[The Utilization of Activated Carbon From Tofu Dregs Activated With Sodium Chloride
As The Adsorbent Of Congo Red Dye]
ABSTRACT
The utilization of activated carbon from tofu dregs activated with sodium chloride as the adsorbent of
congo red dye has been done. This research aims to determine the ability of activated carbon from
tofu dregs activated with sodium chloride in adsorbing congo red dye. This researchused a
compeletely randomized design with 3 independent variables, are the concentration of activator,
contact time, and pH, and the dependent variable was an adsorption percentage of congo red dye.
The results show that the activated carbon from tofu dregs activated with sodium chloride can highly
adsorb the congo red dye with three molar of sodium chloride within 60 minutes at pH 2. Itsuggests
that the tofu dregs can be utilized as an activated carbon.
Keywords: Activated Carbon, Tofu Waste, Congo Red Dye, Adsorption
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pemanfaatan karbon aktif ampas tahu teraktivasi NaCl sebagai
penyerap zat warna Congo Red. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan karbon aktif
ampas tahu teraktivasi NaCl dalam menyerap zat warna Congo Red . Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap dengan tiga variabel bebas yaitu konsentrasi aktivator, waktu kontak dan pH
sedangkan variabel terikat yaitu persentase Congo Red yang terjerap. Hasil penelitian menunjukkan
penyerapan terbaik diperoleh pada karbon aktif ampas tahu teraktivasi NaCl 3M dengan waktu
kontak optimum selama 60 menit pada kondisi pH 2. Dari penelitian ini diketahui bahwa limbah
ampas tahu dapat dimanfaatkan menjadi karbon aktif.
Kata kunci: Karbon Aktif, Ampas Tahu, Zat Warna Congo Red, Adsorpsi
dibandingkan karbon aktif dari buah khaya dengan oven dengan suhu 105oC hingga
yang diaktivasi dengan zat kimia lain. kering. Setelah itu ampas tahu kering
Penggunaan NaCl sebagai aktivator dikarbonasi pada suhu 3000C selama 1
telah dilakukan dalam beberapa jam.Karbon yang terbentuk kemudian
penelitian. Mu’jizah (2010) melaporkan dihaluskan lalu diayak dengan ayakan 60
bahwa NaCl 30% dapat mengaktivasi mesh.
secara optimal karbon aktif dengan daya
Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
serap 575 mg/g. Mirwan (2005) juga telah Variasi Konsentrasi Aktivator (Hartini et
mendapatkan bahwa karbon aktif terbaik al., 2014)
dihasilkan pada konsentrasi 15% dengan Karbon ampas tahu yang telah halus
waktu perendaman 10 jam. Hartini, et al.., direndam dengan larutan NaCl dengan
(2014) melalui pengujian menggunakan konsentrasi masing-masing 1 M, 2 M, 3 M,
SEM menjelaskan bahwa karbon aktif 4M, dan 5 M. selama 24 jam. Karbon aktif
dengan aktivator NaCl 10% memiliki pori- sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
pori yang lebih banyak dan lebih dalam zat warna Congo Red 500 ppm sebanyak
sehingga memiliki daya serap yang lebih 5 mL lalu didiamkan selama 20 menit.
besar. Berdasarkan hal ini maka perlu Selanjutnya filtratnya diambil dan diukur
dilakukan penelitian mengenai menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
pemanfaatan limbah ampas tahu sebagai Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
karbon aktif teraktivasi NaCl untuk Variasi Waktu Kontak (Gultom dan
penyerapan zat warna Congo Red. Lubis, 2014)
Karbon aktif teraktivasi NaCl 3 M
METODE PENELITIAN sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
Bahan dan Peralatan larutan Congo Red 500 ppm sebanyak 5
Bahan dasar yang digunakan dalam mL dan dibiarkan selama 20, 40, 60, 80,
penelitian ini adalah zat warna congo red, dan 100 menit. Selanjutnya campuran
padatan NaCl, Larutan NaOH 0,1 N dan disaring lalu diambil filtratnya dan diukur
larutan HCL 0,1 N. menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Peralatan yang digunakan adalah Adsorpsi Zat Warna Congo Red dengan
seperangkat alat gelas, neraca analitik, Variasi pH (Gultom dan Lubis, 2014)
spatula, desikator, ayakan 60 mesh, tanur, Karbon aktif teraktivasi NaCl 3 M
pH meter, cawan porselen, dan sebanyak 0,5 gram dicampurkan dengan
spektrofotometer UV-Vis. zat warna Congo Red pada pH 2, 4,6, 8
Preparasi Sampel (Hartini et al., 2014) kemudian disaring lalu diambil filtratnya
dan diukur menggunakan
Ampas tahu basah dijemur hingga
spektrofotometer UV-Vis.
kadar airnya berkurang, lalu dikeringkan
75 90
85
70
80
65
75
60 70
55 0 2 4 6 8 10
50 pH
0 20 40 60 80 100
Waktu Kontak (menit) Gambar 3. Pengaruh pH Terhadap Adsorpsi
zat warna Congo Red.
Gambar 2. Pengaruh waktu kontak terhadap
adsorpsi zat warna Congo Red. Terjadi penyerapan zat warna
yang mengalami penurunan pada pH
Terjadi peningkatan penyerapan mendekati netral namun pada pH tinggi
zat warna Congo Red seiring dan pH rendah penyerapan yang terjadi
bertambahnya waktu kontak (Gambar 2). mengalami peningkatan. Penyerapan
Hal ini disebabkan tumbukan antar tertinggi ditunjukkan pada pH 2 dengan
partikel terus terjadi seiring pertambahan presentasi adsorpsi hampir mencapai
waktu.Hal ini sesuai dengan pendapat 100% (Gambar 3). Hal ini menjelaskan
Nwabanne and Igbokwe (2011), dimana bahwa penyerapan zat warna Congo
jumlah adsorbat yang terserap semakin Red menggunakan karbon aktif ampas
bertambah dengan waktu kontak antara tahu terjadi adsorpsi secara kimia. Hal
adsorbat dan adsorben. Grafik 4.2 juga serupa ditunjukkan pada penelitian
menunjukkan bahwa penyerapan yang dilakukan Gultom dan Lubis
maksimum terjadi pada waktu kontak 60 (2014) dimana penyerapan logam Pb
dan Cd terbaik pada pH 3 dan 4. Pada
pH 2, banyak ion Cl - yang mengelilingi Gultom E.M., dan Lubis M.T. 2014.
karbon aktif sehingga zat warna Congo Aplikasi Karbon Aktif Dari Cangkang
Kelapa Sawit Dengan Aktivator
Red yang merupakan zat warna kationik
H3PO4 Untuk Penyerapan Logam
lebih banyak yang berikatan dengan Berat Cd dan Pb. Jurnal Teknik
karbon aktif ampas tahu. Pada pH 10 Kimia USU 3 (1).
penyerapan zat warna Congo Red Hartini L., Yulianti E., dan Mahmuda R.
2014. Karakterisasi Karbon Aktif
cukup tinggi dipengaruhi oleh ion OH -
Teraktivasi NaCl Dari Ampas Tahu.
dari NaOH yang mengelilingi karbon Alchemy Vol 3 (2):145-153.
aktif ampas tahu (Bernasconi et al,
Mattel, C.L. 1991. Adsorption 2nd Edition.
1995). New York: McGraw-Hill Company
Inc.
KESIMPULAN Mirwan, M. 2005. Daur Ulang Limbah
Ampas tahu dapat dimanfaatkan Hasil Industri Gula (Ampas Tebu/
menjadi karbon aktif untuk menyerap zat Bagasse) dengan Proses Karbonasi
Sebagai Karbon Aktif. Jurnal
warna congo red dengan penyerapan
Rekayasa Perencanaan 1(3).
terbaik ditunjukkan oleh karbon aktif
Mu’jizah, S. (2010). Pembuatan dan
dengan konsentrasi NaCl 3 M, dengan Karakterisasi Karbon Aktif dari Biji
waktu kontak 60 menit, pada pH 2. Kelor (Moringa oleifera L.) dengan
NaCl sebagai Bahan Pengaktif.
DAFTAR PUSTAKA Skripsi. Malang: UIN Maulana Malik
Ibrahim.
Bernasconi, G.,Gerster, H., Hauser, H.
Nohong. 2010. Pemanfaatan Limbah Tahu
1995. Teknologi Kimia Bagian 2
Sebagai Bahan Penyerap Logam
Edisi Pertama. Jakarta: Pradnya
Krom, Kadmium dan Besi Dalam Air
Paramitha.
Lindi TPA. Jurnal Pembelajaran
Catanho, M. 2006. Avaliacao Dos Sains 6: 257-269.
Tratamentos Electroquimico E
Nwabanne, J T., Igbokwe P. K. 2011.
Fotoeletroquimico Na Degradacao
Preparation of Activated Carbon
De Corantes Texteis.Quim Nova
from Nipa Palm Nut:Influence of
29(5).
Preparation Condition,
Christian, G.D. 2003. Analytical Chemistry ResearchJournal of Chemical
6th edition. New York: John Willey& Sciences, 1: 53-58,
Sonc Inc.
Prahl A, Derdowska I, Dawidowska O,
Gimbal, C, E., Ocholi, O., Egwaikhide, P, Neubert K, Hartrodt B, Wierzba T,
A., Muyiwa, T., and Emmanuel, E,A. Juzwa W, Lammek B. 2002. New
2009. Methylene Blue Adsorption on analogues of bradykinin substituted
Activated Carbon Prepared From in the C-terminal part of the
Khaya Seneagelis Fruits. New Raw moleculewith naphthylalanine.
Material for Activated Carbon I. Polish J Chem 76:1433–1439
Cien.Inv.