Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Keperawatan Volume 12 No 3, Hal 355 - 362, September 2020 p-ISSN 2085-1049

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118

RESUSITASI JANTUNG PARU DI ERA PANDEMI COVID-19


Joko Tri Atmojo1*, Dewi Arradini2, Ernawati3, Aris Widiyanto1, Aquartuti Tri Darmayanti 4
1
STIKES Mamba‟ul „Ulum Surakarta, Jl Ring Road Utara, Tawangsari, Mojosongo, Jebres, Kota Surakarta,
Jawa Tengah,Indonesia 57127
2
STIKES Mitra Husada Karanganyar, Jl. Brigjen Katamso Barat, Gapura Papahan Indah, Papahan, Tasikmadu,
Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Indonesia 57722
3
Sekolah Menengah Kesehatan Empat Lima Surakarta, Gg. Jodhipati No.10, Mojosongo, Jebres, Kota Surakarta,
Jawa Tengah, Indonesia 57127
4
Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami No.36, Kentingan, Jebres, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
57126
*jokotriatmojo1@gmail.com

ABSTRAK
Cardio Pulmonary Resuscitation yang dilakukan sebelum kedatangan ambulan akan meningkatkan
peluang hidup hingga tiga kali. Namun, timbul kekhawatiran bagi para tenaga medis akan tertular
sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2) atau COVID-19 ketika melakukan RJP.
Tujuan penulisan artikel adalah memberikan informasi berdasarkan bukti klinis terkait risiko
penularan COVID-19 pada perawat ketika melakukan RJP dan strategi RJP yang dianjurkan pada
masa pandemi COVID-19. Tinjauan sistematis ini dilakukan pada bulan April 2020. Dengan
menelusuri database termasuk PubMed, google scholar dan Science Direct. Kata kunci yang
digunakan: “CPR Guideline” AND “Coronavirus”, “CPR” AND “COVID-19”, “Cardiac Arrest”
AND“Coronavirus”, “transmisssion coronavirus” AND“CPR”. Hasil menunjukkan bahwa terjadi
penularan virus COVID-19 pada perawat yang melakukan RJP menggunakan APD lengkap,
melalui droplet atau aerosol dari pasien yang terdapat di udara dan masuk melalui celah yang
terbentuk tanpa sengaja oleh petugas kesehatan ketika membenarkan posisi, memulai posisi,
menyeka keringat ataupun terjadi ketika membuka baju pelindung. Perubahan urutan RJP dengan
mengabaikan penilaian jalan nafas memberikan peluang dalam meminimalkan penularan.
Kompresi dada menggunakan alat bantu sangat disarankan untuk dilakukan hingga pasien tiba di
rumah sakit atau bisa diberikan alat bantu pernafasan.

Kata kunci: cardio pulmonary resuscitation; covid-19; literature review

CARDIOPULMONARY RESUSCITATION IN THE COVID-19 PANDEMIC ERA

ABSTRACT
Cardio Pulmonary Resuscitation before the arrival of an ambulance will increase the chances of life
up to three times. However, there is concern that medical staff will infected acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) or COVID-19 when performing CPR. The aimed of articles
is to provide information based on clinical evidence related to the risk of transmission of COVID-19
to nurses when carrying out CPR and CPR strategies recommended during the COVID-19
pandemic. This systematic review was carried out in April 2020. By searching databases including
PubMed, Google Scholar and Science Direct. Keywords used: "CPR Guideline" AND
"Coronavirus", "CPR" AND "COVID-19", "Cardiac Arrest" AND "Coronavirus", "Transmisssion
Coronavirus" AND "CPR". The results showed that transmission of the COVID-19 virus to nurses
who performed CPR when using a complete PPE can occurred, through droplets or aerosols from
patients who were in the air and entered through gaps that were formed accidentally by health
workers when correcting positions, starting positions, wiping sweat or occurring when opening
protective clothing. Changes in the CPR sequence by ignoring the assessment of the airway provide
opportunities to minimize transmission. Chest compressions using assistive devices are highly
recommended to be performed until the patient arrives at the hospital or can be given interpretation
aids.

Keywords: cardio pulmonary resuscitation; covid-19; literature review

355
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

PENDAHULUAN Selama wabah MERS 17 rumah sakit di


Cardio Pulmonary Resuscitation yang Korea Selatan, beberapa tenaga kesehatan
dilakukan sebelum kedatangan ambulan dilaporkan telah terinfeksi ketika mereka
akan meningkatkan peluang kelangsungan melakukan CPR (Chowell, Abdirizak, Lee,
hidup hingga tiga kali (Sasson, Mary, Dahl, Lee, Jung, Nishiura, and Viboud., 2015;
and Kellermann., 2010; Corman, Muth, Nam, Mi, Park, Hong, and Son, 2017).
Niemeyer, and Drosten., 2020). Namun Sementara selama wabah SARS- CoV
demikian, timbul kekhawatiran bagi para penularan ke petugas kesehatan terus terjadi
tenaga medis akan tertular sindrom dalam keadaan tertentu, meski
pernapasan akut coronavirus 2 (SARS- menggunakan kontrol pencegahan infeksi
CoV-2) ketika melakukan CPR namun dan alat perlindungan pribadi yang
kejadian henti jantung membutuhkan dirancang untuk mencegah transmisi kontak
penanganan segera. dan tetesan (Christian, Loutfy, Clifford,
Hal ini dapat berbahaya ketika kombinasi Martinez, Ofner, Wong, Wallington, Gold,
ketakutan dan kesalahan informasi dapat Mederski, Green, and Low., 2004).
menurunkan kemauan bagi seseorang untuk
memberikan bantuan kepada pasien henti Perhatian khusus diberikan pada prosedur
jantung yang tiba-tiba pingsan di depan yang dilakukan oleh perawat pada pasien
umum. SARS yang memungkinkan aerosolisasi
SARS-CoV mengarah ke udara atau
Berkaitan dengan COVID-19 jalur peningkatan kontak dan transmisi tetesan.
penularan melalui droplet yang Prosedur tersebut termasuk ventilasi
mengandung virus ataupun aliran tekanan positif, intubasi, dan terjadi selama
udara (aerosol) menjadi jalur utama yang percobaan resusitasi jantung paru dari
menyebabkan virus menyebar dan memiliki pasien SARS yang sama sekali tidak
daya penularan tinggi, saat pandemi responsif (Ofner, Sarwal, Vearncombe, and
telah terjadi, sangat penting untuk Simor. 2003; Christian et al., 2004).
mengontrol sumber infeksi (Atmojo,
Akbar, Kuntari, Yulianti, Darmayanti., Sangat penting untuk lebih memperkuat
2020). Hal ini membuat para perawat pencegahan, kontrol, dan langkah-langkah
pemberi bantuan resusitasi jantung paru penyelamatan klinis dari situasi pandemi
memiliki resiko tinggi tertular COVID-19. COVID-19, khususnya manajemen pasien
dengan penyakit kritis dan henti jantung.
Di Indonesia hingga 26 Mei 2020 terdapat Untuk mengurangi angka kematian dan
23.165 kasus dengan angka kematian 1418 tingkat infeksi pada staf medis, tiga
orang, hasil ini membuat indonesia menjadi kebijakan prediksi, pencegahan, peringatan
negara dengan tingkat kematian CFR dini dan prinsip resusitasi jantung paru
6,12% (case fatality rate) tertinggi di (Song , Liu, Ouyang, Chen, Li, Xianyu,
ASEAN. Dikabarkan pula seorang perawat and Yi., 2020). Berdasarkan masalah
ambulan gawat darurat telah dinyatakan tersebut penulis tertarik untuk membuat
meninggal dunia akibat terinfeksi COVID- tinjauan sistematis terkait efek COVID-19
19. Timbul pertanyaan apakah perawat pada pasien dengan henti jantung, resiko
yang telah menggunakan alat pelindung diri penularan COVID-19 pada perawat ketika
(APD) berupa baju hazmat masih dapat melakukan RJP dan strategi penanganan
tertular. Hal ini dapat dijelaskan oleh RJP yang dianjurkan pada masa pandemi
berbagai laporan mengenai penularan COVID-19.
coronavirus pada tenaga medis yang
memakai alat pelindung lengkap dan METODE
menangani kasus penyakit SARS-CoV dan Tinjauan sistematis ini dilakukan sesuai
MERS. dengan Item Pelaporan Pilihan untuk

356
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tinjauan Sistematis dari pernyataan Salah satu indikasi gangguan jantung


Preferred Reporting Items for Systematic adalah pengukuran kadar troponin.
Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) Troponin merupakan molekul protein yang
(Liberati , Altman, Tetzlaff, Mulrow, dilepaskan ke aliran darah ketika otot
Gotzsche, Ioannidis, Clarke, Devereaux, jantung rusak karena serangan jantung atau
Kleijnen, and Moher., 2009). Pencarian penyakit jantung serius. Pemeriksaan
basis data sistematis dilakukan dari bulan troponin seringkali dilakukan untuk
April 2020. Database termasuk PubMed, mendiagnosis serangan jantung atau kondisi
google scholar dan Science Direct. Kata lain yang dapat menyebabkan kerusakan
kunci untuk ulasan ini antara lain: “CPR jantung. Cardiac troponin I (cTnI) atau
Guideline” dan “Coronavirus”, “CPR” dan cardiac troponin T (cTnT) dapat membantu
“COVID-19”, “Cardiac Arrest” dan memprediksi keparahan klinis dari kerja
“Coronavirus”, “transmisssion coronavirus” jantung pada pasien dengan COVID-19.
and “CPR”. Kriteria inklusi antara lain:
artikel dengan jenis Kriteria inklusi adalah Studi yang dilakukan di Cina dengan
pre-proof journal, Randomized controlled mengukur cTnI pada 341 pasien (123
trial, studi retrospektif, observasional, studi dengan penyakit parah; 36%), sampel
kasus, review, systematic review, meta ukuran bervariasi antara 12 dan 150,
analisis, pedoman pelaksanaan teknis memberikan hasil bahwa nilai-nilai cTnI
(guideline). Berdasarkan hasil pencarian ditemukan secara signifikan meningkat
terdapat 20 artikel yang memberikan pada pasien COVID-19 dengan penyakit
informasi penularan coronavirus pada parah. (SMD, 25,6 ng / L; 95% CI, 6,8-
tenaga medis yang melakukan CPR dan 44,5 ng / L). Sementara itu, konsentrasi
memakai APD lengkap pada kasus SARS- cTnI hanya sedikit meningkat pada semua
CoV serta MERS. Ditemukan pula 2 pasien dengan infeksi SARS-CoV-2, di
guideline terkait anjuran pedoman mana nilai melebihi persentil ke-99 dalam
melakukan CPR pada pasien di masa batas referensi (upper reference limit /URL)
pandemic COVID-19. (Huang , Wang, Li, Ren, Zhao, Hu, Zhang,
Fan, Xu, Gu, Cheng, Yu, Xia, Wei, Wu,
HASIL Xie, Yin, Li, Liu, Xiao, Gao, Guo, Xie,
COVID-19 hingga Mei sudah menginfeksi Wang, Jiang, Gao, Jin, Wang, Cao, and Bin
lebih dari 5 juta orang dari lebih dari 200 2020; Lippi, Lavie and Sanchis-Gomar,
negara di seluruh dunia, menyebabkan 2020; Liu, Yang, Zhang, Huang, Wang,
300.000 lebih kematian. Manifestasi dari Yuan, Wang, Li, Li, Feng, Zhang, Wang,
infeksi COVID-19 dapat menyebabkan Peng, Chen, Qin, Zhao, Tan, Yin, Xu,
acute respiratory distress syndrome Zhou, Jiang, Liu, and Lei., 2020; Ruan,
(ARDS) dan / atau kegagalan multi-organ Yang, Wang, Jiang, and Song. 2020).
(MOF) dan kematian (Lippi, Lavie and
Sanchis-Gomar, 2020; Mattiuzzi and Lippi, Kadar troponin (hsTnI = hypersensitive
2020). Orang dengan penyakit troponin I) juga ditemukan lebih tinggi
kardiovaskular menjadi individu dengan pada kasus COVID-19 yang bergelaja
risiko tertinggi mengalami perburukan parah, dibandingkan dengan kasus yang
keadaan dan kematian. kurang parah (SMD 0,53, 95% CI 0,30-
Karena komplikasi jantung telah dilaporkan 0,75, p <0,001) (Li et al., 2020). Sebuah
berkembang pada sejumlah besar pasien studi dari 41 pasien COVID-19 melaporkan
dengan pneumonia, kami akan memberikan bahwa 12% kasus menunjukkan
literatur terkait berbagai pengukuran peningkatan sensitivitas hiper tropinin I
biomarkers jantung yang menjadi bukti yang mengindikasi cedera miokard akut
bahwa COVID-19 dapat mempengaruhi (hsTnI parah 4.8ng/L (2.5–8.4) dan sangat
kesehatan jantung.

357
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

parah 46.8 ng/L (34.2–299.8); p<0.001) Sama seperti dalam kasus sebelumnya, baik
(Zhou, She, Wang, and Ma. 2020). kontak langsung, droplet, atau transmisi
udara masih mungkin terjadi. Besar aerosol
Kemungkinan Transmisi Infeksi saat droplet misalkan > 10 pM bisa mencemari
CPR permukaan dalam jarak dekat. Sebaliknya,
Beberapa negara telah melaporkan tim penularan melalui udara dimediasi oleh
medis dari ambulan gawat darurat mereka aerosol pernapasan. Aerosol organisme
terinfeksi COVID-19. Di Indonesia 1 penular ini yang mengandung inti tetesan
perawat ambulans gawat darurat meninggal <10 μm dapat berada di udara selama
akibat terinfeksi, meskipun belum jelas berjam-jam (Christian et al., 2004).
apakah penularan terjadi ketika perawat
memberikan pertolongan RJP. Namun, Resuscitation Council
tingkat infectivity dari virus COVID-19 Jika anda tidak terlatih atau tidak dapat
lebih tinggi dibandingkan SARS dan melakukan bantuan pernafasan, berikan
MERS. Sehingga kita bisa memprediksi kompresi dada khusus secara kontinu pada
kemungkinan transmissi dari laporan kasus kecepatan minimal 100-120 menit
transmisi pada kasus coronavirus terdahulu (Organisation and Care, 2019). Mengingat
yang telah dilaporkan oleh (Nam, Yeon, kemungkinan bahwa korban mungkin
Park, Hong, and Son, 2017) bahwa petugas terinfeksi COVID-19, Resuscitation
kesehatan, perawat, terinfeksi ketika Council UK menyarankan: (1)Kenali
melakukan resusitasi jantung paru pada serangan jantung, cari tanda-tanda
pasien MERS di ruang isolasi. Selama RJP kehidupan dan tanda pernafasan normal.
yang berlangsung selama satu jam, Jangan mendengarkan atau merasakan
sejumlah besar cairan tubuh terciprat. pernapasan dengan mendekatkan telinga
Perawat diduga telah menyentuh masker dan pipi Anda ke bagian mulut pasien. Jika
untuk menyesuaikan posisinya selama RJP Anda ragu untuk memastikan henti jantung,
dan menyeka keringat dari wajahnya lakukan kompresi dada sampai bantuan
selama RJP. tiba. (2)Pastikan ambulans sedang dalam
perjalanan. Jika anda curiga COVID-19 beri
Dapat disimpulkan kemungkinan penularan tahu tim ambulan saat menelpon mereka.
coronavirus pada kasus MERS dapat terjadi (3)Jika ada risiko infeksi yang dirasakan,
melalui: invasi pernapasan aerosol yang tim penyelamat harus meletakkan kain /
terkontaminasi coronavirus melalui celah handuk di atas mulut dan hidung korban
antara wajah dan masker; paparan mukosa dan hanya melakukan RJP dan defibrilasi
keringat terkontaminasi dan kontaminasi awal sampai ambulans (atau tim perawatan
selama doffing peralatan pelindung pribadi lanjutan) tiba. (4)Gunakan defibrillator
(Otter, Donskey, Yezli, Douthwaite, karena terbukti meningkatkan peluang
Goldenberg,and Weber. 2016). Selain itu, bertahan hidup dan tidak meningkatkan
penularan coronavirus pada kasus SARS- risiko infeksi. (5)Jika penyelamat memiliki
CoV telah dilaporkan oleh (Christian et al., alat pelindung diri (APD) (misalkan masker
2004) transmisi virus dari pasien ke wajah FFP3, sarung tangan sekali pakai,
petugas layanan kesehatan terjadi selama pelindung mata), ini harus dipakai.
percobaan resusitasi. Virus SARSCoV (6)Setelah melakukan RJP khusus
dapat ditransmisikan meskipun petugas kompresi, semua penyelamat harus mencuci
kesehatan mengenakan alat pelindung diri. tangan dengan sabun dan air, gel tangan
Hal ini bisa disebabkan oleh terjadinya berbasis alkohol adalah alternatif. Mereka
pelanggaran protokol pemakaian baju juga harus menghubungi tim penanganan
pelindung yang tidak disadari dan COVID-19 untuk meminta saran.
banyaknya virus di udara yang dikeluarkan
oleh droplet pasien.

358
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Strategi Cardiopulmonary Resuscitation untuk penyakit menular kelas A: personil


untuk pertolongan di luar rumah sakit resusitasi memakai perlindungan tiga
Lingkungan di luar rumah sakit termasuk tingkat, termasuk perlindungan wajah
rumah tangga, unit kerja, area publik sosial, penuh untuk respirasi. (2)Intubasi
dan area non-medis lainnya, apabila alat endotrakeal emergensi: dilakukan intubasi
bantu CPR pendukung kehidupan dasar endotrakeal pasien di bawah bimbingan
disediakan terutama kompresi dada, fibrobronchoscope atau laringoskop visual
ventilasi mulut ke mulut dan defibrilasi dan dalam keadaan sedatif. (3)Kompresi
dengan Automated External Defibrillator dada: resusitasi kardiopulmoner mekanik
(AED), ventilasi mulut ke mulut tidak dapat digunakan untuk menggantikan
dianjurkan karena pneumonia coronavirus kompresi dada manual, terutama dalam
yang baru sangat menular, oleh karena itu, kasus resusitasi yang tidak memadai, untuk
berikut ini langkah-langkah menghindari penurunan kualitas kompresi
direkomendasikan, yaitu (1)Kompresi dada dada dan peningkatan kemungkinan infeksi
dengan defibrilasi dengan AED (bila perlu). yang disebabkan oleh masuknya keringat
(2)Kompresi dada dengan instrumen patogen secara tidak sengaja ke dalam
kompresi-dekompresi perut aktif konjungtiva dan mukosa nasal-oral dari
(perangkat) dan AED (bila perlu). Personil perawat resusitasi kardiopulmoner karena
yang terlatih khusus dalam instrumen berkeringat. (4)Resusitasi kardiopulmoner
kompresi-dekompresi perut aktif dapat selama 30 menit: sesuai dengan penyebab
menggunakan perangkat ini untuk henti jantung serta mekanisme cedera
membangun pernapasan perut untuk penyakit.
menggantikan pernapasan dada, sampai
kedatangan profesional kesehatan. PEMBAHASAN
Invasi pernapasan aerosol yang
Strategi Cardiopulmonary Resuscitation terkontaminasi MERSCoV saat RJP dapat
untuk pertolongan di dalam kendaraan terjadi melui rute sebagai berikut: 1.
Karena penyedia resusitasi kardiopulmoner Keringat selama RJP. Ketika bagian atas
tidak dapat berdiri dengan benar selama tubuh perawat bergerak, kemungkinan
kendaraan berjalan, sehingga terjadi masker dan kacamata google akan
ketidakmampuan untuk memberikan mendekat ke tubuh pasien sehingga
kompresi dada yang adekuat, maka memungkinkan adanya celah masuk aliran
dianjurkan untuk menggunakan resusitasi aerosol (Elkholy., 2020). 2. Ketika sedang
kardiopulmoner mekanik untuk ganti melakukan RJP, aerosol menginfeksi pada
kompresi dada manual (Song et al., 2020). langkah intubasi, pengisapan cairan tubuh,
kompresi dada, ventilasi manual, dan
Strategi Cardiopulmonary Resuscitation defibrilasi (Tran, Cimon, Severn, Pessoa-
untuk pertolongan di rumah sakit Silva, and Conly, 2012). Kontaminasi
Henti jantung pada pasien dengan dengan MERS-CoV ketika membuka APD
pneumonia coronavirus terutama terjadi melalui rute: 1. Doffing APD pada area
pada pasien yang parah atau sakit kritis di rawan yakni leher, kaki, dan kepala
ruang isolasi atau IC. Infektivitas penyakit (Verbeek, Ijaz, Mischke, Ruotsalainen,
yang tinggi, lingkungan patogen Mäkelä, Neuvonen, Edmond, Sauni,
konsentrasi tinggi, membuat tenaga medis Kilinc Balci, and Mihalache, , 2016).
harus memiliki prinsip dan strategi berikut
ini (Fowler Guest , Lapinsky, Sibbald, Pedoman resusitasi yang berfokus pada
Louie, Tang, Simor. and Stewart., 2004; ABC (Airway-Breathing-Circulation) telah
Torabi-Parizi Davey, Suffredini,Chertow, direvisi, sehingga pada 2010 pedoman
Daniel . 2015; Kiiza et al., 2019; Song et untuk CPR merekomendasikan perubahan
al., 2020), yaitu (1)Tindakan perlindungan dalam urutan langkah menjadi CAB

359
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

(kompresi dada, jalan napas, pernapasan) Yulianti, I., and Darmayanti, A.T
untuk orang dewasa, anak-anak, dan bayi (2020) „DEFINISI DAN JALUR
(Atmojo, Widiyanto and Handayani, 2019). PENULARAN SEVERE ACUTE
Perubahan ini tanpa disadari sangat RESPIRATORY SYNDROME
membantu dalam masa pandemi COVID- CORONAVIRUS 2 ( SARS-COV-2
19, karena perawat tidak perlu mendekat )‟, 9(1), pp. 57–64.
kepada pasien untuk mengecek jalan nafas,
sehingga jalur infeksi dapat diminimalkan. Chowell, G., Abdirizak, F., Lee, S., Lee, J.,
Penghentian resusitasi jantung paru dapat Jung, E., Nishiura, H., Viboud, C.,
dipertimbangkan setelah pasien dilakukan (2015) „Transmission characteristics
RJP selama lebih dari 30 menit tanpa return of MERS and SARS in the healthcare
of spontaneous circulation / ROSC (tidak setting: A comparative study‟, BMC
ada tanda vital yang muncul selama Medicine. doi: 10.1186/s12916-015-
resusitasi kardiopulmoner) dukungan 0450-0.
extracorporeal membrane oxygenation
Christian, M. D., Loutfy, M., Clifford.,
(ECMO) dan sirkulasi ekstrakorporeal.
Martinez, K. F. Ofner, M., Wong, T.,
Wallington, T., Gold, W. L.
SIMPULAN Mederski, B., Green, K., Low,
Penularan virus COVID-19 pada perawat
Donald E.. (2004) „Possible SARS
yang melakukan RJP menggunakan APD
Coronavirus Transmission during
lengkap masih mungkin terjadi, penularan
Cardiopulmonary Resuscitation‟,
tersebut bisa melalui droplet atau aerosol
Emerging Infectious Diseases, 10(2),
dari pasien yang terdapat di udara dan
pp. 287–293. doi:
masuk melalui celah yang terbentuk tanpa
10.3201/eid1002.030700.
sengaja oleh petugas kesehatan ketika
membenarkan posisi, memulai posisi, Corman, V. M. Muth, D., Niemeyer, D.,
menyeka keringat ataupun terjadi ketika Drosten, C. (2020) „free information
membuka baju pelindung. in English and Mandarin on the novel
coronavirus COVID- Hosts and
Perubahan urutan RJP dengan mengabaikan Sources of Endemic Human
penilaian jalan nafas memberikan peluang Coronaviruses‟,
dalam meminimalkan penularan. Kompresi
dada menggunakan alat bantu sangat Elkholy, A. A. (2020) „MERS-CoV
disarankan untuk dilakukan hingga pasien infection among healthcare workers
tiba di rumah sakit atau bisa diberikan alat and risk factors for death:
bantu pernafasan. Perawat disarankan Retrospective analysis of all
menggunakan standar pelayanan pasien laboratory-confirmed cases reported
COVID-19 kepada setiap pasien yang to WHO from 2012 to 2 June 2018‟,
mengalami henti jantung di masa pandemi Journal of Infection and Public
ini. Health. doi:
10.1016/j.jiph.2019.04.011.
DAFTAR PUSTAKA
Atmojo, J. T., Widiyanto, A. and Fowler, R. A., Guest, C.B., Lapinsky, S. E.,
Handayani, R. T. (2019) Sibbald, W. J., Louie, M., Tang, P.,
„Cardiopulmonary Resuscitation Simor, A E.. Stewart, T E. (2004)
Guideline Update: A Systematic „Transmission of severe acute
Review‟, Indonesian Journal of respiratory syndrome during
Medicine, 4(2), pp. 82–87. doi: intubation and mechanical
10.26911/theijmed.2019.04.02.01. ventilation‟, American Journal of
Respiratory and Critical Care
Atmojo, J. T., Akbar, P. S., Kuntari S,

360
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Medicine. doi: 10.1164/rccm.200305- Li, J., Feng, C., Zhang, Z., Wang, L.,
715oc. Peng, L., Chen, L., Qin, Y., Zhao, D.,
Tan, S., Yin, L., Xu, J., Zhou, C.,
Huang, C. Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, Jiang, C., Liu, and Lei. (2020)
J., Hu, Y., Zhang, L., Fan, G., Xu, J., „Clinical features and outcomes of
Gu, X., Cheng, Z., Yu, T., Xia, J., 2019 novel coronavirus-infected
Wei,Y., Wu, W., Xie, X., Yin, W., Li, patients with cardiac injury‟, Science
H., Liu, M., Xiao, Y., Gao, H., Guo, China Life Sciences, 63(3), pp. 364–
L., Xie, J., Wang, G., Jiang, R., Gao, 374. doi: 10.1007/s11427-020-1643-
Z., Jin, Q., Wang, J.,and Cao, B 8.
(2020) „Clinical features of patients
infected with 2019 novel coronavirus Mattiuzzi, C. and Lippi, G. (2020) „Which
in Wuhan, China‟, The Lancet, lessons shall we learn from the 2019
395(10223), pp. 497–506. doi: novel coronavirus outbreak?‟, Annals
10.1016/S0140-6736(20)30183-5. of Translational Medicine. doi:
10.21037/atm.2020.02.06.
Kiiza, P. et al. (2019) „Principles and
Practices of Establishing a Hospital- Nam, H. S., Yeon, M. Y., Park, J.W., Hong,
Based Ebola Treatment Unit‟, J. Y., And Son, J. W. (2017)
Critical Care Clinics. doi: „Healthcare worker infected with
10.1016/j.ccc.2019.06.011. Middle East Respiratory Syndrome
during cardiopulmonary resuscitation
Li, J.-W. et al. (2020) „The impact of 2019 in Korea, 2015‟, Epidemiology and
novel coronavirus on heart injury: A health, 39, p. e2017052. doi:
systemic review and Meta-analysis.‟, 10.4178/epih.e2017052.
Progress in cardiovascular diseases.
Elsevier Inc. doi: 10.1016/j.pcad- Ofner, M., Lem, M. Sarwal, S.,
.2020.04.008. Vearncombe, M. Simor, A.. (2003)
„Cluster of severe acute respiratory
Liberati, A. Altman, D. G., Tetzlaff, J., syndrome cases among protected
Mulrow, C., Gotzsche, P. C., health care workers-Toronto, April
Ioannidis, J. P A., Clarke, 2003.‟, Canada communicable
M.,Devereaux, P J.,Kleijnen, J., disease report = Relevé des maladies
Moher, D. (2009) „The PRISMA transmissibles au Canada.
statement for reporting systematic
reviews and meta-analyses of studies Organisation, W. H. and Care, S. (2019)
that evaluate healthcare interventions: „Resuscitation Council UK Statement
explanation and elaboration‟, Bmj, on COVID-19 in relation to CPR and
339(jul21 1), pp. b2700–b2700. doi: resuscitation in first aid and
10.1136/bmj.b2700. community settings Whenever CPR is
carried out , particularly on an
Lippi, G., Lavie, C. J. and Sanchis-Gomar, unknown victim , there is some risk
F. (2020) „Cardiac troponin I in of cross infection , associated
patients with coronavirus disease particularly with.‟, (1168914), pp.
2019 (COVID-19): Evidence from a 19–20.
meta-analysis‟, Progress in
Cardiovascular Diseases. Elsevier Otter, J. A., Donskey, C., Yezli, S.,
Inc., 2019(xxxx), pp. 2019–2020. doi: Douthwaite, S., Goldenberg, S. D.,
10.1016/j.pcad.2020.03.001. Weber, D. J., (2016) „Transmission of
SARS and MERS coronaviruses and
Liu, Y., Yang, Y., Zhang, C., Huang, F., influenza virus in healthcare settings:
Wang, F., Yuan, J., Wang, Z., Li, J., The possible role of dry surface

361
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 355 - 362, September 2020 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

contamination‟, Journal of Hospital infectious diseases due to exposure to


Infection. doi: contaminated body fluids in
10.1016/j.jhin.2015.08.027. healthcare staff‟, Cochrane Database
of Systematic Reviews.
Ruan, Q., Yang, K.,Wang, W., Jiang, L., doi:10.1002/14651858.CD011621.pu
and Song, J (2020) „Clinical b2.
predictors of mortality due to
COVID-19 based on an analysis of Zhou, B. She, J., Wang, Y., and Ma, X.,
data of 150 patients from Wuhan, (2020) „The Clinical Characteristics
China‟, Intensive Care Medicine. of Myocardial injury 1 in Severe and
Springer Berlin Heidelberg. doi: Very Severe Patients with 2019
10.1007/s00134-020-05991-x. Novel Coronavirus Disease‟, Journal
of Infection. doi: 10.1016/j.jinf.2020.-
Sasson, C., Mary, A.M., Dahl, J., Kelle- 03.021
rmann. (2010) „Predictors of survival
from out-of-hospital cardiac arrest a
systematic review and meta-analysis‟,
Circulation: Cardiovascular Quality
and Outcomes. doi 10.1161/CIRCO-
UTCOMES.109.889576.
Song, W., Liu, Y., Ouyang, Y., Chen, W.,
Li, M., Xianyu, S., and Yi, S. (2020)
„Recommendations on
cardiopulmonary resuscitation
strategy and procedure for novel
coronavirus pneumonia‟, Resus-
citation. doi: 10.1016/j.resus-
citation.2020.03.023.
Torabi-Parizi, P. Davey, R.T., Suffredini,
A. F., and Chertow, D. S. (2015)
„Ethical and practical considerations
in providing critical care to patients
with Ebola virus disease‟, Chest. doi:
10.1378/chest.15-0278.
Tran, K., Cimon, K., Severn, M., Pessoa-
Silva, C. L., and Conly, J (2012)
„Aerosol generating procedures and
risk of transmission of acute
respiratory infections to healthcare
workers: A systematic review‟, PLoS
ONE. doi:
10.1371/journal.pone.0035797.
Verbeek, J. H., Ijaz, S. Mischke, C.,
Ruotsalainen, J. H., Mäkelä, E.,
Neuvonen, K., Edmond, M. B., Sauni,
R., Kilinc Balci, F. S., Mihalache, R.
C., (2016) „Personal protective
equipment for preventing highly

362

Anda mungkin juga menyukai