Anda di halaman 1dari 7

KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

PEMANFAATAN KARBON AKTIF AMPAS TAHU TERAKTIVASI NaCl SEBAGAI


PENYERAP ZAT WARNA CONGO RED

[The Utilization of Activated Carbon From Tofu Dregs Activated With Sodium Chloride
As The Adsorbent Of Congo Red Dye]

Sutomo Eka Putra1*, Khairuddin1, Dwi Juli Puspitasari1, Husain Sosidi1


1)
Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tadulako, Palu
Jl. Soekarno Hatta Km.9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Telp. 0451- 422611
*)Coresponding author:ekhaputra77@gmail.com(085230938179)

Diterima 14 Desember 2018, Disetujui 12 Maret 2019

ABSTRACT
The utilization of activated carbon from tofu dregs activated with sodium chloride as the adsorbent of
congo red dye has been done. This research aims to determine the ability of activated carbon from
tofu dregs activated with sodium chloride in adsorbing congo red dye. This researchused a
compeletely randomized design with 3 independent variables, are the concentration of activator,
contact time, and pH, and the dependent variable was an adsorption percentage of congo red dye.
The results show that the activated carbon from tofu dregs activated with sodium chloride can highly
adsorb the congo red dye with three molar of sodium chloride within 60 minutes at pH 2. Itsuggests
that the tofu dregs can be utilized as an activated carbon.
Keywords: Activated Carbon, Tofu Waste, Congo Red Dye, Adsorption

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan karbon aktif ampas tahu teraktivasi NaCl sebagai
penyerap zat warna Congo Red. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan karbon aktif
ampas tahu teraktivasi NaCl dalam menyerap zat warna Congo Red . Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan tiga variabel bebas yaitu konsentrasi aktivator, waktu kontak dan pH
sedangkan variabel terikat yaitu persentase Congo Red yang terjerap. Hasil penelitian menunjukkan
penyerapan terbaik diperoleh pada karbon aktif ampas tahu teraktivasi NaCl 3M dengan waktu
kontak optimum selama 60 menit pada kondisi pH 2. Dari penelitian ini diketahui bahwa limbah
ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi karbon aktif.
Kata kunci: Karbon Aktif, Ampas Tahu, Zat Warna Congo Red, Adsorpsi

Sutomo Eka Putra dkk. 109


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

LATAR BELAKANG (Mattel, 1991). Adsorben yang dapat


Perkembangan pembangunan di digunakan antara lain adalah karbon aktif,
sektor industri semakin cepat.Hal ini zeolit, bentonit, kitosan dan bahan bahan
berdampak terhadap peningkatan taraf lainnya yang memiliki aktivitas untuk
kehidupan masyarakat. Dampak negatif menyerap suatu zat kimia seperti ampas
dari pembangunan adala bertambahnya tahu. Ampas tahu hanya diguankan oleh
limbah yang dihasilkan. Limbah yang petani sebagai pakan ternak dan bahan
dihasilkan dapat berupa limbah cair baku dalam pembuatan tempe gembus.
atapun padat.Salah satu limbah cair yang Terdapat potensi lain untuk pemanfaatan
dihasilkan dari kegiatan industri adalah zat ampas tahu, yaitu sebagai adsorben.
warna yang dapat mencemari air. Industri Nohong (2010) melaporkan bahwa 1000
tekstil merupakan salah penyumpang mg ampas tahu mampu menyerap logam
limbah cair terbesar di Indonesia yang krom hingga 100 % dan logam besi 95,53
umumnya mengandung 750 ppm zat % dengan waktu kontak 150 menit. Hal ini
tersuspensi (Pratiwi, 2010). Zat warna menunjukkan bahwa adsorpsi dengan
yang umum digunakan oleh industri tekstil limbah ampas tahu memerlukan
adalah Congo Red. Congo Redyang konsentrasi adsorben yang tinggi dan
memiliki potensi berbahaya bagi waktu yang relatif lama. Masalah ini dapat
manusia.Senyawa ini dapat menyebahkan diatasi dengan cara mengubah limbah
mual pada lambung, muntah dan ampas tahu menjadi karbon aktif.
diare.Bila terpapar senyawa ini dengan Karbon aktif adalah arang yang
waktu yang cukup lama dapat dihasilkan melalui proses aktivasi untuk
menyebabkan gangguan sistem memperbesar pori-pori agar daya
pernapasan, gangguan reproduksi dan serapnya meningkat. Aktivasi karbon aktif
janin serta dapat memicu terjadinya secara kimia dilakukan dengan
kanker (Prahl, 2002). Zat warna ini sangat menambahkan bahan kimia, seperti
mudah larut dalam air dan tidak dapat senyawa garam NaCl. NaCl bersifat
didegradasi secara biologi (Catanho, dehidrat sehingga NaCl dapat
2006). menghambat permbentukan tar. Tar yang
Pengolahan limbah cair dengan terbentuk dapat menutup pori-pori karbon
berbagai metode, seperti menggunakan aktif sehingga daya adsorpsinya menurun
lumpur aktif, koagulasi-flokulasi, dan (Mu’jizah, 2010). Gimbal, et al. (2009)
metode lainnya. Salah satu metode yang telah mengkaji adsorben karbon aktif dari
sering digunakan adalah metode adsorpsi. buah khaya senegalensis yang diaktivasi
Proses adsorpsi adalah proses dengan teraktivasi NaCl menunjukkan
penyerapan dimana zat yang terserap daya adsorpsi yang lebih besar
terikat pada permukaan partikel adsorben

