Anda di halaman 1dari 117

Arie Febryanthi Parillah

SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi ||www.jnnec.wordpress.com


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan karunia-Nya lah saya bisa menyelesaikan Joobsheet CCNA ini dengan baik.
Sesungguhnya saya banyak berterimaksih kepada pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan Joobsheel CCNA ini, yang sudah berkenan mendukung saya baik secara moril
maupun materil. Semoga Tuhan mencurah limpahkan rahmat dan anugerahNya kepada kita
semua, Amin.
Saya berterimakasih banyak khususnya kepada :
1. Orang Tua saya yang selalu mendoakan dan mendukung saya
2. Bapak dan Ibu Guru di SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi yang telah mendidik
dan mendoakan saya
3. Bapak Dedi Gunawan selaku pemilik Pesantren Networkers IDN
4. Guru-guru Produktif Teknik Komputer dan Jaringan yang senantiasa membimbing dan
mendukung saya
5. Bapak M. Zaky Nurfuadi selaku Kepala Kompetensi Keahlian teknik Komputer dan
Jaringan SMK Karya Guna Bhakti 2 kota Bekasi
6. Bapak Ahmad Fahmi Anwari selaku Trainer Mikrotik di SMK Karya Guna Bhakti 2
Kota Bekasi
7. Seluruh Rekan JN-NEC 2016 SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi
8. Dan teman-teman sekalian yang sudah mendukung saya di SMK Karya Guna Bhakti 2
Kota Bekasi
Joobsheet ini tentunya jauh sekali dari kata sempurna, kurang lebihnya saya mohon maaf dan
saya ucapkan banyak-banyak terimakasih.
Bekasi, 11 Januari 2017

Arie Febryanthi Parillah

Arie Febryanthi Parillah i


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………… ii

Model Layer OSI…………………………………………………………………………….. 1


Belajar Subnetting…………………………………………………………………………... 4
Lab 1 “Preparation Cisco (Cisco)”…………………………………………………………. 9
Lab 2 “Preparation Cisco (GNS3)”………………………………………………………… 11
Lab 3 “User, Privileged and Global Configuration”……………………………………… 14
Lab 4 “Basic Configuration”……………………………………………………………….. 17
Lab 5 “VLAN (Virtual LAN)”……………………………………………………………… 20
Lab 6 “Trunking”…………………………………………………………………………… 24
Lab 7 “InterVLAN Routing (802.1Q)”…………………………………………………….. 26
Lab 8 “Trunk Configuration in MLS (Switch L3)”………………………………………. 29
Lab 9 “DHCP Server Configuration”…………………………………………………….... 32
Lab 10 “Configuration DHCP Client on a Switch or Router”…………………………… 35
Lab 11 “Telnet to the Switch or Router”…………………………………………………... 37
Lab 12 “SSH to the Switch or Router”…………………………………………………….. 39
Lab 13 “Spanning Tree Portfast”…………………………………………………………... 42
Lab 14 “Spanning Tree Protocol (PVST)”………………………………………………… 44
Lab 15 “Secure Interface with Port-Security”…………………………………………….. 46
Lab 16 “EtherChannel LACP”……………………………………………………………... 49
Lab 17 “EtherChannel PAGP”……………………………………………………………... 51
Lab 18 “Static EtherChannel L3”………………………………………………………….. 53
Lab 19 “VLAN Trunking Protocol”……………………………………………………….. 55
Lab 20 “Static Routing”…………………………………………………………………….. 57
Lab 21 “Basic Configure EIGRP”………………………………………………………….. 61
Lab 22 “Basic Configure OSPF (Backbone Area)”……………………………………….. 63
Lab 23 “Multi Area OSPF”…………………………………………………………………. 66
Lab 24 “Standard Access-List (1-99)”……………………………………………………... 68
Lab 25 “Extended Access-List (100-199)”…………………………………………………. 72
Lab 26 “Static NAT”………………………………………………………………………… 76
Lab 27 “Dynamic NAT”…………………………………………………………………….. 78
Arie Febryanthi Parillah ii
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 28 “NAT PAT”…………………………………………………………………………. 80
Lab 29 “WAN-HDLC”……………………………………………………………………… 82
Lab 30 “Point to Point Protocol (PPP)”……………………………………………………. 85
Lab 31 “PPP PAP”…………………………………………………………………………... 87
Lab 32 “PPP CHAP”………………………………………………………………………... 90
Lab 33 “DHCP Relay”………………………………………………………………………. 92
Lab 34 “HSRP (Fail-Over)”………………………………………………………………… 94
Lab 35 “VRRP (Fail-Over)”………………………………………………………………... 99
Lab 36 “GLBP (Fail-Over)”………………………………………………………………… 101

Arie Febryanthi Parillah iii


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Model Layer OSI
 Layer OSI
Sebelum mengenal system dan perangkat lainnya kawan, mari kita belajar dulu yukk sama yang namanya
Layer OSI. Apa sihk layar OSI itu? Masalah utama dalam komunikasi antar komputer adalah dari vendor
yang berbeda-beda dan menggunakan format dan protocol yang berbeda pula. Nah kawan, untuk
mengatasi masalah ini Internatinal Organization for Standardizatio (ISO) membuat suatu arsitektur
komunikasi yang dikenal dengan Open System Interconnection (OSI) suatu model yang mendefinisikan
standar untuk menghubungkan komputer-komputer dari berbagai vendor yang berbeda.
Apa ajah sih yang diperbuat oleh layer OSI tersebut? Pasti pada kepokan? hahaha…Yukk kita kepoin!
 Model OSI
Tujuan primary/utama penggunaan model OSI sendiri adalah untuk membantu designer jaringan
dalam memahami fungsi dari tiap-tiap layer yang berhubungan dengan aliran komunikasi data.
Termasuk protocol jaringan dan metode transmisinya. Model OSI tersebut terbagi atas 7 layer,
dan layer tersebut juga memiliki sejumlah sub-layer yang dibagi oleh Institute of Electrical and
Electronic Engineers (IEEE). Tiap layer harus dapat berkomunikasi dengan layer diatas maupun
dibawahnya secara langsung melalui serentetan protocol dan standard.

Fungsi 7 Layer OSI


Application adalah layer yang menyediakan jasa untuk aplikasi penggunaan tersebut, layer ini
bertanggung jawab atas pertukaran informasi antara program komputer, seperti program e-mail

Arie Febryanthi Parillah 1


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi ||www.jnnec.wordpress.com
dan service lainnya yang berjalan dalam jaringan seperti server printer atau aplikasi komputer
lainnya. Berfungsi sebagai interface dengan aplikasi fungsionalitas jaringan. Mengatur bagaimna
aplikasi dapat mengakses jaringan dan kemudian membuat pesan-pesan kesalahan. Protocol yang
berada dalam lapisan ini adalah HTTP, FTP, dll.

1. Physical Layer
Physical layer adalah layer yang paling bawah dan paling sederhana, berkaitan dengan
electrical dan optical koneksi antar peralatan. Mengkodekan data binary kedalam bentuk
yang dapat ditransmisi melalui media jaringan. Contohnya pada layer ini kabel,
transceiver dan konektor yang berkaitan dengan layer Physical. Peralatan seperti repeater,
hub dan network card.

2. Data-link Layer
Data-link layer adalah layer yang lumayan lebih cerdas dibandingkan dengan physical
layer. Karena, pada layer ini menyediakan transfer data yang lebih nyata. Sebagai
penghubung antara media network dan layer protocol yang lebih high-level, layer data-
link ini bertanggungjawab atas paket akhir dari data binary yang berasala dari level yang
lebih tinggi ke paket diskrit sebelum ke layer physical yang akan mengirimkan frame
(blok dari data) melalui suatu network. Ethernet (802.2 & 802.3), Tokenbus (802.4) dan
Tokenring (802.5) adalah protocol pada layer Data-link.

3. Network Layer
Tugas utama dari layer network adalah menyediakan fungsi routing sehingga paket dapat
dikirim keluar dari segment network local ke suatu tujuan yang berada pada suatu
network lain. IP atau Internet Protocol umumnya digunakan untuk tugas ini. Protocol
lainnya seperti IPX atau Internet Packet eXchange. Perusahaan Novell telah memprogram
protocol menjadi beberapa, seperti SPX atau Sequence Packet eXchange dan NCP
Netware Core protocol. Protocol ini telah dimasukkan ke sistem operasi Netware.
Beberapa fungsi yang mungkin dilakukan oleh Network Layer :

 Membagi aliran data biner ke paket diskrit dengan panjang tertentu


 Mendeteksi error

Arie Febryanthi Parillah 2


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
 Memperbaiki error dengan mengirim ulang paket yang rusak
 Mengendalikan aliran

4. Transport Layer
Transport layer adalah pusat dari model OSI yang menyediakan transfer yang reliable dan
transparan antara kedua titik akhir, layer ini juga menyediakan multiplexing, kendali
aliran dan pemeriksaan error serta memperbaikinya. Layer ini menggunakan protocol
seperti UDP, TCP dan atau SPX (yang satu ini digunakan oleh Netware, tetapi khusus
untuk koneksi yang berorientasi IPX).

5. Session Layer
Session layer, layer ini menyediakan layanan kedua layer diatasnya. Melakukan
koordinasi komunikasi antara entity layer yang diwakilinya. Beberapa protocol pada layer
ini :
 NETBIOS : Suatu session interface dan protocol yang dikembangkan oleh
IBM, yang menyediakan layanan ke layer presentation dan layer application.
 NETBUI : NETBUI (NETBIOS Extended User Interface) Suatu
pengembangan dari NETBIOS yang digunakan pada produk Microsoft
networking, seperti Windows NT dan LAN Manager. ADSP (AppleTalk Data
Stream Protocol). PAP (Printer Access Protocol), yang terdapat pada printer
Postscript untuk akses pada jaringan AppleTalk.

6. Presentation Layer
Presentation layer dari model OSI melakukan hanya suatu fungsi tunggal :
Translasi dari beberapa type pada system syntax. Sebagai contoh, suatu koneksi antara PC
dan mainframe membutuhkan konversi dari EBCDIC character-encoding format ke
ASCII dan banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang
mungkin) ditangani oleh layer ini.

7. Application Layer
Application layer adalah layer yang bisa dibilang “paling cerdas”. Karena, gateway
berada pada layer ini. Gateway melakukan pekerjaaan yang sama seperti sebuah router,

Arie Febryanthi Parillah 3


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
tetapi ada perbedaan diantara mereka. Layer Application adalah penghubung utama antara
aplikasi yang berjalan pada satu komputer atau resources network yang membutuhkan
akses padanya. Application Layer adalah layer dimana user akan beroperasi padanya,
protocol seperti FTP, Telnet, SMTP, HTTP, POP3 berada pada layer Application.

Arie Febryanthi Parillah 4


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Belajar Subnetting
Pengertian Subnetting
Subnetting adalah proses memecah jaringan / network menjadi beberapa sub network atau dalam
pengertian lain menurut saya adalah menjadikan host sebagai subnet.
Mengapa dibutuhkan Subnetting ?
Subnetting dibutuhkan untuk efisiensi dan optimalisasi suatu jaringan. Sebagai contoh apabila
pada sebuah perusahaan terdapat 120 komputer dan di perusahaan tersebut terdiri dari 4 divisi
yang setiap divisinya terdapat 30 komputer. Tentu akan sangat sulit bagi administrator jaringan
untuk mengelola 120 komputer yang terdapat dalam satu jaringan tunggal, untuk itulah
pembagian jaringan diperlukan agar administrator jaringan dapat lebih mudah mengelola
jaringan.
Keuntungan
 Mempermudah pengelolaan jaringan
 Untuk mengoktimalisasi jaringan karena tidak terpusat pada satu jaringan tunggal
 Mempermudah pengidentifikasian masalah dan mengisolasi masalah hanya pada satu
subnet tertentu

Perhitungan Subnetting
Penulisan IP address umumnya adalah 192.168.1.1 tetapi pada beberapa waktu ada juga yang
menulis 192.168.1.1 / 24 itu dibacanya 192.168.1.1 dengan subnet mask 255.255.255.0 kerena
/24 diambil dari penghitungan 24 bit subnet mask di tulis "1", dengan begitu subnetmasknya
adalah 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep inilah yang disebut
CIDR (classless inter-domain routing).
Subnet mask yang digunakan untuk subnetting
255.128.0.0 /9

255.192.0.0 / 10

255.224.0.0 / 11

255.240.0.0 / 12

255.248.0.0 / 13

255.252.0.0 / 14

Arie Febryanthi Parillah 5


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
255.254.0.0 / 15

255.255.0.0 / 16

255.255.128.0 / 17

255.255.192.0 / 18

255.255.224.0 / 19

255.255.240.0 / 20

255.255.248.0 / 21

255.255.252.0 / 22

255.255.254.0 / 23

255.255.255.0 / 24

255.255.255.128 / 25

255.255.255.192 / 26

255.255.255.224 / 27

255.255.255.240 / 28

255.255.255.248 / 29

255.255.255.252 / 30

Perhitungan pada IP kelas C


Sebagai contoh network address 192.168.1.0 /26
IP address : 192.168.1.0
Subnet mask : /26 = 255.255.255.192 (11111111.11111111.11111111.11000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir pada
subnet mask (8 angka terakhir bagi yang belum tahu).
Pada contoh diatas terdapat 2 binari satu pada oktet terakhir jadi 22 = 4. Jadi jumlah subnetnya
adalah 4.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus =2y -2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada oktet
terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 6 binari nol pada oktet terakhir jadi 26 - 2 = 62. Jadi jumlah host per
Arie Febryanthi Parillah 6
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
subnetnya adalah 62.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan
itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir pada subnet mask adalah 192, jadi 256 - 192 = 64. Blok
subnetnya adalah 0, 64, 128, dan 192.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet
sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broad cast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255

Perhitungan pada IP kelas B


Sebagai contoh network address 175.1.0.0 /19
IP address : 175.1.0.0
Subnet mask : /19 = 255.255.224.0 (11111111.11111111.11100000.00000000)

Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari 1 pada dua oktet terakhir
pada subnet mask (16 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat tiga binari "1" pada dua oktet terakhir, jadi 23 = 8. Jadi jumlah
subnetnya adalah 8.
2. Host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari 0 pada dua oktet
terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 13 binari "0" pada dua oktet terakhir, jadi 213 - 2 = 8190. Jadi jumlah
host per subnetnya adalah 8190.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan
itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 224, jadi 256 - 224 = 32. Blok subnetnya adalah 0, 32,
64, 96, 128, 160, 192, dan 224.
4. Host dan broadcast yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet

Arie Febryanthi Parillah 7


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.
Subnet 175.1.0.0 175.1.32.0 175.1.192.0 175.1.224.0

Host pertama 175.1.0.1 175.1.32.1 175.1.192.1 175.1.224.1

Host terakhir 175.1.31.254 175.1.63.254 175.1.223.254 175.1.255.254

Broad cast 175.1.31.255 175.1.63.255 175.1.223.255 175.1.255.255

Perbedaannya dengan perhitungan IP kelas C ketika oktet terakhir sudah mencapai 255, oktet
ketiga maju dari 0 menjadi 1 dan ketika sudah mencapai 255 lagi maju lagi dari 1 menjadi 2.
(contoh : 175.1.0.255 --> 175.1.1.0 -->175.1.1.1)

Perhitungan pada IP kelas A


Sebagai contoh network address 72.0.0.0 /12
IP address : 72.0.0.0
Subnet mask : /12 = 255.240.0.0 (11111111.11110000.00000000.00000000)
Perhitungan
1. Jumlah subnet --> Rumus = 2x dimana x adalah banyaknya binari "1" pada 3 oktet terakhir
pada subnet mask (24 angka terakhir).
Pada contoh diatas terdapat 4 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 24 = 16. Jadi jumlah subnetnya
adalah 16.
2. Jumlah host per subnet --> Rumus = 2y - 2 dimana y adalah banyaknya binari "0" pada 3 oktet
terakhir pada subnet mask.
Pada contoh diatas terdapat 20 binari 1 pada 3 oktet terakhir, jadi 220 = 1.048.576. Jadi jumlah
host per subnetnya adalah 1.048.576.
3. Blok subnet --> Rumus = 256 - nilai terakhir dari subnet mask dan lipatkan hasil pengurangan
itu hingga mencapai jumlah subnet yang dibutuhkan (0 termasuk subnet).
Pada contoh diatas nilai terakhir adalah 240, jadi 256 - 240 = 16. Blok subnetnya adalah 0, 16,
32, 48, 64, 80, 96, 112, 128, 144, 160, 176, 192, 208, 224, dan 240.
4. Broadcast dan host yang digunakan --> host yang digunakan adalah satu angka setelah subnet
sedangkan broadcast adalah satu angka sebelum subnet.
Berikut adalah tabel penjelasan 2 subnet pertama dan 2 subnet terakhir.

Arie Febryanthi Parillah 8


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Subnet 72.0.0.0 72.16.0.0 72.224.0.0 72.240.0.0

Host prtm 72.0.0.1 72.16.0.1 72.224.0.1 72.240.0.1

Host trkhr 72.15.255.254 72.31.255.254 72.239.255.254 72.255.255.254

Broad cast 72.15.255.255 72.31.255.255 72.239.255.255 72.255.255.255

Perbedaannya dengan IP address kelas B ketika oktet terakhir mencapai 255, oktet ketiga maju
dari 0 menjadi 1 dan ketika oktet ketiga sudah mencapai 255, oktet kedua maju dari 0 menjadi 1
(contohnya : 72.0.0.0 --> 72.0.0.255 --> 72.0.1.0 --> 72.0.255.0 --> 72.1.0.0).
Sekian dulu postingan saya tentang Subnetting, semoga bermanfaat dan jika ada salah tulis
tolong di komen agar bisa di koreksi.

Arie Febryanthi Parillah 9


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 1 “Preparation Cisco (Cisco Packet Tracer)”
Hi gaes, setelah mempelajari 7 Layer OSI kita kenalan juga yukk sama yang namanya Cisco. Makhluk
apasih Cisco itu? Gimana wujudnya? Cekidotttt!

Nah itu dia gaes, kira kira tampilan dari Cisco Packet Tracer 6.3
Nah liat tuh pada bagian yang dikotak merah adalah tempat dimana “Device and Cable-Link” atau tools
yang akan digunakan pada kinerja Cisco Packet Tracer tersebut gaes. Kemudian pilih device yang akan
digunakan dan tinggal di Drag and Drop ae gaes ke “Work Areas”. Gampangkan?!

Arie Febryanthi Parillah 10


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lalu, untuk pengoperasiannya kita bisa dabel klik pada devicenya (Router0) dan tampilannya seperti
berikut.

Arie Febryanthi Parillah 11


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 2 “Preparation Cisco (GNS3)”
Dalam mempelajari Cisco sebenernya ada dua cara gaes. Yang pertama, bisa menggunakan Cisco
Packet Tracer itu sendiri. Yang kedua, bisa menggunakan GNS3. Namun, disarankan jika ingin
menggunakan GNS3 pakailah alat yang asli dan jangan bajakan! Ya meskipun hanya untuk
belajar. Karena, GNS3 memakai Cisco IOS asli gaes. Jadi ga bisa main-main dengan alatnya.
Keo!

Pertama-tama hal-hal yang harus disiapkan adalah :


 Install terlebih dahulu dilaptop/pc yang akan kalian gunakan. Nah kalian bisa check
diwebsite resminya nih gaes di http://www.gns3.com/ dan siapin juga cisco IOS yang
akan digunain bisa dicari juga kok gaes digoogle`
1. Setelah GNS3 terinstall, buka aplikasi GNS3 nya. Lalu, tambahkan Cisco IOS
Caranya : - Pilih “Edit” pada taksbar diatas. Lalu pilih “Preferences atau dengan
menekan tombol Ctrl+Shift+P”

Arie Febryanthi Parillah 12


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
2. Maka nanti akan muncul tab baru, lalu pilih “New Image” lalu klik
Browse dan pilih Cisco Router IOS entah itu c2691, atau c3660
ataupun c7200. Lalu “Next”

3. Pilih nama dari routernya, isi defaultnya aja lalu “Next”

4. Lalu masukkan alokasi untuk RAM terserah aja tergantung


kemampuan laptop, semakin tinggi semakin baik.

5. Lalu penambahan interface, di Slot 1 tambah NM-4E lalu “Next”

6. Lalu klik Idle-PC finder, maka GNS3 akan otomatis mencari Idle-PC
agar tidak bekerja 100%. Ketika sudah ketemu lalu klik “Finish”

7. Untuk Cisco Switch sama saja gaes, hanya saja berbedanya pilih “IOS on UNIX”
“IOU Device”

8. Maka akan muncul tab baru lalu, Beri nama untuk Switchnya. Lalu
pilih “New Image”. Lalu pilih apakah Layer2 atau Layer3 dan
masukkan IOU image jika type yang dipilih Layer2 maka IOU
imagenya pun Layer2

9. Lalu klik “Finish”

10. Jika ingin menambahkan network pada router maupun switch klik
“Edit” lalu klik “Slot” untuk router. Klik “Network” untuk switch.
10. Nah gaes, sekarang kita sudah bisa menggunakan Cisco
router maupun Cisco switch di GNS3

Arie Febryanthi Parillah 13


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nih gaes, beberapa keterangan dari gambar diatas :
 Kumpulan Router device yang bisa kita gunakan
 Kumpulan Switch device yang bisa kita gunakan
 Kumpulan Semua device yang kita masukkan IOS dan IOU nya
 Kabel penghubung
 Start, yang akan menyalakan semua device
 Untuk membuka terminal CLI yang akan kita gunakan untuk konfigurasi
 Akan memperlihatkan interface yang digunakan setiap device
 Untutk menambahkan device cukup drag and drop device ke halaman
tengah, lalu sambungkan setiap device dengan kabel

Arie Febryanthi Parillah 14


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 3 “User, Privileged Dan Global Configuration Mode”
Hai gaes kita belajar lagi yukk, dilab ini kita akan belajar tentang mode. Didalam Cisco ada
beberapa mode, yaitu :
1. User Mode
2. Privileged Mode
3. Global Configuration Mode

Pelajaran Pertama “User Mode”


Tanda dalam User Mode adalah “Router>”atau “>” (Lebih dari). Pada mode ini kita cuma bisa
sedikit melakukan pengoperasian gaes. Karena, pada mode ini ga bisa mengkonfigurasi router.
Kita bisa menggunakan ? (Tanda tanya) jika kita belum mengetahui atau tidak mengetahui
perintah apaaja yang bisa digunakan gaes.
Router>?
Exec commands:
<1-99> Session number to resume
connect Open a terminal connection
disable Turn off privileged commands
disconnect Disconnect an existing network connection
enable Turn on privileged commands
exit Exit from the EXEC
logout Exit from the EXEC
ping Send echo messages
resume Resume an active network connection
show Show running system information
ssh Open a secure shell client connection
telnet Open a telnet connection
terminal Set terminal line parameters
traceroute Trace route to destination

1. Pelajaran Kedua “Privileged Mode”


Tanda pada Privileged Mode adalah “Router#” atau (Hastag). Untuk bisa masuk kedalam mode
ini gaes adalah dengan mengetik perintah “Enable”. Kita juga bisa melihat konfigurasi yang
sudah dikonfigurasi pada router dengan menggunakan perintah ? (Tanda Tanya).

Arie Febryanthi Parillah 15


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Router>en
Router#?
Exec commands:
<1-99> Session number to resume
auto Exec level Automation
clear Reset functions
clock Manage the system clock
configure Enter configuration mode
connect Open a terminal connection
copy Copy from one file to another
debug Debugging functions (see also 'undebug')
delete Delete a file
dir List files on a filesystem
disable Turn off privileged commands
disconnect Disconnect an existing network connection
enable Turn on privileged commands
erase Erase a filesystem
exit Exit from the EXEC
logout Exit from the EXEC
mkdir Create new directory
more Display the contents of a file
no Disable debugging informations
ping Send echo messages
reload Halt and perform a cold restart
resume Resume an active network connection
rmdir Remove existing directory
send Send a message to other tty lines
setup Run the SETUP command facility
show Show running system information
ssh Open a secure shell client connection
telnet Open a telnet connection
terminal Set terminal line parameters
traceroute Trace route to destination
undebug Disable debugging functions (see also 'debug')
vlan Configure VLAN parameters
write Write running configuration to memory, network, or terminal

Nah gaes, kita juga dapat melihat konfigurasi yang lain dengan menggunakan perintah “Show”.
Coba yuk kita cek konfigurasi IP Address dan beberapa perintah dari Show.

Router>en
Router#show ip interface brief
Interface IP-Address OK? Method Status Protocol

FastEthernet0/0 unassigned YES unset administratively down down

FastEthernet0/1 unassigned YES unset administratively down down

Vlan1 unassigned YES unset administratively down down


Arie Febryanthi Parillah 16
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Berikut beberapa perintah pada konfigurasi “Show”

Router#show ?
aaa Show AAA values
access-lists List access lists
arp Arp table
cdp CDP information
class-map Show QoS Class Map

Pelajaran Ketiga “Global Configuration Mode”


Nah gaes, pada mode inilah kita akan mengkonfigurasi router atau switch. Tanda pada mode ini
adalah “Router(config)#” dan untuk masuk kedalam mode ini kita dapat menggunakan perintah
“Router#configuration terminal atau Router#conf t”

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#

Sebenarnya gaes kita bisa dengan mudahnya untuk menyingkat perintahnya dengan
menggunakan tombol TAB. Tapi, ane ga pake yang begituan. Ente coba aja kalo ga percaya
wekaweka. Dan untuk mengembalikan nya bisa menggunakan tombol CTRL+Z
Selesai sudah pelajaran kita di LAB ini, see you next LAB guys!

Arie Febryanthi Parillah 17


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 4 “Basic Configuration”
Hai gaes ketemu lagi kita yak di Lab 5 yang membahas tentang Konfigurasi Dasar. Yukk kita
lookit lookit Lab ini yukk cusssssss .. Sebelum mengenal beberapa konfigurasi nya lebih lanjut
sedikit kita ketahui jika kita sewaktu-waktu salah menulis perintah dikotak konfigurasi maka kita
bisa
Router>em
lakukan ini dengan menekan tombol CTRL+SHIF+6
Translating "em"...domain server (255.255.255.255) % Name lookup aborted
Router>

Dan kita juga bisa melihat versi cisco yang lagi kita pakai gaes, dengan mengetikkan perintah
“Show Version”
Router>en
Router#show versio
n
Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-ADVIPSERVICESK9-M), Version 12.4(15)T1,
RELEASE SOFTWARE (fc2)
Technical Support: http://www.cisco.com/techsupport
Copyright (c) 1986-2007 by Cisco Systems, Inc.
Compiled Wed 18-Jul-07 04:52 by pt_team

ROM: System Bootstrap, Version 12.3(8r)T8, RELEASE SOFTWARE (fc1)

System returned to ROM by power-on


System image file is "flash:c1841-advipservicesk9-mz.124-15.T1.bin"

This product contains cryptographic features and is subject to United


States and local country laws governing import, export, transfer and
use. Delivery of Cisco cryptographic products does not imply
third-party authority to import, export, distribute or use encryption.
Importers, exporters, distributors and users are responsible for
compliance with U.S. and local country laws. By using this product you
agree to comply with applicable laws and regulations. If you are unable
to comply with U.S. and local laws, return this product immediately.

A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at:
http://www.cisco.com/wwl/export/crypto/tool/stqrg.html

If you require further assistance please contact us by sending email to


export@cisco.com.

Cisco 1841 (revision 5.0) with 114688K/16384K bytes of memory.


Processor board ID FTX0947Z18E
M860 processor: part number 0, mask 49
2 FastEthernet/IEEE 802.3 interface(s)
191K bytes of NVRAM.
63488K bytes of ATA CompactFlash (Read/Write)
Arie Febryanthi Parillah 18
Configuration
SMK Karya Gunaregister
Bhaktiis2 0x2102
Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Bisa kita liat ya gaes, bahwa kabel yang menghubaungkan antara router dengan switch tersebut
masih berwarna merah. Nah sekarang pr kita gimana caranya kabel yang masih berwarna merah
tersebut berubah menjadi warna ijo? Supaya router dan pc bisa saling ngeping. Cuss kita konfig!

IP Address

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh

Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up

Nih gaes, jangan sampe lupa ya untuk mengisi perintah “no shutdown” pada konfigurasi dirouter
tersebut. Karenakan posisi awalnya interface tersebut yang “fa0/0” dalam keadaan mati
(shutdown). Dan untuk menghidupkannya kita menggunakan perintah “no sh” gaes. Dan untuk
melihat Ip Address yang sudah kita konfigurasi tadi kita dapat mengetikkan perintah “show ip
interface brief”

Berikut beberapa Status Port yang bisa kita temuin gaes,


1. Administratively down down = Status port dalam keadaaan mati
2. Down down = Masalah terletak pada layer 1
3. Up down = Masalah pada layer 2
4. Up up = Layer 1 dan 2 sudah terkonfigurasi
Bisa kita liat gaes, contoh pada nomor 3 adalah Up dan Down ini dikarenakan interface lawannya
belum atau tidak di konfigurasi. Begindanggg ..
Arie Febryanthi Parillah 19
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
And next. Kita lanjut belajar bagaimana cara mengubah hostname, memberi password dirouter
dengan menggunakan perintah “hostname nama-router” dirouternya. Serta menyimpan
konfigurasi ke start-up config, dengan menggunakan perintah “Write”

Router(config)#hostname Ririe-R1
Ririe-R1(config)# (Nama router sudah diganti)

Ririe-R1(config)#enable password 123


Atau dengan
Ririe-R1(config)#enable secret 123

Ririe-R1#write
Building configuration...
[OK]

Nah gaes, kalau kita mau kembali ke konfigurasi awal kita bisa menggunakan perintah “Write
Erase” dan jangan sampai lupa harus di reboot dengan perintah ”Reload”

Ririe-R1#write erase
Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue?
[confirm]
[OK]
Erase of nvram: complete
%SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram
Ririe-R1#reload
Proceed with reload? [confirm]enter

Arie Febryanthi Parillah 20


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 5 “VLAN (Virtual LAN)”
Setelah belajar dan mengenal dasar-dasar dari Cisco, dilab ini kita bakalan serius belajar nih gaes.
Dilab ini kita akan belajar mengenai materi VLAN atau Virtual LAN nih gaes. Apa sih fungsi
dan tujuannya dibuat VLAN tersebut? Pada switch unmanageable semua interface akan menjadi
satu network. Sedangkan pada switch manageable kita dapat menkonfigurasi supaya tiap-tiap
interface nya memiliki network yang berbedaa-beda gaes. Nah, ini yang dinamakan dengan
segmentasi jaringan pada switch. Fungsi VLAN sendiri adalah mengelompokkan user atau group
pada switch. Contoh :

Nah, habis itu kita konfigurasikan IP Address pada masing-masing PC nya gaes, 1) double click
pada PC 2) lalu masuk ke menu desktop 3) IP configuration – isikan IP Addressnya masing-
masing

Arie Febryanthi Parillah 21


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Konfigurasikan IP Address pada masing-masing PC. Ane saranin nih gaes, HOST ID nya
disesuaikan dengan nama PC yang akan dikonfigurasi. Dan setelah IP Address nya dikonfigurasi
semua, sekarang kita lakukan PING dari PC satu ke PC yang lainnya. Karena dilihat dari
networknya yang sama maka seharusnya hasil ping kita reply nih gaes. Seperti langkah diawal, 1)
double click pada PC 2) lalu masuk ke menu desktop 3) Command Prompt, Lalu lakukan PING.
Coba kita lakukan ping ke PC 2. Lakukan secara bergantian ya gaes .. Joss ..

Arie Febryanthi Parillah 22


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Setelah semua pingnya replay, kegiatan selanjutnya kita akan mengkonfigurasi VLAN supaya PC
VLAN 10 dan PC VLAN 20 jadi beda network. Kumon gaes.

Sesudahnya kita konfigurasi VLAN bisa kita cek VLAN yang sudah dibuat tadi gaes, caranya
dengan menggunakan perintah “Show vlan brief” Dan janga panic saat ada vlan yang muncul
tapi kalian sama sekali tidak mengkonfigurasinya yaitu VLAN 1

Arie Febryanthi Parillah 23


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nah sekarang coba kita cek apakah konfigurasi VLAN kita tadi berhasil, coba kita lakukan ping
dari PC1 ke PC3

Hasilnya RTO pasti, coba kita ping lagi kesesama VLAN dari PC1 ke PC2

Nah itulah yang namanya VLAN gaes, udah pada paham? kalau belom coba dipelajarin lagi.
Jangan sampe kayak ane gaes, “Gagal Paham” wekaweka .. Selamat Belajar ensiyunexlebgaes!

Arie Febryanthi Parillah 24


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 6 “Trunking”
Trunking sendiri digunakan untuk menghubungkan satu atau lebih beberapa vlan atau network
yang berbeda, dengan menggunakan perintah “Encapsulation“. Jika kita memiliki switch dan
memakai beberapa vlan diantaranya, maka kita harus mengkonfigurasi Trunking pada interface
yang mengarah ke switch karena jika tidak dikonfigurasi gaes, semua itu tidak akan berhasil.

Kita akan lakukan Ping PC1 ke PC5.

Arie Febryanthi Parillah 25


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Jelas Reply bukan hasilnya? Ya kenapa bisa seperti itu? Karena, mereka berada dalam satu vlan.
Dan belum dipisah pisah. dan setelah dipisah pisah maka jadinya seperti ini

Nah, coba sekarang kita konfigurasi Trunk nya.


SW1(config)#int fa0/5
SW1(config-if)#switchport mode trunk
SW2(config)#inter fa0/1
SW2(config-if)#switchport mode trunk

PC>ping 192.168.10.4
Pinging 192.168.10.4 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.10.4: bytes=32 time=1ms TTL=128
Reply from 192.168.10.4: bytes=32 time=0ms TTL=128
Reply from 192.168.10.4: bytes=32 time=0ms TTL=128
Reply from 192.168.10.4: bytes=32 time=0ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.10.4:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 1ms, Average = 0ms

And Finish.

Arie Febryanthi Parillah 26


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 7 “Intervlan Routing (802.1Q)”
Pada Lab ini gaes, kita akan belajar mengenai InterVLAN Routing. InterVLAN Routing ini
digunakan untuk menghubungkan VLAN yang berbeda network menggunakan router. Dan
didalam routernya gaes kita dapat mengkonfigurasi beberapa Sub-interface yang di
Encapsulation. Mengikuti topologi dari lab sebelumnya, sekarang kita ubah ip di vlan 20
menjadi 192.168.2.0/24 dan kita tambahkan perangkat router dibawahnya. Router ini berfungsi
sebagai gateway bagi PC-PC dan menjadi Link antar Router dan switch.

Kuy ah gaes gausah lama-lama, karena topologi yang kita pakai sudah terkonfigurasi satu sama
lainnya. Tuga kita sekarang adalah mengkonfigurasi Routernya gaes.

Arie Febryanthi Parillah 27


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lalu cek ip nya.

Nah gaes, status nya sudah UP langkah berikutnya adalah kita mengkonfigurasi Trunking pada
switch interface yang mengarah kerouter. Yaitu Switch2

Arie Febryanthi Parillah 28


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lalu, konfigurasikan IP Gateway di masing-masing PC. Gateway digunakan sebagai pintu
masuk untuk menuju network lainnya.
1. VLAN 10 : 192.168.1.254
2. VLAN 20 : 192.168.2.254

Lalu lakukan PING, Semua yang sudah terkonfigurasi maka harus REPLY

Arie Febryanthi Parillah 29


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 8 “Trunk Configuration In MLS (Switch L3)”
Jumpa lagi gaes, sama ane, pada lab ini kita akan belajar untuk mengkonfigurasi Trunk pada
MLS. Sebelumnya udah pada tau belum nih MLS itu apaan? Kalau belum, yukk nih ane kenalin
sama MLS. Umumnya MLS itu sama seperti perangkat Switch gaes, bedanya MLS ini
mensupport Layer 3 dan Layer 2. Jadi, pada model switch yang satu ini kita dapat
mengkonfigurasi IP Address dan melakukan routing. Dan untuk konfigurasi VLAN sama gaes,
sama seperti pada Switch Layer 2. Tapi, konfigurasi Trunknya agak beda.

Setelah membuat Topology nya, yukk kita isi IP Address pada PC nya terlebih dahulu, Nah gaes,
untuk gateway nya kita pakai IP Host 254 ya. Andcuss kita konfig VLAN pada MLS1

Arie Febryanthi Parillah 30


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Perinta “ip routing” digunakan untuk mengaktifkan fitur routing pada MLS. Dan pada interface
harus dilakukan “encapsulation” menjadi “dot1q” dulu sebelum menggunakan trunk.

Arie Febryanthi Parillah 31


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
MLS2 hanya berfungsi sebagai switch b iasa aja gaes, makanya ga perlu dikonfigurasi IP Address
dan IP Routing. Nah, sekarang coba kita test ping dari PC1 ke PC3. Jika Reply, maka percobaan
berhasil.

Arie Febryanthi Parillah 32


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 9 “DHCP Server Configuration”
Ketemu lagi gaes, sekarang kita berada pada lab yang akan membahas tentang DHCP Server
Configuration atau Konfigurasi DHCP Server. Sebenernya, untuk konfigurasi DHCP Server di
switch ataupun di router itu sama aja. Fungsi dari DHCP Server itu sendiri adalah memberikan IP
Address secara otomatis pada Client yang mengaktifkan perintah DHCP Client.

PC>ping 192.168.20.1
Pinging 192.168.20.1 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.20.1: bytes=32 time=0ms TTL=128
Reply from 192.168.20.1: bytes=32 time=0ms TTL=128
Reply from 192.168.20.1: bytes=32 time=0ms TTL=128
Reply from 192.168.20.1: bytes=32 time=0ms TTL=128
Ping statistics for 192.168.20.1:
Packets: Sent = 4, Received = 4, Lost = 0 (0% loss),
Approximate round trip times in milli-seconds:
Minimum = 0ms, Maximum = 0ms, Average = 0ms

Arie Febryanthi Parillah 33


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Melanjutkan konfigurasi pada lab sebelumnya. Dan sekarang kita akan mengkonfigurasi DHCP
Server dan DHCP Client pada PC1-4 di MLS1

Untuk Vlan_10 dan Vlan_20 itu hanya nama Pool gaes, sebenernya bisa pakai nama apa aja. Dan
perintah “ip dhcp excluded-address” digunakan jika gaes-gaes sekalian tidak ingin
membagikanny pada client. Nah, pada perintah “MLS1(config)#ip dhcp excluded-address
192.168.10.1 192.168.10.10. MLS1(config)#ip dhcp excluded-address 192.168.20.1
192.168.20.10” bahwa tidak akan membagikan ip host dari 1-10 gaes. Ngertikan??? Hihi .. Yukk
lanjut kita aktifkan DHCP Client pada masing-masing Client ya.

Arie Febryanthi Parillah 34


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Berikut penjelasannya gaes, selamat belajar dan mencoba. Siyu. wkwkwk

Arie Febryanthi Parillah 35


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 10 “Configuring DHCP Client On A Switch Or Router”
Wokkeh, dilanjut aja gaes dari lab sebelumnya. Misalkan kita mau mengkonfigurasi DHCP
Client pada PC yang sudah di DHCP Server. Maka kita akan lakukan seperti berikut tidak perlu
menghapus atau menghilangkan konfigurasi sebelumnya gaes. Kita masih akan menggunakan
Switch Layer 3.

Sekarang ubah dulu interface fa0/4 nya supaya menggunakan Vlan 20 di MLS1.
Dan setelah itu, Konfigurasi DHCP Client pada MLS3. Printah “No Switchport” dipakai untuk

Arie Febryanthi Parillah 36


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
mengaktifkan fitur L3 supaya bisa menggunakan IP Address gaes.
Jika sudah maka akan mendapat kan IP Address seperti berikut. Dan kita bisa cek juga dengan
perintah “sow ip int br”

Coba kita lakukan ping ke PC-Satu

Nah gaes, DHCP sekarang sudah selesai. Lokkit lookit terus lab ane yeee .. Biar kite sama sama
belajar wokeh .. wkwkwkw .. Jan sampe gagal paham kek ane, silahkan dicoba dan dipelajarin
lagi yaa.. sampai jumap di lab selanjut nya .. Bye

Arie Febryanthi Parillah 37


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 11 “Telnet To The Switch Or Router”
Jumpa lagi gaes, sekarang kita akan mengkonfigurasi telnet pada switch atau router. Tapi, beda
pada pemasangan IP Addres aja gaes. Jika di switch pada interface vlan, sedangkan di router pada
interface physical. Melanjutkan konfigurasi pada lab yang sudah-sudah gaes, saat ini kita akan
mengkonfigurasi Telnet pada MLS1 serta membuat VLAN30 sebagai remote-accessnya.
Berikut Topology nya masih tetap sama.

Arie Febryanthi Parillah 38


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Enable secret untuk mengkonfigurasi password pada saat masuk ke mode
privileged. Line vty 0 4 akan membuat telnet dengan 5 user aktif sekaligus
(0-4) password untuk password telnetnya.
Coba kita PING

Arie Febryanthi Parillah 39


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
PING telnet. Password : 123
Wokeh, tugas ane selesai di lab ini. Sampai jumpa dilab berikutnya gaes.

Arie Febryanthi Parillah 40


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 12 “SSH To The Switch Or Router”
Perlu diketahui ya gaes, bahwa Telnet dan SSH dipakai untuk meremote device dengan
menggunakan IP Address. Bedanya SSH di encrypsi, maka packet data yang berjalan tidak bisa
dibaca.

Dengan menggunaka topology sebelumnya, kita atur SSH pada MLS1 nya dulu

Arie Febryanthi Parillah 41


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Buat terlebih dahulu login dan passwordnya. Lalu harus mengganti domainnya. Transport input
akan mengubah yang awalnya telnet menjadi SSH
Coba test dari Client PC

Catatan : ssh –l user ip-address server


Arie Febryanthi Parillah 42
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nah, kalau kita mau beralih kembali ke telnet maka hasilnya Zonk gaes wkwkwkw. Karena,
sudah diganti ke SSH bukan Telnet lagi.

SSH dan Telnet selesai .. Begah otak ane gannn hahahaha


Ane istirahat dolo yee, jan bosen-bosen lookit-lookit dan belajar lab-lab disini yawn .. Sampai
jumpa gaes, di lab berikutnya.

Arie Febryanthi Parillah 43


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 13 “Spanning Tree Portfast”
Nah gaes, kita beralih ke “Spanning Tree Portfast”.

Pada saat kita menghubungkan kabel dari PC ke Switch maka, warna awal nya adalah Orange.
Dalam waktu 50 detik, maka warna nya akan berubah menjadi warna hijau. Seperti berikut.

Ini bisa digunakan proses antar switch, jika mengarah ke Client maka tidak akan dibutuhkan bisa
dipercepat dengan portfast.
Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#spanning-tree portfast
Nah gaes, kita harus mengkonfigurasinya dalam mode non-trunking. Ingat! jangan sampai
mengkonfigurasinya dimode trunk ya gaes. Dan juga bisa menggunakan range gaes.
Misalnya :

Arie Febryanthi Parillah 44


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nah, ini kita bisa menggunakan range seperti berikut.
Switch(config)#interface range fa0/1-5
Switch(config-if-range)#spanning-tree portfast
Switch(config)#spanning-tree portfast default
Perintah port-fast default akan mengaktifkan portfast pada semua port interface.
Sekilas pengenalan STP gaes, Seeyou nextLab.

Arie Febryanthi Parillah 45


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 14 “Spanning Tree Protocol (PVST)”
STP atau Spanning Tree Portfast adalah protocol yang digunakan untuk mencegah looping
pada switch gaes, karena jika switch tidak mengenali paket data dikirim maka dia akan
melakukan broadcasting kesemua interface nya gann siss, kecuali pada pengirimnya. Misalnya

Jika ada paket data yang tidak diketahui oleh Switch 1, maka switch 1 akan memberikannya ke
switch 2, nah jika switch 2 tidak tau tujuannya kemana lagi maka switch 2 akan
mengembalikannya ke switch 1 melalui fa0/2 gaes, nah ini lah yang dibilang Looping gaes. Jadi
kaya jalur bolak-balik gitu loh. Wkwkwk …

1. Pertama akan dilihat dari prioritynya yang terbesar akan di block


2. Dilihat dari Costnya yang terbesar akan di block
3. DIlihat dari Prio. NBR nya yang terbesar akan di block
4. Dilihat dari Mac-addressnya yang terbesar akan di block

Arie Febryanthi Parillah 46


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Switch#sh spanning-tree
VLAN0001
Spanning tree enabled protocol ieee
Root ID Priority 32769
Address 0000.0C16.98E6
Cost 19
Port 2(FastEthernet0/2)
Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec
Bridge ID Priority 32769 (priority 32768 sys-id-ext 1)
Address 0060.2F95.86AC
Hello Time 2 sec Max Age 20 sec Forward Delay 15 sec
Aging Time 20
Interface Role Sts Cost Prio.Nbr Type
Fa0/1 Altn BLK 19 128.1 P2p
Fa0/2 Root FWD 19 128.2 P2p
Jika dilihat, Sw 1 lah yang mengalami pemblockan jaliur karena, memiliki Mac-address
terbesar. Nah sekarang coba kita ganti priority nya supaya Sw 1 ga diblock lagi.
Switch(config)#spanning-tree vlan 1 priority 409
% Bridge Priority must be in increments of 4096.
% Allowed values are:
0 4096 8192 12288 16384 20480 24576 28672
32768 36864 40960 45056 49152 53248 57344 61440
switch(config)#spanning-tree vlan 1 priority 4096
Dan penentuan priority juga sudah ada standarnya gaes. Jadi ga bisa sembarangan konfig.
Sekarang liat lagi interface fa0/1 pada Sw 1 apakah mati atau tidak?

Arie Febryanthi Parillah 47


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
interface fa0/2 Sw 1 yang mati sekarang.
yukk gaes, dicoba untuk ngonfig ya. Semoga bermanfaat .. Love you wkwkwkw.

Arie Febryanthi Parillah 48


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 15 “Securing Interface With Port-Security”
Pada umumnya default switch ga akan membatasi jumlah dari suatu Mac-address yang sudah
dipelajari dalam suatu interface. Maka dari itu, kita dapat mengkonfiguasi port-security tersebut
untuk alasan keamanan.

Port-security bisa digunakan untuk :


1. Membatasi Jumlah mac-address pada satu interface
2. Mengijinkan hanya Mac-address tertentu yang dapat menggunakan tersebut.
Nah, bisa kita liat gaes dari topology diatas bahwa kita memiliki switch dan managabel switch 1.
Jika suatu saat kita hanya ingin mengizinkan PC2 saja yang boleh terkoneksi dengan PC0. Maka
kita akan membatasi hanya ada satu mac-address aja yang boleh lewat yaitu lewat PC2. Isi dulu
IP Address disetiap PC.

Arie Febryanthi Parillah 49


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Setelah semua IP terisi di masing-masing PC. Nah, coba yukk kita lakukan PING dari PC0 ke
PC2.

Nah gaes, setelah PING dan REPLY kita liat dulu yukk Mac-Address yang dimiliki oleh PC2.
Caranya dengan : Klik PC>>Config>>Interface>>FastEthernet

Arie Febryanthi Parillah 50


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lalu kita konfig IP Address Port-Security nya di Sw0
Switch1(config)#int fa0/2
Switch1(config-if)#swit mo acc
Switch1(config-if)#switchport port-security
Switch1(config-if)#switchport port-security max 2
Switch1(config-if)#switchport port-security mac-address 00E0.B00E.D691

Kita harus ubah terlebih dahulu gaes ke mode accesss. Perintah “switchport port-security”
digunakan untuk mengaktifkan fitur ini. Kita set max 2 mac-address yaitu Sw1 dan PC2. Dan
Mac-addressnya PC2 Maka pada saat PC1 ping ke PC3 yang terjadi adalah

Arie Febryanthi Parillah 51


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nah gaes, maka interface nya mati karena PC1 ga diizinin untuk lewat kemana-mana.
Ada 3 mode violation gaes, atau “yang akan terjadi bila ada yang melanggar” :
1. Protect = Memblock tapi ga mengirimkan pesan
2. Restirce = Memblock dan akan mengirimkan pesan
3. Shutdown = Akan menshutdown interface

Dan untuk menyalakanya kembali kita bisa menggunakan perintah


Switch(config)#int fa0/1
Switch(config-if)#shutdown
Switch(config-if)#no shutdown
Nah, kita juga bisa konfig Mac-address nya secara otomatis nih.
SW1(config-if)#switchport port-security mac-address sticky

Oke finish, istirahat dolo gaes gan .. Selamat belajar dan selamat mencoba. Inget!!! Jan sampe
gagal paham yoooo .. Wkwkwkw Dah ah bye.

Arie Febryanthi Parillah 52


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 16 “EtherChannel LACP”
Pada umumnya kita bisa menggunakan semua kabel untuk perangkat-perangkat yang ada didalam
Cisco Packet Tracer. Pada switch kita ga bisa menggunakan beberapa kabel, karena mekanisme
STP untuk mencegah Looping dan kita bisa menggunakan EtherChannel LaCP menggunakan
Open Standard. Ada 3 Type EtherChannel, yaitu :

1. L2 Etherchannel LaCP (Open Standard)


2. L2 Etherchannel PaGP (Cisco Proprietary)
3. L3 Etherchannel

Nah, bisa dilihat dari topologi diatas metode STP hanya memperbolehkan satu interface aja yang
aktif. Di Sw1 bisa kita lihat bahwa ada tiga kabel cross yang terhubung cuman satu aja yang ijo,
dan yang lainnya warnanya oren. Oleh karena itu gaes, kita akan menggabungkan semua
kabelnya atau semua interfacenya menjadi satu menggunakan metode EtherChannel.
Pada LaCP, modenya yaitu : – Active dan –Passive
Nah, sekarang kita konfigurasi di SW2
Sw2>en
Sw2#conf t
Sw2(config)#int range fa0/1-3
Sw2(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Creating a port-channel interface Port-channel 1

Sw2(config-if-range)#channel-protocol lacp
Sw2(config-if-range)#ex
Sw2(config)#interface port-channel 1
Sw2(config-if)#sw mo trunk

Arie Febryanthi Parillah 53


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Dan sekarang kita konfigurasi juga di SW1 nya.
Sw1(config)#int ra fa0/1-3
Sw1(config-if-range)#channel-group 1 mode active
Creating a port-channel interface Port-channel 1
Sw1(config-if-range)#Channel-protocol lacp
Sw1(config-if-range)#ex
Sw1(config)#int port-channel 1
Sw1(config-if)#sw mo trunk

Satu switch dengan mode active dan satunya lagi menggunakan passive/active. Tidak bisa
menggunakan passive-passive. Setelah kita konfigurasi, nanti akan terbuat interface baru yaitu
port-channel 1 yang didapat dari channel-group 1. Interface inilah yang menjadi gabungan dari
3 interface di atas. Sekarang kabel sudah hijau semua kan gaes.

Kita juga bisa ngecek menggunakan perintah.

Berakhir sudah sampai jumpa di Lab berikut nya ya gaes. Selamat belajar!

Arie Febryanthi Parillah 54


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 17 “EtherChannel PAGP”
PaGP merupakan cisco prioprietary.
Dan pada PaGP menggunakan dua metode yaitu : – Auto dan –Desirable

Lab nya sama seperti sebelumnya gaes, hanya saja kita disini beda konfig nya aja.
coba yukk kita konfig.
SW1(config)#interface range fa0/1-3
SW1(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
SW1(config-if-range)#channel-protocol pagp
SW1(config-if-range)#ex
SW1(config)#int port-channel 1
SW1(config-if)#swi mode trunk
SW2(config)#int range fa0/1-3
SW2(config-if-range)#channel-group 1 mode desirable
SW2(config-if-range)#channel-protocol pagp
SW2(config-if-range)#exit
SW2(config)#interface port-channel 1
SW2(config-if)#switch mode trunk

Bisa menggunakan mode Desirable-Desirable atau Desirable-auto

Arie Febryanthi Parillah 55


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Yomss gaes, Selamat mencoba! Gampangkan hehe ..

Arie Febryanthi Parillah 56


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 18 “Static EtherChannel L3”
Hai gaes, pembaca setia Wkwkwkwk .. Ketemu lagi sama ane untuk konfigurasi nya sama aja
gaes pada switch mode layer 2, namun kali ini kita bakalan pake Etherchannel Static. Static
Etherchannel pada setiap interface harus memiliki mode yang sama gaes. Misalnya … Jika satu
Acces maka yang lain harus Access semua. Beberapa mode yang ada dalam etherchannel :

Topologi yang digunakan sama seperti sebelumnya gaes, hanya saja kalau yang sebelumnya kita
menggunakan SwitchL2 nah pada LAB ini kita menggunakan SwitchL3 atau yang biasa disebut
dengan perangklat MLS atau Multilayeswitch.
Konfigurasikansemua interface pada MLS dan isikan IP Addressnya.

Arie Febryanthi Parillah 57


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
MLS1(config)#inter range fa0/1-3
MLS1(config-if-range)#no switchport
MLS1(config-if-range)#channel-group 1 mode on
MLS1(config-if-range)#ex
MLS1(config)#interface port-channel 1
MLS1(config-if)#no switchport
MLS1(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
MLS2(config)#int range fa0/1-3
MLS2(config-if-range)#no switchport
MLS2(config-if-range)#channel-group 1 mode on
MLS2(config-if-range)#ex
MLS2(config)#interface port-channel 1
MLS2(config-if)#no switchport
MLS2(config-if)#ip add 112.112.112.2 255.255.255.0

Maka akan berubah menjadi ijo semua warna kabelnya

Lakukan pengecheckan dan PING OK!

Arie Febryanthi Parillah 58


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Switch#ping 10.10.10.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 10.10.10.2, timeout is 2 seconds:..!!!!
Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 0/14/57 ms
Success gaes, maka percobaan berhasil. Sipp dicoba ya!

Arie Febryanthi Parillah 59


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 19 “VLAN Trunking Protocol”
Masuk ke VTP. Berikut topologi nya

VTP-Server
VTP-Server(config)#int fa0/1
VTP-Server(config-if)#swi mode trunk
VTP-Server(config-if)#ex
VTP-Server(config)#vtp mode server
VTP-Server(config)#vtp domain TKJ
VTP-Server(config)#vtp password 123

VTP-Client
VTP-Client(config)#int fa0/1
VTP-Client(config-if)#switch mode trunk
VTP-Client(config-if)#exit
VTP-Client(config)#vtp mode client
VTP-Client(config)#vtp domain AK
VTP-Client(config)#vtp password 123

Kita Show Vlan nya dengan perintah “sh vlan brief atau do sh vlan brief” pada saat mode config
gunakan “do”
Coba kita liat vlan di VTP-Client
Switch#sh vlan br
VLAN Name Status Ports

1 default active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5

Arie Febryanthi Parillah 60


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13
Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17
F18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21
Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
1002 fddi-default active
1003 token-ring-default active
1004 fddinet-default active
1005 trnet-default active

Heem, bisa kita liat gaes bahwa belum ada konfigurasi tentang vlan apapun di Switch tersebut.
Lalu, sekarang kita tambahin yukk Vlan nya di VTP-Server. Kenapa di VTP-Server? Kenapa ga
yang di VTP-Lainnya? Kenapa?
VTP-Server>en
VTP-Server#conft
VTP-Server(config)#vlan10
VTP-Server(config-vlan)#name KGB2

Karena, disini kita hanya mengkonfigurasi disatu Switch sja gaes, dengan satu konfigurasi
tersebut semuanya akan terkonfig. Disini server adalah tempat dimana konfigurasi dilakukan dan
transparent sebagai perantara menuju ke penerima, lalu client menerima data yang sudah
diperantara oleh server ke transparent menuju client dan untuk diterima oleh client.
Coba yukk kita liat Vlan yang sudah dikonfig di VTP-Server tadi di VTP-Client

VLAN Name Status Ports


——————————————— ——————————-
1default active Fa0/2, Fa0/3, Fa0/4, Fa0/5
Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8, Fa0/9
Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12, Fa0/13
Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16, Fa0/17
Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20, Fa0/21
Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24

Arie Febryanthi Parillah 61


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
10 KGB2 active
Vlan nya sudah terbuat.

Arie Febryanthi Parillah 62


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 20 “Static Routing”
Hi, Welcome to The Alchemy of Routing.
Dalam materi ini kita akan belajar tentang “Static Routing”. Apasi Static Routing itu? Apasi
fungsinya Static Routing itu? Sebelumnya kita harus tau dulu ni gaes, Apasi Routing itu?
Routing adalah … . Sedangkan Static Routing sendiri adalah routing yang ditentukan secara
manual oleh Network Administrator ke dalam router. Menentukan network tujuan dan
gimana cara atau jalur menuju network tersebut. Dengan kata lain, prinsipnya adalah Mau
kemana Lewat mana

Dalam Routing kita harus mengetahui beberapa hal gaes, yaitu :


1. Network Tujuan = Tujuan akan dikirimkannya paket data
2. Netmask = Jalur utama penghubung antar tujuan
3. Nexthop = Jalur terdekat untuk pengiriman

Atau bisa dengan prinsip Network Tujuan Netmask Nexthop


Mau tau apasi Static Routing itu? Yukk kita buat dulu topologi nya.
Nah gaes, coba yukk kita langsung aja setting Hostname dan Ip Address nya di masing masing
router. Ingat! Jangan sampai lupa di “No Shutdown” ya gaes. Wokeh ..
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R-1
R-1(config)#int fa0/0
R-1(config-if)#ip address 10.10.10.1 255.255.255.0
R-1(config-if)#no sh
R-1(config-if)#int fa0/1
R-1(config-if)#ip add 192.168.100.100 255.255.255.0
R-1(config-if)#no sh
R-1(config-if)#do wr
Building configuration…
[OK]

Arie Febryanthi Parillah 63


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
(Perintah “Do Write” digunakan supaya apa yang telah kamu konfigurasi sebelumnya tidak
hilang saat kamu “Close”
R-2>en
R-2#conf t
R-2(config)#int fa0/0
R-2(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.255.255.0
R-2(config-if)#no sh

R-2(config-if)#int fa0/1
R-2(config-if)#ip address 11.11.11.2 255.255.255.0
R-2(config-if)#no sh

Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R-3
R-3(config)#int fa0/0
R-3(config-if)#ip add 11.11.11.1 255.255.255.0
R-3(config-if)#no sh

R-3(config-if)#int fa0/1
R-3(config-if)#ip add 192.168.100.200 255.255.255.0
R-3(config-if)#no sh

Arie Febryanthi Parillah 64


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Setelah dikonfig Hostname dan Ip Address nya. Kita Cek yukk apa yang sudah kita konfigurasi
di R-1 tadi biar gak keliru gaes. Seperti biasa dengan perintah “Show Ip Route”
R-1>en
R-1#sh ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.100.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1

Router R1, R2 dan R3 hanya memiliki network yang directly connected saja. Dan tidak
mengetahui network yang lainnya. Maka ketika Client R1 ping ke Client R3 tidak akan bisa.

Nah seperti yang ane bilang tadi gaes,


Lalu kita konfigurasi routing static pada semua router. Formatnya adalah Ip route “network-
tujuan netmask-tujuan next-hop-address”
Next-hop kan jalur terdekatnya nah bisa menggunakan ip address atau interface out-nya gaes.
R-1
R-1(config)#ip route 192.168.100.0 255.255.255.0 10.10.10.1

Arie Febryanthi Parillah 65


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
%Invalid next hop address (it’s this router) (Dengan catatan : Kalau ada peringatan”
%Invalid next hop address” itu berarti kalian memakai IP Router bukan Nexthop sebenarnya.
Maka coba diganti ke jalur yang menuju router lainnya. It’s This Router!!! Maka tidak bias
memakai nexthop yang itu.)

R-1
R-1(config)#ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 10.10.10.2
R-1(config)#ip route 192.168.100.0 255.255.255.0 fa0/0
R-2
R-2(config)#ip route 192.168.100.0 255.255.255.0 10.10.10.1
R-2(config)#ip route 192.168.200.0 255.255.255.0 11.11.11.2
R-3
R-3(config)#ip route 192.168.200.0 255.255.255.0 11.11.11.2
R-3(config)#ip route 11.11.11.0 255.255.255.0 11.11.11.2

Coba kita cek static routing yang sudah dibuat barusan di R-2

Gateway of last resort is not set


10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 11.11.11.0 is directly connected, FastEthernet0/1
S 192.168.100.0/24 [1/0] via 10.10.10.1
S 192.168.200.0/24 [1/0] via 11.11.11.1

Untuk melakukan pengecekan, coba kita cek yuk di PC 1 dan PC3.

Arie Febryanthi Parillah 66


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Arie Febryanthi Parillah 67
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 21 “Basic Configure EIGRP”
Hi gaes, masih semangat kan belajarnya? Pastinya dongsss. Kita akan belajar mengenai Basic
Config EIGRP. Masih tentang routing yang akan memasukkan secara otomatis routing yang
dikonfigurasi, yaitu Dynamic Routing Protocol. Salah satu jenisnya adalah EIGRP. EIGRP
merupakan protocol routing yang termasuk kedalam Distance Vector dan merupakan Cisco
Proprietary.
Sebelum itu, kita tinggal ngelanjutin aja konfigurasi pada lab sebelumnya tanpa menghapus atau
mereset semua konfigurasi yang sudah dibuat.
Hapus dulu yukk konfig yang ada di masing-masing routernya.

Router(config)#do sh ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.100.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
Nah gaes, sekarang konfigurasikan router eigrp nya dengan Auto Summary 123. Dan harus
diingat, jangan sampe lupa gaes biar adjacency Auto-Summary harus sama.

Arie Febryanthi Parillah 68


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R-1(config)#router eigrp 123
R-1(config-router)#no auto-summary
R-1(config-router)#network 192.168.100.0 0.0.0.255
R-1(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255
R1(config-router)#passive-interface fa0/1

R-2(config)#router eigrp 123


R-2(config-router)#no auto-summary
R-2(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255
R-2(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255

R-1(config)#router eigrp 123


R-1(config-router)#no auto-summary
R-1(config-router)#network 192.168.200.0 0.0.0.255
R-1(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255
R-1(config-router)#passive-interface fa0/1

1. Router eigrp 123 : Mengaktifkan routing eigrp dengan AS-123


2. No auto-summary : Menonaktifkan fitur auto-summary
3. Network : Menadvertise network. 0.0.0.255 (Merupakan wild-card mask)
4. Passive-interface : Tidak mengirimkan hello packet ke interface
Passive-interface digunakan saat kita menadvertise network client, sedangkan client tidak
membutuhkan Hello Packet. Nah laulhat konfigurasi routing tabelnya.
R1#show ip route
Gateway of last resort is not set
12.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
D 192.168.100.0 [90/30720] via 10.10.10.2, 00:09:45, FastEthernet0/1
C 192.168.100.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
D 10.10.10.0/24 [90/33280] via 10.10.10.2, 00:08:50, FastEthernet0/0
Tanda D menandai Dual (EIGRP). [90/30720] Merupakan Administrative Distance dan
Metric EIGRP. Lalu lakukan PING

Arie Febryanthi Parillah 69


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
PC>ping 192.168.200.2
Pinging 192.168.200.2 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=1ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125

Arie Febryanthi Parillah 70


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 22 “Basic Configure OSPF (Backbone Area)”
OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGP (interior
gateway routing protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau
perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak
untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih
memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut.
Masih dengan konfigurasi yang sama gaes, OSPF masih termasuk Dynamic Routing juga nih
gaes dn termasuk ke dalam Link State Protocol. Salam OSPF ini kita menggunakn Cost sebagai
metric atau penentuan best-path nya.
Masih dengan Topologi yng sama.

Pada OSPF ini kita cuman pake satu area aja gaes, maka dari itu area yang harus ada yaitu adalah
Area 0. Area 0 ini dikenal juga dengan nama lain yaitu Backbone Area. Tinggal ngelanjutin
konfigurasi dari Lab sebelumnya. Kita hapus terlebih dahulu gaes konfigurasi EIGRP pada
Router 1,2 dan 3 nya. Dengan menggunakan peritah “no router eigrp” kita juga bias
menggunakan perintah “wr erase” jika mau menghapus semua konfigurasi nya.

Arie Febryanthi Parillah 71


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1(config)#no router eigrp 123
R2(config)#no router eigrp 123
R3(config)#no router eigrp 123

R-1#wr erase
Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm]y
[OK]
Erase of nvram: complete
R-1#reload
Proceed with reload? [confirm] y
Self decompressing the image :
##########################################################################
[OK]

Lalu kita lihat kembali routing tabelnya, maka cuman ada directly connected aja.
R1#show ip route
C 10.10.1.0 is directly connected, FastEthernet0/0
C 192.168.100.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
Kemudian kita konfigurasi OSPF nya di masing-masing router, dengan meggunakan Area 0 atau
Backbone Area.
R-1
R1(config)#router ospf 1
R1(config-router)#network 192.168.100.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
R-2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255 area 0
R-3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#network 192.168.200.0 0.0.0.255 area 0

Arie Febryanthi Parillah 72


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Beberapa keterangan di atas :
1. Router ospf 1 : Mengaktifkan fitur OSPF dengan proccess-id 1
2. Process-id : Boleh berbeda pada masing-masing router.
3. Network : Menadvetise network dengan wild-card mask
4. Area : Menentukan network tersebut ikut dengan area berapa
PC>ping 192.168.200.2
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=1ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=1ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125

Sampai Jumpa gaes, nikmatin ae gaes ngonfignya yak .. Ane mah nyimakk ae .. Wkwkwkwwk.
Selamat mencoba dan selamat belajar .. Semoga Sukses ..

Arie Febryanthi Parillah 73


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 23 “Multi Area OSPF”
Hmmmm, kan pada lab sebelumnya kita hanya mengkonfigurasi satu area aja ya gaes. Nah
sekarang kuy kita akan mengkonfigurasi dengan dua area yang berbeda. Topologinya masih tetap
sama, hanya saja kita berikan pembeda antara topologinya aja, kaya diberi tanda gitu loh gaes.
Nih topologinya ..

Disini kita akan membuat dua area yaitu Area 0 dan Area 1. Area 0 harus ada karena merupakan
backbone area. Hapus dulu nih gaes konfigurasi OSPF area 0 di R2 dan R3 nya.
R-2
R2(config)#router ospf 2
R2(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255 area 1

R-3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 11.11.11.0 0.0.0.255 area 1
R3(config-router)#network 192.168.200.0 0.0.0.255 area 1

Maka jika kita lihat routing tabelnya adalah sebagai berikut.

Arie Febryanthi Parillah 74


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1#show ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
O IA 10.10.10.0 [110/2] via 10.10.10.2, 00:13:06, FastEthernet0/0
C 192.168.100.0/24 is directly connected, FastEthernet0/1
O IA 192.168.100.0/24 [110/3] via 10.10.10.2, 00:01:09, FastEthernet0/0

Tanda IA berarti Inter Area, ini merupakan route yang di dapat dari area yang berbeda. R1
menggunakan Area 0 maka network 10.10.10.0 dan 192.168.100.0
R2#show ip route
Gateway of last resort is not set
10.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 10.10.10.0 is directly connected, FastEthernet0/0
11.0.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 11.11.11.0 is directly connected, FastEthernet0/1
O 192.168.100.0/24 [110/2] via 10.10.10.2, 02:12:11, FastEthernet0/0
O 192.168.200.0/24 [110/2] via 11.11.11.1, 00:13:08, FastEthernet0/1

Coba kita lakukan PING


PC>ping 192.168.200.2
Pinging 192.168.200.2 with 32 bytes of data:
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125
Reply from 192.168.200.2: bytes=32 time=0ms TTL=125

Nahh, finis juga gaes .. Ampe keriting jari ane ngonfig hahahaha .. Lebay ah .. Kuy di lookit
lookit dan coba ya gaes. Semoga bermanfaat amin ..

Arie Febryanthi Parillah 75


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 24 “Standard Access-List (1-99)”
Sebenernya Access-list sama aja seperti firewall, yaitu digunakan untuk memfilter paket. Atau
bisa juga digunakan untuk menandai paket dan kemudian dilanjutkan dengan mengkonfigurasi
fitur lainnya gaes, seperti NAT, EIGRP, dll. Standarad Access-list ada dua yaitu,
1. Standard Access-list (1-99)
2. Extended Access-list (100-199)
Topologinya seperti berikut.

Nah gaes, tujuan utama kita adalah memblok PC2 sehingga tidak bias terhubung ke jaringan luar
namun masih bias terhubung ke jaringan local (PC1).
Konfigurasikan terlebih dahulu IP Address dan EIGRP Auto-summary 100 pada semua device
supaya bias terhubung.

Arie Febryanthi Parillah 76


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Router>en
Router#conf t
Router(config)#hostname R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 100.100.100.1 255.255.255.0

R1(config)#int fa0/1
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ip add 13.13.13.1 255.255.255.0
R1(config-if)#ex
R1(config)#router eigrp 1
R1(config-router)#no auto-summary
R1(config-router)#network 13.13.13.0
R1(config-router)#network 100.100.100.0

R-2>en
R-2#conf t
R-2(config)#int fa0/0
R-2(config-if)#no sh
R-2(config-if)#ip address 13.13.13.2 255.255.255.0
R-2(config-if)#ex

R-2(config)#int fa0/1
R-2(config-if)#no sh
R-2(config-if)#ip address 192.168.9.1 255.255.255.0
R-2(config-if)#ex

R-2(config)#router eigrp 1
R-2(config-router)#no auto-summary
R-2(config-router)#network 13.13.13.0
R-2(config-router)#network 192.168.9.0

Arie Febryanthi Parillah 77


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Kita test PING dulu kuy dari PC1 ke PC2, lalu ke Server juga gaes ..

Nah, bias ping ya gaes. Coba kita konfigurasiin lagi Standard Acess-list nya supaya PC2 ga bisa
konek ke jaringan luar tapi bisanya konek ke PC1 aja.
Router>en
Router#conf t
R2(config)#access-list 1 deny host 192.168.9.4
R2(config)#access-list 1 permit any
R2(config)#int fa0/1
R2(config-if)#ip access-group 1 out

Perintah “Out” disini di pake biar Access-list digunakan saat keluar interface fa0/1.
Coba PING lagi dah.
Arie Febryanthi Parillah 78
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nah, bisa kita liat disini gaes, bahwa kita nge PING ke PC1 Reply dank e Server malah Request
Time Out. Check kuy di Access-list nya.

Arie Febryanthi Parillah 79


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 25 “Extended Access-List (100-199)”
Hai gaes, ketemu lagi ehhh .. Jika pada Lab sebelumnya kita belajar tentang Standard Access-list.
Sekarang kita bakalan belajar tentang Extended Access-list. Wuihh dari bahasa nya Standard
sama Extended tingi banget udah yak ..Udah kek tingkat expert gitoh wkwkwwk. Kek semboyan
SMK aja Expert Hahahah .. kolaan sapa tuh, kolaan lu kaliiiii wkwkwkw. Udah ah jadi bahas
sekolah kita. Kembali lagi jika kita menggunakan Extended kita bisa memblock service tertentu
aja nih gaes, dan yang lainnya bisa kita pakai. Angka yang digunakan adalah 100-199. Kuy kita
tinggal melanjutkan topologi yang sudah ada dari lab sebelumnya ..

Hapus terlebih dahulu konfigurasi standarad access-list pada R2 nya gaes. Dengan menggunakan
perintah “no access-list”
R2(config)#no access-list 1
Sekarang tujuan kita adalah :
1. PC1 tidak bisa ping namun bisa membuka http Server
2. PC2 bisa ping namun tidak bisa membuka http Server
IT-Server pada defaultnya sudah mengaktifkan http, check pada web
browser di Client. Desktop > Web Browser.

Arie Febryanthi Parillah 80


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Sekarang konfigurasi extended access-list. Namun sekarang kita menggunakan metode nama.
R2(config)#ip access-list extended BLOCK
R2(config-ext-nacl)#deny icmp host 192.168.9.4 host 100.100.100.2
R2(config-ext-nacl)#deny tcp host 192.168.9.5 host 100.100.100.2
R2(config-ext-nacl)#permit ?
ahp Authentication Header Protocol
eigrp Cisco’s EIGRP routing protocol
esp Encapsulation Security Payload
gre Cisco’s GRE tunneling
icmp Internet Control Message Protocol
ip Any Internet Protocol
ospf OSPF routing protocol
tcp Transmission Control Protocol
udp User Datagram Protocol
R2(config-ext-nacl)#permit ip any any

Lalu aktifkan pada interface yang bisa menggunakan out, berarti pada interface fa0/0.
Jika in berarti fanya fa0/1. Kita aktifkan pada interface fa0/1 yang berarti in.

Arie Febryanthi Parillah 81


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R2(config)#int fa0/1
R2(config-if)#ip access-group BLOCK in

Kemudian coba Verifikasi dan lakukan PING.

PC>ping 100.100.100.2
Pinging 100.100.100.2 with 32 bytes of data: Page 88
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=11ms TTL=126

Arie Febryanthi Parillah 82


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Open Browser

Selamat mencoba .. Jangan sampe gagal nyimakk nih yak .. Wlwkwkwk

Arie Febryanthi Parillah 83


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 26 “Static NAT”
Network Address Translation atau NAT digunakan untuk mengubah alamat IP Private menjadi IP
Public. Dkarenakan, Internet tidak mengenal IP Private gaes. Nah ddengan Static NAT lah kita
akan mengubah IP Private tersebut menjadi Ip Public secara manual.

Yukk gaes, disini kita cuman ngelanjutin topologi yang sebelum-sebelumnya aja. Anggap aja nih
ya R1 dan IT-Server ini adalah Internetnya. Oleh karena itu, sekarang kita hapus konfigurasi
EIGRP dan Access-list nya terlebih dahulu. Selanjutnya, tambahkan default-router ke Internet.
R2(config)#no router eigrp 1
R2(config)#no ip access-list exten BLOCK
R2(config)#ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 13.13.13.1

R2>en
R2#ping 100.100.100.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 100.100.100.2, timeout is 2 seconds:.!!!!
Success rate is 80 percent (4/5), round-trip min/avg/max = 0/2/10 ms

Arie Febryanthi Parillah 84


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Ping dari R2 sudah bisa nih gaes, tapi dari client belum bisa nge ping nih.

Sekarang kita konfigurasi Static NAT yang akan mengubah IP address 192.168.9.3 menjadi
13.13.13.50 dan IP 192.168.1.4 menjadi 13.13.13.100. Aktifkan NAT pada interface.
Lokal = inside, Internet = outside
R2(config)#ip nat inside source static 192.168.1.2 13.13.13.100
R2(config)#ip nat inside source static 192.168.1.1 13.13.13.50
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip nat inside
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#ip nat outside

Arie Febryanthi Parillah 85


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 27 “Dynamic NAT”
Masih dengan pembahasan NAT gaes, sekarang kita akan belajar tentang Dynamic NAT. Kalau
pada lab sebelumnyakita belajar tentang Static NAT nah sekarang kita belajar tentang
Dynamicnya. Di Dynamic NAT ini kita akan membuat pool yang bisa digunakan oleh
Clientnanti. Topologi nya masih tetap sama.

Hapus konfigurasi Static NAT pada lab sebelumnya.


R2(config)#no ip nat inside source static 192.168.9.4 13.13.13.100
R2(config)#no ip nat inside source static 192.168.9.3 13.13.13.50
Setelah itu, buat pool dan access-list yang digunakan untuk NAT nanti.
R2(config)#access-list 1 permit 192.168.9.0 0.0.0.255
R2(config)#ip nat pool POOL1 12.12.12.50 12.12.12.100 netmask 255.255.255.0

Arie Febryanthi Parillah 86


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lalu konfigurasi Dynamic NAT dan aktifkan pada interface
R2(config)#ip nat inside source list 1 pool POOL1
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip nat inside
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#ip nat outside

Pinging
PC>ping 100.100.100.2
Pinging 100.100.100.2 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=1ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=0ms TTL=126

R2#show ip nat translations


Pro Inside global Inside local Outside local Outside global
icmp 13.13.13.52:32 192.168.9.3:32 100.100.100.2:32 100.100.100.2:32
icmp 13.13.13.52:33 192.168.9.3:33 100.100.100.2:33 100.100.100.2:33
icmp 13.13.13.52:34 192.168.9.3:34 100.100.100.2:34 100.100.100.2:34
icmp 13.13.13.52:35 192.168.9.3:35 100.100.100.2:35 100.100.100.2:35

Arie Febryanthi Parillah 87


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 28 “NAT PAT”
Saat kita menggunakan STATIC NAT dan DYNAMIC NAT, maka 1 IP Private address diubah
menjadi 1 IP Public. Lalu bagaimana jika kita cuman punya 1 IP Public aja gaes? Hmmm .. Maka
dari itu pada Lab ini kita akan belajar yang namanya NAT, dengan PAT lah maka bukan IP yang
akan diubah tapi Protocol nya.
Menggunakan topologi pada Lab sebelumnya, dan melanjutkan konfigurasi pada Lab sebelumnya
juga. Karena PAT juga menggunakan pool maka kita gausah menghapus pool nya. Hapus aja
konfigurasi Dynamic NAT nya aja ya gaes.

R2(config)#no ip nat inside source list 1 pool POOL1

Pastikan setelah dihapus maka otomatis client tidak akan bisa PING ke IT-Server.

Arie Febryanthi Parillah 88


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
PC>ping 100.100.100.2
Pinging 100.100.100.2 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Request timed out.
Ping statistics for 100.100.100.2:
Packets: Sent = 4, Received = 0, Lost = 4 (100% loss),

Lalu tambahkan konfigurasi NAT PAT nya di R2


R2(config)#ip nat inside source list 1 pool POOL1 overload
Yang membedakan Dynamic NAT dengan NAT PAT hanya konfigurasi ”overload” aja ya yang
berbeda.

Coba kita PING lagi. Pastikan Reply!


PC>ping 100.100.100.2
Pinging 100.100.100.2 with 32 bytes of data:
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=0ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=0ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=0ms TTL=126
Reply from 100.100.100.2: bytes=32 time=0ms TTL=126

Arie Febryanthi Parillah 89


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 29 “WAN HDLC”
Wide Area Network (WAN) adalah suatu jaringan yang digunakan untuk membuat interkoneksi
antar jaringan komputer local yang secara fisik tidak berdekatan satu sama lain, yang secara fisik
bisa dipisahkan dengan kota, propinsi, atau bahkan melintasi batas geography – lintas negara dan
benua.

WAN technologi merupakan technologi yang digunakan untuk menghubungkan router yang jauh
yang tidak bisa di capai oleh kabel fastEthernet. WAN menggunakan kabel Serial dan sifatnya
adalah point-to-point.

Tingkat Tinggi Data Link Control (HDLC) adalah kode-transparan protokol berorientasi bit
sinkron lapisan data link yang dikembangkan oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi
(ISO). Standar ISO asli untuk HDLC adalah: ISO 3309. Buat topologi sederhana seperti berikut.

Arie Febryanthi Parillah 90


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Nih gaes yang perlu diperhatiin, dalam penggunaan kabel serial ada dua pengguna, yaitu DTE
dan DCE. DCE bisanya dipegang sama ISP dan digunakan sebagai penentu clock rate. Nah, clock
rate ini harus diatur gaes, kalau ga diatur maka gaakan jalan. Biasa nya tanda clock rate ada diatar
kabelnya berbentuk seperti jam diatas kabelnya atau diatas routernya. Kalau ente mau ngeliatnya
diterminal bisa cek dengan perintah berikut.

Nah, kalau DCE Cable clocknya akan menyesuaikan dari DCE. Sekarang kita konfigurasi supaya
interfacenya semua nyala terus habis itu kita bakalan ganti clock rate nya.
R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#clock rate 56000
R1(config-if)#ip address 17.17.17.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R2>en
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R2(config)#int se0/0/0
R2(config-if)#ip address 17.17.17.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh

Nah setelah dikonfigurasi maka kabel yang tadinya berwarna merah akan berubah menjadi hijau,
udah ngerti lah ya gaes ..

Arie Febryanthi Parillah 91


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Ini dia verifikasi di R1, menyatakan bahwa clock rate nya sudah kita ubah.
R1>en
R1#sh controllers se0/0/0
Interface Serial0/0/0
Hardware is PowerQUICC MPC860
DCE V.35, clock rate 56000
idb at 0x81081AC4, driver data structure at 0x81084AC0
SCC Registers:

R1#ping 17.17.17.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.2, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/13/62 ms
R2#ping 17.17.17.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.1, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/5/22 ms

Arie Febryanthi Parillah 92


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 30 “Point To Point Protocol (PPP)”
Next!
PPP atau Point to Point Protocol merupakan open standard gaes, kita harus lebih dulu
mengkonfigurasinya sebelum menggunakannya.Melanjutkan konfigurasi dari lab lab
sebelumnya, kita Cuma perlu mengubah encryprion yang dipake sama kedua router di topologi
berikut.

R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#encapsulation ppp
R1(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to down

R2>en
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R2(config)#int se0/0/0
R2(config-if)#enc ppp
R2(config-if)#
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up

Coba yukk gaes, kita liat verivy encapsulationnya.

Arie Febryanthi Parillah 93


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1>en
R1#sh int se0/0/0
Serial0/0/0 is up, line protocol is up (connected)
Hardware is HD64570
Internet address is 17.17.17.1/24
MTU 1500 bytes, BW 1544 Kbit, DLY 20000 usec,
reliability 255/255, txload 1/255, rxload 1/255

Encapsulation PPP, loopback not set, keepalive set (10 sec)


R1#ping 17.17.17.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.2, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/16/77 ms

R2#ping 17.17.17.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.1, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/10/50 ms

Nah, selesai sudah gaes. Selamat mencoba ya .. Inget jan sampe gagal pahaem .. Wokeh. Sekian
pertemuan kita yang singkat ini, sampai jumpa.

Arie Febryanthi Parillah 94


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 31 “PPP PAP”
Jika menggunakan PPP kita dapat menggunakan authentikasi. Ada dua jenis authentikasi :
1. PAP : Plain text
2. CHAP : Encryption
Topologinya masih menggunakan yang sebelumnya Untuk konfigurasinya. Buat terlebih dahulu
username dan password.

R1
R1>en
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#username TKJ1 pass 123
R2
R2>en
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R2(config)#username XIITKJ1 pass 123

Dan setelah itu gaes, kita konfigurasiin authenticasi di R1 dan R2. Format perintah nya adalah
Ppp pap sent-username User-Lawan password password-lawan
R1(config-if)#int se0/0/0
R1(config-if)#ppp pap sent-username XIITKJ1 pass 123
R1(config-if)#ppp authen pap
R2(config-if)#int se0/0/0
R2(config-if)#ppp authenti pap
R2(config-if)#ppp pap sent-username TKJ1 pass 123

Kita bisa lihat autentikasinya dengan menggunakan perintah debug nih gaes, dengan perintah

Arie Febryanthi Parillah 95


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
“debug ppp negotiation” lalu mematikan dan menyalakan interface nya juga.
R1#debug ppp negotiation
PPP protocol negotiation debugging is on
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#sh
R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to administratively down
Serial0/0/0 PPP: Phase is TERMINATING
Serial0/0/0 LCP: State is Closed
Serial0/0/0 PPP: Phase is DOWN
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to down
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface Serial0/0/0, changed state to up
Serial0/0/0 PPP: Using default call direction
Serial0/0/0 PPP: Treating connection as a dedicated line
Serial0/0/0 PPP: Phase is ESTABLISHING, Active Open
Serial0/0/0 LCP: State is Open
Serial0/0/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING
Serial0/0/0 Using hostname from interface PAP
Serial0/0/0 Using password from interface PAP
Serial0/0/0 PAP: O AUTH-REQ id 17 len 15
Serial0/0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward
Serial0/0/0 PAP: I AUTH-REQ id 17 len 15
Serial0/0/0 PAP: Authenticating peer
Serial0/0/0 PAP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward
Serial0/0/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward
Serial0/0/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP
Serial0/0/0 Phase is UP
%LINEPROTO-5-UPDOWN: Line protocol on Interface Serial0/0/0, changed state to up

Arie Febryanthi Parillah 96


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1#ping 17.17.17.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.1, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 2/20/92 ms

R2#ping 17.17.17.1
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.1, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/8/38 ms

Arie Febryanthi Parillah 97


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 32 “PPP CHAP”
Pada Lab sebelumnya kita sudah mempelajari PPP ya gaes, yang pertama kita belajar tentang
PAP. Nah, yang sekarang kita bakalan belajar tentang CHAP. Chap disini gaes, akan
mengenkripsi hanya authentikasinya aja nih gaes, dia gaakan mengenkripsi seluruh data yang
ada. Jika pada Lab sebelumnya. Jika pada Lab sebelumnya kita membuat nama Username dan
Password yang bebas, sekarang kita buat dengan format berikut Username hostname-lawan
password harus-sama. Masih menggunakan topologi sebelumnya ya gaes.

Kita buat dulu gaes username dan passwordnya pada tiap router. Lalu aktifkan pada semua
interface nya.
Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R2
R2(config)#username R1 password 12345
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#ppp authentication chap

Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#hostname R1
R1(config)#username R2 password 12345
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#ppp authentication chap

Kita bisa menggunakan perintah debug untuk melihat Authentikasi nya.

Arie Febryanthi Parillah 98


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1#debug ppp negotiation
PPP protocol negotiation debugging is on
R1(config)#int se0/0/0
R1(config-if)#sh
R1(config-if)#no sh
Serial1/0 LCP: State is Open
Serial1/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING
Serial1/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: I CONFACK [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: I CONFACK [REQsent] id 1 len 10
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

R1(config)#int
Serial1/0 IPCP: I CONFREQ [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: O CONFACK [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: I CONFREQ [REQsent] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: O CONFACK [REQsent] id 1 len
Serial1/0 LCP: State is Open
Serial1/0 PPP: Phase is AUTHENTICATING
Serial1/0 IPCP: O CONFREQ [Closed] id 1 len 10
Serial1/0 IPCP: I CONFACK [REQsent] id 1 len 10
Serial1/0 PPP: Phase is FORWARDING, Attempting Forward
Serial1/0 Phase is ESTABLISHING, Finish LCP
Serial1/0 Phase is UP

Coba test ping antar router


R1#ping 17.17.17.2
Type escape sequence to abort.
Sending 5, 100-byte ICMP Echos to 17.17.17.2, timeout is 2 seconds:!!!!!
Success rate is 100 percent (5/5), round-trip min/avg/max = 1/4/7 ms

Arie Febryanthi Parillah 99


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 33 “DHCP Relay”
DHCP Relay sebenernya sudah asuk kedalam materi CCNAv3. DHCP Relay akan memeruskan
IP Address yang diberi Server ke client yang memintanya. Nah biasanya kan kita dapet IP
Address yang Gateway nya satu segment. Disini jika dengan DHCP Relay maka IP Address dan
Gateway nya berbeda pula. Penasarankan? Hahahaha .. Kuy nyokk kita coba ngonfig

Konfigurasi IP Address dan buat DHCP Servernya pada R1


Router>en
Router#conf t
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip address 10.10.10.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#exit
Router(config)#ip dhcp pool TKJ-Pool
Router(dhcp-config)#network 192.168.10.0 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.10.254
Router(dhcp-config)#exit
Router(config)#ip dhcp excluded-address 192.168.10.250 192.168.10.254
Router(config)#ip route 192.168.10.0 255.255.255.0 10.10.10.1

TKJ-Pool adalah nama dari sebuah Pool nya aj gaes. Sebenarnya bisa diisi nama apa aja sih.

Arie Febryanthi Parillah 100


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Defaul-router merupakaIP Gateway yang aka diberikan ke Client.
DNS-Server adalah IP DNS Server nya, diisi jika ada
IP DHCP Excluded-address, nah gaes perintahn ini digunakan jika ada IP address yang tidak
ingin dibagikan.Cntoh ny yaitu dari 192.168.1.250-192.168.1.254
Dan ingat perlu juga ditambah rouing supaya R1 bisa tau network mana yang mau dibagikannya.
Nah, habis itu konfigurasi IP Address dan DHCP Relay nya di R2

R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#int fa0/1
R2(config-if)#ip add 192.168.10.254 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ip helper-address 10.10.10.2

Perintah helper-address akan mengaktifkan fitur DHCP Relay 12.12.12.1


merupakan alamat DHCP Server. Sekarang liat pada Client apakah sudah
mendapatkan IP Address atau belum.

Arie Febryanthi Parillah 101


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 34 “HSRP (Fail Over)”
Pada umumnya koneksi ke Internet kita harus punya yang namanya backup link. Kalau engga
maka sewaktu-waktu terjadi insiden kabel putus dengan alasan yangbermacam-macam, maka
semua jaringan yang terhubung akan terputus gaes. Nah, ini yang dinamakan dengan high
availability.
Ada 3 metode yang dapat di gunakan pada high availability :
1. HSRP
2. VRRP
3. GLBP
HSRP adalah singkatan dari Hot Standby Router Protocol. HSRP sendiri merupakan cisco
proprietary. HSRP akan memakai satu ling dan bila yang satu itu gagal akan digantikan dengan
backup link (Fail-Over).

Mau tau cara kerjanya?


Nih ane jaelasin gaes, R1 dan R2 akan membuat IP Virtual Gateway dulu yang bakal digunain
buat Client. Pemilihan jalur yang dipakai adalah bisa diliat dari IP Address terkecilnya. Coba
konfigurasi IP Addressnya dan Routing IGP (EIGRP atau OSPF). Nah kali ini kita pakai OSPF

Arie Febryanthi Parillah 102


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
aje yoo dengan Auto-Summary-123. Yukks cekidot ..

R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#int fa0/1
R1(config-if)#ip add 192.168.100.254 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh

R1(config)#router eigrp 123


R1(config-router)#no auto-s
R1(config-router)#network 192.168.100.0
R1(config-router)#network 10.10.10.0

R2
R2(config)#int fa0/1
R2(config-if)#ip add 192.168.100.254 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip add 20.20.20.1 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex

R2(config)#router eigrp 123


R2(config-router)#no auto-s
R2(config-router)#network 192.168.100.0
R2(config-router)#network 20.20.20.0

Arie Febryanthi Parillah 103


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R3
R3-INTERNET(config)#int fa0/0
R3-INTERNET(config-if)#ip add 10.10.10.2 255.255.255.0
R3-INTERNET(config-if)#no sh
R3-INTERNET(config-if)#ex
R3-INTERNET(config)#int fa0/1
R3-INTERNET(config-if)#ip add 20.20.20.2 255.255.255.0
R3-INTERNET(config-if)#no sh
R3-INTERNET(config-if)#ex

R3-INTERNET(config)#int lo1
R3-INTERNET(config-if)#ip add 1.1.1.1 255.255.255.0
R3-INTERNET(config-if)#ex

R3-INTERNET(config)#router eigrp 123


R3-INTERNET(config-router)#no auto-s
R3-INTERNET(config-router)#net 0.0.0.0

Ctt : “no auto-s” atau “no auto-summary” digunakan untuk tidak mensummary ip network yang
sudah dikonfigurasi.
Setelah kita mengkonfigurasi Ip Address dan Router eigrp nya gaes, kita sekarang bakalan
konfigurasi HSRP nya nih ..
R1
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#standby 1 ip 192.168.100.254
% Warning: address is not within a subnet on this interface
R1(config-if)#
%HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 1 state Speak -> Standby
%HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 1 state Standby -> Active

Arie Febryanthi Parillah 104


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R2
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#standby 1 ip 192.168.100.254
% Warning: address is not within a subnet on this interface
R2(config-if)#
%HSRP-6-STATECHANGE: FastEthernet0/0 Grp 1 state Speak -> Standby

Nah sekarang R1 yang Active dan R2 jadi backup link. Cek konfigurasinya yukk setelah itu kita
cek tracert di Client nya ..

Sebelum itu di PC jangan lupa masukkan IP Addressnya

Nah sekarang kita mau ubah jalur ke R2, mau ga mau kita harus ubah priority nya biar jadi lebih
besar dari sebelumnya. Misalnya Defaultnya 100

Arie Febryanthi Parillah 105


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#standby 1 preempt
*
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#standby 1 priority 110
R2(config-if)#standby 1 preempt

Ctt : “perintah preempt” digunakan untuk mempercepat proses pemindahan backup link. Coba
ditest lagi menggunakan tracert

Dengan demikian HSRP nya .. Dicoba ya gaes .. Sampai Jumpa .. Semoga Sukses .. See you next
Lab!

Arie Febryanthi Parillah 106


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 35 “VRRP (Fail Over)”
VRRP konsepnya sama saja seperi HSRP bedanya hanya saja VRRP merupakan open standart
sedangkan HSRP cisco proprietary. Karena pada Cisco Packet Tracer tidak mendukung fitur
VRRP, maka kali ini kita akan menggunakan GNS3.
Berikut adalah topologi yang akan kita gunakan:

Konfigurasi IP Address dan EIGRP pada semua router dengan menyamakan konfigurasi pada lab
sebelumnya. Namun pada VPCS, konfigurasi IP Addreaanya seperti berikut.
PC> ip 192.168.123.10/24 192.168.123.254
Checking for duplicate address…
PC1 : 192.168.123.10 255.255.255.0 gateway 192.168.123.254

Konfigurasi VRRP sama persis dengan HSRP, hanya berbeda protocol yang digunakan. Berikut
adalah konfigurasinya

Arie Febryanthi Parillah 107


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R-1(config-if)#vrrp 1 ip 192.168.123.254
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:03:31.323 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state Init-> Backup
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:04:34.939 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state Backup-> Master
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:05:58.289 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state Master-> Backup
R-1(config-if)#vrrp 1 ip 192.168.123.254
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:10:51.323 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state Init-> Backup
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:13:52.939 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state Backup-> Master

Dari konfigurasi diatas kita bisa melihat log nya. R-2 menjadi Master sedangkan R-1 menjadi
backup. Seme seperti HSRP tinggal kita ubah saja prioritynya.
R-1(config-if)#vrrp 1 ip 192.168.123.254
R-1(config-if)#vrrp 1 preemt

R-2(config-if)#vrrp 1 preemt

Verifikasi dengan melihat VRRP briefnya


R-1#show vrrp brief
Interface Grp Pri Time Own Pre State Master addr Group addr
Et0/1 1 110 3570 Y Master 192.168.123.1 192.168.123.254

R-1#show vrrp brief


Interface Grp Pri Time Own Pre State Master addr Group addr
Et0/1 1 100 3609 Y Backup 192.168.123.1 192.168.123.254

Sekarang yang menjadi Master adalah R-1. Kita dapat verifikasi dengan perintah trace

Arie Febryanthi Parillah 108


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
PC>tracert 1.1.1.1
Tracing route to 1.1.1.1, 8 hops max, press Ctrl+C to stop
1. 168.123.1 75.962 ms 0.323 ms 0.238 ms
2. 1.1.1 30.776 ms 38.444 ms 3.078 ms

Arie Febryanthi Parillah 109


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Lab 36 “GLBP (Fail Over)”
Pada lab sebelumnya yaitu HSRP dab VRRP merupakan Fail-Over yaitu 1 link menjadi link
utama sisanya akan menjadi backup saja. Pada GLBP kita akan melakukan Load Balancing.
GLBP tidak disupport juga di Cisco Packet Tracer jadi kita akan menggunakan GNS3. Kita
menggunakan konfigurasi pada lab sebelumnya. Hanya ada tambahan 1 client.

Hapus terlebih dahulu konfigurasi VRRP pada R-1 dan R-2


R-1(config)#int eth0/1
R-1(config-if)#no vrrp 1

R-2(config)#int eth0/1
R-2(config-if)#no vrrp 1

Setelah itu kita konfigurasi GLBP pada R-1 dan R-2

Arie Febryanthi Parillah 110


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
R-1(config-if)#glbp 1 ip 192.168.123.254
R-1(config-if)#glbp 1 priority 110
R-1(config-if)#glbp 1 preempt
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:20:51.363 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 state speak-> Active
R-1(config-if)#
*Jan 21 10:21:02.939 : %VRRP-6-STATECHANGE : Et0/1 Grp 1 Fwd 1 state Listen-> Active

R-2(config-if)#glbp 1 ip 192.168.123.254
R-2(config-if)#glbp 1 preempt
R-2(config-if)#
*Jan 21 10:50:51.393 : %SYS-2-NOBLOCK : may_suspent with blocking disabled.
– Process= “IP Input”, IP1= 0, pid= 76, Traceback= 0x816F13Bz 0xA728AD3z 0x9430615z
0x9430532z
R-2(config-if)#
*Jan 21 11.03.22.654 : %GLBP-6-FWDSTATECHANGE : Eth0/1 Grp 1 FWD 2 state Listen->
Active

Kita akan mengkonfigurasi agar R-1 yang menjadi pemberi AVG (ARP ke Client)
Verifikasi dengan meggunakan GLBP brief
R-1#show glbp brief
Interface Grp Fwd Pri State Address Active router Standby router
Et0/1 1 – 110 Active 192.168.123.254 local 192.168.123.2
Et0/1 1 1 – Active 0007.b400.0101 local –
Et0/1 1 2 – Listen 0007.b400.0102 192.168.123.2 –

Sekarang kita trace dari kedua client secara bersamaan. Maka hasilnya adalah PC1 melalui R-1
dan PC2 melalui R-2

Arie Febryanthi Parillah 111


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
PC>tracert 1.1.1.1
Tracing route to 1.1.1.1, 8 hops max, press Ctrl+C to stop
1. 168.123.1 0.660 ms 0.551 ms 0.648 ms
2. *13.13.13.3 815 ms (ICMP type:3, code:3, Destinatiom port unreachable
PC>tracert 1.1.1.1
Tracing route to 1.1.1.1, 8 hops max, press Ctrl+C to stop
 168.123.2 0.334 ms 0.554 ms 0.648 ms
 *23.23.23.3 815 ms (ICMP type:3, code:3, Destinatiom port unreachable)

Arie Febryanthi Parillah 112


SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com
Arie Febryanthi Parillah 113
SMK Karya Guna Bhakti 2 Kota Bekasi || www.jnnec.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai