Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar uang merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
perekonomian karena merupakan bagian dari pasar keuangan. Pasar uang
memiliki instrumen kredit yang berjangka pendek, yang umumnya berkualitas
tinggi diperjualbelikan.
Masyarakat sering beranggapan bahwa pasar uang sama dengan pasar
modal, padahal kedua jenis pasar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda
namun keduanya merupakan bagian dari pasar keuangan.
Pasar uang sangat diperlukan dalam pasar keuangan karena banyaknya
individu dan perusahaan yang mengalami arus kas yang tidak sesuai antara
inflows dengan outflows. Misalnya, perusahaan melakukan penagihan dari klien
dengan periode waktu tertentu dan pada waktu yang lain ia harus mengeluarkan
uang untuk menutupi biaya operasionalnya. Untuk mengatasi masalah tersebut
(perusahaan pada saat mengalami defisit) maka perusahaan tersebut sementara
dapat memasuki pasar uang sebagai peminjam dengan mencari lembaga keuangan
atau pihak lain yang memiliki surplus dana atau yang memang menawarkan jasa
peminjaman dana. Selanjutnya, pada saat perusahaan tersebut menglami surplus
dana, maka perusahaan tersebut dapat menjadi kreditordalam pasar uang untuk
memperoleh pendapatan daripada membiarlan dananya tak terpakai atau idle.
Pasar uang pada saat ini tidak lagi dibatasi dalam wilayah suatu negara
saja. Uang berputar ke seluruh bagian dunia, mencari investasi yang menawarkan
expected return yang paling tinggi untuk suatu tingkat resiko tertentu sejalan
dengan pesatnya perkembangan perdagangan dunia. Pertumbuhan dan
perkembangan perdagangan internasional membutuhkan pembiayaan jangka
pendek maupun jangka panjang. Modal jangka panjang dibutuhkan untuk
membiayai pembangunan pabrik baru, sistem transportasi dan sebagainya.

1
Pembiayaan jangka pendek untuk membiayai ekspor dan impor barang dan
kebutuhan modal kerja lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian pasar uang?
2. Bagaimanakah karakteristik pasar uang?
3. Bagaimankah jenis-jenis resiko investasi di pasar uang?
4. Bagaimanah instrumen pasar uang?

1.3 Tujuan
1. Untuk mngetahui pengertian pasar uang
2. Untuk mengetahui karakteristik pasar uang
3. Untuk mengetahui jenis jenis resiko investasi di pasar uang
4. Untuk mengetahui instrumen pasar uang

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar Uang

Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran


dana-dana, surat-surat berharga, atau instrumen financial jangka pendek yang
mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun dan dapat
disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Pasar uang sering juga
disebut pasar kredit jangka pendek.
Pasar uang bisa digolongkan sebagai pasar abstrak. Pasar abstrak adalah
pasar yang memperjualbelikan barang tetapi barangnya tidak tersedia di pasar
tersebut, yang ada hanyalah barang sebagai contoh yang bentuknya bisa
berupa: barang itu sendiri (dalam jumlah sedikit), brosur atau surat berharga.
Dengan demikian, dalam pasar uang tidak akan ditemui beberapa penjual
yang sedang menjajakan uang (seperti para pedagang buah sedang
menjajakan buah), tapi dalam pasar uang, posisi uang diwakili oleh suratsurat
berharga jangka pendek. Oleh karena itu, pasar uang digolongkan sebagai
pasar abstrak.
Pasar uang sering kali diartikan sama dengan pasar modal, padahal kedua
jenis pasar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Pasar uang adalah
pasar yang mneyediakan sarana pengalokasian dan injaman dana jangka
pendek, karena itu pasar uang merupakan pasar likuiditas pendek. Sebaliknya,
pasar modal berkaitan denga surat-surat berharga yang berjangka panjang.
Pasar uang merupakan pasar yang tidak terorganisasi (unorganized
market) sementara pasar modal adalah pasar yang terorganisasi (organized
market) karena disamping memiliki tempat transaksi khusus, pelaksanaannya
juga diatur dan diawasi oleh otoritas pasar modal yaitu Bapepam (Badan
Pengawas Pasar Modal).
Persamaan kedua pasar tersebut adalah keduanya merupakan sarana bagi
investor dalam melakukan investasi, disamping sebagai saran mobilisasi dana

3
bagi pihak yang membutuhkan dana. Dengan kata lain pasar uang dan pasar
modal merupakan sarana investasi dan mobilisasi dana.
Pihak yang terlibat dalam trnsaksi pasar uang baik sebagai investor
maupun sebagai peminjam antara lain:
a. Lembaga-lembaga keuangan, misalnya: bank, dana pensiun, dan
perusahaan asuransi.
b. Perusahaan-perusahaan besar, misalnya: perusahaan yang sudah go
public menerbitkan commercial paper.
c. Lembaga-lembaga pemerintah, misalnya: Bank Indonesia menerbitkan
Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
d. Individu-individu, misalnya: rumah tangga membeli Sertifikat Bank
Indonesia.

Pasar uang memiliki beberapa fungsi sebagi berikut:


1. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek
untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya;
2. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam
pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan
Surat Berharga Pasar Uang (SBPU); dan
3. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat.
4. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka
pendek
5. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan
investasi
6. Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit
jangka pendek kepada perusahaan di indonesia
7. Sebagai saran pengendali moneter (secara tidak langsung) oleh
penguasa moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka oleh
Bank Sentral Indonesia dilakukan melalui pasar uang dengan SBI dan
SBPU sebagai instrumennya.

