Anda di halaman 1dari 7

Wewenang perawat menurut Pemerintah kesehatan adalah melakukan pengkajian dan

menetapkan permasalahan,merencanakan,mengevaluasi pelayanan keperawatan dan


mengelola kasus.
Permenkes 26 tahun 2019 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 38 tahun 2018 tentang
Keperawatan

Tugas dan Wewenang


Pasal 29

1. Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:


a. pemberi Asuhan Keperawatan;
b. penyuluh dan konselor bagi Klien;
c. pengelola Pelayanan Keperawatan;
d. peneliti Keperawatan;
e. pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
f. pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2. Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan secara bersama
ataupun sendiri-sendiri.
3. Pelaksanaan tugas Perawat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.

Pasal 30

4. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya


kesehatan perorangan, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik;
b. menetapkan diagnosis Keperawatan;
c. merencanakan tindakan Keperawatan;
d. melaksanakan tindakan Keperawatan;
e. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
f. melakukan rujukan;
g. memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
h. memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
i. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
j. melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada Klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
5. Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi Asuhan Keperawatan di bidang upaya
kesehatan masyarakat, Perawat berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat
keluarga dan kelompok masyarakat;
b. menetapkan permasalahan Keperawatan kesehatan masyarakat;
c. membantu penemuan kasus penyakit;
d. merencanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
e. melaksanakan tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
f. melakukan rujukan kasus;
g. mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan kesehatan masyarakat;
h. melakukan pemberdayaan masyarakat;
i. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
j. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
k. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
l. mengelola kasus; dan
m. melakukan penatalaksanaan Keperawatan komplementer dan alternatif.

Pasal 31

6. Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien, Perawat
berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
7. Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan, Perawat
berwenang:
a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan;
dan
c. mengelola kasus.
8. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat berwenang:
a. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
b. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin
pimpinan; dan
c. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 32

9. Pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 29 ayat (1) huruf f merupakan penugasan Pemerintah yang
dilaksanakan pada keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian
di suatu wilayah tempat Perawat bertugas.
10. Keadaan tidak adanya tenaga medis dan/atau tenaga kefarmasian di suatu wilayah
tempat Perawat bertugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang kesehatan setempat.
11. Pelaksanaan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan kompetensi Perawat.
12. Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat
tenaga medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian.
13. ) merupakan keadaan yang mengancam nyawa atau kecacatan Klien.
14. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat
sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan keilmuannya.
15. Ketentuan lebih lanjut mengenai keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri

Wewenang perawat dalam Upaya Kesehatan Perorangan yaitu :

1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik


2. Menetapkan diagnosis keperawatan
3. Merencanakan tindakan keperawatan
4. Melaksanakan tindakan keperawatan
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan
6. Melakukan rujukan
7. Memberi tindakan gadar sesuai dg kompetensi
8. Memberi konsultasi keperawatan & berkolaborasi dg dokter
9. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
10. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga medis
atau obat bebas dan bebas terbatas.

Wewenang perawat dalam Upaya Kesehatan Masyarakat :

1. Melakukan pengkajian keperawatan kesmas di tingkat keluarga dan masyarakat


2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesmas
3. Membantu penemuan kasus penyakit
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesmas
5. Melakukan rujukan kasus
6. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesmas
7. Menjalin kemitraan, pemberdayaan dan advokasi dalam perawatan kesmas
8. Mengelola kasus
9. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif

Wewenang Penyuluhan & Konselor

1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik ditingkat individu dan keluarga, serta tingkat
kelompok masyarakat
2. Melakukan pemberdayaan masyarakat
3. Melakukan advokasi dalam perawatan kesmas
4. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesmas
5. Melakukan penyuluhan kesehatan & konseling Wewenang Pengelola Pelayanan Keperawatan
6. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan
7. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pelayanan keperawatan
8. Mengelola kasus Wewenang Peneliti Keperawatan
9. Melakukan penelitian sesuai dengan Standar dan etika
10. Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan Kesehatan atas izin Pimpinan
11. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pelimpahanwewenang dilakukan secara :

1. DELEGATIF : tanggung jawab berpindah hanya dapat diberikan kepada perawat Profesi atau
Perawat Vokasi terlatih sesuai kompetensi yg dibutuhkan
2. MANDAT :
-Oleh medis kepada perawat berupa tindakan medis dibawah pengawasan.
-Tanggung jawab berada pada pemberi wewenang.

Wewenang dalam tugas limpah:

1. Melaksanakan tindakan medis sesuai dengan kompetensinya atas pelimpahan wewenang


delegatif tenaga medis
2. Melakukan tindakan medis dibawah pengawasan atas pelimpahan wewenang mandat
3. Memberi pelayanan kesehatan sesuai dengan program pemerintah

Aspek legal keperawatan adalah aspek aturan Keperawatan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan
pelayanan termasuk hak dan kewajibannya.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan ditunjukkan kepada individu
keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan
kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan yang tentu juga
harus bisa diandalkan.
Dasar Hukum Keperawatan Registrasi dan Praktik Keperawatan sesuai KEPMENKES NO. 1239
TAHUN 2001, sesuai dengan UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
1. Pasal 32 (ayat 4): pelaksanaan pengobatan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu
2. Pasal 153 (ayat 1) : Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya dan (ayat 2 ) adalah tenaga kesehatan
dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standart profesi dan Pada
Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 (pasal 16) dalam melaksanakan kewenangannya
perawat menghormati hak pasien.
berkewajiban untuk:
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik
Standart Praktik Keperawatan adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap
staf atau suatu kondisi pada pasien atau system yang telah ditetapkan untuk dapat diterima
sampai pada wewenang tertentu (Schroeder,1991). Standart diperlukan untuk:
1. Meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan public
2. Mengajarkan teori dan praktek keperawatan
3. Melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
4. Mengkoordinasi pelayanan kesehatan
5. Terbitan dalam administrasi, edukasi,konsultasi, pengajaran atau penelitian
Dalam pembuatan standart keperawatan dilandasi oleh sifat suatu profesi yaitu:
a. Profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada public terhadap kerja
mereka
b. Praktek professional didasarkan atas body of knowledge yang spesifik
c. Profesional dan kompeten menerapkan pengetahuannya
d. Profesional terikat oleh etik
e. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada public
f. Sebuah profesi mengatur dirinya sendiri
Tipe standart keperawatan:
1. Standart praktek meliputi kebijakan, uraian tugas dan standart kerja. Yang berfungsi
untuk :
a. Tuntutan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan
b. Menetapkan level kinerja perawat
c. Gambaran definisi institusi tentang apa yang dilakukan perawat
d. Kebijakan menentukan sumber untuk memfasilitasi pemberian asuhan
2. Standart asuhan meliputi prosedur, standart asuhan generic, dan rencana asuhan.
Fungsi standart asuhan:
a. Kepastian keamanan dalam perawatan pasien
b. Memastikan hasil yang berasal dari pasien Hak perawat, Kewajiban, Larangan serta
Sanksi bagi Perawat
1. Hak perawat dalam melaksanakan Tugas
Dalam pasal 36, perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan berhak:
a. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
standar pelayanan, standar profesi, standar prosedur professional dan ketentuan
peraturan perundang-undangan
b. Memperoleh informasi yang benar, jelas dan jujur dari klien dan atau keluarganya
c. Menerima imbalan jasa atas pelayanan keperawatan yang telah diberikan
d. Menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan dengan kode etik
e. Memperoleh fasilitas kerja sesuai dengan standar
2. Kewajiban Perawat
a. Melengkapi sarana dan prasarana pelayanan keperawatan sesuai dengan standar
pelayanan keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
b. Memberikan pelayanan sesuai dengan kode etik
c. Merujuk klien yang tidak dapat ditangani kepada perawat atau tenaga kesehatan
lain yang lebih tepat sesuai dengan lingkup dan tingkat kompetensinya
d. Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan standar
e. Memebrikan informasi yang lengkap,jujur,benar,jelas dan mudah dimengerti
mengenai tindakan keperawatan kepada klien dan atau keluarganya sesuai dengan
batas kewenangannya
f. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang
sesuai dengan kompetensi perawat
Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh pemerintah
3. Larangan bagi Perawat
a. Perawat dilarang menjalankaan praktik selain dalam izin dan melakukan perbuatan
yang bertentangan dengan standar profesi
b. Bagi perawat yang memebrikan pertolongan dalam keadaan darurat atau
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain,
dikecualikan dari larangan ini
c. Kepala dinas atau organisasi profesi dapat memberikan peringatan lisan atau tertulis
kepada perawat yang melakukan pelanggaraan
d. Peringatan tertulis diberikan paling banyak 3 kali apabila tidak di indahkan SIK dan
SIPP dapat dicabut
e. Sebelum DIK dan SIPP dicabut kepala dinas kesehatan terlebih dahulu mendengar
pertimbangan dari MDTK atau MP2EM
4. Sanksi bagi Perawat yang melanggar
a. Pasal 58 Setiap orang yang melanggar ketentuan pasal 18 ayat (1), pasal 21, pasal 24
ayat (1) dan pasal 27 ayat (1) dikenai sanksi administratif,.
b. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa:
- Teguran lisan
- Peringatan tertulis
- Denda administratif
- Pencabutan izin
- Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengenaan sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan peraturan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

1.Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.


2. Budi, SC. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Medis
3.Depkes, RI. 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.
4.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka Erawantini
5. F., Nugroho E., Sanjaya G.Y.,Hariyanto S., 2012. Rekam Medis Elektronik: Telaah Manfaat
Dalam Konteks Pelayanan Kesehatan Dasar. No 1.
6.Hatta, G. 2008. Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai