Anda di halaman 1dari 20

KEPERAWATAN KELUARGA

SAP PENYULUHAN HIPERTENSI

OLEH
NAMA : IRDANIATI
NIM : P07120118019

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
TINGKAT IIIA/SEMESTER V
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI

Pokok Bahasan : Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)


Sub Pokok Bahasan : Peran Masyarakat Dalam Mencegah
Penyakit Hipertensi.
Penyaji : Irda Niati
Sasaran : Masyarakat Dasan Tereng,Narmada.
Hari dan Tanggal Pelaksanaan :Kamis, 29 Oktober 2020.
Tempat : Rumah Masyarakat Dasan Tereng

A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Hipertensi atau
tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai "pembunuh diam-diam"
karena orang dengan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Institut
Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang
menderita darah tinggi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini
diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena
darah tinggi merupakan kondisi seumur hidup.
Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi.
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi
hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada
orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Smeltzer,
2001). Diperkirakan penderita Hipertensi pada tahun 2018 usia ≥18 tahun di
Provinsi NTB sebanyak 358.110 jiwa dan mendapatkan pelayanan sebesar
56.107 jiwa (15,7%). Lebih dari setengah penderita Hipertensi tidak kontak
dengan pelayanan kesehatan. Penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan tertinggi di Kabupaten Dompu sebesar 59,1% dan
terendah terdapat di Kabupaten Lombok Barat sebesar 0,9%. Oleh karena
latar belakang di atas maka penyusun menyusun satuan cara penyuluhan
mengenai hipertensi dengan tujuan supaya setelah dilakukan pedidikan
kesehatan mengenai hipertensi masyarakat desa Karang Seraya dapat
memahami tentang penyakit darah tinggi.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, masyarakat mampu memahami
tentang penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x35 menit di harapkan masyarakat
mampu menjelaskan kembali tentang:
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi.
3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi.
4. Meyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
5. Menyebutkan faktor resiko terjadinya hipertensi.
6. Menyebutkan komplikasi penyakit hipertensi.
7. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi.
8. Menyebutkan diet penderita hipertensi.
9. Melaksanakan senam hipertensi.
C. GARIS BESAR MATERI.

a. Pengertian hipertensi.
b. Penyebab hipertensi.
c. Klasifikasi hipertensi.
d. Tanda dan gejala hipertensi.
e. Faktor resiko terjadinya hipertensi.
f. Komplikasi penyakit hipertensi.
g. Penatalaksanaan hipertensi.
h. Diet penderita hipertensi.
i. Senam hipertensi.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN.

NO KEGIATAN PENYULUH PESERTA WAKTU

1 Pembukaan dan salam - Menyampaikan - Menjawab salam 09.00 – 09.05


salam - Mendengar
- Menjelaskan tujuan - Memberi respon
penyuluhan
2 Penyampaian materi Menyampaikan materi : - Mendengarkan 09.05 – 09. 25
1. Pengertian dan
hipertensi - Memperhatikan
2. Penyebab hipertensi
3. Klasifikasi
hipertensi
4. Tanda dan gejala
hipertensi
5. Faktor resiko
terjadinya hipertensi
6. Komplikasi
hipertensi
7. Penatalaksanaan
hipertensi.
8. Diet penderita
hipertensi.
9. Senam hipertensi.
3 Penutup dan salam - Tanya jawab - Menjawab 09.25 – 09.35
- Menyimpulkan hasil - Mendengarkan
materi yang di - Menjawab salam
diskusikan
- Menyampaikan
salam

E. METODE.
1. Prolog.
2. Ceramah.
3. Tanya jawab.

F. MEDIA.
1. Leaflet

G. SETTING TEMPAT.
- Peserta berhadapan dengan Penyaji
- Penyaji di depannya
H. EVALUASI.

1. Pre.

a. Masyarakat antusias dengan diadakannya penyuluhan kesehatan tentang


hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi ).
b. Masyarakat kooperatif saat acara penyuluhan dilaksanakan.
c. Masyarakat mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker
dan jaga jarak sebelum dimulainya penyuluhan.

2. Post.
Masyarakat mampu memahami tentang :
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi.
c. Menyebutkan klasifikasi hipertensi.
d. Meyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
e. Menyebutkan faktor resiko terjadinya hipertensi.
f. Menyebutkan komplikasi penyakit hipertensi.
g. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi.
h. Menyebutkan diet penderita hipertensi.
i. Melaksanakan senam hipertensi.

Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN

HIPERTENSI

A. PENGERTIAN.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan


darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali pemeriksaan
tekanan darah yang di sebabkan satu atau dua factor risiko yang tidak berjalan
sebagaimana mestinya dalam mempertahankan tekanan darah secara normal.
Hipertensi berkaitan dengan kenaikan tekanan sistolik atau tekanan diastolic
atau tekanan keduanya. Hipertensi dapat di definisikan sebagai tekanan darah
tinggi persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg.

B. PENYEBAB HIPERTENSI.
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain.
Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan
lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum
alkohol. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).

C. KLASIFIKASI HIPERTENSI.
1. Klasifikasi berdasarkan etiologi (penyebab).
a. Hipertensi Esensial (primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Dimana sampai


saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti .Beberapa factor
yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi esensial,seperti : factor
genetic,stress dan stress dan psikologis,serta factor lingkungan dan diet
(peninkatan penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau
kalsium).
Peningkatan tekanan darah tidak jarang merupakan satu-satunya
tanda hipertensi primer.Umumnya gejala baru terlihat setelah terjadi
kompikasi pada organ target seperti ginjal,mata,otak dan jantung.
b. Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder, penyebab dan patofisiologi dapat


diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk dikendalikan
dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa
kelainan ginjal seperti tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan
aorta, kelainan endokrin lainnya seperti obesitas, resistensi insulin,
hipertiroidisme, dan pemakaian obat-obatan sepeti kontrasepsi oral dan
kortikosterol.
2. Klasifkasi Berdasarkan Derajat Hipertensi

No Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1 Optimal <120 <80
2 Normal 120 - 129 80 - 84
3 High Normal 130 - 139 85 - 89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140 - 159 90 - 99
Grade 2 (sedang) 160 - 179 100 - 109
Grade 3 (berat) 180 - 209 100 - 119
Grade 4 (sangat berat) >210 >120

D. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI.


Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala.
Tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkam dengan peningkatan
tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa
jika tekanan darah arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim.
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis. Beberapa pasien yang menderita hipertensi, yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing.
b. Lemas, kelelahan.
c. Sesak nafas.
d. Gelisah.
e. Mual.
f. Muntah.
g. Epistaksis.
h. Nokturia.
i. Kesadaran menurun.

E. FAKTOR RESIKO HIPERTENSI.


Menurut (Junaedi, 2013) banyak faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi
diantaranya :
1. Faktor yang tidak dapat diubah.
a. Usia
Pertambahan usia dapat meningkatkan resiko hipertensi.
Walaupun penyakit hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi
paling sering menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau
lebih. Meningkatnya tekanan darah seiring dengan bertambahnya usia
memang sangat wajar. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan
alami pada jantung, pembuluh darah dan kadar hormon. Namun, jika
perubahan ini disertai dengan faktor resiko lain bisa memicu
terjadinya hipertensi.
b. Jenis Kelamin
Faktor gender berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana pria
lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan wanita, dengan rasio
sekitar 2,29 untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Pria diduga
memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan
darah dibandingkan dengan wanita. Wanita yang belum mengalami
manepouse dilindungi oleh hormon estrogen yang berperan dalam
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam
mencegahnya terjadinya proses aterosklerosis. (Anggraini,2011).
c. Genetik
Hipertensi merupakan penyakit keturunan. Jika salah satu orang tua
menderita hipertensi maka resiko terkena hipertensi sebesar 25%. Jika
kedua orang tua menderia hipertensi, kemungkinan terkena
hipertensi60%.

2. Faktor yang dapat diubah.


a. Obesitas
Obesitas merupakan faktor resiko lain yang dapat menentukan
keparahan hipertensi. Obesitas meningkatkan panjangnya pembuluh
darah sehingga dapat meningkatkan resistensi darah yang seharusnya
mampu menempuh jarak lebih jauh.Peningkatan resistensi ini
menyebabkan tekanan darah tinggi.
b. Merokok
Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan
kandungan nikotin. Asap rokok memiliki kemampuan menarik sel
darah merah lebih kuat dari kemampuan menarik oksigen, sehingga
dapat menurunkan kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke
jantung dan jaringan lainnya.
c. Stress
Hubungan antara stres dan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatik yang dapat meningkatkan tekanan darah secara inteminten
(tidak menentu). Stress yang berkepanjangan dapat menyebabkan
tekanan darah tinggi yang menetap. Walaupun hal ini belum terbukti
tetapi angka kejadian masyarakat diperkotaan lebih tinggi dari pada
pedesaan. (Rohaedi,2011). Menurut Anggraeni (2011) mengatakan
stress akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi saraf simpatik.

F. KOMPLIKASI HIPERTENSI.
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab
kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan
tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain
adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down
regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi
garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya
kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
2. Hipertrofi ventrikel kiri
3. Angina atau infark miokardium
4. Gagal jantung
5. Otak - stroke atau transient ishemic attack
6. Penyakit ginjal kronis
7. penyakit arteri perifer
8. retinopati

G. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI.
Penatalaksanaan hipertensi ada dua pilihan yaitu : pengobatan farmakologis dan
pengobatan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan anti hipertensin. Dan pengobatan nonfarmakologis atau
tanpa obat, antara dilakukan dengan menggunakan gaya hidup sehat, rendam air
hangat, terapi musik klasik, bekam, diet rendah garam dan senam lansia.
1. Penatalaksanaan Farmakologis Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan tekanan darah adalah
untuk menurunkan tekanan darah dan mengembalikan tekanan darah pada
ukuran normal dengan obat-obatan yang dikonsumsi. Pemberian obat hipertensi
yang biasa diberikan pada orang hipertensi menurut Reny (2014) adalah :
a. Diuretik thiazide merupakan obat yang diberikan untuk mengobati
hipertensi.
b. Pengobatan adrenergic seperti alfa-bloker dan beta-bloker merupakan
obata yang menghambat efek system saraf simpatis.
c. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-INHIBITOR)
merupakan obat penurun tekanan darah dengan cara melebarkan
arteri.
d. Angiotensin II bloker merupakan obat penurun tekanan darah dengan
cara melebarkan arteri.
e. Angiotensin kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
f. Vasodilator langsung menyebabkn pelebaran pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi merupakan penatalaksanaan dengan
memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan
segera contoh : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin dan labelatol.
2. Penatalaksanaan Non-Farmakologis
Penatalaksanaan non-farmakologis hipertensi menurut Reny (2014)
yaitu:
a. Diet rendah garam, kolesterol dan lemak jenuh.
b. Mengurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung
sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga
berkurang.
c. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi,
yoga atau hypnosis dapat mnegontrol system saraf yang akhirnya
dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama
30-40 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Olahraga meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang dapat mengurangi
hipertensi terkait aterosklerosis.
e. Berhenti merokok dan mengurangi alkohol.
f. Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketeahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatan kerja jantung.

H. DIET PENDERITA HIPERTENSI.


1. Definisi Diet.
Diet adalah pengaturan pola makan, baik porsi, ukuran maupun
kandungan gizinya. Kata diet berasal dari bahasa Yunani artinya cara
hidup di Indonesia kata diet lebih sering ditunjukan untuk menyambut
suatu upaya menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi
tertentu. Sedangkan definisi diet dalam nutrisi adalah jumlah makanan
yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet
sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu dan keyakinan yang
dianut oleh masyarakat tertentu. Walaupun manusia pada dasarnya
adalah omnivore, tapi suatu kelompok masyarakat biasanya memiliki
pantangan terhadap beberapa jenis makanan. Orang yang menderita
hipertensi atau memiliki resiko terkena hipertensi sudah saatnya
melakukan pencegahan sedini mungkin. Makanan merupakan salah satu
faktor yang menjadi pemicu munculnya penyakit hipertensi oleh sebab
itu diperlukan pengaturan menu makanan. Pengaturan makanan yang
dimaksud adalah menerapkan diet rendah garam meliputi diet ringan
yang di konsumsi garam dengan dosis 3,75-7,5 gram setiap hari,
kemudian diet garam menengah dengan dosis 1,25-3,75 gram setiap hari,
dan terakhir diet garam berat dengan dosis kurang dari 1,25 gram setiap
hari.
Diet kadar garam ini diikuti juga dengan diet kolestrol dan lemak
kemudian diet tinggi serat serta diet rendah energy. (Ridwan, 2013). Diet
yang dianjurkan adalah DASH (Dietary Approaches to Stop
Hypertension) yang terdiri atas diet tinggi buah, tinggi sayur dan produk
susu yang rendah lemak. Kurangi juga asupan garam sampai dengan
enam gram NaCl (garam dapur) perhari. (Sinaga, 2012). Yang dimaksud
dengan diet rendah garam adalah garam natrium seperti yang terdapat di
dalam garam dapur (NaCl), soda kue (NaHCO³), baking powder, natrium
benzoate, dan vetsin (mono sodium glutamate). Makanan sehari-hari
biasanya cukup mengandung natrium yang dibutuhkan, sehingga tidak
ada penetapan kebutuhan natrium sehari. Asupan natrium yang
berlebihan, terutama dalam bentuk natrium klorida, dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga menyebabkan odema
atau asites dan atau hipertensi. Dalam keadaan demikian asupan garam
natrium perlu dibatasi atau dikurangi. (Almatsier, 2015).