Sutomo Eka Putra dkk. 110


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

dibandingkan karbon aktif dari buah khaya dengan oven dengan suhu 105oC hingga
yang diaktivasi dengan zat kimia lain. kering. Setelah itu ampas tahu kering
Penggunaan NaCl sebagai aktivator dikarbonasi pada suhu 3000C selama 1
telah dilakukan dalam beberapa jam.Karbon yang terbentuk kemudian
penelitian. Mu’jizah (2010) melaporkan dihaluskan lalu diayak dengan ayakan 60
bahwa NaCl 30% dapat mengaktivasi mesh.
secara optimal karbon aktif dengan daya
Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
serap 575 mg/g. Mirwan (2005) juga telah Variasi Konsentrasi Aktivator (Hartini et
mendapatkan bahwa karbon aktif terbaik al., 2014)
dihasilkan pada konsentrasi 15% dengan Karbon ampas tahu yang telah halus
waktu perendaman 10 jam. Hartini, et al.., direndam dengan larutan NaCl dengan
(2014) melalui pengujian menggunakan konsentrasi masing-masing 1 M, 2 M, 3 M,
SEM menjelaskan bahwa karbon aktif 4M, dan 5 M. selama 24 jam. Karbon aktif
dengan aktivator NaCl 10% memiliki pori- sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
pori yang lebih banyak dan lebih dalam zat warna Congo Red 500 ppm sebanyak
sehingga memiliki daya serap yang lebih 5 mL lalu didiamkan selama 20 menit.
besar. Berdasarkan hal ini maka perlu Selanjutnya filtratnya diambil dan diukur
dilakukan penelitian mengenai menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
pemanfaatan limbah ampas tahu sebagai Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
karbon aktif teraktivasi NaCl untuk Variasi Waktu Kontak (Gultom dan
penyerapan zat warna Congo Red. Lubis, 2014)
Karbon aktif teraktivasi NaCl 3 M
METODE PENELITIAN sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
Bahan dan Peralatan larutan Congo Red 500 ppm sebanyak 5
Bahan dasar yang digunakan dalam mL dan dibiarkan selama 20, 40, 60, 80,
penelitian ini adalah zat warna congo red, dan 100 menit. Selanjutnya campuran
padatan NaCl, Larutan NaOH 0,1 N dan disaring lalu diambil filtratnya dan diukur
larutan HCL 0,1 N. menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Peralatan yang digunakan adalah Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
seperangkat alat gelas, neraca analitik, Variasi pH (Gultom dan Lubis, 2014)
spatula, desikator, ayakan 60 mesh, tanur, Karbon aktif teraktivasi NaCl 3 M
pH meter, cawan porselen, dan sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
spektrofotometer UV-Vis. zat warna Congo Red pada pH 2, 4,6, 8

Prosedur Penelitian dan 10 selama 60 menit. Campuran

Preparasi Sampel (Hartini et al., 2014) kemudian disaring lalu diambil filtratnya
dan diukur menggunakan
Ampas tahu basah dijemur hingga
spektrofotometer UV-Vis.
kadar airnya berkurang, lalu dikeringkan

Sutomo Eka Putra dkk. 111


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

HASIL DAN PEMBAHASAN diantaranya adalah konsentrasi aktivator


Pembuatan karbon aktif melalui 2 yang digunakan. Konsentrasi aktivator
tahapan yaitu melalui proses karbonasi menentukan banyaknya jumlah pori yang
dan aktivasi. Karbonasi merupakan upaya terbentuk pada karbon aktif. Proses
untuk mengasilkan arang menggunakan aktivasi dari suatu karbon dapat
panas. Proses karbonasi pada limbah mengubah bentuk dari karbon. Penelitian
ampas tahu dilakukan pada tempat yang dilakukan Hartini et al. (2014)
tertutup untuk menghindari hilangnya menunjukkan bahwa karbon yang
karbon dari ampas tahu membentuk gas teraktivasi memiliki pori-pori yang lebih
CO2. Proses karbonasi ampas tahu banyak dibanding karbon yang tidak
0
menggunakan suhu 300 C selama 60 teraktivasi.
menit. Proses karbonasi yang lebih lama 66.00

Persentase Adsorpsi (%)


dapat mengahsilkan gas CO2. 64.00
Pembuatan karbon aktif tidak lepas 62.00
dari proses aktivasi yang bertujuan untuk 60.00
membuka, menambah atau 58.00
mengembangkan volume pori dan 56.00
memperbesar diameter pori yang telah 0 2 4 6

terbentuk pada proses karbonisasi.


Konsentrasi Aktivator (M)
Aktivasi dilakukan secara kimia
Gambar 1 Grafik pengaruh konsentrasi
menggunakan larutan NaCl sebagai aktivator terhadap adsorpsi zat
aktivator.Karbon aktif ampas tahu yang warna Congo red.
teraktivasi NaCl diaplikasikan sebagai
Konsentrasi NaCl 1 M, 2 M dan 3 M
penyerap zat warna Congo red. Congo
mengalami peningkatan penyerapan zat
Red memiliki serapan maksimum pada
warna Congo Red dengan persentase
panjang gelombang 499 nm. Menurut
adsorpsi tertinggi pada konsentrasi NaCl 3
Christian (2003), panjang gelombang
M sebesar 64,62% (Gambar 1). Namun
maksimum Congo Red adalah 497 nm.
pada karbon aktif ampas tahu dengan
Adapun kurva standar zat warna Congo
konsentrasi NaCl 4 dan 5 M, penyerapan
Red memiliki persamaan regresi y =
zat warna Congo Red mengalami
0,0375X – 0,0117 dengan nilai R2=
penurunan. Larutan dengan konsentrasi
0,9995.
NaCl yang tinggi memiliki jumlah partikel
Pengaruh Konsentrasi Aktivator yang lebih banyak. Hai inilah yang
Terhadap Adsorpsi Zat Warna Congo
Red. menyebabkan terjadinya halangan sterik

Kemampuan adsorpsi suatu pada proses adsorpsi yang berlangsung.

penyerap didasarkan pada banyak hal,

Sutomo Eka Putra dkk. 112


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

Pengaruh Waktu Kontak Terhadap menit dengan presentasi adsorpsi


Adsorpsi Zat Warna Congo Red. sebesar 71,71%.
Faktor lain yang mempengaruhi
Pengaruh pH Terhadap Adsorpsi Zat
daya adsorpsi suatu adsorben ialah waktu Warna Congo Red.
kontak. Waktu kontak yang lebih lama
Faktor yang mempengaruhi suatu
akan menyebabkan jumlah adsorbat yang
adsorpsi salah satunya adalah pH. Dalam
teradsorpsi semakin banyak karena
proses adsorpsi, pH mempengaruhi
semakin banyak partikel adsorben yang
ionisasi adsorbat. Variasi pH digunakan
berinteraksi dengan adsorbat. Penentuan
dengan cara menambahkan larutan HCl
waktu kontak dapat memberikan informasi
0,1 M dan larutan NaOH 0,1 M.
berapa lama waktu yang diperlukan untuk
105

Persentase Adsorpsi (%)


mencapai penyerapan optimum.
100
80 95
Persentase Adsorpsi (%)

75 90
85
70
80
65
75
60 70
55 0 2 4 6 8 10
50 pH
0 20 40 60 80 100
Waktu Kontak (menit) Gambar 3. Pengaruh pH Terhadap Adsorpsi
zat warna Congo Red.
Gambar 2. Pengaruh waktu kontak terhadap
adsorpsi zat warna Congo Red. Terjadi penyerapan zat warna
yang mengalami penurunan pada pH
Terjadi peningkatan penyerapan mendekati netral namun pada pH tinggi
zat warna Congo Red seiring dan pH rendah penyerapan yang terjadi
bertambahnya waktu kontak (Gambar 2). mengalami peningkatan. Penyerapan
Hal ini disebabkan tumbukan antar tertinggi ditunjukkan pada pH 2 dengan
partikel terus terjadi seiring pertambahan presentasi adsorpsi hampir mencapai
waktu.Hal ini sesuai dengan pendapat 100% (Gambar 3). Hal ini menjelaskan
Nwabanne and Igbokwe (2011), dimana bahwa penyerapan zat warna Congo
jumlah adsorbat yang terserap semakin Red menggunakan karbon aktif ampas
bertambah dengan waktu kontak antara tahu terjadi adsorpsi secara kimia. Hal
adsorbat dan adsorben. Grafik 4.2 juga serupa ditunjukkan pada penelitian
menunjukkan bahwa penyerapan yang dilakukan Gultom dan Lubis
maksimum terjadi pada waktu kontak 60 (2014) dimana penyerapan logam Pb
dan Cd terbaik pada pH 3 dan 4. Pada