4
Alasan kenapa pasar uang dibutuhkan dalam sistem perekonomian
adalah banyaknya perusahaan serta individu yang mengalami arus kas
yang tidak sesuai antara inflows dan outflows. Misalnya, perusahaan
melakukan penagihan kepada klien pada periode tertentu dan pada waktu
yang lain ia harus mengeluarkan untuk menutupi biaya operasionalnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan pada saat kasnya
mengalami defisit, sementara dapat memasuki pasar uang sebagai
peminjam dengan mencari lembaga keuangan atau pihak lain yang
memiliki surplus dana. Selanjutnya pada saat mengalami surplus dana
menjadi kreditor dalam pasar uang untuk memperoleh pendapatan
daripada membiarkan dananya tak terpakai atau idle. Oleh karena itu,
pasar uang berfungsi untuk menjembatani adanya kesenjangan antara
penerimaan dan pengeluaran dana, menutup kekurangan dengan pinjaman
jangka pendek apabila pengeluaran melebihi penerimaan, dan penyedia
outlet investasi untuk mempeoleh pendapatan unga bagi unit yang
penerimaannya melebihi pengeluaran.

2.2 Karakteristik Pasar Uang

Karakteristik pasar uang yaitu:

1) Menyediakan fasilitas atau jaringan transaksi jual beli aset finansial

2) Memeprtemukan pihak yang memiliki surplus dana dengan pihak yang


mengalami defisit

3) Transaki dalam pasar uang sebagian bersifat jangka pendek

4) Pasar uang juga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan dana jangka


pendek perusahaan, lembaga keuangan, dan pemerintah, mulai dari
overnight sampai dengan jangka waktu jatuh tempo satu tahun

5) Pada waktu yang sama pasar uang menyediakan outlet investasi bagi
pihak surplus dana jangka pendek yang ingin memperoleh pendapatan
atas dana yang belum terpakai.

5
Seperti halnya pasar modal, dalam pasar modal terdapat dua pihak yang
terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Masing-masing pihak saling
berkepentingan satu sama lainnya dan mempunyai tujuan masing-masing
pula. Pihak-pihak yang terlibat dalam pasar uang adalah sebagai berikut:
1. Pihak yang membutuhkan dana (Kreditur)
Dalam hal ini baik bank maupun perusahaan non bank yang kebetulan
membutuhkan dana yang segera harus dipenuhi untuk kepentingan
tertentu.
2. Pihak yang menanamkan dana (Debitur)
Pihak yang menyediakan dana atau pihak yang menjual dana baik bank
maupun perusahaan non bank dengan tujuan investasi di pasar uang.

Bagi pihak yang memerlukan dana dan mencari dana tersebut di pasar
uang terdapat beberapa tujuan. Tujuan ini tergantung dari kepentingan dan
kebutuhan pencari dana. Paling tidak ada empat tujuan dalam menghimpun
dana dari pasar uang yaitu:
a. Untuk memenuhi kebutuhan dana jangka pendek, seperti
membayar utang yang kan jatuh tempo
b. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yaitu membayar biaya-
biaya, uah karyawan, gaji, pembelian bahan dan kebutuhan modal
kerja lainnya
c. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, karena disebabkan
kekurangan kas
Sedangkan tujuan bagi pihak yang bermaksud menanamkan dananya di
pasar modal adalah:
a) Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga
tertentu
b) Bermaksud membantu pihak yang benar-benar mengalami
kesulitan keuangan
c) Spekulasi, dengan harapan akan memperoleh keuntungan besar
dalam waktu yang relatif singkat dlam kondisi ekonomi tertentu

6
2.3 Jenis – jenis Resiko Investasi di Pasar Uang
Resiko yang mungkin dihadapi investor dalam kegiatan investasi di pasar
keuangan yaitu:
1) Risiko Pasar (interest-rate risk), yaitu risiko yang berkaitan dengan
turunnya harga surat berharga dan tingkat bunga naik mengakibatkan
investor mengalami capital loss
2) Risiko reinvestment, yaitu risiko terhadap penghasilan suatu aset finansial
yang harus di-reinvest dalam aset yang berpendapatan rendah, atau dapat
dikatakan bahwa risiko reinvestment adalah risiko yang memaksa investor
menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-
surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya
tingkat bunga

3) Risiko gagal bayar. Risiko ini terjadi akibat tidak mampunya peminjam
memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan

4) Risiko inflasi. Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya


harga-harga barang dan jasa-jasa yang akan menurunkan daya beli atas
pendapatan yang diterimanya

5) Risiko valuta (currency or exchange rate risk). Investor internasional


dihadapkan pada risiko mata uang, yaitu kerugian yang terjadi akibat
adanya perubahan yang tidak menguntungkan terhadap kurs mata uang
asing.

6) Risiko politik. Risiko ini berkaitan dengan kemungkinan adanya


perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan
yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian
total dari modal yang diinvestasikan.

7) Marketability atau Liquidity risk. Risiko dapat terjadi apabila instrumen


pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo.

