Anda di halaman 1dari 26

BAB II

GAMBARAN UMUM OBJEK DAN

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum PT. Kereta Api Divisi Regional III

Palembang

2.1.1 Sejarah Singkat PT. Kereta Api Indonesia (Persero)


Perkeretaapian di Indonesia dimulai ketika pencangkulan pertama jalur kereta

api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen oleh Gubernur

Jendral Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864.

Pembangunan dilaksanakan oleh perusahaan swasta Naamlooze Venootschap

Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NV.NISM).

Selain di Jawa, pembangunan jalur kereta api dilaksanakan di Aceh (1876),

Sumatera Utara (1889), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), dan

Sulawesi (1922). Sementara itu di Kalimantan, Bali, dan Lombok hanya dilakukan

studi mengenai kemungkinan pemasangan jalan rel, belum sampai tahap

pembangunan. Sampai akhir tahun 1928, panjang jalan kereta api dan trem di

Indonesia mencapai 7.464 km dengan perincian rel milik pemerintah sepanjang 4.089

km dan swasta sepanjang 3.375 km.


Pada tahun 1942 Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada

Jepang. Semenjak itu, perkeretaapian Indonesia diambil alih Jepang dan berubah

nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api). Selama penguasaan Jepang,

operasional kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang. Salah satu

pembangunan di era Jepang adalah lintas Saketi-Bayah dan Muaro-Pekanbaru untuk

pengangkutan hasil tambang batu bara guna menjalankan mesin-mesin perang

mereka. Namun, Jepang juga melakukan pembongkaran rel sepanjang 473 km yang

diangkut ke Burma untuk pembangunan kereta api disana.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

1945, beberapa hari kemudian dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat

kereta api yang dikuasai Jepang. Puncaknya adalah pengambil alihan Kantor Pusat

Kereta Api Bandung tanggal 28 September 1945 (kini diperingati sebagai Hari Kereta

Api Indonesia). Hal ini sekaligus menandai berdirinya Djawatan Kereta Api

Indonesia Republik Indonesia (DKARI). Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun

1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama

Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh

perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).

Berdasarkan perjanjian damai Konfrensi Meja Bundar (KMB) Desember

1949, dilaksanakan pengambilalihan aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda.

Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan

Kereta Api (DKA) tahun 1950. Pada tanggal 25 Mei DKA berganti menjadi

Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA). Pada tahun tersebut mulai diperkenalkan

juga lambang Wahana Daya Pertiwi yang mencerminkan transformasi Perkeretaapian


Indonesia sebagai sarana transportasi andalan guna mewujudkan kesejahteraan

bangsa tanah air. Selanjutnya pemerintah mengubah struktur PNKA menjadi

Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) tahun 1971. Dalam rangka meningkatkan

pelayanan jasa angkutan, PJKA berubah bentuk menjadi Perusahaan Umum Kereta

Api (Perumka) tahun 1991. Perumka berubah menjadi Perseroan Terbatas, PT. Kereta

Api Indonesia (Persero) pada tahun 1998 (Sumber http://kereta-api.co.id/), diakses

tanggal 27/04/2019

2.1.2 Visi dan Misi

a. Visi
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan

pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders. (Sumber http://kereta

api.co.id/), diakses tanggal 27/04/2019

b. Misi
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya,

melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai

tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan

4 pilar utama Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan

(Sumber http://kereta-api.co.id/), diakses tanggal 27/04/2019

2.1.3 Budaya Perusahaan

Ada lima nilai utama yang harus dijunjung tinggi oleh semua insan PT Kereta

Api Indonesia (PERSERO), yaitu :


1. Integritas Bertindak sesuai dengan nilai-nilai kebijakan organisasi dan kode

etik perusahaan. Memiliki pemahaman dan keinginan untuk menyesuaikan

diri dengan kebijakan dan etika tersebut dan bertindak secara konsisten

walaupun sulit untuk melakukannya.

2. Profesional Memiliki kemampuan dan penguasaan dalam bidang pengetahuan

yang terkait dengan pekerjaan, mampu menguasai untuk menggunakan,

mengembangkan, membagikan pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan

kepada orang lain.

3. Keselamatan Memiliki sifat tanpa kompromi dan konsisten dalam

menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang mempunyai

potensi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakaan dan menjaga aset

perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian.

4. Inovasi Selalu menumbuh kembangkan gagasan baru, melakukan tindakan

perbaikan yang berkelanjutan dan menciptakan lingkungan kondusif untuk

berkreasi sehingga memberikan nilai tambah bagi stakeholder.

5. Pelayanan Prima Memberikan pelayanan yang terbaik yang sesuai dengan

standar mutu yang memuaskan dan sesuai harapan atau melebihi harapan

pelanggan dengan memenuhi 6 A unsur pokok: Ability (Kemampuan),

Attitude (Sikap), Appearance (Penampilan), Attention (Perhatian), Action

(Tindakan), dan Accountability (Tanggung jawab). (Sumber http://kereta-

api.co.id/), diakses tanggal 27/04/2019


2.1.4 Maksud dan Tujuan Perusahaan

Melakukan dan medukung kebijaksanaan dan program Pemerintahan di

bidang ekonomi dan pembangunaan nasional, Khususnya di bidang transportasi,

dengan menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat

untuk dapat melakukan ekspansi baik di pasar domestik maupun internasional di

bidang perkeretapian, yang meliputi usaha pengangkutan orang dan barang dengan

kereta api, kegiatan perawatan dan prasarana perkeretapian, pengusahaan bisnis

properti secara profesional, seta pengusahaan bisnis penunjang prasarana dan sarana

kereta api secara efektif untuk kemanfaatan umum. (Sumber http://kereta-api.co.id/),

diakses tanggal 27/04/2019

2.1.5 Logo PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO)

Gambar 3.1 Logo baru PT. KAI yang diresmikan 28 September 2011
Sumber : (http://kereta-api.co.id/)

Bentuk
Garis melengkung: Melambangkan gerakan yang dinamis PT KAI dalam

mencapai Visi dan Misinya. Anak Panah: Melambangkan Nilai Integritas, yang harus

dimiliki insan PT KAI dalam mewujudkan Pelayanan Prima (Sumber http://kereta-

api.co.id/), diakses tanggal 27/04/2019

Warna

Orange : Melambangkan proses Pelayanan Prima (Kepuasan Pelanggan) yang

ditujukan kepada pelanggan internal dan eksternal.

Biru : Melambangkan semangat Inovasi yang harus dilakukan dalam

memberikan nilai tambah ke stakeholders. Inovasi dilakukan dengan semangat sinergi

di semua bidang dan dimulai dari hal yang paling kecil sehingga dapat melesat.

(Sumber http://kereta-api.co.id/), diakses tanggal 27/04/2019

2.1.6 Struktur Organisasi

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) memiliki sifat tanpa kompromi

dan konsisten dalam menjalankan atau menciptakan sistem atau proses kerja yang

mempunyai pontesi resiko yang rendah terhadap terjadinya kecelakan dan menjaga

aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerugian. Adapun pengertian organisasi

adalah sebagai berikut :

1. Struktur tata pembagian kerja dan struktur dan struktur tata hubungan

kerjaantara sekelompok orang yang harus bekerja sama secara tertentu,

melalui sistem tertentu untuk mencapai tujuan bersama.


2. Merupakan suatu wadah/tempat dan proses kerja sama dari sejumlah orang,

yang tersusun dalam suatu rangkaian hirarki antara atasan dan bawahan,

saling bekerja sama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berikut ini struktur dari Organisasi PT. KAI DIVRE III PALEMBANG :

Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT.KAI DIVRE III PALEMBANG


Sumber : (http://kereta-api.co.id/)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perangkat Jaringan Komputer


Untuk membangun suatu jaringan komputer, memerlukan beberapa perangkat

keras dalam pembangunannya. Beberapa komponen dasar yang membentuk suatu

jaringan adalah sebagai berikut:

1. Wireless Card

Gambar 2.5 Wireless Card

Wireless Card berfungsi sebuah perangkat jaringan komputer yang dapat

menghubungkan dua device secara wireless (tanpa kabel) maupun wireless

(menggunakan kabel). Dengan menggunakan wireless card, memungkinkan dua atau

lebih komputer dapat saling terhubung melalui jaringan wi-fi tanpa harus

menggunakan kabel (Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

2. LAN Card

Gambar 2.6 LAN Card

LAN Card berfungsi untuk menghubungkan dua komputer atau lebih dengan

menggunakan media kabel. LAN Card memiliki tugas untuk mengubah arus data dari

paralel menjadi serial, sehingga akan di transmisikan melalui media jaringan seperti
kabel UTP. Perangkat jaringan LAN Card biasanya di gunakan pada jaringan LAN

(Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

3. Router

Gambar 2.7 Router

Router berfungsi untuk menghubungkan dua jaringan atau lebih, sehingga

dapat saling bertukar data dengan jaringan lainya. Maka dari itu dengan menggunaan

router kita dapat terhubung dengan jaringan yang berbeda. Cara kerja router yaitu

meneruskan paket data dan membagi beberapa jaringan menjadi beberapa segmen

ataupun menyatukan segmen–segmen jaringan tersebut, tetapi router hanya terletak

di lpisan ketiga pada layer OSI (Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari,

2018:2).

4. Bridge
Gambar 2.8 Bridge

Bride berfungsi mengenali sebuah alamat MAC yang akan mentransmisi

sebuah data ke jaringan, selanjutnya bridge akan memuat kabel internal secara

tomatis yang dapat menentukan segmen mana yang akan di filter ataupun di routing

(Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

5. Modem

Gambar 2.9 Modem

Modem (Modulator Demodulator) berfungsi sebuah perangkat jaringan yang

berfungsi untuk mengubah sinyal digital menjadi sinyal analog ataupun sebaliknya.

Biasanya data yang di berikan kepada komputer umumnya berbentuk sinyal digital

(Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

6. Kabel Jaringan
Gambar 2.10 Kabel Jaringan

Kabel jaringan berfungsi sebuah media transmisi yang di gunakan untuk

menghubungkan dua komputer atau lebih untuk saling berukar data dengan

menggunakan media kabel. Kabel yang biasanya di gunakan untuk media transmisi

yaitu kabel UTP, STP, Coaxial, dan Fiber Optik. Penggunaan jenis kabel, biasanya di

sesuaikan dengan topologi jaringan yang akan di buat (Indra Riyana Rahadjeng,

Ritapuspitasari, 2018:2).

7. Hub

Gambar 2.11 Hub

Hub berfungsi untuk mengubah sinyal transmisi jaringan, hal tersebut

dilakukan agar dua komputer atau lebih dapat saling terhubung. Tetapi Hub tidak

dapat mengatur jalanya suatu data, sehingga setiap paket data yang melewati hub

akan di broadcast ke semua port sampai pket data yang melewati hub akan sampai ke

tujuan. Hal tersebut dapat menyebabkan adanya collision atau tabrakan arus data

(Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

8. Switch
Gambar 2.12 Switch

Switch berfungsi yang hampir sama dengan hub, tetapi perangkat jaringan ini

lebih cerdas dari hub karena dapat mengatasi maslah collision data. Selain itu switch

juga memiliki beberapa kelebihan di antaranya yaitu memiliki kecapatan transfer data

yang cepat dan memiliki jangkauan yang lebih baik daripada hub. Tidak hanya itu,

switch juga dapat menyaring atau memfilter paket data sebelum di teruskan ke

jaringan yang di tuju (Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

9. Access Point

Gambar 2.13 Access Point

Access Point berfungsi terdiri dari dua bagian utama yaitu antenna dan

transceiver yang di gunakan untuk menerima sinyal dan transmisi dari client atau

sebaliknya. Dengan access point, kia dapat terhubung dalam jaringan LAN seara

wireless (tanpa kabel) (Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

10. Repeater
Gambar 2.14 Repeater

Repeater berfungsi untuk memperluas jangkauan sinyal wifi dari server

supaya perangkat lain dapat terhubung. Cara kerja repeater yaitu menerima sinyal

dari server dan kemudian akan memancarkan kembali sinyal tersebut dengan

jangkauan yang lebih luas dan lebih kuat. Dengan kata lain sinyal yang tadinya lemah

dapat di pancarkan kembali dengan repeater menjadi sinyal yang lebih kuat dan luas

(Indra Riyana Rahadjeng, Ritapuspitasari, 2018:2).

2.2.2 Topologi Jaringan

A. Topologi Bus

http://pangeranarti.blogspot.com
Topologi bus adalah arsitektur LAN linier dimana transmisi dari suatu

peralatan jaringan dipropagasikan ke seluruh media dan diterima oleh seluruh

node di jaringan. Biasanya topologi ini digunakan pada implementasi jaringan

Ethernet/IEEE 802.3, termasuk 100 BaseT.

B. Topologi Ring

https://hidupsimpel.com/macam-macam-topologi-jaringan/

Topologi Ring adalah arsitektur LAN yang terdiri dari beberapa

peralatan komputer yang terkoneksi melalui transmisi unidirectional

membentuk suatu closed-loop.


C. Topologi Star

https://hidupsimpel.com/macam-macam-topologi-jaringan/

Topologi Star adalah arsitektur LAN dimana end points dari jaringan

terkoneksi ke sentral melalui Hub atau LAN Switch dengan dedicated link.

D. Topologi Tree

https://hidupsimpel.com/macam-macam-topologi-jaringan/

Topologi Tree adalah arsitektur LAN yang hampir sama dengan

topologi bus.
2.3 Wireless

Jaringan wireless adalah teknologi komunikasi yang menggunkan gelombang

radio yang berjalan dalam ruang hampa. Jaringan wireless merupakan teknologi

terbaru yang digunakan sebagai pengganti apabila kondisi lingkungan tidak

memungkinkan menggunakan teknologi kabel, dengan kata lain dapat menjadi

alternatif. Untuk menggantikan kabel, saat ini terdapat beberapa cara untuk

melakukan pengiriman data, yaitu melalui gelombang radio (Radio Frequency), sinar

inframerah (Infrared), bluetooth, gelombang mikro (Microwave), dan gelombang

cahaya (Lightwave Transmission). Penggunaan gelombang radio tidak terlepas dari

pembuktian Heinrich Hertz (1857 – 1894) bahwa gelombang elektromagnetik

berpindah pada kecepatan cahaya dan sifat kelistrikan dapat dibawa dalam

gelombang tersebut. Semua teknologi pengiriman data tanpa kabel pada dasarnya

memanfaatkan gelombang, akan tetapi dengan frekuensi yang berbeda-beda, karena

perbedaan itulah menyebabkan kecepatan dan jangkuan pengiriman berbeda-beda.

(M.Ficky Duskarnaen. Febri Nurfalah, 2017:2).

Area Hotspot (Wi-Fi) adalah bagian atau daerah atau wilayah yang terkoneksi

jaringan internet tanpa kabel. (Priyambodo, 2005:5).

Hotspot adalah lokasi fisik di mana orang dapat memperoleh akses Internet,

biasanya menggunakan teknologi Wi-Fi, melalui jaringan area lokal nirkabel

(Wireless Local Area Network, disingkat WLAN) menggunakan router yang

terhubung ke penyedia layanan internet (Internet Service Provider, disingkat ISP).

Hotspot biasanya ditemukan di bandara, toko buku, cafe, mall, hotel, rumah sakit,
perpustakaan, restoran, supermarket, stasiun kereta api, dan tempat umum lainnya.

Selain itu, banyak juga sekolah dan universitas yang menyediakan fasilitas hotspot

untuk siswa/mahasiswa mereka. (Zhul AL Gray, 2017/03/04)

2.3.1 Pengertian Jaringan Wireless

Jaringan lokal tanpa kabel atau WLAN adalah suatu jaringan area lokal tanpa

kabel dimana media transmisinya menggunakan frekuensi radio (RF) dan infrared

(IR), untuk memberi sebuah koneksi jaringan ke seluruh penggunadalam area

disekitarnya. Area jangkauannya dapat berjarak dari ruangan kelas ke seluruh kampus

atau dari kantor ke kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang umumnya

digunakan untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC, Laptop, PDA,

telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki kegunaan yang

sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa menggunakan telepon seluler

mereka untuk mengakses e-mail. Sementara itu para pelancong dengan laptopnya bisa

terhubung ke internet ketika mereka sedang di bandara, kafe, kereta api dan tempat

publik lainnya. (Rudi Hartono, Agus Purnomo, 2011:2).

Wireless Local Area Network (WLAN) adalah jaringan komputer yang

menggunakan gelombang radio sebagai media transmisi data. Informasi (data)

ditransfer dari satu komputer ke komputer lain tanpa menggunakan kabel sebagai

media perantara. WLAN sering disebut sebagai Jaringan Nirkabel atau Jaringan

Tanpa Kabel. (Madcoms, 2015:15)


Kadangkala orang menyebut WLAN sebagai jaringan Wi-Fi atau WaveLAN

atau LAN nirkabel atau jaringan wireless atau wireless. Penamaan itu sebenarnya

kurang tepat. Namun, istilah-istilah tersebut sudah popular dan dapat diterima oleh

banyak orang. (Iwan Sofana, 2013:330)

2.3.2 Teknologi Wireless

Wi-Fi atau WiFi merupakan singkatan dari Wireless Fidelity. Sebgian buku

menuliskan ‘Wi-Fi” sedangkan yang lain menggunakan “WiFi”. Keduanya identik,

Wi-Fi adalah nama lain untuk produk-produk spesifikasi 802.11 yang dibuat oleh Wi-

Fi Alliance. Pengguna komputer umumnya lebih mengenal istilah Wi-Fi

card/adapter dibandingkan dengan 802.11 card/adapter. Wi-Fi merupakan merk

dagang sehingga lebih popular dibandingkan “IEEE 802.11”. (Iwan Sofana,

2013:334).

Teknologi Wi-Fi memiliki sebuah standar, yang ditetapkan oleh sebuah institusi

internasional yang bernama Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE),

yang secara umum sebagai berikut:

a. Standar IEEE 802.11a yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 5 GHz yang memiliki

kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300m.

b. Standar IEEE 802.11b yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2.4 GHz yang memiliki

kecepatan 11 Mbps dan jangkauan jaringan 100m.

c. Standar IEEE 802.11g yaitu Wi-Fi dengan frekuensi 2.4 GHz yang memiliki

kecepatan 54 Mbps dan jangkauan jaringan 300m.


Modulasi yang digunakan di 802.11, awalnya adalah Phase-Shift Keying

(PSK). Metode modulasi yang digunakan di 802.11b adalah Complementary Code

Keying (CCK), yang memungkinkan kecepatan tinggi dan lebih tahan terhadap

interferensi propagasi multipath. 802.11a menggunakan modulasi Orthogonal

Frequency-Division Multiplexing (OFDM) yang memungkinkan kecepatan tinggi

sampai 54 mbps. (Onno W. Purbo, 2018:78)

2.3.3 Topologi Jaringan Wireless

Kaidah atau aturan untuk menghubungkan unsur-unsur penyusun jaringan

atau atau dikenal dengan istilah topologi pada jaringan wireless. Dalam topologi ini

computer dihubungkan secara langsung tanpa melaluli perantara atau untuk lebih

mudahnya topologi ini mirip dengan model koneksi Peer to Peer pada jaringan

konvensional. (Iswahyudi, 2014:7)

2.3.4 Manfaat Jaringan Wireless

Jaringan Wireless telah menawarkan kenyamanan, efesiensi biaya, dan

kemudahan integrasi dengan jaringan lain pada komponen jaringan. Sebagian besar

komputer yang dijual pada konsumen saat ini telah dilengkapi dengan teknologi

Wireless LAN nirkabel. (liant dana, 2013:04)

A. Kelebihan Wireless

Jaringan Wireless juga memiliki beberapa manfaat yang lebih

dibandingkan dengan jaringan kabel, kemudahan kerja menggunakan

jaringan nirkabel membuat orang mulai berpaling kearah ini yang sering

kita kenal dengan jaringan nirkabel atau wireless, dunia usaha telah
mengakui bahwa akses ke teknologi modern selalu meiliki keunggulan

kompetitif dibandingkan pesaing yang terbatas dalam bidang teknlogi.

Berikut merupakan keuntungan/kelebihan jaringan Wireless. (Madcoms,

2015:16).

1. Jangkauan jaringan lebih luas dibandingkan dengan jaringan yang

menggunakan media kabel.

2. Menyediakan pengaksesan informasi Real Time di mana saja bagi pengguna

LAN selama berada dalam organisasinya.

3. Dapat dipasang dengan mudah serta dapat mengurangi penggunaan kabel

yang melalui tembok dan atap, dan dapat digunakan pada jaringan dimana

kabel tidak memjngkinkan untuk dipasang.

4. Meskipun investasi awal lebih tinggi dari biaya perangkat LAN kabel, tetapi

biaya instalasi keseluruhan serta biaya penggunaan dapat diperkecil.

Keuntungan biaya jangka panjang akan sangat besar apabila sering terjadi

perpindahan dan perubahan.

Adapun manfaat lainnya yang didapatkan menurut Titik Nurwanangsih dalam

bukunya yang berjudul “Teknik dan Jaringan Wireless(Nirkabel)” adalah:

1. KEMUDAHAN PROSES INSTALASI

Selain kebebasan beraktivitas, anda juga tidak memerlukan kabel untuk

menghubungksn dua atau beberapa komputer. Maka dengan demikian proses

instalasipun menjadi lebih ringan karena tidak perlu mengulur kabel,

membuat lubang di tembok, atau memanjat bangunan.


2. AREA KERJA YANG LUAS

Diakui atau tidak, jaringan menggunakan kabel masih memiliki keterbatasan

terutama jika anda ingin bekerja diluar ruangan, karena tentu saja kabel tidak

dapat menjelajah wilayah tersebut. Berbeda dengan jaringan nirkabel. Anda

dapat bekerja dengan lebih leluasa hingga keluar ruangan sebatas radius

kemampuan nirkabel tersebut.

3. MOBILITAS dan PRODUKTIFITAS TINGGI

WLAN memungkinkan client untuk mengakses informasi secara realtime

sepanjang masih dalam jangkauan WLAN, sehingga meningkatkan kualitas

layanan dan produktivitas. Pengguna bisa melakukan kerja dimanapun ia

berada asal dilokasi tsb masuk dalam converage area WLAN.

4. KEMUDAHAN dan KECEPATAN INSTALASI

Instalasi system wireless LAN bisa cepat dan sangat mudah dan bisa

mengeliminasi kebutuhan penarikan kabel yang melalui atap maupun tembok.

5. FLEKSIBEL

Dengan teknologi WLAN sangat memungkinkan untuk membangun jaringan

pada area yang tidak mungkin atau sulit dijangkau oleh kabel, misalnya di

kota-kota besar, ditempat yang tidak tersedia infrastruktur kabel.

6. BIAYA MURAH

Meskipun investasi awal yang dibutuhkan oleh wireless LAN untuk membeli

perangkat hardware bisa lebih tinggi dari biaya yang dibutuhkan oleh

perangkat LAN hardware, namun bila diperhitungkan secara keseluruhan,

instalasi dan life-cycle costnya, maka secara signifikan lebih murah. Dan bila
digunakan dalam lingkungan kerja yang dinamis yang sangat membutuhkan

seringnya perangkat dan perubahan yang sering maka keuntungan jangka

panjangnya pada suatu wireless LAN akan jauh lebih besar bila dibandingkan

dengan wired LAN.

B. Kekurangan Wireless

Dalam kemajuan teknologi pada jaringan, baik berbasis Kabel maupun

Nirkabel khususnya pada jaringan Wireless pun tidak menutup

kemungkinan untuk memiliki kelemahan/kekurangan terutama di bagian

keamanan Wi-Fi yang sampai saat ini masih banyak terjadinya peretasan

dikarenakan keamanan jaringan wireless yang masih sangat lemah. Dan

masih ada beberapa kelemahan dari wireless diantaranya: (liant dana,

2013:04).

1) Biaya peralatan mahal.

2) Delay yang sangat besar.

3) Mudah untuk terinterferensi.

4) Kesulitan karena masalah propagasi radio.

5) Kapasitas jaringan kecil karena keterbatasan spectrum (pita frekuensi yang

tidak dapat diperlebar).

6) Keamanan/kerahasiaan data kurang terjamin.


2.4 Analisis dan Pemetaan Jaringan Wireless Access Point Router

2.4.1 Analisis Jaringan Wireless


Analisis sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh

kedalam komponennya dengan tujuan mengidentifikasi dan mengevaluasi berbagai

macam masalah ataupun hambatanyang terjadi pada sistem hingga nantinya dapat

dilakukan perbaikan ataupun pengembangan. Adapun beberapa hal yang dilakukan

pada istem analis, diantaranya sebagai berikut:

1. Mengumpulkan dan menganalisis perangkat jaringan sistem wireless dan

tata letak ruang yang ada hubungannya dengan sistem yang sedang

berjalan.

2. Menyusun dan menyajikan laporan untuk menganalisis sistem jaringan

wireless yang sedang berjalan pada user.

3. Mengidentifikasi sistem jaringan wireless untuk penerapannya pada

komputer.

4. Mengawasi berbagai aktivitas pada sistem jaringa wireless.

2.4.2 Pemetaan Jaringan Wireless

Tujuan dari pemetaan wireless adalah agar mempermudah dan membantu

administrasi jaringan komputer untuk melakukan perawatan, bahkan bisa digunakan

untuk menata ulang skema jaringan yang baru. Penelitian yang dilakukan akan

mendapatkan suatu bentuk skema yang nyata dari setiap ruang di gedung PT.KAI

DIVRE III PALEMBANG.


2.4.3 Hardware dan Software dalam Pemetaan Jaringan Wireless

Untuk memetakan jaringan Wireless Access Point Router pada PT.KAI

DIVRE III PALEMBANG menggunakan perangkat sebagai berikut:

1. Komputer atau Laptop

Yang nantinya akan digunakan sebagai perangkat yang menjalankan

software dalam pemetaan jaringan.

2. Wireless Access Point Router(AP)

Merupakan peralatan yang digunakan pada wireless LAN. Access Point

bertugas mengatur dan menghubungkan koneksi beberapa peralatan Wi-

Fi. Access Point dapat dianalogikan dengan hub dan repeater (pada wired

LAN). Access Point dapat menerima dan meneruskan sinyal dari/ke

berbagai peralatan Wi-Fi. Access Point juga dapat menggabungkan

jaringan wireless dengan wired dan dapat memperbesar jangkauan

WLAN.

3. Aplikasi bantuan dalam pemetaan Jaringan Wireless

Menggunakan aplikasi Vistumbler/Netstumbler dalam pemetaan jaringan

wireless LAN.
2.5 Aplikasi Bantuan dalam Pemetaan Jaringan Wireless

2.5.1 Aplikasi Vistumbler

Vistumbler merupakan sumber aplikasi windows terbuka yang menmpilkan

rincian dasar jalur akses , termasuk metode otentikasi dan Enkripsi yang tepat dan

bahkan dapat berbicara SSID dan RSSI. Hal ini juga menampilkan grafik tingkat

sinyal Sangat disesuaikan dengan menawarkan pilihan konfigurasi yang fleksibel.

Mendukung nama jalur akses untuk membantu membedakan, mereka juga membantu

untuk mendeteksi jalur akses nakal. Ini juga mendukung GPS logging dan hidup

pelacakan dalam aplikasi menggunakan Google Earth. (Kitono, 2012/04/03).

2.5.2 Aplikasi Ekahau HeatMapper

Ekahau HeatMapper adalah aplikasi yang memungkinkan Anda untuk melihat

hotspot nirkabel yang dapat diakses yang ada di peta. Teori ini memberi tahu kita

bahwa jika titik akses nirkabel lebih dekat, koneksi akan lebih baik. Jika kita
mengikuti petunjuk itu, kita akan dapat mengakses hotspot terdekat dan koneksi akan

lebih baik.

Anda hanya perlu menjalankannya dan program secara otomatis akan

mendeteksi jaringan nirkabel di sekitarnya dan itu akan menunjukkan kekuatan

sinyal, sehingga Anda dapat memilih yang terbaik tergantung pada posisi Anda.

Jika Anda memiliki peta area di mana Anda berada, program ini akan dapat

mengalokasikan semua titik akses nirkabel sesuai dengan peta.

Ini bisa sangat berguna jika Anda berada di area publik dan Anda ingin mendapatkan

sinyal yang lebih baik. (sumber https://ekahau-

heatmapper.id.uptodown.com/windows)

Anda mungkin juga menyukai