Pengujian Produk
Pengujian Produk
PENGUJIAN PRODUK
Pengujian produk atau pengujian konsep produk merupakan suatu kegiatan yang ada di dalam
salah satu tahap pengembangan produk. Sebelum diproduksi dan dipasarkan, sebuah produk
baru terlebih dahulu harus diuji untuk mendapatkan umpan balik dari kelompok konsumen
yang menjadi sasaran. Dengan pengujian konsep produk ini perusahaan akan memperoleh
tanggapan dari konsumen mengenai produk yang akan dibuatnya. Dengan demikian
perusahaan akan memperoleh gambaran yang meyakinkan terhadap produk tersebut, apakah
produk tersebut layak atau tidak untuk dikembangkan lebih lanjut.
Pengujian konsep produk merupakan salah satu tahap dalam pengembangan produk baru.
Produk atau konsep produk dapat disajikan secara simbolik maupun fisik. Konsumen yang
nantinya akan menjadi pengguna produk tersebut, dimintai pendapatannya tentang konsep
produk tersebut dengan atribut dan keterkaitannya. Setiap pengujian produk atau konsep
produk harus mencakup pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Apakah konsep produk/gambaran produknya jelas dan mudah dimengerti?
2. Apakah manfaat dari produk tersebut bagi konsumen?
3. Apakah konsumen melihat manfaat khas yang tidak terdapat pada produk pesaing?
4. Apakah konsumen menyukai produk ini dibanding dengan produk lain yang sejenis?
5. Apakah konsumen bersedia membeli produk?
6. Apakah produk ini memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen?
7. Perbaikan apakah yang diusulkan oleh konsumen sesuai kebutuhan konsumen?
Dengan melakukan pengujian produk, perusahaan atau suatu usaha akan dapat lebih
memperkaya konsep produk dan menciptakan suatu produk terbaik yang sesuai dengan minat
konsumen. Metode seperti ini bisa diterapkan dalam berbagai macam produk, baik barang
maupun jasa.
Pada dasarnya pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya untuk memprediksi
keberhasilan sebuah ide mengenai produk baru sebelum diluncurkan ke pasar. Proses ini
biasanya melibatkan reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide
dasar dari produk tersebut.
Perusahaan harus cukup meyakinkan konsumen untuk mengubah kepercayaan mereka akan
suatu produk termasuk kenyamanan terhadap cara mendapatkan dan memanfaatkan produk
tersebut. Perusahaan harus mampu meyakinkan konsumen bahwa perubahan yang mereka
lakukan tidaklah salah, bahkan memberikan keuntungan baik secara manfaat, finansial serta
kenyamanan untuk mendapatkan produk tersebut. Perbaikan yang setengah-setengah jarang
berhasil untuk menggantikan produk yang sudah menjadi pemimpin besar di pasar.
Produk yang paling sederhana pun akan dirasakan berbeda oleh orang yang berbeda. Hal ini
dapat dilihat dari berbagai perspektif, yang digunakan untuk berbagai tujuan, dalam konteks
yang berbeda, dengan harapan yang berbeda pula.
Perusahaan tidak bisa mengembangkan produk berdasarkan teori dan keinginan pengusaha
saja, tetapi harus disesuaikan dengan keinginan pasar. Sedalam apapun teori digali, tetapi pada
akhirnya akan di lempar ke konsumen juga, maka perlu mengetahui realitas psikologis
konsumen, yaitu bagaimana daya serap dan tanggapan konsumen terhadap produk yang akan
Anda sajikan. Dalam hal ini perusahaan harus lebih fokus terhadap perilaku konsumen daripada
terhadap produk itu sendiri.
Laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang paling efektif untuk mencoba produk baru.
Belum ada laboratorium yang lebih baik untuk menguji produk baru dibanding dengan diskusi
kelompok terarah (focus group discussion).
Konsep pengujian merupakan proses atau usaha yang diprediksi menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif untuk menghitung respon pelanggan pada produk baru sebelum
diperkenalkan di pasar. Pengujian konsep membantu kita menguji keberhasilan produk baru.
Tahapan pengujian produk sebelum kita menawarkan di pasaran secara umum, meliputi:
1. Pembuatan Prototype.
2. Evaluasi Prototype.
3. Meluncurkan Tester/sample ke Pasar.
4. Evaluasi Tester/Sample dan pasar.
5. Membuat rencana lanjutan setelah evaluasi.
6. Produksi massal.
7. Evaluasi Produksi massal secara berkelanjutan.
Gambaran langkah-langkah yang dilakukan sesuai dengan tahapan di atas adalah bahwa konsep
produk yang telah dianalisa berbagai kemungkinannya secara teoritis dan ternyata dapat
diterima, selanjutnya dikembangkan menjadi produk secara fisik oleh Departemen Litbang
menjadi sebuah prototype.
Dalam hal ini, ada tiga langkah yang perlu dilakukan terhadap Prototype tersebut, yaitu:
Produk tersebut dapat bekerja dengan aman dalam keadaan dan penggunaan yang normal.
Produksinya dapat dilaksanakan oleh pabrik sesuai dengan anggaran yang tersedia.
2. Pengujian Fungsional:
Untuk mengetahui apakah produk tersebut berfungsi dengan baik dan aman bagi konsumen.
3. Pengujian Konsumen:
Melibatkan konsumen untuk menilai dan mengetahui bagaimana tanggapan konsumen.
Pengujian pasar ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman dengan pemasaran produk.
Tujuan dasar dari pengujian pasar adalah menguji produk itu sendiri, di dalam situasi yang
sebenarnya. Hasil-hasil pengujian pasar dapat dipakai untuk membuat standar operasional
produksi, sistem penjualan dan perhitungan ekonomis yang lebih baik.
Pengujian produk baru bertujuan memberikan penilaian yang lebih rinci tentang peluang
suksesnya produk baru, mengidentifikasi berbagai penyesuaian akhir yang diperlukan produk
tersebut, dan menetapkan berbagai elemen penting dalam program pemasaran yang akan
digunakan dalam memperkenalkan produk tersebut di pasar. Secara umum, ada 4 (empat)
kegiatan dalam pengujian produk baru, yaitu sebagai berikut:
Selanjutnya melaksanakan “blind test” yang sedemikian rupa sehingga konsumen dapat
membandingkan berbagai macam alternatif produk tanpa mengetahui nama merek atau
produsennya. Pada dasarnya, pengujian preferensi dan kepuasan akan memberikan sejumlah
manfaat pokok, yaitu sebagai berikut:
Uji Preferensi Aktual dan Uji Teknis bisa memberikan dasar klaim yang obyektif untuk keperluan
promosi, terlebih apabila perusahaan ingin menyajikan superioritas dalam hal persepsi
konsumen atas keunggulan spesifik pada produk perusahaan dari pada pesaing.
Estimasi tingkat pembelian ulang sangat penting untuk memperkirakan pangsa pasar jangka
panjang. Oleh karena itu hasil yang kurang bagus pada uji ini dapat berakibat pada pembatalan
peluncuran produk maupun perancangan ulang produk baru.
Uji Preferensi pada umumnya dapat memberikan sinyal awal terbaik terhadap kemungkinan
terjadinya kanibalisasi produk.
Simulated Test Markets merupakan Prosedur Riset Pemasaran murah dan cepat yang dibuat
untuk memberikan gambaran tentang pangsa pasar yang bisa diharapkan dari produk baru.
Beberapa model yang dapat dipakai antara lain BASES, DESIGNOR, ASSESSOR, DAN LITMUS.
Metode ini memerlukan 30 sampai 40 pembeli yang qualified di pusat pertokoan ataupun
tempat-tempat lainnya. Perusahaan akan menanyakan beberapa hal kepada mereka,
berhubungan dengan awarenes dan preferensi mereka terhadap berbagai merek pada jenis
produk tertentu.
Uji pasar adalah cara utama dalam menguji sebuah produk baru dalam situasi sama yang
nantinya akan dihadapi dalam peluncuran produk yang bersangkutan. Perusahaan umumnya
akan bekerjasama dengan perusahaan riset dalam menentukan kota dimana perusahaan
nantinya akan mencoba membujuk para distributor agar bersedia menjual produk dari
perusahaan tersebut. Biaya yang nantinya dibutuhkan bergantung pada jumlah kota, lama
pengujian, serta jumlah data yang diinginkan perusahaan.
Metode Pokok Untuk Menguji Pasar Produk Konsumen, adalah sebagai berikut:
Dalam jenis penelitian ini konsumen yang awalnya mencoba produk tanpa biaya ditawarkan
kembali produk tersebut, atau produk pesaing, dengan harga yang sedikit lebih murah. Mereka
kemudian menawarkan kembali produk sebanyak tiga hingga lima kali (gelombang
penjualan/sales wave), dengan perusahaan mencatat berapa banyak pelanggan yang memilih
produk itu lagi dan tingkat kepuasan yang dilaporkan. Sales Wave Research dapat dilaksanakan
dengan cepat, dilakukan dengan jujur tanpa rekayasa, dan dilakukan tanpa pengemasan akhir
dan iklan.
Konsep pengujian merupakan proses yang menganalisa prosedur statistik membentuk ulang
dan mengubah ide-ide mengenai ide dasar untuk produk. Sebelum produk diperkenalkan di
pasar, hal itu akan menguji keberhasilan produk. Hal ini membantu mengembangkan titik yang
menyatakan kualitas produk, posisi dan khalayak yang ditargetkan.
Studi mengenai reaksi terhadap produk membantu kita mencakup banyak hal seperti suka,
alasan untuk membeli dan banyak hal lagi. Hal ini memfasilitasi konsumen untuk mengevaluasi
dan mereka juga dapat memberikan masukan mereka selama proses pengembangan. Pengujian
konsep ini juga dikenal sebagai alat manajemen untuk mengukur keberhasilan.
Pengujian terhadap konsep (concept testing) adalah upaya memprediksi keberhasilan sebuah
ide mengenai produk baru sebelum meluncurkan ke pasar. Proses ini biasanya melibatkan
reaksi orang lain (konsumen) terhadap pernyataan yang menjelaskan ide dasar dari produk
tersebut.
Melalui uji pasar akan didapatkan beberapa manfaat, seperti memberikan prediksi yang dapat
diandalkan tentang penjualan di masa yang akan datang, pengujian awal terhadap rencana
pemasaran, mengetahui kekurangan produk, mendapat gambaran berbagai masalah potensial
dalam jaringan distribusi, serta mendapat pemahaman lebih baik mengenai berbagai segmen
PRODUK KREATIF DAN KEWIRAUSAHAAN : KELAS , XII
pasar.
Sementara, produk bisnis juga mendapatkan manfaat dari uji pasar, dimana pengujiannya
bervariasi bergantung dari jenis barangnya. Barang industri yang mahal memakai tekhnologi
baru, pada umumnya menjalani pengujian ALPHA dan BETA.
Pengujian ALPHA ialah pengujian produk dengan tujuan mengukur serta meningkatkan kinerja,
rancangan, keandalan, dan biaya operasi produk. Apabila hasil pengujian ALPHA baik,
perusahaan akan melanjutkan dengan melakukan pengujian BETA, yaitu mengundang
konsumen potensial agar dapat melaksanakan pengujian secara rahasia di tempat mereka
sendiri.
Sebuah pendekatan yang lebih efektif dalam pengujian terhadap konsep adalah pengembangan
konsep, yaitu penyempurnaan ide-ide baru secara bertahap ke dalam bentuk yang paling
mungkin untuk diterima di pasar. Hal ini dilakukan tidak hanya dalam kerangka memberikan
ide-ide yang menjanjikan kesempatan untuk bersaing di pasaran, namun juga panduan untuk
berkomunikasi mengenai manfaat, kegunaan, kemasan, iklan, penjualan, informasi produk,
distribusi dan juga harga.
Melalui cara demikian, manajemen akan dapat mempelajari apa saja yang mungkin terjadi
dalam pemasaran dengan skala penuh serta memberikan informasi yang lebih lengkap dalam
memutuskan komersialisasi produk yang bersangkutan.
Pengembangan produk baru bukan suatu proses Trial and Error, tetapi suatu suatu proses yang
harus dikelola dengan baik, dan didukung oleh riset yang mumpuni. Tentunya proses ini juga
memerlukan dukungan dan komitmen dari para pemimpin puncak serta ketersediaan
sumberdaya.
Tahukah anda bahwa tingkat kegagalan produk baru mencapai 99% Oleh karena itu,
sebenarnya terdapat banyak resiko dalam sebuah pengembangan dan pengajuan produk baru,
di antaranya:
Risiko R & D
Risiko R & D adalah resiko dimana produk yang sudah dikembangkan ditolak atau tidak disetujui
oleh pihak yang berwenang. Biasanya resiko ini banyak dihadapi oleh perusahaan farmasi yang
mengembangkan obat-obatan dan perusahaan makanan/minuman.
Risiko Pemasaran
Risiko pemasaran, yaitu bahwa produk yang tersebut gagal di pasaran. hal ini terjadi karena
kurang adanya pemahaman yang mendalam mengenai pasar yang menjadi sasaran.
Selamat Belajar