7
Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi risiko untuk
tidak dapat mencairkan kembali instrumen pasar uang dalam bentuk uang
tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo.
2.4 Instrumen Pasar Uang
Instrumen pasar uang yang banyak ditransaksikan di berbagai negara dan
diperdagangkan secara internasional :
1. Treasury Bills (T-Bills)
Treasury Bills merupakan instrumen utang yang diterbitkan oleh
pemerintah atau Bank Sentral atas tunjuk dengan jumlah tertentu yang
akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan.
Instrumen ini umunya berjangka waktu jatuh tempo satu tahun kurang. T-
Bills dianggap sebagai instrumen yang sangat aman karena diterbitkan
oleh pemerintah atau biasanya Bank Sentral.
T-Bills dapat dijadikan sebagai sarana investasi di samping untuk cadangan
likuiditas karena instrumen pasar uang ini :
a)   Tidak berisiko
b)   Memiliki phase Sekunder
c)    Resiko terjadi kerugian sangat kecil

2. Commercial Paper (CP)


Commercial Paper pada dasarnya merupakan promes yang tidak
disertai dengan jaminan (unsecured promissory notes), diterbitkan oleh
perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada
investor dalam pasar uang.
Kelebihan Commercial Paper bagi penerbit dan investor adalah
dapat dipindah tangankan atau diperjualbelikan sebelum waktu jatuh
tempo melalui lembaga-lembaga keuangan lainnya misalnya discount
houses atau merchant bank. Disamping itu, deposito berjangka selalu
diterbitkan dengan atas nama sementara CP atas tunjuk. Di Indonesia, CP
diterbitkan oleh bank-bank umum atas dasar diskonto.
Sebagaimana telah disebutkan bahwa CP merupakan instrumen
keuangan yang dapat diperjualbelikan dalam pasar uang sehingga untuk

8
melindungi pemegangnya diperlukan keseragaman bentuk, isi dan
redaksinya.
Sesuai ketentuan Bank Indonesia warkat CP harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
1.    Pada halaman depan sekurang-kurangnya dicantumkan :
a) Kata-kata “Sertifikat Deposito”
b) Nomor seri dan nomor urut
c) Nama dan tempat kedudukan penerbit
d) Nilai nominal dalam rupiah
e) Tanggal dan tempat penerbitan
f) Tingkat bunga atau diskonto
g) Pernyataan bahwa penerbit mengikat diri untuk membayar sejumlah
uang tertentu dalam rupiah pada tanggal dan tempat tertentu.
h) Tanda tangan direksi atau pejabat yang berwenang dari penerbit.
i) Tanda tangan pejabat dari kantor cabang di tempat CP diterbitkan.
2.    Pada halaman belakang dicantumkan klausul yang sekurang-
kurangnya menyatakan bahwa :
a) Penerbit menjamin sertifikat deposito dengan seluruh harta dan
piutang.
b) CP dapat diperjualbelikan dan dapat dipindahkantagankan dengan
cara penyerahan.
c) Pelunasan dilakukan pada tanggal jatuh tempo atau sesudahnya
dengan menyerahkan kembali warkat sertifikat deposito.

3. Negotiable Certificate of Deposits (CDs) / Sertifikat Deposito


Pada prinsipnya adalah instrumen keuangan yang diterbitkan oleh
suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu
dan tingkat bung tertentu. Sertifikat deposito berjangka yang bukti
simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya
denga deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan
atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui

9
lembaga-lembaga keuangan lainnya misalnya discount houses atau
merchant bank.

4. Banker’s Acceptance (BA)


Banker’s Acceptance merupakan salah satu instrumen pasar uang
yang telah dikenal sejak lama. Pada mulanya BA tercipta melalui
perdagangan luar negeri. BA dapat dipindahtangankan sebagaimana
halnya dengan commercial paper. Oleh karena itu bisa dijadikan sebagai
instrumen pasar uang.

5. Bill of Exchange
Bill of Exchange atau wesel adalah suatu perintah tertulis tak
bersyarat yang ditujukan oleh seseorang kepada pihak lainnya untuk
membayar sejumlah uang pada saat diperlihatkan atau pada tanggal
tertentu kepada penarik atau order atau pembawa.
Dalam kaitanya dengan penarikan wesel ini beberapa ketentuan menurut
pasal 100 Kitab Undang-undang Hukum Perdagangan (KUHP) yang perlu
diperhatikan yaitu surat wesel berisikan hal-hal sebagai berikut :
1. Perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu
2. Nama orang yang harus membayar
3. Penetapan hari bayar
4. Penetapan tempat dimana pembayaran harus dilakukan
5. Nama orang atau pihak lain yang ditunjuk untuk melakukan
pembayaran
6. Tanggal dan tempat surat wesel ditarik
7. Tanda tangan yang mengeluarkannya

6. Repurchase Agreement (Repos)


Repurchase Agrement adalah transaksi jual-beli surat-surat
berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali
surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat-surat berharga yang biasanya

10
dijadikan sebagai instrument dalam transaksi Repos adalah surat-surat
berharga yang dapat diperjualbelikan secara diskonto, misalnya SBI,
SBPU, CD, CP, atau T-Bills.