Sutomo Eka Putra dkk. 113


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

pH 2, banyak ion Cl - yang mengelilingi Gultom E.M., dan Lubis M.T. 2014.
karbon aktif sehingga zat warna Congo Aplikasi Karbon Aktif Dari Cangkang
Kelapa Sawit Dengan Aktivator
Red yang merupakan zat warna kationik
H3PO4 Untuk Penyerapan Logam
lebih banyak yang berikatan dengan Berat Cd dan Pb. Jurnal Teknik
karbon aktif ampas tahu. Pada pH 10 Kimia USU 3 (1).

penyerapan zat warna Congo Red Hartini L., Yulianti E., dan Mahmuda R.
2014. Karakterisasi Karbon Aktif
cukup tinggi dipengaruhi oleh ion OH -
Teraktivasi NaCl Dari Ampas Tahu.
dari NaOH yang mengelilingi karbon Alchemy Vol 3 (2):145-153.
aktif ampas tahu (Bernasconi et al,
Mattel, C.L. 1991. Adsorption 2nd Edition.
1995). New York: McGraw-Hill Company
Inc.
KESIMPULAN Mirwan, M. 2005. Daur Ulang Limbah
Ampas tahu dapat dimanfaatkan Hasil Industri Gula (Ampas Tebu/
menjadi karbon aktif untuk menyerap zat Bagasse) dengan Proses Karbonasi
Sebagai Karbon Aktif. Jurnal
warna congo red dengan penyerapan
Rekayasa Perencanaan 1(3).
terbaik ditunjukkan oleh karbon aktif
Mu’jizah, S. (2010). Pembuatan dan
dengan konsentrasi NaCl 3 M, dengan Karakterisasi Karbon Aktif dari Biji
waktu kontak 60 menit, pada pH 2. Kelor (Moringa oleifera L.) dengan
NaCl sebagai Bahan Pengaktif.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik
Ibrahim.
Bernasconi, G.,Gerster, H., Hauser, H.
Nohong. 2010. Pemanfaatan Limbah Tahu
1995. Teknologi Kimia Bagian 2
Sebagai Bahan Penyerap Logam
Edisi Pertama. Jakarta: Pradnya
Krom, Kadmium dan Besi Dalam Air
Paramitha.
Lindi TPA. Jurnal Pembelajaran
Catanho, M. 2006. Avaliacao Dos Sains 6: 257-269.
Tratamentos Electroquimico E
Nwabanne, J T., Igbokwe P. K. 2011.
Fotoeletroquimico Na Degradacao
Preparation of Activated Carbon
De Corantes Texteis.Quim Nova
from Nipa Palm Nut:Influence of
29(5).
Preparation Condition,
Christian, G.D. 2003. Analytical Chemistry ResearchJournal of Chemical
6th edition. New York: John Willey& Sciences, 1: 53-58,
Sonc Inc.
Prahl A, Derdowska I, Dawidowska O,
Gimbal, C, E., Ocholi, O., Egwaikhide, P, Neubert K, Hartrodt B, Wierzba T,
A., Muyiwa, T., and Emmanuel, E,A. Juzwa W, Lammek B. 2002. New
2009. Methylene Blue Adsorption on analogues of bradykinin substituted
Activated Carbon Prepared From in the C-terminal part of the
Khaya Seneagelis Fruits. New Raw moleculewith naphthylalanine.
Material for Activated Carbon I. Polish J Chem 76:1433–1439
Cien.Inv.

Sutomo Eka Putra dkk. 114


KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 5(1): 109-115, April 2019 e-ISSN: 2477-5398

Pratiwi, Y. 2010. Penentuan Tingkat


Pencemaran Limbah Industri Tekstil
Berdasarkan Nutriton Value
Coeficient Bioindikator. Jurnal
Teknologi 3: 129-137.

Sutomo Eka Putra dkk. 115

Anda mungkin juga menyukai