OLEH
NAMA : IRDANIATI
NIM : P07120118019
A. LATAR BELAKANG
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009). Hipertensi atau
tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke dan
gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai "pembunuh diam-diam"
karena orang dengan darah tinggi sering tidak menampakkan gejala. Institut
Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan separuh orang yang
menderita darah tinggi tidak sadar akan kondisinya. Begitu penyakit ini
diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur karena
darah tinggi merupakan kondisi seumur hidup.
Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi.
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi
hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada
orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi
sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak
menghindari dan tidak mengetahui faktor resikonya, dan 90% merupakan
hipertensi esensial. Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Smeltzer,
2001). Diperkirakan penderita Hipertensi pada tahun 2018 usia ≥18 tahun di
Provinsi NTB sebanyak 358.110 jiwa dan mendapatkan pelayanan sebesar
56.107 jiwa (15,7%). Lebih dari setengah penderita Hipertensi tidak kontak
dengan pelayanan kesehatan. Penderita hipertensi yang mendapatkan
pelayanan kesehatan tertinggi di Kabupaten Dompu sebesar 59,1% dan
terendah terdapat di Kabupaten Lombok Barat sebesar 0,9%. Oleh karena
latar belakang di atas maka penyusun menyusun satuan cara penyuluhan
mengenai hipertensi dengan tujuan supaya setelah dilakukan pedidikan
kesehatan mengenai hipertensi masyarakat desa Karang Seraya dapat
memahami tentang penyakit darah tinggi.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, masyarakat mampu memahami
tentang penyakit hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x35 menit di harapkan masyarakat
mampu menjelaskan kembali tentang:
1. Menyebutkan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi.
3. Menyebutkan klasifikasi hipertensi.
4. Meyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
5. Menyebutkan faktor resiko terjadinya hipertensi.
6. Menyebutkan komplikasi penyakit hipertensi.
7. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi.
8. Menyebutkan diet penderita hipertensi.
9. Melaksanakan senam hipertensi.
C. GARIS BESAR MATERI.
a. Pengertian hipertensi.
b. Penyebab hipertensi.
c. Klasifikasi hipertensi.
d. Tanda dan gejala hipertensi.
e. Faktor resiko terjadinya hipertensi.
f. Komplikasi penyakit hipertensi.
g. Penatalaksanaan hipertensi.
h. Diet penderita hipertensi.
i. Senam hipertensi.
D. PELAKSANAAN KEGIATAN.
E. METODE.
1. Prolog.
2. Ceramah.
3. Tanya jawab.
F. MEDIA.
1. Leaflet
G. SETTING TEMPAT.
- Peserta berhadapan dengan Penyaji
- Penyaji di depannya
H. EVALUASI.
1. Pre.
2. Post.
Masyarakat mampu memahami tentang :
a. Menyebutkan pengertian hipertensi
b. Menyebutkan penyebab hipertensi.
c. Menyebutkan klasifikasi hipertensi.
d. Meyebutkan tanda dan gejala hipertensi.
e. Menyebutkan faktor resiko terjadinya hipertensi.
f. Menyebutkan komplikasi penyakit hipertensi.
g. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi.
h. Menyebutkan diet penderita hipertensi.
i. Melaksanakan senam hipertensi.
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN.
B. PENYEBAB HIPERTENSI.
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi
sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain.
Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang
kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh adalah kelebihan
lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan minum
alkohol. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).
C. KLASIFIKASI HIPERTENSI.
1. Klasifikasi berdasarkan etiologi (penyebab).
a. Hipertensi Esensial (primer)
F. KOMPLIKASI HIPERTENSI.
Hipertensi yang terjadi dalam kurun waktu yang lama akan berbahaya
sehingga menimbulkan komplikasi. Komplikasi tersebut dapat menyerang
berbagai target organ tubuh yaitu otak, mata, jantung, pembuluh darah arteri,
serta ginjal. Sebagai dampak terjadinya komplikasi hipertensi, kualitas hidup
penderita menjadi rendah dan kemungkinan terburuknya adalah terjadinya
kematian pada penderita akibat komplikasi hipertensi yang dimilikinya.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab
kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan
tekanan darah pada 19 organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain
adanya autoantibodi terhadap reseptor angiotensin II, stress oksidatif, down
regulation, dan lain-lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi
garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya
kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat
meningkatnya ekspresi transforming growth factor-β (TGF-β). Umumnya,
hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ yang umum ditemui pada
pasien hipertensi adalah:
1. Jantung
2. Hipertrofi ventrikel kiri
3. Angina atau infark miokardium
4. Gagal jantung
5. Otak - stroke atau transient ishemic attack
6. Penyakit ginjal kronis
7. penyakit arteri perifer
8. retinopati
G. PENATALAKSANAAN HIPERTENSI.
Penatalaksanaan hipertensi ada dua pilihan yaitu : pengobatan farmakologis dan
pengobatan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis dilakukan dengan
menggunakan obat-obatan anti hipertensin. Dan pengobatan nonfarmakologis atau
tanpa obat, antara dilakukan dengan menggunakan gaya hidup sehat, rendam air
hangat, terapi musik klasik, bekam, diet rendah garam dan senam lansia.
1. Penatalaksanaan Farmakologis Hipertensi
Tujuan penatalaksanaan farmakologis atau pengobatan tekanan darah adalah
untuk menurunkan tekanan darah dan mengembalikan tekanan darah pada
ukuran normal dengan obat-obatan yang dikonsumsi. Pemberian obat hipertensi
yang biasa diberikan pada orang hipertensi menurut Reny (2014) adalah :
a. Diuretik thiazide merupakan obat yang diberikan untuk mengobati
hipertensi.
b. Pengobatan adrenergic seperti alfa-bloker dan beta-bloker merupakan
obata yang menghambat efek system saraf simpatis.
c. Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-INHIBITOR)
merupakan obat penurun tekanan darah dengan cara melebarkan
arteri.
d. Angiotensin II bloker merupakan obat penurun tekanan darah dengan
cara melebarkan arteri.
e. Angiotensin kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
f. Vasodilator langsung menyebabkn pelebaran pembuluh darah.
g. Kedaruratan hipertensi merupakan penatalaksanaan dengan
memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan
segera contoh : diazoxide, nitroprusside, nitroglycerin dan labelatol.
2. Penatalaksanaan Non-Farmakologis
Penatalaksanaan non-farmakologis hipertensi menurut Reny (2014)
yaitu:
a. Diet rendah garam, kolesterol dan lemak jenuh.
b. Mengurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung
sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga
berkurang.
c. Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi,
yoga atau hypnosis dapat mnegontrol system saraf yang akhirnya
dapat menurunkan tekanan darah.
d. Melakukan olahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama
30-40 menit sebanyak 3-4 kali seminggu. Olahraga meningkatkan
kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang dapat mengurangi
hipertensi terkait aterosklerosis.
e. Berhenti merokok dan mengurangi alkohol.
f. Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketeahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatan kerja jantung.
a. Yoghurt.
b. Ikan.
c. Minyak ikan.
d. Dark chocolate.
I. SENAM HIPERTENSI.
Senam hipertensi adalah bagian dari usaha untuk mengurangi berat badan dan
mengelola stress yang merupakan dua faktor yang mempertinggi resiko
hipertensi (Vitahealth, 2004). The Blood ressure Association dari Inggris
menyatakan, seseorang dengan tekanan darah tinggi harus dapat
meningkatkan aktivitas fisiknya dengan cukup aman. Aktivitas fisik yang
meningkat dan rutin dilakukan dapat mengurangi tekanan darah seseorang.
Hal ini bisa terjadi karena aktivitas fisik seperti senam dapat memperkuat
jantung. Dengan jantung yang kuat, aliran darah yang dipompa jantung ke
seluruh tubuh dapat berjalan dengan baik tanpa perlu ada upaya keras dari
jantung. Secara bersamaan, jantung yang kuat dapat mengurangi tekanan
darah ke arteri. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tekanan
darah setelah melakukan senam hipertensi.
Macam-macam senam untuk penderita hipertensi diantaranya yaitu :
a. Senam aerobik.
Senam aerobik merupakan salah satu jenis dari olahraga aerobik
yang berkaitan dengan kerja jantung/ Aktivitas fisik ini mengontrol
jumlah oksigen yang masuk ke otot dan dapat membantu membakar
kalori serta meningkatkan detak jantung. Detak jantung yang
meningkat dapat pula meningkatkan pemompaan darah ke seluruh
tubuh.Senam aerobik merupakan serangkaian gerak yang diiringi
dengan musik. Bagi penderita hipertensi dianjurkan yaitu low-impact
aerobic atau senam aerobik yang dilakukan dengan intensitas ringan.
b. Senam lantai.
Senam lantai merupakan senam yang tidak diiringi dengan musik.
Senam lantai sepenuhnya dilakukan diatas lantai dengan
menggunakan alas matras. Senam lantai dapat meningkatkan
aktivitas fisik penderita hipertensi tanpa perlu menggunakan banyak
energi. Olahraga ini pun bermanfaat meningkatkan kebugaran fisik
dan kemampuan gerak serta meningkatkan kekuatan, kelenturan,
kelincahan dan keseimbangan tubuh. Gerakan senam lantai biasanya
terdiri dari berguling, melompat, bertumpu pada tangan atau kaki
untuk menjaga keseimbangan serta gerakan lainnya.
c. Senam irama.
Senam irama menggunakan musik untuk mengiringi berakannya.
Senam irama atau senam ritmik merupakan perpaduan antara seni
dan olahraga, dengan adanya unsur dansa atau balet. Senam irama
bisa dilakukan tanpa alat atau dengan alat, alat yang biasa digunakan
yaitu tongkat, bola, pita atau alat lainnya.
d. Senam tera.
Senam tera adalah olahraga fisik dan mental yang menggabungkan
gerakan tubuh dengan teknik pernapasan. Gerakan pada senam tera
dilakukan secara teratur dan harmonis, sehingga dapat menurunkan
tekanan darah seseorang. Selain itu, meski dilakukan secara perlahan
dan tidak menghasilkan keringat, senam ini juga dapat menjaga
kebugaran tubuh.
Lampiran 2
Denah Lokasi Penyuluhan
Keterangan :
: Penyaji
: Audien
DAFTAR PUSTAKA
https://hellosehat.com.manfaat-dan-jenis-senam-untuk-penderita-
hipertensi.com