7. Fed finds (di Amerika Serikat)


Federal funds / fed funds (di Indonesia disebut instrumen Pasar
Uang Antar Bank / PUAB), merupakan instrumen jangka pendek, di mana
Bank dan lembaga keuangan lainnya saling pinjam dana yang disimpan di
Bank Sentral (fed), untuk jangka waktu yang singkat, misalnya satu hari
(overnight money). Bank sentral, untuk tujuan mengendalikan moneter,
mewajibkan bank komersial (depository institutitions) untuk menyimpan
persentase tertentu dari asetnya di bank sentral sebagai cadangan
minimum. Karena cadangan minimum tidak memberikan pengembalian,
bank komersial memiliki insentif untuk meminimalisasi kelebihan
cadangan. Fed funds muncul karena bank komersial, yang memiliki
kelebihan cadangan di bank sentral, lebih suka meminjamkan dananya ke
bank atau lembaga keuangan lainnya. Sedangkan bank yang kekurangan
dana untuk memenuhi kewajiban cadangan minimumnya kepada bank
sentral lebih suka meminjamkan dana dari bank lain yang memiliki
kelebihan cadangan daripada meminjam ke bank sentral (karena dapat
menurunkan kredibilitas bank). Transaksi tersebut difasilitasi oleh federal
reserve wire system. Setelah terjadi transaksi, bank yang kelebihan
reserves memberi otoritas kepada bank sentral untuk melakukan debit
terhadap rekening bank tersebut dan mengkreditkannya ke dalam rekening
bank penerima.

Semakin modern bank komersial, mereka semakin berani


melakukan pinjaman untuk membiayai asetnya, sehingga memunculkan
alternatif lain dari overnight fed funds, yaitu term fed funds – fed funds
dengan waktu jatuh tempo lebih dari satu hari, atau overnight fed funds
dengan kontrak yang diperpanjang secara otomatis. Suku bunga fed funds
ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan cadangan, dan

11
merupakan pasar yang kompetitif. Suku bunga fed funds disebut effective
rate.

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam


pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang
diterbitkan oleh badan-badan usaha swasta dan negara serta lembaga-
lembaga pemerintah.
Instrumen yang diperdagangkan dalam pasar uang di Indonesia, antara lain :

1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)


Sertifikat Bank Indonesia pada prinsipnya adalah surat berharga
atas unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dan diperjualbelikan dengan
diskonto. Salah satu tujuan diterbitkannya Sertifikat Bank Indonesia
adalah sebagai instrumen kebijakan operasi pasar terbuka, terutama untuk
tujuan kontraksi moneter. Melalui penggunaan Sertifikat Bank Indonesia
tersebut, BI dapat secara tidak langsung mempengaruhi tingkat bunga
dipasar uang dengan cara mengumumkan Stop Out Rate (SOR), yaitu
tingkat suku bunga yang diterima oleh BI atas penawaran tingkat bunga
dari peserta lelang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai tunai (proceeds) Sertifikat
Bank Indonesia adalah true discount sebagai berikut :
Nilai Nominal ×360
Proceeds=
360+(tingkat bunga × jumlah hari jatuhtempo)

2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)


Surat Berharga Pasar Uang adalah surat – surat berharga berjangka
pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank
Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. Surat Berharga
Pasar Uang diperkenalkan oleh BI sejak Februari 1985. Surat Berharga
Pasar Uang dapat dibagi menjadi berikut ini :
A. Surat sanggup (aksep/promes) dapat berupa :
 Surat sanggup yang diterbitkan oleh nasabah dalam rangka
penerimaan kredit dari bank untuk membiayai kegiatan tertentu.

12
 Surat sanggup yang diterbitkan oleh bank dalam rangka pinjaman
antarbank.
B. Surat wesel
Surat wesel yang ditarik oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank
dalam rangka pemberian kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
Penarik dan atau tertarik adalah nasabah bank. Surat wesel yang ditarik
oleh nasabah bank dan diaksep oleh bank dalam rangka pemberian
kredit untuk membiayai kegiatan tertentu.
3. Sertifikat deposito

Sertifikat deposito / negotiable certificate of deposit / CD


merupakan deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat
diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito
berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau
diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuh temponya melalui lembaga –
lembaga keuangan lainnya misalnya discount houses atau merchant
bank. Disamping itu, deposito berjangka selalu diterbitkan dengan atas
lama sementara. Di Indonesia, CD diterbitkan oleh bank – bank umum
atas dasar diskonto (discounted basis). Perhitungan diskonto CD
menggunakan rumus true discount dengan rumus

sebagai berikut :

Nilai Nominal ×360


360+(tingkat diskonto × jumlah hari diskonto)

4. Commercial Paper

Pada dasarnya merupakan promes yang tidak disertai dengan


jaminan diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka
pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Jangka waktu jatuh
tempo Commercial paper ini berkisar mulai dari beberapa hari sampai 270
hari. Penjualan Commercial paper dilakukan umumnya dengan sistem
diskonto, namun beberapa di antaranya menggunakan bunga sebagaimana
dengan kredit. Dalam praktinya Commercial paper tidak menggunakan
jaminan, namun dalam pelaksanaannya Commercial paper diterbitkan

13
dengan backup fasilitas credit line dari bank yang jumlahnya mendekati
atau sama dengan nilai Commercial paper yang diterbitkan, disamping
jaminan kemampuan likuiditas dan kemmapuan memperoleh laba
perusahaan.

