Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANDRE SITEPU

NIM : 5192422006

TUGAS RUTIN 2

Setelah mempelajari aliran-aliran psikologi, sebagai calon pendidik kita juga dituntut
untuk mengetahui implikasi aliran-aliran tersebut dalam proses kegiatan belajar
mengajar. Berikut ini adalah ulasannya :

1. Aliran Nativisme atau aliran pembawaan

Aliran nativisme mengungkapkan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki
bakat bawaan, baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya
maupun memang ditakdirkan demikian. Menurut aliran ini, pendidikan tidak dapat
diubah dan bisa berkembang dengan sendirinya.

2. Aliran Empirisme atau Aliran Lingkungan

Aliran empirisme mengungkapkan bahwa perkembangan anak sepenuhnya tergantung


pada faktor lingkungan, sedangkan faktor bakat tidak ada pengaruhnya. Dasar pikiran
yang digunakan adalah bahwa pada aktu dilahirkan, anak dalam keadaan putih bersih,
seperti kertas putih yang belum ditulis, sehingga bisa ditulis menurut kehendak
penulisnya.

3. Aliran Konvergensi atau Aliran Persesuaian

Tokoh ini yaitu: Louis William Stern (1871 – 1938). Aliran ini merupakan perpaduan
antara pandangan nativisme dan empirisme. Aliran ini menyatukan arti penting
hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan manusia. Faktor lingkungan dan faktor keturunan menjadi sumber
munculnya tingkah laku sehingga kedua faktor ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
4. Aliran Behaviorisme

Aliran tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, aliran ini
menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Behaviorisme memandang bahwa ketika dilahirkan manusia tidak membawa bakat apa-
apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterima dari lingkungan
sekitarnya. Aliran ini sangat menekankan pada lingkungan sebagai aspek yang sangat
berpengaruh dalam perkembangan manusia.

5. Aliran Kognitif

Teori ini memahami munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang
mempersepsi lingkungannya. Teori digolongkan pada teori Konstruktivisme, teori ini
berpendapat jika kita membangun kemampuan kognitif kita melalui tindakan yang
termotivasi dengan sendirinya untuk lingkungan. Menurut teori ini belajar adalah
perubahan tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang bisa diamati. Pada aliran
ini perkembangan kognitif ditentukan oleh manipulasi dan interaksi aktif anak dengan
lingkungan.

6. Aliran Humanisme

Aliran Humanisme ini sangat fokus mengenai dimensi manusia dalam berhubungan
dengan lingkungannya secara manusiawi dengan menitik beratkan pada kebebasan
seorang individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya. Aliran
ini memandang bahwa belajar bukan sekedar pengembangankualitas kognitif saja,
melainkan juga sebuah proses yang terjadi dalam diri individu yang melibatkan seluruh
bagian atau domain yang ada.

7. Aliran Gestalt

Menurut teori ini persepsi manusia terjadi secara menyeluruh, sekaligus dan
terorganisasikan, tidak secara parsial atau sepotong-sepotong.
Implikasinya terhadap pendidikan adalah sebagai berikut. Pertama, pengalaman tilikan
(insight); bahwa tilikan memegang peranan yang sangat penting dalam perilaku. Dalam
hal pembelajaran, sebaiknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan, yaitu
kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
Kedua, pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur
yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran.

8. Aliran Kontruvisme

Adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah
bentukan kita sendiri. Pengetahuan merupakan hasil dari knstruksi kognitif melalui
aktifitas seseorang dengan membuat struktur kategori konsep dan skema yang
diperlukan untuk membentuk pengetahuan. Aliran psikologi ini menyatakan bahwa
siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks. Siswa
harus berusaha memecahkan masalah, menemukan sesuatu untuk dirinya, berusaha
dengan menggunakan ide-ide.

Implikasinya dalam pembelajaran adalah guru tidak hanya memberikan pengetahuan


pada siswa tetapi juga mendorong siswa agar dapat menerapkan ide-idenya sendiri.
Semakin baik cara memotifasi guru terhadap siswanya maka akan semakin
bersemangatlah siswa mengembangkan ide-idenya sendiri. Setelah itu diharapkan siswa
dapat lebih kreatif dalam mencari informasi yang berguna bagi dirinya sendiri. Dan cara
pemecahan masalah akan lebih variatif karena satu siswa dengan siswa lainnya.

9. Aliran Asosiasi

Pengembangan melalui empirisme pada Renaisans yang mempelajari tentang manusia.


Menurut Aliran Asosiasi bahwa prosesi psikiologi adalah ”Asosiasi Ide”. Unsur atau
elemen paling kecil dari jiwa manusia adalah Simple idea. Simple idea bukan bawaan
dari lahir, merupakan hasil yang diperoleh manusia. Apabila simple idea yang satu
dengan yang lain di satukan, akan menghasilkan complex idea, apabila complex idea di
gabung akan menghasilkan Compund idea (gabungan ide).

Anda mungkin juga menyukai