Anda di halaman 1dari 3

Ketentuan Pernikahan dalam Islam

Aktivitas 4
1. mencari sumber terpercaya dan shahih tentang isi dan lampiran Undang-undang No.1 tahun 1974 tentang
perkawinan di Indonesia;
2. menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut:
1) bagaimana hukum perkawinan beda Agama? baik menurut Undang-undang perkawainan di Indonesia
No.1 tahun 1974 dan menurut Islam sebagaimana yang diajarkan Allah melalui Rasululllah dan para
sahabat-Nya.
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________

2) tuliskan dalil/dasar baik dari al-Qur’an dan Hadits yang shahih tentang hukum perkawinan beda Agama.
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________________________
Aktivitas 5
jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini.
1. tuliskan 3 kewajiban bersama suami dan istri dalam berumah tangga sesuai syariat Islam.
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________

2. tuliskan salah satu dalil dari al-Qur’an atau hadits tentang kewajiban bersama suami-istri dalam berumah
tangga.
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________

3. tuliskan 3 poin kewajiban suami terhadap istri dan kewajiban istri terhadap suami sesuai dengan syariat Islam.
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________

Ketentuan Pernikahan dalam Islam dan Hak Serta Kedudukan Wanita dalam Keluarga Berdasarkan Hukum Islam (3.6-3. 7):
1. memahami ketentuan pernikahan dalam Islam menurut UU perkawinan Nomor 1 Tahun 1974;
2. memahami hak dan kedudukan wanita dalam keluarga berdasarkan hukum Islam.

| | Pendidikan Agama Islam - XII 1


4. tuliskan hikmah perkawinan sebagaimana tercantum dalam surat ar-Ruum ayat 21, nukilllah perkataan salah
satu pendapat Imam Tafsir, pilih salah satu diantara: Imam Ibnu Katsir, Imam Ibnu Jarir Ath-Thabary, atau
Syaikh as-Sa’di Rahimahumullaahu Ta’aala.
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________________________

Untaian nasehat.
Kepada para pemuda dan pemudi kaum Muslimin serta orang-orang yang masih sendirian, hendaknya segeralah
menikah. Karena ia adalah sunnah Nabi kalian. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ و تَ َز َّوجُوا ؛ فإني ُم َكاثِ ٌر بِ ُك ُم األُ َم َم‬، ‫ليس ِمنِّي‬
َ َ‫ا لنِّ َكا ُح من ُسنَّتِي ف َم ْن ل ْم يَ ْع َملْ بِ ُسنَّتِي ف‬
“Menikah adalah sunnahku, barangsiapa yang tidak mengamalkan sunnahku, bukan bagian dariku. Maka
menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya umatku (di hari kiamat) (H.R. Ibnu Majah no. 1846,
dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2383).
Selain itu dengan menikah, anda akan meraih berbagai keutamaan yang luar biasa, di antaranya:
Pertama, menikah itu ibadah dengan sendirinya karena diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Allah Ta’ala
memerintahkan kita untuk menikah dalam firman-Nya:
‫َوأَ ْن ِكحُوا اأْل َيَا َمى ِم ْن ُك ْم َوالصَّالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم إِ ْن يَ ُكونُوا فُقَ َرا َء يُ ْغنِ ِه ُم هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه َوهَّللا ُ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم‬
“Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-
hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan
memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.
(QS. An Nur: 32).
Dalam ayat di atas menggunakan kata ‫( َوأَ ْن ِكحُوا‬nikahkanlah) yang merupakan fi’il amr (kata perintah). Nabi
shallallahu‘alaihi wa sallam juga memerintahkan kita untuk menikah, beliau bersabda:

ِ ْ‫صنُ لِ ْلفَر‬
‫ج َو َم ْن لَ ْم يَ ْستَ ِط ْع فَ َعلَ ْي ِه بِالصَّوْ ِم فَإِنَّهُ لَهُ ِو َجا ٌء‬ َ ْ‫ص ِر َوأَح‬
َ َ‫ب َم ِن ا ْستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ْالبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّوجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِ ْلب‬
ِ ‫يَا َم ْع َش َر ال َّشبَا‬
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang sudah sanggup menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih
menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah
karena puasa itu obat pengekang nafsunya”.
(H.R. Bukhari no. 5056, Muslim no. 1400).
Dalam hadits di atas juga digunakanfi’il amr ْ‫( فَ ْليَتَ َز َّوج‬menikahlah).
Kedua, dalam menikah juga terdapat banyak ibadah-ibadah dan keutamaan-keutamaan lain yang hanya bisa
terjadi jika seseorang sudah menikah, diantaranya:
1. Main-main dengan istri itu berpahala, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
َ‫ و ُمال َعبَتُكَ أهلَك‬، ‫ك‬
ِ ‫ك بِقو ِس‬ ٍ ‫الل ْه ُو في ثال‬
َ ُ‫ و ر ْمي‬، َ‫ تأديبُ ف َر ِسك‬: ‫ث‬
“Main-main (yang bermanfaat) itu ada tiga: engkau menjinakkan kudamu, engkau menembak panahmu,
engkau bermain-main dengan istrimu.
(H.R. Ishaq bin Ibrahim Al Qurrab dalam Fadhail Ar Ramyi no.13 dari sahabat Abud Darda, dishahihkan Al
Albani dalam Shahih Al Jami 5498 )
2. Nafkah suami kepada istrinya bernilai sedekah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ً‫ص َدقَة‬ ْ ‫ َكان‬،‫ َوهُ َو يَحْ تَ ِسبُهَا‬،‫ق ال ُم ْسلِ ُم نَفَقَةً َعلَى أَ ْهلِ ِه‬
َ ُ‫َت لَه‬ َ َ‫إِ َذا أَ ْنف‬

| | Pendidikan Agama Islam - XII 2


“Jika seorang Muslim memberi nafkah kepada keluarganya, dan ia berharap pahala dari itu, maka nafkah
tersebut bernilai sedekah” (HR. Bukhari no. 5351)
3. Mencetak anak-anak yang jadi generasi penerus yang akan menguatkan Islam. Oleh karena itu Rasullullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan untuk memilih calon istri yang subur,
‫تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم األمم‬
“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur !, karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku”.
(H.R. An Nasa’i, Abu Dawud. Dihasankan oleh Al Albani dalam Misykatul Mashabih).
4. Bermesraan dan berhubungan intim dengan istri itu berpahala dan bernilai sedekah. Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ض َعهَا فِى َح َر ٍام أَ َكانَ َعلَ ْي ِه‬ َ َ‫ص َدقَةٌ » قَالُوا يَا َرسُو َل هَّللا ِ أَيَأْتِى أَ َح ُدنَا َش ْه َوتَهُ َويَ ُكونُ لَهُ فِيهَا أَجْ ٌر ق‬
َ ‫ال « أَ َرأَ ْيتُ ْم لَوْ َو‬ َ ‫َوفِى بُضْ ِع أَ َح ِد ُك ْم‬
َ ْ
‫ض َعهَا فِى ال َحالَ ِل َكانَ لَهُ أجْ ٌر‬ َ ‫ك إِ َذا َو‬َ ِ‫فِيهَا ِو ْز ٌر فَ َك َذل‬
“Hubungan intim antara kalian adalah sedekah”. Para sahabat lantas ada yang bertanya, ‘Wahai
Rasulullah, bagaimana mungkin kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu malah mendapatkan
pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada wanita yang haram, kalian
mendapatkan dosa? Maka demikian pula jika kalian bersetubuh dengan wanita yang halal, kalian akan
mendapatkan pahala”.
(H.R. Muslim no. 1006).
5. Istri adalah pendukung suami untuk menjadi tambah shalih dan bersama-sama mencari surge. Karena jika
anda ingin menjadi orang yang shalih, maka anda butuh teman yang bisa menguatkan. Sulit jika hanya
bersendirian. Oleh karena itu Allah Ta’ala berfirman:
‫ك‬ َ ‫فَا ْستَقِ ْم َك َما أُ ِمرْ تَ َو َم ْن ت‬
َ ‫َاب َم َع‬
“Maka tetap istiqamah-lah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) diperintahkan kepada orang
yang bertaubat bersamamu ” (QS. Hud: 112).
Maka carilah istri yang shalihah supaya bisa menguatkan kita untuk istiqamah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل‬
“Keadaan agama seseorang dilihat dari keadaan agama teman dekatnya. Maka hendaklah kalian lihat siapa teman
dekatnya” (H.R. Tirmidzi, ia berkata: ‘hasan gharib’).

Oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:


‫ف ْالبَاقِي‬ ِ َّ‫ فَ ْليَت‬،‫َّج فَقَ ِد ا ْستَ ْك َم َل نِصْ فَ اإْل ِ ي َما ِن‬
ِ ْ‫ق هَّللا َ فِي النِّص‬ َ ‫َم ْن تَ َزو‬
“Barangsiapa menikah, ia telah menyempurnakan setengah agamanya. maka hendaknya ia bertaqwa kepada
Allah untuk setengah sisanya”.
(H.R. ath-Thabrani dalam Mu’jam Al Ausath [1/1/162], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash-Shahihah
[199-202]).

| | Pendidikan Agama Islam - XII 3

Anda mungkin juga menyukai