ABORSI
DI
OLEH: KELOMPOK 3
2.Tiaminah
3. Fitriani Z
4. Marhamah
SEMESTER : Ganjil
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, hidayah, serta
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ABORSI”
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas perkuliahan “ETIKA PROFESI
dan HUKUM KESEHATAN“. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah
wawasan maupun pengetahuan serta dijadikan dasar dalam menuntut ilmu bagi para
pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.......................................................................................................3
B. Jenis Aborsi....................................................................................................3
C. Penyebab Aborsi.............................................................................................5
D. Resiko Aborsi..................................................................................................6
E. Kasus Aborsi...................................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................7
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1996) abortus (aborsi) didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin;
melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak
menginginkan bakal bayi yang dikandung itu).
Sementara itu, kendati dilarang, baik oleh KUHP, UU, maupun fatwa MUI atau
majelis tarjih Muhammadiyah, praktik aborsi (pengguguran kandungan) di Indonesia tetap
tinggi dan mencapai 2,5 juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para
remaja.
Aborsi atau pengguguran kandungan seringkali identik dengan hal-hal negatif bagi
orang-orang awam. Bagi mereka, aborsi adalah tindakan dosa, melanggar hukum dan
sebagainya. Namun, sebenarnya tidak semua aborsi merupakan tindakan yang negatif
karena ada kalanya aborsi dianjurkan oleh dokter demi kondisi kesehatan ibu hamil yang
lebih baik.
Ketika seorang wanita memilih aborsi sebagai jalan untuk mengatasi kehamilan
yang tidak diinginkan, maka wanita tersebut dan pasangannya akan mengalami perasaan
kehilangan, kesedihan yang mendalam, dan/atau rasa bersalah.
Dalam kasus aborsi yang dianjurkan dokter, bidan tak hanya sebagai conselor atau
peran dan fungsi bidan yang lain, tetapi juga dapat menjalankan prinsip dan asas etik
kebidanan yang ada untuk membantu pasien menghadapi pilihan yang telah dipilih
(aborsi).
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Aborsi
Pada UU kesehatan, pengertian aborsi dibahas secara tersirat pada pasal 15 (1) UU
Kesehatan Nomor 23/1992 disebutkan bahwa dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk
menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
Maksud dari ‘tindakan medis tertentu, yaitu aborsi.
B. Jenis Aborsi
1. Abortus spontanea
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan. Aborsi ini
dibedakan menjadi 5 yaitu :
1. Abortus imminens, pada kehamilan kurang dari 20 minggu terjadi perdarahan dari
uterus atau rahim, dimana janin masih didalam rahim, serta leher rahim belum
melebar (tanpa dilatasi serviks).
2. Abortus insipiens, istilah ini kebalikan dari abortus imminens, yakni pada
kehamilan kurang dari 20 minggu,terjadi pendarahan,dimana janin masih didalam
rahim, dan ikuti dengan melebarnya leher rahim(dengan dilatasi serviks)
3
3. Abortus inkompletus, keluarnya sebagian organ janin yang berusia sebelum 20
minggu, namun organ janin masih tertinggal didalam rahim
4. Abortus kompletus, semua hasil konsepsi(pembuahan) sudah di keluarkan
5. Abortus provokatus
Berbeda dengan abortus spontanea yang prosesnya tiba-tiba dan tidak diharapkan tapi
tindakan abortus harus dilakukan. Maka pengertian aborsi atau abortus jenis provokatus
adalah jenis abortus yang sengaja dibuat atau dilakukan, yakni dengan cara menghentikan
kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar tubuh ibu atau kira-kira sebelum berat janin
mencapai setengah kilogram.
b) Abortus provokatus kriminalis, istilah ini adalah kebalikan dari abortus provokatus
medisinalis, aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Dalam
proses menggugurkan janin pun kurang mempertimbangkan srgala kemungkinan apa yang
akan terjadi kepada wanita / calon ibu yang melakukan tindakan aborsi ilegal. Biasanya
pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat-obat tertentu.
2. Abortus habitualis
Abortus habitualis termasuk abortus spontan namun habit ( kebiasaan) yang terjadi
berturut-turut tiga kali atau lebih.
3. Missed abortion
Kematian janin yang berusua sebelum 20 minggu, namun janin tersebut tidak dikeluarkan
selama 8 minggu atau lebih, dan terpaksa harus dikeluarkan. Missed abortion digolongkan
kepada abortus imminens.
