Anda di halaman 1dari 17

Makalah Proteksi Tenaga Listrik Pemutus Tenaga

Tanggal 28 september 2020

Kelompok 6 :
Nama : Ratika Sari Saragih (5183131013)
Yobel Mauzzi Purba (5183131014)
Fajar Handoko (5183131015)
Fadhli Rahman Siregar (5183131016

Kelas : PTE – A 2018


Mata Kuliah : Proteksi Sistem Tenaga Listrik

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala Rahmat dan Hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terimakasih kepada Dosen Mata Kuliah Proteksi Sistem Tenaga Listrik .
Serta rekan – rekan penulis yang telah membantu penyusunan makalah ini baik moril
maupun materil sehingga makalah ini selesai dengan baik.
Penulis menyadari tidak ada yang sempurna dalam dunia ini begitu pula dengan
pembuatan makalah ini, banyak sekali kekurangan-kekurangannya karena terbatasnya
informasi yang penulis dapat.
Oleh karena itu besar harapan penulis agar pembaca memberi saran dan kritik yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, 28 September 2020

Tim Penulis

i
Daftar isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
Bab II kajian Pustaka.............................................................................................2
Bab III Pembahasan..............................................................................................3
3.1 Pengertian dan Fungsi Pemutus Tenaga...............................................3
3.2 Prinsip Kerja Pemutus Tegangan...........................................................3
3.3 Komponen Pemutus Tegangan..............................................................6
3.4 Syarat-Syarat Pemutus Tegangan.........................................................9
3.5 Jenis-Jenis Pemutus Tegangan.............................................................9
BAB IV Penutup....................................................................................................13
4.1 Kesimpulan............................................................................................13
Daftar Pustaka......................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem distribusi tenaga listrik dan jalur transmisi merupakan bagian
yang paling penting, karena memainkan peran kunci dalam transmisi daya dari
pembangkit ke pusat beban. Sistem tenaga listrik pada dasarnya harus bisa
memberikan tingkat pelayanan yang tinggi sehingga apabila terjadi sebuah
gangguan yang tidak bisa dihindari lagi sistem mampu mengurangi waktu
gangguan yang terjadi. Tegangan lebih dan daya yang hilang dapat terjadi
dengan beberapa sebab, yaitu salahnya dalam pengoperasian, kondisi alam,
dan lain sebagainya yang mampu menggangu sebuah sistem.
Kemungkinan adanya sebuah gangguan pada sistem tenaga listrik
khusunya pada jaringan listrik memunculkan suatu gagasan tentang
bagaimana cara melindungi suatu jaringan listrik sehingga apabila terjadi
gangguan maka dapat diatasi. Adapun cara mencegahnya dengan cara
memasang alat pengaman pada suatu peralatan yang dapat mengamankan
suatu jaringan listrik dari sebuah gangguan yang akan terjadi, apabila terjadi
sebuah gangguan pada sistem jaringan listrik tersebut maka dapat mencegah
dan membatasi jika terjadi kerusakan dan meminimalisir efeknya pada sistem
yang sehat.
Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam
melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.
Proteksi yang ada pada sistem tenaga listrik minimal terdiri dari relay,
transformator instrument dan pemutus tenaga atau biasa disebut circuit
breaker (CB). Pemutus tenaga (PMT) atau circuit breaker (CB) adalah
peralatan saklar mekanis yang dapat membuka, menutup dan memutus arus
beban dalam keadaan normal ataupun dalam keadaan abnormal. Pemutus
tenaga bisa dikatakan memenuhi syarat jika mampu menyalurkan arus 2
maksimum secara berulang dan mampu memutus arus hubung singkat
kecepatan tinggi sehingga tidak merusak peralatan sistem.

1.2 Rumusan Masalah


a. Pengertian dan Fungsi Pemutus Tenaga?
b. Prinsip Kerja Pemutus Tenaga?
c. Komponen Pemutus Tenaga?
d. Syarat-Syarat Pemutus Tenaga?
e. Jenis-Jenis Pemutus Tenaga?

1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu Tentang Pentanahan Netral Circuit Breaker Tegangan 6000


V Pada Pt Geo Dipa Energy Unit Dieng Politeknik Negeri Sriwijaya

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM


PROTEKSI TENAGA LISTRIK. Oleh: Ir. Zulkarnain, MT.

2
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Fungsi Pemutus Tenaga
Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu peralatan
pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu untuk
membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus
hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.Juga pada kondisi tegangan yang
normal ataupun tidak normal. Pemutus Tenaga (PMT) merupakan suatau alat
listrik yang berfungsi untuk melindungi sistem tenaga listrik apabila terjadi
kesalahan atau gangguan pada sistem tersebut, terjadinya kesalahan pada sistem
akan menimbulkan berbagai efek seperti efek termis, efek magnetis dan dinamis
stability.
Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup suatu
rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka atau menutup
saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada jaringan atau peralatann lain.
Circuit Breaker atau Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) adalah suatu
peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik, yang mampu
untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua kondisi, termasuk arus
hubung singkat, sesuai dengan ratingnya. Juga pada kondisi tegangan yang
normal ataupun tidak normal.

3.2 Prinsip Kerja Pemutus Tegangan


3.2.1 Prinsip Kerja PMT dengan banyak menggunakan Minyak :
Untuk proses membuka dan menutup dari PMT ini adalah dengan
menggerakkan batang penggerak (Tension Rod), turun untuk membuka
kontak-kontak dan naik untuk menutup kontak-kontak. Batang penggerak
digerakkan oleh mekanisme penggerak digeraakan oleh mekanisme
penggerak (Operating Mekanisme).
3.2.2 Prinsip Kerja PMT dengan sedikit menggunakan Minyak :
Untuk membuka dan menutup PMT adalah dengan menaikkan dan
menurunkan posisi dari kontak bergerak (Moving Contact) yang terhubung
pada batang penggerak (Operating Rod) yang digerakkan oleh mekanisme
penggerak (Operating Mechanism).
∙ Pada Proses Penutupan :
Batang kontak penggerak (Moving Contact Rod) yang
berhubungan dengan kontak bawah (Lower Fixed Contact) bergerak
kearah kontak tetap atas (Upper Fixed Contact) sehingga kontak
tetap dan kontak bergerak akan terhubung yang merupakan arus

3
dari terminal atas (Upper Terminal) ke terminal bawah (Lower
Terminal).
∙ Pada Proses Pembukaan :
Batang kontak bergerak yang terhubung dengan kontak tetap
bawah, meninggalkan kontak tetap atas, sehingga kontak tetap dan
kontak bergerak akan terlepas yang merupakan terputusnya terminal
atas dengan terminal bawah.
3.2.3 Prinsip Kerja PMT dengan Media Udara Hembus :
Pada keadaan PMT masuk, arus mengalir dari terminal pemutus
pembantu torak yang selanjutnya terus melewati kontak tetap pemutus
pembantu Kontak Tetap Pemutus Pembantu, kontak bergerak Kontak
Bergerak Pemutus Pembantu, kontak jari-jari pemutus pembantu Jari-jari
Kontak Pemutus Pembantu, penyangga pemutus pembantu Rumah
Pemutus Pembantu, kontak tetap pemutus utama Kontak Tetap Pemutus
Utama, kontak bergerak pemutus utama Kepala Kontak Bergerak Pemutus
Utama, penyangga pemutus utama Penyangga Pemutus Utama, kemudian
menuju kontak gerak, kontak tetap pemutus utama pada sisi berikutnya,
terus ke penyangga pemutus pembanutu, kontak jari-jari pemutus
pembantu, kontak bergerak, kontak tetap pemutus pembantu dan terus
keterminal pemutus pembantu.
Seperti juga pada PMT yang lainnya, proses penutupan dan
pembukaan PMT adalah dengan cara menutup dan membuka kontak-
kontak pada atau dari kontak-kontak tetap dengan adanya perubahan
tekanan udara didalam ruangan pemutus secara terperinci dengan
pembantu sebagai berikut :
∙ Cara Pembukaan PMT :
Setelah kumparan pelepas bekerja, maka katub pengatur
membuka dan udara bertekanan tinggi mengalir kesebelah bawah
dari silinder penggerak Silinder Penggerak. Dengan berputarnya
poros penggerak Poros Penggerak searah jarum jam akan
menyebabkan katub kerja Katub Kerja dan katub tekan Katub Tekan
membuka. Ruangan didalam isolator penyangga Isolator Penyangga
dan unit pemutus utama Unit Pemutus Utama akan terisi penuh
dengan udara bertekanan tinggi dari tangki, sehingga kontak
bergerak Kepala Kontak Bergerak Pemutus Utama didalam pemutus
utama membuka. Busur api akibat pembukaan kontak dipadamkan
oleh hembusan udara, dan gas yang timbul akibat busur api tersebut
keluar bersama-sama melalui lubang pembuang udara Lubang
Pembuang Udara. Setelah terjadi pembukaan pada pemutus utama,
dengan kelambatan dua Cycle yang diatur oleh katub kelambatan

4
Kutub Kelambatan, maka udara tekan akan masuk kedalam unit
pemutus pembantu Unit Pemutus Pembantu. Setelah kontak
pemutus pembantu membuka, serta arus sisa yang mengalir melalui
tahanan yang paralel dengan pemutus utama diputuskan.Pada akhir
langkah kerja pembukaan, kontak bergerak pemutus pembantu
Kontak Bergerak Pemutus Pembantu menutup lubang pembuang
udara Lubang Pembuang Udara.Ruang isolator penyangga,
pemutus utama dan pemutus pembantu terisi penuh oleh udara
bertekanan tinggi.Kontak bergerak pemutus utama masuk kembali
setelah pegas penuh dengan tekan.Setelah pemutus arus,
pembukaan dari kontak pemutus pembantu dipertahankan membuka
oleh tekanan udara dalam ruangan tersebut.
∙ Cara Pemasukan PMT :
Dengan bekerjanya kumparan penutup, maka katub pengatur
membuka dan udara tekan mengalir ke sisi atas dari silinder
penggerak Silinder Penggerak dan akan menyebabkan berputarnya
poros penggerak Poros Penggerak yang berlawanan arah dengan
putaran jarum jam, maka katub pembuangan Katub Pembuang
terbuka. Sehingga udara yang bertekanan tinggi didalam ruangan
isolator penyangga Isolator Penyangga dan unit pemutus utama Unit
Pemutus Utama terbuang melalui katub pembunag Katub
Pembuang. Karena turunnya tekanan udara tersebut dengan tiba-
tiba , maka katub kelambatan Kutub Kelambatan bekerja dan udara
tekan dalam ruang udara dari katub kelambatan Ktub Kelambatan
mengalir masuk kedalam silinder penutup Silinder Penutup dan
mendorong kontak-kontak pemutus pembantu Kontak Bergerak
Pemutus Pembantu masuk.
3.2.4 Prinsip Kerja PMT Dengan Media Gas SF6 :
Untuk membuka dan menutup dari CB adalah dengan menaikkan
posisi dari kontak bergerak yang terhubung pada batang batang penggerak
yang digerakkan oleh mekanisme penggerak (Lihat Gbr.2.2. a, b, c, d ).
∙ Pada Proses Penutupan :
Tabung kontak bergerak (d) yang berhubungan dengan
kontak – tetap bawah (b) bergerak kearah bagi-bagian kontak tetap
atas (a dan f) sehingga kontak tetap dan kontak bergerak akan
terhubung yang merupakan penghubung arus dari terminal atas
keterminal bawah.
∙ Pada Proses Pembukaan :
Tabung kontak bergerak (d) yang berhubngan dengan kontak
tetap bawah (b) meninggalkan kontak tetap atas. Pertama kali,

5
silinder bergerak (c) akan terpisah dengan jari-jari kontak tetapa (a)
kemudian jari-jari busur (e) akan terpisah batang busur (f) dan
akhirnya ujung busur (i) akan terpisah dengan batang busur (f). pada
saat ujung busur (i) terpisah dengan batang busur (f) akan terjadi
loncatan busur api yang segera dipadamkan oleh hembusan gas
SF6

Gambar urutan prinsip kerja PMT dengan media udara hembus


Keterangan :
a. Jari-jari kontak tetap.
b. Kontak tetap.
c. Silinder bergerak
d. Tabung kontak bergerak
e. Jari-jari kontak busur bergerak
f. Kontak busur tetap
g. Nozzle dari bahan isolasi
h. Bagian Penyangga kontak
i. Kontak busur bergerak

6
3.3 Komponen Pemutus Tegangan
3.3.1 Primary
Komponen Primary merupakan bagian PMT yang bersifat konduktif
dengan fungsi menyalurkan energy listrik dengan losses yang rendah dan
mampu menghubungkan atau memutuskan arus beban saat kondisi normal
/ tidak normal. Bagian-bagian Primary sebagai berikut :1. Interrupter bagian
terjadinya proses membuka atau menutup PMT dimana didalamnya
terdapat beberapa jenis kontak yang berkenaan langsung dalam proses
penutupan atau pemutusan arus yaitu kontak bergerak (moving contact),
Kontak tetap ( fixed contact ), Kontak arching ( arching contact ).
Aksesoris Interrupter (jika ada)
Interrupter memiliki aksesoris sebagai berikut : a.Resistor yang
dipasang paralel dengan unit pemutus utama yang bekerja pada saat
penutupan kontak PMT yang berfungsi untuk mengurangi kenaikan nilai
dari tegangan pukul (restriking voltage), Mengurangi arus pukulan
(chopping current) pada waktu pemutusan, Meredam tegangan lebih
karena mengoperasikan PMT tanpa beban pada penghantar panjang. b.
Kapasitor yang dipasang paralel dengan tahanan atau Resitor, unit
pemutus utama dan unit pemutus pembantu yang berfungsi untuk
Mendapatkan pembagian tegangan (Voltage distribution) yang sama pada
setiap celah kontak, sehingga kapasitas pemutusan (breaking capacity)
pada setiap celah adalah sama besarnya serta meningkatkan kinerja PMT
pada penghantar pendek dengan mengurangi frekuensi kerja.
Terminal Utama
Bagian PMT yang berupa titi sambungan / koneksi antara PMT
dengan konduktor luar yang berfungsi untuk mengalirkan arus dari atau ke
konduktor luar.
3.3.2 Dielectric
1. Dielectric merupakan Bagian dari pemutus tenaga yang
berfungsi mengisolasi peralatan dan memadamkan busur api
dengan sempurna pada saat Moving contact bekerja.
Komponen Dielektrik pada PMT adalah sebagai berikut :
Isolator Ruang Pemutus Merupakan Isolator yang berada di
ruang pemutus (interrupting chumber)
2. Isolator Penyangga ( Isolator Support ) Merupakan Isolator
yang berada pada penyangga / support
3. Media Pemadam Busur Api Media yang berfungsi untuk
sebagai media pemadam busur api yang timbul pada saat
PMT bekerja membuka atau menutup.

7
3.3.3 Mekanik Penggerak ( Driving Mekanism )
Berfungsi untuk menyimpan energi untuk dapat menggerakan
kontak gerak ( Moving Contact ) PMT dalam waktu tertentu sesuai dengan
spesifikasinya. Jenis-jenis penggerak PMT sebagai Berikut :
1. Penggerak Pegas ( Spring Drive)
PMT ini mengunakan Pegas sebagai media penggeraknya.
Terdapat 2 ( dua ) macam pennegerak pegas yaitu :
a. Penggerak Pegas Pilin ( Helical Spring )
PMT jenis ini menggunakan pegas pilin sebagai sumber
tenaga penggerak yang di tarik atau diregangkan oleh motor
melalui rantai.
b. Penggerak Pegas Gulung (Scroll Spring )
PMT ini menggunakan pegas gulung untuk sumber tenaga
penggerak yang di putar oleh motor melalui roda gigi.
2. Penggerak Hidrolik
Penggerak mekanik PMT hidrolik adalah rangkaian gabungan
dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan hidrolik oil yang
dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai
penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
3. Penggerak Pneumatic
Penggerak mekanik PMT pneumatic adalah rangkaian
gabungan dari beberapa komponen mekanik, elektrik dan udara
bertekanan yang dirangkai sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai penggerak untuk membuka dan menutup PMT.
4. Penggerak SF6 Dinamik
PMT jenis ini media memanfaatkan tekanan gas SF6 yang
berfungsi ganda selain sebagai pemadam tekanan gas juga
dimanfaatkan sebagai media penggerak. Setiap PMT terdiri dari 3
identik pole, dimana masing – masing merupakan unit yang terdiri
dari Interrupter, isolator tumpu, dan power aktuator yang digerakkan
oleh gas SF6 masing – masing pole dalam cycle tertutup.

3.3.3 Secondary
Komponen secondary PMT berfungsi untuk mengirim sinyal
kontrol/trigger untuk mengaktifkan komponen mekanik pada waktu yang
tepat, bagian komponen secondary terdiri dari:
1. Lemari Mekanik / Kontrol berfungsi untuk melindungi peralatan
tegangan rendah dan sebagai tempat secondary equipment.

8
2. Terminal dan wirring control adalah bagaian secondary yang
berupa terminal dan wirring rangkain control yang berfungsi untuk
memberikan trigger pada mekanik penggerak PMT

3.4 Syarat-Syarat Pemutus Tegangan


Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu Pemutus Tenaga dalam
system tenaga listrik adalah sebagai berikut :
1. Mampu menyalurkan arus maksimum sistem secara terus menerus.
2. Mampu memutuskan dan menutupjaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu
sendiri.
3. Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan sangat cepat agar arus
hubung singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, tidak membuat sistem
kehilangan kestabilan, dan tidak merusak pemutus tenaga itu sendiri.

3.5 Jenis-Jenis Pemutus Tegangan


3.5.1 Pemutus Tenaga (PMT) Dengan Media Minyak.
Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 10 kA
dan pada rangkaian bertegangan sampai 500 kV. Pada saat kontak
dipisahkan, busur api akan terjadi didalam minyak, sehingga minyak
menguap dan menimbulkan gelembung gas yang menyelubungi busur api,
karena panas yang ditimbulkan busur api, minyak mengalami dekomposisi
dan menghasilkan gas hydrogen yang bersifat menghambat produksi
pasangan ion. Oleh karena itu, pemadaman busur api tergantung pada
pemanjangan dan pendinginan busur api dan juga tergantungpada jenis
gas hasil dekomposisi minyak.

9
Gas yang timbul karena dekomposisi minyak menimbulkan
tekanan terhadap minyak, sehingga minyak terdorong ke bawah melalui
leher bilik. Di leher bilik, minyak ini melakukan kontak yang intim
dengan busur api. Hal ini akan menimbulkan pendinginanbusur
api,mendorong proses rekombinasi dan menjauhkan partikel bermuatan
dari lintasan busur api.

3.5.2 PMT Dengan Media Udara (Air Blast Circuit Breaker)

Sakelar PMTini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40


kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. PMT udara
hembus dirancang untuk mengatasi kelemahan pada PMT minyak,
yaitu dengan membuat media isolator kontak dari bahan yang tidak
mudah terbakar dan tidak menghalangi pemisahan kontak, sehingga
pemisahan kontak dapat dilaksanakan dalam waktu yang sangat cepat.

Saat busur api timbul, udara tekanan tinggidihembuskan


kebusurapi dipadamkan oleh hembusan udara tekanan tinggi itu dan
juga menyingkirkan partikel-partikel bermuatan dariselakontak, udara ini
juga berfungsiuntuk mencegah restriking voltage (tegangan pukul
ulang).

Gambar Proses Pemadaman Busur Api Media Air Blast

10
Kontak pemutus ditempatkan didalam isolator, dan juga katup
hembusan udara.Pada sakelar PMT kapasitas kecil, isolator ini
merupakan satu kesatuan dengan PMT, tetapi untuk kapasitas besar
tidak demikian halnya.

GambarAir Blast Circuit Breaker

3.5.3 PMT Media Hampa Udara (Vacuum Circuit Breaker)

Sakelar PMTini dapat digunakan untuk memutus


rangkaianbertegangan sampai38 kV. Ruang hampa udara pada CB
jenis ini mempunyai kekuatan dielektrik (dielektrik strength) yang tinggi
dan sebagai media pemadam busur api yang baik.

Pada vacuum circuit breaker kontak ditempatkan pada suatu


bilik vakum. Untuk mencegah udara masuk kedalam bilik, maka bilik ini
harus ditutup rapat dan kontak bergeraknya diikat ketat dengan perapat
logam.

Jika kontak dibuka, maka pada katoda kontak terjadi emisi


thermis dan medan teganganyang tinggi yang memproduksi elektron-
elektron bebas.Elektron hasil emisi ini bergerak menujuanoda, elektron-
elektron bebasinitidak bertemu dengan molekul udarasehinggatidak
terjadi proses ionisasi. Akibatnya, tidakada penambahan elektron bebas
yang mengawali pembentukan busur api. Dengan kata lain, busur api
dapat dipadamkan.

11
Ruang kontak utama (breaking chambers) dibuat dari bahan
antara lain porcelain, kaca atau plat baja yang kedap udara. Ruang
kontak utamanya tidak dapat dipelihara dan umur kontak utama sekitar
20 tahun.Karena kemampuan ketegangan dielektrikum yang tinggi
maka bentuk pisik PMT jenis ini relatip kecil.

3.5.4 PMT Media Gas SF6 (SF6 Circuit Breaker)

Sakelar PMT ini dapat digunakan untuk memutus arus sampai 40


kA dan pada rangkaian bertegangan sampai 765 kV. Media gas yang
digunakan pada tipe ini adalah gas SF6 (Sulphur hexafluoride).

Sifa-sifatt gas SF6 murni ialah tidak berwarna, tidak berbau, tidak
beracun dan tidak mudah terbakar. Pada temperature diatas 150º C gas
SF6 mempunyai sifat tidak merusak metal,plastik dan bermacam-
macam bahan yang umumnya digunakandalam pemutus tenaga
tegangan tinggi. Sebagai isolasi listrik, gas SF6 mempunyai kekuatan
dielektrik yang tinggi (2,35 kali udara) dan kekuatan dielektrik ini
bertambah dengan pertambahan tekanan. Sifat lain dari gasSF6 ialah
mampu mengembalikan kekuatan dielektrik dengan cepat, tidak terjadi
karbon selama terjadi busur api dan tidak menimbulkan bunyi pada
saat pemutus tenaga menutup atau membuka.

12
BAB IV
PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker adalah suatu


peralatan pemutus rangkaian listrik pada suatu sistem tenaga listrik,
yang mampu untuk membuka dan menutup rangkaian listrik pada semua
kondisi, termasuk arus hubung singkat, sesuai dengan ratingnya.Juga
pada kondisi tegangan yang normal ataupun tidak normal.

Fungsi utamanya adalah sebagai alat pembuka atau penutup


suatu rangkaian listrik dalam kondisi berbeban, serta mampu membuka
atau menutup saat terjadi arus gangguan ( hubung singkat ) pada
jaringan atau peralatann lain.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sarimun, Wahyudi. 2012. Proteksi Sistem Distribusi Tenaga Listrik.Garamond :


Jakarta.
eprints.polsri.ac.id. (2017, 05 Maret). Pemutus Tegangan (PMT). Diakses 25
September 2020, dari http://eprints.polsri.ac.id/1705/3/Bab%202.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai