Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhamad Arif Hidayat

Kelas : 7 A Akuntansi

Npm : 022117007

SOAL A

1. Suap adalah aktivitas tindakan tidak terpuji yang dilakukan seseorang, kelompok,
bahkan organisasi atau perusahaan untuk mencapai tujuan, melancarkan pekerjaan,
menutup mulut, dan lain sebagainya dengan cara memberikan imbalan berupa uang,
jasa, dan lainnya.
2. Menurut saya, kesiapan pemerintah dalam menghadapi kasus suap ini sudah baik
dengan memerikan program-program yang sudah dibuat. Namun, para masyarakat
masih banyak yang belum mengerti tentang pemahaman suap. Sehingga masih
banyak kasus suap yang terjadi di Indonesia. karena kurangnya pemahaman akan
buruknya suap ini dan masih ada yang tidak takut dengan hukum suap karena mereka
melakukannya dengan bekerjasama. Sehingga mereka lebih berani dalam melakukan
curang ini. Kasus suap ini kebanyakan dilakukan oleh orang yang memiliki harta
lebih, sehingga dalam mencapai sesuatu tidak ingin bertele-tele dan melakukan suap
dengan memberikan imbalan kepada pihak terkait. Seperti membeli kursi untuk
masuk universitas ternama.
Menurut saya yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatasi suap ialah seperti
melakukan sosialisasi tentang suap kepada masyarakat, sosialisasi tentang hukum
yang didapat jika melakukan suap, menanamkan pemahaman yang baik kepada calon
generasi bangsa, membuat peraturan untuk memperketat dalam menerima pekerja
yang memiliki etika yang baik, membuat sistem pengendalian untuk organisasi,
membangun badan hukum seperti anti suap, dan lain sebagainya.
SOAL B

1. Burger King

Kami bangga melayani tamu kami burger terbaik dan berbagai tosting enak lainnya,
makanan sehat, dimasak di atas api terbuka, itulah yang terjadi.

2. Starbuck
a. Make it your own
Starbucks merupakan perusahaan yang beriorientasi pada kepuasan karyawan.
Dimana para karyawan Starbucks atau mitranya diberi kebebasan menjalankan
bisnis sesuai dengan cara mereka sendiri. Dengan harapan konsumen
mendapatkan pelayanan terbaik sehingga puas dan datang kembali.
b. Everything matters
Para karyawan Starbucks terlatih dalam memperhatikan detail-detail terkecil yang
penting bagi konsumen. Misalnya kebersihan kedai yang selalu terjaga,
kenyamanan atmosfir, penyajian kopi yang selalu konsisten dengan cita rasanya,
hingga yang terkecil seperti penyediaan tissue daur ulang.
c. Surprise and Delight
Starbucks mengoptimalkan kemampuan karyawan dalam memberikan kepuasaan
pelanggannya melebihi apa yang mereka harapkan. Sehingga karyawan harus
mampu memberikan kejutan-kejutan atau kesenangan dari hal-hal yang tidak
terduga.
d. Embrace Resistance
Para karyawan Starbucks selalu menerima saran dan kritik para konsumennya
baik positif maupun negatif. Pada kritik negatif, Starbucks menyikapinya sebagai
pembelajaran untuk melakukan pengembangan ke depannya.

e. Leave Your Mark


Starbucks memiliki komitmen kuat disekitar mereka. Prinsip ini terfokus pada
aspek sosial perusaahaan, termasuk di dalamnya aktivitas tentang lingkungan dan
masalah sosial atau biasa disebut dengan Corporate Social Responsibility (CSR).

3. IBM
a. Untuk melengkapi IBM di pasar

b. Memegang nilai IBM dan pedoman perilaku bisnis yang baik

c. Terus memberikan solusi yang efektif dan efisien

4. PT (Persero) Bank Mandiri


a. Bank Mandiri bertekad menjadi institusi keuangan terbaik di ASEAN, dalam segi
pelayanan, produk, dan imbal hasil kepada pemegang saham, serta manfaat yang
diterima oleh masyarakat secara luas. Keunggulan ini dicapai dengan
menyediakan layanan jasa dan produk yang terintegrasi, solusi keuangan yang
didasari oleh pemahaman sektor industri yang mendalam dengan ditopang
kemajuan teknologi, kualitas manusia dan sinergi bisnis hingga ke perusahaan
anak.
b. Menjadi kebanggaan negeri dan setiap insan yang bekerja di Bank Mandiri
memiliki tanggung jawab yang harus direalisasikan melalui pengelolaan
manajemen dan tata kelola perusahaan yang baik.
c. Dengan sasaran mencapai kapitalisasi pasar USD55 miliar dan Return on Equity
23%-27% pada tahun 2020, Bank Mandiri bertekad menjadi ikon perbankan
Indonesia di ASEAN.

5. PT Busaka
a. Prevention (Pencegahan) Solusi yang paling efektif untuk masalah etika dan
kepatuhan kepada aturan adalah dengan cara pencegahan. Hal ini dapat dicapai
melalui budaya kepemimpinan etis yang kuat dan melengkapi karyawan dengan
informasi, pelatihan dan fasilitas sehingga mereka mengerti potensi resiko apa
yang akan muncul dan perilaku mana yang dapat diterima. Kode Etik Bisnis dan
Perilaku Karyawan BTU merupakan landasan dari upaya pencegahan.
b. Monitoring & Detection (Pemantauan & Deteksi) BTU memiliki proses
pemantauan dan deteksi untuk mengidentifikasi pelanggaran Kode Etik Bisnis dan
Perilaku Karyawan BTU; untuk menentukan penyebab dari pelanggaran tersebut;
dan untuk menerapkan tindakan perbaikan yang tepat di waktu yang tepat. Proses
ini juga meliputi budaya pelaporan dugaan pelanggaran terhadap Kode Etik ini.
BTU menyediakan berbagai saluran untuk memungkinkan pelaporan tersebut;
melakukan pengukuran faktor resiko; evaluasi tingkat kepatuhan karyawan secara
berkala; dan membuat laporan triwulan.
c. Response (Tindakan) Jika dugaan pelanggaran terhadap Kode Etik Bisnis dan
Perilaku Karyawan BTU dilaporkan, maka akan diselidiki dengan segera dan jika
terbukti, tindakan yang tepat di waktu yang tepat akan diambil untuk mengatasi
masalah tersebut, sekaligus untuk mencegahnya terjadi kembali.

Anda mungkin juga menyukai