Anda di halaman 1dari 31

P : " Hai hai teman-teman, balik lagi, saya Nana dari PRH Indonesia.

Hari ini khusus 5 kali setelah


saya mengadakan ig talk yang tentang tema tema di prh, hari ini kita mau tahu mau tahu
detailnya apa sih PRH Indonesia. Nah saya kedatangan tamu nih tamunya spesial, sebentar ya
saya undang. "

...

P : " Wah ada juga tamu lainnya, yuk yuk kita lihat yuk siapa yang datang. Hai Hani. "

N : " Halo selamat sore mbak Nana. "

P : " Walah senang banget, akhirnya ketemu lagi. Hani suaranya jelas ya? Kedengaran jelas ya. "

N : " Iya kedengaran suaraku kedengaran jelas? "

P : " Oke deh. Aku sudah eee aku sudah buka aku bilang bahwa hari ini setelah lima kali IG live
tentang tema tema PRH Indonesia, hari ini akhirnya ketemu Hani kita akan membahas
sebenarnya apa itu PRH Indonesia. Banyak-banyak yang tanya, sudah dengar tema-temanya,
tapi belum ngeh banget nih apa itu PRH Indonesia. Maka aku ngadain talkshownya hari ini
adalah PRH At Home. Nah, kita kedatangan tamu namanya Hani Satyo, kita mau kenalan dulu.
Hani, yuk kita kenalan dulu mangga mangga silahkan perkenalkan diri. "

N : " Sore mbak Nana dan teman-teman yang sudah bergabung,semoga banyak ya yang
bergabung dalam obrolan kita sore ini. Namaku Hani, aku sekarang adalah seorang pengajar
biologi, dulu memang kuliahnya biologi. Cita-cita awal menjadi scientist, tapi ketika mulai
pendidikan, aku merasa ada hal lain yang ingin aku lakukan. Jadi sambil ngajar biologi sambil
memfasilitasi pengawasan perkembangan orang lain di PRH. "

02.00

N : " Kalau sekarang saya sebagai fasilitator dan pendamping di PRH Indonesia. "

P : " Heem. "


N : " Saya bisa memberikan workshop, menjadi orang-orang berproses bersama, dan juga saya
memberikan konseling. Jadi satu persatu proses bersama saya, gitu singkat ceritanya. Tapi kalau
teman-teman pemirsa di sini, eee manggil followersnya apa nih mbak Nana? Ada sebutannya. "

P : " Yes? Eee ada panggilannya ya? Ya sudah deh Sahabat PRH Sahabat PRH. "

N : " Oh iya Sahabat PRH, mungkin sahabatnya mbak Nana ya karena kan belum tahu apa itu
PRH. Sahabatnya mbak Nana pengen tahu lebih jauh ya silahkan tulis di eee tulis di komen gitu.
Saya mau tanya lebih jauh. "

P : " Heem. "

N : " Tapi mungkin sedikit-sedikit kita akan cerita, hemmm nyerempet nyerempet lah ya kenapa
kita bisa ada di sini Mbak ya. "

P : " Heem. Jadi. "

N : " Halo? "

P : " Sejam ke depan kita true story nih, bagi yang ga dengar atau enggak ini bakalan eee apa,
menyesal karena hari ini spesial. Gak banyak orang yang kita ceritain tentang true story kita ya
Hani ya? Hehehe. "

N : " Iya. ... (03.16)

P : " Oke. Jadi Hani Sudah nih kenalannya. Jadi Hani dan saya samaan nih, aku sama Hani
samaan. ... (03.26). Work shop modul dan juga bisa mendampingi orang untuk bertumbuh
kembang. Nah kebetulan juga sama nih kita berdua nih dari satu background yang bukan
edukasi, bukan bukan yang belajarnya pendidikan, tapi nyatanya setelah kita berproses,
ternyata menemukan satu misi hidup yang beda. Dan itu yang diarahkan oleh PRH ya Hani ya? "

04.00

P : " Kita dua dua nih menemukan PRH sangat bersyukur karena merupakan suatu program.
Jadi kita ikutnya bukan cuma sekali ya, kita ikutnya berkali-kali, menemukan dirinya juga pelan-
pelan. Kalau kita ikut program diet cuma ikut sekali gitu ya seminggu doang gitu, makan
sehatnya pasti nggak kurus-kurus gitu ya hehe. Tapi kalau kita di PRH itu butuh program. Jadi
ada program yang lama-lama kita menemukan diri sendiri ya Ni ya? "

N : " Heem heem. "

P : " Kita menemukan diri yang sejati nih. Rasanya sejauh ini eeee Ni rasanya sejauh ini temuin
apa nih dari PRH? Manfaat PRH bagi Hani sejauh ini apa nih? "

N : " Heem. Jadi kalau tadi kayak mbak Nana bilang di PRH kita nemuin nya ya gak sekali, kita
nemuinnya karena kita berproses. Jadi awalnya, motivasinya nggak pengen jadi fasilitator,
belum. Awalnya menemukan diri gitu terutama Saya sempat ada krisis dalam hidup kalau orang
zaman sekarang yang beratnya Quarter Life Crisis. Sebelum 25 tahun katanya orang itu bingung
banget dia mau kemana. Nah jadi karena saya juga bingung dan yang pasti nggak scientist, aku
rasa banyak orang mengalami hal seperti itu, nggak tahu apa yang mau di nggak tahu mau jadi
apa, tapi paling tidak tahu enggak maunya itu apa gitu. "

P : " Heem heem. "

N : " Nah dalam proses aku mencari yakin yang ini nggak lalu apa selanjutnya? Hemmm aku
berproses bersama PRH. Kan waktu itu nggak cuma PRH yang aku pelajarin, aku belajar
metode-metode lain, aku bergabung dalam beberapa komunitas, tapi akhirnya yang nyantol di
hati itu PRH. Nah kenapa? Karena aku merasa aku terbentuk secara langsung ketika aku
workshop, kalau lagi konseling. "

06.00

N : " Tapi juga waktu itu pas pulang, ras dari orang-orang yang membantu ini aku juga tetap
bisa melakukan sesuatu dengan diriku sendiri. Jadi dikasih modal, dikasih senjata untuk aku
berproses sendiri. Jadi nggak selalu bergantung ya walaupun memang beda ya berproses
sendiri dengan berproses bersama orang-orang lain apalagi dipandu dengan orang-orang yang
ahli gitu. "

P : " Heem. "


N : " Jadi manfaatnya aku menemukan diri aku, aku tahu jalan hidup yang lebih cocok untuk
aku. "

P : " Heem. "

N : " Dan mendapat rasa nyaman dan senang lah, menjalani hidup itu senang. "

P : " Hemm heem heem heem iya. "

N : " Kalau mbak Nana gimana tuh? Selama di PRH merasa, apalagi mungkin mbak Erna punya
lebih pengalaman ya? Kita nggak mau ngomongin soal tua nih, tapi mbak Erna lebih banyak
pengalaman gimana tuh PRH berdampak pada hidupnya Mbak Nana gitu."

P : " Nah kalau aku juga eee kalau Hani sudah jelas nih ya eee apa, kuliah Biologi, terus udah itu
ngajar biologi juga, terus kemudian nemuin hidup di PRH, bahwa saya ingin mengabdikan diri
buat pendidikan gitu ya. Aduh kalau aku Hani, melanglang buana, liku-likunya benar-benar
sudah kayak roller coaster gitu. Jadi aku background-nya sebenarnya finance, selepas kuliah
background finance itu terus kerja di insurance. Enggak lama ini ada sesuatu yang enggak enak
ada sesuatu yang enggak enak banget nih. Nah nah maunya pas lagi pas lagi stres, ini kayaknya
nggak pas, apa yang nggak pas ya, nah ketemulah PRH. Nah, PRH itu lama-lama dengan
metodenya yang menemukan sendiri gitu ya. "

08.00

P : " Jadi kalau menemukan itu pasti jadi ingat terus gitu. Karena nemuinnya dari salah,
nemuinnya oh iya ini begini begini, tapi nemuinnya sendiri nggak dibilangin. Eh lu salah, nggak
dibilangin gitu kalau di PRH. Kita dituntun untuk menemukan sendiri apa yang ada di hati apa
yang terjadi dalam hidup kita. Nah terus ikut PRH kan han ya, baru oh ternyata aku mungkin
memang bisa di finance karena kan background pendidikannya finance, tapi sebenarnya aku
merasa lebih hidup kalau bersama orang. Bukan kertas, bukan angka, bukan komputer, gitu. Itu
kan finance banget ya angka, komputer, ga ketemu orang gitu ya. Ternyata itu bukan aku, aku
setelah saya analisa lewat metode PRH oh oh ternyata saya itu lebih hidup, ga stres, ga sakit, itu
kalau bersama orang. "
N : " Hemmm. "

P : " Komunikasi dengan orang menemani orang gitu ya mendampingi. Dan juga jadi pokoknya
lebih hidup deh rasanya deh. "

N : " Heem heem heem. "

P : " Kalau dulu eee siapa eee kenal Nana ga? Kenal kenal, Nana yang mana? Nana yang badut
gitu ya, wah saya sebel banget dengar enak aja Nana yang badut ya. Ternyata setelah saya
temukan oh iya ternyata kekuatan saya kegembiraan gitu. Jadi sekarang kalau ada yang bilang
kenal Nana nggak? Nana yang badut. Wah gak papa memang itu kekuatan saya biarin, gitu. "

N : " Hemm. Heem heem. Jadi di PRH itu orang bisa menemukan kekuatan. "

P : " Heem. "

N : " Terus juga mungkin belum tahu profesi apa sih yang ingin dijalanin tapi paling enggak yang
kayak tadi Mbak Nana rasain ya. Eee berhadapan dengan orang ya, bukan berhadapan dengan
angka. Jadi sedikit-sedikit, bergerak menuju yang lebih tepat ya Mbak ya. "

P : " Heem. "

N : " Eee mungkin Mbak Erna bisa tambahkan lagi secara umum kalau orang yang kalau orang
ikut PRH apa sih yang diharapkan bisa dapat selain berproses menemukan dirinya. Bagian mana
dari dirinya yang dia temukan, gitu. "

P : " Hemm heem heem heem. Ya eee jadi pertumbuhan diri ya Ni ya? "

N : " Heem. "

P : " Jadi eee kalau aku pertumbuhan dirinya berasa banget ya di PRH. Dulu juga nih, dulu aku
orang yang eee mencintai semua orang. Hehehe "

N : " Hemm. "

P : " Semua orang adalah sahabat , semua orang. "


N : " Heem. "

P : " Which is bagus ya. Bahwa kita temukan orang lain eee jadi jadi semuanya teman gitu ya
bagus. Tetapi sebenarnya setelah di rasa-rasa, setelah bertemu PRH, sebenarnya itu kurang
tepat. "

N : " Heem. "

P : " Sebenarnya saya memberikan sayang saya cinta saya kepada semua orang, tapi saya
sendiri nggak dicintai sama diri sendiri gitu. "

N : " Heem. "

P : " Jadi eee jadi itu jadi aneh gitu. Anehnya karena apa? Jadi kita nurutin orang lain, ga
menjadi diri sendiri. Nah setelah dapat PRH, saya jadi tahu yang pertama papa adalah saya
menerima diri saya sendiri dulu, kemudian saya menunjukkannya ke orang lain juga. Jadi. "

N : " Hemm heem heem. "

P : " Itu nanti ... (11.38) eee orang akan menerima kalau saya menerima diri sendiri. Kan kalau
pesawat tuh kan kalau terjadi bencana kalau terjadi apa eee turun nih oksigennya, yang kita
pakai punya kita dulu kan? Bukan punya orang lain. "

N : " Hemm heem heem. "

P : " Baru setelah kita pakai kita bantuin orang lain. "

12.00

P : " Nah ternyata ditemuinnya setelah berumur panjang. "

N : " Heem. "

P : " Saya nemuinnya setelah oh ini harusnya menerima diri sendiri, ditemuinnya langsung
sendiri. Tidak ditemuin sama orang, mungkin kalau ditemuin sama orang saya marah kali ya. "
N : " Ga terima. "

P : " Heem ga terima. Enak aja itulah prinsip saya kenapa kamu ngasih usulan ... ( 12.27). Tapi
kalau di PRH semua ditemukan sendiri, jadi saya merasakan ada pertumbuhan pada diri saya.
Diri yang diterima oleh saya sendiri dulu pertama-tama, nah kalau untuk Hani dampak
pertumbuhannya gimana Hani? Eee ada apa yang Hani dapatkan dari PRH? "

N : " Hemm kalau buat aku arahnya mungkin lebih ke produktivitas. "

P : " Heem. Oke. "

... ( Rekaman tidak ada suara pada menit ke 13.00 - 13.08)

P : " Sudah sudah, sudah balik kok. Ya sudah, sudah balik. "

N : " kalau aku mungkin bisa kebalil nih sama mbak Nana. Mbak Nana tadi bilang ... (13.26)
semuanya dikasih ke orang, hemm mungkin melakukan sesuatu demi orang gitu. Kalau aku dulu
tuh maaf ada masanya sangat mengisolasi diri. Aku ga suka bergaul sama orang, ga suka
berinteraksi. "

P : " Heem. "

N : " Nah, untuk bisa berinteraksi dengan orang lain, fokusnya itu bukan orang lain dulu tapi
bagaimana kita memahami diri sendiri. Lalu.

P : " Heem. "

N : " Kita bisa memahami orang lain, kita bisa memahami kenapa sih kok dia berbuat seperti itu,
kenapa ya kok kita kecewa padahal sebenarnya dia ga nyakitin kita. Jadi kita ada banyak
pemahaman tentang relasi. "

14.00

N : " Yang dimulai dari pemahaman diri sendiri dulu, gitu. "
P : " Heem heem. Ya hani? "

... (Suara rekaman hilang pada menit ke 14.12)

N : " Freeze gitu layarnya. Jadi berelasi itu, berelasi itu satu hal yang paling challenge buat aku.
Berelasi, menjalin relasi dengan orang lain. Dan relasi itu bukan sebatas pacaran aja, atau suami
istri, tapi relasi dengan orang tua. Relasi dengan adik dan kakak, relasi dengan teman-teman,
dengan sahabat, dengan rekan kerja. "

P : " Heem. "

N : " Jadi sebenarnya relasi itu ada banyak macam, dan ketika kita berada dalam relasi kadang
ada versinya nih masing-masing. Di rumah mungkin yang manja manja. "

P : " Heem. Heem. "

N : " Kalau sama teman mungkin seru gitu, kalau di tempat kerja mungkin yang dedikasi,
produktif gitu. Itu semua tuh bagian dari diri kita, bukan berarti kita pura-pura. "

P : " Heem heem. "