Penerbitaan Commercial paper dapat dilakukan secara langsung


(direct placement) kepada investor ataupun secara tidak langsung
(indirect placement) dengan menggunakan jasa perantara. Proses
penerbitan Commercial paper tidak membutuhkn underwriter atau
penjamin emisi karena mekanisme penjualan pada prinsipnya dapat
dilakukan secara langsung kepada investor. Namun diperlukannya
arranger. Arranger berusaha mencari investor. Arranger tidak memiliki
tanggung jawab apa pun terhadap investor. Disamping bank dapat
bertindak sebagai arranger, bank dapat pula bertindak sebagai agen
pembayar (paying agent) dan akan mendapatkan arranger fee / paying
agent fee antara 0,25% - 1% dari total nilai Commercial paper yang
diterbitkan.

5. Call Money
Pasar uang antar bank atau sering disebut dengan interbank call
money merupakan salah satu sarana penting untuk mendorong
pengembangan pasar uang. Karena kegiatan yang dilakukan pinjam
meminjam dana antar satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu
pendek.
6. Repurchase agreement

Repurcahse Agreement / REPO merupakan transaksi jual beli


surat – surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan
membeli kembali surat – surat yang dijual tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan diawal. Surat berharga yang dijadikan
instrumen dalam REPO antara lain : SBI, SBPU, CD, CP atau T- Bills.

7. Banker’s Acceptance

Banker’s acceptance merupakan adalah time draft (wesel


berjangka) yang ditarik oleh eksportir atau importir atas suatu bank untuk

14
membayar sejumlah barang atau membeli valuta asing. Apabila bank
menyetujui wesel tersebut, bank akan menstempel dengan kata
“accepted” diatas wesel tersebut dan memprosesnya. Jangka waktu
accepted biasanya berkisar 30 sampai 270 hari, dimana jangka waktu 90
hari yang paling umum.

8. Promissory Notes
Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan
adanya utang piutang jangka pendek antara kreditur dan debitur.
BAB III
PAPARAN KASUS

3.1 Profil Perusahaan


Nama Perusahaan : Bank Century
Jenis Lembaga : Lembaga Keuangan
Sejarah Singkat

Pada tanggal 19 April Bank Century memperoleh izin usaha sebagai Bank
Umum dari Menteri Keuangan Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No.
462/KMK.013/1990. Pada tanggal 22 April 1993, Bank Century memperoleh
peningkatan status menjadi Bank Devisa dari Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan No. 26/5/KEP/DIR. Bank Century memulai operasi komersialnya pada
bulan April 1990. Anggaran Dasar Bank Century telah beberapa kali berubah,
terakhir sesuai Akta No. 159 tanggal 29 Juni 2005 dari Buntario Tigris Darmawa
NG, SH, S.E, notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar ini telah mendapat
persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No. C-
20789.HT.01.04.TH.2005 tanggal 27 Juli 2005. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran
Dasar Bank, ruang lingkup kegiatan usaha adalah menjalankan kegiatan umum
perbankan termasuk berdasarkan prinsip syariah.

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.


6/92/KEP.GBI/2004 tanggal 28 Desember 2004, menyetujui perubahan nama PT
Bank CIC Internasional Tbk menjadi PT Bank Century Tbk dan izin untuk
melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan

15
Republik Indonesia No. 462/KMK.013/1990 tanggal 16 April 1990 tentang
Pemberian Izin Usaha, nama PT Bank CIC Internasional Tbk dinyatakan tetap
berlaku bagi PT Bank Century Tbk. Bank Century berdomisili di Indonesia
dengan 27 Kantor Cabang Utama, 30 Kantor Cabang Pembantu dan 8 Kantor Kas.
Kantor Pusat Bank beralamat di Gedung Sentral Senayan II, Jl. Asia Afrika No. 8
Jakarta. Dari jumlah kantor tersebut diatas yang beroperasi sebanyak 63 kantor.

Kisah Bank Century berawal dari tahun 1989 ketika didirikan, hingga 20
November 2008 saat ditetapkan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Gagal yang
memiliki dampak sistemik. Ada beberapa catatan penting terkait perjalanan Bank
Century. PT Bank Century Tbk didirikan berdasarkan Akta No. 136 tanggal 30
Mei 1989 yang dibuat Lina Laksmiwardhani, SH, notaris pengganti Lukman
Kirana, SH, notaris di Jakarta. Disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusannya No. C.2-6169.HT.01.01.TH 89 tertanggal 12
Juli 1989. Didaftarkan kePengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 2 Mei 1991
dengan No. 284/Not/1991.

16
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

3.1 Kebangkrutan Bank Century

Masalah yang terjadi di Bank Century merupakan masalah internal yang


dilakukan oleh pihak manajemen bank yang berhubungan dengan klien mereka :
Penyimpangan dana untuk peminjam $ 2,8 milyar (Rp 1,4 triliun Bank Century
pelanggan dan pelanggan delta Antaboga Securities Indonesia adalahRp 1,4
Triliiun). Penjualan produk-produk investasi fiktif Antaboga Delta Securities
Indonesia. Jika produk tidak perlu mendaftar BI dan Bappepam LK. Kedua Point
tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Nasabah Bank Century
dan Uang para nasabah pun yang ada di Bank Century tidak bisa dicairkan dan
tidak ada uang tidak dibayar oleh pelanggan.

