Anda di halaman 1dari 8

“LANGKAH-LANGKAH YANG HARUS DILAKUKAN

PERAWAT UNTUK MENINGKATKAN KESELAMATAN


PASIEN”
Fadillah Syafridayani/ 181101020

syafridayanifadillah@gmail.com

ABSTRAK
Menurut (Perry 2009) Patient safety merupakan prioritas,isu penting dan global dalam
pelayanan kesehatan. Ballard (2003) dalam Mustikawati (2011) menyatakan bahwa Patient
safety merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang berkualitas.
Dan menurut (Cahyono, 2008) Hal ini menjadi penting karena Patient safety merupakan
suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Inti dari patient safety yaitu penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang
tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan
(Ballard,2003). Sehingga, program utama patient safety yaitu suatu usaha untuk menurunkan
angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di
rumah sakit yang sangat merugikan baik pasien maupun pihak rumah sakit. Tujuan dari
dibuatnya kajian ini untuk memberi informasi kepada pembaca khususnya calon perawat dan
perawat mengenai langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk meningkatkan
keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga angka kecelakaan pasien selama dirumah sakit
dapat berkurang. Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalahmetode pengumpulan
data dari sumber objektif seperti teks book, e-book, jurnal dan artikel yang kemudian
dianalisis dan disimpulkan dalam tulisan ini. Hasil yang didapatkan dalam analisis data
mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan perawat untuk mengurangi terjadinya angka
kecelakaan pasien dirumah sakit antara lain sebagai berikut : Perawat memperhatikan system
yang digunakan rumah sakit dalam penanganan pasien, Perawat harus memahami dan
mengerti mengenai teknologi yang digunakan dirumah sakit, Perawat mengetahui kondisi-
kondisi yang terjadi pada pasien sehingga dalam penanganan akan sesuai dengan asuhan
keperawatan yang benar dan Perawat harus melakukan tindakan yang tepat dalam
mengerjakan tugasnya serta Mengawasi pemberian obat kepada pasien.

KATA KUNCI : Langkah – langkah , Perawat , Keselamatan Pasien.


PENDAHULUAN
keselamatan pasien adalah menghindari atau mengurangi hingga ketingkat yang dapat
diterima dari bahaya aktual atau risiko dari pelayanan kesehatan atau lingkungan dimana
pelayanan kesehatan diberikan defenisi tersebut Menurut National Health Performance
Committee (NHPC, 2001, dikutip dari Australian Institute Health and Welfare (AIHW,
2009). Fokus dari definisi ini adalah untuk mencegah hasil pelayanan kesehatan yang
merugikan pasien atau yang tidak diinginkan. Institute of Medicine (2000) Mendefinisikan
keselamatan pasien adalah “freedom from accidental injury”. Sedangkan Kelley dan Hurst
(2006,dikutip dari AIHW, 2009) mendefinisikan keselamatan pasien adalah tingkat dimana
menghindari, mencegah, dan memperbaiki hasil atau cedera yang merugikan dari proses
pelayanan kesehatan.

Menurut (Perry 2009) Patient safety merupakan prioritas,isu penting dan global dalam
pelayanan kesehatan. Ballard (2003) dalam Mustikawati (2011) menyatakan bahwa Patient
safety merupakan komponen penting dan vital dalam asuhan keperawatan yang berkualitas.
Dan menurut (Cahyono, 2008) Hal ini menjadi penting karena Patient safety merupakan
suatu langkah untuk memperbaiki mutu pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Inti dari patient safety yaitu penghindaran, pencegahan dan perbaikan dari kejadian yang
tidak diharapkan atau mengatasi cedera-cedera dari proses pelayanan kesehatan
(Ballard,2003). Sehingga, program utama patient safety yaitu suatu usaha untuk menurunkan
angka kejadian tidak diharapkan (KTD) yang sering terjadi pada pasien selama dirawat di
rumah sakit yang sangat merugikan baik pasien maupun pihak rumah sakit.

Proses keselamatan pasien juga sangat bertanggung jawab bagi pihak Rumah Sakit
dimana pasien tersebut dirawat dalam memberikan pelayanan yang baik Rumah Sakit
bertujuan untuk memberikan perlindungan bagi pasien,masyarakat dan sumber daya manusia
untuk meningkatkan kualitas pelayan yang profesional mutu pelayanan yang baik pihak
Rumah Sakit harus memberikan pelayanan yang bermanfaat bagi keselamatan pasien saat
dirawat. Dalam hal memperhatikan keselamatan pasien perawat harus mampu mengawasi
dalam keadaan kondisi fisik pasien terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan yang
berakibat fatal bagi pasien seperti resiko terjatauh ataupun cedera yang merugikan pasien
maupun perawat oleh karena itu perlunya pengamatan yang intensif untuk mengkaji pasien
terlebih dahulu dalam hal kondisi nya yang memungkinkan atau tidak dalam perawatan.
Keselamatan pasien sangat perlu diterapkan bagi setiap Rumah Sakit agar pelayanan
kesehatan yataupun asuhan yang diberikan tercapai sesuai prosedur ataupun kualitas yang
meningkat.

Kecelakaan lebih mungkin terjadi dalam beberapa jenis sistem. Ketika kesalahan
terjadi, merupakan kegagalan dalam cara merancang sistem. Tujuan utama dari desain sistem
agar kecelakaan tidak terjadi dan jikapun kesalahan terjadi dapat meminimalkan kerusakan.
Dalam system yang kompleks, salah satu komponen system dapat berinteraksi dengan
beberapa komponen lain, kadang-kadang dalam cara yang tak terduga atau tak terlihat.
Meskipun semua sistem memiliki banyak bagian yang berinteraksi, masalah muncul ketika
salah satu bagian sistem melayani banyak fungsi, dan jika bagian sistem ini gagal, maka
semua fungsi akan gagal juga. Sistem yang kompleks ditandai oleh spesialisasi dan
keterkaitan menerima informasi secara tidak langsung, dan karena spesialisasi ada sedikit
kemungkinan mengganti atau pemindahan personil atau sumber daya lainnya. Adapun
langkah-langkah yang harus dilakukan perawat untuk meningkatkan keselamatan pasien
adalah dengan memperhatikan system, teknologi, kondisi, tindakan yang tepat, dan
pengawasan pemberian obat. Dengan memperhatikan lima item tersebut maka perawat akan
perperan untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada pasien.

TUJUAN

Tujuan dari dibuatnya kajian ini untuk memberi informasi kepada pembaca khususnya
calon perawat dan perawat mengenai langkah-langkah yang harus diperhatikan untuk
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga angka kecelakaan pasien selama
dirumah sakit dapat berkurang.

METODE
Metode yang digunakan dalam pengkajian ini adalahmetode pengumpulan data dari
sumber objektif seperti teks book, e-book, jurnal dan artikel yang kemudian dianalisis dan
disimpulkan dalam tulisan ini.

HASIL
Hasil yang didapatkan dalam analisis data mengenai langkah-langkah yang harus
dilakukan perawat untuk mengurangi terjadinya angka kecelakaan pasien dirumah sakit
antara lain sebagai berikut :

1. Perawat memperhatikan system yang digunakan rumah sakit dalam penanganan


pasien
2. Perawat harus memahami dan mengerti mengenai teknologi yang digunakan dirumah
sakit.
3. Perawat mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi pada pasien sehingga dalam
penanganan akan sesuai dengan asuhan keperawatan yang benar.
4. Perawat harus melakukan tindakan yang tepat dalam mengerjakan tugasnya.
5. Mengawasi pemberian obat kepada pasien.

PEMBAHASAN
Dalam meningkatkan keselamatan pasien tentunya perawat ikut berperan dalam hal
ini oleh sebab itu ada beberapa langkah-langkah yang harus di perhatikan dan lakukan untuk
mencapai penurunan angka kecelakaan pasien dirumah sakit. Perawat adalah peran paling
penting untuk hal ini karena perawat adalah tenaga medis yang paling sering dan lama
berinteraksi dan bersama pasien, namun tidak dipungkiri meningkatkan keselamatan pasien
adalah tugas semua masyarakat yang beraada dirumah sakit, baik itu dokter, apoteker,
farmasi, analis kesehatan, perawat bahkah pasien dan keluarga pasien. Namun dalam kajian
ini saya akan berfokus pada langkah-langkah yang harus dilakukan oleh perawat, karena
perawat adalah tenaga medis yang memiliki peran lebih besar untuk meningkatkan
keselamtan pasien dirumah sakit. Perawat harus mampu menjalankan dengan benar langkah-
langkah keselamatan pasien agar tercapainya angka kecelakaan pasien yang menurun,
langkah-langkah tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Perawat memperhatikan system yang digunakan rumah sakit dalam
penanganan pasien.

Langkah awal yang harus dilakukan perawat untuk meningkatkan angka keselamatan
pasien adalah dengan memperhatikan sitem yang berlaku dirumah sakit. Perawat harus tau
dan mengerti bagaimana system yang berlaku dirumah sakit, misalnya perawat harus
mengetahui system informasi yang berlaku dirumah sakit, system informasi rumah sakit
merupakan suatu tatanan yang berurusan dengan pengumpulan data, pengelolaan data,
penyajian informasi, analisis dan penyimpulan informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan
rumah sakit, system informasi rumah sakit ini meliputi, system informasi klinik, system
informasi administrasi dan system informasi manajemen. Perawat sangat berperan dalam
system informasi rumah sakit ini oleh sebab itu langkah awal untuk meningkatkan
keselamatam pasien adalah memperhatikan system yang berlaku dirumah sakit. Informasi
dalam keperawatan adalah berupa data-data dari pasien mencakup pengobatan, hasil lab,
catatan medis dan keperawatan informasi. Perawat harus mampu menjalankan system dengan
baik sehingga sewaktu- waktu ada hal tidak diinginkan terjadi perawat memiliki bukti fisik
untuk menguatkan argumennya atas tuntutan-tuntutan yang diberikan oleh pasien. Dengan
mengetahui dan menjalankan system yang benar maka perawat tidak akan melakukan
kesalahan dalam asuhan keperawatan sehingga angka keselamatan pasien akan meningkat.

2. Perawat harus memahami dan mengerti mengenai teknologi yang digunakan


dirumah sakit.

Rumah sakit merupakan tempat dimana seseorang berharap besar akan pulih kekeadaan
semula, tak bisa dipungkiri dirumah sakit akan banyak peran teknologi dalam membantu
pasien pulih kekeadaan semula. Langkah kedua yang harus dilakukan perawat adalah
memahami dan mengerti bagaimana cara kerja dan perawatan dari teknologi yang digunakan
untuk merawat pasien. Misalnya saja dalam pemeriksaan EKG untuk rekam jantung
menggunakan mesin EKG yang tentunya merupakan salah satu contoh teknologi yang
digunakan untuk merawat pasien, apabila perawat tidak tau bagaimana cara penggunaannya
maka hasil yan didapat dari rekam jantung tidak akan sesuai dengan keadaan sebenarnya
sehingga asuhan keperawatanpun tidak akan tepat. Itu sebabnya mengapa tau dan mengerti
mengenai teknologi dirumah sakit perlu di lakukan dan merupakan langkah kedua yang harus
dilakukan perawat untuk meningkatkan angka keselamatan pasien. Pemanfaatan teknologi
dengan benar tentunya akan sangat bermanfaat dirumah sakit, namun tak jarang tenaga medis
terkhusus perawat terlalu sering lalai dalam memahami teknologi teersebut, bukannya
memperoleh manfaat dari teknologi namun malah membahayakan pasien. Hampir 50% alat-
alat kesehatan menggunakan teknologi bahkan bukan hanya alatnya saja dirumah sakit besar
pendokuntasian hasil pengkajian dan data-data lain mengenai pasien tidak lagi disimpan
dalam bentuk tulisan tangan namun sudah menggunakan teknologi-teknologi seperti dalam
sebuah softfile yang disimpan di laptop maupun komputer.

3. Perawat mengetahui kondisi-kondisi yang terjadi pada pasien sehingga dalam


penanganan akan sesuai dengan asuhan keperawatan yang benar.
Langkah ketiga yang harus dilakukan perawat adalah mengetahui kondisi yang terjadi
dengan pasien ini berkaitan dengan asuhan keperawatan yang akan diberikan. Perawat harus
mampu mengetahui kondisi yang dialami pasien ini dapat dilakukan dengan melakukan
pengkajian, pemeriksaan fisik, membaca mimik dan ekspresi wajah dan banyak hal lain yang
bisa dilakukan perawat untuk mengetahui kondisi pasien. Perawat harus mampu
mendapatkan dengan akurat mengenai data yang dialami pasien, tidak boleh sampai salah
dalam mengehaui kondisi pasien, kesalahan ini akan sangat berakibat buruk terhadap pasien
dan akan meningkatkan angka kecelakaan terhadap pasien dirumah sakit. Apabila perawat
salah dalam memahami maupun mendapatkan informasi mengenai kondisi pasien maka
perawat akan salah dalam mengambil tindak untuk melakukan asuhan keperawatan. Oleh
sebab itu perawat harus mampu membina hubungan saling percaya kepada pasien maupun
keluarga akan perawat dapat dengan mudah mendapatkan data akurat mengenai kondisi
pasien. Kondisi pasien umumnya bukan hanya didapat dari pasien ataupun keluarga, namun
berdasarkan hasil- hasil pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaaan darah dan
lainnya, perawat harus mampu memahami dan menjalankan pemeriksaan tersebut dengan
benar sehingga asuhan keperawata dapat dilakukan dengan tepat dan resiko kecelakaan
pasien akan menurun.

4. Perawat harus melakukan tindakan yang tepat dalam mengerjakan tugasnya.

Perawat adalah tenaga medis yang lebih sering menghabiskan waktu bersama pasien dan
perawat adalah tenaga medis yang akan melakukan asuhan keperawatan untuk membantu
pasien pulih dari sakitnya, sehingga langkah ke empat yang harus dilakukan perawat setelah
mengetahui kondisi pasien adalah melakukan tindakan yang tepat dan benar, oleh sebab itu
dalam mendiagnosa keadaan pasien harus tepat sehingga tindakan yang akan dilakukan juga
tepat. Perawat tida boleh asal-asalan dalam menjalankan tugasnya dirumah sakit, semua tugas
perawat tentunya sudah ada ketentuannya sehingga harus dilaksanakan dengan benar dan
tepat. Ketika perawat melakukan tugasnya dengan benar maka tidak akan terjadi kecelakaan
terhadap pasien sehingga angka keselamatan pasien akan meningkat. Namun perawat masih
sering salah dalam melakukan tindakan oleh sebab itu perawat harus lebih teliti dan berhati-
hati setiap melakukan tindakan asuhan keperawatan terhadap pasien. Perawat tidak boleh
menyepelekan hal kecil yang terjadi , dari kesalahan kecil ini akan berakibatkan kemasalah
besar, contohnya pada saat pemasangan infuse selang infuse set bagian ujung yang tentunya
akan kontak langsung ketubuh pasien terjatuh namun perawat menganggap itu hal yang
sepele sehingga perawat hanya mengelapnya dan memasangkan ketubuh pasien bukan
menggantinya dengan yang baru, seperti yang kita ketahui semua yang berhubungan kontak
langsung dengan pasien adalah alat-alat steril. Akibat kesepelean tersebut dapat
mengakibatkan infeksi yang tentunya hal ini merupakan kecelakaan pasien. Oleh sebab itu
perawat harus benar dan tepat dalam melakukan tindakan dalam menjalankan tugas sehingga
keselamatan pasien akan meningkat.

5. Mengawasi pemberian obat kepada pasien.


Saat ini pemberian obat kepada pasien merupakan tugas dari farmasi namun tak dapat
dipungkiri dibeberapa rumah sakit yang belum memiliki tenaga medis farmasi pemberian
obat merupakan tugas dari perawat. Sehingga langkah kelima yang harus dilakukan oleh
perawat setelah melakukan tindakan yang benar adalah mengawasi pemberian obat. Agar
obat yang diberikan kepada pasien adalah obat yang benar sesuai dengan resep yang
diberikan oleh dokter, perawat harus memperhatikan, minimal 7 benar dalam pemberian obat
sehingga pasien mencapai tujuannya untuk pulih dari keadaannya. Apabila perawat lalai
dalam mengawasan pemberian obat dan terjadi salah dalam pemberian obat maka hal buruk
akan terjadi dan pasien masuk kekategori kecelakaan pasien dirumah sakit yang tuntunya
akan meningkatkan angka kecelakaan pasien dirumah sakit. Dengan mengawasi pemberian
obat kepada pasien maka perawat berperan penting untuk menjaga keselamatan pasien.