2. Macam Diet Rendah Garam.


a. Diet Rendah Garam 1 (200-400 mgNa).
Dalam pemasakan tidak ditambahi garam. Bahan makanan tinggi
natrium dihindarkan, makanan ini diberikan kepada penderita
hipertensi berat. Diet ini mengandung 2230 kalori, 750 gr protein, 53
gr lemak dan 265 gr karbohidrat (diastole lebih dari 125mmHg).
b. Diet Rendah Garam 2 (600-800 mgNa).
Pemberian makan sehari dengan diet rendah garam 1. Dalam
pemasakan dibolehkan menggunakan ¼ sdt (1 gr), bahan makanan
tinggi natrium dihindarkan. Makanan ini diberikan kepada penderita
tidak terlalu berat (diastole 100-114 mmHg).
c. Diet Rendah Garam 3 (1000-1200 mgNa).
Pemberian makanan sehari sama dengan diet rendah garam 1. Dalam
pemasakan dibolehkan menggunakan ½ sdt (2 gr) garam dapur.
Makanan ini diberikan kepada penderita hipertensi ringan (diastole
>100 mmHg).

3. Makanan Yang Boleh Dikonsumsi Penderita Hipertensi.


 Semua bahan makanan segar/diolah tanpa menggunakan garam
natrium yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti :
a. Beras, kentang, ubi, oatmeal, gandum,
b. Kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang merah, kacang
pistachio.
c. Minyak goreng, margarine tanpa garam.
d. Sayur dan buah-buahan ( seledri, tomat, pisang, berry, bit, delima,
kiwi, alpukat, jeruk, semangka, nanas, pir, melon).
e. Bumbu-bumbuan seperti bawang merah, bawang putih, jahe,
kemiri, kencur, laos, salam, sereh dan cuka.

 Bahan makanan berasal dari hewan dalam jumlah terbatas seperti:

a. Daging ayam atau ikan paling banyak 100 grperhari.

b. Telur ayam atau telur bebek paling banyak 1butir.

c. Susu segar paling banyak 2 gelas sehari.


 Makanan lain :

a. Yoghurt.

b. Ikan.

c. Minyak ikan.

d. Dark chocolate.

4. Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi Penderita Hipertensi.


Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan seperti:
a. Roti, biscuit, craker, kue lain yang dimasukkan dengan garam dapur
dansoda.
b. Dendeng, abon, cornet beef, daging asap, ikan asin, pindang, sarden,
ebi dan telurasin.
c. Margarine, menetega dan keju.
d. Acar, asinan, sayur sayuran dalam kaleng.
e. Garam dapur, vitsin, soda kue, kecap, terasi,petis.

I. SENAM HIPERTENSI.
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan
mengelola stress yang merupakan dua faktor yang mempertinggi resiko
hipertensi (Vitahealth, 2004). The Blood ressure Association dari Inggris
menyatakan, seseorang dengan tekanan darah tinggi harus dapat
meningkatkan aktivitas fisiknya dengan cukup aman. Aktivitas fisik yang
meningkat dan rutin dilakukan dapat mengurangi tekanan darah seseorang.
Hal ini bisa terjadi karena aktivitas fisik seperti senam dapat memperkuat
jantung. Dengan jantung yang kuat, aliran darah yang dipompa jantung ke
seluruh tubuh dapat berjalan dengan baik tanpa perlu ada upaya keras dari
jantung. Secara bersamaan, jantung yang kuat dapat mengurangi tekanan
darah ke arteri. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan
darah setelah melakukan senam hipertensi.
 Macam-macam senam untuk penderita hipertensi diantaranya yaitu :
a. Senam aerobik.
Senam aerobik merupakan salah satu jenis dari olahraga aerobik
yang berkaitan dengan kerja jantung/ Aktivitas fisik ini mengontrol
jumlah oksigen yang masuk ke otot dan dapat membantu membakar
kalori serta meningkatkan detak jantung. Detak jantung yang
meningkat dapat pula meningkatkan pemompaan darah ke seluruh
tubuh.Senam aerobik merupakan serangkaian gerak yang diiringi
dengan musik. Bagi penderita hipertensi dianjurkan yaitu low-impact
aerobic atau senam aerobik yang dilakukan dengan intensitas ringan.
b. Senam lantai.
Senam lantai merupakan senam yang tidak diiringi dengan musik.
Senam lantai sepenuhnya dilakukan diatas lantai dengan
menggunakan alas matras. Senam lantai dapat meningkatkan
aktivitas fisik penderita hipertensi tanpa perlu menggunakan banyak
energi. Olahraga ini pun bermanfaat meningkatkan kebugaran fisik
dan kemampuan gerak serta meningkatkan kekuatan, kelenturan,
kelincahan dan keseimbangan tubuh. Gerakan senam lantai biasanya
terdiri dari berguling, melompat, bertumpu pada tangan atau kaki
untuk menjaga keseimbangan serta gerakan lainnya.
c. Senam irama.
Senam irama menggunakan musik untuk mengiringi berakannya.
Senam irama atau senam ritmik merupakan perpaduan antara seni
dan olahraga, dengan adanya unsur dansa atau balet. Senam irama
bisa dilakukan tanpa alat atau dengan alat, alat yang biasa digunakan
yaitu tongkat, bola, pita atau alat lainnya.
d. Senam tera.
Senam tera adalah olahraga fisik dan mental yang menggabungkan
gerakan tubuh dengan teknik pernapasan. Gerakan pada senam tera
dilakukan secara teratur dan harmonis, sehingga dapat menurunkan
tekanan darah seseorang. Selain itu, meski dilakukan secara perlahan
dan tidak menghasilkan keringat, senam ini juga dapat menjaga
kebugaran tubuh.

 Hal yang perlu diperhatikan saat melakukan senam hipertensi.


a. Konsultasi dengan dokter.
Ada baiknya penderita darah tinggi berkonsultasi dengan dokter
terlebih dahulu sebelum memulai program olahraga atau senam. Dokter
akan memberikan panduan olahraga atau senam yang sesuai dan tepat
sesuai kondisi setiap penderita.
b. Mulai senam hipertensi dengan pemanasan.
Pemanasan dapat membuat tubuh lebih fleksibel, sehingga lebih mudah
bergerak serta membatu mencegah cedera saat berolahraga.
c. Segera ke dokter bila muncul gejala.
Jika gejala timbul setelah senam seperti nyeri dada, leher, rahang atau
lengan, sesak nafas, pusing atau pingsan, atau detak jantung tidak
teratur maka diperlukan untuk berkonsultasi kepada dokter.
d. Kontrol tekanan darah.
Ukurlah tekanan darah sebelum dan setelah berolahraga setiap hari
secara rutin untuk mengetahui apakah senam yang dilakukan
mempengaruhi tekanan darah penderita.

Lampiran 2
Denah Lokasi Penyuluhan
Keterangan :

: Penyaji

: Audien
DAFTAR PUSTAKA

Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2018

https://hellosehat.com.manfaat-dan-jenis-senam-untuk-penderita-
hipertensi.com

Safitri, W, Astuti. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Di Desa Blembem Wilayah Kerja Puskesmas Gondangrejo.
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada. Hal 130.

Nurarif, Amin, Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC. Mediaction Jogja : Jogjakarta.

Saferi, Andra, dkk. 2014. KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan


Dewasa Teori dan Contoh Askep. Nuha Medika : Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai