Nim : 431417032
Kelas : B pendidikan biologi
Tugas : etnobotani
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman tumbuhan
dan etnis yang menghasilkan keragaman budaya, tradisi, dan kerifan lokal yang
berbeda antar satu daerah dengan daerah yang lain. Salah satu kearifan lokal yang
dimilki oleh etnis indonesia adalah memanfaatkan sumber daya alam hayati nabati
sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara umum tumbuhan
dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan diantaranya
sebagai tanaman obat-obatan.
Etnobotani merupakan suatu interaksi antara kelompok masyarakat
tertentu (etnis) dengan tumbuhan tertentu (botani). Kajian etnobotani menjelaskan
tentang budaya masyarakat tradisional dalam memanfaatkan sumber daya alam
berupa tumbuhan, baik langsung maupun tidak langsung untuk penunjang
kehidupan seperti sumber pangan, pengobatan, upacara adat, kepentingan budaya,
bahan bangunan, dan lainnya (Bahriyah, Hayati, & Zayadi, 2015).
Penggunaan tumbuhan obat sebagai bahan baku ramuan tradisional telah
dilakukan sejak dahulu oleh nenek moyang hingga sekarang oleh masyarakat
modern. Pengelolaan tumbuhan obat perlu diperhatikan dengan dasar kebutuhan
hidup yaitu pengobatan diri sendiri (self care) dan pola hidup masyarakat saat ini,
dimana lebih memilih pengobatan secara tradisional dengan bahan dasar dari
bagian tumbuhan herbal (Djakaria Simin, Zees Fahriani, & Paramata Roswita,
2010).
Kajian etnobotani penting untuk dilakukan mengingat pengetahuan lokal
yang semakin terdegradasi akibat kemajuan zaman. Studi etnobotani dapat
memberi kontribusi yang besar dalam proses pengenalan sumber daya alam hayati
yang ada di suatu wilayah melalui kegiatan pengumpulan data pengetahuan lokal
masyarakat setempat untuk menunjang upaya pelestarian dan pemanfaatannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membuat suatu artikel yang
berjudul “Kajian Etnobotani Sebagai Tanaman Obat“.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana jenis-jenis tanaman yang bermanfaat sebagai obat?
2. Bagaimana cara masyarakat memanfaatkan tanaman obat?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang bermanfaat sebagai obat
2. Untuk mengetahui cara masyarakat memanfaatkan tanaman obat
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan dalam artikel ini adalah review literatur
tentang kajian etnobotani sebagai tanaman obat
HASIL
Artikel 1
Judul/penulis/tahun Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat
Berdasarkan Pengetahuan Lokal Pada Suku
Jawa Di Desa Sukarejo Kecamatan Langsa
Timur Tahun 2016 (Elfrida dkk, 2017)
Artikel 6
Judul/penulis/tahun Kajian Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Etnis
Masyarakat Di Dusun Aras Napal Kiri Dan
Dusun Aras Napal Kanan Desa Bukit Mas
Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
(Jamilah Nasution dkk, 2016)
Tujuan Untuk mengkaji Etnobotani Tumbuhan Obat
di Desa Bukit Mas Kecamatan Besitang
Kabupaten Langkat.
Metode Metode deskriptif kualitatif dengan teknik
wawancara semi terstruktur.
Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh
bahwa terdapat 42 jenis tumbuhan dari 27
famili yang bermanfaat sebagai obat di di
Dusun Aras Napal Kiri dan Dusun Aras Napal
Kanan Desa Bukit Mas Kabupaten. Tumbuhan
yang dimanfaatkan bagian daunnya ada 22
jenis (47,83%), bagian rimpang ada 8 jenis
(17,39%), bagian buah dan getah masing-
masing 4 jenis (8,70%), bagian biji ada 3 jenis
(6,52%), bagian batang dan akar masing-
masing 2 jenis (4,35%), dan bagian bunga
hanya 1 jenis tumbuhan (2,17%). Etnis yang
paling banyak memanfaatkan tumbuhan obat
adalah Etnis jawa yang memanfaatkan 34
jenis tumbuhan obat, Etnis Karo
memanfaatkan 20 jenis tumbuhan obat, dan
Etnis batak memanfaatkan 19 jenis tumbuhan
obat. Khasiat tumbuhan obat di kelompokkan
menjadi 4 kelompok yaitu pengobatan
(61,90%), kesehatan (30,95%), kecantikan
(4,70%), dan perawatan (2,38%).
Artikel 7
Judul/penulis/tahun Kajian Etnobotani Melalui Pemanfaatan
Tanaman Obat Di Desa Rema Kecamatan
Bukit Tusam Kabupaten Aceh Tenggara
(Safryadi dkk, 2017)
Tujuan Untuk mengetahui jenis tanaman obat serta
cara pemanfaatannya dalam penyembuhan
suatu penyakit berdasarkan kebiasaan
masyarakat di Desa Rema Kecamatan Bukit
Tusam Kabupaten Aceh Tenggara.