N : " Tapi memang perlu betul-betul untuk menyadari, ... ( 15.08) volume tuh kegedean
kekecilan, sampai itu tuh nyaman buat kita. Bukan hanya relasinya yang baik saja, ... ( 15.20) "

P : " Jadi lebih pandai membawa diri ya Hani ya? "

N : " Ya lebih pandai membawa diri. Betul betul. "

P : " Dan tanpa beban gitu, bukan berusaha jadi baik ke semua orang tapi. ( Suara rekaman
hilang beberapa detik). "

N : "Heem heem. "

P : " Relasinya lebih murni gitu ya. "

N : " Iya. ... ( Suara rekaman putus-putus pada menit ke 15.43-15.44)

P : " Ga pakai pura-pura ya? Ga pakai pura-pura. "


N : " ... ( 15.48) jadi kalau memang pengen jadi baik karena memang kerasa dari dalam diri kita,
kita punya inspirasi untuk baik sama orang. "

P : " Heem. "

N : " Bukan kayak kalau aku ga baik nanti aku dijauhin sama orang, enggak. "

P : " Heem heem. Iya benar benar benar. Ya aku juga merasa mungkin kalau buat orang lain
mungkin ga nangkep perubahan dalam eee namanya kan juga dalam diri kita kan, mungkin

16.00

P : " Awalnya ga nangkep oh sama lo, sama Nana juga dulu suka hehehehe. Sekarang juga Nana
yang suka hehehe tapi saya ngerasain banget kedamaian yang lebih saat ini. Karena hehehenya
kali ini yang benar-benar tulus. Bukan yang pura-pura ah hari ini hehehe supaya dia senang gitu
ya. Mungkin kalau dulu kayak begitu, kalau sekarang saya ah mau hehehe tapi kan saya merasa
inilah tempat saya untuk merasa eee eksis. "

N : " Hehehe. "

P : " Eksisnya dengan setulusnya, eksisnya dengan apa adanya gitu ya. Betul, itu yang relasi jadi
lebih baik. Eee banyak lagi kayaknya manfaat manfaat. Mungkin Hani mau eee nanyain dulu
apa yang yang terjadi di PRH selain pertumbuhan diri, selain relasi, apa lagi ya Han ya? "

N : " Hemm kalau kita mengenal diri sendiri terus berelasi, tapi itu ga ga 100% kita jadi bahagia
dalam hidup. "

P : " Heem heem. "

N : " Ada banyak hal yang kita yang kita ukur. Eee ya ini juga tergantung pemahaman masing-
masing ya. Kayak mungkin ada orang yang tipenya pasrah ajalah, apapun yang terjadi di dalam
hidup dijalanin aja.

P : " Heem. "


N : " Ada juga orang yang ... (17.44) kayaknya semua hal yang berdiri dalam hidup itu harus
berdasar dengan preferensi. Harus sesuai dengan keinginan aku. "

P : " Heem. "

N : " Mau tinggal dimana, pakai baju apa, orang bersikap apa, semuanya itu mau diatur. Atau
bahasa gaulnya itu control freak, gitu. "

18.00

N : " Ada orang yang yang satu pengen semuanya diatur, ada orang yang satu pasrah aja sama
keadaan. Nah ini tuh kita perlu mencari keseimbangannya, bagaimana sih kita mengelola hidup
kita dan cara kita mengambil langkah adalah dengan pertamanya mengambil keputusan. "

P : " Heem heem. "

N: " Dengan keputusan yang sesuai dengan diri kita. Keputusan itu yang gimana sih? Tanpa kita
sadar nih ya kita mandi apa tidur lagi itu keputusan. Kita ngerjain pr-nya hari ini apa besok, PR
enggak harus dari sekolah aja ya. Orang kerja juga punya banyak PR tuh tugas-tugas setelah
meeting, perlu ngerjain ini gitu gimana kita cara ngaturnya. Kita sudah lama punya teman yang
kita kontak, kita kontak ga ya?, mungkin dia sudah lupa kali sama gue, itu adalah contoh
keputusan-keputusan kecil. Keputusan itu nggak harus yang gede banget kayak mau nikah sama
siapa. "

P : " Heem. "

N : " Mau masuk kuliah apa, tapi berkaitan dengan hal sederhana itu apapun yang kita putuskan
itu akan berdampak pada kita. Akan berdampak sama bagaimana kita bisa mengaktualisasi diri
kita. "

P: " Heem. "


N: " Jadi kalau di PRH setidaknya ada dua area yang, bukan dua area tapi dua tools. Dua saran
untuk memahami diri yaitu dengan eee tahu persis apa sih yang sedang terjadi sama diri, yang
kedua keputusan apa yang cocok denganku hari ini saat ini, gitu. Jadi kita juga bukan nanti kalau
kita punya uang lalala aku mau apa, enggak. Tapi yang situasi kita hari ini, arah gerak kita mau
kemana, kita eksplorasi area itu sehingga kita tahu nih keputusan apa yang cocok untuk kita
hari ini gitu. "

P : " Oh. "

N : " Kalau ... ( 19.54) ada pertumbuhan diri ada relasi dan keputusan juga, cara mengambil
keputusan, gitu. "

P: " Mengambil keputusan, iya Hani itu juga. "

20.00

P: " Aku merasa ada ada kemajuan dalam diriku dalam mengambil keputusan. "

N: " Heem heem. "

P: " Dulu, ya namanya juga orang ekonomi gitu ya kalau mengambil keputusan itu pakai eee ini
kalau gua ngambil ini rugi berapa ya, ngambil yang ini untung berapa ya. "

N : " Heem. "

P: " Pakai angka. Gitu ya orang ekonomi pasti pakai angka, semua keputusan pasti aku pakai
sistem untung rugi gitu ya. Nah ternyata kalau di PRH enggak, dan itu lebih membawa
kedamaian. Jadi kalau di PRH itu diajarin bagaimana kita ... (20.41) artinya bagaimana kita kalau
kita menimbang, tapi menimbangnya bukan lewat pikiran saja, tapi menimbangnya dari
kekuatan. Jadi kalau di PRH ada yang mesti kita ingat, bukan hanya otak bukan hanya kita loh,
kita itu ya punya otak, kita punya perasaan, kita punya hati yang terdalam. "

N : " Heem. "


P: " Kita punya tubuh, gitu. Nah jadi setiap mau ambil keputusan kita nanya nih sama semuanya
nih, eh kalau saya pakai baju warna hitam rasanya gimana ya hari ini ya, terus eee apakah
tubuhnya kelihatan bagus hari ini kalau pakai baju hitam. Kitaa menanyakan untuk pakai baju
saja kita menanyakan kepada seluruh kita. Sehingga hasilnya itu benar-benar damai, wah
hasilnya memang keputusan yang paling baik, yang paling bagus buat saya. Makanya saya kan
ganti ganti profesi nih hehe. Hani, aku ganti ganti profesi, itu ternyata hasil ... (21.45) yang
panjang yang tidak saya sesali karena ternyata pada membawa kedamaian yang sejati. Saya
bisa menjadi diri saya sendiri. Walaupun saya backgroundnya finance, kemudian saya sempat
jadi pendongeng. "

22.00

P: " Sempat jadi guru anak-anak kecil, pernah jadi pendamping disabilitas, pernah jadi pokoknya
akhirnya keputusan-keputusan itu membuat saya belajar bahwa dalam memutuskan sesuatu
seluruh keberadaan kita harus kita ajak ngobrol. "

N: " Heem. "

P: " Jangan sampai ada yang terlewat. Kalau ada yang terlewat mungkin tubuh akan ngotot ah
pokoknya harus ngerjain ini, akhirnya tubuhnya kecapekan. "

N:" Heem. "

P:" Akhirnya stress, akhirnya gitu kan. Nah itu yang ternyata eee saya belajar juga dari PRH. "

N : " Heem heem. "

P:" PRH itu mengambil keputusan dengan tepat. "

N : " Heem heem. "

P: " Dengan keberadaan diri kita yang sejati. "

N:" Heem. "


P:" Jadi manfaatnya tadi ya sudah perkembangan diri kita, identitas kita, pertumbuhan diri kita
dapat, sudah terbukti nih. Hani dapat, aku dapat. "

N:" Heem. "

P: " Terus eee dari, oh berelasi aku dapat. Kita tahu siapa yang teman siapa bukan. "

N:" Heem. "

P: " Hani juga dapat berelasi. Terus kemudian ada porsi-porsinya sendiri ya kita punya peta.
Peta terhadap pertemanan, terus kemudian mengambil keputusan kita dapat juga dari PRH. "

N: " Heem. "

P: " Akhirnya kita bisa eee mengambil keputusan yang terbaik untuk hidup kita ya. "

N : " Heem. "

P : " Terus eee ada lagi nih, kayaknya eee mungkin ini kali ya Hani ya, hal lain yang dari
keberadaan eee mungkin Hani bisa cerita keberadaan dampaknya buat Hani eee yang lain lagi.
Perasaan kali ya Hani ya, perasaan yang."

N : " Heem. Kadang-kadang perasaan itu bisa ganggu ya, atau tadi kayak Mbak bilang kalau
keputusan itu ga cuma dari pikiran saja ga cuma dari otak saja tapi juga perasaan. Karena
memang itu salah satu hal yang diperkenalkan PRH bagaimana cara kita memahami diri. "

P : " Heem. "

24.00

N : " Kalau biasanya kita cuma mikir kayak apa yang baik dan benar, kadang-kadang baik dan
benar untuk satu orang belum tentu baik dan benar untuk orang lain. Nah itu yang berusaha
kita lihat apa sih reference pointnya buat diri kita, misalnya pikiran ya perasaan. Nah kalau
perasaan kadang-kadang orang juga bingung perasaan itu yang kayak gimana sih, gitu. Perasaan
yang, atau malah orang alergi sama perasaan. Eee ga mau ngerasa ngerasa, gitu. Apalagi
sekarang orang dalam eee interaksi terus dia suka dikatain ih baper, bawa perasaan. "

P :" Heem. "

N : " Padahal perasaan itu bukan dibawa-bawa, memang perasaan itu ada dalam diri kita. "

P : " Heem. "

N : " Hemm kadang merasa kuat, kadang enggak tapi itu memang bagian yang ada dalam diri
kita. Kalau tentang mengolah perasaan misalnya kita punya perasaan yang ga nyaman banget,
perasaannya negatif, mungkin bakal sakit gitu. Misalnya habis diputusin gitu, ga enak banget
perasaannya. Mau makan ga enak, mau kerja ga enak. Nah kalau di PRH kita belajar apa makna
dari perasaan itu. Perasaan itu mungkin memang aktivitasnya, sorry, peristiwanya ada yang
ditutupin. Tapi prosesnya apa yang bikin kita ga nyaman misalnya aku merasa kehilangan
teman. Atau aku merasa ditinggalkan, aku kecewa sekali karena sudah ada janji yang diucapkan.
Jadi dengan kita memahami secara spesifik, bukan berarti excuse ya cari-cari alasan. Tapi kita
betulan memahami diri kita yang sedang mengalami perasaan tidak nyaman. Kenapa
perasaannya tidak nyaman, apa yang menyebabkan di dalam diri kita. Nah sebaliknya kita juga
kalau lagi habis jalan sama teman. Jalan sama teman terus banyak hal yang diobrolin rasanya
pulang-pulang bertenaga. Ada. "

26.00

... ( Suara rekaman hilang)

P : " Sebentar teman-teman nih, lagi loading dulu ya. Tapi seru sekali ternyata ya percakapan
kita. Karena ternyata banyak banget manfaatnya, bukan dari satu area hidup saja. Tapi ternyata
dari berbagai area hidup. Dari pengembangan diri, kemudian relasi, dan mengambil keputusan,
dan tadi Hani lagi menjelaskan. Nah oke sebentar kita coba lagi undang Hani, teman-teman
terimakasih yang sudah eee hai hai ya. Tadi saya lihat ada Anas, Anas ini kakaknya Hani. Semua
besar nih di PRH nih, gitu. Terus juga kemudian ada Nur Ira, terimakasih. Kemudian ada Mbak
Agel, ada ... (26.55) siapakah ini ya, terus ada siapa lagi nanti kita lihat yang eee hadir.
Terimakasih sudah hadir, oh mbak Novia Agel ini mbak Agel ya. Apa itu PRH, ketinggalan ya?
PRH adalah program pengenalan diri mbak Agel. Bagaimana kita bisa menjadi dir kita sendiri
gitu. Nah ini sebentar Hani masuk lagi. Ini justru pembahasannya nih mbak Agel, pembahasan
apa saja PRH itu yang ditegakkan. Hai Hani, tadi eee. "

N : " Halo. Hehe. "

P : " Iya enggak papa. Barusan ada temanku mbak Agel, dia ketinggalan di awal apa itu PRH.
Tapi sebenarnya kita sedang membahas PRH ya. "

N : " Iya. "

P : " Tadi kan kita sudah membahas bagaimana bermanfaatnya buat kita berdua nih. Sudah kita
bahas kemanfaatan bahwa kita dapat menemukan diri sendiri, terus kemudian kita bisa jadi
berelasi dengan baik. "

28.00

P : " Terus kita juga dapat memutuskan hal-hal yang penting, dalam keseharian juga penting.
Bagaimana menjadi diri sendiri dalam memutuskan. Terus kemudian tadi Hani lagi jelasin
ternyata PRH juga ada manfaatnya untuk mengelola perasaan ya Hani ya. "

N : " Heem. "

P : " Lanjutin Hani. "

N : " Ya tadi kayaknya terputus sampai misalnya habis jalan sama teman tuh terus rasanya
berbunga-bunga. Itu ga harus berbunga-bunga yang romantis ya. "

P : " Heem. "

N : " Kalau misalnya sahabat-sahabat di sini, sahabat-sahabat mbak Nana yang mungkin jadi
sahabatnya PRH. Bisa diingat ya, ada loh teman yang kalau kita habis ketemu ... (28.43) terus
kok rasanya eee tidak bersemangat, lesu gitu. Kayaknya energinya terpakai habis untuk
bertemu orang ini. Tapi ada orang yang bertemu dengan dia, mungkin dalam waktu yang
panjang itu rasanya malah berenergi. "

P : " Heem. "

N : " Rasanya itu ceria, rasanya lebih ada kejelasan tentang langkah kedepan. Nah dengan kita
peka sama perasaan kita, kalau tadi waktu eee contohnya ya perasaan negatif kalau orang
patah hati, lalu juga dengan siapa kita merasa lebih bertenaga. Dengan peka sama perasaan
kita, kita jadi tahu bahwa oh hal ini cocok buatku, dan ini tidak cocok buatku. Lalu ketika kita
sedang merasa yang tidak nyaman sekali, kita juga belajar bagaimana supaya tidak menggangu
aktifitas kita. Misalnya kita di kantor, dalam dunia kerjalah, kalau sekarang mungkin banyak
yang lagi ga ke kantor ya. "

P : " Iya. "

N : " Dalam urusan pekerjaan terus kita merasa eee sangat tidak aman, tegang, panik mungkin,
ketika akan prestasi, ketika berhadapan dengan bos, berhadapan dengan rekan kerja, atau
klien. "

P : " Heem. "

N : " Kalau kita lari dari perasaan tadi, perasaan ga aman, kayak aduh semuanya aku ga akan
bisa aku ga akan bisa. Kemungkinan besar kita ga bisa, karena kitanya ga tenang. Lalu lupa
dengan semua yang sudah dihapalin isi presentasinya. Nah di PRH kita diajarin juga untuk
menata, mengelola, perasaan tidak nyaman tadi, pikiran-pikiran negatif. Bagaimana paling
enggak hari ini kita bisa deh presentasi. "

P : " Heem. "

N : " Setelah kerjaan beres, mungkin setelah tenang, pulang kita lihat lagi. "

P : " Heem. "


N : " Eee apa yang terjadi sebetulnya tadi ya, gitu. Nah tapi kalau kita ga punya cara, untuk
memahami diri dan mengelola diri kita, terseret-seretlah kita sama pusaran tidak nyaman tadi.
Dan kita ga bisa, dengan kita ga bisa perform di presentasi kita malah merutuki diri sendiri. Tuh
kan aku tuh emang ga bisa, aku tuh emang payah segala macam. Semakinlah kita tidak
berkembang. "

P : " Heem. "

N : " Kalau PRH membawa ke arah sebaliknya. Kita berkembang, kita mengaktualisasi diri kita
dalam kapasitas diri kita gitu. ... (31.10) belajar mengelola perasaan ... ( 31.13 suara rekaman
mengecil. "

P : " Eh, eee nah ini tadi mbak Agel pernah aku capek nih, padahal ga ngapa-ngapain. "

N : " Heem. "

P : " Mungkin ya salah satu. "

... ( Suara rekaman tidak lancar pada menit ke 31.23)

P : " Heem. Mesti ... (31.28) apa sih yang terjadi dalam diriku bisa ikut workshop ya Hani ya. Bisa
ikut workshop atau kalau memang casenya masalahnya sudah benar-benar berat banget. Ga
bisa barengan orang-orang kita nanya nya ya, bisa juga pendamping yang menghubungi. Bisa ke
Hani atau menghubungi saya, untuk mendampingi khusus untuk masalah mbak Agel. Atau kalau
misalnya oh ini bisa nih istilahnya eee masih bisa diteliti lewat bersama-sama bukan sendiri-
sendiri, nah bisa ikut workshop.

32.00

P : " Ada tema-temanya ya Hani ya. Kayak tadi tuh misalnya ada tema persahabatan, terus
untuk perasaan ada tema healing gitu ya. Nah nanti itu semua ada cara-caranya eee sesuai
dengan temanya. Nah kalau di aku ee Hani mengelola perasaan, kalau di PRH ada namanya
emotional maturity. Nah jadi. "
N : " Heem. "

P : " Emosi eee kedewasaan emosi tuh artinya bukan hanya harus sabar, oh ini aku harus sabar
ya, enggak. Ternyata emotional maturity lewat PRH itu bagaimana kita bisa mencintai apa
adanya. "

N : "Heem. "

P : " Aku belajar mengambil manfaatnya disitu tuh Han. Mengambil manfaatnya bahwa aku jadi
bisa mencintai tanpa pamrih. Aku benar-benar tulus mencintai mana yang aku masih. Aku
manusia biasa, kita manusia biasa ya, masih ada wah pengen memberi tapi sebetulnya pengen
ada sesuatu di balik itu. Nah kita jadi tahu bagaimana mencintai dengan tulus. "

N : " Heem heem. "

P : " Nah itu aku belajar banget jadinya. "

N : " Heem. "

P : " Karena kemudian aku punya anak nih punya anak kembar, yang wah gimana ini caranya
aku menjadi ibu yang dadakan gitu ya. "

N : " Heem. "

P : " Nah itu ternyata benar-benar menjadi aku bisa loh mencintai dengan setulus hati. Ingin
berbalas apapun, sedikitpun, gitu. "

N : " Heem heem. "

P : " Nah itu yang bikin ... ( suara rekaman tidak lancar pada menit ke 33.39-33.41) nah itu
senang banget Hani. Ya ampun, aduh ternyata aku ... (33.45) gitu ya. Rasanya ketemu dan
nemuin sendiri. Diguide, eee didampingi sama para pendamping pendamping kita sebutnya ...
(33.55) sama pendamping seperti Hani. "
34.00

P : " Pernah mendampingi aku dalam beberapa hal masalah gitu. Itu benar-benar powerful, kita
di ajarin sama PRH untuk menjadi diri sendiri, dengan menemukannya sendiri. PRHnya
menemukannya lewat para fasilitator, para educator. Itu yang aku temuin dari PRH kalau
mengenai mengelola perasaan. "

N : " Hemm heem heem heem. "

P : " Tapi masih ada yang manfaat lainnya nih yang yang eee Hani mungkin dapatkan dari PRH.
Mungkin, nah ini nih yang spesial juga apalagi buat aku yang spesial, Hani ceritain dulu Hani
nemuin dunia profesionalnya yaitu lewat PRH enggak? Gimana tuh nemuinnya. "

N : " Iya. Aku tuh berkesempatan ... (34.50) untuk kenal PRH sejak masih SMA. "

P : " Ih asyik banget. "

N : " Iya. Aku sering di kelas ternyata paling muda, karena yang lain mungkin baru bertanya-
tanya tentang apa ya yang sebenarnya harus aku lakukan dalam hidup. Atau siapakah diriku
yang sebenarnya, mungkin ... ( 35.10) pertengahan 30, 40 awal gitu. Kebetulan aku kecemplung
lah ikutan tanpa ngerti ngerti banget. Sebenarnya umur segitu belum terlalu nanya ya, belum
terlalu bertanya-tanya tentang diri sendiri cuma kebetulan ya udah nurut aja ikut aku jalanin
prosesnya sehingga menemukan elemen-elemen dalam diriku yang oh iya aku begitu banget.
Salah satunya adalah yang aku ingat waktu itu adalah aku suka belajar, aku suka IPA, dan aku
suka menolong orang lain. "

P : " Heem. "

N : " Juga sadar Tadi kan mbak Nana sempat bilang ya kalau PRH itu melihat diri bukan cuma ...
(35.49) , bukan cuma ambisi-ambisi aja, tapi ada juga perasaan bahkan ngecek juga kekuatan
fisik. "

P : " Heem. "


36.00

N : " Nah aku sadar kalau kekuatan fisik, karena aku dari kecil asma. Aku kalau lari di lapangan
bengek gitu, aku kalau salah makan alergi bengkak-bengkak masuk UGD gitu. Nah dengan
aspirasi aku ingin belajar science dan menolong orang lain, sampai aku mempunyai
keterbatasan fisik itu membuat aku ke kesadaran bahwa aku rasa aku mau jadi scientist. "

P : " Heem. "

N : " Lalu aku pilihlah program ... (36.22) sebagai program studi. Walaupun ketika di perjalanan
menyadari bukan biologinya banget nih yang mau aku terusin banget sebagai karir. belajar
biologi nya senang itu menumbuhkan banyak hal dalam diriku karena itu juga bisa ya
menumbuhkan hal-hal dalam diri kita bukan hanya program-program seperti PRH yang
memang jelas-jelas untuk bertumbuh kembangankan ya. Bisa juga di mana kita kejar apa yang
kita pelajari bersama siapa kita belajar itu yang menumbuhkan diri kita. Aku bertumbuh tapi
sambil menyadari juga ada hal yang lain yang ingin aku lakukan untuk ... (37.01) supaya
sejahtera hidupnya. Berkarir nya seperti apa sih dan waktu itu belum tahu banget nih PRH bisa
apa sebagai profesional. ... (37.12)

P : " Heem. "

N : " ... (37.13) Mungkin bisnis.

P : " Heem. "

N : " Berbisnis jadi bisnis awal aku aku lulus tuh aku nggak kerja di kantoran yang main ...
(37.23) dari jam 9 sampai jam 5. Tapi lebih ke eksplorasi berbagai macam proyek kerja
lepasan. ... (37.29) karena aku mengeksplorasi cara-cara berkarya yang pas untuk aku seperti
apa sih gitu. Dan ketika aku ketemu 1 proyek nih lalu aku rasain itu apa sih yang aku suka dari
proyek itu lho aku suka proyek itu karena dari siapa yang kami layani, tapi aku nggak suka dari
cara kerjanya kadang-kadang suka enggak jujur, udah deh yang penting cepat yang penting
cepat gitu. Jadi aku semakin mengenali diriku. "
38.00

P : " Heem. "

N : " Lewat satu pekerjaan lewat satu proyek ke proyek yang lain. Sampai akhirnya sekarang ada
kesempatan untuk sekarang buat aku ada dua hal deh yang aku rasa aku ingin lakukan terus
yaitu mengajar science dan membantu pertumbuhan kembangan orang. "

P : " Heem. "

N : " ketika kesempatan yang datang karena aku sudah semakin mengenal diriku, aku jadi bisa
mengambil kesempatan itu lalu memaknainya. Mungkin buat banyak orang hal-hal yang aku
kerjakan itu kayak itu kan bisa lebih atau emang kamu cukup dengan segitu? Kamu puas dengan
segitu? Tapi karena pemaknaan yang berbeda tentang diriku aku mau memahami diriku aku
memahami kenapa aku senang mengerjakan hal itu, jadinya aku yakin dengan hal itu. Oh ya
memang agak berisik sih dengar komenan orang-orang, cuma ya mereka punya hak untuk
komen aku juga jauh lebih punya hak untuk hidup buat apa gitu. "

P : " Heem. "

N : " jadi berliku-liku walaupun jauh lebih singkat dari ceritanya mbak Nana, dari pengalaman m
bak Nana, cuma lebih berliku-liku dan berganti-ganti pekerjaan. Aku juga berganti-ganti
pekerjaan sampai akhirnya menetapkan pada dua hal tadi yaitu mengajar science dan
mengawasi pertumbuhan kembangan, gitu. "

P : " Oke heeh. Nah Hani aduh aku mah iri banget deh sama Hani. Hani bisa dapatin kayak
menemukan misi hidupnya itu di usia muda gitu. "

N : " Heem. "

P : " Nemuin PRH di usia muda jadi menemukan misi hidupnya lewat eee diguide didukung
ditemanin sama PRH itu dari muda gitu. "

N : " Heem. "


P : " Karena umumnya kan kalau kita menemukan misi hidup di usia muda sebelum usia 30
nanti karyanya bisa cemerlang gitu kedepannya ya. "

N : " Aamiin aamiin. "

P : " Nah ini makanya kita eee Hani dan saya. "

40.00

P : " benar-benar pasang ide nih saya sudah berumur nih sebenarnya dia sudah aduh apaan sih
ide. "

N : " Hemm. "

P : " Cuma kita ... (40.09) semua anak muda. "

N : " Heem. "

P : " Anak muda nemuin jati dirinya benar-benar jangan sudah tua gitu kayak saya gitu ya sudah
melanglang buana sudah belok sana belok sini belok sana belok sini baru ketemu gitu. Padahal
kalau kita didampingi dengan para fasilitator PRH seperti Hani, seperti saya, dari lebih muda
kita nemuin diri kita kita pasnya di mana bisa hidup kita gimana, itu akan benar-benar
mendamaikan pertama mendamaikan tentunya ya Hani ya. Kemudian impactnya karyanya bisa
dinikmati lebih lama kalau kita sampai umur misalnya 80 tahun ... (40.56) Nah kalau kayak saya
kalau misalnya saya umurnya sampai 80 waw mudah mudahan ya. "

N : " Aamiin. "

P : " kalau ketemu pas umur 50 kan pendek jadi karyanya ya. gitu ya tapi mudah-mudahan
semua orang punya jalannya masing-masing kan ya. Itu yang kita pengen orang melihat itu
sebagai kesempatan loh. "

N : " Heem. "


P : " itu suatu kesempatan karena kita bisa dapatin semua dapatin diri tadi ya, kita bisa ber
relasi dengan baik, dapatin juga buat keputusan yang tepat sesuai dengan diri sendiri, dapatin
mengelola perasaan, apalagi juga dapatin dunia profesional yang benar-benar ini gue banget. "

N : " Heem. Heem "

P : " Nah tapi kemudian pada nanya nih emang gimana sih metode nya emang sebenarnya
gimana sih ngikut ini gimana caranya. Mungkin Hani bisa sedikit jelasin mungkin kita suatu saat
pengen nambah-nambahin nih. "

42.00

N : " Heem heem. "

P : " Kita selama ini kita Hani sudah berapa tahun nih di PRH? "

N : " 12 Tahun? "

P : " 12 tahun nih ya, samalah mirip mirip aku juga segitu ya. "

N : " Heem heem. "

P : " Benar-benar berasa yang tadi tuh yang tadi tuh manfaatnya benar-benar karena kita
benar-benar melakukan hal-hal yang diarahkan oleh PRH. Hal-hal itu kayak gimana Hani? Kalau
di Hani gimana?"

N : " Jadi kalau di PRH itu kan tempat belajar kami bukan tempat terapi bukan tempat
treatment kami tidak mengubah proses bahwa sekali ikut proses semua masalah hidup akan
beres. Sedih semakin ke sini PRH semakin mengembangkan program program itu disesuaikan
dengan kebutuhan kebutuhan customer. Kebutuhan orang-orang yang kami mau layani ada
orang-orang yang tahan belajarnya mungkin berhari-hari. Ada yang bukan cuma tahan tapi
berkesempatan ada bb ya tantangan mungkin seperti saya yang single, dengan mbak Nana yang
punya anak gitu. Yang punya kewajiban untuk mengurus anggota keluarga. Jadi ada juga
program-program yang singkat ada juga kalau tadi mbak Nana sempat sebut ya, kadang ada
maslaah kita yang kita ga enak dengan orang lain itu dengar kita mau memproses itu sendiri
spesifik nggak barang orang-orang lain, nah itu bisa dengan konseling, konseling PRH nama
programnya adalah helping relationship. Relasi Menolong, pada intinya ngapain sih menolong
orang jadi di akhir diskusi ini itu sebenarnya seperti mengobrol tapi mau mengobrolnya terarah
dan spesifik membahas suatu isu. Kami inginnya orang itu terbantu. "

44.00

P : " Heem. "

N : " Terbantu untuk memahami dirinya terbantu untuk tahu bagaimana bereaksi terhadap
situasi bereaksi terhadap relasi di dalam relasi juga mengambil keputusan. Nah kalau proses
helping relationship ini itu satu dengan satu, one on one sekitar 1 jam kalau agak ngaret ngaret
satu setengah jam dan terasa banget manfaatnya untuk kita menavigasi hidup. Kalau kita
belajar dengan orang lain di dalam kelas itu tergantung topiknya apa, tergantung sama yang
diangkat misalnya gesture of love, belajar tentang bagaimana kita menunjukkan perhatian tapi
bisa jadi adalah masalah yang kita hadapi adalah aku sudah menunjukan perhatian tapi orang
itu tidak menerimanya nah itu kan kasusnya sudah agak kompleks harus dibicarakan one on
one, ga bisa di dalam kelas. Kalaupun pesertanya berani ya nggak papa deh gua didengar orang
toh mereka juga nggak kenal dengan peserta yang lain tapi tempat dan struktur programnya
tidak memungkinkan untuk menjawab sesuai dengan semaksimal mungkinlah jadi kurang
optimal. Karena kalau di PRH mungkin apa bedanya konseling di PRH dengan yang lain lain gitu.
Kami tak bisa mungkin mengantarkan menggiring orang sampai sampai ke pemahaman sampai
dia menemukan sendiri apa yang terjadi dalam dirinya apa kekuatannya apa identitasnya gitu.
Sambil ya kami jelasin, kami giring tapi kami tidak mau mau melabel orang kamu itu kayak
begini begini begini. Pokoknya habis ini kamu mesti abc. "

P : " Nah heem. "


N : " tidak ada yang harus kami bukan konsultan yang dikasih kesulitan dikasih problem kami
analisa sendiri oh seperti ini nih kamu harus ikutin solusi seperti ini. Tidak seperti itu, jadi dalam
1-1,5 jam helping relationship. "

46.00

N : " kamu tuh hadir untuk lain yang sedang membawa masalah spesifik untuk dia bisa
memahami dirinya dan ber progress ada kemajuan dari isu tersebut. Dan itu yang dibawa itu
nggak harus selalu negatif seperti baru kehilangan anggota keluarga atau baru dipecat di
tempat kerja atau diputus hubungan kerja, memang itu ce landing kita bisa bahas itu situasinya
tidak ubah seketika tapi bagaimana kita menjalani situasi itu bisa lebih berdaya. "

P : " Heem. "

N : " bisa juga kita membawa suatu pengalaman positif suatu aspirasi, ada ide nih. Kalau kami
menyambut aspirasi itu lebih dalam lebih kokoh lebih cemerlang yang daripada cuma yang
kepikiran sesuatu itu berasal dari dalam kayak sesuatu yang mau keluar. Itu yang mana mau
kan di awal-awal kadang bingung apa ini aspirasi apa ini perlu di manifestasi perlu diwujudkan
menjadi seperti apa apakah waktu yang sekarang, atau besok-besok saja. Nah dengan helping
relationship hal-hal seperti ini itu bisa kita bahas membantu orang-orang supaya ngerti oh aku
itu sebenarnya ingin bisa mengajak sebanyak-banyaknya orang untuk menjadi dirinya sendiri
misalnya. "

P : " Heem. "

N : " aku itu sebenarnya ingin membantu orang punya kemapanan. Tidak ada berdaya secara
ekonomi gitu berdaya secara finansial satu orang dengan orang yang lain itu aspirasinya bisa
bermacam-macam berbeda-beda banget karena setiap orang unik. Jadi dalam helping
relationship kita membahas kasus spesifik satu sampai satu setengah jam. Bisa suatu tantangan
dalam hidup. "
48.00

N : " Bisa juga suatu aspirasi yang merupakan suatu identitas. "

P : " Nah iya benar banget. Kalau tadi Hani bilang makanya IGnya bertumbuh dan berdaya ya? "

N : " Iya betul. "

P : " Karena kalau teman-teman ingin melihat IG profilnya Hani ada ... (48.19) bertumbuh
berdaya emang Hani ini expert banget dalam mendampingi helping relationship yang bahkan
kita sesama fasilitator ganti gantian gitu ya Hani. Aku merasanya kalau helping relationship
sama Hani itu emang scientist banget loh teman-teman jadi sistematis itu kayak oh iya habib ini
ini oh iya ya truk akhirnya ketemu eh ketemu nih terus akhirnya kita masing-masing kalau di
PRH itu kita semua punya, ya memang semua masalah tuh semua orang punya ya Hani ya. Dan
artinya sama orang punya jawabannya sendiri cuma perlu teman aja gitu ya, nah ini yang
dilakukan oleh PRH, para fasilitator, adalah mendampingi mendampingi orang menjadi
berproses bertumbuh dan berdaya. Gitu ya Hani ya? "

N : " Heem. "

P : " Nah kalau teman-teman mania kalau gimana kalau masuk mau jadi PRH. Boleh lewat Hani,
Helping Relationship, atau kalau oh saya belum berani ah kalau ketemu konsultasi gitu belum
berani gitu. Masih malu-malu gitu kan ya masih belum merasa cair gitu bisa ikut workshop
workshopnya jadi di PRH ada workshop-workshop, latihan-latihan untuk menemukan diri
sendiri, dari berbagai area. Jadi misalnya kami kalau fasilitator itu boleh memberikan pelatihan
yang 3 jam gitu ya, short modul, dan ada tema-temanya. Kita mau melihat diri kita lawan area
pertemanan ada friendship. Ters kemudian oh kita mau melihat diri kita cara mendidik anak ada
educate children ... (50.01)

50.02
P : " Jadi teman-temanmu memulai berkembang dengan cara-cara singkat bisa juga mengikuti
short modul yang diberikan para fasilitator PRH. Kalau di Hani nanti liat deh ... (50.18) kalau di
Nana nanti ada ... (50.25) di Reno Puji Astuti. Nah kita terbuka semuanya mau pilih siapa aja
boleh, karena sebenarnya metode metode yang digunakan sama yaitu kita diminta untuk
melihat ke dalam diri. Baik per orangan di helping relationship maupun di grup kita diminta
untuk jujur kapan diri sendiri kita tulis apa yang menjadi isi dari batin kita dalam kejujuran.
Bukan bukan tentang orang lain tapi tentang diri kita karena kita akan mendapatkan kan kita
akan menemukan diri sendiri, kan bukan menemukan kisah orang lain. Kita mau nemuin kisah
diri sendiri lewat diri sendiri gitu jadi tangganya dengan menulis kejujuran apa yang ada dalam
batin apa ya ada dalam diri sendiri nanti ada guideline nya, di workshop itu nanti ada
pertanyaan-pertanyaan nya nanti tinggal kita jawab. Dengan kejujuran dengan keterbukaan diri
terus kemudian nanti kita lama-lama terlatih, kita sebutnya analisa PRH. Nanti kita juga akan
semakin terlatih dan juga menemukan jawabannya sendiri. Oh itu saya begini oh gitu saya
begini dan itu akhirnya nantinya membawa energi ya Hani ya? Apalagi yang one on one, sudah
spesifik kan spesifik permasalahan sendiri itu kita bisa menemukan sendiri jawabannya. Karena
fasilitator PRH itu mendampingi aja itu amazing deh pokoknya deh. Makanan cepat cepat
ketemu Hani deh buat helping relationship ya Hani ya. Hehehe. Janjian dulu tapi, karena kita
udah mulai banyak kita sudah mulai cukup banyak klien ya Hani ya. "

N : " Heem. "

52.00

P : " Jadi teman-teman bahwa PRH itu manfaatnya sangat dalam, nama tidurnya juga cukup
mudah ya kayaknya kita nggak tergantung pop nanti mau dikerjain di rumah sendiri boleh
nggak apa-apa pakai eee ini. Tapi kalau sudah berat boleh datang ke helping relationship atau
kalau ada tema yang pas boleh deh datang ke workshop. Nah Hani, ih ternyata sudah tinggal 5
menit loh Hani. Ya ampun ga berasa. Hehehe. "

N : " Oh iya kah?"


P : " Hehehe. "

N : " Ga berasa loh. Kita kayak tadi nih, habis nih bahasannya kalau masih ada waktu ngapain ya
apa joget-joget, tadi sempat mikir gitu. Ternyata sudah mau habis ya, ga berasa ya obrolannya.
"

P : " By the way aku juga kaget saking ini saking kita memberikan ... ( 52.47) maksudnya saling
menghidupkan nih relasi saya padahal Hani dan saya kalau di dunia bisnis itu kayak saingan.
Tapi kalau di PRH enggak kita justru memberikan relasi yang benar-benar hidup ya. Aku bingung
kenapa kita bisa sama-sama hitam bajunya. Hehehe. Aku bingung Hani kenapa kita bisa sama-
sama hitam bajunya. Itu karena saking sudah live ... (53.15) banget. Kita itu. "

N : " Oh iya sudah sehati sudah sehati. "

P : " Kenapa Hani? Halo iya iya kenapa?

... ( Suara rekaman hilang pada menit ke 53.26 )

N : " Halo? Iya sudah. Tadi ngomongin baju hitam kan ya? "

P : " Heem. Hahahaha. Iya benar."

N : " Iya. ... ( suara rekaman tidak ada pada menit ke 53.35)

P : " nah sekarang mau mau terakhir terakhir nih Hani, aduh uniknya PRH kalau di Hani
nangkapnya gimana Hani? Uniknya PRH. "

N : " kalau buat aku terutama kan berasa banget dampaknya di PRH karena aku nemuin
sebelum umur 25 tahun itu.

54.00

N : " Lalu aku juga suka banyak hal, banyak ketemu orang, banyak pendamping counselor yang
berasal dari metode-metode lain. Namun sampai akhirnya nyantol di PRH karena akhirnya aku
merasa untuk kita bisa mendampingi orang di PRH jadi helper atau pendamping, mereka
berproses sangat dalam ... (54.25) jadi kalau tadi teman-teman mendengar aku dengan mbak
Erna ... (54.31) itu karena kami sebagai profesi ya, eee yang memberikan jasa. Tapi kalau buat
teman-teman yang ingin mengenal dirinya nggak harus selama itu. Satu tahun 2 tahun itu sudah
berasa beda sekali dengan waktu sebelum ikut PRH. Nah karena waktu itu benar-benar
mengangkat saya dari kurang kedalaman ... (54.58) dan kenapa dia bisa punya power sebegitu
nya, karena memang sudah berpengalaman dan pengalamannya itu bukan sekedar jam terbang
tapi memang memproses diri sendiri karena banyak sekali hal yang bisa kita ceritakan kita bisa
giring orang untuk menemukan yang ada dalam dirinya. Kenapa bisa? Karena kita pertama kali
menemukan itu di dalam diri kita jadi bahwa orang bisa berproses terlebih dahulu sebelum
membantu orang lain itulah yang aku pertama rasakan. Mataku terbantu apakah di metode lain
orang akan melalui tes? Mungkin iya, tapi aku tidak merasakan sedalam sekomperehensif di
PRH. Terus yang kedua nah karena aku sendiri background nya ya suka belajar jadi belajar nah
itu kemarin biologi nah biologi ini itu tentang manusia tentang organ-organ manusia biat aku itu
penting untuk memahami apa sih yang lagi terjadi. "

56.00

N : " apa sih yang terjadi dalam diriku dan itu di PRH diajarin dijelasin bagaimana cara melihat
diri jadi itu seperti memotret diri dengan pemahaman kita. Kalau di model lain kebanyakan
model ini maksudnya metode ya aliran ya dikasih tahu pokoknya kamu harus begini kamu ikutin
caranya nanti pasti kamu oke nanti pasti kamu nih ama nanti pasti kamu sembuh. Buat aku itu
tidak puas, aku perlu kejelasan ... (56.32) lalu kembali kau orang itu selalu mendapatkan
manfaat. Jadi dengan penjelasan aku lebih tahu tentang diriku dan lebih ngerti lebih ngerti
kapan-kapan mau menjalani proses pencarian itu lagi bisa, gitu. Eee terus programnya macam-
macam kadang kalo kita lagi mau sama orang-orang bisa, kalau lagi mau sendirian bisa,
sementara banyak metode-metode lain itu harus di kelas ya sudah harus bareng orang-orang,
atau harus sendiri jadi kita nggak mengenal orang-orang yang sedang mengalami berproses
untuk bertumbuh. Kayak yang hari ini kita alami itu aku dengan mbak Nana itu sebenarnya
adalah classmate taman kelas. Aku kelas kalau lagi istirahat suka ngobrol, download apa
perbedaannya bertemu dengan orang yang mempunyai motivasi yang besar untuk bertumbuh.
Itu kayak memberikan energi buat kita ada masa-masa waktu aku lagi sedih lagi bingung banget
aku bisa telpon mbak Nana, mbak Nana ngumpul yuk. Terus kita nongkrong di kfc ... 57.43) lalu
dari ya sederhana, hanya makan bareng, rasanya senang lagi, rasanya berenergi lagi gitu.
Berharga sekali, dengan aktualisasi diri bahwa kita punya teman, kita bertumbuh juga. ...
(58.00)

58.01

P : " Kalau aku merasa uniknya PRH itu kita bisa jadi diri sendiri di PRH. Walaupun umur kita
beda jauh, walaupun kita pendidikan background beda, sekolah macam-macam binatang dari
arah macam-macam kita saling menghargai pertumbuhan kembangan kita masing-masing, di
level masing-masing bahkan tadi kata Hani kita mau yuk ngumpul bareng yuk. Dengan arah
tujuan yang marah tujuan yang titik akhirnya kita tidak tahu di mana, tapi kita sama-sama
memberikan penghargaan kepada orang lain untuk sama-sama berjuang diri sendiri. Hani,
terimakasih banyak sudah jadi tamunya aku nih. Ini sudah ditunggu orang-orang karena
kemarin orang-orang nonton IG live ku tapi apa sih, jadi sedikit banget tentang PRHnya. Nah ini
mudah-mudahan hari ini semuanya menjadi lebih jelas ya apa itu PRH. Dan ikutin terus
staytune dan bertumbuh berdaya ... (59.07) kita pasti akan banyak kesempatan dan workshop
dalam helping relationship. Ya dm dm aja langsung, oke? "

... ( suara rekaman tidak jelas pada menit ke 59.17)

P : " Oh iya kita di PRH Indonesia nanti Hani nih yang kelola kebetulan teman-teman, di sosial
medianya PRH Indonesia. Oke terimakasih banyak Hani, bye. "

... (Suara rekaman tidak jelas pada menit ke 59.34 )

N : " Dada semuanya. "

P : " Oke, bye. "


N : " Bye. "

Anda mungkin juga menyukai