahasiswa D-III Kebidanan
Upaya Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa dalam Praktik Asuhan Persalinan melalui Model
Pembelajaran Praktik Klinik Kebidanan
Anita Megawati Fajrin,1 Farid Husin,2 Anita D. Anwar,3 Johanes C. Mose, 4 Firman F.Wirakusumah, 5
Ishak Abdulhak6
1
Mahasiswa Program Studi Magister Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
2
Departemen Epidemiologi dan Biostatistika Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
3,4,5
Departemen Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
6
Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
Praktik klinik merupakan bagian penting dari proses pendidikan kebidanan. Sistem praktik klinik
kebidanan yang selama ini berjalan masih menuai banyak permasalahan sehingga berdampak pada
kompetensi lulusan bidan. Berbagai permasalahan yang ditemui selama praktik klinik tidak mampu
diatasi dengan baik, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yang memengaruhi, salah satunya adalah
model pembelajaran praktik klinik yang kurang terstuktur yang berdampak pada rendahnya kualitas
pengalaman klinik yang dimiliki oleh mahasiswa dan pada akhirnya berdampak pada kompetensi
lulusan. Model pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model experiential
learning yang dikembangkan oleh Kolb dengan menggunakan metode bedside teaching. Model
pembelajaran ini akan memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman
klinik sesuai dengan tahap perkembangannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
pengaruh penerapan model pembelajaran praktik klinik terhadap peningkatan kompetensi mahasiswa
dalam memberikan asuhan persalinan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
rancangan penelitian quasi experimental pre-posttest design with nonequivalent control groups.
Subjek penelitian ini adalah mahasiswa D-III Kebidanan yang telah lulus mata kuliah asuhan
persalinan. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Kelompok kontrol adalah mahasiswa yang melakukan praktik klinik di RSUD Soreang sejumlah 26
orang, sedangkan kelompok perlakuan adalah mahasiswa yang melakukan praktik di RSUD Majalaya
sejumlah 27 orang. Analisis yang digunakan adalah uji T tidak berpasangan, Mann Whitney, Chi-
square, dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan model pembelajaran meningkatkan
kompetensi mahasiswa sebesar 40,7% dengan OR 17,2 (IK 95% 2-146). Simpulan penelitian ini
adalah model pembelajaran praktik klinik berpengaruh terhadap peningkatan kompetensi asuhan
persalinan mahasiswa.
Abstract
Clinical learning is an important factor in the midwifery education. All this time, the system which
has been running still reap the many issues that have an impact on the competence of graduates
midwife. Various problems were encountered during clinical learning are not able to overcome
properly, this is caused by various factors, one of which is ustructured learning model that adversely
affects the quality of student`s clinical experience and having an impact on the competence of
graduates. In this study, Learning model developed by of Kolb's experiential learning and bedside
teaching. This learning model will provide opportunities for students to gain clinical experience in
accordance with the stage of development. The aim of this study is to analyze the effect of the
application of clinical learning model to increase student competence in providing delivery care.This
research design was quasi-experimental pre-posttest with nonequivalent control groups. Respondent
were students of D-III Midwifery who had passed the delivery care course. Subjects were divided into
2 groups: control group and the treatment group. The control group were students who practice in
Soreang hospitals with 26 respondents while the treatment group were students who practice in
Majalaya hospitals with 27 respondents. The analysis used was independent T test, Mann Whitney,
Chi-square, and logistic regression.The results showed there was 40,7 % achieve competence in the
treatment group, while there was 2,22% in the control group. Multivariate analysis showed that the
application of clinical learning model effect on improving the competence of students ( p = 0.009 )
with Odd Ratio 17.2 (95% CI 2-146)
Conclusions of this research is the learning model of clinical practice affect in increasing the student
competence of delivery care.
Kelompok
Karakteristik Nilai p
Kontrol (n=26) Perlakuan (n=27)
1. Indeks Prestasi (IP)
Mean(SD) 3,14 (0,19) 3,60 (0,21) 0,001*
2. Motivasi
Mean (SD) 61,77 (7,3) 68,96 (7,4) 0,001*
3. Nilai Kompetensi awal
Median 77,58 66,13 0,358**
Rentang (21-90) (35-87)
Keterangan : *Uji t test tidak berpasangan, ** Uji Mann-Whitney
Tabel diatas menunjukkan bahwa terdapat nilai kompetensi awal terlihat tidak terdapat
perbedaan yang bermakna (p<0,05) baik indeks perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada kedua
prestasi (IP) dan motivasi pada kedua kelompok kelompok. Dari karakteristik tersebut, diberikan
penelitian, dimana indeks prestasi maupun intervensi berupa pembelajaran praktik klinik
motivasi pada kelompok perlakuan lebih baik yang hasilnya disajikan pada tabel berikut
dibandingkan kelompok kontrol. Sedangkan pada
Kompetensi
Kelompok Kontrol Perlakuan Nilai p*
(n=26) (n=27)
Tabel diatas menunjukkan bahwa pada mahasiswa sehingga perlu dilakukan analisis
kelompok perlakuan terdapat sebelas (40,7%) multivariat untuk melihat adanya pengaruh kedua
dari 27 mahasiswa mengalami peningkatan variabel tersebut terhadap variabel dependen
kompetensi. Sedangkan pada kelompok kontrol yaitu kompetensi. Variabel bebas pada penelitian
hanya terdapat satu (3,8%) dari 26 mahasiswa ini adalah model pembelajaran dan kemungkinan
yang mengalami peningkatan kompetensi. Secara yang menjadi variabel perancu adalah motivasi
statistik menunjukkan adanya perbedaan dan Indeks Prestasi (IP). Analisis multivariat
peningkatan kompetensi yang bermakna antara yang digunakan adalah regresi logistik.
kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Pemilihan analisis ini dikarenakan skala ukur
Pada penelitian ini subjek penelitian tidak variabel terikatnya berupa variabel kategorik.
setara karena pada karakteristik subjek penelitian Hasil analisis multivariat akan disajikan pada
memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang tabel berikut
bermakna motivasi dan indeks prestasi
IK 95%
Variabel Koefisien Nilai p* OR
Lower Upper
Model awal Model Pembelajaran 3,577 0,005 35,7 3,01 424,1
1
Motivasi 0,783 0,368 2,2 0,4 12,0
Indeks prestasi -1,417 0,120 0,24 0,04 1,45
Constant -3,535 0,002 0,03
2 Model_Pembelajaran 3,707 0,003 40,7 3,5 470,8
Indeks Prestasi -1,293 0,141 0,27 0,05 1,5
Constant -3,190 0,002 0,04
Model Model Pembelajaran 2,844 0,009 17.2 2,02 146,2
akhir
Constant -3,219 0,002 .040
Keterangan : *Regresi Logistik R2 = 0,302
pembelajaran karena terdapat banyak kegiatan Experiental Learning Theory and Nursing Education.
yang tidak biasa dilakukan pada praktik klinik Nurs Educ Perspect. 2010;31(2):106.
6. Coker P, Otr L. Effects of an Experiential Learning
sebelumnya, hal ini yang kemungkinan menjadi Program on the Clinical Reasoning and Critical
penyebab kurangnya efektifitas penggunaan Thinking Skills of Occupational Therapy Students. J
modul untuk mendukung kegiatan belajar Allied Health. 2010;39(4):280–6.
mahasiswa. Komponen lainnya yang berpengaruh 7. Peters M, Ten Cate O. Bedside teaching in medical
education: a literature review. Perspect Med Educ
terhadap kualitas pembelajaran praktik adalah [Internet]. 2014 Apr [cited 2015 Feb 2];3(2):76–88.
dosen pembimbing. Selain bertanggung jawab Available from:
atas perencanaan praktik klinik, dosen http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?art
pembimbing juga harus menjamin keterlaksanaan id=3976479&tool=pmcentrez&rendertype=abstract
model pembelajaran yang telah dirancang 8. Pitt V, Powis D, Levett-Jones T, Hunter S. Factors
influencing nursing students’ academic and clinical
sebelumnya. Teknologi BWA diharapkan performance and attrition: an integrative literature
mempermudah dosen pembimbing untuk review. Nurse Educ Today [Internet]. Elsevier Ltd; 2012
melakukan pemantauan terhadap proses Nov [cited 2016 Jan 21];32(8):903–13. Available from:
pembelajaran yang sedang berlangsung serta http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22595612
9. Joyce PD, Robert H. Structured Experiential Learning
melakukan koordinasi baik dengan preseptor Exercises : A Facilitation to More ... 1981;
maupun mahasiswa jika terdapat kondisi yang 10. Ramani S. Twelve tips to improve bedside teaching.
berjalan tidak sesuai dengan standar yang telah MedTeach 2003; 25: 112-5. Med Teach. 2003;25(2112-
dirumuskan. Adanya koordinasi yang 115).
berkesinanmbungan juga diharapkan dapat 11. Shehab A. Clinical Teachers’ Opinions about Bedside-
based Clinical Teaching. Sultan Qaboos Univ Med.
menfasilitasi mahasiswa maupun preseptor ketika 2013;13(February):121–6.
menemukan hambatan mengimplementasikan 12. Branch WT. Teaching professional and humanistic
model pembelajaran Pada penelitian ini, temuan values: Suggestion for a practical and theoretical model.
yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan Patient Educ Couns [Internet]. Elsevier Ireland Ltd;
2015;98(2):162–7. Available from:
langsung adalah proses bimbingan yang http://dx.doi.org/10.1016/j.pec.2014.10.022
dilakukan oleh dosen pembimbing belum 13. Clynes MP, Raftery SEC. Feedback: an essential
terintegrasi dengan model pembelajaran, element of student learning in clinical practice. Nurse
sehingga kurang menunjang implementasi model Educ Pract [Internet]. Elsevier Ltd; 2008 Nov [cited
pembelajaran yang telah dibangun sebelumnya. 2014 Dec 20];8(6):405–11. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18372216
14. Paritakul P. Optimising Bedside Teaching in Obstetrics
Simpulan and Gynaecology. Thai J Obstet ang Gynaecol.
Simpulan penelitian ini adalah model 2014;22(2):61–6.
pembelajaran dapat meningkatkan kompetensi 15. Mosalanejad L, Hojjat M, Badeyepeyma Z. A
Comprehensive Evaluation of the Quality and Barriers
mahasiswa sebesar 40,7% dengan OR 17,2 (IK of Bedside Teaching from Professors ’ Point of View.
95% 2-146). 2013;5(2):233–9.
16. Sloan DA, Donnely MB, Zweng TN, Lieber A, Yu G,
Daftar Pustaka Griffith C, et al. The Structured Clinical Instruction
1. WHO, UNFPA, ICM. State of World midwifery 2014. Module A Novel Strategy for Improving the Instruction
2014. of Clinical Skills.pdf. 1995. p. 605–10.
2. Pardede D. Survey Kualitas Pendidikan Keperawatan & 17. Burns C, Beauchesne M, Ryan-Krause P, Sawin K.
Kebidanan di Indonesia (WHO) Tahun 2011-2012. Mastering the preceptor role: challenges of clinical
Batam; 2013. teaching. J Pediatr Health Care [Internet]. 2000 [cited
3. Bartini I, Emilia O, Adi U. Analisis Self Reported 2014 Dec 20];20(3):172–83. Available from:
Asuhan Persalinan oleh Lulusan DIII Kebidanan dan http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16675378
Medical Error. Ber Kedokt Masy. 2011;27(3):131–7. 18. Baltimore JJ. The Hospital Clinical Preceptor : Essential
4. Firoozehchian F, Ezbarmi ZT, Dadgaran I. Nursing- Preparation for Success.
Midwifery Students and Teachers’ Views of Effective 19. Dorothy E R, Oerman MH. Clinical Teaching in Nursing
Factors in Clinical Education. Procedia - Soc Behav Sci Education. Jones & Bartlett; 1999. 40,161,210-211,227-
[Internet]. Elsevier B.V.; 2012 [cited 2014 Dec 228,241,251 p.
13];47:1832–7. Available from: 20. Billings DM, Halstead JA. Teacing in Nursing : A guide
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877042812 for faculty. St.Louis, Missouri: Elevier; 2012. 26,317-
026444 318, 321 p.
5. Lisko SA, O`dell V. Integration of Theory and Practice: