Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BAKTERIOLOGI II

Proteus vulgaris

Oleh :

1. I Gusti Agung Gede Dwiki Sindu Rianda (17.131.0713)


2. I Gusti Ayu Agung Diah Dwisukma (17.131.0714)
3. Ni Kadek Amanda Riska Sari (17.131.0728)
4. Ni Luh Sekar Asih (17.131.0739)
5. Ni Nyoman Nia Astri Utami (17.131.0744)
6. Ni Putu Evi Krisna Wati (17.131.0749)

D-III ANALIS KESEHATAN


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur sudah sepatutnya penulis panjatkan kehadapan Ida Sang


Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nyalah kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Proteus vulgaris ini.

Adapun makalah tentang Proteus vulgaris ini telah kami usahakan


semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan, penggunaan bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul


“Proteus vulgaris” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Denpasar, 15 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
2.1 Tinjauan Umum Proteus ........................................................................... 5
2.2 Klasifikasi Bakteri Proteus vulgaris ......................................................... 6
2.3 Karakteristik dan Morfologi Bakteri Proteus vulgaris ............................. 6
2.4 Siklus Hidup Bakteri Proteus vulgaris ..................................................... 7
2.5 Etiologi Bakteri Proteus vulgaris ............................................................. 7
2.6 Pemeriksaan Klinis Bakteri Proteun vulgaris ........................................... 8
2.7 Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Proteus vulgaris .......... 9
2.8 Pengobatan dan Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi
Bakteri Proteus vulgaris ........................................................................... 9
2.9 Pemeriksaan Laboratorium Bakteri Proteus vulgaris ............................... 10
2.10Media Biakan Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris ............... 11
2.11Uji Biokimia Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris ................ 12
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri adalah organisme yang paling banyak jumlahnya dan lebih
tersebar luas dibandingkan makhluk hidup yang lain. Bakteri memiliki
ratusan ribu spesies yang hidup di darat hingga lautan dan pada tempat-
tempat yang ekstrim. Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula
yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan
mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniseluler dan
prokariot, serta umumnya tidak memiliki klorofil dan berukuran renik atau
mikroskopik. Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya
kerusakan. Hal itu terlihat dari kemampuannya menginfeksi manusia,
hewan, tumbuhan, dan menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi
ringan sampai kepada kematian. Mikroorganisme juga dapat mencemari
makanan, dan menimbulkan perubahan-perubahan kimiawi didalamnya,
membuat makanan tersebut tidak dapat dikonsumsi atau bahkan beracun.
Manusia dan binatang memiliki flora normal yang melimpah di
dalam tubuhnya yang pada umumnya tidak menyebabkan penyakit, tetapi
apabila mencapai keseimbangan dapat menjamin bakteri dan inang untuk
tetap bertahan, tumbuh dan berpropagasi. Beberapa bakteri penting yang
menyebabkan penyakit pada perbenihan biasanya tumbuh bersama dengan
flora normal (misalnya Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus
aureus). Ada beberapa bakteria yang sudah jelas pathogen, misalnya
Salmonella typhi, tetapi infeksi tetap belum terlihat atau subklinis dan
inang merupakan “pembawa” dari bakteri tersebut (Brooks, dkk 2005).
Kuman yang termasuk genus Proteus tumbuh secara aerob
berbentuk batang pendek maupun panjang, berpasangan atau berantai yang
bersifat gram negatif (mengikat warna merah dari fuchsin), ada yang
coccobacilli, polymorph, tidak mempunyai spora, tidak berkapsul serta
bergerak aktif dengan flagella peritrika. Proteus ini terdapat di alam bebas

1
seperti air, tanah, sampah dan tinja (Proteus vulgaris). Proteus sp.
menimbulkan infeksi pada manusia hanya bila bekteri keluar dari saluran
cerna. Organisme ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan
menimbulkan bakteremia, pneumonia, dan infeksi fokal pada pasien yang
lemah atau pada pasien menerima infuse intravena. Proteus morganii
dapat menyebabkan diare pada anak-anak terutama di musim panas,
sedangkan Proteus rettgeri dapat menyebabkan infeksi nosocomial
(hospital-acquired).
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu
mikroorganisme. Mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan, tapi juga
menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh
manusia disebut flora normal atau mikrobiota (Pelczar dan Chan, 1988).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan
kerusakan. Hal itu tampak pada kemampuannya menginfeksi manusia,
hewan serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi
ringan sampai kematian. Infeksi yang mungkin timbul setelah terjadinya
kerusakan jaringan khusus memberi petunjuk mengenai kemungkinan
sebab dan pentingnya mikroorganisme pada beberapa infeksi klinis, dan
dapat membuat manusia menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi
(Pelczar dan Chan, 1988).
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit
pada manusia, maka dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi
terhadap spesimen yang diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa
terinvasi oleh suatu bakteri. Spesimen yang biasa digunakan sebagai bahan
pemeriksaan dapat berupa sputum, feses, urin, dan sisa-sisa bahan
makanan, eksudat atau pus dari abses, dan juga darah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana tinjauan umum dari Proteus ?
1.2.2 Bagaimana klasifikasi dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.3 Bagaimana karakteristik dan morfologi dari bakteri Proteus
vulgaris ?

2
1.2.4 Bagaimana siklus hidup dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.5 Bagaimana etiologi dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.6 Bagaimana pemeriksaan klinis dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.7 Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri Proteus
vulgaris ?
1.2.8 Apa saja pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.9 Bagaimana pemeriksaan laboratorium dari bakteri Proteus vulgaris
?
1.2.10 Apa saja media biakan untuk menumbuhkan bakteri Proteus
vulgaris ?
1.2.11 Apa saja uji biokimia untuk bakteri Proteus vulgaris ?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui tinjuan umum dari Proteus.
1.3.2 Untuk mengetahui klasifikasi dari bakteri Proteus vulgaris.
1.3.3 Untuk mengetahui karakteristik dan morfologi dari bakteri Proteus
vulgaris.
1.3.4 Untuk mengetahui siklus hidup dari bakteri Proteus vulgaris.
1.3.5 Untuk mengetahui etiologi dari bakteri Proteus vulgaris.
1.3.6 Untuk mengetahui pemeriksaan klinis dari bakteri Proteus
vulgaris.
1.3.7 Untuk mengetahui penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri
Proteus vulgaris.
1.3.8 Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi bakteri Proteus vulgaris.
1.3.9 Untuk mengetahui pemeriksaan laboratorium dari bakteri Proteus
vulgaris.
1.3.10 Untuk mengetahui media biakan untuk menumbuhkan bakteri
Proteus vulgaris.
1.3.11 Untuk mengetahui uji biokimia untuk bakteri Proteus vulgaris.

3
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini yaitu, diharapkan
dapat membantu pembaca dalam memahami lebih jauh mengenai bakteri
Proteus vulgaris, serta diharapkan pula dapat memberi pengetahuan
tambahan bagi pembaca dan segala aspek yang berhubungan atau
berkaitan dengan bakteri Proteus vulgaris ini.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tinjauan Umum Proteus


Penggunaan pertama istilah “Proteus” dalam tata nama bakteriologis
dibuat oleh Hauser pada tahun 1885, yang dijelaskan dibawah istilah ini tiga
jenis organisme yang terisolasi dari daging busuk. Salah satu dari tiga
spesies yang diidentifikasi oleh Hauser adalah Proteus vulgaris.
Spesies Proteus menyebabkan infeksi pada manusia ketika bakteri
meninggalkan saluran usus. Mereka ditemukan dalam infeksi sistem di
saluran kencing dan menyebabkan bakterimia, pneumonia, dan lesi fokal
pada pasien yang lemah, atau mereka yang menerima transfusi melalui
pembuluh darah. Proteus vulgaris merupakan patogen nosokomial yang
dapat menyebabkan infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial merupakan
istilah yang merujuk pada suatu infeksi yang berkembang di lingkungan
rumah sakit, dimana hal ini berarti seseorang dikatakan terkena infeksi
nosokomial apabila penularannya didapat ketika berada di rumah sakit.
Termasuk juga infeksi yang terjadi di rumah sakit dengan gejala yang baru
muncul saat pasien pulang ke rumah, dan infeksi yang terjadi pada pekerja
rumah sakit.
Spesies Proteus memproduksi urease, menghidrolisis urea dengan
membebaskan ammonia. Dengan demikian, dalam infeksi sistem saluran
kencing dengan proteus, urine menjadi alkalin, membentuk batu, dan tidak
mungkin menimbulkan suasana asam. Gerak spontan Proteus dapat
berpengaruh pada invasi sistem saluran kencing.
Strain Proteus yang bergerak dengan spontan berisikan antigen H dalam
penambahannya dengan somatic antigen O. Strain tertentu mempunyai
polisakarida spesifik yang sama dengan beberapa Ricketsia dan mengadakan
aglutinasi dengan serum dari pasien dengan penyakit Rickettsial. Strain
Proteus beragam kepekaannya terhadap antibiotik.