4. Abortus septik
4
C. Penyebab Aborsi
Setiap tindakan pasti ada yang menyebabkannya. Berikut beberapa penyebab
aborsi dilakukan :
1. Umur
Umur menjadi pertimbangan seseorang wanita memilih abortus. Apalagi untuk calon ibu
yang merasa masih terlalu muda secara emosional,fisik belum matang, tingkat pendidikan
rendah dan masih terlalu tergantung pada orang lain masalah umur yang terlalu tua untuk
mengandungpun menjadi penyebab abortus
Jarak kehamilan yang terlalu rapat menjadi alasan abortus, karena jika tidak dilakukan
abortus akan menyebabkan pertumbuhan janin kurang baik, bahkan menimbulkan
pendarahan hal itu disebabkan karena keadaan rahim yang belum pulih benar
3. Paritas ibu
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup (anak) yang dimiliki wanita. Resiko paritas
tinggi , banyak wanita melakukan abortus.
Wanita yang sebelumnya pernah abortus, kemungkinan besar akan dilakukan abortus lagi .
penyebabnya yang lainnya masih banyak, seperti calon ibu yang memiliki penyakit berat
hingga takut bila ia melahirkan anaknya, anaknya akan tertular penyak it pula, ada juga
masalah ekonomi banyak anak banyak pengeluaran dan lain sebagainya.
Selain penyebab di atas, aborsi juga dapat terjadi karena beberapa sebab, yaitu :
a) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasa menyebabkan abortus pada kehamilan
sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini ialah :
b) Kelainan pada plasenta, misalnya enderteritis vili korialis karena hipotensi menahun.
c) Faktor maternal, seperti pneumonia, tifus, anemia berat, keracunan, toksoplasmosis.
d) Kelainan traktus genitalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua), retroversi uteri, dan kelainan bawaan uterus.
5
D. Resiko Aborsi
Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang
akan dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku “Facts of Life” yang
ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi
kesehatan dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia
psikologi sebagai “Post-Abortion Syndrome” (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS. Gejala-
gejala ini dicatat dalam “Psychological Reactions Reported After Abortion” di dalam
penerbitan The Post-Abortion Review (1994).
6
Pada dasarnya seorang wanita yang melakukan aborsi akan mengalami hal-hal seperti
berikut ini:
Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. Rasa bersalah
tersebut dapat menyebabkan stres psikis atau emosional, yaitustres yang disebabkan karena
gangguan situasi psikologis (Hidayat, 2007).
E. Kasus Aborsi
Wanita Muda Yang Lakukan Aborsi di Aceh Utara Ternyata Mahasiswi Unimal
7
Terkait hal ini, Direktur LBH Apik Aceh, Roslina juga ikut memberikan komentar,
menurutnya perbuatan yang dilakukan oleh Yani adalah perbuatan yang salah karena telah
mencabut hak hidup terhadap anaknya sendiri.
“Apa yang mereka lakukan itu perbuatan yang salah karena telah mencabut hak untuk
hidup anaknya sendiri, jangan melakukan aborsi, ketika mereka sudah melakukan
hubungan intim diluar nikah ini juga merupakan perbuatan yang salah”. Ujar Roslina
dengan tegas.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat
ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Klasifikasi abortus atau aborsi
berdasarkan dunia kedokteran, yaitu: abortus spontanea, abortus provokatus, abortus
habitualis, missed abortion dan abortus septik. aborsi dapat terjadi karena beberapa
sebab,yaitu: kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, kelainan pada plasenta, faktor maternal,
kelainan traktus genitalia dan malu (aborsi ilegal).
Berdasarkan asas autonomy (otonomi), keputusan aborsi yang diambil pada kasus
aborsi adalah hak klien (orang yang melakukan aborsi). Tetapi, pada kasus aborsi ilegal
seperti contoh, hal tersebut melanggar asas beneficience (asas manfaat / berbuat baik)
sebab, aborsi ilegal bukan perbuatan baik dan dapat membahayakan kesehatan pelaku
aborsi tersebut.
B. Saran
Saran penulis, seorang Bidan yang sedang merawat klien yang akan melakukan
aborsi, hendaknya ciptakan suasana yang membuat klien dapat berdiskusi secara terbuka
tentang aborsi, agar tidak terjadi pelanggaran terhadap asas-asas yang ada.
9
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:Media
Aesculapius.
Mansjoer, Arif., Kuspuji T.,dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta:Media
Aesculapius.
Sumber Online:
http://www.acehtraffic.com/2012/05/wanita-muda-yang-lakukan-aborsi-di-aceh.html
10