KESIMPULAN
Ada lima langkah awal yang harus dilakukan oleh perawat untuk meningkatkan
keselamatan pasien , lima langkah ini harus dipahami dan diaplikasikan dalam menjalankan
tugasnya selama bekerja, seperti yang kita ketahui angka kecelakaan dirumah sakit setiap
hatun selaku meningkat oleh sebab itu perawat haru mampu ikut berperan dalam menurunkan
angka kecelakaan tersebut. Perawat harus lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya
sehingga keselamatan pasien akan terjamin, pasien dan keluarga pun tidak takut apabila
dirawat dirumah sakit apabila pelayanan yang diberikan perawat benar dan tepat.

SARAN
Perawat harus tau, memahami dan menjalankan lima langka keselamtan pasien agar
angka kecelakaan dirumah sakit bisa dikurangi. Perawat juga tidak boleh menyepelekan
kesalahan kecil yang dilakukan dan perawat harus lebih berhati-hati dalam melaksanakan
tugasnya ini semua adalah langka untuk menjaga keselamatan pasien.

DAFTAR PUSTAKA
Arruum, D., Salbiah, & Manik, M. (2015). Pengembangan Sistem Manajemen Risiko

Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Universitas Sumatera Utara : (Model

Pengembangan Manajemen Mutu). Medan: Lowa State University Press.

Aryani. (2009). Analisis pengetahuan dan motivasi perawat yang mempengaruhi sikap

mendukung pemaparan program patient safety di instalasi perawatan intensif di

RSUD Dr. Moewardi Surakarta.TESIS, Tidak Dipublikasikan. Semarang: Program

Pasca Sarjana UNDIP.

Azwar,A.Pengantar Administrasi Kesehatan edisi ketiga.Bina rupa Aksara. Jakarta,2010


Cahyono, JBS. Membangun Budaya Keselamatan Pasien dalam Praktek

Kedokteran.Jakarta,2000.

Depkes. Panduan nasional keselamatanpasien rumah sakit. Depkes.Jakarta, 2006.

Departemen Kesehatan RI. (2008). PanduanNasional Keselamatan PasienRumah Sakit

(Patient Safety).Jakarta: Menteri KesehatanRepublik Indonesia.

Healy. J and Dugdale. Patient safety first.ChitraKarunanayake.Australia,2009

Kamil, H. (2017). Patient Safety. Idea Nursing Jurnal. Vol.1, No.1 , 1-8.

Morath.J and Turnball (2005). Ensuring Patient Safety in Health Care

Organizations.JosseyBass: America,

Mudayana, A. A. (2015). Pelaksanaan Patient Safety oleh Perawat di RSPKU

Muhammadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan samodra Ilmu, 06(02), 145-149.

Panesar, S. (2017). At A Glance Keselamatan Pasien dan Peningkatan Mutu Pelayanan

Kesehatan. Medan: Erlangga

Permenkes RI. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1961/Menkes/Per/VIII/2011.Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta.

Potter, A., & Perry, A. G. (2005). Buku Ajar Keperawatan Konsep, Proses, dan Teknik (edisi

4). Jakarta: EGC.

Simamora, R. H. (2019). Buku Ajar: Pelaksanaan Identifikasi Pasien. Uwais Inspirasi

Indonesia.
Simamora, R. H. (2019). Documentation of Patient Identification into the Electronic System

to Improve the Qualite of Nursing Services. INTERNATIONAL JOURNAL OF

SCIENTIFIC & TECHNOLOGY RESEARCH Vol 08. No.09 , 1884-1886.

Simamora, R. H. (2019). Pengaruh Penyuluhan Identifikasi Pasien dengan Menggunakan

Media Audiovisual terhadap Pengetahuan Pssien Rawat Inap. Jurnal Keperawatan

Silampari , 342-351.

Suryanto, D. T. H. (2018). Hubungan Budaya Keselamatan Pasien denganPelaporan Insiden

Keselamatan Pasien oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Medan:

Program Studi Magister Ilmu Keperawatan USU. Vincent.C. Patient safety.

Elseiver.Philadelphia,2006.

Anda mungkin juga menyukai