5
2.2 Klasifikasi Bakteri Proteus vulgaris
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus vulgaris

2.3 Karakteristik dan Morfologi Bakteri Proteus vulgaris


Proteus vulgaris adalah bakteri berbentuk batang, yang bersifat gram-
negatif. Ukuran sel individu bervariasi, yaitu dimulai dari 0,4 sampai 1,2,
atau 2,5 μm. Proteus vulgaris memiliki flagella peritrika, dimana hal ini
berarti flagella melapisi atau terdapat di seluruh permukaan tubuh. Ada pula
yang cocobacilli dan bergerak aktif, tidak berspora, tidak berkapsul. Bakteri
Proteus vulgaris termasuk kedalam bakteri non fruktosa fermenter, bersifat
fakultatif aerob atau anaerob.

Gambar 1. Bakteri Proteus vulgaris

6
Gambar 2. Bakteri Proteus vulgaris dibawah mikroskop

2.4 Siklus Hidup Bakteri Proteus vulgaris


Proteus sp merupakan flora normal dari saluran cerna manusia. Bakteri
ini dapat juga ditemukan bebas di air atau tanah. Jika bakteri ini memasuki
saluran kencing, luka terbuka, atau paru-paru akan menjadi bersifat patogen.
Perempuan muda lebih beresiko terkena daripada laki-laki muda, akan tetapi
pria dewasa lebih beresiko terkena daripada wanita dewasa karena
berhubungan pula dengan penyakit prostat. Proteus sering juga terdapat
dalam daging busuk dan sampah serta feses manusia dan hewan. Juga bisa
ditemukan di tanah kebun atau pada tanaman.

2.5 Etiologi Bakteri Proteus vulgaris


Etiologi dari bakteri Proteus yaitu penyakit mirabilis yang dapat
menyebabkan 90% dari infeksi Proteus sp. Proteus vulgaris dan Proteus
penneri mudah diisolasi dari individu di fasilitas perawatan jangka panjang
dan rumah sakit, serta dari pasien dengan penyakit yang mendasari atau
sistem kekebalan tubuh dikompromikan. Pasien dengan infeksi berulang,
orang-orang dengan kelainan struktural saluran kemih, mereka yang telah
instrumentasi uretra, dan mereka yang infeksi diperoleh di rumah sakit
memiliki peningkatan frekuensi infeksi yang disebabkan oleh Proteus dan
organisme lain (misalnya, Klebsiella, Enterobacter, Pseudomonas,
Enterococci, dan Staphylococci).

7
2.6 Pemeriksaan Klinis Bakteri Proteus vulgaris
Proteus vulgaris, yang merupakan flora normal pada saluran
pencernaan manusia, juga dapat menjadi infektif apabila habitat normalnya
terganggu. Daerah-daerah yang sering terinfeksi oleh Proteus vulgaris adalah
saluran kemih, saluran empedu, paru-paru, peritoneum, dan selaput bila daya
tahan tubuh tuan rumah (inang) tidak cukup, khususnya pada bayi baru lahir,
usia tua, atau setelah imun. Kuman ini dapat mecapai aliran darah dan
menyebabkan sepsis.
Bakteri dan sepsis – Enterobacteriaceae, dimana Proteus termasuk ke
dalam anggotanya, dan spesies Pseudomonas adalah mikroorganisme yang
paling sering bertanggung jawab atas bakteri gram-negatif.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK (Infeksi
Saluran Kencing) dapat meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran
kemih. Hal ini terutama pada pasien yang tinggal di fasilitas perawatan
jangka panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau
yang memiliki riwayat yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa
organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite dan pembentukan batu.
Batu struvite terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan
kalsium karbonat-apatit. Batu struvite dapat dipertahankan hanya bila
produksi amoniak meningkat dan pH urine tinggi untuk mengurangi
kelarutan fosfat. Kedua persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urine
terinfeksi dengan organisme yang memproduksi urease, seperti Proteus.
Urease akan memetabolisme urea menjadi amonia dan karbon dioksida
(Urea 2NH3 + CO2). Amonia/amonium pasangan buffer memiliki pK dari
9,0 sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia.
Gejala yang timbul dari batu struvite jarang terjadi. Lebih sering, perempuan
hadir dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria, serta ditemukan apabila pH
urine selalu basa atau > 7.0.

8
2.7 Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Proteus vulgaris berupa infeksi
tractus urinarius pada nosocomial infection. Pencegahan nosocomial
infection dapat dilakukan dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.
Spesies ini terdapat dalam beberapa macam serotype, strain x yang
mengalami aglutinasi dalam antiserum terhadap penyakit riketsia tertentu.
Proteus vulgaris dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan juga diare
pada anak- anak.
Spesies Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila
bakteri tersebut meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada
infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia, dan lesi
fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus
intravena.
Pada infeksi saluran kemih oleh Proteus sp. urine akan bersifat basa,
sehingga memudahkan pembentukan batu dan kemungkinan kecil untuk
membuatnya berubah menjadi asam. Pergerakan cepat oleh Proteus sp.
mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies
Proteus menghasilkan urease yang dapat mengakibatkan hidrolisis urea yang
cepat dengan pembebasan amonia.

2.8 Pengobatan dan Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi


Bakteri Proteus vulgaris
Pengobatan untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri Proteus
vulgaris dapat di gunakan beberapa antibiotik seperti :
a) Ciprofloksasin
b) Seftazidim
c) Netilmicin
d) Sulbaktam atau cefoperazo
e) Meropenem
f) Piperasilin atau tazobactam
g) Unasyn

9
Pemberian antibiotik dosisnya akan dinaikkan untuk mengobati
penyakit-penyakit yang menginfeksi sinus atau pernafasan. Seperti contohnya
pemberian ciprofloksasin yang normalnya diberikan dalam dosis 1000mg
perhari, diberikan 2000mg per hari untuk kasus penyakit sinus atau
pernafasan. Pemberian probiotik juga dapat digunakan sebagai penunjang
pengobatan dalam kasus diare pada anak yang disebabkan oleh bakteri
Proteus vulgaris.

Sedangkan, untuk pencegahan dari infeksi bakteri Proteus vulgaris ini


dapat dilakukan beberapa hal, antara lain adalah :

a) Memperhatikan kebersihan sarana umum terutama sumur yang


digunakan sebagai sumber mata air untuk kehidupan sehari-
hari.
b) Memperhatikan kebersihan diri, mencuci tangan setiap sebelum
dan setelah buang air kecil maupun besar.
c) Menjaga kebersihan makanan dan minuman, memasak air
hingga benar benar matang agar terhindar dari infeksi bakteri.
d) Memperhatikan kebersihan luka yang sedang diderita agar
bakteri Proteus vulgaris maupun bakteri yang lain tidak mudah
menginfeksi tubuh.
e) Menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit
seperti pemberian multivitamin sebagai penambah imunitas
tubuh.
f) Hindari terjadinya nosocomial infection melalui penggunaan
kateter urina yang tidak steril.

2.9 Pemeriksaan Laboratorium Bakteri Proteus vulgaris


Berdasarkan tes fermentasi yang telah dilakukan oleh beberapa ahli di
laboratorium, Proteus vulgaris dapat memfermentasi glukosa, dan
amygdalin, tetapi tidak memfermentasi laktosa atau manitol. Proteus vulgaris
juga memberikan hasil positif untuk metil merah atau methyl red (campuran
asam fermentasi) dan juga bergerak aktif menggunakan flagellnya. Kondisi

10
pertumbuhan yang optimal organisme ini berada dalam lingkungan anaerobik
fakultatif dengan suhu rata-rata sekitar 23°C.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK dapat
meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini dapat
terjadi terutama pada pasien yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau yang
memiliki riwayat yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.
Sampel urine merupakan bahan yang digunakan sebagai pemeriksaan
laboratorium untuk bakteri Proteus vulgaris baik secara pemeriksaan
langsung atau pun setelah perbenihan.

