Anda di halaman 1dari 11

A.

Judul Percobaan
Identifikasi Gugus Fungsi
B. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari sifat-sifat senyawa organik
melalui identifikasi gugus fungsi
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a) Tabung reaksi kecil (8 buah)
b) Tabung reaksi sedang (2 buah)
c) Rak tabung reaksi (1 buah)
d) Pipet tetes (10 buah)
e) Hot plate (1 buah)
f) Gelas ukur 10 mL (1 buah)
g) Botol semprot (1 buah)
h) Gelas kimia 100 mL (1 buah)
i) Lap kasar (1 buah)
2. Bahan
a) Larutan kalium permanganat 1% ( KMnO 4 ¿
b) Sikloheksana (C 6 H 12 ¿
c) Etanol 95% (C 2 H 6 O¿
d) Benzena (C 6 H 6 )
e) Fenol pekat 5% (C 6 H 6 O)
f) Natrium hidroksida ( NaOH )
g) Asam klorida pekat (HCl)
h) Besi(III) klorida ( FeCl3 )
i) Reagen benedict/fehling (A dan B)
j) Formaldehid/asetaldehid (C 2 H 4 O)
k) Aseton (CH 3 COC H 3)
l) Asam asetat 0,1 M (CH 3 COOH )
D. Prosedur Kerja
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
a. 2 tabung reaksi disediakan.
b. 5 tetes sikloheksana dimasukkan ke dalam tabung 1 dan 5 tetes benzena
dimasukkan ke dalam tabung 2.
c. 7 tetes KMnO4 ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi.
Kemudian tabung reaksi digoyangkan hingga larutannya tercampur.
d. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
2. Alkohol dan Fenol
a. Reaksi dengan NaOH
1) 2 tabung reaksi disediakan.
2) 1 ml etanol dimasukkan ke dalam tabung 1 dan 1 ml fenol dimasukkan ke
dalam tabung 2.
3) 10 tetes NaOH ditambahkan ke dalam masing-masing ke dalam 2 tabung
reaksi. Kemudian tabung reaksi tersebut digoyangkan hingga larutannya
tercampur.
4) Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
b. Reaksi dengan FeCl3
1) 2 tabung reaksi disiapkan.
2) 1 ml etanol dimasukkan ke dalam tabung 1 dan 1 ml fenol dimasukkan ke
dalam tabung 2.
3) 5 tetes larutan FeCl3 masing-masing ditambahkan ke dalam kedua tabung
reaksi. Kemudian kedua tabung reaksi tersebut digoyangkan hingga
larutannya tercampur.
4) Perbedaan warna yang terjadi pada kedua tabung reaksi tersebut diamati
dan dicatat.
3. Aldehid dan Keton
1) Dua buah tabung reaksi disiapkan.
2) 2 ml fehling ditambahkan ke dalam 2 tabung reaksi tersebut.
3) 5 tetes asetaldehid ditambahkan ke dalam tabung 1 dan 5 tetes aseton
ditambahkan ke dalam tabung 2.
4) Kedua tabung dipanaskan dengan menggunakan hot plate. Kemudian
perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
4. Asam Karboksilat
1) 5 ml asam asetat 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
2) 5 ml etanol 95% ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan yang
terjadi diamati.
3) 5 ml NaOH 2 M ditambahkan ke dalam tabung reaksi. Perubahan yang
terjadi diamati dan dicatat.
E. Hasil Pengamatan
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh

Tabung Perubahan yang


Keadaan awal Reaksi yang terjadi
ke- terjadi

Pada menit awal + KMnO4


tetap berwarna
Sikloheksana + KMnO4 bening. Setelah 2
1
(Bening) (Coklat) menit kemudian,
tidak terjadi
perubahan.
+ KMnO4
Benzena + KMnO4 Terbentuk
2
(Bening) (Coklat) endapan coklat