Setelah tanggal 13 November 2008, Pelanggan Bank Century tidak dapat


melakukan transaksi dalam bentuk devisa, kliring dan tidak dapat mentransfer
juga tidak bisa karena Bank Century tidak mampu untuk melakukannya. Bank
hanya dapat mentransfer uangketabungan.Jadi uang itu tidak bisa keluar dari
bank. Hal ini terjadi pada semua pelanggan Bank Century. Nasabah bank yang
merasa dikhianati dan dirugikan karena banyak menyimpan uang di bank century,
tapi sekarang bank tersebut tidak bisa dilikuidasi. Pelanggan mengasumsikan
bahwa Bank Century Memperjual belikan produk investasi ilegal. Alasannya
adalah investasi dipasarkan Antaboga Century Bank tidak terdaftar di Bapepam
LK. Dan benar manajemen Bank Century tahu bahwa produk adalah ilegal. Kasus

17
ini dapat mempengaruhi bank lain, di mana orang tidak percaya bahwa mereka
lebih terhadap sistem perbankan nasional. Kasus Bank Century, sehingga bisa
menyakiti bank di Indonesia, bahkan dunia.

Berdasarkan kasus Bank Century diatas menimbulkan dampak yang cukup


besar terhadap perekonomian Indonesia sendiri. Karena menyeret banyak
pejabat-pejabat penting. Dan lebih khususnya adalah masalah pergerakan harga
saham yang terus mengalami penurunan akibat dari dampak sistemik kasus Bank
Century ini.

Kebangkrutan PT Bank Century Tbk tidak mungkin terjadi begitu saja, ada
beberapa hal yang menyebabkan kebangkrutan bank century antara lain
penyimpangan manajemen dan pengawasan BI yang tidak efektif yang diduga
menjadi penyebab utama bank itu akhirnya mengalami kebangkrutan. Beberapa
Penyebab bangkrutnya bank Century :

1. Penyimpangan Manajemen

Modus kejahatan perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank


Century adalah penempatan dana yang sembrono di pasar uang (money market).
Hal ini terlihat dari penyimpangan yang dilakukan manajemen Bank Century yang
memiliki kewajiban surat berharga valas sebesar US$ 210 juta. Kasus itu
menunjukkan manajemen Bank Century tidak mengindahkan prinsip kehati-hatian
perbankan.

2. Pengawasan BI yang lemah

BI ternyata pernah memberikan kelonggaran aturan kepada Bank Century,


yakni dengan memasukkan surat-surat berharga (SSB) yang macet ke kategori
lancar. Hal itu dilakukan agar Bank Century tidak perlu menyisihkan provisi
(pencadangan) atas SSB yang macet itu, sehingga tidak menggerus modalnya.
Yang harus dipertanyakan sejauhmana keefektifan Direktorat Pengawasan
Perbankan BI karena selama ini manajemen Bank Century memberikan laporan
harian dan mingguan sehingga kesehatan perbankan pasti terpantau. Di samping
itu, Bapepam selaku otoritas pasar modal harusnyajugabertanggungjawabkarena
Bank Century merupakan perusahaan publik. Kasus Bank Century ini

18
menunjukkan ada praktik-praktik yang menyimpang di bank sentral menyangkut
tes kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang tidak akurat.BI juga dinilai
gagal dalam menciptakan tata kelola yang baik (good corporate governance dan
good governance). Kesehatan merupakan hal yang paling penting di dalam
berbagai bidang kehidupan, baik bagi manusia maupun perusahaan.

3. Kesehatan Bank

Kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk


melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi
semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku.

Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yang sangat
luas, karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan bank untuk
melaksanakan seluruh kegiatan usaha perbankannya kegiatan tersebut meliputi :

a) Kemampuan menghimpun dana masyarakat dari lembaga lain dan dari


modal sendiri
b) Kemampuan mengolah dana
c) Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat
d) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik
modal dan pihak lain
e) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku

4. Aturan Kesehatan Perbankan

Berdasarkan Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas


UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank
dilakukan oleh Bank Indonesia. UU tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa :

Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan


kecukupan modal, kualitas asset, kualitas manajemen, likuiditas, solvabilitas &
aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati-hatian.

19
Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syari’ah
dan melakukan kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara-cara yang
tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakan dananya
kepada bank. Bank wajib menyampaikan kepada BI segala keterangan dan
penjelasan mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh BI.

Bank atas permintaan BI, wajib memberikan kesempatan bagi


pemeriksaan buku-buku dan berkas-berkas yang ada padanya serta wajib
memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh kebenaran dari
segala keterangan, dokumen dan penjelasan yang dilaporkan oleh bank yang
bersangkutan

Bank Indonesia melakukan pemeriksaaan terhadap bank, baik secara berkala


maupun setiap waktu apabila diperlukan, BI dapat menugaskan akuntan
publikuntuk dan atas nama bank Indonesia melaksanakan pemeriksaan terhadap
bank. Bank wajib menyampaikan kkca, perhitungan laba rugi tahunan dan
penjelasannya, serta laporan berkala lainnya dalam waktu dan bentuk yang
ditetapkan oleh BI. Neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk
yang ditetapkan BI

3.2 Akibat Manajemen Buruk dan Krisis Global

Bank century menjadi bangkrut karna terjadi kesalahan didalam


memanajemen resiko institusi perbankan mereka, belum lagi ada bantuan dari
dalam bank century sendiri untuk menggembosi bank century sendiri setelah
terjadi fasilitas pinjaman jangka pendek (FPJP) ataupun bail out / dana pinjaman.
Secara global bank century adalah contoh nyata terjadinya ketidak patuhan
terhadap hukum perbankan yang berlaku, khususnya hukum manajemen resiko
dan manajemen perbankan pada umumnya, sehingga mudah sekali terjadi
kehancuran sedikit demi sedikit, secara jujur manajemen bank century adalah
salah satu contoh dimana ketidak patuhan terhadap hukum perbankan dari
manajemen resiko dan manajemen perbankan akan berujung pada kebangkrutan
dan kehancuran yang nyata

20
Hancurnya Bank Century sehingga harus diselamatkan oleh pemerintah
melalui Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) melalui suntikan dana Rp 6,7 triliun
terjadi karena perpaduan pengurusan bank yang mengarah pada tindak kriminal
serta krisis ekonomi global yang terjadi. Surat-surat berharga bodong yang ada di
Century menjadi salah satu pemicu bobroknya kondisi bank tersebut. Belakangan
dilihat ada pengaruh Antaboga, masalah surat bodong itu pasti ada pengaruhnya
dari Bank Century. Tetapi diperburuk karena kondisi krisis global, kalau keadaan
seperti itu tidak dalam krisis global, maka tidak akan meletus seperti itu. namun
suatu saat pasti akan meletus juga,” tutur Miranda Goeltom usai rapat dengan
Pansus Century di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.

PT Bank Century Tbk (BCIC) pada awalnya ternyata agen penjual produk
investasi yang diterbitkan PT Antaboga Delta Sekuritas. Hal itu diketahui
berdasarkan pemeriksaan awal Bank Indonesia (BI) pada 2005. Tapi, dari
penelusuran BI diketahui produk yang dijual tidak mempunyai izin dari
Bapepam,” kata Deputi Gubernur BI, Siti Ch Fadjrijah dalam pertemuan dengan
Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat

3.3 Pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek ( FPJP )

Kisah pemberian fasilitas pendanaan bermula ketika Bank Century


mengalami kesulitan likuiditas pada Oktober 2008. Manajemen Bank Century
mengirim surat kepada Bank Indonesia pada tanggal 30 Oktober 2008. Mereka
meminta fasilitas laporan aset senilai Rp 1 triliun. Direktur Pengawasan
Perbankan Zainal Abidin, yang mendapat tembusan permohonan dari Bank
Century, mengirimkan laporan tertulis kepada Boediono dan Fadjrijah pada 30
Oktober 2008.

Century tak memenuhi syarat untuk mendapat fasilitas pendanaan jangka


pendek. Penyebabnya, masalah kesulitan likuiditas Century sudah mendasar
akibat penarikan dana nasabah dalam jumlah besar secara terus-menerus. Century
juga insolvent karena rasio kecukupan modal (CAR)-nya hanya 2,02 persen.

21
Padahal, sesuai dengan aturan Nomor 10/26/PBI/2008 tertanggal 30 Oktober
2008, syarat untuk mendapat bantuan itu adalah CAR harus 8 persen.

Ini yang membuat audit Badan Pemeriksa Keuangan atas Century


menyimpulkan adanya ketidaktegasan Bank Indonesia terhadap bank milik Robert
Tantular itu. Bank Indonesia diduga mengotak-atik peraturan yang dibuat sendiri
agar Century bisa mendapat Fasilitas Pinjaman Jangka Pendek (FPJP).

Bank Indonesia mengubah Peraturan Bank Indonesia No 10/26/PBI/2008


mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula dengan CAR 8 persen menjadi
CAR positif. BPK menduga perubahan ini hanya rekayasa agar Century mendapat
fasilitas pinjaman itu. Karena menurut data BI, posisi CAR bank umum per 30
September 2008 berada di atas 8 persen, yaitu berkisar 10,39-476,34 persen.
Menurut BPK, satu-satunya bank yang CAR-nya di bawah 8 persen hanya
Century. BI akhirnya menyetujui pemberian FPJP kepada Century sebesar Rp
502,07 miliar, karena CAR Century sudah memenuhi syarat PBI. Belakangan, BI
bahkan memberi tambahan FPJP Rp 187,32 miliar. Sehingga total FPJP yang
diberikan BI kepada Century sebesar Rp 689 miliar. BPK akhirnya mencium
kejanggalan karena posisi CAR Century ternyata sudah negatif 3,53 sejak sebelum
persetujuan FPJP. Dengan demikian, BPK menilai Bank Indonesia telah
melanggar PBI No 10/30/PBI/2008 yang menyatakan bank yang dapat
mengajukan FPJP adalah bank dengan CAR positif. Selain itu, jaminan FPJP
Century hanya Rp 467,99 miliar atau hanya 83 persen. Ini melanggar PBI No
10/30/PBI/2008 mengenai jaminan kredit.

Berikut kronologi pemberian FPJP Bank Indonesia kepada Century seperti


dikutip dari hasil audit BPK atas Bank Century:

30 September 2008

Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Century positif 2,35 persen. Menurut
Peraturan Bank Indonesia No 10/26/PBI/2008, bank penerima FPJP harus
memiliki CAR minimal 8 persen. Dengan demikian Century tidak memenuhi
syarat memperoleh FPJP.

30 Oktober 2008

22
Bank Century mengajukan report aset kredit kepada Bank Indonesia sebesar Rp 1
triliun.

14 November 2008

BI mengubah PBI mengenai persyaratan pemberian FPJP dari semula CAR 8


persen menjadi CAR positif. Pada hari yang sama, BI menyetujui pemberian FPJP
kepada Century sebesar Rp 502,07 miliar, karena CAR Century sudah memenuhi
syarat PBI.

14 November 2008, pukul 20.43 WIB

Bank Indonesia mencairkan FPJP Century Rp 356,81 miliar.

17 November 2008

BI kembali mencairkan 145,26 miliar.

18 November 2008

BI memberi tambahan FPJP Rp 187,32 miliar, sehingga total FPJP yang diberikan
BI kepada Century sebesar Rp 689 miliar.

Menurut banyak pihak yang mengatakan bahwa pemberian Fasilitas Pendanaan


Jangka Pendek ( FPJP ) yang berikan oleh pemerintah kepada bank century tidak
tepat.

3.4 Permasalahan kasus

Kebangkrutan PT Bank Century Tbk tidak mungkin terjadi serta-merta.


Penyimpangan manajemen dan pengawasan BI yang tidak efektif diduga menjadi
penyebab utama bank itu akhirnya mengalami kebangkrutan. ”Modus kejahatan
perbankan yang diduga dilakukan manajemen Bank Century adalah penempatan
dana yang sembrono di pasar uang (money market-red),” kata Pengamat ekonomi
Ichsanuddin Noorsy, Hal ini terlihat dari penyimpangan yang dilakukan
manajemen Bank Century yang memiliki kewajiban surat berharga valas sebesar
US$ 210 juta. Kasus itu menunjukkan manajemen Bank Century tidak
mengindahkan prinsip kehati-hatian perbankan. Akibatnya, ketika surat utang

23
senilai US$ 56 juta jatuh tempo, tidak mampu dibayar, padahal pemegang saham
pengendali memiliki dana di bank luar negeri. Ia menyatakan kecurangan yang
dilakukan manajemen (pemegang saham pengendali), yakni menjamin surat utang
itu dalam rekening penampung di Bank Dresdner Luxemburg yang jumlahnya
US$ 230 juta. BI seharusnya memerintahkan pemegang saham pengendali untuk
mencairkan uang dari rekening penampung untuk memenuhi kewajiban yang
jatuh tempo.

BI juga dinilai gagal dalam menciptakan tata kelola yang baik (good
corporate governance dan good governance) serta lemahnya pengawasan berbasis
risiko. Pengamat perbankan Iman Sugema mendesak agar kejahatan perbankan
yang dilakukan pemegang saham pengendali dan manajemen Bank Century
segera dituntaskan. ”Tidak mungkin Bank Century serta-merta bangkrut tanpa
didahului kecerobohan berbagai pihak,” tandasnya.

Kasus bank century merupakan kasus penyalahgunaan kebijakan dana


talangan dari Bank Indonesia kepada Bank Century yang total nya mencapai Rp
6,7 triliun. Dana talangan ini di indikasikan merugikan negara karena banyak nya
trnasaksi – transaksi yang fiktif. Banyak dana talangan bank century yang tidak
sesuai dengan keadaan yang sebenar nya, dalam masalah century ini sebenar nya
adalah masalah krisis keuangan yang dialami oleh bank century dan anggap
pemerintah akan berdampak sistemik terhadap keuangan negara apabila tidak
mendapatkan kucuran dana talangan. Bank century adalah bank kecil sehingga
banyak publik yang mempertanyakan dana talangan yang sebesar Rp 6,7 Triliun,
sedangkan menurut pandangan para ahli keuangan yang ada, bahwa krisis yang di
alami oleh bank century tidak akan berdampak pada keuangan negara atau
sistemik.

3.5 Pengambilalihan bank century kepada pemerintah melalui LPS

Mulai tanggal 21 November 2008, PT. Bank Century Tbk diambil alih
oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), untuk selanjutnya tetap beroperasi
sebagai Bank Devisa penuh yang melayani berbagai kebutuhan jasa perbankan
bagi para nasabahnya.

24
Pengambilalihan bank tersebut oleh lembaga Pemerintah ini dimaksudkan
untuk lebih meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan bagi para nasabah.
Tim manajemen baru yang terdiri dari para profesional telah ditunjuk hari ini
untuk mengelola dan meningkatkan kinerja bank.

Beberapa waktu lalu diberitakan bahwa terdapat minat dari investor untuk
mengakuisisi bank ini. Namun karena proses akuisisi tersebut memakan waktu,
maka demi memberi rasa aman dan kepastian segera bagi para nasabah Bank
Century, Pemerintah dan Bank Indonesia melalui Komite Stabilitas Sistem
Keuangan (KSSK) memutuskan pengambil alihan bank tersebut oleh LPS.

BAB V

KESIMPULAN

Pasar Uang sangat penting dalam pasar keuangan untuk mengatasi arus
inflows dan outflows perusahaan yang tidak seimbang. Pasar uang berbeda
dengan pasar modal meskipun berperan sebagai sarana investasi.

25
DAFTAR RUJUKAN

Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Depok: Rajawali Pers

Dahlan, Siamat. 2004. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: FE Universitas


Indonesia

26

Anda mungkin juga menyukai