2.10 Media Biakan Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris


Bakteri jenis Proteus tumbuh mudah pada media biasa tanpa bahan
penghambat, dalam situasi aerob atau semianaerob, pada suhu 10-43°C.
Berikut ini merupakan beberapa media yang dapat digunakan untuk
menumbuhkan bakteri Proteus vulgaris :
a) Media Mac Conkay Agar (MCA)
Pertumbuhan bakteri Proteus pada media Mac Conkay Agar
(MCA) memiliki ciri-ciri seperti, koloni berukuran sedang
hingga besar, tidak berwarna atau merah muda, tidak
memfermentasi laktosa, smooth, menjalar atau tidak, dan jika
menjalar permukaan koloni kasar (rought).
b) Media Natrium Agar (NA)
Pertumbuhan bakteri Proteus yang baik pada media Natrium
Agar (NA) memiliki ciri-ciri seperti koloni berukuran kecil,
elevasi cembung, smooth, pinggiran rata, dan berwarna putih
keruh.
c) Media Blood Agar Plate (BAP)
Proteus pada media selektif BAP (Blood Agar Plate) memiliki
ciri-ciri seperti koloni berukuran sedang, smooth, keeping, ada
yang menjalar dan ada yang tidak menjalar, serta bersifat
anhaemolytis.

11
2.11 Uji Biokimia Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris
Pada ujia biokimia, bakteri Proteus mampu memecah urea dengan
cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi asam dan
gas, mannit dan laktosa tidak pecah.

No. Media / test Proteus vulgaris


1 Swarming +
2 H2S +
3 Indole +
4 Urease +
5 Gelatinase -
6 Ornithin -
7 Citrate +/-
8 Fermentasi Maltosa +
9 Fermentasi Mannitol -
10 Fermentasi adinitol -

Proteus sp. merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya
bagi manusia dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp. adalah saluran
usus hewan (burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Anonim 2013).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Proteus vulgaris merupakan bakteri batang yang bersifat gram
negatif dan flora normalnya berada pada saluran cerna. Proteus vulgaris
memiliki flagella peritrika yang merupakan flagella yang terdapat di
seluruh permukaan tubuh, ada yang cocobacilli dan bergerak aktif, tidak
berspora, tidak berkapsul. Proteus vulgaris akan menimbulkan penyakit
apabila berada di luar saluran cerna. Penyakit yang ditimbulkan berupa
infeksi tractus urinarius pada nosocomial infection.

3.2 Saran
Untuk mencegah Proteus vulgaris menginfeksi saluran kemih yaitu
pada saat akan menggunakan kateter sebaiknya menggunakan kateter yang
steril dan melakukan pemasangan secara steril. Selain itu, kebiasaan dan
pola hidup yang baik juga dapat mencegah diri dari terinfeksi bakteri
Proteus vulgaris. Oleh karena itu, menjaga pola hidup dan kebiasaan
hidup bersih sangat berpengaruh dan dapat menghindarkan diri dari infeksi
yang dapat terjadi. Untuk mendapatkan biakan Proteus sp. sebaiknya
menggunakan media yang sesuai kebutuhan dari bakteri Proteus sp itu
sendiri.

13
DAFTAR PUSTAKA

Yanti, Nevi. 2004. Bakteri Proteus vulgaris.


http://library.usu.ac.id/download/fkg/fkg-nevi4.pdf. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2019.

Firdaus. 2009. Infeksi Saluran Kemih. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122560-


S09111fk-Pola%20kepekaan-Literatur.pdf. Diakses pada 13 Maret
2019.

Lasmini, Titi. 2018. Identifikasi Proteus. https://kupdf.net/download/praktikum-


identifikasi-proteus_5a4c1bd8e2b6f5cd4894f073_pdf. Diakses pada
tanggal 13 Maret 2019.

Prianita, Herlina Rizki. 2016. Bakteri Proteus ISK.


https://www.scribd.com/doc/260603611/Bakteri-Proteus-ISK. Diakses
pada 13 Maret 2019.

Ariawan, Putu. 2014. Proteus Vulgaris.


http://ariawanputu2.blogspot.com/2014/04/proteus-vulagaris.html.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.

Amzam. 2014. Identifikasi Proteus.


http://t3leporters.blogspot.com/2014/01/identifikasi-proteus.html.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.

Anonim. 2015. Makalah Bakteriologi Proteus. https://dokumen.tips/makalah-


bakteriologi-proteus.html. Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.

Pratiwi, Ligga Eytias, dkk. 2012. Bakteri Proteus vulgaris.


http://teenagerssukes.blogspot.com/proteus-vulgaris.html. Diakses
pada tanggal 13 Maret 2019.

14

Anda mungkin juga menyukai