2. Alkohol dan Fenol

a. Reaksi dengan NaOH

Tabung 1 Tabung 2 Reaksi yang terjadi

Keadaan awal Bening Bening -C2H5OH + NaOH

+10 tetesNaOH Bening Bening


+ NaOH +
H2O
Tetap
+ 5 tetesHCl -
bening + HCl + NaCl
b. Reaksi dengan FeCl3

Tabung 1 Tabung 2 Reaksi yag terjadi


Keadaa Etanol + FeCl3 Etanol + FeCl3
(1). C2H5OH + FeCl3
n awal (bening) (kuning) (bening) (kuning)
(2). C6H5OH + 2FeCl3

+ 5 tetes
Kuning Ungu
FeCl3

+3HCl
3. Aldehid dan Keton

Tabung Perubahan
Keadaan awal Reaksi yang terjadi
ke- yang terjadi
Fehling + Asetaldehid Larutan Fehling +
(Biru) (Kuning) berwarna asetaldehidhijau
hijau dan endapan kuning
1
terdapat
endapan
kuning
Fehling + Aseton Fehling + Aseton 
2 Biru bening
(Biru) (Bening) Biru bening
4. Asam karboksilat
Reaksi Perubahan yang
Keadaan mula-mula Reaksi yang terjadi
dengan- terjadi
Tabung reaksi CH 3 COOH +C 2 H 5 OH
Etanol + Asam asetat terasa hangat C 4 H 8 O2 + H 2 O
Etanol
(Bening) (Bening) dan terdapat
gelembung
Tabung terasa C 4 H 8 O2 + N aOH
hangat dan C 2 H 3 O2 N a +
Etanol + Asam asetat + terdapat lebih C H OH
2 5

NaOH banyak
NaOH
(Bening) (Bening) gelembung
(Bening) yang menempel
pada tabung
reaksi
F. Pembahasan
1. Hidrokarbon jenuh dan tidak jenuh
Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengidentifikasi reaksi senyawa
hidrokarbon.Pengujian senyawa hidrokarbon jenuh dan tak jenuh dilakukan
dengan mereaksikan senyawa hidrokarabon yang menjadi sampel pada percobaan
ini yaitu benzena dan sikloheksana dengan larutan kalium permanganat
(KMnO4).
Deret alkena juga disebut deret hidrokarbon jenuh sebab molekul-molekul
dalam golongan ini memiliki atom karbon yang hanya berikatan tunggal, dan
karenanya mempunyai jumlah atom hidrogen yang maksimum untuk jumlah
atomkarbon yang ada. Senyawa dalam deret alkena secara kimia bersifat agak
lebam (inert). Berhubungan reaktivitasnya yang terbatas, hidrokarbon juga disebut
paraffin berarti afinitas rendah. (Goldberg, 2008 : 213).
Deret alkena dari hidrokarbon dicirikan oleh adanya satu ikatan rangkap
dalam rantai karbon setiap molekul. Berhubungan ada ikatan rangkap, alkena
disebut sebagai tak jenuh ( unsaturated) dan lebih reaktif disbanding alkana.
Alkena dapat bereaksi dengan hydrogen halide pada suhu relative rendah untuk
membentuk senyawa yang hanya mengandung ikatan tunggal. (Goldberg, 2008 :
213).
Deret alkuna dari hidrokarbon dicirikan oleh molekul dengan satu ikatan
rangkap tiga. Seperti hidrokarbon lainnya , alkuna sangat reaktif. (Goldberg, 2008
: 214).
Sikloheksana merupakan salah satu senyawa alkena yang berebentuk
siklik dan mengandung enam atom karbon. Percobaan ini, sikloheksana yang tak
berwarna direaksikan dengan KMnO4 yang berwarna ungu. Perubahan yang
terjadi adalah terbentuknya larutan berwarna pekat. Hal ini menandakan bahwa,
sikloheksena (alkena) mudah teroksidasi pada suhu kamar karena mengandung
ikatan rangkap (tidak jenuh) sehingga terjadi reaksi oksidasi.
Benzena merupakan senyawa yang mengandung enam atom karbon dan
memiliki struktur yang sangat mantap. Percobaan ini benzena direaksikan dengan
kalium permanganate (KMnO4) dan tampak perubahan yaitu larutan dalam tabung
reaksi terbagi menjadi dua lapisan, lapisan atas tampak bening dan lapisan bawah
tampak ungu. Penambahan KMnO4 berfungsi untuk mengadisi ikatan rangkap
pada benzena. Tidak terjadi reaksi pada kedua larutan tersebut karena benzena
termasuk golongan alkana aromatik dan mengalami reaksi adisi yang memiliki
karakteristik dapat mengalami reaksi subtitusi dan biasanya diperlukan kondisi
yang lebih drastis misalnya konsentrasi dan temperature lebih tinggi serta dengan
katalis yang lain. Selain itu, benzena sangat sulit dioksidasi oleh KMnO 4 karena
melibatkan sejumlah zat antara dari oksidatornya baik dalam bentuk radikal
maupun ion. Benzena sukar untuk diadisi karena ikatan rangkap dua karbon-
karbon dalam benzena dapat terdelokalisasi (berpindah-pindah) dan membentuk
cincin yang kokoh terhadap serangan KMnO4, sehingga tidak mudah teroksidasi .
2. Alkohol dan Fenol
Adanya gugus –OH atau hidroksil adalah cirri khas alcohol dan fenol.
Tergantung pada sidat atom karbon dimana gugus OH menempel. (Petrucci,
1985 : 268).
Sebagai suatu kelompok senyawa, alkohol alifatik (senyawa organik yang
tidak mempunyai gugus fenil) merupakan cairan yang sangat dipengaruhi oleh
ikatan hydrogen. Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil
yang polar terhadap sifat molekul menurun. Sifat molekul yg seperti air
berkurang, sebaiknya sifatnya lebih sperti hidrokarbon. Akibatnya, alcohol
dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air; sedangkan alcohol
berbobot molekul tinggi tidak demikian. Titik didih dan kelarutan fenol sangat
bervariasi, terganting pada sifat subtituen yang menempel pada cinicng benzena
(Petrucci, 1985 : 268).
a. Reaksi dengan NaOH
Reaksi dengan NaOH berfungsi menghilangkan kelebihan asam pada
larutan yang bertujuan untuk mengidentifikasi gugus fungsi alcohol dan fenol
dengan cara mereaksikan etanol dan fenol dengan NaOH. Digunakan NaOH
karena merupakan basa kuat dan termasuk larutan alkali, sehingga NaOH dapat
dijadikan sebagai pereaksi. Percobaan ini terdiri dari dua perlakuan yaitu:
1) Etanol direaksikan dengan NaOH
Perlakuan pertama, etanol direaksikan dengan NaOH. Setelah
direaksikan tidak terjadi perubahan warna. Hal ini ditandai bahwa etanol dan
NaOH tidak bereaksi, yang disebabkan oleh NaOH merupakan basa kuat dan
alcohol memiliki sifat keasaman yang jauh lebih lemah dari pada air. Gugus
fungsi dari alcohol adalah asam lemah sehingga sulit bereaksi dengan basa kuat. R
2) Fenol direaksikan dengan NaOH
Fenol bersifat lebih kuat ini dibuktikan dengan NaOH, dimana fenol
dapat melepaskan H. Fenol berlaku sebagai asam lemah (lebih lemah dari asam
karboksilat), sehingga dengan basa dapat menghasilkan garam. Fenol Saat
penambahan terjadi perubahan warna, nampak larutanberubah menjadi warna
merah muda (pink). Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu fenol dapat bereaksi
dengan NaOH yang ditandai dengan perubahan warna menjadi bening. Hal ini
disebabkan kurangnya ketelitian praktikan dalam menambahkan fenol ke dalam
tabung reaksi.
Setelah penambahan , kemudian ditambahkan 5 tetet HCl pekat, yang
berfungsi untuk menguji apakah fenol dapat bereaksi dengan senyawa asam, dan
setelah penambahan HCl pekat, warnanya berubah menjadi keruh. Dari perubahan
itu dapat dikatakan bahwa percobaan ini tidak sesuai dengan teori yang
seharusnya apabila garam fenol direaksikan dengan HCl pekat maka akan berubah
kembali menjadi fenol. Reaksi yang seharusnya terjadi :
b. Reaksi dengan FeCl3
Percobaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi sifat senyawa alkohol
dan fenol dengan mereaksikan FeCl3 dengan etanol dan fenol. Fungsi FeCl 3 dalam
praktikum ini dapat diidentifikasi bahwa sampel tidak memiliki gugus alkohol
maupun fenol. Perlakuan yang pertama yaitu dengan mereaksikan fenol dengan
FeCl3.Pada reaksi ini mengalami peubahan warna ungu. Hal ini menujukkan
bahwa fenol dapat bereaksi dengan FeCl3. Karena fenol mengandung gugus –OH
yang terikat pada suatu karbon tak jenuh (fenol), sehingga dapat membentuk
senyawa kompleks. Fenol yang mengandung gugus –OH yang terikat pada cincin
aromatik dapat terdelokalisasi pada posis orto dan para pada cincin benzena
melalui resonansi, sehingga fenol dapat lebih mudah bereaksi dengan FeCl3.

Sedangkan perlakuan kedua yaitu dengan mereaksikan FeCl3 dengan


etanol menghasilkan warna kuning. Hal ini menandakan bahwa etanol tidak dapat
bereaksi dengan FeCl3 , karena etanol (alkohol) merupakan larutan alkali atau
basa kuat dan pada etanol tidak memiliki cincin yang mampu beresonansi dan
merupakan senyawa alifatis yang tidak dapat bereaksi dengan FeCl3.
3. Aldehid dan Keton
Aldehid dan keton mengandung gugus karbonil.

C O

Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah gugus-
gugus karbon, maka senyawa itu dinamakn keton. Jika salah satu dari kedua
gugus tersebut adalah hydrogen senyawa tersebut termasuk golongan aldehida
(Petrucci, 1985 : 271).
Formaldehida, suatu gas tak berwarna, mudah larut dalam air. Larutan
40% dalam air dinamakan formalin, yang digunakan dalam pengawetan cairan
dan jaringan. Formaldehida juga digunakan dalam pembuatan resin sintetik.
Polimer dari formaldehida, yang disebut parafor-maldehida, digunakan sebagai
antiseptic dan insektisida. Asetaldehida adalah bahan baku penting dalam
pembuatan asam asetat, anhidrida asetat dan esternya, yaitu stil asetat. Aseton
adalah keton yang paling penting. Ia merupakan cairan volatile (titik didih 56˚C)
dan mudah terbakar. Aseton adalah pelarut yang baik untuk macam-macam
senyawa organik, banyak digunakan sebagai pelarut pernis, lak, dan plastik
(Petrucci, 1985 : 272).
Aldehid berbeda dengan keton karena aldehid memiliki sebuah atom
hidrogen yang terikat pada gugus karbonilnya hal tersebut menyebabkan aldehid
sangat mudah teroksidasi, sedangkan keton tidak memiliki atom hidrogen
sehingga tidak mudah dioksidasi. Keton hanya bisa dioksidasi dengan
menggunakan pengoksidasi kuat yang memilki kemampuan untuk memutus
ikatan karbon. Kegiatan ini yaitu, mereaksikan reagen benedict / fehling dengan
aseton. Fehling berfungsi sebagai larutan yang dapat membedakan gugus karbonil
aldehid dan keton. Pada tabung reaksi 1, dimasukkan fehling 2 mL kemudian
ditambahkan 5 tetes formaldehid. Setelah itu dipanaskan, pemanasan berfungsi
untuk mempercepat terjadinya reaksi. Hasil yang diperoleh, terdapat endapan
merah bata dan sedikit keruh pada larutan dalam tabung reaksi 1.Endapan merah
bata ini dihasilkan karena aldehid dapat mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+.Aldehid
dapat bereaksi, karena aldehid dapat mereduksi tembaga dalam kompleks Cu(II)
(reagen Benedit atau Fehling) sedangkan keton tidak dapat mereduksi tembaga
dalam kompleks Cu (II) dalam reagen Benedit atau Fehling. Hal ini menandakan
bahwa telah terjadi reaksi antara formaldehid dengan fehling.
Sedangkan pada tabung reaksi 2, ditambahkan fehling 2 mL, kemudian
ditambahkan aseton. Setelah itu dipanaskan, kemudian diperoleh hasil perubahan
warna pada larutan menjadi biru bening. Cu2+ + NaOH H-COONa +
Cu2O + 2H+
4. Asam Karboksilat
Senyawa yang mengandung gugus karboksil (karbonil dan hidroksil)
dinamakan asam karboksilat, rumus umumnya R-CO 2H. banyaknya senyawa
dengan R berupa gugus alifatik telah dikenal, senyawa ini dikenal dengan asam
lemak karena banyak terdapat minyak. Gugus karboksil dapat juga menempel
pada cincin benzena. Jika dua asam karboksil terdapat pada satu molekul,
senyawa itu dinamakan asak dikarbonat. (Petrucci, 1985 : 273).
Kegiatan keempat ini bertujuan untuk mengidentifikasi atom karboksilat
melalui etanol dan NaOH.Pertama dimasukkan 5 mL asam asetat 0,1 Mke dalam
tabung reaksi, kemudian ditambahkan 5 mL etanol 95 %. Dan setelah
ditambahkan etanol pada tabung reaksi yang berisi asam asetat, terdapat
perubahan yang terjadi dalam tabung reaksi dimana larutan nampak bening.
Setelah itu, dilakukan penambahan 5 mL NaOH 2 M ke dalam tabung reaksi.
Kemudian terdapat perubahan dimana larutan tidak berwarna (bening) dan terasa
panas. HCOOH + NaOH HCOONa + H2O
G. Kesimpulan dan Saran
1. kesimpulan

Berdasarkan percoban yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan


bahwa sifat-sifat senyawa organik dapat diketahui organik melalui
identifikasi gugus fungsinya. Hidrokarbon jenuh dapat teroksidasi maupun
tereduksi sedangkan senyawa hidrokarbon tidak jenuh mudah teroksidasi
dapat diidentifikasikan melalui reaksinya dengan KMnO4. Alkohol dan fenol,
sifat-sifat senyawa organiknya dapat diidentifikasi melalui reaksinya dengan
NaOH dan FeCl3 dimana alkohol tidak dapat bereaksi dengan NaOH dan
FeCl3. Aldehid dan keton, sifat-sifat senyawanya dapat diidentifikasi melalui
reaksinya dengan reagent benedit atau fehling. Asam karboksilat, sifat-sifat
senyawanya dapat diidentifikasi melalui reaksinya denganalkohol yang akan
membentuk ester dengan air.
2. Saran
a) Untuk Praktikan
Diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih meguasai semua
materi teruma prosedur kerja dan fungsi dari setiap alat dan bahansehingga
yang diperoleh dapat sesuai dengan teori.
b) Untuk Asisten
Diharapkan kepada asisten lebih memperhatikan praktikan saat melakukan
percobaan dan membimbing dari tahap ke tahap apalagi pada percobaan ini
terdapat bahan yang cukup berbahaya.
c. Untuk Laboran
Diharapkan Laboran dapat mengganti alat-alat yang sudah tidak layak
pakai lagi di Laboratorium dan memeriksa bahan yang sudah tidak berkualitas
dan tidak bisa lagi digunakan.

Anda mungkin juga menyukai