Metode Metode kualitatif, dengan teknik pengambilan
data melalui observasi, wawancara dan
dokumentasi
Hasil Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat
41 jenis tanaman, yaitu: sirih; melati putih;
cocor bebek; jambu biji; sukun; manggis;
bawang merah; pisang batu; jahe; alang-alang;
kunyit; lengkuas; kencur; jarak; papaya; pacar
cina; gandarusa; rimbang; pinang; pandan
duri; ubi kayu; sirsak; katuk; cabe rawit; jeruk
nipis; jeruk purut; sawo; serai; jagung;
alpukat; kemiri; kumis kucing; nangka;
kemangi; benalu; belimbing wuluh; mahkota
dewa; kelor; mengkudu; keladi dan terong. 41
jenis tanaman berkhasiat obat; 2) bagian
tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat
meliputi: bagian akar, batang, daun, bunga,
buah, biji, umbi dan rimpang; dan 3)
pemanfaatan tanaman obat oleh masyarakat
Desa Rema Kecamatan Bukit Tusam
Kabupaten Aceh Tenggara, adalah sebagai
alternatif pengobatan keluarga secara herbal
dan tradisional.
Artikel 8
Judul/penulis/tahun Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Di
Kecamatan Rambah Samo Kabupaten Rokan
Hulu (Suci Safitri dkk, 2015)
Tujuan Untuk mengetahui spesies tumbuhan yang
dimanfaatkan sebagai obat tradisional, bagian
yang digunakan serta khasiat tumbuhan
tersebut oleh masyarakat Kecamatan Rambah
Samo.
Metode Metode deskriftif kualitatif dengan teknik
survei dan wawancara.
Hasil Hasil penelitian didapatkan 21 famili dari 38
spesies tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai
bahan obat tradisional. Bagian yang
digunakan berupa daun, rimpang, akar,
seluruh bagian tanaman, batang, buah, bunga
dan getah. Cara penggunaan adalah dengan
perebusan, ditetes dan dilalap. Penyakit yang
paling sering diobati adalah diabetes dan
batuk.
Artikel 9
Judul/penulis/tahun Etnobotani Tumbuhan Obat Masyarakat Desa
Lapandewa Kaindea Kecamatan Lapandewa
Kabupaten Buton Selatan (Nur Hasanah dkk,
2016)
Tujuan Untuk mengetahui etnobotani tumbuhan obat
dan bentuk kearifan lokal masyarakat desa
Lapandewa Kaindea Kecamatan Lapandewa
Kabupaten Buton Selatan.
Metode Metode survei eksploratif.
Hasil Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat
53 jenis, 31 suku, 22 bangsa dan 2 kelas.
Tumbuhan obat yang dominan digunakan oleh
masyarakat yaitu jambu batu (Psidium
guajava Linn.). Sebagian besar jenis
tumbuhan obat merupakan tumbuhan yang
tumbuh di pekarangan dengan persentase 36
%. Famili yang paling dominan ditemukan
berasal dari famili Euphorbiaceae dengan
jumlah 5 jenis. Habitus tumbuhan obat
didominasi oleh herba dengan persentase 42
%. Daun merupakan bagian yang lebih banyak
digunakan pada tumbuhan obat. Tumbuhan
obat digunakan untuk mengobati berbagai
macam penyakit terutama kelompok penyakit
saluran pencernaan. Sebagian besar tumbuhan
obat lebih banyak diolah dengan cara direbus
dan ditumbuk.
Artikel 10
Judul/penulis/tahun Studi Etnobotani Tanaman Obat Keluarga Di
Desa Bawolowalani Kecamatan Telukdalam
Kabupaten Nias Selatan (Murnihati Sarumaha,
2019)
Tujuan 1. Untuk mendeskripsikan manfaat Tanaman
Obat Keluarga sebagai salah satu tradisi
pengobatan masyarakat di Desa Bawolowala
2. Untuk mendeskripsikan cara meracik
Tanaman Obat Keluarga untuk
menyembuhkan berbagai jenis penyakit di
Desa Bawolowalani.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tanaman yang
dimanfaatkan sebagai Tanaman Obat
Keluarga di Desa Bawolowalani.
Metode Metode kualitatif dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, wawancara
terstruktur, dan dokumentasi.
Hasil 16 jenis tanaman obat keluarga yang
dimanfaatkan masyarakat desa Bawolowalani,
yaitu andong (Cordyline fruticosa), bandotan
(Ageratum conyzoides), daun ungu
(Graptophyllum pictum), gandarusa (Justica
gendarussa), jarak (Jatropa curcas L.), jambu
biji (Psidium guajava L.), jeruk nipis (Citrus
aurantifolia), kembang sepatu (Hibiscus
rosasinensis), kelapa (Cocos nucifera L.),
kunyit (Curcuma domestica val), lempuyang
(Zingiber aromaticum), pinang (Areca
catechu L), pisang kepok (Musa acuminata),
pepaya (Carica papaya L.), sirsak (annona
muricata L.), sosor bebek (Kalanchoe pinnata
(Lam.) per.). meracik tanaman obat beragam
mulai dari proses peracikan tanaman obat
yang diperas, ditumbuk, dibakar, direbus
hingga yang langsung dikonsumsi.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis 10 artikel dengan menggunakan berbagai metode
pengumpulan data salah satunya yaitu deskriptif kualitatif, dengan teknik
pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi menunjukan
bahwa banyak sekali tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai obat. Pada masing-
masing artikel memiliki khas daerah, jenis tanaman cukup beragam dan suku
masyarakat yang berbeda-beda walaupun ada beberapa tanaman yang sama
jenisnya diantaranya sirih, jahe, kunyit, dan jeruk nipis. Dalam artikel tersebut
kebanyakan masyarakat memanfaatkan tanaman sebagai bahan obat tradisional
dan ada juga sebagai pengobatan secara herbal, selain itu pada suku batak
tanaman dimanfaatkan untuk kesehatan, kecantikan dan perawatan. Tidak hanya
itu tumbuhan liar juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional, Adanya penggunaan
tumbuhan liar sebagai ramuan obat telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat.
Tumbuhan obat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit
diantaranya sebagai obat luka, batuk, sakit mata, gatal-gatal, demam, sakit kepala,
nyeri haid, diare, kencing manis, kencing batu, usus bantu, bisul, sariawan dan
anemia. Sementara itu jika dilihat dari cara pengolahan masyarakat dalam
memanfaatkan tanaman obat pada masing-masing artikel sebagian besar hanya
direbus. Selain itu ditumbuk, diperas untuk diambil sarinya, dibakar dan ada yang
dioles pada bagian yang sakit. Pengelolahan tumbuhan obat yang mereka peroleh
dari lingkungan sekitar dimiliki dari warisan pengetahuan dan dikembangkan
terus menerus secara turun temurun. Pemanfaatan bagian-bagian tanaman yang
digunakan oleh masyarakat adalah daun, bunga, batang, getah, akar, biji, umbi,
rimpang, dan buah. Bagian yang paling banyak digunakan oleh masyarakat adalah
daun. Daun merupakan organ tumbuhan yang paling banyak digunakan yakni
45%. Hal ini dimungkinkan daun merupakan organ yang pertumbuhannya lebih
cepat dibandingkan dengan organ yang lain sehingga keberadaannya tidak
bergantung pada musim. Daun merupakan organ fotosintetik utama bagi tanaman
yang secara langsung terlibat didalam proses penangkapan cahaya dan perubahan
energi cahata menjadi energi kimia melalui proses yang disebut fotosintesis
(Kisman et al., 2007). Walaupun demikian terdapat beberapa jenis tanaman yang
seluruh bagiannya digunakan sebagai obat tradisional. Pemanfaatan sumber daya
tumbuhan oleh masyarakat bersumber dari pengetahuan dan kearifan lokal yang
mereka miliki. Hal ini merupakan potensi yang perlu digali agar pengelolaan
tumbuhan obat secara tradisional tidak punah dan dapat diolah menjadi produk
pangan herbal yang bermanfaat bagi masyarakat. Pendekatan masyarakat lokal
terhadap manajemen pemanfaatan ekosistem alam merupakan model jangka
panjang dalam menopang kebutuhan hidup manusia (Redford dan Padoch, 1992
dalam Swanson, 1995). Selain itu, manajemen sumber daya alam tradisional
mampu mempertegas hubungan antara sistem konservasi dengan pemanfaatan
keanekaragaman hayati (Alcorn, 1994 dalam Swanson, 1995). Implifikasi
mengenai kajian etnobotani sebagai tanaman obat memiliki kontribusi yang sangat
penting bagi masyarakat walaupun hanya dengan menggunakan teknik tradisional
yang dilakukan secara turun temurun akan tetapi hal tersebut dapat membantu
masyarakat dalam mengobati berbagai penyakit dan tidak bergantung pada obat-
obatan yang mengandung bahan kimia. selain itu kajian etnobotani sebagai
tanaman obat agar kiranya bisa menambah pengetahuan masyarakat dalam upaya
melestarikan tanaman obat dan mengembangkan pemanfaatan tanaman obat
dengan teknik yang modernisasi tetapi tidak menghilangkan khasiat dari tanaman
obat tersebut.
KESIMPULAN
REFERENSI