Proteus vulgaris
Oleh :
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan, penggunaan bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................... 4
Bab II Pembahasan
2.1 Tinjauan Umum Proteus ........................................................................... 5
2.2 Klasifikasi Bakteri Proteus vulgaris ......................................................... 6
2.3 Karakteristik dan Morfologi Bakteri Proteus vulgaris ............................. 6
2.4 Siklus Hidup Bakteri Proteus vulgaris ..................................................... 7
2.5 Etiologi Bakteri Proteus vulgaris ............................................................. 7
2.6 Pemeriksaan Klinis Bakteri Proteun vulgaris ........................................... 8
2.7 Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Proteus vulgaris .......... 9
2.8 Pengobatan dan Pencegahan Yang Dapat Dilakukan Untuk Mengatasi
Bakteri Proteus vulgaris ........................................................................... 9
2.9 Pemeriksaan Laboratorium Bakteri Proteus vulgaris ............................... 10
2.10Media Biakan Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris ............... 11
2.11Uji Biokimia Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris ................ 12
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 13
3.2 Saran .......................................................................................................... 13
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
seperti air, tanah, sampah dan tinja (Proteus vulgaris). Proteus sp.
menimbulkan infeksi pada manusia hanya bila bekteri keluar dari saluran
cerna. Organisme ini ditemukan pada infeksi saluran kemih dan
menimbulkan bakteremia, pneumonia, dan infeksi fokal pada pasien yang
lemah atau pada pasien menerima infuse intravena. Proteus morganii
dapat menyebabkan diare pada anak-anak terutama di musim panas,
sedangkan Proteus rettgeri dapat menyebabkan infeksi nosocomial
(hospital-acquired).
Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu
mikroorganisme. Mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan, tapi juga
menghuni tubuh manusia. Mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh
manusia disebut flora normal atau mikrobiota (Pelczar dan Chan, 1988).
Mikroorganisme dapat menyebabkan banyak bahaya dan
kerusakan. Hal itu tampak pada kemampuannya menginfeksi manusia,
hewan serta tanaman, menimbulkan penyakit yang berkisar dari infeksi
ringan sampai kematian. Infeksi yang mungkin timbul setelah terjadinya
kerusakan jaringan khusus memberi petunjuk mengenai kemungkinan
sebab dan pentingnya mikroorganisme pada beberapa infeksi klinis, dan
dapat membuat manusia menaruh perhatian lebih besar terhadap infeksi
(Pelczar dan Chan, 1988).
Untuk mengetahui spesies bakteri yang menyebabkan penyakit
pada manusia, maka dilakukan suatu langkah identifikasi dan isolasi
terhadap spesimen yang diperoleh dari tubuh manusia yang didiagnosa
terinvasi oleh suatu bakteri. Spesimen yang biasa digunakan sebagai bahan
pemeriksaan dapat berupa sputum, feses, urin, dan sisa-sisa bahan
makanan, eksudat atau pus dari abses, dan juga darah.
2
1.2.4 Bagaimana siklus hidup dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.5 Bagaimana etiologi dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.6 Bagaimana pemeriksaan klinis dari bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.7 Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri Proteus
vulgaris ?
1.2.8 Apa saja pengobatan dan pencegahan yang dapat dilakukan untuk
mengatasi bakteri Proteus vulgaris ?
1.2.9 Bagaimana pemeriksaan laboratorium dari bakteri Proteus vulgaris
?
1.2.10 Apa saja media biakan untuk menumbuhkan bakteri Proteus
vulgaris ?
1.2.11 Apa saja uji biokimia untuk bakteri Proteus vulgaris ?
3
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini yaitu, diharapkan
dapat membantu pembaca dalam memahami lebih jauh mengenai bakteri
Proteus vulgaris, serta diharapkan pula dapat memberi pengetahuan
tambahan bagi pembaca dan segala aspek yang berhubungan atau
berkaitan dengan bakteri Proteus vulgaris ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
2.2 Klasifikasi Bakteri Proteus vulgaris
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Family : Enterobacteriaceae
Genus : Proteus
Species : Proteus vulgaris
6
Gambar 2. Bakteri Proteus vulgaris dibawah mikroskop
7
2.6 Pemeriksaan Klinis Bakteri Proteus vulgaris
Proteus vulgaris, yang merupakan flora normal pada saluran
pencernaan manusia, juga dapat menjadi infektif apabila habitat normalnya
terganggu. Daerah-daerah yang sering terinfeksi oleh Proteus vulgaris adalah
saluran kemih, saluran empedu, paru-paru, peritoneum, dan selaput bila daya
tahan tubuh tuan rumah (inang) tidak cukup, khususnya pada bayi baru lahir,
usia tua, atau setelah imun. Kuman ini dapat mecapai aliran darah dan
menyebabkan sepsis.
Bakteri dan sepsis – Enterobacteriaceae, dimana Proteus termasuk ke
dalam anggotanya, dan spesies Pseudomonas adalah mikroorganisme yang
paling sering bertanggung jawab atas bakteri gram-negatif.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK (Infeksi
Saluran Kencing) dapat meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran
kemih. Hal ini terutama pada pasien yang tinggal di fasilitas perawatan
jangka panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau
yang memiliki riwayat yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.
ISK obstruksi - urease produksi menyebabkan pengendapan senyawa
organik dan anorganik, yang mengarah ke struvite dan pembentukan batu.
Batu struvite terdiri dari kombinasi magnesium amonium fosfat (struvite) dan
kalsium karbonat-apatit. Batu struvite dapat dipertahankan hanya bila
produksi amoniak meningkat dan pH urine tinggi untuk mengurangi
kelarutan fosfat. Kedua persyaratan ini dapat terjadi hanya bila urine
terinfeksi dengan organisme yang memproduksi urease, seperti Proteus.
Urease akan memetabolisme urea menjadi amonia dan karbon dioksida
(Urea 2NH3 + CO2). Amonia/amonium pasangan buffer memiliki pK dari
9,0 sehingga kombinasi air kencing yang sangat kaya alkali dalam amonia.
Gejala yang timbul dari batu struvite jarang terjadi. Lebih sering, perempuan
hadir dengan ISK, nyeri panggul, atau hematuria, serta ditemukan apabila pH
urine selalu basa atau > 7.0.
8
2.7 Penyakit Yang Dapat Ditimbulkan Oleh Bakteri Proteus vulgaris
Penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri Proteus vulgaris berupa infeksi
tractus urinarius pada nosocomial infection. Pencegahan nosocomial
infection dapat dilakukan dengan menggunakan kateter dalam keadaan steril.
Spesies ini terdapat dalam beberapa macam serotype, strain x yang
mengalami aglutinasi dalam antiserum terhadap penyakit riketsia tertentu.
Proteus vulgaris dapat menyebabkan infeksi saluran kemih dan juga diare
pada anak- anak.
Spesies Proteus sp. dapat menyebabkan infeksi pada manusia hanya bila
bakteri tersebut meninggalkan saluran usus. Spesies ini ditemukan pada
infeksi saluran kemih dan menyebabkan bakterimia, pneumonia, dan lesi
fokal pada penderita yang lemah atau pada penderita yang menerima infus
intravena.
Pada infeksi saluran kemih oleh Proteus sp. urine akan bersifat basa,
sehingga memudahkan pembentukan batu dan kemungkinan kecil untuk
membuatnya berubah menjadi asam. Pergerakan cepat oleh Proteus sp.
mungkin ikut berperan dalam invasinya terhadap saluran kemih. Spesies
Proteus menghasilkan urease yang dapat mengakibatkan hidrolisis urea yang
cepat dengan pembebasan amonia.
9
Pemberian antibiotik dosisnya akan dinaikkan untuk mengobati
penyakit-penyakit yang menginfeksi sinus atau pernafasan. Seperti contohnya
pemberian ciprofloksasin yang normalnya diberikan dalam dosis 1000mg
perhari, diberikan 2000mg per hari untuk kasus penyakit sinus atau
pernafasan. Pemberian probiotik juga dapat digunakan sebagai penunjang
pengobatan dalam kasus diare pada anak yang disebabkan oleh bakteri
Proteus vulgaris.
10
pertumbuhan yang optimal organisme ini berada dalam lingkungan anaerobik
fakultatif dengan suhu rata-rata sekitar 23°C.
Kehadiran dari sindrom sepsis berhubungan dengan ISK dapat
meningkatkan kemungkinan penyumbatan saluran kemih. Hal ini dapat
terjadi terutama pada pasien yang tinggal di fasilitas perawatan jangka
panjang, yang memiliki kateter jangka panjang saluran kencing, atau yang
memiliki riwayat yang telah diketahui kelainan anatomis uretra.
Sampel urine merupakan bahan yang digunakan sebagai pemeriksaan
laboratorium untuk bakteri Proteus vulgaris baik secara pemeriksaan
langsung atau pun setelah perbenihan.
11
2.11 Uji Biokimia Untuk Menumbuhkan Bakteri Proteus vulgaris
Pada ujia biokimia, bakteri Proteus mampu memecah urea dengan
cepat, mencairkan gelatin, glukosa dan sukrosa dipecah menjadi asam dan
gas, mannit dan laktosa tidak pecah.
Proteus sp. merupakan salah satu genus bakteri patogen yang berbahaya
bagi manusia dan hewan lainnya, habitat utama Proteus sp. adalah saluran
usus hewan (burung, reptil, hama tanaman) dan manusia (Anonim 2013).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proteus vulgaris merupakan bakteri batang yang bersifat gram
negatif dan flora normalnya berada pada saluran cerna. Proteus vulgaris
memiliki flagella peritrika yang merupakan flagella yang terdapat di
seluruh permukaan tubuh, ada yang cocobacilli dan bergerak aktif, tidak
berspora, tidak berkapsul. Proteus vulgaris akan menimbulkan penyakit
apabila berada di luar saluran cerna. Penyakit yang ditimbulkan berupa
infeksi tractus urinarius pada nosocomial infection.
3.2 Saran
Untuk mencegah Proteus vulgaris menginfeksi saluran kemih yaitu
pada saat akan menggunakan kateter sebaiknya menggunakan kateter yang
steril dan melakukan pemasangan secara steril. Selain itu, kebiasaan dan
pola hidup yang baik juga dapat mencegah diri dari terinfeksi bakteri
Proteus vulgaris. Oleh karena itu, menjaga pola hidup dan kebiasaan
hidup bersih sangat berpengaruh dan dapat menghindarkan diri dari infeksi
yang dapat terjadi. Untuk mendapatkan biakan Proteus sp. sebaiknya
menggunakan media yang sesuai kebutuhan dari bakteri Proteus sp itu
sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
14