Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Orang seringkali menganggap bahwa kelahiran bayi adalah merupakan permulaan dari
kehidupan, tentu saja hal ini tidak bisa disalahkan, tetapi sebenarnya kelahiran hanyalah suatu
tahap dalam proses pertumbuhan yang telah dimulai 9 bulan sebelumnya. Banyak hal yang
terjadi pada seorang ibu selama kehamilan yang bisa memberikan pengaruh terhadap bayi
baru lahir. Selama beberapa jam setelah kelahiran, obat-obatan yang ada dalam aliran darah
ibu selama persalinan bisa juga terus mempengaruhi seorang bayi.

Tumbuh kembang seorang anak di tahun pertamanya memang sangat  menakjubkan. 


Bayangkan saja, dari seorang bayi yang tak berdaya ketika lahir, ia akan memiliki sejumlah
kepandaian yg mempesonakan kita,  kedua orang tuanya. Awalnya, tubuh bayinya yg mungil
memang hanya mampu menggerakkan  kepala,  tangan dan kakinya. Pada saat ini, refleks
tubuhnyalah yang bekerja sempurna. Ya, perkembangan bayi memang diawali dengan
gerakan refleks, yaitu gerakan-gerakan yg terjadi secara otomatis, tanpa disadari. Seiring
dengan menghilangnya kemampuan refleks bayi, secara bertahap  kemampuan  motoriknya
berkembang. Ia tidak saja mampu mengangkat kepala dan membalikkan tubuhnya, tetapi juga
mencoba merangkak. Lalu dengan   bertambahnya usia, si kecil kemudian akan mampu
duduk, merangkak,   berdiri, lalu..berjalan ! Nah, agar ketrampilan motorik bayi tumbuh dan
berkembang optimal,   sebagai orang tua kita perlu memahami tahap-tahap
perkembangannya   dan memberikan stimuli atau rangsangan yg tepat sesuai tahap 
perkembangannya tersebut.  Dengan demikian, bila terjadi keterlambatan  atau gangguan
pada ketrampilan motorik si kecil, bisa segera terdeteksi dan dikoreksi.

Bayi merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang
dimulai dari neonatal hingga bayi. Masa bayi merupakan masa pertumbuhan dan
perkembangan yang dimulai dari (usia 0-3 bulan), (4-6 bulan), (7-9 bulan), (10-12 bulan), (0-
1 tahun), usia bermain / toddler(1-2,3 tahun), pra sekolah (3-5 tahun). Rentang ini berbeda
setiap bayi mengingat latar belakang bayi itu berbeda.

Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi diperlukan kepekaan kita untuk memahami
kebutuhan bayi. Proses pemahaman kita akan terarah jika kita mengetahui kebutuhan bayi
tersebut.

1. Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa permasalahan yang perlu dibahas lebih detail
mengingat tumbang pada bayi akan mempengaruhi pola fikir kita.

Diantaranya:

1.      Arti dari tumbuh kembang dari bayi tersebut?

2.      Masalah-masalah yang akan terjadi pada tum-bang pada bayi?

3.      Perawatan untuk masalah kesehatan bayi?


1. Tujuan

Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian tentang rentang waktu tumbuh kembang
dalam bayi, memahami permasalah yang akan terjadi pada bayi dan cara perawatan untuk
mengatasi permasalahan dalam bayi.

1. Manfaat

1.      Bagi Perawat

Memberikan pengalaman dan pendidikan untik meningkatan ilmu pengetahuan tentang


tumbuh kembang bayi.

2.      Bagi Masyarakat

Memberikan pengetahuan dasar tentang semua hal yang telah dilakukan oleh para ibu untuk
memahami kebutuhan bayi pada proses tumbuh kembang.

3.      Bagi Pendidikan

Memberikan pelatihan tentang pemahaman tumbuh kembang bayi.

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang
secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(Whalley dan Wong, 2000).

Istilah tumbuh kembang mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling
berkaitan dan sulit dipisahkan. Yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan pengertian
mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per defenisi adalah
sebagai berikut:

1.      Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur, dan keseimbangan
metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

2.      Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur


dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai
hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel
tubuh, jaringan tubuh, organ-organ, dan system organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap aspek fisik,
sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi organ/individu. Walaupun
demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron pada setiap individu (dr. Soetjiningsih.
1995:1).

Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, terdapat suatu peristiwa yang dialaminya yaitu
masa percepatan dan perlambatan. Masa tersebut akan berlainan dalam suatu organ tubuh.
Percepatan dan perlambatan tersebut merupakan suatu kejadian yang berbeda dalam setiap
organ tubuh akan tetapi masih saling berhubungan satu dengan yang lain. Peristiwa
pertumbuhan pada anak dapat terjadi perubahan tentang besarnya, jumlah, ukuran di dalam
tingkat sel, organ maupun individu, sedangkan peristiwa perkembangan pada anak dapat
terjadi pada perubahan bentuk dan fungsi pematangan organ mulai dari aspek social,
emosional, dan intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan pada anak terjadi mulai dari
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik, intelektual, maupun emosional. Peristiwa
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dapat terjadi dalam perubahan ukuran besar
kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh. Pertumbuhan dan
perkembangan secara intelektual anak dapat dilihat dari kemampuan secara symbol maupun
abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung, membaca, dan lain-lain. Sedangkan
perkembangan secara emosional anak dapat dilihat dari perilaku social di lingkungan anak.

1. Tumbuh Kembang Bayi

Merupakan peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak,
baik terjadi percepatan maupun perlambatan yang saling berhubungan antara satu organ
dengan organ yang lain. Dalam peristiwa tersebut dapat mengalami beberapa pola
pertumbuhan dan perkembangan pada anak, di antaranya :

–          Pola pertumbuhan fisik yang terarah

Pada pola ini terdapat dua prinsip atau hukum perkembangan yaitu prinsip chepalocaudal dan
prinsip proximodistal (Wong, 1995). Pertama, Cephalocaudal atau head to tail direction (dari
arah kepala kemudian ke kaki). Pola pertumbuhan dan perkembangan ini dimulai dari kepala
yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang
kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan
ke bagian ekstremitas bawah lengan, tangan, dan kaki. Hal tersebut merupakan pola searah
dalam pertumbuhan dan perkembangan, yang tampak pada pertumbuhan prenatal yaitu pada
janin saat bayi yang dilahirkan pada bagian kepala atau alat yang ada di kepala tanpak lebih
matang lebih dahulu.

Kedua, proximal distal atau near to far direction (Wong, 1995). Pola ini dimulai dengan
menggerakkan anggota gerak yang paling dekat dengan pusat / sumbuh tengah kemudian
baru menggerakkan anggota gerak yang lebih jauh atai kearah bagian tepi, seperti
menggerakkan bahu dahulu kemudian baru jari-jari. Hal tersebut juga dapat dilihat pada
perkembangan berbagai organ yang ada di tengah seperti jantung, paru, pencernaan, dan yang
lain akan lebih dahulu mencapai kematangan dari pada orang yang berada di tepi seperti
bagian ekstremitas.

–          Pola perkembangan dari umum ke khusus


Pola ini dikenal dengan nama pola mass to specific atau to complex (Wong, 1995), pola
pertumbuhan dan perkembangan ini dapat dimulai dengan menggerakkan daerah yang lebih
umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks (khusus), seperti
melambaikan tangan kemudian baru memainkan jarinya atau menggerakkan lengan atas,
bawah telapak tangan sebelum menggerakkan jari tangan, akan menggerakkan badan atau
tubuhnya sebelum mempergunakan kedua tungkainya untuk menyangga, melangkah dan atau
mampu berjalan.

–          Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan

Pola ini mencerminkan cirri khusus dalam setiap tahapan perkembangan, yang dapat
digunakan untuk mendeteksi perkembangan selanjutnya, seperti seorang anak pada umur
empat tahun mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu atau terbatas
dalam perbendaharaan kata, maka dapat diramalkan akan mengalami kelambatan pada
seluruh aspek perkembangan. Pada pola ini tahapan perkembangan dibagi menjadi lima
bagian yang tentunya memiliki prinsip atau ciri khusus dalam setiap perkembangannya di
antaranya;

a.       Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat pada alat dan jaringan tubuh

b.      Masa neonates, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hamper
sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan

c.       Masa bayi, terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya
dan memiliki kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam
dirinya

d.      Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat, dan cara
penyesuaian dengan lingkungan dalam hal ini keluarga dan teman sebaya

e.       Masa remaja, akan terjadi perubahan kearah dewasa, sehingga terjadi kematangan pada
tanda-tanda pubertas (Gunarsa,1997).

–          Pola perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan latihan (belajar)

Proses kematangan dan belajar pada pola ini selalu mempengaruhi perubahan dalam
perkembangan anak, antara kematangan dan proses belajar terjadi interaksi yang kuat dalam
mempengaruhi perkembangan anak. Terdapat saat yang siap untuk menerima sesuatu dari
luar untuk mencapai proses kematangan dan kematangan yang dicapainya dapat
disempurnakan melalui rangsangan yang tepat. Masa itulah dikatakan sebagai masa kritis
yang harus dirangsang agar mengalami pencapaian perkembangan selanjutnya, melalui
proses belajar (Gunarsa, 1997).

Dalam tahap pencapaian pertumbuhan dan perkembangan, anak dapat dikelompokkan ke


dalam dua kelompok, yaitu kelompok usia 0-6 tahun yang terbagi menjadi tahap prenatal
yang terdiri dari masa embrio (mulai konsepsi-8 minggu) dan masa fetus (9 minggu sampai
lahir), tahap post natal yang terdiri dari masa neonates (0-28 hari) dan masa bayai (29 hari-1
tahun), tahap prasekolah (3-6 tahun),

a.       Pertumbuhan dan perkembangan masa prenatal


Masa prenatal terdiri dua fase, yaitu fase embrio dan fase fetus. Pada embrio pertumbuhan
dimulai pada 8 minggu pertama dengan terjadi defesiasi yang cepat dari ovum menjadi suatu
organism dan terbentuknya manusia. Pada minggu kedua terjadi pembelahan sel dan terjadi
pemisahan jaringan antara entoderm dan eksoderm, pada minggu ketiga terbentuk lapisan
mesoderm. Pada masa ini sampai umur tujuh minggu belum tampak terjadi garakan yang
menonjol, hanya denyut jantung janin sudah mulai dapat berdenyut sejak minggu ke 4. Masa
fetus terjadi antara minggu ke 12 sampai 40 terjadi peningkatan fungsi organ yaitu bertambah
ukuran panjang dan berat badan, terutama pertumbuhan dan perkembangan jaringan subcutan
dan jaringan otot.

b.      Pertumbuhan dan perkembangan post natal

1. Masa Neonatus (0-28 Hari)

Masa neonates merupakan masa terjadinya kehidupan yang baru dalam ekstra uteri, dengan
terjadi proses adaptasi semua system organ tubuh. Proses adaptasi dari organ tersebut dimulai
dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-
50 kali per menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran
rongga jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi
aktivitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi, seperti
menangis, memutar-mutar kepala, dan mengisap (rooting reflex) dan menelan. Hal tersebut
akan dilanjutkan dengan proses defekasi seperti dari proses ekskresi dari apa yang dimakan
(ASI), frekuensi untuk defikasi tersebut dapat berkisar antara 3-5 kali seminggu.
Perkembangan motorik pada masa neonates dapat diawali tanda gerakan seimbang pada
tubuh, mulai mengangkat kepala, dan mampu untuk mengikuti garis tengah bila kita
memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan. Pada perkembangan bahasa
ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel
dan pada perkembangan adaptasi social ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai
menatap muka untuk mengenali seseorang.

2. Infancy (28 hari-1 tahun)

Pada masa bayi hingga satu tahun dalam pertumbuhan dan perkembangan dapat
dikelompokan menjadi tiga tahap, tahap pertama adalah 1-4 bulan, tahap kedua 4-8 bulan,
dan tahap ketiga adalah 8-12 bulan. Perubahan dalam pertumbuhan diawali dengan
perubahan berat badan pada usia ini, bila gizi anak baik maka perkiraan berat badan akan
mencapai 700-1000 gram/bulan sedangkan pertumbuhan tinggi badan agak stabil tidak
mengalami kecepatan dalam pertumbuhannya, kemudian dalam perkembangannya dapat
dilihat dari perkembangan motorik kasar, halus, bahasa, dan adaptasi social. Pada umur ini
pertumbuhan berat badan dapat terjadi 2 kali berat badan pada waktu lahir dan rata-rata
kenaikannya 500-600 gram/bulan apabila mendapatkan gizi yang baik. sedangkan
pertumbuhan tinggi badan agak stabil tidak mengalami kecepatan dalam pertumbuhannya.
Secara umum perkembangan bayi pada tahun pertama adalah terjadi peningkatan beberapa
organ fisik / biologis seperti ukuran panjang badan pada tahun pertama penambahan kurang
lebih (25-30 cm), peningkatan jaringan subkutan, perubahan pada fontanel anterior menutup
pada usia 9-18 bulan perubahan pada lingkaran kepala dan lingkaran dada. Di mana lingkaran
kepala sama besar dan pada usia satu tahun terjadi perubahan, pada akhir tahun pertama
terjadi perubahan berat otak anak menjadi 25 % berat otak orang dewasa, pertumbuhan gigi
dimulai dari gigi susu pada umur 5-9 bulan.
Tumbuh kembang yang dimulai pada usia 5 bulan baik motorik,verbal,social dll yaitu banyak
terjadi pada masa infacy ini diantaranya:

1.      Perkembangan Motorik Kasar

 Bila bayi mengamati sesuatu pada satu sisi, ia akan memiringkan kepala dan badan
sehingga membuatnya terguling. Karena itu, hati-hati jika menaruh bayi, perhatikan
sekelilingnya, apakah cukup aman dan tidak berisiko membuatnya terjatuh.
 Kepalanya sudah bergerak-gerak dengan aktif jika ditelungkupkan. Ia pun mulai bisa
bertopang tegak pada kedua lengannya (dengan ujung-ujung jari kaki menahan pada
alas). Dalam posisi telungkup pun ia mudah untuk bergerak memutar.
 Ketika dari posisi telentang, kedua tangannya ditarik, kedua lengannya akan
melengkung dan kepala bayi menunduk ke depan sehingga dagu menyentuh dada.
Ketegangan otot perut dan pangkal paha juga menyebabkan pinggul tertekuk. Bayi
pun dapat duduk dengan dibantu.
 Kalau bayi “diberdirikan” dengan memegang kedua ketiaknya, tampak kedua kaki
bayi bisa tegak. Bertumpu pada kedua kaki dengan posisi seimbang bisa dilakukan
dalam hitungan 1-2 detik.
 Perkembangan Motorik Halus
 Bayi sudah mencoba meraih mainan yang digerak-gerakkan di depan pandangannya
atau yang ditaruh di dadanya.
 Telapak tangannya sudah membuka sehingga orangtua bisa memegang kedua
tangannya dan membantu si kecil untuk bertepuk tangan.
 Sudah bisa memerhatikan suatu objek yang berjarak.
 Perkembangan Sosial-Emosi
 Bayi mulai memunculkan berbagai suara sebagai ekpresi rasa senang atau tidak
senang ketimbang menangis.
 Dapat memberi respons dengan mengoceh atau tersenyum pada orang dewasa yang
mengajaknya bercanda.
 Bisa membedakan wajah-wajah yang tersenyum, suara-suara ramah maupun yang
menunjukkan amarah. Respons yang diberikan berbeda terhadap apa yang dilihat.
Maka itu, seringlah memberikan senyuman serta suara riang gembira pada bayi.
 Dapat menikmati permainan, baik bermain sendiri dengan suatu objek atau bermain
sosial semisal bermain cermin. Ia akan tersenyum ketika melihat bayangannya di
cermin.
 Mengulurkan tangan minta digendong ibu atau orang yang sudah dikenalnya.
 Jika ada bayi lain, biasanya ia memberikan respons untuk menarik perhatian. Seperti
dengan menendang-nendangkan kaki, tertawa, main ludah atau melambungkan
badannya ke atas-ke bawah.

3.      Perkembangan Kognitif

 Dapat bereksplorasi sensori dengan menggunakan tangan dan mulut. Lantaran itu, ia
memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut. Bisa meraih suatu objek dengan sengaja.
 Seringkali terlihat memainkan tangan, kaki serta jemarinya sambil mengamati dengan
penuh perhatian.
 Mulai memahami air muka dan nada suara orang dan serta dapat memerhatikan dan
menafsirkan perilaku orang yang senang, marah, dan lainnya. Bayi pun akan memberi
respons dengan menunjukkan wajah ketakutan, keheranan atau lainnya.
5.      Perkembangan Bahasa

 Bisa berteriak-teriak ketika ditinggal sendirian atau tak ada orang di dekatnya.
 Mengoceh dan menyuarakan suara-suara seperti “aaah”, “ee”, atau “oy”.
 Jika diajak bercanda bisa mengungkapkan rasa senang dan gembiranya dengan
tertawa.
 Mulai memberi respons dengan mendengar dan memerhatikan suara musik yang
diperdengarkan, adakalanya dengan mendekut.
 Orangtua bisa mestimulasi dengan memperdengarkan kata-kata yang familiar (sudah
dikenalnya). Bayi akan mencoba-coba untuk menirukan suara-suara itu.

5.      Ukuran Tubuh

 Berat badan sekitar 5,3-7,3 kg, panjang badan 59,8 -65,9 cm, dan lingkar kepala 39-
45 cm.

2. Masa Toddler 1-3 Tahun

Pertumbuhan dan perkembangan pada tahun kedua anak akan mengalami beberapa
perlambatan dalam pertumbuhan fisik, dimana pada tahun kedua anak akan mengalami
kenaikan berat badan sekitar 1,5-2,5 kg dan panjang badan 6-10 cm, kemudian pertumbuhan
otak juga akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan lingkaran kepala hanya 2 cm, untuk
pertumbuhan gigi terdapat 8 buah gigi susu termasuk gigi geraham pertama, dan gigi taring
sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah.

3. Masa Pra_Sekolah

Pada masa ini anak mengalami proses perubahan dalam pola makan dimana anak pada
umumnya mengalami kesulitan untuk makan. Proses eliminasi pada anak sudah menunjukkan
proses kemandirian dan masa ini adalah masa dimana perkembangan kognitif sudah mulai
menunjukkan perkembangan dan anak sudah mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah
dan tampak sekali kemampuan anak belum mampu menilai sesuatu berdasarkan apa yang
mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan lingkungan dan orang
tuanya. Sedangkat perkembangan psikososial pada anak sudah menunjukkan adanya rasa
inisiatif, konsep diri yang positif serta mampu mengidentifikasi identitas dirinya

1. Masalah Yang Terjadi Dalam Tumbuh Kembang Bayi

Masalah tumbuh kembang anak merupakan masalah yang perlu diketahui atau dipahami
sejak konsepsi hingga dewasa yang menurut WHO sampai usia 18 tahun sedang menurut
Undang-undang Kesejahteraan Anak RI No. 4 Tahun 1979 sampai dengan usia 21 tahun
sebelum menikah. Beberapa masalah tumbuh kembang anak yang perlu dijadikan acuan
dalam pendeteksian di antaranya :

–          10 % anak akan mencapai kemampuan pada usia dini

–          50 % anak akan mencapai kemampuan kemudian

–          75 % anak akan mencapai kemampuan lebih kemudian


–          90 % anak akan sudah harus dapat mencapai kemampuan pada batas usia paling
lambat masih dalam batas normal, dan

–          10 % anak dimasukkan dalam katagori terlambat apabila belum bisa mencapai
kemampuannya.

Secara umum terdapat beberapa ciri anak yang memiliki kelainan dan perlu pendeteksian di
antaranya apabila pada usia 1-1,5 bulan bisa tersenyum secara spontan, anak usia 3 bulan
masih menggenggam dan belum bersuara, usia 4-5 bulan belum tengkurap dengan kepala
diangkat, pada usia 7-8 bulan anak belum bisa didudukkan tanpa bantuan,  pada usia 12 bulan
belum bisa menjimpit, pada usia 15 bulan belum berjalan, pada usia 15 bulan anak belum
mampu mengucapkan -5 kata, pada usia 2 tahun anak belum bisa menyebut nama sendiri,
pada usia 30 bulan anak belum bisa menggambar, pada usia 3 tahun anak belum bisa
berpakaian, pada usia 3,5 tahun anak belum bisa mengenal warna, pada usia 4 tahun anak
belum bisa menggambar orang 3 bagian dan pada usia 4,5 tahun anak belum bisa bercerita,
maka perilaku di atas perlu dilakukan pendeteksian untuk mengenal berbagai masalah yang
berhubungan dengan tumbuh kembang anak di antaranya:

a.       Gagal tumbuh (Failure to Thrive)

Merupakan kegagalan untuk tumbuh di mana sebenarnya anak tersebut lahir dengan cukup
bulan, akan tetapi dalam pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya mengalami kegagalan
pertumbuhan fisik dengan malnutrisi dan retardasi perkembangan social atau motorik. Factor
yang mempengaruhi terjadinya gagal tumbuh adalah gangguan psikososial di mana anak
tidak mendapatkan kasih sayang dari orang tua sehingga banyak dijumpai pada panti-panti.
Cirri gagal tumbuh yang lain adalah secara organic tidak ditemukan adanya kelainan dan
secara anamnesa anak ditelantarkan dalam perawatannya.

b.      Gangguan makan

Gangguan makan pada anak seringkali dijumpai pada masyarakat awam yang belum
memahami prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak dan memahami pentingnya
nutrisi pada anak, gangguan makan pada anak yang sering kita temukan seperti penolakan
makan, pika, gangguan regurgitasi pada masa bayi, anoreksia nervosa, dan bulimia.

 Penolakan makan merupakan gangguan makan pada anak yang dapat diakibatkan
beberapa factor di antaranya anak tidak menyukai terhadap pemberian secara
memaksa dalam makan atau tidak menyukai cara pemberiannya atau tidak menarik
perhatian pada anak, kemudian orang tua atau pengasuh tidak sabar dalam
memberikan makan atau dalam hal ini orang tua atau pengasuhnya terlalu merasa
khawatir atau kecemasan kalau anak tidak makan maka anaknya akan mengalami
kekurangan gizi sehingga kadang-kadang selalu disiapkan makan yang bergizi tanpa
memperdulikan selera pada anak atau kesukaan anak. Factor cara pemberian makan
pada anak adalah salah satu bagian penting dari factor pengaruh gangguan makan
pada anak, artinya cara pemberian ini yang sering kali menyebabkan gangguan makan
seperti adanya paksaan dalam memberikan makan, suasana yang tegang, dan lain-lain.
 Pika merupakan keadaan anak berulang kali makan yang tidak bergizi seperti kapur
tembok yang terkupas, kertas, kotoran yang dipungut dari lantai, kancing, rambut,
mainan, dan lain-lain. Pika ini dapat menimbulkan anemia atau keracunan apabila
yang dimakan mengandung zat yang dapat memberikan dampak keracunan seperti zat
timah dan lain-lain.
 Terjadinya regurgitasi atau mengeluarkan kembali makanan kedalam mulut tanpa
disertai perasaan mual atau gangguan gastrointestinal, dengan ditandai mengejan,
punggung melengkung ke belakang, mulutnya terbuka, kepalanya menengadah dan
disertai gerakan-gerakan menghisap, kondisi demikian apabila terlalu banyak
makanan yang dimuntahkan maka akan terjadi kehilangan berat badan sehingga dapat
menimbulkan malnutrisi
 Anoraksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan makan yang sering dijumpai
pada anak remaja wanita yang ditandai adanya penurunan berat badan secara
disengaja atau gangguan psikologis yang spesifik, kondisi demikian merupakan salah
satu penyebab gangguan makan pada anak.

c.       Gangguan tidur

Gangguan tidur merupakan gangguan yang dialami anak selama tidur, gangguan ini dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada anak apabila gangguan ini berlangsung
lama dan terus-menerus. Gangguan tidur dalam hal ini adalah gangguan tidur terror dan
gangguan tidur berjalan (somnambulisme). Gangguan tidur terror ditandai dengan anak
kadang-kadang sering menangis pada tengah malam, menjerit, merintih, dan lain-lain.
Kadang-kadang hal tersebut tidak akan menjadi masalah, akan tetapi hal tersebut bila
berlangsung terus akan mengganggu tugas-tugas perkembangan anak. Gangguan tidur di atas
yang dapat menyebabkan gangguan dalam tumbuh kembang adalah gangguan tidur dari
tempat tidur dan berjalan sewaktu tidur, kondisi tersebut kadang-kadang kita jumpai pada
anak, hal tersebut apabila berlangsung lama maka mempengaruhi perkembangan pada anak.

d.      Enuresis fungsional

Merupakan gangguan dalam pengeluaran urine yang involunter pada waktu siang atau malam
hari pada anak yang berumur lebih empat tahun tanpa adanya kelainan fisik maupun penyakit
organic. Kondisi ini terdapat pada anak umur empat tahun ke atas mengingat pada umur
tersebut kondisi sfingter eksterna vesika urinaria sudah mampu dikontrol akan tetapi pada
usia demikian tetap belum bias, hal tersebut dapat disebabkan beberapa factor di antaranya
kegagalan dalam toilet training pada anak dan adanya negative reinforcement (pemberian
hukuman lebih ditekankan dari pada pujian) sehingga terjadi kegagalan dalam proses
berkemih sehingga dapat terjadi enuresis fungsional. Keadaan demikian apabila berlangsung
lama dan panjang maka akan mengganggu tugas dalam perkembangan anak.

e.       Enkopresis fungsional

Enkopresis fungsional merupakan gangguan dalam pengeluaran tinja yang tidak terkontrol
pada anak yang terjadi secara berulang-ulang tanpa adanya konstipasi atau tanpa adanya
penyebab organic pada anak yang berumur lebih dari empat tahun. Kondisi demikian dapat
disebabkan karena kondisi psikologis pada anak sehingga menyebabkan kegagalan dalam
melakukan buang air besar. Kondisi tersebut apabila dibiarkan terlalu lama dapat
mengganggu dalam proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.

f.       Gagap
Merupakan gangguan dalam arus bicara pada anak yang ditandai dengan adanya pengulangan
suara, suku kata atau terjadi bloking dalam bicara. Gagap ini dapat terjadi disebabkan karena
factor psikologis anak atau juga disebabkan oleh kelainan neurologis yaitu gangguan dalam
dominasi serebral. Kondisi tersebut apabila berlangsung lama pada masa pra sekolah dapat
menyebabkan gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan.

g.      Mutisme efektif

Merupakan gangguan bicara pada anak yang ditandai dengan menolak untuk berbicara pada
situasi social seperti di sekolah ataupun di tempat-tempat umum. Keadaan demikian
disebabkan oleh gangguan psikologis pada anak. Beberapa ahli mengatakan bahwa mutisme
efektif digunakan anak dalam rangka mengurangi perasaan takut, tetapi ada juga yang
digunakan sebagai penarik perhatian agar selalu diperhatikan.

h.      Gangguan perkembangan spesifik

Gangguan perkembangan spesifik pada anak tersebut dapat meliputi gangguan perkembangan
membaca dan menulis, gangguan perkembangan berhitung, gangguan perkembangan
berbahasa, gangguan perkembangan artikulasi, gangguan perkembangan motorik yang
spesifik.

i.        Reterdasi mental

Merupakan gangguan dalam perkembangan dimana terjadi gangguan dalam fungsi intelektual
yang sub normal adanya perilaku adaptif social dan timbul pada masa perkembangan yaitu di
bawah umur 18 tahun. Terjadinya retardasi mental dapat disebabkan beberapa factor,
diantaranya factor genetic atau juga kelainan dalam kromosom, factor ibu selama hamil
dimana terjadi gangguan dalam gizi atau penyakit pada ibu seperti rubella, atau adanya virus
lain atau juga factor setelah lahir dimana dapat terjadi kerusakan otak apabila terjadi infeksi
seperti meningistis, ensefalitis, dan lain-lain.

j.        Autism

Autism atau dikenal dengan sindrom keanner dengan memiliki gejala tidak mampu
bersosialisasi, mengalami kesulitan menggunakan bahasa, berperilaku berulang-ulang, serta
bereaksi tidak biasa terhadap rangsangan sekitarnya. Dengan kata lain, pada anak autism
dapat terjadi kelainan emosi, intelektual, dan kemauan atau gangguan pervasive. Dapat secara
singkat dikatakan bahwa autism merupakan suatu keadaan anak dapat berbuat semaunya
sendiri baik secara berfikir atau berperilaku.

k.      Penganiayaan dan pengabaian anak

Merupakan tindakan yang disengaja yang dapat menimbulkan sakit, secara fisik atau
emosional pada anak atau resiko terhadap sakit atau cedera. Terdapat empat jenis
penganiayaan pada anak di antaranya penganiayaan secara fisik, penganiayaan emosional,
penganiayaan seksual dan pengabaian. Kesemuanya dapat dipicu oleh lingkungan yang ada di
sekitar anak. Gejala dari jenis penganiayaan tersebut adalah apabila jenis penganiayaan fisik
maka dapat terjadi cedera, apabila penganiayaan jenis emosional dapat terjadi keguncangan
pada jiwa anak dan juga dapat menimbulkan kekacauan mental, kemudian penganiayaan
seksual terjadi iritasi atau leserasi pada genital eksterna, infaksi saluran kemih atau penyakit
genital, serta adanya kehamilan dan gejala pada pengabaian adalah kurangnya perawatan
pada diri anak dapat terjadi kegagalan untuk tumbuh, keterlambatan perkembangan,
gangguan makan, kurang perawatan diri, dan lain-lain (Betz, Cecily L, 1996).

1. Perawatan Untuk Permasalahan Kesehatan Bayi

Dengan kompleknya permasalah pada usia bayi maka banyak hal perlu dilakukan oleh ibu
untuk melakukan mengatasi permalahan yang komplek pada bayi terbut diantaranya ialah:

1.      Pengenalan
Tidak benar kalau dikatakan bahwa bayi-bayi masih buta dan tuli ketika lahir. Bayi-bayi baru
lahir akan memusatkan perhatian pada wajah salah satu orang tua dan mengikutinya dengan
mata mereka. Bahkan di meja persalinan, mereka akan memusatkan perhatian pada ibu
mereka, dan akan lebih suka melihat gambar wajah normal daripada gambaran dimana ciri-
cirinya telah diacak. Suara-suara keras akan mengakibatkan bayi baru lahir terkejut atau
gemetar, dan mereka akan menanggapi bunyi suara yang lembut dan tinggi. Menginjak umur
4 minggu, bayi mungkin sudah dapat menunjukkan dengan tingkah laku mereka bahwa
mereka mengenali ayah dan ibunya.

2.      Refleks

Bayi baru lahir memiliki variasi refleks yang luar biasa untuk diuji. Bila anda menyentuh pipi
atau kulit di sekitar mulut, bayi baru lahir akan membuka mulutnya dan beralih ke jari anda,
mencari-cari puting untuk dihisap. Bila anda menyentuh kaki atau tangan, bayi akan berusaha
menggenggam, dan –jangan terkejut – mungkin sangat kuat. Salah satu refleks paling populer
adalah refleks Moro. Ketika kepala seorang bayi terlempar ke belakang atau ia terkejut, ia
akan merentangkan kaki dan tangannya, memanjangkan lehernya, dan berteriak sebentar.
Lalu ia akan mengatup-ngatupkan lengannya dengan cepat, seolah-olah hendak memeluk
batang pohon atau ibunya. Mudah meyakini bahwa refleks ini berkembang untuk membantu
mencegah bayi agar tidak jatuh. Gerakan lain yang menakjubkan adalah refleks berjalan: bila
anda menurunkan kedua kaki seorang bayi kecil dan mengijinkan satu kaki menyentuh
tempat tidur, ia akan mengangkat kaki itu dan menurunkan yang satunya, dan seterusnya,
dalam gerakan berjalan. Refleks ini akan hilang seluruhnya belakangan, dan tidak
berhubungan dengan proses belajar berjalan.

3.      Gizi dan Pemberian Makan

Keputusan dalam memilih untuk menyusui bayi dengan ASI atau botol sangat penting, dan
idealnya harus dibuat oleh kedua orang tua bersama-sama. Sukses pilihan mereka akan
tergantung pada keadaan saling mendukung. Kami sangat menganjurkan kepada anda untuk
menyusui bay anda dengan ASI. Jika tidak mungkin untuk mempertahankan menyusui, susu
apapun yang bisa disediakan ibu masih lebih baik daripada tidak ada sama sekali. Susu ibu
lebih mudah dicerna daripada sumber makanan lain manapun, dan mengandung semua gizi
yang diperlukan untuk pertumbuhan normal selama 6 bulan. Susu ibu juga mengandung
faktor kekebalan yang tidak ditemukan di susu formula dan dapat menolong melindungi bayi
dari infeksi dan hal ini juga menciptakan kondisi yang menguntungkan di dalam saluran
pencernaan bayi. Lebih jauh lagi, menyusui juga memberikan suasana istimewa
untuk komunikasi ibu dan anak. Di sisi lain, ada banyak keadaan yang bisa membuat
menyusui tidak praktis atau tidak dianjurkan, misalnya penyakit ibu atau bayi. Ibu-ibu yang
tidak bisa menyusui tidak boleh merasa tidak cakap atau bersalah. Jutaan bayi yang telah
dibesarkan dengan susu formula sudah tumbuh menjadi orang dewasa yang benar-benar sehat
dan menyesuaikan diri dengan baik. Susu formula bayi standar hampir sama baiknya dari segi
gizi. Susu formula yang telah dikemas lebih dulu lebih mahal daripada susu formula bubuk
atau terkonsentrasi, tetapi yang terakhir mempunyai resiko kehilangan zat gizi bila tidak
dicampur dengan hati-hati. Ingatlah untuk selalu memasak air yang anda gunakan sampai
mendidih sebelum dicampur dengan susu bubuk atau padat. Susu sapi tidak bisa dicerna oleh
sistem pencernaan kebanyakan bayi yang belum matang, dan hal ini bisa
memicu alergi terhadap susu. Bayi-bayi harus disusui pada 6-12 jam pertama hidupnya,
ketika gula dalam cairan ASI yang disebut kolostrum (atau segelas air gula) bisa
“memulihkan” mereka dari stres akibat kelahiran. Butuh 3-5 hari bagi susu normal untuk
menggantikan kolostrum. Selama minggu-minggu pertama, kebutuhan gizi akan meningkat
secara bertahap. Bayi-bayi akan mengisyaratkan rasa lapar mereka dengan menangis.
Kebanyakan bayi biasanya meminta makan setiap 2-3 jam pada usia ini, dan memerlukan
sekitar 10 menit untuk mengosongkan 80 persen susu dalam satu payudara. Mereka bisa terus
mengisap payudara kering sama seperti bayi yang disusui botol mengisap dot. Karena gizi
dan pelukan sama dengan kasih sayang bagi seorang bayi, para ayah harus memiliki
kesempatan sebanyak mungkin untuk berbagi dalam memberikan keduanya. Penurunan berat
badan selama minggu pertama adalah normal dan hal ini disebabkan karena bayi kehilangan
cairan berlebih yang terkumpul di rahim. Setelah 5-7 hari, kebanyakan bayi akan mulai
memperoleh kenaikan berat badan secara bertahap. Bayi-bayi yang disusui dengan botol
cenderung mulai memperoleh berat badan dengan segera, dan orangtua harus hati-hati untuk
tidak memberi makan mereka lebih dari keinginan mereka untuk menghindari kegemukan.
Cobalah mengatasi insting yang mendorong bayi menghabiskan sebotol susu. Susu formula
bisa disimpan di lemari es dengan aman selama paling sedikit 24 jam. Tidaklah perlu untuk
memberi bayi suplemen vitamin, apakah mereka minum ASI atau susu formula. Susu ibu
mengandung banyak persediaan vitamin bila wanita yang memberikannya mengkonsumsi
diet yang seimbang dengan banyak buah atau jus buah dan sayuran. Kandungan vitamin dari
formula yang telah disiapkan dikontrol dengan hati-hati untuk mencukupi kebutuhan bayi.
Memberi vitamin pelengkap bahkan bisa berbahaya; telah ada laporan-laporan tersendiri
tentang reaksi racun terhadap vitamin A dan D pada bayi-bayi yang diberi jumlah berlebihan.
Tidak perlu juga untuk memberi bayi air, kecuali jika mereka tampak haus pada hari yang
amat panas. Baik susu formula maupun susu ibu mengandung air sebanyak yang diperlukan
bayi, dan air tambahan bisa menghilangkan nafsu makan mereka untuk cairan makanan.
Begitu proses menyusui telah mantap, memberikan formula pelengkap dalam botol adalah
aman jika anda menginginkannya, untuk kenyamanan anda atau untuk memastikan bahwa
bayi bersedia menerima botol ketika anda tidak bisa menyusui. Namun, formula tambahan ini
sebenarnya tidak perlu. Tujuan yang sama bisa dipenuhi dengan cara memberi susu ibu yang
sudah dikeluarkan dalam botol. Pemberian susu dengan botol, baik memakai susu ibu
maupun susu formula, memberi sang ayah kesempatan untuk memiliki pengalaman penting
memberi makan bayi.

Bayi-bayi perlu dibuat bersendawa, karena udara yang masuk bersama makanan mereka bisa
menciptakan perasaan kenyang yang palsu dan bisa pula menyebabkan sakit kram perut.
Bayi-bayi yang disusui dengan botol harus disusui dengan posisi botol terangkat dengan
dotnya ke bawah, sehingga mereka akan selalu mendapat susu dan bukan udara dari dot.
Untuk mengurangi gumoh setelah makan, miringkan bayi pada sudut 30 derajat selama
beberapa menit sebelum bersendawa. Dengan begitu, susu akan menetap dan udara bisa
keluar.

4.      Pembuangan Sisa Makanan


Banyak bayi tegang setiap kali membuang kotoran, karena mereka tidak bisa hanya
menggunakan otot-otot pembuangan. Mereka menggunakan seluruh otot atau tidak sama
sekali. Hal ini akan berubah ketika bayi mulai mengembangkan lebih banyak kontrol. Banyak
bayi baru lahir, terutama mereka yang disusui ibunya, mengeluarkan kotoran berwarna
kehijauan atau kekuningan sampai mereka disapih. Tinja bayi yang disusui dengan botol akan
mulai tampak lebih normal dalam beberapa hari. Diare sungguhan atau sembelit jarang
terjadi; bayi-bayi yang disusui ibunya diyakini terutama bebas dari masalah-masalah yang
berhubungan dengan tinja mereka. Empat sampai enam tinja sehari tidak aneh dalam bulan
pertama; beberapa bayi mengeluarkannya setiap habis makan.

Dua masalah kesehatan yang nyata pada masa ini adalah infeksi dan alergi usus serta
lambung. Ketika tinja sangat sering, berair (tidak hanya lembek), berbau tidak enak, dan
hijau, hubungi dokter. Darah dan lendir pada tinja adalah tanda-tanda lebih jauh
kemungkinan masalah, terutama jika darah itu hitam kemerahan.

5.      Tidur

Bayi-bayi baru lahir mungkin tampaknya tidur hampir sepanjang waktu, tetapi penelitian
terakhir menunjukkan bahwa sejak awal mula beberapa bayi tidur hanya 12 jam per hari.
Mata mereka mungkin menutup hampir setiap waktu, tetapi para bayi seringkali menyadari
apa yang terjadi di sekitar mereka.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Setelah kita mempelajari tentang tumbuh kembang bayi. Maka, dapat ditarik beberapa
benang merah yang akan mencerminkan permalahan yang terjadi pada makalah ini:

1.      Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh
yang secara kuantitatif dapat diukur, sedangkan perkembangan merupakan bertambah
sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar
(Whalley dan Wong, 2000).

2.      Proses tumbuh kembang ialah sebuah proses yang mana akan mengantarkan pada masa
infanc ke masa balia yang akan terjadi banyak permasalahan.

3.      Proses tumbuh kembang sebenarnya mengikuti pola yang pasti.tapi, di tengah
perjalanan ada beberapa permasalah yang membayangi dan akan menggangu proses tumbuh
kembang dalam bayi.

4.      Secara garis besar proses tumbuh kembang dipengaruhi beberapa faktor diantaranya
faktor internal dan eksternal.

Jadi, hasil dari proses proses dewasa akan mudah terbaca seperti apa ketika dia dalam proses
bayinya.

1. Saran
Sebenarnya yang menjadi ujung tombak permasalah dalam proses tumbuh kembang ialah
peran serta orang tua yang memahami kebutuhan dasar bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Corry S Matondang dkk.2000. Diagnosis Fisik pada Anak. Jakarta: PT Sagung Seto

Faisal Yatim.2003. Autisme suatu Gangguan Jiwa pada Anak-anak. Jakarta: Pustaka Populer
Obor.

Aziz Alimul Hidayat A.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
Medika.

Soetjiningsih.1995. Tumbuh Kembang Anak. Surabaya : EGC

www.tumbuhkembangbayi.com 29-30 November 2010/11:38.

Anda mungkin juga menyukai