Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ABORSI
DI

OLEH: KELOMPOK 3

NAMA : 1. Pepi Handayani Riski

2.Tiaminah

3. Fitriani Z

4. Marhamah

SEMESTER : Ganjil

PROGRAM : DIII KEBIDANAN

DOSEN : Ns. Maulida, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIkes)


BINA NUSANTARA
PEUDAWA-ACEH TIMUR
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, hidayah, serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ABORSI”
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan “ETIKA PROFESI
dan HUKUM KESEHATAN“. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
wawasan maupun pengetahuan serta dijadikan dasar dalam menuntut ilmu bagi para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

IDI, NOVEMBER 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.......................................................................................................3
B. Jenis Aborsi....................................................................................................3
C. Penyebab Aborsi.............................................................................................5
D. Resiko Aborsi..................................................................................................6
E. Kasus Aborsi...................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).

Menurut Potter&Perry (2010), setengah dari kehamilan di Amerika Serikat adalah


tidak direncanakan; sebagian besar kehamilan yang tidak direncanakan terjadi pada
remaja, wanita berusia di atas 40 tahun, dan wanita Afrika-Amerika yang berpenghasilan
rendah. Hampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi.

Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap
tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para
remaja.

Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif
karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang
lebih baik.

Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan
yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan
kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau rasa bersalah.

Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, bidan tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi bidan yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
kebidanan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih
(aborsi).

1
B.  Rumusan Masalah

1. Apa definisi aborsi?


2. Apa saja jenis-jenis aborsi?
3. Apa penyebab yang mendorong terjadinya aborsi?
4. Bagaimana dampak aborsi?
5. Apa contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia?

C.  Tujuan

1. Mengetahui definisi aborsi


2. Mengetahui faktor yang mendorong terjadinya aborsi
3. Mengetahui dampak aborsi
4. Mengetahui contoh kasus aborsi yang terjadi di Indonesia

D.  Manfaat Penulisan

Dapat mengetahui dan menanggapi kasus aborsi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Aborsi

Pengertian aborsi menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008) adalah terpencarnya


embrio yang tak mungkin lagi hidup (sebelum habis bulan keempat dari kehamilan).

Pengertian aborsi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana di Indonesia


adalah : 1) Pengeluaran hasil konsepsi pada stadium perkembangannya sebelum masa
kehamilan yang lengkap tercapai (38-40 minggu); 2) Pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar kandungan (berat kurang dari 500 gram atau kurang dari 20
minggu).

Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU
Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Maksud dari ‘tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.

Sementara aborsi atau abortus menurut dunia kedokteran adalah kehamilan


berhenti sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Apabila
janin lahir selamat sebelum 38 minggu namun setelah 20 minggu,  disebut kelahiran
prematur.

Wanita dan pasangannya yang menghadapi kehamilan yang tidak diinginkan


biasanya mempertimbangkan aborsi. Alasan untuk memilih aborsi berbeda-beda, termasuk
mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan atau ketika mengetahui janin memiliki
kelainan (Perry&Potter,2010).

B. Jenis Aborsi

Klasifikasi abortus atau aborsi berdasarkan dunia kedokteran, yaitu:

1. Abortus spontanea

Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini
dibedakan menjadi 5 yaitu :

1. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari
uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum
melebar (tanpa dilatasi serviks).
2. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada
kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih didalam
rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi serviks)

3
3. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20
minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim
4. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan    
5. Abortus provokatus

Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak diharapkan tapi
tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau abortus jenis provokatus
adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin
mencapai setengah kilogram.

Abortus provakatus dibagi menjadi 2 jenis:

a)      Abortus provokatus medisinalis/artificialis/therapeuticus. Abortus yang dilakukan


dengan disertai indikasi medis. Di indinesia yang dimaksud dengan indikasi medik adalah
demi menyelamatkan nyawa ibu. Indikasi medis yang dimaksud misalnya: calon ibu yang
sedang hamil tapi punya penyakit yang berbahaya seperti penyakit jantung, bila kehamilan
diteruskan akan membahayakan nyawa ibu serta janin, sekali lagi keputusan
menggugurkan akan sangat dipikirkan secara matang.

b)      Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus provokatus
medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Dalam
proses menggugurkan janin pun kurang mempertimbangkan srgala kemungkinan apa yang
akan terjadi kepada wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.

2. Abortus habitualis

Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang terjadi
berturut-turut tiga kali atau lebih.

3. Missed abortion

Kematian janin yang berusua sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed abortion digolongkan
kepada abortus imminens.

4. Abortus septik

Tindakan menghentikan kehamilan karena tindakan abortus yang disengaja (dilakukan


dukun atau bukan ahli ) lalu menimbulkan infeksi. Perlu diwaspadai adalah tindakan
abortus yang semacam bisa membahayakan hidup dan kehidupan.

4
C. Penyebab Aborsi

            Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab
aborsi dilakukan :

1. Umur

Umur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk calon ibu
yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik belum matang, tingkat pendidikan
rendah dan masih terlalu tergantung pada orang lain masalah umur yang terlalu tua untuk
mengandungpun menjadi penyebab abortus

2. Jarak hamil dan bersalin terlalu dekat

Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak dilakukan
abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan menimbulkan
pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang belum pulih benar

3. Paritas ibu

Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko paritas
tinggi , banyak wanita melakukan abortus.

4. Riwayat kehamilan yang lalu

Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan abortus lagi .
penyebabnya yang  lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang memiliki penyakit berat
hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya akan   tertular penyak it pula, ada juga
masalah ekonomi  banyak anak banyak pengeluaran dan lain sebagainya.

Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :

a)      Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini ialah :

1. Kelainan kromosom, terutama trisomi autosom dan monosomi


2. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna.
3. Pengaruh teratogen akibat radiasi, firus, obat-obatan, tembakaou dan alkohol

b)      Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena hipotensi menahun.

c)      Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis.

d)     Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus.

5
D. Resiko Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan


seorang wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang sangat
menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka  yang sedang kebingungan karena tidak
menginginkan kehamilan yang sudah terjadi.

Ada 2 macam resiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:

1.   Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

2.   Resiko gangguan psikologis

1. Resiko kesehatan dan keselamatan fisik

Pada saat melakukan aborsi  dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang
akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang
ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:

1. Kematian mendadak karena pendarahan hebat


2. Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat
pada anak berikutnya.
6. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker hati (Liver Cancer)
10. Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan
cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.
11. Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko kesehatan mental

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia
psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-
gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).

6
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:

1.    Kehilangan harga diri (82%)

2.    Berteriak-teriak histeris (51%)

3.    Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)

4.    Ingin melakukan bunuh diri (28%)

5.    Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)

6.    Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (59%)

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah
tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena
gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).

E. Kasus Aborsi

Wanita Muda Yang Lakukan Aborsi di Aceh Utara Ternyata Mahasiswi Unimal

Lhokseumawe | Acehtraffic.com – Wanita muda yang melakukan aborsi di


Gampong Pante Pirak, Kecamatan Matang Kuli Aceh Utara pada hari Selasa 1 Mei 2012
lalu, ternyata adalah seorang mahasiswi yang sedang kuliah di salah satu Fakultas kampus
Universitas Malikussaleh [Unimal].
Kasat Reserse Polres Aceh Utara, AKP Marzuki membenarkan bahwasannya Yani adalah
seorang mahasiswi kampus Universitas Malikussaleh [ Unimal].
Terungkapnya kasus aborsi ini merupakan buruknya citra mahasiswa Aceh, terutama di
Aceh Utara. Wanita muda yang melakukan aborsi tersebut bernama Yani [20] dan
kekasihnya bernama Nur Wahid [21].
Pasangan kekasih itu dihadapan Kepolisian mengaku bahwa telah melakukan hubungan
intim sebanyak empat kali di kamar kos sang pujangga hatinya Yani , hingga akhirnya
Yani pun berbadan dua alias hamil.
Juminten, sang dukun beranak yang melakukan aborsi tersebut, dihadapan penyidik
Polres Lhokseumawe mengaku bahwa, pada saat melakukan proses persalinan
memberikan minuman yang dicampur dengan air kunyit, jahe, dan gula serta suntikan
cairan penambah darah yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga calon si ibu muda
tersebut.
Namun alangkah teganya wanita muda tersebut yang sampai hatinya untuk membunuh
janin yang tidak berdosa itu, bahkan janin itu pun hasil dari darah dagingnya sendirinya.
Berbagai barang bukti pun ikut disita oleh Kepolisian, misalkan jarum suntik, uang tunai
Rp. 2000.000, botol air minum mineral dan selembar kain sarung yang dipakai untuk
proses persalinan wanita muda itu.
Namun alangkah malangnya nasib mereka bertiga, hingga akhirnya harus
mendekam di balik jeruji besi Mapolres Aceh Utara akibat ulah perbuatan yang
dilakukannya.

7
Terkait hal ini, Direktur LBH Apik Aceh, Roslina juga ikut memberikan komentar,
menurutnya perbuatan yang dilakukan oleh Yani adalah perbuatan yang salah karena telah
mencabut hak hidup terhadap anaknya sendiri.
“Apa yang mereka lakukan itu perbuatan yang salah karena telah mencabut hak untuk
hidup anaknya sendiri, jangan melakukan aborsi, ketika mereka sudah melakukan
hubungan intim diluar nikah ini juga merupakan perbuatan yang salah”. Ujar Roslina
dengan tegas.

ementara itu, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswa Universitas Malikussaleh [Unimal],


Dahlan A Rahman ketika dikonfirmasi The Aceh Traffic mengaku bahwasannya dirinya
belum mendapatkan laporan ada seorang mahasiswa Unimal yang melakukan aborsi.
“Saya belum mendapatkan laporan mengenai hal itu, nanti kalau memang sudah
mendapatkan laporan tertulis kami akan duduk rapat dengan seluruh pimpinan kampus
untuk membahas persoalan ini”.
Ujar Dahlan A Rahman.| AT | AG |sumber:

          

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau aborsi
berdasarkan dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus provokatus, abortus
habitualis, missed abortion dan abortus septik. aborsi dapat terjadi karena beberapa
sebab,yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, faktor maternal,
kelainan traktus genitalia dan malu (aborsi ilegal).

Berdasarkan asas autonomy (otonomi), keputusan aborsi yang diambil pada kasus
aborsi adalah hak klien (orang yang melakukan aborsi). Tetapi, pada kasus aborsi ilegal
seperti contoh, hal tersebut melanggar asas beneficience (asas manfaat / berbuat baik)
sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan dapat membahayakan kesehatan pelaku
aborsi tersebut.

B. Saran

Saran penulis, seorang Bidan yang sedang merawat klien yang akan melakukan
aborsi, hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka
tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:Media
Aesculapius.

Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta:Media
Aesculapius.

Potter, Patricia A. dan Anne G. Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 2.


Jakarta:Salemba Medika.

Hidayat, A.A. Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:Salemba


Medika.

Sumber Online:

Aborsi.org. 2004. Resiko Aborsi. Alamat : http://www.aborsi.org/resiko.htm.

http://www.acehtraffic.com/2012/05/wanita-muda-yang-lakukan-aborsi-di-aceh.html

10

Anda mungkin juga menyukai